PENDAHULUAN
Mata bukanlah suatu organ vital bagi manusia, tanpa mata manusia
masihdapat hidup, namun keberadaan mata sangatlah penting. Mata adalah
jendela kehidupan, tanpa mata manusia tidak dapat melihat apa yang ada di
sekelilingnya.Oleh karena itu pemeliharaan mata sangatlah penting.
Salah satu penyakit mata yang dapat membahayakan serta dapa
tmengakibatkan seseorang kehilangan penglihatannya adalah selulitis orbita.
A. ANATOMI
Anatomi Palpebra
Kelopak mata atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata,
sertamengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di
depan kornea.Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk
melindungi bola mataterhadap trauma, paparan sinar, dan pengeringan bola
mata.
Vaskularisasi Orbita
Arteri utama : Arteri Oftalmika yang bercabang menjadi :
1.Arteri retina sentralismemperdarahi nervus optikus
2.Arteri lakrimalismemperdarahi glandula lakrimalis dan kelopak mataatas
3.Cabang-cabang muskularis berbagai otot orbita
4. Arteri siliaris posterior brevis memperdarahi koroid dan bagian-
bagiannervus optikus
5.Arteri siliaris posterior longa memperdarahi korpus siliare
6.Arteri siliaris anterior memperdarahi sklera, episklera,limbus,konjungtiva
7.Arteri palpebralis media ke kedua kelopak mata
8.Arteri supraorbitais
9.Arteri supratrokhlearis
Konjungtiva :
Membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus
permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan
anterior sklera(konjungtiva bulbaris). Konjungtiva bersambungan dengan
kulit pada tepi kelopak (persambungan mukokutan) dan dengan epitel
kornea di limbus
Uvea
Uvea terdiri dari iris, korpus siliare, dan koroid.
1.Iris : perpanjangan korpus siliare ke anterior.
Iris terletak bersambungan dengan permukaan anterior lensa, yang
memisahkan kamera anterior dari kamera posterior, yang masing-masing
berisi humor aquaeus. Iris mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke
dalammata.
2.Korpus siliaris: secara kasar berbentuk segitiga pada potonganmelintang,
membentang ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal iris ( + 6 mm ).
Muskulus siliaris tersusun dari gabungan serat longitudinal,sirkuler,
dan radial. Fungsi serat-serat sirkuler adalah untuk mengerutkan dan
relaksasi serat-serat zonula. Otot ini mengubah tegangan pada kapsul lensa,
sehinga lensa dapat mempunyai berbagai fokus baik untuk objek berjarak
dekat maupun yang berjarak jauhdalam lapangan pandang.
3.Koroid: segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera.
Koroid tersusun dari tiga lapisan pembuluh darah koroid; besar,sedang,
dan kecil. Semakin dalam pembuluh terletak di dalam koroid,semakin lebar
lumennya. Bagian dalam pembuluh darah koroid dikenal sebagai
khoriokapilaris.
Lensa :
Suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna dan hampir transparan
sempurna.
Di belakang iris, lensa digantung oleh zonula, yang
menghubungkannya dengan korpus siliare. Di sebelah anterior lensa
terdapat humor aquaeus;di sebelah posteriornya, vitreus. Lensa ditahan di
tempatnya oleh ligamentum yang dikenalsebagai zonula (zonula Zinnii),
yang tersusun dari banyak fibril dari permukaan korpus siliare dan menyisip
ke dalam ekuator lensa.
Humor Aquaeus
Humor Aquaeus diproduksi oleh korpus siliare. Setelah memasuki
kamera posterior, humor aquaeus melalui pupil dan masuk ke kamera
anterior dan kemudian ke perifer menuju ke sudut kamera anterior.
Sudut Kamera Anterior
Sudut kamera anterior terletak pada persambungan kornea perifer dan
akar iris.
Retina
Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semi transparan, dan multil
apis yang melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata.. Di tengah-
tengah retina posterior terdapat makula. Secara klinis makula dapat
didefinisikan sebagai daerah pigmentasi kekuningan yang disebabkan oleh
pigmen luteal (xantofil).
Di tengah makula, di sebelah lateral diskus optikus, terdapat fovea
yangmerupakan suatu cekungan yang memberi pantulan khusus bila dilihat
dengan oftalmoskop. Fovea merupakan zona avaskular di retina pada
angiografi fluoresens.
Vitreus
Vitreus adalah suatu badan gelatin yang jernih dan avaskular yang
membentuk 2/3 dari volume dan berat mata. Vitreus mengisi ruangan yang
dibatasi oleh lensa,retina, dan diskus optikus
B. Selulitis Orbita
Definisi
Adalah peradangan supuratif jaringan ikat jarang intraorbita di
belakangseptum orbita. Keadaan ini merupakan infeksi preseptal utama
dari jaringan adneksa dan orbital okular.(emedicine).
a.Haemophilus influenzae
Merupakan bakteri yang bersifat gram negatif dan termasuk keluarga
Pasteuracella. Haemophilus influenzae yang tidak berkapsulbanyak diisolasi
dari cairan serebrospinalis, dan morfologinya sepertiBordetella pertussis
penyebab batuk rejan, namun bakteri yang didapatdari dahak besifat
pleomorfik dan sering berbentuk benang panjang danfilamen
Gambar 4.
Haemophilus influenzae
yang diperoleh dari dahak.
Haemophillus influenzae dapat tumbuh dengan media heme oleh
karena media ini merupakan media kompleks dan mengandung
banyak prekursor-prekursor pertumbuhan khususnya faktor X (hemin) dan
faktorV ( NAD dan NADP ). Di laboratorium di tanam dalam agar darah
cokelatyang sebelumnya media tanam tersebut dipanaskan dalam suhu 80o
Cuntuk melepaskan faktor pertumbuhan tersebut. Bakteri dapat
tumbuhdengan baik pada suhu 35 oC- 38oC dengan PH optimal sebesar
7,6.Bakteri ini dapat tumbuh pada kondisi aerobik ( sedikit CO2). Bakteri
inisekarang sudah jarang untuk menyebabkan selulitis akibat banyaknya
tipevaksinasi untuk strain ini.
b.Staphylococcus aureus
Merupakan bakteri gram positif yang berkelompok seperti anggurdan
merupakan bakteri normal yang ada di kulit manusia terutama hidungdan
kulit. S aureus dapat menyebabkan berbagai penyakit kulit ringankhususnya
selulitis, impetigo, furunkel, karbunkel dan penyakit kulitlainnya. S aureus ini
sangat bersifat fakultatif anaerobik yang tumbuh olehrespirasi aerobik atau
melalui fermentasi asam laktat. Bakteri ini memilikisifat katalase (+), dan
oksidase (-) dan dapat tumbuh pada suhu antara 15-45 derajat celcius pada
konsentrasi NaCl setinggi 15 persen. Oleh karenabakteri ini memiliki enzim
koagulase yang dapat menyebabkan gumpalan protein yang berbentuk
bekuan, maka bakteri ini memiki sifat patogenyang sangat potensial sekali.
Gambar 5.
Staphylococcus aureus
gram negatif
c.Streptococcus pneumoniae
Merupakan bakteri gram positif yang berbentuk seperti bola yangsecara
khas hidup berpasangan atau rantai pendek. Bagian ujung belakangtisap sel
berbentuk tombak ( runcing tumpul ), tidak membentuk spora,dan tidak
bergerak, namun yang galur ganas memiliki kapsul, bersifatalpha hemolisis
pada agar darah dan akan terlisis oleh garam empedu.Streptococcus
pneumoniae ini merupakan bakteri penghuni normalpada saluran napas
bagian atas manusia yang sering menyebabkansinusitis. Bakteri inilah yang
paling sering menyebabkan selulitis orbitamelalui jalur sinusitis terlebih
dahulu.Kuman ini merupakan yang paling sering menyebabkan selulitispada
anak-anak usia < 3 tahun yang lebih cenderung menyebar
secarabakteremia.
Gambar 6.
Streptococus pneumoniae
d.Streptococcus pyogenes
Merupakan bakteri gram positif yang berbentuk kokus berantai,tidak
bergerak, bersifat katalase negatif, fakultatif anaerobik, serta
sangatmembutuhkan media untuk hidupnya berupa medium yang
mengandungdarah.Streptokokus grup A biasanya memiliki sebuah kapsul
yang terdiridari asam hialuronat dan menunjukkan hemolisis beta pada agar
darah.
Gambar 7.
Streptococcus pyogenes
Epidemiologi
Peningkatan insiden selulitis orbita terjadi di musim dingin, baik
nasionalmaupun internasional, karena peningkatan insiden sinusitis dalam
cuaca. Adapeningkatan frekuensi selulitis orbita pada masyarakat
disebabkan oleh infeksiStaphylococcus aureus yang resisten methicillin dan
beberapa factor lainnya :
a.Mortalitas / Morbiditas.
Sebelum ketersediaan antibiotik, pasien dengan selulitis orbitamemiliki
angka kematian dari 17%, dan 20% dari korban yangselamat buta di mata yang
terkena. Namun, dengan diagnosis yangcepat dan tepat penggunaan antibiotik,
angka ini telah berkurangsecara signifikan; kebutaan terjadi dalam 11%
kasus. Selulitis orbitaakibat S. aureus yang resisten terhadap methicillin
dapatmenyebabkan kebutaan meskipun telah diobati antibiotik.
b.Ras
Selulitis orbita tidak dipengaruhi oleh rasial.
c.Sex
Tidak ada perbedaan frekuensi antara jenis kelamin pada
orangdewasa, kecuali untuk kasus-kasus S. aureus yang resisten
terhadapmethicillin, yang lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-
lakidengan rasio 4:1. Namun, pada anak-anak, selulitis orbita telahdilaporkan
dua kali lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
D.Usia
Selulitis orbita, pada umumnya, lebih sering terjadi pada anak-
anak daripada di dewasa muda. Kisaran usia anak-anak yang dirawat
dirumah sakit dengan selulitis orbita adalah 7-12 tahun.
Gambaran klinis
Gambaran klinis selulitis orbita yaitu:
gejala subjektif berupa demam, nyeri pergerakan bola mata, penurunan
penglihatan .Gejala objektif berupa mata merah, kelopak sangat edema,
proptosis,kemosis, restriksi motilitas bola mata, exophtalmus, peningkatan
tekananintraokular, rinore. Proptosis dan oftalmoplegi adalah tanda kardinal
dariselulitis orbita.
Pemeriksaan Penunjang
Evaluasi pada pemeriksaan penunjang mencakup sebagai berikut :
a.Leukositosis lebih besar dari 15.000
b.Pemeriksaan kultur darah
c.Usap sekret hidung
d.Pap smear untuk Gram stain
e.CT Scan
Pandangan aksial untuk menyingkirkan kemungkinan
pembentukanabses otak dan abses peridural parenkim.Pandangan koronal
sangat membantu dalam menentukan keberadaandan batas dari setiap
abses subperiorbital. Namun, pandangan koronal,yang membutuhkan
hiperfleksi atau hiperekstensi leher, mungkin sulitpada anak-anak tidak
kooperatif dan pada pasien yang akut.
f.MRI
membantu dalam mendefinisikan abses orbita dan dalam
mengevaluasikemungkinan penyakit sinus kavernosa. Dan juga bermanfaat
untuk memutuskan kapan dan dimana melakukan drainase pada abses
orbita
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi pada selulitis orbita adalah
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terhadap selulitis orbita meliputi :
2) Terapi antimikroba
5)Intervensi bedah
a. Vankomisin (Vancocin)
Trisiklik glycopeptide antibiotik untuk pemberian intravena.
Diindikasikanuntuk pengobatan strain staphylococcus methicillin-resistant
(tahan beta-laktam)pasien yang alergi penisilin.
b. Klindamisin (Cleocin)
Menghambat sintesis protein bakteri pada ribosom bakteri tuas,
mengikatdengan preferensi 50S subunit ribosom dan mempengaruhi proses
inisiasi rantaipeptide
c. Sefotaksim (Claforan)
Semisintetik antibiotik spektrum luas untuk penggunaan parenteral.Efektif
terhadap gram positif aerob, seperti Staphylococcus aureus (tidak mencakup
methicillin-resistant strain), termasuk penisilinase dan non-penisilinasestrain,
dan Staphylococcus pyogenes , gram negatif aerob (misalnya, Hinfluenzae),
dan anaerob (misalnya , spesies Bacteroides).
d. Nafcillin (Unipen
Efektif terhadap spektrum gram-positif yang luas, termasuk Staphylococcus,
pneumococci, dan grup A beta-hemolitik streptokokussemisintetik penisilin.
g. Tikarsilin (Ticar)
Penisilin semisintetik suntik yang bakterisida terhadap kedua organismegram
positif dan gram negatif, termasuk H influenzae, Staphylococcus S (non-
penghasil penisilinase), beta-hemolitik streptokokus (kelompok A),
S.pneumoniae, dan organisme anaerob, termasuk Bacteroides dan
Clostridiumspesies.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Salah satu penyakit mata yang dapat membahayakan serta
dapatmengakibatkan seseorang kehilangan penglihatannya adalah selulitis
orbital.(emedicine). Selulitis orbita bakteri adalah infeksi yang mengancam
nyawa dari jaringan lembut di belakang septum orbital. Hal ini dapat terjadi
pada segala usiatetapi lebih sering terjadi pada anak-anak, organisme
penyebab yang paling umumadalah Streptococcus Pneumonia,
Staphylococcus Aureus, Staphylococcuspyogenes dan Haemophilus
influenza.
Peningkatan insiden selulitis orbita terjadi di musim dingin, baik
nasionalmaupun internasional, karena peningkatan insiden sinusitis dalam
kondisi cuaca.Ada peningkatan frekuensi selulitis orbita pada masyarakat
disebabkan olehinfeksi Staphylococcus aureus yang resisten methicillin.
Penegakan diagnosis selulitis orbita dengan gejala klinis yaitu gejalasubjektif
berupa demam, nyeri pergerakan bola mata, penurunan penglihatan .Gejala
objektif berupa mata merah, kelopak sangat edema, proptosis,
kemosis,restriksi motilitas bola mata, exophtalmus, peningkatan tekanan
intraokular,rinore. Proptosis dan oftalmoplegi adalah tanda cardinal dari
selulitis orbita.
Penatalaksanaan pada selulitis orbita adalah rawat inap rumah sakit,
terapiantimikroba, dekongestan hidung dan vasokonstriktor, pemantauan
fungsi saraf optic, dan intervensi bedah.
B. SARAN
Pada pasien selulitis orbita sebaiknya segera mungkin diberikan
terapiantibiotik untuk mencegah perkembangan kuman dan penyulit atau
komplikasi.Jika komplikasi sudah terjadi maka harus segera dilakukan
intervensi bedah agartidak terjadi thrombosis vena kevernosus yang dapat
mengancam jiwa.
DAFTAR PUSTAKA