Bab I PDF
Bab I PDF
LAPORAN KASUS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Praktik Klinik Kebidanan II
DISUSUN OLEH :
CHINTIA ANGGRAENI
P3 . 73 . 24 . 1 . 14 . 049
DAFTAR ISI
LAMPIRAN - LAMPIRAN
4
GAMBARAN KASUS
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri, menentukan jumlah anak
dalam keluarga.
Salah satu program untuk menurunkan angka kematian ibu dan menekan
sumber daya manusia yang optimal, dengan ciri semakin meningkatnya peran
KB.
6
(MKJP) seperti IUD (Intra Uterine Device), implant (susuk) dan sterilisasi.
IUD merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi non hormonal dan termasuk
pemasangan untuk jangka waktu yang lama dengan biaya yang relatif murah,
(13,2%), AKDR (4,9%), MOW (3%), kondom (1,3%), dan MOP (0,2%).
(BPS,2009)
angka kesakitan Ibu. Pada hasil expert meeting tahun 2009 dikatakan bahwa
penggunaan IUD post placenta dan post abortus perlu terus digalakkan
tentang KB IUD, ibu hanya mengetahui tiga jenis kontrasepsi yaitu suntik,
pil, implan, dan cara penggunannya sehingga ibu masih bingung dalam
memilih alat kontrasepsi yang cocok untuk dirinya, sedangkan pada riwayat
KB yang lalu ibu menggunakan alat kontrasepsi suntik dengan alasan ibu
takut untuk memasang kb iud, sedangkan ibu sudah ingin mempunyai anak
keempat, sehingga ibu harus sudah berkomitmen untuk ber KB, sehingga
yang sudah ada antara bidan dengan klien, membantu klien dalam
(Pinem, 2009).
8
untuk ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir yang tepat dan sesuai
menekan angka morbilitas dan mortalitas ibu dan anak sampai batas yang
tidak dapat diturunkan lagi. Salah satu caranya adalah dengan melakukan
RUMUSAN MASALAH
serta sesuai dengan standar. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis akan
Amd. Keb .
TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
dimulai tanngal :
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian kehamilan
usia kehamilan 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari), dihitung
a. Uterus
pertumbuhan janin.
seluruhnya.
b. Vagina
c. Payudara
somatomamotropin.
14
kelahiran bayi.
body image.
kondisinya.
terhadap persalinan.
persalinan.
4. Evidence Based
15
ilmiah dan eksplisit dari penelitian terbaik saat ini dalam pengambilan
Adapun ante natal care akan efektif bila meliputi hal-hal sebagai
berikut:
berkesinambungan.
memperkirakan komplikasi.
dan lain-lain).
lain).
mungkin.
A. Kebijakan Program
17
preeklamsi.
(Medforth, 2010).
Keterangan :
Berat badan ibu hamil akan mengalami kenaikan sekitar 6,5 kg-
Tabel 1.2
19
Luar
mudah digerkkan
bagian terbesar
panggul
panggul
panggul
20
6)
= 0/5 H IV Diperineum
7)
Table 1.3
9) Tatalaksana kasus
21
sebagai berikut:
akan mengendarainya.
(1) B: (Bidan)
22
(2) A: (Alat)
(3) K: (Keluarga)
(4) S: (Surat)
keputusan klinik.
(5) O: (Obat)
(6) K: (Kendaraan)
23
(7) U: (Uang)
yang diperlukan.
darah ibu.
B. Kebijakan Teknis
a. Perdarahan pervaginam
c. Gangguan pengelihatan
e. Nyeri abdomen(epigastrik)
(Saifuddin;2010)
B. Persalinan
ovulasi sampai partus lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak
lebih dari 300 hari (43 minggu). lahir spontan dengan presentasi
b) Evidence Based
25
pada :
a. Keluarga Berencana.
c. Asuhan Pascakeguguran.
Komplikasi.
mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir. Beberapa
26
diatas:
Atonia Uteri.
2. Laserasi/Episiotomi
3. Retensio plasenta.
4. Partus lama.
Persalinan.
a. Tujuan
kelahiran bayi.
bayi
27
2. Lateral (miring).
4. Merangkak.
5. Menungging.
6. Berjalan-jalan.
7.
sebagai berikut:
rangsang.
sebagai berikut:
dari 3 jam.
membuka.
yaitu :
1) Fase laten
2) Fase aktif
a. Periode akselerasi
c. Periode deselerasi
10 cm atau lengkap.
Tabel 2.1.2
Primigravida Multigravida
30
Berlangsung 6-7
jam
9. DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 x/menit pada dua kali
dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah
buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his,
Mekanisme Persalinan :
1. Turunnya Kepala
2012)
2. Majunya kepala
33
2. Fleksi
( Prawirohardjo, 2010)
4. Ekstensi
yang disebut putaran praksi luar. Putaran praksi luar ini ialah
6. Ekspulsi
nyeri.
oksiput anterior.
dan catat:
2008).
KR, 2008)
(JNPK-KR, 2008)
berakhir setelah dua jam kemudian. Periode ini saat paling kritis
15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua
setelah persalinan. Jika kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus
bawah pusat.
dilakukan.
a. Demam.
b. Perdarahan aktif.
39
e. Pusing.
C. Bayi
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (24 hari)
sesudah kelahiran bayi adalah anak yang belum lama lahir, bayi baru lahir
adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu 42 minggu dan berat
badan lahir 2.500 4000 gram. Bayi adalah individu baru yang lahir
didunia, dalam keadaannya yang terbatas, maka individu baru baru ini
sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain. Bayi baru lahir adalah
Janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mempu hidup diluar
kandungan.
b. Evidence Based
Balita
5. Rawat Gabung
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan
Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah atau
(Prawirohardjo, 2006)
Neonatus
(28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir)
sampai dengan usia 28 hari. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari.
Neonatus lanjut adalah bayi berusia 8-28 hari. (Wafi Nur Muslihatun,
2010).
Bayi
neonatal dini, yaitu usia 0 7 hari 2). Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8
Balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang
D. Nifas
g. Pengertian nifas
(Prawirohardjo, 2010).
d) Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati atau masalah
penglihatan.
f) Demam, muntah, rasa sakit pada waktu buang air kecil atau
sakit.
A. KB
PENGERTIAN AKDR
dalam rahim yang sangat efektif, reversible dan berjangka panjang, dan
dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif sebagai suatu usaha
A. Jenis
Multiload Copper 375, dan IUD dengan levonorgestrel. IUD jenis Copper
karena selain karakteristiknya yang baik, harga IUD jenis ini juga lebih
B. Cara Kerja
C. Efektivitas
380A. Kejadian hamil yang tidak diinginkan pada pasca insersi IUD post
plasenta sebanyak 2.0 - 2.8 per 100 akseptor pada 24 bulan setelah
(BKKBN, 2010).
D. Keuntungan
kesehatan
menstruasi
E. Kerugian
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
Kunjungan Pertama
(Kunjungan Rumah)
IDENTITAS
Klien Suami
DATA SUBJEKTIF
Alasan Datang
Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan, ibu mengatakan ini kunjungan ulang.
Riwayat Haid
48
HPHT tanggal 29 Febuari 2016, lamanya 6 hari, banyaknya 2-3 kali ganti
pembalut per hari. Haid sebelumnya tanggal 3 Maret 2016, lamanya 7 hari, siklus
Anak I : Lahir tahun 2000, lahir cukup bulan, spontan, ditolong oleh bidan,
Anak II : Lahir tahun 2008, lahir cukup bulan, spontan, ditolong oleh bidan,
Anak III : Lahir tahun 2010, lahir cukup bulan, spontan, ditolong oleh bidan,
Pola nutrisi : Makan teratur 3x sehari, dengan menu nasi, lauk,. Sayur
Istirahat siang: -
Riwayat Psikososial
suami.
DJF
UK TD BB TFU Bag.
No. Tanggal Keluhan Ibu OED Pu.
(Mgg) (MmHg) (Kg) (cm) Terendah
Maks
(+)
1. 23/05/16 12 T.A.K 120/80 67 -/- (-)
Ballottement
(+)
3 jari
2. 27/06/16 17 T.A.K 100/70 66 -/- 130x/m
Di bawah pusat
Puka
(+)
137 x/m
3. 30/08/16 26 T.A.K. 110/80 68 -/- 21 Kepala
Puka
bawah
(+)
142 x/m
4. 16/11/16 37 T.A.K 110/80 75 -/- 30 Kepala
Puka
bawah
DATA OBJEKTIF
51
Pemeriksaan Umum
Pemberiksaan Fisik
Kepala : Wajah tidak oedema dan tidak ada kloasma, conjungtiva tidak
bening
abnormal.
Leopold:
TFU : 30 cm
melenting (bokong)
Leopold II : Pada sisi kanan teraba bagian janin keras, panjang seperti
(kepala)
Inspeksi Vulva : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada kondiloma,
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
USG:
Ibu mengatakan sudah pernah USG ulang pada tanggal 28 November 2016,
keadaan bayinya normal, kepala sudah masuk panggul ibu, ketuban cukup, jenis
53
kelamin perempuan, dan dinyatakan haid terakhir dengan USG taksiran partus
ANALISA
Diagnosa Kebidanan
PENATALAKSANAAN
1. Melakukan inform consent kepada ibu dan suami bahwa ibu akan menjadi
telah dilakukan.
3. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini kondisi ibu dalam
6. Menganjurkan ibu untuk menjaga pola personal hygiene yang baik dan
ibu mengerti.
Kunjungan Kedua
(Kunjungan Bidan)
DATA SUBJEKTIF
Alasan Datang
- Ibu mengatakan keadaannya saat ini baik dan tidak ada keluhan yang
dirasakan.
DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum
Pemberiksaan Fisik
Leopold:
TFU : 30 cm
56
melenting (bokong)
Leopold II : Pada sisi kanan teraba bagian janin keras, panjang seperti
Leopold III :Teraba bagian terendah janin bulat, keras, tidak melenting
(kepala)
ANALISA
Diagnosa Kebidanan
PENATALAKSANAAN
dilakukan.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini kondisi ibu dalam
makan-makanan yang bergizi sepeerti ikan, sayur, nasi, buah, susu, ibu
obat.
november 2016 atau jika ibu ada keluhan, ibu sudah mengeti tentang
kunjungan ulang.
58
Kunjungan Ketiga
(Kunjungan Rumah)
DATA SUBJEKTIF
Alasan Datang
DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum
Pemberiksaan Fisik
Leopold:
TFU : 30 cm
melenting (bokong)
59
Leopold II : Pada sisi kanan teraba bagian janin keras, panjang seperti
(kepala)
ANALISA
Diagnosa Kebidanan
PENATALAKSANAAN
dilakukan.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini kondisi ibu dalam
kabur, sakit kepala yang hebat, bengkak pada wajah, kaki, tangan,
darah bercampur lendir, dan mulas yang semakin sering dan teratur, ibu
keuntungan IUD, efek samping IUD dan memastikan ibu sudah matang
makan-makanan yang bergizi sepeerti ikan, sayur, nasi, buah, susu, ibu
8. Memberitahu ibu tentang keluhan saat ini bahwa ibu sering buang air
kecil, dikarenakan usia kehamilan besar sering BAK karena ada tekanan
pada kandung kemih ibu yang tertekan oleh penurunan kepala janin, ibu
2x/hari, mandi 2x/hari, mengganti pakaian dalam 2x/hari, cebok dari arah
61
10. Memberikan ibu terapi obat tablet Etabion sebanyak XV (1x1), kalk
obat.
desember 2016 atau jika ibu ada keluhan, ibu sudah mengeti tentang
kunjungan ulang.
62
Kunjungan Keempat
(Kunjungan Rumah)
DATA SUBJEKTIF
Alasan Datang
- Ibu mengatakan terasa nyeri pada perut bagian bawah dan punggungnya
terasa panas.
DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum
Pemberiksaan Fisik
Leopold:
TFU : 30 cm
melenting (bokong)
63
Leopold II : Pada sisi kanan teraba bagian janin keras, panjang seperti
(kepala)
ANALISA
Diagnosa Kebidanan
PENATALAKSANAAN
dilakukan.
trimester III, pendarahan pervaginam, ketuban pecah dini, nyeri ulu hati,
penglihatan kabur, sakit kepala yang hebat, bengkak pada wajah, kaki,
64
keluarnya air-air, darah bercampur lendir, dan mulas yang semakin sering
makan-makanan yang bergizi sepeerti ikan, sayur, nasi, buah, susu, ibu
2x/hari, mandi 2x/hari, mengganti pakaian dalam 2x/hari, cebok dari arah
obat.
desember 2016 atau jika ibu ada keluhan, ibu sudah mengeti tentang
kunjungan ulang.
65
KALA I
Data Subjektif
Ibu datang ke Bidan pada pukul 06.00 WIB. mules-mules 2 -3 kali lamanya 30
detik, kekuatan sedang sejak pukul 01.00 WIB dan sudah keluar lendir darah,
Data Objektif
bulat, lunak, tidak melenting (bokong). Leopold II sebelah kanan perut ibu
teraba teraba bagian keras dan panjang seperti papan (punggung) dan sebelah
kanan perut ibu bagian-bagian kecil janin (ekstremitas). Leopold III bagian
6. Pemeriksaan Dalam: Vulva & vagina tidak oedema, tidak ada kelainan,
Analisa
Penatalaksanaan
dan janin saat ini dalam keadaan baik dan ibu sudah pembukaan 4 cm Ibu
2. Menjelaskan kepada ibu atau keluarga untuk mengisi informed consent atau
menarik nafas panjang dari hidung saat ada his, dan menghabiskannya secara
5. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi. Ibu
6. Menganjurkan ibu agar tidak menahan BAK karena dapat mengganggu proses
7. Menyarankan ibu untuk tidur miring kiri agar suplai oksigen dari ibu ke janin
8. Menyiapkan partus set, hecting set, alat resusitasi, pakaian bayi dan ibu serta
9. Memantau his dan nadi ibu serta djj janin setiap 30 menit sekali melalui
kepala 4 jam kemudian menggunakan partograf pada pukul 09.00 WIB atau
KALA II
Data Subjektif
Ibu mengatakan mulesnya semakin kuat dan sering, ibu mengatakan seperti ingin
BAB, ada keinginan untuk meneran serta keluar lendir darah dan keluar air-air
Data Objektif
2. DJJ (+) 138 x/menit teratur, punctum maximum ada di satu tempat
kekuatan : kuat.
3. Pemeriksaan dalam, vulva vagina tidak ada kelainan dan tidak ada odema,
portio tidak teraba, lengkap 10 cm, ketuban (-), warna ketuban jernih
dan tidak berbau jam 09.00, presentasi kepala, penurunan terendah H IV,
posisi UUK kiri depan, tidak ada molase. Pengeluaran pervaginam darah
dan lendir.
69
Analisa
Penatalaksanaan
umum ibu baik, pembukaan 10 cm, ibu dan keluarga mengerti atas penjelasan
keluarga.
6. Memberitahukan ibu bahwa ibu sudah boleh meneran, ibu mengerti dan mau
melakukannya.
7. Memimpin ibu meneran saat ada his, memuji bila meneran dengan baik dan
bila tidak ada his beri ibu minum untuk mencegah dehidrasi dan penambah
8. Bayi lahir spontan pukul 09.30 WIB, bayi segera menangis, warna kulit
cm, Lingkar kepala 33 cm, Lingkar dada 32 cm, tidak ada kecacatan fisik.
9. Klem tali pusat dengan jarak 3 cm dari pusar bayi dan klem berikutnya dengan
jarak 5 cm dari pusar bayi. Potong tali pusat diantara dua klem. Lalu ikat tali
70
pusat yang berhubungan dengan pusar bayi dengan tali pusat dengan kuat dan
erat.
10. Mengeringkan badan bayi dan menggantikan kain yang besih. Bayi sudah
dikeringkan.
11. Memfasilitasi ibu untuk melakukan IMD. Meletakan bayi tengkurap diatas
dada ibu, meletakan kepala bayi diantara kedua payudara ibu. IMD sudah
dilakukan.
71
KALA III
Data Subjektif
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas, lemas dan merasa senang atas
kelahiran bayinya
Data Objektif
2. TTV : TD: 120/80 mmHg.. Tinggi Fundus Uteri (TFU) 2 jari dibawah
Analisa
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa bayi sudah lahir, dan sekarang plasenta akan
keras
73
KALA IV
Data Subjektif
Ibu mengatakan lelah, masih terasa mulas dan ibu mengatakan merasa lega.
Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional stabil. TTV:
uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong, perdarahan
Analisa
Penatalaksanaan
2. Mengosongkan kandung kemih. Ibu diberikan pispot, urine keluar 100 cc.
3. Membersihkan ibu, memakaikan pembalut dan pakaian ibu. Ibu sudah rapi
4. Menganjurkan keluarga untuk memberikan makan dan minum kepada ibu. Ibu
perdarahan setiap 15 menit sekali pada jam pertama dan 30 menit sekali pada
jam kedua. Hasil observasi dalam batas normal dan tercatat dalam partograf
74
6. Menganjurkan ibu untuk masase dan mengajarkan cara masase yaitu memutar
uterus searah jarum jam dan apabila teraba keras berarti kontraksi ibu baik.
7. Konseling tentang ASI eksklusif. Ibu mengerti dan segera menyusui bayinya
8. Memenuhi nutrisi dan hidrasi ibu. Ibu makan roti dan minum air mineral
10. Memberitahu Ibu tanda bahaya kala IV, seperti konsistensi uterus yang
lembek, perdarahan yang teramat banyak atau Ibu mengeluh lemas atau
pusing yang hebat, dan jika ibu mengalami hal tersebut segera beritahu
11. Memeriksa kelengkapan plasenta: Selaput amnion dan korion utuh, kotiledon
lengkap 20 buah, diameter 20 cm, tebal 2,5 cm, panjang tali pusat 50 cm,
13. Memberitahu ibu bahwa ibu tidak ada robekan pada jalan lahir. Ibu mengerti
14. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi ringan (miring kiri, miring kanan, duduk).
tablet 2x1 60 mg/dosis, Vitamin C 3x1 hari (15 tablet) 50 mg/dosis. Ibu
16. Setelah 2 jam pasca melahirkan dan kondisi ibu tidak ada komplikasi
pindahkan ibu ke ruang rawat inap. Ibu dan bayi dipindahkan di ruang rawat
17. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan daerah genetalia. Ibu mengerti
Data Subjektif
DataObjektif
bergerak aktif.
Lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 32 cm, lingkar perut 31 cm, Lila
12 cm.
5. Pemeriksaan fisik
simetris.
terdapat serumen.
dan labiopalatoskizis.
Refleks
a. Labirin : Positif.
b. Glabela :Positif.
d. Grasping : Positif.
e. Morro : Positif.
f. Rooting : Positif.
g. Sucking : Positif.
h. Swallowing : Positif.
i. Babinski : Positif.
78
Eliminasi
a. BAB : (+)
b. BAK : (+)
Analisa
Penatalaksanaan
otot kiri bayi untuk mencegah perdarahan. Salep mata dan vitamin K
sudah diberikan.
kering dan bersih dengan kassa steril tanpa diberi betadine atau yang
sarung tangan, sarung kaki, bedong dan topi bayi. Bayi telah
1/3 paha kanan bayi 1 jam setelah penyuntikkan vitamin K. HB0 sudah
diberikan.
80
Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan kuat dan bayi dapat menghisap
dengan baik, gerakan bayi juga aktif. Ibu mengatakan bayinya sudah BAB
dan BAK.
Data Objektif
36,7C.
tali pusat kencang tidak ada kelonggaran, tidak ada tanda tanda
4. BAB/BAK +/+.
Analisa
Penatalaksanaan
baik dan normal. Ibu mengerti dan senang dengan hasil pemeriksaan.
agar bayi mendapat asupan nutrisi yang cukup dan dapat tumbuh
pada bayi dan bila ada salah satu tanda tersebut ibu segera
menurun, demam pada bayi hingga kejang, mata atau ekstremitas bayi
tanda bahaya pada bayi baru lahir dan bersedia memanggil atau
bayi hipotermi, dan memberitahu kepada ibu cara merawat tali pusat,
yaitu mengganti kassa tali pusat setiap kali kassa yang membungkus
tali pusat teraba basah. Serta tidak memberikan bumbu ataupun koin
82
pusat.
Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya nyusu sangat kuat dan banyak, tali pusat bayi
sudah puput
Data Objektif
3.300 gram, Panjang Badan : 50 Cm, tidak ada tanda-tanda infeksi pada
lubang umbilikal, bayi tidak ikterik, BAB (+), BAK (+), kembung (-)
Analisa
Penatalaksanaan
3.300 gram, Panjang Badan : 50 Cm, tali pusat sudah puput 2 hari
yang lalu, bayi tidak ikterik, BAB (+), BAK (+), kembung (-), Ibu
pada jam 06.30 s/d 08.00 WIB, ibu sudah mengerti untuk menjemur
apapun seperti kopi, koin atau sebagainya, jika lubang umbilikal kotor
pertama yaitu HB0 di anterolateral di 1.3 paha kanan atas bagian luar
mengganti pakaian bayi jika bayi BAB atau BAK segera mungkin
desember 2016 atau jika bayi ada keluhan, ibu sudah mengerti tentang
kunjungan ulang.
85
Data Subjektif
Data Objektif
gram, Panjang Badan : 49 Cm, BAB (+), BAK (+), bayi tidak ikterik, bayi
Analisa
Penatalaksanaan
bayi tidak ikterik, BAB (+), BAK (+), kembung (-), tidak ada
sering.
menit pada jam 06.30 s/d 08.00 WIB, ibu sudah mengerti
Eksklusif.
bayinya.
tanggal 16 Januari 2017 atau jika bayi ada keluhan, ibu sudah
SUBJEKTIF
1. Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat sekitar 1 jam sekali dia bangun untuk
meminta menyusu dan bayinya dalam kondisi sehat
2. Ibu mengatakan anaknya sangat aktif gerakannya, sudah mulai menengok
kalau dipanggil namanya, kalau ada barang jatoh suka bangun dan rewel.
3. Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan apapun baik dari BAK maupun
BAB.
4. Ibu tetap rajin menjemur bayinya dipagi hari agar tidak kuning.
OBJEKTIF
ANALISA
PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan pada ibu bahwa kondisi ibu dalam keadaan baik. Ibu mengerti
88
2. Memastikan kenaikan berat badan bayi. Telah dilakukan dan bayi naik 950
gram pada 6 minggunya.
3. Memberikan imunisasi BCG untuk mencegah TB/tuberkulosis (sakit paru-
paru) yang diberikan secara injeksi 0,1 cc dilengan kanan atas pada bayi dan
polio 1 untuk mencegah penyakit polio (lumpuh layuh pada tungkai kaki dan
lengan tangan) yang diberikan oral 2 tetes. Telah dilakukan di bidan heriyah
4. Memberitahu ibu cara memijat bayi.ibu mengerti dan sudah bisa
mempraktekkannya.
5. Mengingatkan ibu untuk sesering mungkin menyusukan bayinya dan
memastikan ibu untuk tetap memberikan ASI secara ekslusif selama 6 bulan
tanpa diberi makanan tambahan apapun. Ibu telah memberikan ASI saja
sampai sekarang dan tidak memberikan makanan lainnya.
6. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga personal hygine bayinya yaitu mandi
2x sehari, dan membersihkan BAB atau BAK dengan bersih.
7. Menganjurkan ibu membawa bayinya kunjungan ulang 1 bulan lagi untuk
imunisasi selanjutnya yaitu DPT 1 dan polio 2. Ibu mengerti dan akan kembali
1 bulan lagi pada tanggal 10 Mei 2017.
89
Data Subjektif
tubuhnya lebih baik. Ibu mengaku darah yang keluar tidak terlalu
banyak dan tidak merasakan pusing. Ibu sudah makan dan minum serta
sudah minum obat. Ibu juga sudah bisa buang air kecil, dan sudah
buang air besar. Ibu juga sudah melakukan mobilisasi seperti miring
pertamanya tanpa ada keluhan, ibu mengatakan belum bisa tidur secara
Data Objektif
susu menonjol. TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik dan keras,
Analisa
Diagnosa Kebidanan
Penatalaksanaan
dalam keadaan baik. Ibu dan keluarga mengerti dan merasa senang.
teknik massase uterus yang benar. Ibu masih ingat dan dapat
BAK.
jam satu kali dengan posisi yang nyaman dan perlekatan yang
vitamin yang telah diberikan, dengan air mineral bukan dengan air
mengonsumsi obat.
Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Ibu mengatakan tali pusat bayi
Data Objektif
susu menonjol. TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi baik dan keras,
basah. Ekstremitas tidak oedeman, tidak ada kaku sendi dan tidak
ada varises.
Analisa
Diagnosa Kebidanan
Penatalaksanaan
senang.
93
yang benar yakni seluruh puting dan aerola payudara ibu masuk
kedalam mulut bayi dan menyusui bayinya lebih sering atau setiap
pada kaki, tangan, dan wajah, nyeri ulu hati, nyeri saat buang air
sakit, ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya pada ibu nifas.
hidrasi dan nutrisi ibu, makan makanan yang bergizi tanpa ada
ikan, telur, air putih, ibu sudah mengerti dan berjanji tidak ada
yang dipantang.
akan meminumnya.
personal hygiene.
21 -12 - 2016. Ibu akan kontrol ulang dan segera datang bila ada
Data Subjektif
Data Objektif
Analisa
Diagnosa Kebidanan
Penatalaksanaan
hubungan baik.
ada, Refleks : (+) Positif, Kemerahan : Tidak ada BAB (+), BAK (+)
yakni seluruh puting dan aerola payudara ibu masuk kedalam mulut
bayi dan menyusui bayinya lebih sering atau setiap 2 jam sekali atau
Eksklusif.
kaki, tangan, dan wajah, nyeri ulu hati, nyeri saat buang air kecil,
dan nutrisi ibu, makan makanan yang bergizi tanpa ada yang harus
putih, ibu mengerti dan berjanji tidak ada makanan yang haris
dipantang.
diberikan oleh bidan yaitu Etabion sebanyak XV tablet (1x1) dan vit.
meminumnya.
lebih lama.
- 01 - 2017. Ibu akan kontrol ulang dan segera datang bila ada
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
ANALISA
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik. Ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan
2. Memastikan tidak adanya tanda-tanda bahaya pada masa nifas. Telah
dilakukan.
3. Mengingatkan ibu untuk menjaga personal hygiene, mandi 2 kali/hari, selalu
menjaga kebersihan genitalia. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
4. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi untuk memulihakan
stamina ibu dan banyak minum air putih karena ibu dalam proses menyusui.
Ibu berjanji akan melakukan hal tersebut.
5. Menganjurkan ibu untuk kembali kontrol KB IUD seminggu lagi ke
puskesmas terdekat. Ibu mengerti.
6. Menganjurkan ibu untuk datang ke puskesmas bila merasakan keluhan yang
mengganggu
100
BAB IV
PEMBAHASAN
Hasil studi kasus Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. Y umur 32 tahun G3P2A0
yang diikuti sejak umur kehamilan 36 minggu sampai 14 hari masa nifas yang
dihubungkan dengan teori maka penulis akan membuat suatu pembahasan asuhan
kebidanan yang telah diberikan dan secara sistematis penulis akan membahas
yaitu dengan mengkaji data subjektif, objektif, analisa data, dan penatalaksanaan.
sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Sarwono, 2010). Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
kehamilannya yang diberikan oleh Bidan dan juga penulis. Informasi yang
persalinan, hal-hal fisiologis yang terjadi selama kehamilan Trimester III, dan
kehamilannya dan janin. Jika terdapat masalah atau komplikasi maka dapat
langsung diketahui dan diatasi sebelum terlambat. Sebelum kehamilan, berat badan
Ny. E adalah 40,5 kg dan saat ini berat badan Ny. Y adalah 51 kg. Ini menandakan
asuhan yang berikan kepada Bidan dan juga penulis mengenai konsumsi menu
seimbang diterapkan dengan baik sehingga IMT Ny. Y yang sebelumnya adalah
18,24 menjadi 22,97, sehingga tubuh Ny. Y dikatakan normal karena IMTnya >20
yang mengacu pada Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK). Selama hamil tekanan
darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg (Depkes, 2001).
Pada pemeriksaan Hb Ny. Y saat usia kehamilan 29 minggu yaitu 11,2 gr/dL dan
dilakukan pemeriksaan Hb kembali pada usia kehamilan 34 minggu yaitu 11,2 gr/dL
. Hal ini menunjukan bahwa Hb Ny. Y rendah dan dapat dikatakan anemia ringan.
Hb normal pada wanita tidak hamil adalah 12,0-16,0 gr/dL, sedangkan untuk wanita
hamil tidak kurang dari 11,0 gr/dL. (Manuaba, 2007). Dengan diketahuinya Hb Ny.
Y yang rendah sebagai bidan dan juga penulis yang mendampingi akan asuhan yang
diberikan, maka Ny. Y dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi dan seimbang
102
serta mengandung zat besi. Makanan yang kaya akan zat besi diantaranya adalah
daging merah, sayuran berdaun hijau, sereal dengan kandungan zat besi yang
karbohidrat dan protein merupakan salah satu sumber kalori dan zat pembangun
yang dibutuhkan selama hamil untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim dan organ kehamilan. Makanan yang mengandung zat besi dapat
meningkatkan jumlah sel darah merah secara alamiah dan makanan mengandung
Selain diberikan informasi mengenai gizi menu seimbang, Ny. Y diberikan terapi
berupa Sulfas Ferosus (SF), Vitamin C dan B1. Selama kehamilan Ny. Y telah
mendapatkan tablet tambah darah dari Klinik Bidan Heriyah Amd . Keb sebanyak 90
tablet selama kehamilannya dengan dosis 1 tablet sehari, hal ini sesuai dengan teori
Kusmiyati (2009 : 169) yang menyatakan bahwa setiap ibu hamil minimal
Prawirohardjo (2002) pada saat hamil aliran darah akan mengalami hemodilusi
yaitu pengenceran darah akibat adanya penambahan sirkulasi darah di dalam tubuh
ibu maka resiko akan terjadinya anemia lebih tinggi dan dapat menyebabkan
untuk penambah darah dikarenakan ibu hamil itu dianjurkan minum SF agar tidak
mengalami anemia pada saat mengandung terlebih lagi saat melahirkan karena
banyaknya darah yang keluar. Pemberian terapi SF 2x1 ini bertujuan untuk produksi
103
darahnya dapat tercukupi antara ibu dan bayinya. Dilakukan pemberian SF terus
menerus dimaksudkan untuk menjaga kondisi ibu agar tetap fit dalam menjalankan
proses persalinan dan juga untuk menjaga kestabilan jumlah sel darah merah agar
Pada saat ibu akan bersalin, Ny. Y G3P2A0 hamil 39 minggu 2 hari datang ke klinik
bidan heriyah Amd. Keb di dampingi oleh suami pada tanggal 03 Desember 2016
pukul 06.00 WIB dengan keluhan mules-mules dan keluar lendir darah sejak pukul
01.00 WIB dan belum keluar air-air. Tanda gejala ini sesuai dengan pendapat Depkes
RI (2008) bahwa persalinan di mulai (inpartu) jika ada tanda dan gejala seperti
penipisan dan pembukaan servik, kontraksi uterus (frekuensi minimal 2 kali dalam
10 menit), cairan lendir campur darah dan terkadang tidak di sertai keluarnya air
ketuban.
persalinan aterm dengan umur kehamilan 39 minggu 2 hari, umur kehamilan ini
sesuai dengan teori Depkes (2008) Persalinan adalah proses di mana bayi, plasenta,
dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dikatakan normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan
lahirnya plasenta secara lengkap. Dari hasil Pemeriksaan Dalam (PD) menunjukan
bertambah menjadi 10 cm yang berarti Ny. Y sudah memasuki fase aktif persalinan.
Setelah itu dilakukan pemeriksaan dalam 4 jam kemudian pada pukul 09.00 WIB
JNPK-KR DepKes RI (2008) kala 1 dimulai dari pembukaan nol sampai pembukaan
lengkap (10 cm) lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam, sedangkan
membuat ibu menjadi gelisah, salah satu cara agar meredakan kecemasan ibu
adalah dengan dilakukan teknik relaksasi dengan cara menarik nafas panjang melalui
hidung dan dikeluarkan lewat mulut. Hal ini sesuai dengan teori Christine
yang paling sering digunakan saat proses persalinan, memberikan semangat serta
berfikir positif saat persalinan, mengingatkan ibu untuk berdoa, selama observasi
ibu memilih untuk jalan-jalan disekitar ruang observasi untuk membantu proses
penurunan kepala.
yaitu 5 jam hal ini sesuai dengan teori Asuhan Persalinan Normal 2008 bahwa
pada Ny. Y menggunakan partograf. Hal ini sesuai dengan teori Saifudin 2009 yaitu
Kala II persalinan di mulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi (JNPK, 2008). Pada pukul 09.00 Ny. Y mengatakan
mulesnya semakin kuat dan sering, seperti ingin BAB, ada keinginan untuk meneran.
Dari hasil pemeriksaan anogenital tampak perineum menonjol, vulva membuka dan
ada tekanan pada anus. Hal ini merupakan tanda dan gejala kala II menurut JNPK
(2008) Dari hasil pemeriksaan dalam pada Ny. Y dinding vagina tidak ada oedema,
kepala : hogde IV, posisi UUK kiri depan. Pada Ny. Y kala II berlangsung selama 5
menit. Bayi Ny. Y lahir pukul 09.30 WIB. Hal ini dalam batas normal, JNPK (2008)
Setelah segera lahir By. Ny. Y diberikan asuhan bayi baru lahir untuk melakukan
pencegahan infeksi dan menilai bayi baru lahir dilakukan dalam waktu 30 detik
pertama dengan menilai bayi cukup bulan, ketuban keruh bercampur mekonium,
menangis kuat, tonus otot aktif dan warna kulit kemerahan sesuai dengan teori
(Kesehatan ibu dan anak, 2014) bahwa asuhan bayi baru lahir meliputi pencegahan
infeksi, menilai bayi baru lahir, menjaga bayi tetap hangat, perawatan tali pusat.
Kala III pada Ny. Y berlangsung sekitar 5 menit, sesuai dengan teori Saifudin yang
mengemukakan bahwa Kala III di mulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Saifudin, 2009). Setelah di
pastikan tidak ada janin kedua Ny. Y di suntik oksitosin 10 IU/IM. Di depan vulva
tampak semburan darah, tali pusat memanjang, uterus berbentuk globular yang
melakukan peregangan tali pusat terkendali periksa dahulu kandung kemih, karena
kandung kemih yang penuh tidak hanya mengganggu rasa nyaman tetapi juga dapat
menyebabkan masalah pada kala III, pada kasus Ny. Y setelah dilakukan
Plasenta lahir spontan pukul 10.00 WIB, selaput dan kotiledon lengkap.
Langsung di lakukan massase uterus pada Ny. Y selama 15 detik searah jarum jam.
Hal ini telah sesuai dengan anjuran (JNPK-KR, 2008) untuk menghindari komplikasi
pada persalinan kala III di anjurkan bagi penolong persalinan untuk melakukan
manajemen aktif kala III yaitu pemberian oksitosin 10 IU/IM, peregangan tali pusat
Pada Kala IV setelah plasenta lahir Ny. Y dilakukan pemantauan perdarahan dan
luka jalan lahir. Dari hasil pemeriksaan terdapat perdarahan 150 cc, kontraksi
untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat agar tidak terjadi perdarahan.
Selama kala IV penulis mengobservasi keadaan umum, tekanan darah, denyut nadi,
suhu tubuh, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan
setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua. Hal ini sesuai
dengan teori: petugas harus memantau ibu selama 15 menit pada satu jam pertama
setelah kelahiran plasenta, dan setiap 30 menit pada satu jam kedua setelah
dilakukan (JNPK-KR Depkes RI, 2008). Hasil observasi pada Ny. Y selama 2 jam bahwa
keadaan ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, kontraksi uterus baik, tinggi
fundus uteri 2 jari bawah pusat, kandung kemih kosong dan pengeluaran darah
dalam batas normal yaitu 50 cc. Setelah pemantauan 2 jam postpartum, ibu
Bayi Ny. Y lahir pukul 09.30 WIB. Bayi lahir spontan langsung menangis. Pada
saat bayi baru lahir dilakukan penilaian awal yaitu usaha bernafas, warna kulit, serta
tonus otot. Pada bayi baru lahir, dilakukan beberapa tindakan seperti membersihkan
jalan nafas, memotong dan merawat tali pusat, membungkus bayi agar tetap
hangat. Bayi Ny. Y langsung di letakkan di dada ibu di antara kedua payudara sedikit
lebih rendah dari putting ibu untuk proses IMD. Hal ini sesuai dengan teori
pemeriksaan awal pada bayi dilakukan 1 menit setelah bayi baru lahir, yang dinilai
Setelah bayi 1 jam dilakukan IMD bayi dibawa keruang bayi untuk dilakukan
pemeriksaan fisik dan perawatan tali pusat. Pada bayi baru lahir dilakukan
cm, LK : 32 cm, LD : 30 cm dan pemeriksaan fisik pada bayi hasinya normal tidak ada
cacat. Hal ini sesuai dengan teori Saifuddin 2007 Berat badan lahir 2500-4000 gram,
Panjang badan 48-55 cm, Lingkar lengan 10-12 cm, Lingkar dada 30-38 cm, Lingkar
kepala 33-35 cm pada jenis kelamin perempuan labia mayora sudah menutupi labia
meconium saat lahir. Hal ini sesuai dengan teori Kemenkes, 2010 yaitu Lihat lubang
108
anus hindari memasukan alat atau jari dalam memeriksa anus dan tanyakan pada
ibu apakah bayi sudah buang air besar biasanya mekonium keluar dalam 24 jam
setelah lahir.
pencegahan penyakit mata karena klamida (PMS), kemudian bayi disuntikan Vitamin
jam setelah pemberian Vitamin K karena pemberian Hb0 dilakukan 0-1 hari setelah
Pada tanggal 03 Desember 2016 pukul 15.30 WIB bayi umur 6 jam, bayi akan
dimandikan pukul 15.30 WIB. Sesuai dengan teori Kemenkes, 2010 yaitu mencegah
kehilangan panas dapat dilakukan dengan memandikan bayi tidak kurang dari 6 jam
Pada tanggal 08 Desember 2016 pukul 17.30 WIB dilakukan kunjungan rumah
untuk pemeriksaan bayi baru lahir 6 hari, keadaan umum bayi baik, tali pusat sudah
puput pada hari kelima, suhu stabil 36,8C, denyut jantung 130 x/menit, pernafasan
42x / menit dan sesuai dengan teori bahwa keadaan bayi normal yaitu laju jantung
bayi baru lahir normal yaitu 110-180 x/mnt, suhu normal yaitu 36,5 c -37,5 c, dan
pernafasan yaitu 40 60 x/mnt. Keadaan bayi bersih dan berat badan bayi tetap
yaitu 2800 gram. Memberikan penkes kepada ibu tentang pemberian ASI ekslusif,
perawatan BBL, perawatan tali pusat, mengenal tanda bahaya pada BBL, menjemur
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan anamnesa keadaan, tanda-tanda vital bayi baik
karena masih dalam batas normal. Ny. Y masih memberikan ASI secara ekslusif
109
tentang ASI ekslusif yang harus dilakukan sampai usia bayi 6 bulan, menjelaskan
tentang lima imunisasi dasar lengkap pada bayi yaitu BCG, Polio, DPT, Hepatitis,
saat bayinya berusia 1 bulan untuk mendapatkan imunisasi BCG dan polio 1. Ibu
Pada kunjungan terakhir yaitu hari ke 40 dimana bayi Ny.Y pada kunjungan
minggu ke -2 Berat badan bayi Ny.Y 3000 gram dan pada minggu ke-6 berat bayi
menjadi 4400 gram. Bayi Ny.Y mengalami kenaikan berat badan 1400 gram. Hal ini
menandakan bahwa bayi Ny.Y mendapatkan cukupan ASI yang baik. Naiknya berat
minggu ke 2-4 minggu. Selain itu pada kunjungan 40 hari bayi Ny.E sudah melakukan
imunisasi BCG dan polio I di Puskesmas Kecamatan Pulo Gadung pada tanggal 23
Desember 2016. Bayi telah menyusu dengan kuat, ASI keluar dengan lancar, dan ibu
sudah memberikan ASI eksklusif pada bayinya tanpa memberikan makanan atau
minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. (Depkes, 2007).
Dari hasil KMS terlihat bahwa bayi Ny.Y telah mendapatkan imunisasi sesuai dengan
usianya yaitu Hepatitis B0, BCG dan Polio I. Hal ini sesuai dengan teori (Saifuddin,
2006).
Masa nifas (puerpurium) di mulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali ke keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira
selama 6 minggu. Menurut Suherni (2009) kunjungan nifas dilakukan minimal 4 kali
yaitu pada 6 jam post partum, nifas hari ke 6, nifas minggu ke 2 dan nifas minggu ke
6. Penulis melakukan kunjungan sebanyak 4 kali sesuai teori, yaitu pada 6 jam post
partum, nifas hari ke 6, nifas minggu ke 2 dan nifas minggu ke 6. Pada saat nifas 6
jam pukul 08.15 WIB Ny. Y mengatakan senang atas kelahiran putrinya, ibu merasa
lelah dan ngantuk, ibu masih terasa mules dan ASI sudah mulai keluar. Keadaan ibu
baik, tanda-tanda vital normal dan tidak ada tanda-tanda infeksi, perdarahan normal
20 cc, lochea rubra, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat.
Pengeluaran lochea pada Ny. Y adalah lochea rubra yang berwarna merah
kehitaman, hal ini sesuai dengan teori Kesehatan ibu dan anak (2014: 135), bahwa
pengeluaran lochea rubra pada hari 1-3 hari masa nifas berwarna merah kehitaman.
Pengeluaran ASI Ny. Y pada 6 jam post partum berupa cairan kekuning-kuningan
(kolostrum), pada kasus ini sesuai dengan teori Kesehatan ibu dan anak (2014: 136),
bahwa tentang pembagian komposisi ASI yaitu kolostrum hari ke 1-3 post partum
rendah laktosa.
Menurut teori (Sofian, 2011) bahwa setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri
setinggi pusat, setelah dua jam, enam jam tinggi fundus uteri satu sampai dua jari di
bawah pusat. Ibu sudah bisa mobilisasi dengan berjalan ke kamar mandi.
Memberikan asuhan kepada ibu tentang cara mencegah perdarahan masa nifas
yaitu dengan massase uterus apabila teraba lembek, pemberian ASI awal kepada
bayi sesering mungkin karena hisapan bayi bisa merangsang pengeluaran ASI,
111
menjaga kehangatan bayi agar tidak terjadi hipotermi. Hal ini sesuai dengan teori
Suherni (2009), kunjungan pertama masa nifas (6-8 jam) setelah persalinan ;
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, Mendeteksi dan merawat
pada ibu atau salah satu anggota keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa
nifas karena atonia uteri, Pemberian ASI awal, Melakukan hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir, Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi hipotermi,
dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai
Pada kunjungan nifas 6 hari pada tanggal 8 Desember 2016 pukul 17.30 WIB ibu
mengatakan ASI sudah keluar lancar. Pemeriksaan oleh penulis didapatkan TFU
pertengahan pusat simfisis, hal ini sesuai menurut teori (Sofian, 2011) bahwa pada
sanguinolenta, hal ini sudah sesuai antara teori dengan kasus, karena menurut
darah dan lendir dan keluar selama hari ke 3-7 pasca persalinan. Ny. Y mengeluh
payudaranya seperti terasa penuh lalu penulis mengajarkan ibu cara perawatan
pembengkakan payudara.
Pada kunjungan nifas 2 minggu tanggal : 16 Desember 2015 pukul 16.30 WIB Ny.
Y mengatakan sedikit pusing karena kurang tidur pada malam hari dikarenakan pada
malam hari bayinya bangun, hasil pemeriksaan dalam batas normal, lochea serosa,
dan hasil pemeriksaan TFU tidak teraba. Hal ini sesuai dengan teori menurut
112
Saifudin, 2002, yaitu pada nifas 2 minggu, tinggi fundus uteri sudah tidak teraba.
Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi masa nifas. Menganjurkan kepada ibu jika
bayinya istirahat ibu mengikuti bayinya juga istirahat, Penulis juga menyarankan
mengenai alat kontrasepsi yang cocok untuk ibu menyusui yang tidak mengganggu
produksi ASI seperti KB suntik 3 bulan, mini pil, kondom, IUD, Implant, dan MAL. Ibu
mengerti tentang alat kontrasepsi yang cocok bagi ibu menyusui. Ibu diberikan
panjang yaitu alat kontrasepsi dalam rahim, tetapi ibu takut untuk memakai alat
bahaya ibu nifas seperti: pengeluaran cairan pervaginam yang baunya menusuk,
pengeluran darah yang luar biasa, demam, mual- muntah, dan tidak nafsu makan,
sakit perut pada bagian bawah, pandangan kabur, bengkak pada muka dan
ekstrimitas.
Kunjungan nifas 6 minggu, ibu mengatakan tidak ada masalah, pada hasil
pemeriksaan masih dalam batas normal, involusi uterus berjalan normal, TFU tidak
teraba dan hal ini sesuai dengan pernyataan Suherni (2009) yaitu pada 35 hari
postpartum tinggi fundus uteri ibu sudah normal seperti sebelum hamil dan berat
uterus kurang lebih 60 gram. l\Lochea berwarna putih (lochea alba), hal ini sesuai
dengan pendapat Saifuddin (2009) bahwa 40 hari setelah persalinan TFU tak teraba,
kepada ibu mengenai alat kontrasepsi yang tepat bagi ibu (Saifuddin, 2006). Akan
KB, efek samping dari KB, dan waktu penggunaan KB pada minggu ke 2 nifas dan
113
Ny.Y masih bingung untuk menggunakan kontrasepsi apa dan akan mendikusikannya
dengan suami terlebih dahulu. Tetapi pada minggu ke 6 nifas saat melakukan
metode KB, efek sampingnya, dan cara penggunaanya serta memotivasi ibu agar
Selama masa nifas, proses laktasi berjalan dengan baik dan payudara ibu tidak
terjadi pembengkakan. Segera setelah lahir ibu memberikan ASI yang pertama
keluar (colostrum) langsung diberikan saat IMD. Pada masa nifas Ny.Y tidak
mengalami depresi postpartum karena Ny.Y dan keluarga sangat bahagia atas
Dengan semua asuhan yang sudah diberikan kepada Ny.Y adapun beberapa
Keuntungannya yaitu adanya rasa saling percaya antara penulis dan pasien, semakin
banyak informasi yang diberikan kepada Ny.Y, dapat memantau dan mendampingi
lebih lanjut dengan kehamilan dan keluhan yang dirasa, dapat bersosialisasi dengan
anggota keluarga yang lain. Kerugiannya yaitu kurang efektivitas waktu yang
Pembahasan
Keuntungan :
114
kandungan saya dan diri saya. Selalu memberikan penyuluhan ke saya dari kehamilan
Trimester III sampe persalian. Pokoknya saya sangat senang dan sangat membantu
sekali suami sangat senang adanya mba chintia membantu dan mendampingi selama
Kerugian :
BAB V
A. KESIMPULAN
kebidanan secara komprehensif yang optimal dan berkualitas pada ibu hamil,
bersalin, bayi baru lahir, serta nifas maka dari itu berdasarkan pelaksanaan
1. Dalam proses kehamilan pada Ny. Y usia 32 tahun G3P2A0, dengan HPHT
Ny. Y mengalami anemia ringan dan tidak ditemukan masalah pada janin,
hasil 11,2gr% yang berarti ibu sudah tidak anemia dan janinpun sehat.
menit, bayi lahir pada pukul 02.15 WIB menangis kuat, warna kulit
kemerahan, tonus otot baik. Plasenta lahir 10 menit setelah kelahiran bayi.
berlangsung normal.
116
3. Bayi lahir spontan tanggal 03 Desember 2016 pukul 09.30 WIB segera
melakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat
otot baik. Jenis kelamin perempuan, berat badan 3100 gram, panjang
badan 49 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 30 cm, tidak cacat,
dan ada anus. Pemeriksaan fisik normal tidak terdapat kelainan pada
didapatkan hasil bayi telah puput tali pusat pada hari ke-5 dan berat
badan bayi tetap yaitu 3200 gram. Pada tanggal 24 Desember 2016
didapatkan hasil bayi telah puput tali pusat pada hari ke-5 dan berat
nifas 6 hari dan nifas 14 hari. Pada nifas 6 jam, 6 hari dan 14 hari Ny.
diberikan dari masa kehamilan, persalinan, nifas serta bayi baru lahir
komprehensif dapat dilakukan dengan baik dan diperoleh hasil yang sesuai
bersalin, nifas dan bayi baru lahir dalam bentuk laporan studi kasus ini.
B. SARAN
kesesuaian antara teori dan pratik dalam menghadapi setiap komplikasi yang
terjadi selama periode antenatal, intranatal, bayi baru lahir, dan postnatal
melakukan komunikasi yang lebih baik lagi kepada klien untuk mempererat
118
rasa saling percaya pada klien yang akan memudahkan untuk melakukan
asuhan kebidanan.
adalah ibu, suami atau keluarga. Bidan dan mahasiswa juga dituntut untuk
usaha dari pelayanan kesehatan dan peran serta dari masyarakat akan dapat
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : EGC
Asrinah, dkk. 2010 hal; 7. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Azwar, Saiffudin. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta :
Bina Pustaka
Azwar, Saiffudin. 2010 hal; 278. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta : Bina Pustaka
Azwar, Saiffudin. 2010 hal; 90. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta : Bina Pustaka
Bahiyatun. 2012, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal, Jakarta : ECG
Dian, Wijayanto. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Rineka
Cipta
Firman, dkk. 2011. Obstetric Fisiologis, Jakarta : EGC.
Fitramaya, 2010. Dokumentasi Kebidanan, Jakarta ; TIM
Hidayat, Aziz. 2010. Asuhan Maternal dan Neonatal. Jakarta : EGC
JNPK-KR DepKes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal, Jakarta : Bakti Husada
JNPK-KR DepKes RI. 2010. Asuhan Persalinan Normal, Jakarta : Bakti Husada
Manuaba. 2010 hal; 95. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk pendidikan Bidan. Jakarat : EGC
Manuaba. 2011. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk pendidikan Bidan. Jakarat : EGC
Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk pendidikan Bidan. Jakarat : EGC
Maryunani, Anik. 2011. Asuhan Pada Ibu Dalam masa Nifas (Postpartum,
Jakarta : TIM
Nugroho, Anyar. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : EGC
Nanny lia dewi, Vivian. 2010. Asuhan neonates bayi dan anak balita,
Jakarta : Salemba Medika