Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

Orkitis adalah peradangan pada testis. Orkitis berbeda dari infeksi traktus
genitalia lain dalam dua hal, yaitu : jalur utama infeksi adalah hematogen dan
virus adalah organisme penyebab orkitis yang paling sering. Infeksi
diklasifikasikan sebagai orkitis viral , orkitis bacterial piogenik, atau orkitis
granulomatosa.
Sering terjadi pada pada laki-laki berumur diantara pra pubertas . Virus
adalah penyebab orkitis paling sering. Orkitis parotiditis adalah infeksi virus
yang sering terlihat , walaupun imunisasi untuk mencegah parotiditis pada masa
anak-anak telah menurunkan insidens. Dua puluh hingga tiga puluh persen kasus
parotiditis pada orang dewasa terjadi bersamaan dengan orkitis terjadi bilateral
pada 15 % pria dengan orkitis paroditis. Pada laki-laki pubertas atau dewasa
biasanya terdapat kerusakan tubulus seminiferous dengan resiko resiko
infertilitas dan pada beberapa kasus, terdapat kerusakan sel-sel leydig yang
mengakibatkan hipoginadisme defisiensi testosteron. Orkitis jarang terjadi pada
pria prapubertas, namun bila ada, dapat diharapkan kesembuhan yang sempurna
tanpa disfungsi testiskular sesudahnya.
Penyebab Orchitis dapat disebabkan karena bakteri maupun Virus. Virus
yang dapat menyebabkan orkitis dan memberikan gambaran klinis yang sama
adalah Coxsakie B, mononukleosis. Orkitis bakteri piogenik disebabkan oleh
bakteri (Brucellosis ,Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas
aeruginosa) dan infeksi parasit (malaria, filariasis, skistosomasis, amebiasis)
atau kadang-kadang infeksi riketsia yang ditularkan dari epididimis.
Penegakkan diagnose Orchitis dapat ditentukan oleh anamnesa, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang, pemeriksaan penunjang yang sangat
mendukung ialah dengan pemeriksaan radiologi berupa Ultrasonography, pada
kasus ini akan dijelaskan bagaimana penegakkan diagnose Orchitis dalam
radiologi.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI TESTIS
Organ-organ genitalia/reproduksi laki-laki terdiri dari :
1. Organ genitalia interna
Testis
Epididymis
Funiculus spermaticus
Ductus deferens
Vesicula seminalis beserta salurannya
Ductus ejaculatorius
Prostata
Glandula bulbourethralis
2. Organ genitalia eksterna
Penis
Urethra
Scrotum

Testis (jamak:testes) merupakan organ reproduksi utama (gonad) pada


laki-laki, yang menghasilkan spermatozoa; bentuknya oval dan ada sepasang.
Kedua testis terletak hampir simetris, digantung oleh funiculus spermaticus
dan terbungkus diddalam kantong yang disebut scrotum. Organ yang
memproduksi sperma dan cairan semen ini mempunyai saluran keluar yang
pada awalnya berkelok-kelok dibelakang testis (disebut Epididymis).

2
Testis akan turun sekitar umur janin 7 bulan menuju scrotum melalui
canalis inguinalis dibawah pengaruh hormon testosterone dari testis. Testis
sinistra biasanya terletak lebih rendah daripada testis dextra
Epididymis berlanjut dengan ductus deferens, yang berjalan ke atas
menuju dinding depan abdomen, menembusnya, lalu memasuki rongga
abdomen melalui anulus inguinalis superficialis, canalis inguinalis, dan anulus
inguinalis profundus, kemudia berbelok dan berjalan menuju fundus vesica
urinariae. Pada fundus vesica urinariae, ductus deferens bersatu dengan ductus
excretorius vesiculae seminalis, membentuk ductus ejaculatorius. Selanjutnya,
ductus eejaculatorius berjalan menembus prostata sebelum bermuara pada pars
prostatica urethrae. Prostata dan glandula bulbourethralis merupakan organ
tambahan pada sistem reproduksi laki-laki, sementara penis merupakan organ
genitalia eksterna.
1. TESTIS

Sebagian testis tertanam disebuah lapisan serosa (disebut tunica


vaginalis testis) yang berasal dari peritoneum. Testis dan lapisannya
terbungkus didalam sebuah kantung yang disebut scrotum. Organ ini
berbentuk oval mirip buah almond dan berukuran 5cm x 3cm x 2,5cm.
Didalam tunica vaginalis, testis dibungkus oleh lapisan fibrosa padat yang
tidak begitu elastis dan berwarna keputihan (disebut tunica albuginea testis).
Sejumlah sekat (septla testis) berjalan dari tunica albuginea menuju bagian
dalam testis, membagi testis menjadi beberapa lobulus (lobuli testis). Septula
testis berakhir dibelakang, pada sebuah massa fibrosa (mediastinum testis)
yang menyatu dengan tunica albuginea. Di dalama lobuli testis, terdapat tubuli
seminiferi testis.
Mediastinum, septula dan tunica albuginea testis bersama-sama
membentuk bangunan yang mengelilingi sejumlah ruang berisi jaringan
berwarna coklat muda (parenchyma testis). Parenchyma testis ini dibentuk
oleh sekian banyak tubuli seminiferi contorti, yang berkelok-kelok dan tubuli
seminiferi recti yang lurus di dekat mediastinum testis. . Di dalam setiap
lobulus terdapat 1-3 tubuli seminiferi yang berkelok-kelok.
Didalam mediastinum testis, tubuli seminiferi recti membentuk
anyaman mirip jala yang disebut rete testis (rete Halleri). Selanjutnya terdapat

3
sejumlah saluran kecil yang keluar dari rete testis dan memasuki caput
epididymidis, disebut ductuli efferentes testis.
Pada lapisan dasar tubuli semineferi contorti, dapat ditemukan bentuk
bentuk sperma dalam berbagai tingkat perkembangan, seperti spermatogonium
(spermatoblas), spermatosit, spermatid, dan spermatozoon; disekitarnya,
terdapat sel-sel sertoli. Tubuli seminiferi recti akan membawa spermatozoa ke
dalam rete testis. Selanjutnya spermatozoa memasuki ductuli efferentes testis
dan meneruskan perjalannya hingga ductus epididymis (didalam caput
epididymidis).
Testis didarahi oleh a.testicularis. arteri ini keluar dari aorta
abdominalis, tepat dibawah tempat keluarnya a.renalis. dari aorta, arteri ini
berjalan kebawah memasuki canalis inguinalis di dalam funiculus spermaticus,
lalu menuju bagian posterior testis tempat cabang-cabangnya menembus
tunica albuginea sebelum memasuki jaringan testis. Arteri spermatika interna
merupakan cabang dari aorta, arteri defernsialis cabang dari arteri vesikalis
inferior dan arteri kremasterika yang merupakan cabang dari arteri epigastrika
Darah dari testis dikembalikan melalui plexus pampiniformis. Dari
plexus ini, darah dialirkan ke vena testicularis (dextra et sinistra). Darah dari
vena testicularis dextra selanjutnya dialirkan ke vena cava inferior, sementara
darah dari vena testicularis sinistra diteruskan ke vena renalis sinistra. Vena
renalis sinistra dapat mengalami obstruksi akibat adanya tumor, menyebabkan
pelebaran vena atau plexus venosus di sekitar testis dan epididymis sinistra
(varicocele)
Kadang-kadang, testis dapat terpuntir didalam scrotum sehingga
a.testicularis ikut terpuntir dan tersumbat. Keadaan ini menimbulkan nyeri
hebat akibat iskemia dan jika berlanjut dapat menyebabkan nekrosis.
Testis disarafi oleh sejumlah nervus yang berjalan mengikuti arterinya
dan venanya. Saraf-saraf pada testis ini merupakan percabnagan dari plexus
aortikus dan plexus renalis (dari persarafan segmen T10)
Cairan limfe dari testis dialirkan ke atas, memasuki funiculus
spermaticus lalu menuju nodi lymphoidei paraaortici.
Di antara tubulus seminiferus terdapat sel khusus yang disebut sel
intersisial Leydig. Sel Leydig memproduksi hormon testosteron.

4
FUNGSI
Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin.
Fungsi testis:
memproduksi sperma (spermatozoa)
memproduksi hormon seks pria seperti testosteron.

Kerja testis di bawah pengawasan hormon gonadotropik dari kelenjar pituitari


bagian anterior:
luteinizing hormone (LH)
follicle-stimulating hormone (FSH)

Secara histopatologis, testis terdiri atas kurang lebih 250 lobuli dan tiap
lobulus terdiri atas tubuli seminiferi. Didalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel
spermatogenia dan sel Sertoli, sedang diantara tubulus seminiferi terdapat sel-sel
Leyding. Sel-sel spermatogenia pada proses spermatogenesis menjadi sel
spermatozoa. Sel-sel Sertoli berfungsi memberi makanan pada bakal sperma,
sedangkan sel-sel Leyding atau disebut sel interstisial testis berfungsi dalam
menghasilkan hormon testosteron.

5
Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli seminiferi testis disimpan dan
mengalami pematangan atau maturasi diepididimis setelah mature (dewasa) sel-
sel spermatozoa bersama-sama dengan getah dari epididimis dan vas deferens
disalurkan menuju ke ampula vas deferens. Sel-sel itu setelah dicampur dengan
cairan-caidari epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta cairan prostat
menbentuk cairan semen atau mani.

SAWAR DARAH TESTIS


Molekul besar tidak dapat menembus ke lumen (bagian dalam tubulus)
melalui darah, karena adanya ikatan yang kuat antar sel Sertoli. Fungsi dari
sawar darah testis adalah untuk mencegah reaksi auto-imun. Tubuh dapat
membuat antibodi melawan spermanya sendiri, maka hal ini dicegah dengan
sawar. Bila sperma bereaksi dengan antibodi akan menyebabkan radang testis
dan menurunkan kesuburan.
Pengaturan suhu testis di dalam scrotum dilakukan oleh kontraksi
musculus dartos dan cremaster yang apabila berkontraksi akan mengangkat
testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis akan diturunkan, otot cremaster akan
berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. Temperatur testis dalam scrotum
o
selalu dipertahankan dibawah temperatur suhu tubuh 2-3 C untuk
kelangsungan spermatogenesis. Molekul besar tidak dapat menembus ke
lumen (bagian dalam tubulus) melalui darah, karena adanya ikatan yang kuat
antar sel Sertoli yang disebut sawar darah testis
Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai
spermatogenesis.Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin.
Fungsi testis:
Spermatogenesis terjadi dalam tubulus seminiferus, diatur FSH
Sekresi testosterone oleh sel Leydig, diatur oleh LH.

2. EPIDIDIMIS
Yaitu tabung sempit yang sangat panjang & berkelok-
kelok di belakang testis.
Tempat pematangan sperma sebelum menuju Vas
deferens.

6
Merupakan salah satu tempat penyimpanan sperma
(bersama vas deferens dan ampula).

3. VAS DEFERENS

Yaitu saluran yang berjalan dari bagian bawah


epididimis menuju ke belakang testis dan tali mani
funikulus spermatikus selanjutnya menuju rongga
abdomen dan menuju pelvis di vesikula seminalis
Merupakan tempat penyimpanan sperma.

4. VESIKULA SEMINALIS

Dua buah kelenjar tubuler yang terletak di kanan &


kiri di belakang leher kandung kencing vesica
urinaria.
Merupakan kelenjar yang memproduksi cairan
sperma yang pada saat ejakulasi mengalirkan cairan
sperma tsb ke vas deferens saluran ejakulator
duktus ejaculatorius .
Kelenjar sekretorik yang mensekresi bahan-bahan
mukus mengandung fruktosa, asam sitrat,
prostaglandin dan fibrinogen.
Menambah jumlah semen saat ejakulasi.

7
5. PROSTAT

Yaitu kelenjar sebesar buah kenari yang


menghasilkan cairan pencampur sperma. Terletak di
bawah kandung kencing, mengelilingi uretra.
Mensekresi cairan encer seperti susu yang
mengandung ion sitrat, kalsium, ion fosfat, enzim
pembeku dan fibrinolisin.
Semakin menambah jumlah semen.
Cairan prostat bersifat sedikit basa penting untuk
meningkatkan motilitas sperma dalam saluran genital
wanita.

6. URETRA

8
Saluran traktus urinaria & genetalia yang keluar dari
vesika urinaria melalui prostat uretra pars
prostatica uretra pars membranacea ujung
penis uretra pars cavernosa orificium uretra
eksterna.
Fungsi uretra adalah untuk mengeluarkan air mani
dan air seni.

2.2 Orchitis
2.2.1 Definisi
Orkitis adalah peradangan pada testis. Orkitis berbeda
dari infeksi traktus genitalia lain dalam dua hal, yaitu : jalur
utama infeksi adalah hematogen dan virus adalah organisme
9
penyebab orkitis yang paling sering. Selama tahap akut,
gambaran klinis yang dominan adalah onset mendadak
respon inflamasi parah testis, terkait dengan peningkatan
temperature ( 36-40 C ) dan derajat yang bervariasi dari
keluhan umum. Usia yang lebih tua pada infeksi dikaitkan
dengan risiko yang lebih tinggi tertentu komplikasi, terutama
orchitis. Yung et al. melaporkan bahwa di antara kasus
gondok, gondok sebelumnya campak rubella (MMR) vaksinasi
perlindungan yang cukup ditawarkan terhadap orchitis,
meningitis, dan rawat inap.2

2.2.2 Epidemiologi
Pada tahun 2002, epididimitis atau orkitis menyumbang
untuk 1 di 144 kunjungan rawat jalan (0,69 persen) pada laki-
laki 18-50 tahun Ada sekitar 600.000 kasus epididimitis per
tahun di Amerika Serikat, yang sebagian besar terjadi pada
pria antara 18 dan 35 tahun .Dalam salah satu penelitian
terhadap prajurit Angkatan Darat AS, kejadian tertinggi pada
pria antara 20 dan 29 tahun. Dalam review dari 121 pasien
dengan epididimitis dalam pengaturan rawat jalan, distribusi
bimodal dicatat dengan kejadian puncak yang terjadi pada

9
pria 16 sampai 30 tahun dan 51 hingga 70 tahun.Epididimitis
lebih umum daripada orchitis. Dalam sebuah penelitian rawat
jalan, orchitis terjadi pada 58 persen pria yang didiagnosis
dengan epididymitis. Terisolasi orchitis jarang dan umumnya
berhubungan dengan gondok infeksi pada anak laki-laki
5
prepubertal (13 tahun atau muda).
Secara nasional gondok wabah di Inggris dan Wales
pada tahun 2004-2005 Efeknya terkait penyakit itu cukup,
dengan > 43.000 dilaporkan kasus dan >2.600 rawat inap.
Dibandingkan dengan era prevaccine, usia rata-rata infeksi
adalah lebih tinggi, dengan infeksi yang terjadi terutama pada
remaja yang lebih tua dan muda dewasa . Usia yang lebih tua
pada infeksi dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi
2
komplikasi terutama orchitis.
Insiden gondok orchitis telah menurun secara dramatis
sejak diperkenalkannya program vaksinasi anak . Selama
beberapa tahun terakhir gondok orchitis memiliki jarang
terlihat di lembaga kami: Namun, baru-baru ini, 11 pasien
dengan penyakit gondok orchitis dirawat di unit kami antara
bulan Maret dan September 2005. Peningkatan tajam ini juga
melihat tempat lain di Inggris; 25 kasus gondok orchitis
dilaporkan oleh Urologi Departemen Royal Liverpool University
7
antara September 2004 dan April 2005.

2.2.3 Etiologi
Virus adalah penyebab orkitis paling sering. Orkitis
parotiditis adalah infeksi virus yang sering terlihat , walaupun
imunisasi untuk mencegah parotiditis pada masa anak-anak
telah menurunkan insidens. Dua puluh hingga tiga puluh
persen kasus parotiditis pada orang dewasa terjadi
bersamaan dengan orkitis terjadi bilateral pada 15 % pria
9
dengan orkitis paroditis.

10
Virus lain yang dapat menyebabkan orkitis dan
memberikan gambaran klinis yang sama adalah Coxsakie B,
mononukleosis. Orkitis bakteri piogenik disebabkan oleh
bakteri (Brucellosis ,Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,
Pseudomonas aeruginosa) dan infeksi parasit (malaria,
filariasis, skistosomasis, amebiasis) atau kadang-kadang
9
infeksi riketsia yang ditularkan dari epididimis.

Etiologi orchitis akut


1. Viral: gondok orchitis paling umum. Coxsackievirus A, varisela dan
echoviral infeksi langka.
2. Bakteri dan infeksi piogenik: E. coli, Klebsiella, Pseudomonas,
Staphylococcus dan spesies Streptococcus tidak biasa.
3. Granulomatous: sifilis, TBC, kusta, Actinomyces spp. dan penyakit
jamur jarang terjadi. 12

2.2.4 Faktor prediposisi


Infeksi diklasifikasikan sebagai orkitis viral , orkitis
9
bacterial piogenik, atau orkitis granulomatosa.

2.2.4.1 Orkitis viral


Virus merupakan penyebab tersering pada orkitis.
Orkitis parotiditis adalah infeksi virus yang paling sering
terlihat. Virus lain yang dapat menyebabkan orkitis dan
gambaran klinis yang sama adalah virus coxsakie , varisella ,
9
dan mononucleosis.
Virus Mumps merupakan virus ribonucleic acid (RNA)
rantai tunggal yang termasuk dalam genus paramyxovirus,
dan merupakan salah satu virus parainfluenza dengan
manusia sebagai satu-satunya inang. Virus mumps mudah
menular melalui droplet, kontak langsung, air liur, dan urin. 1

2.2.4.2 Orkitis bakterial piogenik

11
Disebabkan oleh bakteri Brucellosis ,Escherichia coli,
9
Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa.
Terinfeksi kuman Brucella dapat mengalami abortus,
retensi plasenta, orchitis dan epididimitis serta dapat
niengekskresikan kuman ke dalam uterus. Penularan penyakit
ke manusia terjadi melalui konsumsi susu dan produk susu
yang tidak dipasteurisasi atau melalui membrana mukosa
dan kulit yang luka, Berat ringan penyakit tergantung strain
Brucella yang menginfeksi. 8

2.2.4.3 Orkitis granulomatosa


Dapat disebabkan oleh sifilis ,penyakit
mikobakterial , penyakit jamur , dan mycobacterium
9
tuberculosis. Disebabkan sifilis pada stadium IV yang
merupakan guma di organ ini sering terdapat di testis ,tetapi
setelah penemuan antibiotik ,sifilis sangat jarang di temukan
6
. Tuberculosis genital yang menyebar dengan hematogen
biasanya dimulai secara unilateral pada bagian bawah
epididimis. Infeksi dapat menyebar melalui funikulus
spermatikus menuju testis. Penyebaran selanjutnya
melibatkan epididimis dan testis, kandung kemih , dan ginjal.
9

2.2.5 Patofisiologi
2.2.5.1 Orkitis viral infection
Infeksi ini ditularkan melalui kontak langsung, droplet ,
atau terkontaminasi fomites dan memasuki host melalui
udara. Penyebaran melalui darah adalah utama rute infeksi
testis terisolasi Ini menyebar dengan cepat dan rentan
,orang yang tinggal di dekat proximity. Kemudian di akhir
masa inkubasi menyebabkan penyebaran virus ke organ,
sehingga infeksi sistemik ditandai dengan parotitis klasik
atau manifestasi klinis organ lain..Meskipun kelenjar parotis

12
adalah yang paling umum organ yang terkena, parotitis
bukan langkah utama atau diperlukan untuk infeksi gondok.
Sistem saraf pusat, saluran kemih, dan organ genital juga
9
bisa menjadi awalnya efek terjadinya orkitis.

2.2.5.2 Orkitis bakterial piogenik


Disebabkan oleh bakteri Brucellosis ,Escherichia coli,
Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa.dan infeksi
parasitik ( malaria , filariasis , skistomisis , amebiasis ) atau
kadang kadang infeksi riketsia yang di tularkan dari
epididimis. Penyakit sistemik seperti difteri , demam tifoid ,
demam paratifoid , dan demam scarlet ditularkan melalui
9
aliran darah.

2.2.5.3 Orkitis granulomatosa


Menyebar dengan hematogen biasanya dimulai
secara unilateral pada bagian bawah epididimis. Infeksi
dapat menyebar melalui funikulus spermatikus menuju
testis. Penyebaran selanjutnya melibatkan epididimis dan
9
testis, kandung kemih , dan ginjal.

2.2.6 Diagnosis

2.2.6.1 Anamnesa

13
1. Demam tinggi
2. Tackikardy
3. Mual dan muntah
4. Myalgia
5. Sakit kepala
6. Penderita merasakan tidak nyaman duduk
7. Kadang penderita mengeluh sakit gondongan sebelumnya
8. Ketidaknyamanan ringan pada testiskular
9. Edema hingga nyeri di daerah testiskular
10. Terbentuk edema dalam waktu sekitar 4 hingga 6 hari. 9 , 1
11. Gejala infeksi saluran kemih bagian bawah,Biasanya juga di
dapatkan gejala infeksi saluran kemih bagian bawah seperti
frekuensi, urgensi, hematuria, dan disuria. 5

2.2.6.2 Pemeriksaan fisik :


Pembesaran testis dan skrotum.

Kondisi Subyektif Obyektif USG


Epididimitis Nyeri,kada Epididmis Pembesaran dan
ng lokal teraba penebalan
Menyebar lunak dan epididimis.
Sampai bengkak juga
abdomen terjadi pada
bawah, testis, reflek
kremaster
normal, nyeri
berkurang
saat dilakukan
Prehns sign
Orkitis Nyeri tiba- Bengkak pada Testikular masa dan
tiba pada testis,reflek bengkak,
testis. kremaster
normal.
Torsio testis Nyeri Testis teraba Gambaran tetis
bersifat melintang, normal.
akut, Reflek
biasanya kremaster

14
nyeri hebat mengalami
abnormalitas,
phrens sign
masih terasa
nyeri.
Skrotum eritematus
Terasa hangat
Konsistensi testis yang mengalami pembengkakan kenyal seperti karet dan
mungkin terdapat hubungan dengan kulit depan yang akhirnya
membentuk fistel kulit. 6

2.2.7 Diagnosis banding

2.2.7.1 Epididymitis
Merupakan infeksi asendens saluran kemih. Infeksi
dimulai dari kauda epididimis dan biasanya meluas ke
korpus dan hulu epididimis. Kemudian dapat menjadi
6
orchitis melalui peradangan kontralateral.
Gambaran klinis berupa gejala tanda lokal serta gejala
sistemik infeksi akut. Epididimis membengkak , sangat
nyeri yang mungkin beralih kedaerah perut atau daerah
ginjal , disertai demam tinggi. Tanda infeksi saluran kemih
atau prostatitis merupakan pegangan kuat untuk
menegakkan diagnosis epididymitis.6
Pada pemeriksaan ditemukan epididimis bengkak
dipermukaan dorsal testis nyeri. Setelah beberapa hari
epididimis dan testis tidak dapat dibedakan. Kulit skrotum
ikut menjadi proses radang menjadi panas , merah ,
bengkak karena oedema dan infiltrate.6
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan tanda-
tanda radang sistemik ,kelainan kemih , dan endapan urin
,sedangkan biakan urin akan memastikan bakteri
kausalnya.6
2.2.7.2 Torsio testis

15
Torsio testis terjadi pada anak dengan dengan inersi
tunika vaginalis tinggi di funikulus spermatikus sehingga
funikulus dengan tests terpuntir di dalam tunika
vaginalis , akibat puntiran tangkai , terjadi gangguan
perdarahan testis mulai dari bendungan vena sampai
iskemi yang menyebabkan gangrene. Keadaan inersi
tinggi tunika vaginalis di funikulus biasanya gambarkan
sebagai lonceng dengan bandul yang memutar yang
6
mengalami nekrosis dan gangrene.
Biasanya nyeri testis hebat timbul dengan tiba-tiba
yang sering disertai nyeri perut dalam serta mual atau
muntah.nyeri perut selalu ada karena berdasarkan
perdarahan dan persyarafannya,testis tetap merupakan
organ perut. Pada permulaan testis teraba agak bengkak
dengan nyeri tekan dan terletak agak tinggi di skrotum
dengan funikulus yang juga bengkak. Akhirnya kulit
skrotum tampak udem dan menjadi merah sehingga
menyulitkan palpasi ,dan kelainan ini sukar dibedakan
dengan epididimis akut.6
Diagnosis banding adalah semua keadaan darurat dan
akut dalam skrotum seperti hernia inkarserata , oerkitis
akut , dan torsio hidatid morgagni.6

2.2.8 Penatalaksaan
1. Dilakukan pembiakan urine dan darah
2. Biakan langsung dari testis yang terinfeksi untuk
mengidentifikasikan organisme penyebab
3. Pengobatan untuk infeksi adalah antibiotik spesifik untuk
organisme penyebab infeksi
4. Tindakan yang memberikan kenyamanan seperti tirah baring ,
penyangga skrotum , kantong es , dan analgesik juga di
perlukan. 9

Pengobatan harus dimulai berdasarkan kemungkinan patogen, sebelum


pengujian laboratorium selesai. Pengobatan berfokus pada menyembuhkan

16
infeksi,meningkatkan gejala, mencegah penularan, dan mengurangi
komplikasi masa depan. 5

Penelitian laboratorium, yang dilakukan termasuk uretra


noda Gram, urinalisis dan kultur, dan uji polymerase chain
reaction untuk C. trachomatis dan N. gonorrhoeae, membantu
memandu terapi. Terapi rawat jalan awal empiris dan
menargetkan patogen yang paling umum. Ketika C.
trachomatis dan N. gonorrhoeae diduga, pengobatan
menggunakan ceftriaxone dan doksisiklin direkomendasikan.
Ketika bakteri coliform dianjurkan pengobatan ofloksasin atau
5
levofloxacin.

Jika gonore atau klamidia Infeksi kemungkinan (pasien 14-35


tahun),pengobatan harus terdiri dari ceftriaxone (Rocephin), tunggal 250-mg
dosis intramuskular, dan doxycycline (Vibramycin), 100 mg secara oral dua
5
kali sehari selama 10 hari.Azitromisin (Zithromax), tunggal 1-g dosis oral.
Jika organisme enterik, seperti bakteri, kemungkinan (pasien lebih
muda dari 14 tahun atau lebih tua dari 35 tahun) atau pasien alergi terhadap
sefalosporin atau tetrasiklin, pengobatan harus mencakup ofloksasin 300 mg
secara oral dua kali sehari selama 10 hari, atau levofloxacin (Levaquin), 500
mg per oral sekali sehari selama 10 hari. 5
Pasien yang immunocompromised (Misalnya, orang-orang dengan
HIV) harus menerima perlakuan yang sama sebagai orang-orang yang
imunokompeten. 5
Selain pengobatan antibiotik, analgesik, skrotum elevasi, pembatasan
kegiatan, dan penggunaan kemasan dingin membantu dalam pengobatan .
Pasien harus dianjurkan kemungkinan komplikasi, termasuk sepsis, abses,
infertilitas, dan perpanjangan infeksi. 5
Orchitis biasanya dapat dirawat di pengaturan rawat jalan .Tindak
rawat inap dianjurkan untuk nyeri terselesaikan, muntah (karena ketidak
mampuan untuk mengambil antibiotik oral), kecurigaan abses, kegagalan
rawat jalan, atau tanda-tanda sepsis. Obat antibakteri tidak diindikasikan untuk
pengobatan orchitis virus. 5

2.2.8.1 Self-Care at Home

17
1. Perawatan di rumah bersama dengan perawatan medis yang tepat dapat
membantu memperbaiki gejala Anda.
2. Over-the-counter obat anti-inflamasi nonsteroid seperti ibuprofen (Advil
atau Motrin, misalnya) atau naproxen (Aleve) dan acetaminophen
(Tylenol) dapat membantu dengan rasa sakit.
3. Mengangkat skrotum Anda dengan pas-pas celana atau pendukung atletik
dapat meningkatkan kenyamanan.
4. Terapkan kompres es.
5. Es tidak boleh langsung diaplikasikan pada kulit karena hal ini dapat
menyebabkan luka bakar dari pembekuan. Sebaliknya, es harus dibungkus
dengan kain dan kemudian diterapkan pada skrotum.
6. Paket es dapat diterapkan selama 10-15 menit pada suatu beberapa
kali sehari selama 1-2 hari pertama. Ini akan membantu menjaga
pembengkakan dan sakit turun. 13

2.2.8.2 Perawatan Medis

1. Pendertita orchitis memerlukan antibiotik. Terapi antibiotik


diperlukan untuk mengobati infeksi.
2. Kebanyakan pria dapat diobati dengan antibiotik di rumah
selama 10 hari. Kursus yang lama diperlukan jika prostat juga
terlibat.
3. Demam tinggi, mual, muntah, atau sangat sakit,
memerlukan masuk ke rumah sakit untuk antibiotik
intravena.
4. Gondok orchitis akan menjernihkan selama 1-3 minggu.
Hanya mengobati gejala dengan teknik perawatan di
rumah.
5. Muda, pria yang aktif secara seksual harus memastikan
semua mitra seksual mereka diperlakukan. Anda harus
menggunakan pengaman atau tidak melakukan
hubungan seksual sampai semua mitra telah
menyelesaikan kursus penuh antibiotik dan bebas
gejala

2.2.9 Komplikasi
1. Atrofi testis. Orkitis akhirnya dapat menyebabkan testis yang terkena
menyusut.
2. Abses skrotum. Jaringan yang terinfeksi mengisi dengan nanah.

18
3. Berulang epididimitis. Orchitis dapat menyebabkan episode berulang
epididimitis. Infertilitas. Dalam sejumlah kecil kasus, orchitis dapat
menyebabkan infertilitas; Namun, jika orchitis hanya mempengaruhi
satu testis, infertilitas kurang mungkin.

2.2.10 Prognosis
Sebagian besar kasus orkitis karena mumps menghilang
secara spontan dalam 3 10 hari. Dengan pemberian
antibiotic yang sesuai , sebagian besar kasus orkitis bakteri
dapat sembuh tanpa komplikasi.

2.3 Ultrasonography
2.3.1 Definisi

Ultrasonografi merupakan tehnik imaging dengan menggunakan gelombang suara


(ultrasound). Gelombang suara ultrasound memiliki frekuensi lebih dari 20.000 Hz,
tapi yang dimanfaatkan dalam tehnik USG hanya gelombang suara dengan frekuensi
1-10 MHz
Imaging untuk abdomen digunakan frekuensi 3,5 MHz. Misalnya hepar, lien ,
ren uterus. Sedangkan untuk rang gemuk digunakan frekuensi 2,5 MHz dan
untuk anak-anak digunakan frekuensi 5 MHz.
Untuk mendapatkan gambaran mata yang organya kecil dan rumit dibutuhkan
frekuensi 7-15 MHz.
Untuk melihat organ-organ yang kecil dibutuhkan frekuensi 5-7 MHz

2.3.2 Prinsip kerja USG


Sifat fisika USG mengikuti hukum snellius untuk suara. Menurut snellius ada
beberapa konsep dasar tentang gelombang suara, dimana gelombang yang datang
akan mengalami beberapa kejadian :
1. Gelombang yang datang tegak lurus dengan bidang tertentu maka akan
dipantulkan tegak lurus pula, tapi bila membentuk sudut tertentu, akan
dipantulkan dengan sudut keluar sama dengan sudut datang
2. Dalam bidang yang berlapis, gelombang akan diteruskan. Semkain dalam
lapisan, intensitas gelombang makin kecil, sehingga untuk mendapatkan
intensitas yang stabil/tetap diperlukan amplifikasi tiap lapisan
3. Gelombang akan dibiaskan pada sudut gelombang tertentu

19
4. Gelombang dapat dihambat 100% apabila mengenai organ/benda yang keras,
sehingga pada permukaan benda akan tampak lengkung dan memberi
gambaran posterior acoustic shadow pada bagian belakang benda tersebut.

2.3.3 Hasil pemeriksaan USG :


Putih (hyperechoic/hyperechoigenic), pada tulang, otot padat
Abu-abu (putih+hitam) atau hypoechoic : hepar,otak, uterus, ren
Hitam(anechoic/anechoigenic) cairan dan sejenisnya

2.3.4 Kelebihan USG :


Pasien dapat diperiksa langsung tanpa persiapan dan memberi hasil yang cepat
Bersifat non invasive sehingga dapat dilakukan pula pada anak-anak
Aman untuk pasien dan operator, karena tidak tergantung pada radiasi ionisasi
Memberi informasi dengan batas struktur organ sehingga memberi gambaran
anatomis lebih besar dari informasi fungsi organ
Semua organ kecuali yang mengandung udara dapat ditenukan bentuk, ukuran,
posisi dan ruang interspasial
Dapat membedakan jenis jaringan dengan melihat perbedaan interakasi
dengan gelombang suara
Dapat mendeteksi struktur yang bergerak misalnya pulsasi fetal

2.3.5 Kelemahan USG :


Ditahan oleh kertas tipis
Antara transducer dengan kulit tidak dapat kontak dengan baik sehingga bisa
terjadi artefak sehingga perlu diberi jelly sebagai penghantar ultrasound
Bila ada celah dan ada udara, gelombang suara akan dihamburkan

2.3.6 USG digunakan antara lain untuk :


Menentukan dan menemukan letak massa dalam rongga abdomen atau pelvis
Membedakan kista dengan masa solid
Mempelajari gerakan organ (jantung, vena cava,aorta) maupun pergerakan
janin dan jantung janin
Pengukuran dan penentuan volume, misal : pengukuran aneurisma arterial,
fetal sefalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu masa untuk biopsi,
menentukan volume masa atau organ tubuh tertentu
Biopsi jarum terpimpin (guided needle biopsy)
Menentukan perencanaan dalam radio terapi.

20
2.4 USG TESTIS
USG testis atau sonogram merupakan prosedur yang sangat aman dan efektif
yang menggunakan pantulan getaran suara untuk membentuk gambar testis, bersama-
sama dengan skrotum. Gambar tersebut akan menunjukkan pembuluh melingkar yang
berada di balik setiap testis untuk mengumpulkan sperma, yang juga dikenal sebagai
epididimis dan vas deferens, yaitu saluran yang menghubungkan kelenjar prostat dan
testis. prosedur USG ini benar-benar aman karena tidak menggunakan radiasi.
USG testis harus dilakukan agar para dokter dapat mengevaluasi massa yang
mereka raba selama pemeriksaan fisik. Jika pasien merasa sakit di testis, mesin USG
adalah sebuah cara untuk mengetahui lebih lanjut apabila pasien mempunyai masalah
tersembunyi. Tes ini juga akan menentukan apakah ada torsi (puntiran) pada testis,
dimana tali sperma melilit dan memotong suplai darah ke testis. Tes ini juga dapat
menemukan testis yang tidak turun. Adanya cairan dalam epididimis atau skrotum,
yang juga dikenal sebagai spermatosel dan hidrosel juga bisa diketahui. Tes ini juga
dapat mencari nanah di skrotum atau pyosel dan hematosel atau darah di dalam
skrotum. Kasus lain yang memerlukan USG yaitu untuk mendeteksi cedera di area
alat kelamin dan tuntunan untuk melakukan operasi biopsi.
Testis normal mempunyai gambaran densitas echo midgray atau medium-level
dan homogen.

Ukuran normal testis pada orang dewasa 2 - 3 cm lebar dan panjang 3 - 5


cm.

Volume testis dihitung dengan rumus (lenght x widht x height x 0,51)

Testis normal

21
USG testis dan epididymis
Structure yang dilihat :
Lobus testis
Tubulus seminiferus
Caput epididymis
Ductus epididymis
Cauda epididymis
Spermatic cord with vas deferens

Yang harus diperhatikan dari USG testis


Diffuse change
Circumscribed lesion
Epididymal lesion
Intracostal mass

2.4.1 USG Pada Orchitis

22
USG sebenarnya hanya berperan sedikit dalam membantu diagnosa orkitis. Pada
orkitis bisa didapatkan kelainan berupa 1 atau ke-2 testis membesar dan terkadang
disertai nonhomogenisitas. Biasanya epididimidis juga ikut membengkak. Pada testis
yang orkhitis didapatkan gambaran hypoechoic ringan jika dibandingkan dengan
testis sehat.

A slightly oblique view of a testicle with an enlarged hypoechoic epididymis.


(Courtesy of Michael Blaivas, M.D.)

Orchitis. Marked increase in blood flow is seen along with a reactive hydrocele.
(Courtesy of Michael Blaivas, M.D.)

Citra ultrasonografi dari seorang pria 22 tahun dengan nyeri skrotum kiri akut yang
disebabkan oleh focal orchitis
(a). Longitudinal warna Doppler citra ultrasonografi menunjukkan penurunan
ekogenisitas dan peningkatan vaskularisasi di bawah dua pertiga dari testis. Tajam

23
transisi terlihat antara daerah normal dan abnormal (kepala panah). Penampilan ini
disebabkan oleh orkitis fokus, biasanya akibat gondongan.
Bahkan dengan tidak ada efek massa dan distribusi reguler kapal di area yang
abnormal, jenis lesi harus diikuti sampai memutuskan, untuk memastikan bahwa itu
bukan neoplasma, seperti limfoma. Hiperemia inflamasi adalah temuan positif,
sebagai lawan torsi induksi oligemia, yang merupakan temuan negatif. Kehadiran
hiperemia adalah prediksi bahwa testis adalah tidak torsed.

24
BAB III

IDENTITAS PASIEN

Nama : Sdr. E

Usia : 17 tahun

Alamat : Janan

RM : 148439

25
USG TESTIS DEXTRA DAN SINISTRA

USG EPIDIDIMIS DEXTRA

26
USG EPIDIDIMIS SINISTRA

USG SCROTUM
- Testis Dextra : bentuk dan ukuran normal, tak tampak lesi anechoic
(fluid collection) mengelilingi testis.
- Testis Sinistra : bentuk normal, ukuran membesar, tampak dilatasi
plexus pampiniformis (CFM agak hipervascular), tak tampak lesi
anechoic (fluid collection) mengelilingi testis

KESAN :
- Susp Varicocele ringan sinistra dengan gambaran orchitis sinistra
- Tak tampak kelainan pada testis dextra

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 4., editor: Saifuddin A.B,dkk.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2008
2. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC
3. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius. 2000.

28

Anda mungkin juga menyukai