PENDAHULUAN
Orkitis adalah peradangan pada testis. Orkitis berbeda dari infeksi traktus
genitalia lain dalam dua hal, yaitu : jalur utama infeksi adalah hematogen dan
virus adalah organisme penyebab orkitis yang paling sering. Infeksi
diklasifikasikan sebagai orkitis viral , orkitis bacterial piogenik, atau orkitis
granulomatosa.
Sering terjadi pada pada laki-laki berumur diantara pra pubertas . Virus
adalah penyebab orkitis paling sering. Orkitis parotiditis adalah infeksi virus
yang sering terlihat , walaupun imunisasi untuk mencegah parotiditis pada masa
anak-anak telah menurunkan insidens. Dua puluh hingga tiga puluh persen kasus
parotiditis pada orang dewasa terjadi bersamaan dengan orkitis terjadi bilateral
pada 15 % pria dengan orkitis paroditis. Pada laki-laki pubertas atau dewasa
biasanya terdapat kerusakan tubulus seminiferous dengan resiko resiko
infertilitas dan pada beberapa kasus, terdapat kerusakan sel-sel leydig yang
mengakibatkan hipoginadisme defisiensi testosteron. Orkitis jarang terjadi pada
pria prapubertas, namun bila ada, dapat diharapkan kesembuhan yang sempurna
tanpa disfungsi testiskular sesudahnya.
Penyebab Orchitis dapat disebabkan karena bakteri maupun Virus. Virus
yang dapat menyebabkan orkitis dan memberikan gambaran klinis yang sama
adalah Coxsakie B, mononukleosis. Orkitis bakteri piogenik disebabkan oleh
bakteri (Brucellosis ,Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas
aeruginosa) dan infeksi parasit (malaria, filariasis, skistosomasis, amebiasis)
atau kadang-kadang infeksi riketsia yang ditularkan dari epididimis.
Penegakkan diagnose Orchitis dapat ditentukan oleh anamnesa, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang, pemeriksaan penunjang yang sangat
mendukung ialah dengan pemeriksaan radiologi berupa Ultrasonography, pada
kasus ini akan dijelaskan bagaimana penegakkan diagnose Orchitis dalam
radiologi.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI TESTIS
Organ-organ genitalia/reproduksi laki-laki terdiri dari :
1. Organ genitalia interna
Testis
Epididymis
Funiculus spermaticus
Ductus deferens
Vesicula seminalis beserta salurannya
Ductus ejaculatorius
Prostata
Glandula bulbourethralis
2. Organ genitalia eksterna
Penis
Urethra
Scrotum
2
Testis akan turun sekitar umur janin 7 bulan menuju scrotum melalui
canalis inguinalis dibawah pengaruh hormon testosterone dari testis. Testis
sinistra biasanya terletak lebih rendah daripada testis dextra
Epididymis berlanjut dengan ductus deferens, yang berjalan ke atas
menuju dinding depan abdomen, menembusnya, lalu memasuki rongga
abdomen melalui anulus inguinalis superficialis, canalis inguinalis, dan anulus
inguinalis profundus, kemudia berbelok dan berjalan menuju fundus vesica
urinariae. Pada fundus vesica urinariae, ductus deferens bersatu dengan ductus
excretorius vesiculae seminalis, membentuk ductus ejaculatorius. Selanjutnya,
ductus eejaculatorius berjalan menembus prostata sebelum bermuara pada pars
prostatica urethrae. Prostata dan glandula bulbourethralis merupakan organ
tambahan pada sistem reproduksi laki-laki, sementara penis merupakan organ
genitalia eksterna.
1. TESTIS
3
sejumlah saluran kecil yang keluar dari rete testis dan memasuki caput
epididymidis, disebut ductuli efferentes testis.
Pada lapisan dasar tubuli semineferi contorti, dapat ditemukan bentuk
bentuk sperma dalam berbagai tingkat perkembangan, seperti spermatogonium
(spermatoblas), spermatosit, spermatid, dan spermatozoon; disekitarnya,
terdapat sel-sel sertoli. Tubuli seminiferi recti akan membawa spermatozoa ke
dalam rete testis. Selanjutnya spermatozoa memasuki ductuli efferentes testis
dan meneruskan perjalannya hingga ductus epididymis (didalam caput
epididymidis).
Testis didarahi oleh a.testicularis. arteri ini keluar dari aorta
abdominalis, tepat dibawah tempat keluarnya a.renalis. dari aorta, arteri ini
berjalan kebawah memasuki canalis inguinalis di dalam funiculus spermaticus,
lalu menuju bagian posterior testis tempat cabang-cabangnya menembus
tunica albuginea sebelum memasuki jaringan testis. Arteri spermatika interna
merupakan cabang dari aorta, arteri defernsialis cabang dari arteri vesikalis
inferior dan arteri kremasterika yang merupakan cabang dari arteri epigastrika
Darah dari testis dikembalikan melalui plexus pampiniformis. Dari
plexus ini, darah dialirkan ke vena testicularis (dextra et sinistra). Darah dari
vena testicularis dextra selanjutnya dialirkan ke vena cava inferior, sementara
darah dari vena testicularis sinistra diteruskan ke vena renalis sinistra. Vena
renalis sinistra dapat mengalami obstruksi akibat adanya tumor, menyebabkan
pelebaran vena atau plexus venosus di sekitar testis dan epididymis sinistra
(varicocele)
Kadang-kadang, testis dapat terpuntir didalam scrotum sehingga
a.testicularis ikut terpuntir dan tersumbat. Keadaan ini menimbulkan nyeri
hebat akibat iskemia dan jika berlanjut dapat menyebabkan nekrosis.
Testis disarafi oleh sejumlah nervus yang berjalan mengikuti arterinya
dan venanya. Saraf-saraf pada testis ini merupakan percabnagan dari plexus
aortikus dan plexus renalis (dari persarafan segmen T10)
Cairan limfe dari testis dialirkan ke atas, memasuki funiculus
spermaticus lalu menuju nodi lymphoidei paraaortici.
Di antara tubulus seminiferus terdapat sel khusus yang disebut sel
intersisial Leydig. Sel Leydig memproduksi hormon testosteron.
4
FUNGSI
Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin.
Fungsi testis:
memproduksi sperma (spermatozoa)
memproduksi hormon seks pria seperti testosteron.
Secara histopatologis, testis terdiri atas kurang lebih 250 lobuli dan tiap
lobulus terdiri atas tubuli seminiferi. Didalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel
spermatogenia dan sel Sertoli, sedang diantara tubulus seminiferi terdapat sel-sel
Leyding. Sel-sel spermatogenia pada proses spermatogenesis menjadi sel
spermatozoa. Sel-sel Sertoli berfungsi memberi makanan pada bakal sperma,
sedangkan sel-sel Leyding atau disebut sel interstisial testis berfungsi dalam
menghasilkan hormon testosteron.
5
Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli seminiferi testis disimpan dan
mengalami pematangan atau maturasi diepididimis setelah mature (dewasa) sel-
sel spermatozoa bersama-sama dengan getah dari epididimis dan vas deferens
disalurkan menuju ke ampula vas deferens. Sel-sel itu setelah dicampur dengan
cairan-caidari epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta cairan prostat
menbentuk cairan semen atau mani.
2. EPIDIDIMIS
Yaitu tabung sempit yang sangat panjang & berkelok-
kelok di belakang testis.
Tempat pematangan sperma sebelum menuju Vas
deferens.
6
Merupakan salah satu tempat penyimpanan sperma
(bersama vas deferens dan ampula).
3. VAS DEFERENS
4. VESIKULA SEMINALIS
7
5. PROSTAT
6. URETRA
8
Saluran traktus urinaria & genetalia yang keluar dari
vesika urinaria melalui prostat uretra pars
prostatica uretra pars membranacea ujung
penis uretra pars cavernosa orificium uretra
eksterna.
Fungsi uretra adalah untuk mengeluarkan air mani
dan air seni.
2.2 Orchitis
2.2.1 Definisi
Orkitis adalah peradangan pada testis. Orkitis berbeda
dari infeksi traktus genitalia lain dalam dua hal, yaitu : jalur
utama infeksi adalah hematogen dan virus adalah organisme
9
penyebab orkitis yang paling sering. Selama tahap akut,
gambaran klinis yang dominan adalah onset mendadak
respon inflamasi parah testis, terkait dengan peningkatan
temperature ( 36-40 C ) dan derajat yang bervariasi dari
keluhan umum. Usia yang lebih tua pada infeksi dikaitkan
dengan risiko yang lebih tinggi tertentu komplikasi, terutama
orchitis. Yung et al. melaporkan bahwa di antara kasus
gondok, gondok sebelumnya campak rubella (MMR) vaksinasi
perlindungan yang cukup ditawarkan terhadap orchitis,
meningitis, dan rawat inap.2
2.2.2 Epidemiologi
Pada tahun 2002, epididimitis atau orkitis menyumbang
untuk 1 di 144 kunjungan rawat jalan (0,69 persen) pada laki-
laki 18-50 tahun Ada sekitar 600.000 kasus epididimitis per
tahun di Amerika Serikat, yang sebagian besar terjadi pada
pria antara 18 dan 35 tahun .Dalam salah satu penelitian
terhadap prajurit Angkatan Darat AS, kejadian tertinggi pada
pria antara 20 dan 29 tahun. Dalam review dari 121 pasien
dengan epididimitis dalam pengaturan rawat jalan, distribusi
bimodal dicatat dengan kejadian puncak yang terjadi pada
9
pria 16 sampai 30 tahun dan 51 hingga 70 tahun.Epididimitis
lebih umum daripada orchitis. Dalam sebuah penelitian rawat
jalan, orchitis terjadi pada 58 persen pria yang didiagnosis
dengan epididymitis. Terisolasi orchitis jarang dan umumnya
berhubungan dengan gondok infeksi pada anak laki-laki
5
prepubertal (13 tahun atau muda).
Secara nasional gondok wabah di Inggris dan Wales
pada tahun 2004-2005 Efeknya terkait penyakit itu cukup,
dengan > 43.000 dilaporkan kasus dan >2.600 rawat inap.
Dibandingkan dengan era prevaccine, usia rata-rata infeksi
adalah lebih tinggi, dengan infeksi yang terjadi terutama pada
remaja yang lebih tua dan muda dewasa . Usia yang lebih tua
pada infeksi dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi
2
komplikasi terutama orchitis.
Insiden gondok orchitis telah menurun secara dramatis
sejak diperkenalkannya program vaksinasi anak . Selama
beberapa tahun terakhir gondok orchitis memiliki jarang
terlihat di lembaga kami: Namun, baru-baru ini, 11 pasien
dengan penyakit gondok orchitis dirawat di unit kami antara
bulan Maret dan September 2005. Peningkatan tajam ini juga
melihat tempat lain di Inggris; 25 kasus gondok orchitis
dilaporkan oleh Urologi Departemen Royal Liverpool University
7
antara September 2004 dan April 2005.
2.2.3 Etiologi
Virus adalah penyebab orkitis paling sering. Orkitis
parotiditis adalah infeksi virus yang sering terlihat , walaupun
imunisasi untuk mencegah parotiditis pada masa anak-anak
telah menurunkan insidens. Dua puluh hingga tiga puluh
persen kasus parotiditis pada orang dewasa terjadi
bersamaan dengan orkitis terjadi bilateral pada 15 % pria
9
dengan orkitis paroditis.
10
Virus lain yang dapat menyebabkan orkitis dan
memberikan gambaran klinis yang sama adalah Coxsakie B,
mononukleosis. Orkitis bakteri piogenik disebabkan oleh
bakteri (Brucellosis ,Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,
Pseudomonas aeruginosa) dan infeksi parasit (malaria,
filariasis, skistosomasis, amebiasis) atau kadang-kadang
9
infeksi riketsia yang ditularkan dari epididimis.
11
Disebabkan oleh bakteri Brucellosis ,Escherichia coli,
9
Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa.
Terinfeksi kuman Brucella dapat mengalami abortus,
retensi plasenta, orchitis dan epididimitis serta dapat
niengekskresikan kuman ke dalam uterus. Penularan penyakit
ke manusia terjadi melalui konsumsi susu dan produk susu
yang tidak dipasteurisasi atau melalui membrana mukosa
dan kulit yang luka, Berat ringan penyakit tergantung strain
Brucella yang menginfeksi. 8
2.2.5 Patofisiologi
2.2.5.1 Orkitis viral infection
Infeksi ini ditularkan melalui kontak langsung, droplet ,
atau terkontaminasi fomites dan memasuki host melalui
udara. Penyebaran melalui darah adalah utama rute infeksi
testis terisolasi Ini menyebar dengan cepat dan rentan
,orang yang tinggal di dekat proximity. Kemudian di akhir
masa inkubasi menyebabkan penyebaran virus ke organ,
sehingga infeksi sistemik ditandai dengan parotitis klasik
atau manifestasi klinis organ lain..Meskipun kelenjar parotis
12
adalah yang paling umum organ yang terkena, parotitis
bukan langkah utama atau diperlukan untuk infeksi gondok.
Sistem saraf pusat, saluran kemih, dan organ genital juga
9
bisa menjadi awalnya efek terjadinya orkitis.
2.2.6 Diagnosis
2.2.6.1 Anamnesa
13
1. Demam tinggi
2. Tackikardy
3. Mual dan muntah
4. Myalgia
5. Sakit kepala
6. Penderita merasakan tidak nyaman duduk
7. Kadang penderita mengeluh sakit gondongan sebelumnya
8. Ketidaknyamanan ringan pada testiskular
9. Edema hingga nyeri di daerah testiskular
10. Terbentuk edema dalam waktu sekitar 4 hingga 6 hari. 9 , 1
11. Gejala infeksi saluran kemih bagian bawah,Biasanya juga di
dapatkan gejala infeksi saluran kemih bagian bawah seperti
frekuensi, urgensi, hematuria, dan disuria. 5
14
nyeri hebat mengalami
abnormalitas,
phrens sign
masih terasa
nyeri.
Skrotum eritematus
Terasa hangat
Konsistensi testis yang mengalami pembengkakan kenyal seperti karet dan
mungkin terdapat hubungan dengan kulit depan yang akhirnya
membentuk fistel kulit. 6
2.2.7.1 Epididymitis
Merupakan infeksi asendens saluran kemih. Infeksi
dimulai dari kauda epididimis dan biasanya meluas ke
korpus dan hulu epididimis. Kemudian dapat menjadi
6
orchitis melalui peradangan kontralateral.
Gambaran klinis berupa gejala tanda lokal serta gejala
sistemik infeksi akut. Epididimis membengkak , sangat
nyeri yang mungkin beralih kedaerah perut atau daerah
ginjal , disertai demam tinggi. Tanda infeksi saluran kemih
atau prostatitis merupakan pegangan kuat untuk
menegakkan diagnosis epididymitis.6
Pada pemeriksaan ditemukan epididimis bengkak
dipermukaan dorsal testis nyeri. Setelah beberapa hari
epididimis dan testis tidak dapat dibedakan. Kulit skrotum
ikut menjadi proses radang menjadi panas , merah ,
bengkak karena oedema dan infiltrate.6
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan tanda-
tanda radang sistemik ,kelainan kemih , dan endapan urin
,sedangkan biakan urin akan memastikan bakteri
kausalnya.6
2.2.7.2 Torsio testis
15
Torsio testis terjadi pada anak dengan dengan inersi
tunika vaginalis tinggi di funikulus spermatikus sehingga
funikulus dengan tests terpuntir di dalam tunika
vaginalis , akibat puntiran tangkai , terjadi gangguan
perdarahan testis mulai dari bendungan vena sampai
iskemi yang menyebabkan gangrene. Keadaan inersi
tinggi tunika vaginalis di funikulus biasanya gambarkan
sebagai lonceng dengan bandul yang memutar yang
6
mengalami nekrosis dan gangrene.
Biasanya nyeri testis hebat timbul dengan tiba-tiba
yang sering disertai nyeri perut dalam serta mual atau
muntah.nyeri perut selalu ada karena berdasarkan
perdarahan dan persyarafannya,testis tetap merupakan
organ perut. Pada permulaan testis teraba agak bengkak
dengan nyeri tekan dan terletak agak tinggi di skrotum
dengan funikulus yang juga bengkak. Akhirnya kulit
skrotum tampak udem dan menjadi merah sehingga
menyulitkan palpasi ,dan kelainan ini sukar dibedakan
dengan epididimis akut.6
Diagnosis banding adalah semua keadaan darurat dan
akut dalam skrotum seperti hernia inkarserata , oerkitis
akut , dan torsio hidatid morgagni.6
2.2.8 Penatalaksaan
1. Dilakukan pembiakan urine dan darah
2. Biakan langsung dari testis yang terinfeksi untuk
mengidentifikasikan organisme penyebab
3. Pengobatan untuk infeksi adalah antibiotik spesifik untuk
organisme penyebab infeksi
4. Tindakan yang memberikan kenyamanan seperti tirah baring ,
penyangga skrotum , kantong es , dan analgesik juga di
perlukan. 9
16
infeksi,meningkatkan gejala, mencegah penularan, dan mengurangi
komplikasi masa depan. 5
17
1. Perawatan di rumah bersama dengan perawatan medis yang tepat dapat
membantu memperbaiki gejala Anda.
2. Over-the-counter obat anti-inflamasi nonsteroid seperti ibuprofen (Advil
atau Motrin, misalnya) atau naproxen (Aleve) dan acetaminophen
(Tylenol) dapat membantu dengan rasa sakit.
3. Mengangkat skrotum Anda dengan pas-pas celana atau pendukung atletik
dapat meningkatkan kenyamanan.
4. Terapkan kompres es.
5. Es tidak boleh langsung diaplikasikan pada kulit karena hal ini dapat
menyebabkan luka bakar dari pembekuan. Sebaliknya, es harus dibungkus
dengan kain dan kemudian diterapkan pada skrotum.
6. Paket es dapat diterapkan selama 10-15 menit pada suatu beberapa
kali sehari selama 1-2 hari pertama. Ini akan membantu menjaga
pembengkakan dan sakit turun. 13
2.2.9 Komplikasi
1. Atrofi testis. Orkitis akhirnya dapat menyebabkan testis yang terkena
menyusut.
2. Abses skrotum. Jaringan yang terinfeksi mengisi dengan nanah.
18
3. Berulang epididimitis. Orchitis dapat menyebabkan episode berulang
epididimitis. Infertilitas. Dalam sejumlah kecil kasus, orchitis dapat
menyebabkan infertilitas; Namun, jika orchitis hanya mempengaruhi
satu testis, infertilitas kurang mungkin.
2.2.10 Prognosis
Sebagian besar kasus orkitis karena mumps menghilang
secara spontan dalam 3 10 hari. Dengan pemberian
antibiotic yang sesuai , sebagian besar kasus orkitis bakteri
dapat sembuh tanpa komplikasi.
2.3 Ultrasonography
2.3.1 Definisi
19
4. Gelombang dapat dihambat 100% apabila mengenai organ/benda yang keras,
sehingga pada permukaan benda akan tampak lengkung dan memberi
gambaran posterior acoustic shadow pada bagian belakang benda tersebut.
20
2.4 USG TESTIS
USG testis atau sonogram merupakan prosedur yang sangat aman dan efektif
yang menggunakan pantulan getaran suara untuk membentuk gambar testis, bersama-
sama dengan skrotum. Gambar tersebut akan menunjukkan pembuluh melingkar yang
berada di balik setiap testis untuk mengumpulkan sperma, yang juga dikenal sebagai
epididimis dan vas deferens, yaitu saluran yang menghubungkan kelenjar prostat dan
testis. prosedur USG ini benar-benar aman karena tidak menggunakan radiasi.
USG testis harus dilakukan agar para dokter dapat mengevaluasi massa yang
mereka raba selama pemeriksaan fisik. Jika pasien merasa sakit di testis, mesin USG
adalah sebuah cara untuk mengetahui lebih lanjut apabila pasien mempunyai masalah
tersembunyi. Tes ini juga akan menentukan apakah ada torsi (puntiran) pada testis,
dimana tali sperma melilit dan memotong suplai darah ke testis. Tes ini juga dapat
menemukan testis yang tidak turun. Adanya cairan dalam epididimis atau skrotum,
yang juga dikenal sebagai spermatosel dan hidrosel juga bisa diketahui. Tes ini juga
dapat mencari nanah di skrotum atau pyosel dan hematosel atau darah di dalam
skrotum. Kasus lain yang memerlukan USG yaitu untuk mendeteksi cedera di area
alat kelamin dan tuntunan untuk melakukan operasi biopsi.
Testis normal mempunyai gambaran densitas echo midgray atau medium-level
dan homogen.
Testis normal
21
USG testis dan epididymis
Structure yang dilihat :
Lobus testis
Tubulus seminiferus
Caput epididymis
Ductus epididymis
Cauda epididymis
Spermatic cord with vas deferens
22
USG sebenarnya hanya berperan sedikit dalam membantu diagnosa orkitis. Pada
orkitis bisa didapatkan kelainan berupa 1 atau ke-2 testis membesar dan terkadang
disertai nonhomogenisitas. Biasanya epididimidis juga ikut membengkak. Pada testis
yang orkhitis didapatkan gambaran hypoechoic ringan jika dibandingkan dengan
testis sehat.
Orchitis. Marked increase in blood flow is seen along with a reactive hydrocele.
(Courtesy of Michael Blaivas, M.D.)
Citra ultrasonografi dari seorang pria 22 tahun dengan nyeri skrotum kiri akut yang
disebabkan oleh focal orchitis
(a). Longitudinal warna Doppler citra ultrasonografi menunjukkan penurunan
ekogenisitas dan peningkatan vaskularisasi di bawah dua pertiga dari testis. Tajam
23
transisi terlihat antara daerah normal dan abnormal (kepala panah). Penampilan ini
disebabkan oleh orkitis fokus, biasanya akibat gondongan.
Bahkan dengan tidak ada efek massa dan distribusi reguler kapal di area yang
abnormal, jenis lesi harus diikuti sampai memutuskan, untuk memastikan bahwa itu
bukan neoplasma, seperti limfoma. Hiperemia inflamasi adalah temuan positif,
sebagai lawan torsi induksi oligemia, yang merupakan temuan negatif. Kehadiran
hiperemia adalah prediksi bahwa testis adalah tidak torsed.
24
BAB III
IDENTITAS PASIEN
Nama : Sdr. E
Usia : 17 tahun
Alamat : Janan
RM : 148439
25
USG TESTIS DEXTRA DAN SINISTRA
26
USG EPIDIDIMIS SINISTRA
USG SCROTUM
- Testis Dextra : bentuk dan ukuran normal, tak tampak lesi anechoic
(fluid collection) mengelilingi testis.
- Testis Sinistra : bentuk normal, ukuran membesar, tampak dilatasi
plexus pampiniformis (CFM agak hipervascular), tak tampak lesi
anechoic (fluid collection) mengelilingi testis
KESAN :
- Susp Varicocele ringan sinistra dengan gambaran orchitis sinistra
- Tak tampak kelainan pada testis dextra
27
DAFTAR PUSTAKA
28