Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
PERIKANAN B
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berkat
rahmat dan hidayahNyalah kami dapat menyelesaikan Makalah Biologi Laut.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Biologi Laut. Makalah biologi laut ini membahas tentang marine fish di zona
intertidal beserta sistematika dan adaptasi fisiologi maupun adaptasi tingkah
laku. Kita tahu bahwa zona intertidal merupakan zona dimana pasang surut
terjadi sehingga makhluk hidup yang tinggal di zona tersebut memiliki keunikan
tersendiri.
Dalam penulisannya, Makalah parasit dan penyakit ikan ini masih jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu, penyusun sangat mengharapkan adanya saran
dan kritik yang membangun demi meningkatkan kualitas penulisan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi
pembaca.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................... 1
1.3 Manfaat..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................3
2.1 Sistematika................................................................................ 3
2.1.1 Famili Blenniidae..................................................................4
2.1.2 Famili Gobiidae....................................................................7
2.1.3 Famili Cottidae.....................................................................8
2.1.4 Famili Cyclopteridae.............................................................9
2.1.5 Famili Scopelidae................................................................10
2.2 Adaptasi Fisiologis Ikan di Zona Intertidal.....................................12
2.3 Adaptasi Behavioral Ikan di Zona Intertidal...................................13
BAB III PENUTUP............................................................................... 15
3.1 Kesimpulan.............................................................................. 15
3.2 Saran...................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 16
2
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Halama
n
1. Ophioblennius steindachneri 5
2. Taksonomi Ikan Black-faced Blenny 6
3. Gobius paganellus 7
4. Taurulus bubalis 8
5. Aptocyclus ventricosus 10
6. Ikan Lomek (Harpodon nehereus) 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui ikan apa saja yang hidup di Zona Intertidal;
2. Untuk mengetahui adaptasi fisiologis yang menunjang kelangsungan hidup
ikan intertidal;
3. Untuk mengetahui adaptasi tingkah laku yang membuat ikan intertidal
tetap bertahan hidup.
1
1.3 Manfaat
Manfaat disusunnya makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
berbagai jenis ikan yang hidup di zona intertidal dan keragaman faktor
lingkungan di zona intertidal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistematika
Ikan intertidal adalah kelompok ikan yang hidupnya berada di
wilayah intertidal. Ikan kelompok ini biasanya hidup di wilayah bebatuan
seperti kolam batu atau di balik batu, atau keluar-masuk dari zona ini
sesuai keadaan pasang dan surutnya air laut. Zona intertidal dari pantai
berbatu dapat berisi lekukan yang memerangkap kolam air asin, yang
disebut kolam batu.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Lingkungan Zona
Intertidal, Menurut Prajitno (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi
kondisi lingkungan zona intertidal antara lain :
2
a. Pasang surut
Pasang surut yaitu naik turunnya permukaan air laut secara
periodik selama interval waktu tertentu. Pasang surut merupakan faktor
lingkungan paling penting yang mempengaruhi kehidupan di zona
intertidal. Tanpa adanya pasang surut secara periodik zona ini tidak
berarti dan faktor lain akan kehilangan pengaruhnya. Penyebab
terjadinya pasang surut dan kisaran berbeda sangat kompleks dan
berhubungan dengan interaksi tenaga penggerak pasang surut, matahari,
bulan, rotasi bumi, dan geomorfologi samudra.
b. Suhu
Suhu mempengaruhi zona intertidal selama harian/musiman.
Kisaran ini dapat melebihi batas toleransi.
c. Perubahan salinitas
Perubahan salinitas yang dapat mempengaruhi organisme terjadi
di zona intertidal melalui dua cara. Pertama, karena zona intertidal
terbuka pada saat pasang turun kemudian digenangi air atau aliran air
akibat hujan lebat, salinitas yang turun. Kedua, ada hubungannya dengan
genangan pasang surut, yaitu daerah yang menamoung air laut ketika
pasang turun.
d. Gelombang
Gelombang merupakan parameter utama dalam proses erosi atau
sedimentsi. Besarnya erosi tergantung pada besarnya energi dihempaskan
oleh gelombang.
Gelombang/ombak dibagi menjadi 2 macam yaitu ombak terjun
dan ombak landai. Ombak terjun biasanya terlihat di pantai yang lautnya
terjal, ombak ini menggulung tinggi kemudian jatuh dengan bunyi yang
keras dan bergemuruh. Sedangkan ombak landai terbentuk di pantai yang
dasar lautnya di landai, sehingga bergulung ke pantai agak jauh sebelum
pecah.
4
e. Faktor-faktor lain
Adanya substrat yang berbeda-beda yaitu pasir, batu dan lumpur
menyebabkan perbedaan fauna dan struktur komunitas dari daerah
intertidal.
Mungkin faktor tunggal yang paling penting yang memodifikasi
ketinggian di zona tertentu dipantau dari sifat organisme hidup terhadap
tingkat penjagaan terhadap aksi gelombang. Sebagaimana telah
disebutkan di atas ada berbagai faktor pasang surut seperti waktu makan
terbatas untuk organisme pemakan suspensi, pengeringan dan suhu
ekstrim yang cenderung untuk membatasi distribusi ke atas yaitu ke
litoral. Selain itu gelombang beroperasi di arah sebaliknya dan cenderung
untuk melembabkan tingkat atas baik oleh gelombang splash atau
semprot dengan demikian akan bertambah periode perandaman yang
efektif memungkinkan suatu distribusi perluasan organisme intertidal ke
atas (Nyabakken, 1992).
Kebanyakan ikan intertidal memiliki tubuh yang pipih
memanjang, dan bertubuh kecil. Berikut adalah beberapa contoh dari
ikan intertidal.
5
Gambar 1. Ophioblennius steindachneri
(Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/File:Ophioblennius_steindachneri.jpg)
Panjangnya sekitar 16 cm, kulit mulus tanpa sisik, dan ditutupi dengan
lendir lembut. Lendir ini mencegah pengeringan jika mereka terdampar di
sebuah pantai setelah pasang. Selama kulit mereka tetap lembab, mereka bisa
bernapas keluar dari air. Mereka kadang-kadang disebut "katak laut" karena
mereka berjemur di bawah sinar matahari di luar gulma air, dan seperti katak,
melompat ke tempat yang aman ketika terganggu. Mereka bisa mengubah warna
mereka untuk mencocokkan lingkungan mereka. Betina bertelur di celah-celah
atau di bawah batu dan individu jantan akan menjaga mereka sampai mereka
menetas. Di musim dingin, mereka keluar dari kolam batu mereka dan
bermigrasi ke laut dangkal. Umumnya memiliki gigi yang kuat, dan akan
menggigit manusia jika merasa terancam.
Contoh dari spesies ini adalah Ophioblennius steindachneri (Gambar 1).
Berikut ini merupakan klasifikasi dari spesies tersebut.
Phylum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Blenniidae
Genus : Ophioblennius
Species : Ophioblennius steindachneri
6
(paling aktif di siang hari). Ikan ini adalah karnivora yang memakan
invertebrata kecil. Ikan ini bereproduksi dari bulan April sampai Juli.
Ikan ini tergolong blenny triplefin (keluarga Tripterygiidae), memiliki sirip
punggung yang dibagi menjadi tiga bagian. Segmen pertama dari sirip punggung
tepat di belakang kepala dan memiliki tiga duri, bagian kedua dari sirip dorsal
memiliki 14-18 duri, dan bagian ketiga memiliki 10-14. Sirip ekor bulat. The
Black Faced Blenny memiliki tubuh ramping panjang yang tumbuh sampai 3
inci (8 cm) panjang.
7
Individu jantan memiliki wajah hitam, badan kuning, dan sirip kuning
berbingkai biru cerah. Betina berwarna campuran cokelat dan abu-abu yang
menutupi dirinya dalam lingkungan berbatu-nya.
Contoh dari spesies ini adalah Gobius paganellus (Gambar 3). Berikut ini
merupakan klasifikasi dari spesies tersebut.
Phylum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Gobiidae
Genus : Gobius
Species : Gobius paganellus
8
Adapun ikan yang terkenal di Indonesia dari kelompok ini adalah ikan
gobi/tembakul (Periophthalmodon schlosseri).
9
Contoh dari spesies ini adalah Taurulus bubalis (Gambar 4). Berikut ini
merupakan klasifikasi dari spesies tersebut.
Phylum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Cottidae
Genus : Taurulus
Species : Taurulus bubalis
10
Gambar 5. Aptocyclus ventricosus
(Sumber:
(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f3/Smooth_lumpsuck
er.jpg/220px-Smooth_lumpsucker.jpg)
Phylum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Cyclopteridae
Genus : Aptocyclus
Species : Aptocyclus ventricosus
11
tambahan. Bagian depan badannya terdapat penampang yang membulat sedang
bagian tengahmya dan belakang berbentuk pipih. Alat pernafasan tambahan
terdapat di bagian kepala di dalam rongga yang di bentuk oleh dua pelat tulang
kapak. Insangnya berukuran kecil dan terdapat di bagian kepala bagian belakang
( Saanin,1984 ).
12
jari-jari sirip punngung 9-14, ikan lomek termasuk ikan pemakan segala,
terutama ikan-ikan kecil seperti teri, udang dan ikan kecil lainnya. Kemudian
ikan lomek menyebar atau hidup bergerombol, terdapat di sepanjang perairan
pantai dan daerah estuaria atau daerah dekat dengan muara sungai.
1. Fisiologi Pernapasan
Ikan-ikan di wilayah intertidal akan selalu mengikuti pola air laut yang
selalu pasang dan surut. Pada saat pasang, ikan intertidal akan bersaing berebut
oksigen dengan alga dan sea grass, sementara pada saat surut ikan akan
kekurangan oksigen dan air. Hal ini membuat ikan-ikan intertidal memiliki alat
bantu pernapasan agar kebutuhan oksigen terpenuhi. Pada beberapa ikan
intertidal bahkan mampu bernafas melalui kulit dan lapisan lendir di mulutnya
dan menghabiskan waktu yang cukup lama di daratan. Lapisan lendir tersebut
harus tetap basah, sehingga ikan tersebut harus masuk ke dalam air kembali.
Contoh dari ikan yang bisa melakukan ini adalah ikan gobi (Periophthalmodon
schlosseri).
13
3. Gelembung Renang
Kebanyakan ikan intertidal memiliki gelembung renang yang dapat
membantunya dalam berenang ke atas untuk melakukan bertahan melawan arus
meski ia banyak menghabiskan waktu di bagian dasar perairan.
14
namun juga untuk berkembang biak dan mencari makanan. Mereka akan hidup
di celah bebatuan atau dikolam batu yang memiliki air dengan jumlah sedikit
jika dalam keadaan surut.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berikut ini adalah beberapa simpulan yang dapat diambil dari pembahasan.
1. Ikan-ikan yang hidup di Zona Intertidal adalah ikan-ikan dari kelompok
Blenniidae, Gobiidae, Cottiidae, Cyclopteridae, dan Scopelidae.
2. Zona intertidal yang sering berubah-ubah membuat ikan-ikan intertidal
memiliki adaptasi fisiologis tersendiri, diantaranya adalah alat bantu
pernafasan, kulit tanpa sisik dan berlendir yang tetap menjaga ikan tetap
basah, mampu bernafas melalui kulit, fungsi gelembung renang, dan
toleransi terhadap perubahan salinitas.
3. Ikan-ikan intertidal juga memiliki tingkah laku khusus yang merupakan
pola adaptasinya di zona ini, diantaranya mampu berjalan di daratan, hidup
berasosiasi dengan substrat, warna kulit yang mirip dengan lingkungannya,
dan migrasi di musim dingin bagi ikan-ikan dari sub-tropis.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Castro, Peter and Michael E. Huber. Marine Biology. 2007. Higher Education:
Amerika.
Froese, Rainer and Pauly, Daniel, eds. (2013). "Gobius paganellus" in FishBase.
June 2013 version.
Miller P.J. Gobiidae. 1986. In: Whitehead P.J.P., Bauchot M. L., Hureau J.C.
16
Nybakken, J. W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT.
Gramedia. Jakarta.
Nielsen J., Tortonese E. (eds.) Fishes of the North-eastern Atlantic and the
Mediterranean, Vol. 3. UNESCO: Paris.
16