Definisi
lapisan dalam (pia mater) dan lapisan tengah (arachnoid mater) para jaringan yang melindungan
Patofisiologi
pendarahan mengakibatkan luka kepala yang menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak
Subarachnoid hemorrhage dipertimbangkan sebagai sebuah stroke hanya ketika hal itu
terjadi secara spontan-yaitu, ketika pendarahan tidak diakibatkan dari kekuatan luar, seperti
kecelakaan atau jatuh. Pendarahan spontan biasanya diakibatkan dari pecahnya secara tiba-tiba
aneurysm di dalam arteri cerebral. Aneurysms menonjol pada daerah yang lemah pada dinding
arteri. Aneurysms biasanya terjadi dimana cabang nadi. Aneurysms kemungkinan hadir ketika
lahir (congenital), atau mereka berkembang kemudian, setelah tahunan tekanan darah tinggi
Agak sering terjadi, subarachnoid hemorrhage diakibatkan dari pecahnya jaringan tidak
normal antara arteri dengan pembuluh (arteriovenous malformation) di otak atau sekitarnya.
Arteriovenous malformation kemungkinan ada sejak lahir, tetapi hal ini biasanya
diidentifikasikan hanya jika gejala terjadi. Jarang, penggumpalan darah terbentuk pada klep
jantung yang terinfeksi, mengadakan perjalanan (menjadi embolus) menuju arteri yang
mensuplai otak, dan menyebabkan arteri menjadi meradang. Arteri tersebut bisa kemudian
Merokok
Penyakit ginjal polikistik atau autosomal dominant polycystic kidney disease (ADPKD)
Tumor otak, bersifat kanker maupun tidak, yang berdampak kepada pembuluh darah
pembuluh darah
Amiloid Angiopati, yaitu kondisi yang terkadang dipicu oleh bertambahnya usia dan
menyebabkan terjadinya beberapa perdarahan kecil pada pembuluh darah yang tidak
diketahui
Gejala
Sebelum pecah aneurysm biasanya tidak menyebabkan gejala-gejala sampai menekan saraf atau
bocornya darah dalam jumlah sedikit, biasanya sebelum pecahnya besar (yang menyebabkan
sakit kepala) (Carpenito, 2003). Kemudian menghasilkan tanda bahaya, seperti berikut di bawah
ini :
1. Sakit kapala, yang bisa tiba-tiba tidak seperti biasanya dan berat (kadangkala disebut sakit
kepala thunderclap)
2. Nyeri muka atau mata.
3. Penglihatan ganda.
4. Kehilangan penglihatan sekelilingnya.
Pecahnya bisa terjadi karena hal yang tiba-tiba, sakit kepala hebat yang memuncak dalam
hitungan detik. Hal ini seringkali diikuti dengan kehilangan kesadaran yang singkat. Hampir
separuh orang yang terkena meninggal sebelum sampai di rumah sakit. Beberapa orang tetap
Yang lainnya tersadar, merasa pusing dan mengantuk. Mereka bisa merasa gelisah.
Dalam hitungan jam atau bahkan menit, orang bisa kembali menjadi mengantuk dan bingung.
Mereka bisa menjadi tidak bereaksi dan sulit untuk bangun. Dalam waktu 24 jam, darah dan
cairan cerebrospinal disekitar otak melukai lapisan pada jaringan yang melindungi otak
(meninges), menyebabkan leher kaku sama seperti sakit kepala berkelanjutan, sering muntah,
pusing, dan rasa sakit di punggung bawah. Frekwensi naik turun pada detak jantung dan
bagian spesifik pada otak, seperti berikut di bawah ini (Sylvia, 2006) :
1. Kelelahan atau lumpuh pada salah satu bagian tubuh (paling sering terjadi).
2. Kehilangan perasa pada salah satu bagian tubuh.
3. Kesulitan memahami dan menggunakan bahasa (aphasia).
Komplikasi
Gangguan hebat bisa terjadi dan menjadi permanen dalam hitungan menit atau jam.
Demam adalah hal yang biasa selama 5 sampai 10 hari pertama. subarachnoid hemorrhage bisa
menggumpal. Darah yang menggumpal bisa mencegah cairan di sekitar otak (cairan
gejala seperti sakit kepala, mengantuk, pusing, mual, dan muntah dan bisa meningkatkan
(kejang), membatasi aliran darah menuju otak. Kemudian, jaringan otak bisa tidak
mendapatkan cukup oksigen dan bisa mati, seperti stroke ischemic. Vasopasm bisa
menyebabkan gejala yang serupa pada stroke ischemic, seperti kelemahan atau kehilangan
perasa pada salah satu bagian tubuh, kesulitan menggunakan atau memahami bahasa, vertigo,
DIAGNOSA
Jika orang mengalami secara tiba-tiba, sakit kepala hebat yang puncaknya dalam
hitungan detik disertai oleh berbagai gejala yang diduga stroke, mereka harus segera pergi ke
rumah sakit. Computed tomography (CT) dilakukan untuk memeriksa pendarahan. Aspirasi
tulang belakang (lumbar puncture) dilakukan jika CT tidak meyakinkan atau tidak tersedia. Hal
itu bisa mendeteksi darah apa saja di dalam cairan cerebrospinal. Aspirasi tulang belakang tidak
dilakukan jika dokter menduga bahwa tekanan di dalam tengkorak meningkat (Herdman, 2012).
Cerebral angiography dilakukan segera mungkin untuk memastikan diagnosa dan untuk
hemorrhage yang menyebabkan aneurysm karena hal itu mengakibatkan kerusakan otak yang
luas. 15 % orang yang lainnya meninggal dalam beberapa minggu karena pendarahan dari
pecahan kedua. Orang yang bertahan untuk 6 bulan tetapi yang tidak melakukan operasi untuk
2002).
Kadangkala, pendarahan disebabkan oleh kerusakan kecil yang tidak terdeteksi oleh cerebral
angiography karena kerusakan telah tertutupi dengan sendirinya. Dalam beberapa kasus,
kelihatannya adalah sangat baik. Beberapa orang kebanyakan atau keseluruhan sembuh dan
Orang yang mengalami subarachnoid hemorrhage dirawat di rumah sakit dengan segera.
Istirahat total tanpa alasan adalah perlu. Analgesik seperti opoid (tetapi bukan aspirin atau obat-
untuk mengendalikan sakit kepala hebat. Pelembut tinja diberikan untuk mencegah bersusah
mencegah vasospasm dan stroke ischemis berikutnya. Dokter melakukan penghitungan (seperti
memberikan obat-obatan dan menyesuaikan jumlah cairan infus yang diberikan) untuk menjaga
tekanan darah pada level rendah yang cukup untuk menghindari pendarahan lebih lanjut dan
cukup tinggi untuk menjaga aliran darah menuju bagian-bagian rusak pada otak. Kadangkala,
potongan tabung plastik (shunt) kemungkinan diletakkan di dalam otak untuk mengeringkan
cairan cerebrospinal keluar dari otak. Prosedur ini menghilangkan tekanan dan mencegah
Untuk orang yang mengalami aneurysm, prosedur operasi dilakukan untuk mengisolasi,
memblok, atau mendukung dinding pada arteri yang lemah dan dengan demikian mengurangi
resiko fatal pada pendarahan kemudian. Prosedur ini sulit, dan dengan mengabaikan bagian mana
yang digunakan, resiko kematian adalah tinggi, khususnya untuk orang yang dalam keadaan
pingsan atau koma. Waktu yang paling tepat untuk operasi adalah kontroversial dan harus
diputuskan berdasarkan keadaan orang tersebut. kebanyakan ahli bedah saraf menganjurkan
operasi dalam waktu 24 jam sejak dimulainya gejala, sebelum hydrocepalus dan vasopasm
berkembang.
Jika operasi tidak dapat dilakukan secepat ini, prosedur tersebut kemungkinan ditunda 10
hari untuk mengurangi resiko pada operasi, tetapi kemudian pendarahan lebih mungkin untuk
terulang karena jangka waktu menunggu lebih lama. Prosedur yang biasanya dipakai, disebut
(Doengoes, 2002).
disusupkan ke dalam aneurysm. Dengan begitu, prosedur ini tidak memerlukan pembukaan
tengkorak. Dengan aliran darah yang lambat melalui aneurysm, gulungan menaikkan
Operasi neuroendovascular bisa sering dilakukan pada waktu yang sama dengan
angiography cerebral, ketika aneurysm didiagnosa. Jarang, penjepit (klip) baja ditempatkan
melintangi aneurysm. Prosedur ini mencegah darah masuk ke aneurysm dan menghilangkan
resiko pecah. Penjepit tinggal ditempatnya secara permanen. Kebanyakan penjepit yang
diletakkan 15 sampai 20 tahun kemudian dipengaruhi oleh kekuatan magnet dan bisa berubah
Definisi
Perdarahan yang terjadi didalam jaringan otak. Hematom intraserbral pasca traumatik
merupkan koleksi darah fokal yang biasanya diakibatkan cedera regangan atau robekan rasional
Ukuran hematom ini bervariasi dari beberapa milimeter sampai beberapa centimeter dan dapat
terjadi pada 2%-16% kasus cedera. Intracerebral hematom mengacu pada hemorragi / perdarahan
lebih dari 5 ml dalam substansi otak (hemoragi yang lebih kecil dinamakan punctate atau
Etiologi
Hipertensi merupakan penyebab terbanyak. Faktor etiologi yang lain adalah aneurisma
pemakaian anti koagulan dalam jangka lama, malformasi arteriovenosa dan malformasi mikro
angiomatosa dalam otak, tumor otak (primer dan metastase) yang tumbuh cepat, amiloidosis
Patofisiologi
Perdarahan intraserebral ini dapat disebabkan oleh karena ruptur arteria serebri yang
dapat dipermudah dengan adanya hipertensi. Keluarnya darah dari pembuluh darah didalam otak
berakibat pada jaringan disekitarnya atau didekatnya, sehingga jaringan yang ada disekitarnya
akan bergeser dan tertekan. Darah yang keluar dari pembuluh darah sangat mengiritasi otak,
sehingga mengakibatkan vosospasme pada arteri disekitar perdarahan, spasme ini dapat
menyebar keseluruh hemisfer otak dan lingkaran willisi, perdarahan aneorisma-aneorisma ini
merupakan lekukan-lekukan berdinding tipis yang menonjol pada arteri pada tempat yang lemah.
Makin lama aneorisme makin besar dan kadang-kadang pecah saat melakukan aktivitas. Dalam
keadaan fisiologis pada orang dewasa jumlah darah yang mengalir ke otak 58 ml/menit per 100
gr jaringan otak. Bila aliran darah ke otak turun menjadi 18 ml/menit per 100 gr jaringan otak
akan menjadi penghentian aktifitas listrik pada neuron tetapi struktur sel masih baik, sehingga
gejala ini masih revesibel. Oksigen sangat dibutuhkan oleh otak sedangkan O2 diperoleh dari
darah, otak sendiri hampir tidak ada cadangan O2 dengan demikian otak sangat tergantung pada
keadaan aliran darah setiap saat. Bila suplay O2 terputus 8-10 detik akan terjadi gangguan fungsi
otak, bila lebih lama dari 6-8 menit akan tejadi jelas/lesi yang tidak putih lagi (ireversibel) dan
lain yang tidak perdarahan, sehingga dapat berakibat mengurangnya aliran darah ke otak baik
secara umum maupun lokal. Timbulnya penyakit ini sangat cepat dan konstan dapat berlangsung
Gejala klinis
koma.
g. Perdarahan Pons : koma dalam keadaan tanpa peringatan nyeri kepala dan kematian.
Ini jarang terjadi, bila haematoma sub epidermal dan bila lesi massa akan pulih kembali.
i. Perdarahan serebellum
University Hospital)
a. Angiografi
b. Ct scanning
c. Lumbal pungsi
d. MRI
e. Thorax photo
f. Laboratorium
g. EKG
Gambar 9 : Gambaran CT Scan ICH (Sumber : Netter, 2015)
mmHg, anticonvulsant.
d. Pengendalian peningkatan TIK dilakukan Hiperventilasi, Diuretika dan kortikosteroid
- Mortalitas 20%-30%
- Sembuh tanpa defisit neurologis
- Sembuh denga defisit neurologis
1) Paralisis
2) Pulsus Parsus
3) Pinpoint pupil
4) Pyreksia
5) Periode respiration
Daftar Pustaka
EGC
Harsono, 1996. Buku Ajar Neurologi Klinis. Edisi Pertama. Yokyakarta : Gajah Mada University
Press.