PESISIR BERPASIR
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Kepada-Nya kita memuji dan
bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon
perlindungan dari keburukan diri.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................... 4
1.3 Tujuan...................................................................................................................... 5
2.2 Distribusi.................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 11
3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekosistem pesisir dan laut merupakan ekosistem alamiah yang produktif, unik
dan mempunyai nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi. Kawasan pesisir memilki
sejumlah fungsi ekologis berupa penghasil sumberdaya, penyedia jasa
kenyamanan, penyedia kebutuhan pokok bidup dan penerima limbah. Wilayah
pesisir atau coastal adalah salah satu sistem Iingkungan, di dalamnya terdapat zona
intertidal atau zona pasang surut yang merupakan daerah yang terkecil dari semua
daerah di samudera dunia (Bengen 2002 dalam Nugroho 2012).
Wilayah pesisir didefinisikan sebagai daerah pertemuan antara darat dan laut,
ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan baik kering maupun terendam
air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angina laut, dan
perembesan air asin, sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencangkup bagian
laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat. Seperti
sedimentasi dan aliran air tawar. Wilayah pesisir juga disebut juga wilayah
peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi, di mana ke arah
laut 12 mil dari garis pantai (Bidayani, 2014)
Sebagian besar pesisir di wilayah tropis adalah pesisir berpasir. Pesisir berpasir
secara ekologis penting sebagai habitat dari berbagai macam organisme, termasuk
kepiting dan burung, dan pada beberapa lokasi berfungsi sebagai tempat bertelur
bagi penyu. Pesisir berpasir dapat memiliki nilai ekonomi yang tinggi, karena banyak
dari pesisir ini merupakan kawasan rekreasi yang penting. Kegiatan pariwisata
berkembang baik bila pesisir memiliki hamparan pasir yang luas dan landai.
Pesisir berpasir didominasi pasirnya yang sangat banyak dan memiliki
hamparan pasir yang luas. Pada pesisir berpasir memiliki ukuran butir sedimen yang
kecil dan halus, sehingga mudah terbawa oleh arus menjadi angkutan sedimen.
Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis organisme laut invertebrate dan makrofauna
seperti cacing, kepiting, bintang laut maupun kerang-kerang. Distribusi hewan di
daerah ini dipengaruhi oleh hempasan ombak. Hewan hidup aktif bergerak atau
hewan hidup dalam lubang, temperature kurang bervariasi dan oksigen terlarut
terbatas.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Bioekologi (biologi dan ekologi) dari pesisir berpasir ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Bioekologi (biologi dan ekologi) dari pesisir berpasir
5
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Bioekologi
2.1.1 Biologi
a. Asal- usul terbentuknya pesisir berpasir
6
sedimen. Pesisir berpasir adalah pesisir dengan ukuran butir substrat antara
0,063-2 mm. Pesisir berpasir tersusun dari pasir silica dan terdiri dari pasir
karbonat. Pesisir berpasir dipengaruhi interaksi antara pasir, gelombang, dan
pasang surut. Pesisir berpasir dapat ditemukan di daerah yang jauh dari pengaruh
sungai besar, atau terdapat di pulau kecil yang terpencil. Makroorganisme yang
hidup disini tidak sepadat di kawasan pesisir berbatu (Nugroho, 2012).
Menurut Nybakken 1992 dalam Prarikeslan 2016, pada pesisir berpasir ini
kelihatannya tidak dihuni oleh kehidupan makroskopik. Karena membentuk kondisi
seluruh organisme mengubur dirinya. Ada dua cara adaptasi organisme ini yaitu
pertama menggali substrat sampai mencapai kedalaman yang tidak dapat lagi
dipengaruhi oleh gelombang yang leawat seperti kerang besar Tivela stultorum,
kerang pismo. Kedua adalah kemampuan untuk menggali dengan cepat setelah
gelombang yang lewat memindahkan hewan dari substrat. Ini lebih dilakukan oleh
cacing anelida, kerang kecil Donax, kerang pisau cukur siliqua, dan krustacea.
Selain itu untuk adaptasi hewan moluska yaitu memiliki cangkang yang licin untuk
mengurangi resistensi ketika mengubur diri dalam pasir, atau duri Echinodermata
pantai seperti dolar pasir (Sand dolar). Adaptasi lainnya yaitu mekanisme
penyumbatan permukaan alat pernapasan dengan adanya penyaring (sekat) yang
dapat mencegah pasir masuk kedalamnya tetapi air tetap dapat masuk.
Sedangkan tumbuhan makroskopis tidak ditemukan pada pesisir berpasir terbuka.
Hal ini disebabkan tidak ada tempat yang cocok untuk menancapkan akarnya agar
terhindar dari gerakan ombak.
7
(Emerita analoga, Blepharipoda occidentalis), gastropoda (Olivella columellaris).
Polichaeta mencerna pasir dan menyerap partikel organic, dolar pasir memakan
detritus dan deposit. Semetara karnivora di bawah permukaan pasir antara lain
polichaeta Nepthy dan Glycera siput bulan family Naticidae.
2.1.2 Ekologi
a. Fisika
8
sedangkan gelombang laut mempengaruhi kecepatan pengangkutan pasir yang
halus.
Pesisir berpasir sangat dinamis karena struktur fisik habitatnya dipengaruhi
interaksi antara pasir, gelombang dan pasang surut. Pesisir dinamis karena
kemampuan untuk menyerap energi gelombang dengan cara dikeluarkan melalui
pergerakan air.
Faktor lingkungan yang turut mempengaruhi kondisi pasir adalah suhu, dan
kekeringan. Pasir merupakan penyangga yang baik bagi perubahan suhu yang
besar. Kekeringan bukan masalah dikawasan pesisir tersebut karena pasir dapat
menahan air melalui kegiatan kapiler selama pasang surut.
b. Kimia
Kosentrasi oksigen menjadi faktor pembatas, karena pada pesisir berpasir
halus pertukaran airnya lambat sehingga dapat mengurangi persediaan oksigen,
dan juga temperatur kurang bervariasi. Selain itu perubahan salinitas dapat
mempengaruhi organisme, organisme akan beradaptasi dengan menutup cangkang
atau menggali lubang pada saat salinitas ekstrim. Jadi secara langsung salinitas
akan mempengaruhi tingkah laku berupa distribusi ataupun kepadatan organisme.
2.2 Distribusi
Menurut Nugroho 2012, penyebaran dan kelimpahan organisme di pesisir
berpasir dipengaruhi oleh ukuran partikel. Butiran pasir yang halus mempunyai
resistensi air yang mampu menampung lebih banyak air dan memudahkan
organisme untuk menggali. Jadi pada daerah pesisir berpasir halus banyak
ditemukan organisme dibandingkan pesisir berpasir kasar. Distribusi hewan di
daerah pesisir berpasir ini juga dipengaruhi oleh hempasan ombak. Hewan hidup
aktif bergerak atau hewan hidup dalam lubang.
Pola distribusi organisme di pesisir berpasir tidak jelas dan semudah yang
terdapat di pesisir berbatu. Bagian paling atas biasanya dihuni oleh crustacea dan
kepiting yang bergerak cepat yang merupakan hewan penggali dan pemakan
bangkai. Di daerah tengah yang luas dihuni oleh teritip dan dan kerang. Daerah
paling bawah dihuni oleh sejumlah organisme kerang besar yaitu dolar pasir,
berbagai cacing Polychaeta, crustacea dan siput karnivora besar.
Walaupun tidak ada tumbuhan makroskopis, distribusi makanan organisme
yang hidup di pesisir ini bergantung pada fitoplankton yang terbawa air laut, dan
runtuhan organik yang di bawa ombak, atau memakan hewan pantai lainnya.
9
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pesisir berpasir terbentuk oleh proses di laut akibat hempasan gelombang
laut, pengendapan sedimen dan material. Pesisir berpasir memiliki butir substrat
antara 0,063-2 mm. Pesisir berpasir tersusun dari pasir silica dan terdiri dari pasir
karbonat. Pesisir berpasir dipengaruhi interaksi antara pasir, gelombang, dan
pasang surut. Pesisir berpasir banyak dihuni oleh organisme yang mengubur dirinya
di dalam pasir dan hewan pesisir kebanyakan pemakan bahan tersuspensi dan
detritus. Distribusi makanan organisme yang hidup di pesisir ini bergantung pada
fitoplankton yang terbawa air laut, dan runtuhan organik yang di bawa ombak, atau
memakan hewan pantai lainnya. Di pesisir berpasir Kosentrasi oksigen menjadi
faktor pembatas dan temperatur kurang bervariasi.
3.2 Saran
Dalam mempelajari pesisir berpasir diharapkan mahasiswa mampu
mengetahui karakteristik, distribusi, organisme, dan asal mula terbentuknya pesisir
berpasir serta dapat membedakan tipe pesisir berpasir dengan yang lainnya. Dalam
mempelajari pesisir berpasir juga disarankan untuk melihat secara langsung atau
melalui gambar agar lebih mudah memahaminya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Bidayani, Endang. 2014. Ekonomi pesisir yang tercemar. UB Press: Malang
Nugroho, S.H. 2012. Morfologi pantai, zonasi dan adaptasi komunitas biota laut di
kawasan intertidal. Oseana 37 (3):11-21
11