Anda di halaman 1dari 23

KONSEP DAN PERKEMBANGAN

BIMBINGAN KARIR

Sebagai pengamat bijaksana mempertimbangkan tantangan untuk bimbingan karir,


konseling karir atau pendidikan karir selama 1990-an dan awal dekade abad kedua puluh satu,
mereka menghadapi kenyataan utama bahwa struktur ekonomi dunia berubah dari kumpulan
ekonomi nasional yang terpisah untuk ekonomi global saling tergantung tuntutan baru
ditempatkan pada sumber daya manusia di negara. Hal ini menjadi jelas dalam rencana
pembangunan nasional dalam penetapan tujuan strategis industri di forum internasional dan di
media dunia bahwa faktor kunci dalam kemampuan bangsa untuk bersaing dalam ekonomi
global yang terus meningkat.
Banyak negara di Eropa dan khususnya di Asia timur untuk beberapa dekade memahami
tantangan yang datang ke sumber daya manusianya. Sebagai tanggapan mereka telah
menetapkan standar baru untuk pengembangan tertandingi sumber daya manusia sebagai
prioritas nasional dan menciptakan sistem teknologi dan organisasi yang diperlukan untuk
membantu memaksimalkan produktivitas sumber daya manusia (Schlosstein, 1989, hal. Xv).
Komponen utama dalam sistem ini dari pengembangan sumber daya manusia adalah jangkauan
dan penyebaran karir jasa-karir bimbingan, konseling karir, karir pendidikan yang dirancang
untuk melaksanakan kebijakan nasional terkait dengan memelihara sumber daya manusia sebagai
aset yang akan dilengkapi dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk
mengatasi tantangan ekonomi dan pribadi di masa depan seperti personal, fleksibilitas,
kompetensi, tujuan, dan produktivitas. Implisit, jika tidak eksplisit, dalam buku ini adalah bahwa
bimbingan karir dan konseling menjadi proses sosial politik yang semakin penting dalam rencana
pembangunan nasional, kebijakan, dan undang-undang yang bersangkutan dengan masalah
pendidikan, karir dan pekerjaan. Sebagai negara masing-masing menjadi pemain semakin saling
tergantung dalam ekonomi global, mereka berbagi kekhawatiran tentang:
a. Cara untuk mengembangkan tenaga kerja fungsional dan produktif
b. Mekanisme untuk membantu kaum muda membuat transisi dari sekolah untuk bekerja
dan untuk memfasilitasi pergeseran demografis dalam akses ke pekerjaan wanita, anggota
kelompok minoritas, imigran.
c. Prosedur untuk membantu orang menyesuaikan diri dengan bekerja secara efektif dan
memperoleh kepuasan kerja.

1
2

d. Strategi untuk mengatasi tingginya tingkat pemuda pengangguran atau penuaan cepat
tenaga kerja.
e. Pendekatan Efektif untuk menyerap populasi imigran ke dalam Metode tenaga kerja
dimana pengusaha dapat menjadi semakin responsif terhadap kebutuhan karyawan
dengan melihat mereka dalam holistik daripada cara terfragmentasi sebagai aset yang
harus dipelihara daripada biaya yang harus dikurangi, sebagai objek pembangunan
personil bukan hanya manajemen personalia
f. Paradigma yang memungkinkan bimbingan karir dan konseling untuk memfasilitasi
kesehatan mental serta ekonomi kesejahteraan.
g.
h. Isu-isu ini dan yang terkait wilayah dimana bimbingan karir dan konseling
semakin metode yang disukai Intervensi-tion atau pengembangan. Meskipun bentuk dan
substansi bimbingan karir dan konseling bervariasi antara negara-negara yang memiliki
berbagai tingkat industri atau sumber daya manusia yang berbeda menyangkut dampak
dan pentingnya orang-orang yang memberikan bimbingan karir dan konseling dan proses
yang mereka menyediakan mengasumsikan visibilitas yang lebih besar di kedua filosofis
dan praktis istilah. Salah satu pandangan tersebut adalah bahwa dari Watts, Dartois, dan
Tanaman (1988). Dalam sebuah laporan berjudul Pendidikan dan Kejuruan Layanan
Bimbingan untuk 14-25 Kelompok Umur di Masyarakat Eropa, penulis ini menunjukkan
bahwa "layanan bimbingan pendidikan dan kejuruan memiliki peran penting untuk
bermain dalam masyarakat yang maju, baik dalam mendorong efisiensi dalam alokasi dan
penggunaan sumber daya manusia dan dalam mendorong keadilan sosial dalam akses
terhadap kesempatan pendidikan dan kejuruan "(hal. i). Bagian selanjutnya dari buku ini
ulasan laporan Amerika yang memperluas konsep-konsep ini efisiensi dan keadilan
sosial, sehingga memperluas pengertian konseling karir dan bimbingan karir seperti yang
dirasakan melalui lensa AS. Karena perspektif berkembang dari waktu ke waktu, bagian
berikutnya akan menghadapi transisi di Amerika Serikat dari bimbingan kejuruan jangka
dengan bimbingan karir.
i.
A. Bimbingan Karir
j. Istilah bimbingan karir bermula dari Isitilah vocational guidance. Istilah ini
pertama kali dipopulerkan oleh Frank Pearson pada tahun1908 ketika ia berhasil membentuk
3

suatu lembaga yang bertujuan untuk membantu anak-anak muda dalam memperoleh pekerjaan. Pada
awalnya penggunaan istilah vocational guidance lebih merujuk pada usaha membantu individu
dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk di dalamnya berupaya mempersiapkan
kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan. Konsep bimbingan yang bermula di
Amerika Serikat ini dilatari oleh berbagai kodisi obyektif pada waktu itu, diantaranya: (1)
keadaan ekonomi; (2) keadaan sosial, seperti urbanisasi; (3) kondisi ideologis, seperti
adanya kegelisahan untuk membentuk kembali dan menyebarkan pemikiran tentang kemampuan
seseorang dalam rangka meningkatkan kemampuan diri dan statusnya; dan (4) perkembangan ilmu
(scientific), khususnya dalam bidang ilmu psiko-fisik danpsikologi eksperimantal, Atas
desakan kondisi tersebut, makamuncullah gerakan vocational guidance yang kemudian tersebar
keseluruh Negara, termasuk ke Indonesia.
k.
B. Makna Bimbingan Karir
l. Konsep layanan bimbingan karir sulit dipisahkan dari konsep vocational
guidance yang berubah menjadi career guidance seperti yang dikemukakan oleh National
Vocational Guidance Association (NVGA) pada tahun 1973, yang diartikan sebagai
proses membantu dalam memilih pekerjaan, mempersiapkan, memasuki dan memperoleh
kemajuan di dalamnya (Herr and Cramer, 1979: 6). Pada tahun 1951, Donal Super
mengajukan revisi terhadap definisi bimbingan jabatan sebagai suatu proses bantuan
terhadap individu untuk menerima dan mengembangkan diri dan peranannya secara
terpadu dalam dunia kerja, mengetes konsepnya dengan realitas dan kepuasan bagi
dirinya dan masyarakat (Herr and Cramer, 1979: 6). Atas dasar analisis itu, Super
(Tennyson, et. al., 1974: 146) mengganti konsep vocational choice menjadi vocational
development. Kematangan vokasional menunjukkan pada tingkat perkembangan, tingkat
yang dicapai pada kontinum perkembangan diri dari tahap eksplorasi ke tahap
kemunduran. Kematangan vokasional dipandang sebagai umur vokasional yang secara
konseptual sama dengan umur mental (Super. 1975: 185-186). Sejak tahun 1951
terjadilah pergeseran dari model okupasional yang dianut oleh para ahli bimbingan
vokasional sebelum tahun 1951 ke model karir. Model okupasional terutama menekankan
pada adanya kesesuaian antara bakat dan minat dengan tuntutan pekerjaan; sedangkan
model karir mencoba menghubungkan dengan tujuan-tujuan yang lebih jauh sehingga
4

nilai-nilai pribadi, kebutuhan, konsep diri, rencana-rencana pribadi dan sejenisnya ikut
dipertimbangkan. Sejalan dengan terjadiya pergeseran konsep vocational guidance
menjadi career guidance dan model okupasional menjadi karir telah banvak dikemukakan
definisi mengenai bimbingan karir. Rochman Natawidjaja (1990: 1) memberikan
pengertian bimbingan karir sebagai berikut: Bimbingan karir adalah suatu proses
membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan
gambaran tentang dunia kerja di luar dirinya, mempertemukan gambaran diri tersebut
dengan dunia kerja itu untuk pada akhirnya dapat memilih bidang pekejaan,
memasukinya dan membina karir dalam bidang tersebut. Conny Semiawan (1986:3)
memberikan definisi bimbingan karir lebih luas, yaitu seperti berikut: Bimbingan karir
(BK) sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan individu yang harus dilihat
sebagai bagian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap
pengalaman belajar bidang studi. Bimbingan karir terkait dengan perkembangan
kemampuan kognitif dan afektif, maupun keterampilan seseorang dalam mewujudkan
konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan maupun perolehan
pengetahuan dan keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki kehidupan, tata
hidup dari kejadian dalam kehidupan yang terus-menerus berubah; tidak semata-mata
terbatas pada bimbingan jabatan atau bimbingan tugas. Mohamad Surya (1988:31)
menyatakan bahwa bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha
membantu individu dalam memecahkan masalah karir untuk memperoleh penyesuaian
diri yang sebaik-baiknya antara kemampuan dengan lingkungan hidupnya, memperoleh
keberhasilan dan perwujudan diridalam perjalanan hidupnya. Dengan mencermati uraian
di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu proses bantuan layanan,
pendekatan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal
dunia kerja, merencanakan masa depan yang sesuai dengan bentuk kehidupan yang
diharapkannya mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan
bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya itu sehingga mampu mewujudkan
dirinya secara bermakna. Dengan demikian, bimbingan karir difokuskan untuk membantu
individu menampilkan dirinya yang memiliki kompetensi/keahlian agar meraih sukses
dalam perjalanan hidupnya dan mencapai perwujudan diri yang bermakna bagi dirinya
dan lingkungan di sekitarnva.
5

m.
C. Bimbingan Karir dalam Transisi
n. Evolusi bimbingan karir telah mewakili serangkaian "paradigma shift"
(Kuhn, 1962) dalam model konseptual dan model praktek sepanjang abad ini.
Berkembang perspektif teoritis, perubahan yang cepat dalam konten kerja, realitas
ekonomi, mandat legislatif, masalah pemuda dan orang dewasa pengangguran,
kekhawatiran tentang kualitas kehidupan kerja dan produktivitas pekerja, pertanyaan
tentang transisi dari sekolah ke dunia kerja, dan pergeseran demografi angkatan kerja
(seperti partisipasi yang lebih besar oleh perempuan dan minoritas) telah mendefinisikan
kembali konten, spektrum waktu, teknologi, dan konsumen bimbingan karir. Tekanan dan
kekuatan-kekuatan itu telah meningkatkan sifat komprehensif bimbingan karir dan
membuat proses penting internasional (Herr, 1982b; Herr, 1990). Selama evolusi
perubahan tersebut, telah menjadi jelas bagi ahli teori, peneliti, dan praktisi bahwa
bimbingan karir tidak beroperasi dalam ruang hampa politik, ekonomi, dan sosial.
Sebaliknya, itu adalah dalam konteks kecemasan tentang prestasi dan tujuan lain, defisit
informasi, keraguan dan kebingungan peran berasal dan menjadi isi dari bimbingan karir.
o. Bimbingan karir dalam bentuk yang sekarang telah dirangsang oleh
banyak fenomena perubahan yang cepat dan beragam sosial dan pekerjaan, pematangan
perspektif teoritis tentang perilaku karir dan meningkatnya permintaan di banyak
rangkaian dihuni oleh kedua pemuda dan orang dewasa untuk bantuan dalam
perencanaan karir, mencari pekerjaan, dan keterampilan penyesuaian pekerjaan.
Pendidikan karir, gerakan pendidikan utama yang lahir di tahun 1970-an, juga berperan
dalam menegaskan kembali prioritas bahwa bimbingan karir perlu memiliki di sekolah-
sekolah, perguruan tinggi dan universitas, dan tempat kerja.
p.
1. Bimbingan Karir pada Persekolahan di Indonesia
q. Indonesia sendiri program ini masuk dan diadopsi oleh lembaga pendidikan pada tahun
1950, yang kemudian terwadahi dalam layanan bimbingan dan penyuluhan yang kini disebut
bimbingan dan konseling. Ini diawali dari kebutuhan penjurusan peserta didik pada jenjang
pendidikan menengah atas.
r. Selanjutnya, pada tahun 1984 bersamaan dengan diberlakukannya Kurikulum 1984,
bimbingan karir cukup terasa mendominasi dalamlayanan bimbingan dan penyuluhan, dan pada
6

tahun 1994, bersamaan dengan perubahan nama bimbingan penyuluhan menjadi bimbingan dan
konseling, bimbingan karir ditempatkan sebagai salah bidang bimbingan.Sampai dengan sekarang
ini bimbingan karir tetap masih merupakan salah satu bidang bimbingan, yang diintergrasikan dalam
konsteks Kecakapan Hidup (Life Skill). Beberapa penjabaran materi bidang bimbingan karir
pada jalur pendidikan formal diarahkan pada: (1)Pemantapan pemahaman diri berkenaan
dengan kecenderungan kariryang hendak dikembangkan; (2) Pemantapan orientasi dan informasikarir
pada umumnya dan karir yang hendak dikembangkan padakhususnya; (3) Orientasi dan
informasi terhadap dunia kerja danusaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
dantuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; (4) Pengenalan berbagai
lapangan kerja yang dapat dimasuki; (5) Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan
danpendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan.
s.
2. Bimbingan Karir Di Perguruan Tinggi
t. Program bimbingan karir di lingkungan perguruan tinggi memilikisejarah yang cukup
panjang. Pada fase awal pengajaran ataupelatihan yang berkaitan dengan karir atau pekerjaan telah
menjadi subjek pembicaraan pada perkuliahan umum yang kemudian jugadiikuti oleh bahasan
mengenai kesehatan, moral, sikap, dan berbagai topic tentang kehidupan lainnya. Maverick (1926)
seperti dikutip dari Folsom dan Reardon (2001) mengemukakan bahwa terdapat pengajaran tentang
bimbingan kejuruan pada pelatihan peserta didik baru di awal tahun 1911. Pada tahun 1921,
pelatihan bimbingan karir ditawarkan pada mahasiswi di Coulumbia University dengan
judul Professional Occupation: Their Scope, Functions, and Newerdevelopments. Pada
umumnya, pelatihan bimbingan karir bermunculan karena tuntutan jaman. Semakin majunya dunia
kerja memaksa lembaga pendidikan tinggi untuk dapat lebih menyiapkan para alumninya agar
memilki kualitas dan persiapan yang matang untuk memasuki kompetisi di dunia kerja tersebut.
Dalam Maverick (1926), pelatihan bimbingan yang berkaitan dengan karir telah ditemukan dan
digunakan di kalangan perguruan tinggi sejak awal tahun 1900an. Reardon dan Byron (2001) telah
menemukan lebih dari 80 artikel yang membahas tentang pelatihan bimbingankarir ini, tersebar di
berbagai universitas di Amerika. Lebih lanjut lagi, Hoppock (1932) telah menyusun katalog
yang berisi tentang gambaran-gambaran 18 pelatihan bimbingan karir di univeristas pada awal tahun
1930an. Pelatihan bimbingan karir tersebut ditawarkan di berbagai jurusan dan level
pendidikan tinggi. Carter dan Hoppock (1961) seperti dikutip dari Folsom dan
Reardon(2001) berpendapat bahwa orang yang pertama kali mengembangkan pelatihan bimbingan
7

karir adalah Edgar J. Wiley pada tahun 1923. Meskipun begitu, Borrow (1960) disebut-sebut sebagai
orang pertama yang memaparkan pelatihan bimbingan karir secara komperehensif. Pelatihan
bimbingan karir yang dikembangkan oelh Borrow disebut Vocational Planning dan ditawarkan
di perkuliahan umum Universitas Minnesota pada tahun 1932. Untuk selanjutnya,
u. Borrowdan Lindsey (1959) menulis buku pelatihan bimbingan karir Vocational
Planning for College Students yang diterbitkan oleh Prentice-Hall.Pada tahun 1974, Devlin
mengadakan riset untuk meneliti pelatihan bimbingan karir di level universitas. Hasil dari
riset tersebut menyatakan bahwa 75 universitas menawarkan pelatihan bimbingan karir pada
peserta didik nya dan 123 lainnya berencana untuk mengadakan pelatihan bimbingan karir untuk para
peserta didiknya. Devlin juga menyimpulkan bahwa terdapat tiga poin pentingyang ditekankan dalam
pelatihan bimbingan karir tersebut yaitu faktor dalam memilih karir, informasi karir dan
teknik mencaripekerjaan. Ripley (1975) berpendapat bahwa bermunculannya pelatihan bimbingan-
pelatihan bimbingan karir terkait dengan permasalahan terbatasnya penyerapan tenaga kerja sehingga
dibutuhkan kesiapan yang matang untuk memasuki dunia kerja. Meskipun begitu, Goldstein (1977)
mengatakan bahwa tidak semuauniversitas menerima program pelatihan bimbingan karir ini
dengan baik, beberapa diantaranya menolak program ini dan menganggap bahwa
program pelatihan bimbingan karir ini tidak sesuai dengan tujuan akademis universitas atau
tidak menunjang kemajuan akademis. Universitas yang menolak program pelatihan bimbingan karir
ini seringkali menyebutnya dengan sebutan creeping vocationalism.
v. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Reardon, Zunker, dan Dyal pada tahun 1979.
Mereka meneliti 458 universitas di berbagai daerahdi Amerika untuk mempelajari lebih lanjut tentang
peran dan fungsi pelayanan pelatihan bimbingan karir. Dari 299 responden, 29 percent(87)
menyatakan bahwa program pelatihan bimbingan karir tersedia di kampus mereka dan 33 percent
mengatakan bahwa program pelatihan bimbingan karir telah dipelajari sebelumnya di sekolah
mereka. Dalam hal ini, ketiga peneliti diatas menyimpulkan bahwa disamping keraguan Goldstein
akan penerimaan universitas terhadap program pelatihan bimbingan karir, terdapat respon
postitif dari parapelaku pendidikan di universitas. Dalam penelitian yang lebih luas,
Haney dan Jowland (1978) menemukan bukti penyebaran pertumbuhan pelatihan bimbingan karir
pada tahun 1970an. Penelitian ini melibatkan 2400 universitas yang memiliki program 2 tahun atau 4
tahun. Dari semua responden tersebut, 38 persen (353) dilaporkan memiliki pelatihan bimbingan karir
dalam satuan kredit semesternya. Dua orang peneliti, Mead dan Korschgen, meneliti secara random
duauniversitas dari setiap negara bagian (ada sekitar 50 negara bagian yang diteliti) untuk mempelajari
8

bagaimana pelatihan bimbingan karir diterapkan di universitas tersebut. Hasil dari penelitian
tersebut menyimpulkan bahwa terdapat 62% yang menawarkan pelatihan bimbingan karir pada
mata kuliahnya. Pelatihan bimbingan karir tersebut meliputi tiga bagian umum pelatihan yaitu
pembuatan keputusan karir, persiapan pencarian kerja dan persiapan penjurusan disiplin
ilmu.
w. Folsom dan Reardon (2001) menjelaskan bahwa dalam survey nasional terbaru di
Amerika, Collin (1998) melakukan survey pada tahun 1997 terhadap 1.688 peserta didik yang
tergabung dalam National Association of Colleges and Employers. Collin menemukan 30%
diantaranya memiliki satuan kredit dalam pelatihan bimbingan karir. Pelatihan bimbingan karir ini
telah ditawarkan sejak tahun 1981. Dua peneliti lainnya, Halasz dan Kempton (2000), seperti dikutip
Folsomdan Reardon (2001) menemukan bahwa 70% atau 28 dari 40 universitas yang diteliti
menawarkan program pelatihan bimbingan karir sebagai salah satu mata kuliahnya. Apakah pelatihan
bimbingan karir ditawarkan di semua jurusan? Dalam sebuah penelitian tentang pelatihan bimbingan
karir yang memfokuskan diri pada jurusan tertentu, Montana (1989) menemukan bahwa dari
seluruh jurusan bisnis yang terdapat di universitas-universitas Amerika 64% diantaranya
(120 universitas) memilikiprogram pelatihan yang berkaitan dengan perencanaan karir.
x. Selain itu, Heppner dan Krause (1979) menemukan bahwa programpelatihan
bimbingan karir memiliki 2 satuan kredit semester di University of Nebraska-Linclon (UNL).
Pengembangan terhadap program bimbingan karir ini terus berlanjut tiap tahunnya, prosedurnya
pun masih bersifat flexible karena dipengaruhi olehkedinamisan dunia kerja.Selama
bertahun-tahun, metode yang diterapkan dalam pelatihan bimbingan karir ini selalu
berkembang. Banyak dari para ahli telah menjelaskan dan menyumbangkan strategi atau
metode untuk mengembangkan program pelatihan bimbingan karir, tentunyasuapaya program ini
lebih efektif dan tidak sia-sia. Program pelatihan bimbingan karir ini memiliki berbagi macam
metode. Metode tersebut bisa saja dengan bentuk kelompok kecil, kelompok besar,
ataupun secara individual. Semua metode ini bisa diterapkan sesuai kebutuhan pada masing-masing
kelas. Disamping metode pelaksanaan bimbingan karir, faktor yang mempengaruhi
individual dalamkeputusan karirnya pun bisa bermacam-macam.
y. Dalam salah satu penelitian yang dilakukan oleh Bradley dan Mims (1992)
menyimpulkan bahwa tradisi keluarga di setiap individu dan peranindividu dalam keluarga dapat
mempengaruhi seseorang dalam pembuatan keputusan yang berkaitan dengan karir. Individu yang
memiliki peran sebagai anak pertama umumnya akan memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar
9

terhadap keluarganya, atau iamemang dituntut untuk menafkahi keluarga sehingga karir apapun bisa
saja diambil meskipun tidak sesuai dengan keinginnannya. Individu yang tidak memiliki
atau tidak dituntut untuk memiliki tanggung jawab terhadap keluarganya akan memiliki
keleluasaanuntuk memutuskan masa depan karirnya. Namun, hal ini tidakmutlak karena semua
kembali lagi ke tradisi keluarga di setiapindividu dan individu itu sendiri.Penelitian yang
dilakukan Swain pada tahun 1984 menemukan bahwa program bimbingan karir ditawarkan dan
dikembangkan pada pesertadidik di Universitas Illnois. Program ini memakai model Ed
Psych 250Career Development Theory and Practicedan memiliki 3 satuan kreditsemester,
diterapkan di jurusan Psikologi Pendidikan, Fakultas Pendidikan. Model bimbingan karir ini
juga terdapat di bagian Career Development and Placement Center, dan Division of Counseling
Psychology. Mata kuliah ini terbuka untuk semua peserta didik tingkat berapapun, diajarkan
oleh peserta didik pasca-sarjana dan diawasi oleh anggota fakultas. Pertemuan perkuliahan
untuk program ini 5 sampai 10 kali pertemuan per semester. Pada tahun 1995,
z. Brooks melakukan studi kasus terhadap dua pelatihan bimbingan karir di jurusan
bisnis North Carolina StateUniversity. Brooks menemukan bahwa peserta didik yang mengikuti
program bimbingan karir ini cenderung untuk memulai rencana karirmereka lebih awal,
mengembangkan kesadaran diri yang lebih baik memahami kenyataan dari dunia kerja, dan
menuliskan resume mereka bahkan sebelum mereka menyelesaikan kuliahnya. Adanya program
bimbingan karir ini berdampak positif bagi peserta didikyang mengikutinya.
aa. Beberapa peneliti yang melakukan penelitian meta analisis terhadappengaruh atau hasil
dari pelatihan bimbingan karir adalah Spokane, Oliver, Hardesty, Whiston, Sexton, Lasoff,
Whiston, Brown, danKrane. Penelitian meta analisis pertama dilaporkan oleh Spokane dan Oliver
(1983). Mereka menemukan bahwa pelatihan bimbingan kariryang dilakukan dengan metode kelas
atau kelompok lebih efektif jika di bandingkan dengan menggunakan metode pendekatan secaraind
ividual. Lebih lanjut lagi, pada tahun 1988, mereka menemukan bahwa model kelas pada
bimbingan karir memberikan pengaruh paling besar diantara berbagai macam model
bimbingan karir lainnya.Model kelas pada bimbingan karir tentunya melibatkan banyakpeserta dan
memerlukan waktu yang tidak sedikit pula, karena itulah menurut Oliver dan Spokane (1988), model
kelas merupakan model yang menghabiskan banyak biaya atau paling mahal diantara lainnya.
ab. Pada tahun 1991, Hardesty melakukan penelitian tentang evaluasimata kuliah
bimbingan karir. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa secra keseluruhan, pelatihan
bimbingan karir membawadampak positif bagi peserta didik yang mengikutinya.
10

Dampakpositif ini bisa dilihat dari meningkatnya kedua aspek dalam kariryaitu keputusan karir dan
kematangan karir pada para peserta didik . Walaupun begitu, pengaruh atau dampak positif ini belum
bisadipastikan akan bertahan dalam jangka panjang atau tidak.Nampaknya, penelitian tentang
seberapa lama pengaruh pelatihan bimbingan kerja ini belum pernah dikembangkan.
Penelitian meta analisis lainnya dilakukan oleh Whiston, Sexton dan Lassof pada tahun 1998. Mereka
meneliti 47 mata kuliah, termasuk diantaranya 9 mata kuliah bimbingan karir. Mereka
menemukan bahwa model kelas pada pelatihan bimbingan karir menempati urutan
ketiga model bimbingan karir paling efektif diantara 8 lainnya. Dua pertama ditempati oleh
pendekatan secara individual dan kelompok. Berturut-turut lainnya adalah interpretation test, seminar,
pelatihan melalui computer, pelayanan gratis bimbingan karir, dan modellainnya yang tidak
dikategorikan. Ditinjau dari segi biaya, program yang membutuhkan biaya paling sedikit adalah
pelatihan bimbingan karir melalui kelas, pelayanann gratis dan computer. Apa yangditemukan oleh
mereka ini hamper sama dengan apa yang ditemukanoleh Oliver dan Spokane sepuluh tahun
sebelumnya, 1988, perbedaannya hanya terletak di segi biaya.
ac. Brawn dan Krane (2000) menegaskan bahwa pelatihan bimbingan karir yang efektif
meliputi lima aspek:
a. Klien bisa memperjelas rencana karir dan tujuan hidup dalamtulisan.
b. Tersedianya tes untuk menguji hasil dari bimbingan karir.
c. Menyediakan informasi yang akurat tentang karir yang dipilih klien, baik itu untung dan ruginya.
d. Klien melakukan pelatihan bimbingan karir dengan ahli yangsudah berkecimpung dalam dunia
bimbingan karir.
e. Membimbing klien dalam mengembangkan jaringan pendukungsesuai dengan bidang pekerjaan
yang dipilihnya.
ad. Brown dan Krane juga menyarankan agar setiap pelatihan bimbingankarir setidaknya
mengandung tiga dari lima aspek yang telahdisebutkan diatas. Cepatnya perkembangan program
pelatihan bimbingan karir dalam beberapa tahun terakhir ini membuat programini
memiliki jangkauan internasional. Banyaknya buku tentang bimbingan karir merupakan bukti
nyata bahwa studi tentang karirmasih diminati dan diperlukan oleh masyarakat. Pelatihan
bimbingan karir di lingkungan universitas pada dasarnyaadalah pola umum perbuatan pembimbing
atau dosen terhadap klienatau mahpeserta didik dalam wujud hubungan bantuan. Pembimbing
menjalankan hubungan bantuan dengan peserta didik dalam artian bahwa ia bersedia
menciptakan sistem lingkungan yang kondusifuntuk membantu perkembangan mahpeserta
didik dalam:
11

a. Pemahaman dan penilaian peserta didik terhadap dirinya terutama yang menyangkut potensi dasar
(bakat, minat, sikap, kecakapan dan cita-cita).
b. Pemahaman peserta didik terhadap nilai-nilai yang ada padadirinya dan masyarakat sekitar.
c. Pengetahuan peserta didik dalam memahami lingkunganpekerjaan yang berhubungan dengan
potensi dirinya serta jenis-jenis pendidikan dan pelatihan yang mungkin diperlukan
untuk bidang karir tertentu.
d. Mengatasi mengatasi hambatan-hambatan yang disebabkan oleh faktor dalam (dari diri
sendiri) dan faktor luar (keluarga dan lingkungannya).
e. Merencanakan mapsa depan karir mahasiwa. Dalam pola bimbingan karir di atas, akan membantu
dalam pembuatan dan pelaksanaan rencana karir, sekaligus penilaian terhadap diri sendiri dan
lingkungannya. Ketika semua tujuan bimbingan karir tercapai secara baik, maka
mahaiswa akan mencapai kesuksesan perjalanan hidup yang bermakna horizontal dan
vertical. Horizontal berarti hubungan dengan sesama manusia lainnya danvertical berarti
hubungan manusia dengan Tuhan. Pola bimbingan karir tersebut juga menunjukkan bahwa setiap
tujuan bimbingan karir bersifat situasional atau dalam penggunaannya bergantung
pada sasaran perilaku peserta didik yang akandikembangkan.
ae.
D. Strategi Bimbingan Karir pada dekade terakhir
af. Untuk mencapai tujuan bimbingan karir, dapat menempuh strategi yang berbeda-
beda sesuai dengan latar belakang pendidikan, keahlian dan kondisi objektif klien atau
peserta didik yang dihadapinya. Setiap individu memiliki masalah yang berbeda sehingga harus
ditangani secara berbeda pula. Kebutuhan bimbingan karir pada setiap individu
akan berbeda tergantung dari permasalahan yang dimiliki individu tersebut. Hal ini sesuai
dengan apa yang dijelaskan oleh Peterson et al dan Sampson et al Each individual has unique
career problems and is best served by using unique combinations of career resources and services
inmaking career decisions(1991; 1996; 2002; 1999). Kendati demikian, seluruh strategi dalam
bimbingan karir dapat dikelompokkan tiga kelompok yaitu:
ag.
1. Strategi Instruksional
2. Strategi Substansial/Interpersonal
3. Strategi Permainan
ah.
ai. Untuk lebih jelasnya ketiga strategi bimbingan karir tersebutdapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Strategi Intruksional
12

aj. Strategi instruksional merupakan bentuk penyelenggaraan bimbingan karir yang


dipadukan atau diintegrasikan dalam pengajaran (instruksional). Strategi ini sangat sesuai
dijalankan oleh tenaga pengajar sehingga sering diterapkan di sekolah atau universitas. Strategi
instruksional ini cenderung bersifat informatif dari pada pemrosesan informasi. Pada
dasarnya, strategi ini bukanlah penyelenggaraan bimbingan karir, melainkan pengajaran
(instruksional) yang menerapkan prinsip-prinsip bimbingan karir. Strategi
instruksional lebih terfokus pada pemberian informasi karir. Strategi bimbingan karir instruksional
yang terpadu dengan pembelajaran merupakan pemrosesan informasi karir secara klasikal.
Strategi ini seringditerapkan dalam kelompok melalui penggunaan metode atau teknik-teknik
pembelajaran. Umumnya, teknik pembelajaran ini berupapengajaran unit, home room ,
karyawisata, ceramah tokoh/nara sumber, media audio visual, bibliografi, pelatihan kerja,
career day, wawancara dan paket bimbingan karir.
2. Strategi Substansial/Interpersonal
ak. Strategi substansial merupakan bentuk penyelenggaraan bimbingan karir yang
bersifat interpersonal (antara pembimbingdengan klien). Strategi ini sering diterapkan dalam
bentuk wawancara konseling. Untuk mempergunakan strategi ini, diperlukan penguasaan teori dan
praktik konseling. Selain itu para dosen pembimbing yang menerapkan strategi ini harus menguasai
disiplin ilmu penunjang yang terkait dengan bimbingan karir. Teknik yang termasuk ke dalam strategi
substansial adalah teknik genogram dan konseling karir. 1) Teknik GenogramRae Wiemers Okiishi
(1987) adalah orang pertama yang memperkenalkan istilah teknik genogram dalam tulisannya
yang berjudul The Genogram as a Tool in Career Counseling dalam Journal of Counselling and
Development Volume 66. Dilihat secara etimologis, genogram berarti silsilah, yaitu gambar asal-
usul keluarga klien sebanyak tiga generasi. Penggunaan teknik genogram berdasarkan asumsi bahwa
ada pengaruh dari orang lain yang berarti terhadap individu dalam identifikasi perencanaan dan
pemilihan karir (significant of other). Pembimbing atau sering disebut konselor berupaya
mengidentifikasi orang yang berarti bagi diri klien.
3. Strategi Permainan
al. Permainan adalah suatu perbuatan atau kegiatan sukarela, yang dilakukan dalam batas-
batas ruang dan waktu tertentu yang sudah ditetapkan, menurut aturan yang sudah diterima secara
sukarela tapimengikat sepenuhnya, dengan tujuan dalam dirinya sendiri, disertai oleh perasaan tegang
dan gembira, dan kesadaran lain dari pada kehidupan sehari-hari (Johan Huizinga, 1990: 39). Definisi
tersebut menyiratkan bahwa permainan memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dengan
13

kegiatan dalam kehidupan yang lain. Ciri-ciri khas dimaksud adalah: (1) permainan adalah perbuatan
yang bebas, artinya permainan dapat ditangguhkan atau dikesampingkan setiap saat;
karena ia dilakukan tanpa paksaan/tuntutan fisik apalagi kewajiban moral, sehingga permainan
melampaui jalannya proses alami; (2) permainan bukanlah perikehidupan yang biasa atau yang
sesungguhnya; ia merupakan suatu perbuatan keluar dari sesungguhnya, dalam suasana kegiatan yang
sementara dengan tujuan tersendiri; (3) permainan memisahkan diri dari kehidupan biasa dalam hal
tempat dan waktu, oleh karenanya ia bercirikan tertutup dan terbatas. Ia dimainkan dalam
batas-batas waktu dantempat tertentu, bermakna dan berlangsung dalam dirinya sendiri,dimulai dan
berakhir pada suatu saat tententu, terdapat variasi aktifitas, serta dapat diulangi sesuai dengan
kebutuhan; (4) di dalam permainan berlaku tata-tertib tersendiri yang mutlak, oleh karena itu
permainan lebih bercirikan menciptakan ketertiban atau keteraturan. Penyimpangan terhadap aturan
tersebut dapat merusak proses dannilai permainan.
am. Permainan merupakan salah satu strategi alternative penyelenggaraan pelatihan
bimbingan karir. Strategi ini berlangsung melalui permainan dan dalam setiap permainan biasanya
dapat menjangkau beberapasasaran sekaligus. Strategi permainan dalam bimbingan karir dapat
dikelompokkan kedalam lima kelompok. Tiap kelompok memiliki tujuan masing-
masingyang ingin dicapai. Lima kelompok permainan tersebut adalah: (1)permaianan ekspresi
dan proyeksi diri; (2) permainan pilihan danputusan nilai; (3) eksplorasi dan
identifikasi lingkungan; (4) diskusi isu dan aturan; dan (5) analisis gaya hidup.1) Permainan
ekspresi dan proyeksi diri Strategi permainan yang dapat dimasukkan ke dalam kelompok
ekspresi adalah permainan yang berupaya mengungkapkan karakteristik ciri atau sifat-sifat diri
pribadi secara langsung baik dalam bentuk lisan tulisan maupun gerak-gerik isyarat. Contohnya:
(a) peserta didik menuliskan sifat-sifat dirinya yang baik dan yang buruk; (b)
menuturkan keadaan dirinya bila menghadapi suatu situasi atau mengemukakan penilaian
atas sifat-sifat diri yang dibutuhkan untuk suatu jenis pekerjaan; (c) tebak-tebakan tentang keadaan
diri bersama orang lain.Strategi permainan proyeksi diri merupakan permainan yang berupaya
menyingkap tabir atau selubung yang tersembunyi di balik suatu ungkapan. 2) Permainan
pilihan dan putusan nilai Prinsip utama dalam permainan ini adalah bagaimana individu atau
mahasiwa menentukan prioritas serta mengambil suatu keputusan tindakan yang didasarkan atas
nilai-nilai yang dimilikinya.
an. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam permainan ini adalah klien atau peserta didik
tidak dinilai atau dievaluasi apalagi diberikan label tertentu oleh dosen
14

pembimbing/konselor. Permainan pilihan dan putusan nilai semata-mata dilakukan untuk


menegaskan proses pemilihan dan mengambil keputusan yang paling penting dalam
hidupnya. 3) Eksplorasi dan identifikasi lingkungan Kelompok permainan eksplorasi dan
identifikasi lingkungan mengutamakan bantuan kepada klien. Bantuan ini diberikan agar ia mampu
dan sanggup menjelajahi dan merinci lingkungan baik dilingkungan pendidikan maupun lingkungan
pekerjaan. Lingkungan ini tentu saja yang secara potensial sesuai dengan karakteristik diri pribadinya.
4) Diskusi isu dan aturan Permainan ini dapat dilakukan dalam bentuk diskusi. Diskusi dimulai dari
pemilihan dan penentuan masalah utama (isu) tentang peraturan hidup yang dihadapi peserta didik
atau manusia umumnya. 5) Antisipasi/prediksi gaya hidup. Antisipasi atau prediksi gaya hidup
merupakan jenis permainan yang menekankan analisis atau perkiraan cita-cita yang diangankan akan
masa depan kehidupan peserta didik keluarga maupun pekerjaandan keadaan dirinya berdasarkan
pengelolaan informasi diri danlingkungan, nilai serta permasalahan yang dihadapi sekarang ini.
4. Bimbingan Kejuruan
ao. Sejak redefinisi bimbingan kejuruan pada tahun 1951 telah terjadi
pergeseran halus namun penting dari pekerjaan untuk model kariri dalam bimbingan
kejuruan. Model kerja dijelaskan beberapa paragraf yang lalu adalah penekanan utama
sebelum 1951. Jelas pengaruhnya telah terus signifikan tetapi telah berkompetisi
dengan serangkaian perspektif yang lebih luas pada pilihan melahirkan dengan model
karir.
ap. Menurut definisi karir mencakup kerangka waktu yang lebih lama
daripada pilihan pekerjaan. Memang konsep karir mencakup kegiatan kejuruan pra
seperti efek pada siswa program dan pilihan pendidikan serta kegiatan pasca-kejuruan
dimanifestasikan oleh pekerja paruh waktu. Model Karir memperkenalkan beberapa
aspek dalam konsep bimbingan kejuruan yang tidak jelas dalam model kerja. Satu
menyangkut bimbingan karir perkembangan. Dalam penekanan seperti itu bimbingan
praktisi kejuruan yang bersangkutan tidak hanya dengan pilihan langsung dari
pelatihan atau pekerjaan tetapi juga dengan tujuan menengah dan jangka panjang dan
hubungan pilihan langsung ke tujuan tersebut. Dengan demikian, nilai-nilai pribadi,
kejelasan konsep diri, planfulness pribadi, dan perilaku eksplorasi vis-a-vis pilihan
pilihan menjadi variabel penting yang harus dipertimbangkan dalam bimbingan karir.
Selain itu, Behaviors, sikap dan berbagai jenis pribadi keterampilan busur terlihat
15

sebagai tepat dikembangkan oleh praktisi bimbingan kejuruan jika mereka busur tidak
hadir dalam repertoar perilaku siswa atau orang dewasa.
aq. Konsepsi seperti bimbingan kejuruan yang bersangkutan tidak hanya
dengan kinerja potensi individu pada beberapa set tugas kerja tetapi juga dengan sikap
dan pengetahuan yang memfasilitasi atau menghambat memilih belajar dan
menggunakan keterampilan teknis seperti - apa yang telah dijelaskan di tempat lain
sebagai kerja umum (Herr, 1984). Yang lebih penting mungkin model karir
memperkuat pandangan bimbingan kejuruan sebagai lebih dari satu set layanan yang
tersedia di beberapa titik keputusan tertentu atau untuk beberapa alasan orang-orang,
mengalami konflik pilihan atau masalah penyesuaian kerja. Model Karir menekankan
peran bimbingan karir di sistematis mendidik siswa atau orang dewasa untuk
pengetahuan sikap dan keterampilan yang akan dituntut dari mereka pada titik-titik
pilihan masa depan dalam perencanaan program pendidikan mereka dalam memilih
dan mempersiapkan mereka untuk bekerja dan dalam membantu mereka
mengantisipasi dan mempersiapkan diri untuk jalur karir yang tersedia bagi mereka
dalam tempat kerja. Pendekatan ini berbeda dengan intervensi hanya setelah telah
ditetapkan dengan jelas bahwa orang-orang tertentu belum memperoleh keterampilan
dan perilaku yang diperlukan dan kini mengalami masalah karena defisit tersebut
dalam repertoar perilaku mereka. (Inilah yang sebelumnya telah digambarkan sebagai
pendekatan pengobatan).
ar. Penggunaan model karir di bimbingan kejuruan perlahan mulai
meningkatkan kepedulian terhadap pemahaman diri ke tingkat yang sama pentingnya
dengan pemahaman kerja atau tugas penguasaan. Dalam pandangan ini, tujuan utama
dari bimbingan kejuruan dipandang sebagai mengembangkan keterampilan individu
untuk membuat pilihan bebas dalam informasi karir dan tepat mempersiapkan karir
yang bukan untuk kebutuhan pasar tenaga kerja. Wrenn (1964) diringkas perspektif
tersebut baik dalam penelitian ini:
as. Perencanaan konselor kejuruan dapat bertanggung jawab berencana untuk
kepuasan kerja dari kegiatan baik yang bekerja. Salah satu cara untuk menunjukkan
penekanan baru mengatakan konselor membantu siswa untuk menetapkan tujuan,
tidak hanya untuk kapasitas persediaan. Dan jelas bahwa ini harus tujuan hidup, bukan
tujuan kerja saja. Harus ada tailing merpati pekerjaan dalam pengaturan dipekerjakan
16

dan nonemployed jika hidup adalah untuk menjadi berarti bagi sebagian besar orang.
Sangat penting bahwa konselor kejuruan menerima tanggung jawab untuk membantu
siswa melihat mereka sepanjang kehidupan kerja, (hal. 41)
at. Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, perspektif tersebut adalah bagian
dari periode yang signifikan dari pertumbuhan konseling sekolah, didorong oleh
Undang-Undang Pendidikan Pertahanan Nasional dan kebutuhan konstan untuk
menilai kembali apa tujuan dan arah layanan tersebut harus mencakup. Perkembangan
ini juga menyentuh pada bagian akhir dari masa dramatis perubahan dalam konseling,
didorong oleh tantangan Carl Rogers untuk klinis konvensional pendekatan, sehingga
bergeser ke client-centered, teknik nondirective yang memakai perlombaan prediksi,
dan penggunaan informasi. Akhirnya adalah tahap tengah munculnya teori
pengembangan karir dan perhatian utama untuk peran konsep diri seseorang sebagai
stimulus untuk pengambilan keputusan dan komitmen untuk berbagai tujuan kerja dan
kehidupan. Meskipun masing-masing pengaruh ini dapat diperiksa secara mendalam
besar, cukup untuk mengatakan bahwa interaksi peristiwa ini dan perkembangan terus
dimasukkan ke dalam konsep bimbingan kejuruan. "Dengan mereka datang asimilasi
terus ke perspektif bimbingan kejuruan orang penekanan yang sebelumnya dipandang
sebagai perhatian hanya konseling pendidikan atau pribadi. Perhatian utama dengan
bentuk bimbingan kejuruan dan konseling selama tahun 1960 adalah diskusi tentang
hubungannya dengan proses pengambilan keputusan.
au. Tyicr (1961) mengemukakan bahwa konseling tersebut berkonsentrasi
pada kemauan individu untuk membuat pilihan dan komitmen sesuai dengan rasa yang
jelas identitas ego. Moore (1961) mengemukakan bahwa konseling, khususnya di
tingkat sekolah menengah, terutama berkaitan dengan nasihat membuat pilihan.
Samler (1968) menganjurkan konseling kejuruan harus menjadi pengalaman belajar
dalam pengambilan keputusan dan dorongan kuat. Shostrom (1960) berpendapat
bahwa konseling kejuruan memungkinkan konseling untuk menemukan fakta-fakta
tentang diri mereka sendiri dan dunia kerja "dalam suatu proses dimana batas pilihan
pekerjaan yang diperluas dan perencanaan kejuruan yang efektif yang benar-benar
menjadi bagian dari perencanaan hidup.
av. Tujuan Bimbingan Kejuruan:
a. Menilai dan memahami diri
17

b. Memahami nilai-nilai di masyarakat


c. Mengetahui jenis-jenis pekerjaan yg sesuai potensi dirinya
d. Menemukan hambatan dan solusi diri
e. Sadar akan kebutuhan masyarakat dan negara
f. Merencanakan masa depan
aw. Dasar pemikiran Pentingnya Bimbingan karier Kejuruan
a. Adanya estimasi 1/3 pengangguran disebabkan oleh ketidaksesuaian pendidikan
dengan pasar kerja.
b. Meningkatkan efektivitas agar siswa memiliki tujuan kerja yang realistik dan
memacu minat mereka.
c. Mengurangi informasi yang kurang sesuai.
d. Mmahami keadilan sosial dalam kehidupan dunia kerja.
ax.
ay. Berbagai survei nasional dan lokal melaporkan dewasa tikar ingin
memiliki atau telah memiliki lebih banyak kesempatan untuk bimbingan karir dan
konseling karir telah tersedia bagi mereka. Survei menemukan bahwa hampir "dua-
pertiga orang dewasa Amerika akan mencari informasi lebih lanjut tentang pilihan
karir jika mereka memulai karier mereka lagi, dengan kulit hitam (79 persen) dan
Hispanik (75 persen) menunjukkan minat besar dalam data karir tambahan, diikuti
oleh mayoritas kulit putih (63 persen). Hanya 4 dari 10 orang dewasa yang bekerja
mengikuti rencana yang pasti dalam memetakan karir mereka, dengan lulusan
perguruan tinggi (62 persen) lebih mungkin dibandingkan lulusan SMA (32 persen)
untuk merencanakan karir. Tiga puluh persen bisa mulai melalui serangkaian keadaan
kesempatan (18 persen) atau mengambil satu-satunya pekerjaan yang tersedia (12
persen) dan (23 persen) dipengaruhi oleh keluarga dan teman-teman. Dua puluh tujuh
persen orang Afrika-Amerika mengatakan mereka mengambil satu-satunya pekerjaan
yang tersedia bagi mereka, dibandingkan dengan 19 persen orang Asia. 17 persen
Hispanik, dan 10 persen kulit putih. Dua puluh tujuh persen dari seluruh responden
mengatakan bahwa mereka membutuhkan bantuan tambahan dalam mencari informasi
tentang pekerjaan, dengan kulit hitam melaporkan kebutuhan tertinggi (44 persen) dan
kulit putih yang sedikit (25 persen) di antara kelompok-kelompok etnis. Lima puluh
18

tiga persen dari responden mengatakan sekolah-sekolah menengah umum tidak


memberikan pelatihan keterampilan mencari pekerjaan bagi siswa yang tidak akan
kuliah, dan 40 persen mengatakan sekolah tinggi kurang memberi bantuan kepada
siswa untuk memilih karir.
az. Survei lebih lanjut menemukan bahwa sekitar 12,5 juta US. orang dewasa
(7 persen dari populasi orang dewasa) membutuhkan bantuan pada tahun 1989 dalam
memilih, mengubah, atau mendapatkan pekerjaan. Sembilan belas persen dari individu
dengan warisan Asia dan 15 persen dari Afrika-Amerika melaporkan bahwa mereka
membutuhkan bantuan di pasar tenaga kerja. Untuk kulit putih angka itu 6 persen, dan
untuk Hispanik 8 persen.
ba. Sama pentingnya adalah hasil yang melibatkan hubungan antara
pengembangan karir dan kesehatan mental (dibahas nanti dalam buku ini). Dua puluh
lima persen dari responden mengatakan stres kerja atau tekanan yang mengganggu
hubungan off-the-job mereka; 20 persen mengatakan stres kerja telah mempengaruhi
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan mereka. Temuan untuk 1989 Gallup
survei pada dasarnya parallel.those dari survei sebelumnya pada pengembangan karir
oleh organisasi Gallup pada tahun 1987 (organisasi Gallup, 1987). Namun, di tahun
1987 data yang agak sedikit (sekitar 10,8 juta pekerja yang dipekerjakan) kebutuhan
untuk bantuan dalam memilih, mengubah, atau memperoleh pekerjaan. Sekitar satu
dari tiga responden (32,7 persen) melaporkan bahwa mereka telah pergi ke sumber
bantuan atau saran dalam pengembangan. Responden yang tidak mencari bantuan
dengan pengembangan karir mereka (41,2 persen), biasanya meminta bantuan melalui
kegiatan seperti mandiri sebagai kunjungan perpustakaan, iklan baris, pajak persediaan
bunga, atau beberapa kombinasi dari pilihan ini. Kurang dari satu dari lima (17,2
persen) responden melaporkan bahwa mereka telah meminta bantuan dari sekolah atau
perguruan tinggi konselor dan kurang dari 9 persen mengindikasikan bahwa mereka
telah menggunakan layanan yang tersedia untuk umum konselor pekerjaan. Sekitar
setengah dari responden alt (51,1 persen) percaya bahwa kebanyakan orang Amerika
dewasa tidak tahu bagaimana menafsirkan dan menggunakan informasi untuk
membuat keputusan karir cerdas. Lulusan perguruan tinggi secara signifikan lebih
(66,7 persen) percaya ini daripada lulusan SMA (46 persen).
19

bb. Dalam meringkas implikasi luas 1987 Gallup Data jajak pendapat, Lester
dan Frugoli (1989) menyarankan di antara banyak temuan penting untuk praktisi
bimbingan karir, empat yang sangat signifikan:
a. Ada kebutuhan yang kuat untuk dan minat dalam informasi karir pada bagian kedua
remaja dan dewasa.
b. Individu sangat tertarik dalam perencanaan karir.
c. Ada persepsi bahwa individu, membutuhkan bantuan dalam mendapatkan informasi
karir, dan banyak memerlukan bantuan dalam menggunakan informasi tersebut.
d. Ada kebutuhan untuk menargetkan informasi karir untuk non-perguruan tinggi
terikat, (hal. 69).
bc. Pengamatan ini didukung oleh temuan-tersedia dari National Assessment
of Educational Progress (Westbrook, 1978), dan dari tinjauan lain. Sumber-sumber ini
menunjukkan bahwa persentase yang besar dari orang dewasa yang lemah dalam
keterampilan dasar dan informasi pekerjaan, tikar mereka memiliki sedikit kesempatan
untuk mengeksplorasi karakteristik pribadi mereka dengan konselor, dan bahwa
mereka tidak mengetahui jelas tentang kebutuhan pendidikan atau karir mereka.
bd. Kebutuhan bimbingan karir tidak terbatas pada orang dewasa. Siswa di
sekolah dasar dan menengah serta orang-orang di perguruan tinggi memberikan bukti
kebutuhan tersebut. Predigcr, Roth, dan Noeth (1973) mempelajari pengembangan
karir mahasiswa lebih dari 28.000 siswa di kelas delapan, sembilan, dan kesebelas di
197 sekolah di seluruh bangsa. Di antara temuan utama mereka adalah sebagai berikut:
lebih dari tiga perempat dari siswa kelas XI dalam sampel dan hampir sama banyak
siswa kelas delapan menunjukkan 'perlunya bantuan dalam perencanaan karir; kelas
kesebelas dalam sampel menunjukkan bahwa membuat rencana karir adalah wilayah
utama mereka perlu dibandingkan dengan berbagai masalah akademik, pribadi,, atau
pendidikan pilihan lain; hanya 13 persen dari siswa kelas XI merasa bahwa mereka
telah menerima aIot bantuan "dengan perencanaan karir, setengah dari siswa kelas XI
dan sedikit lebih kelas kedelapan menyatakan bahwa mereka menerima sedikit atau
tidak ada bantuan dengan perencanaan karir, dengan persiapan kerja, sekitar 40 persen
dari siswa kelas XI yang pasti. apakah rencana pendidikan mereka sesuai dengan
pekerjaan mereka sedang mempertimbangkan, dan sekitar seperempat tidak yakin
apakah mereka akan mampu menyelesaikan langkah-langkah yang diperlukan untuk
memasuki pekerjaan tersebut.
20

be. Laporan nasional lainnya menunjukkan bahwa kebutuhan seperti untuk


bimbingan karir di kalangan siswa sekolah menengah tetap terpenuhi. Misalnya,
Komisi Nasional Menengah Kejuruan Pendidikan (1985) menyatakan:
bf. Pengetahuan siswa yang tidak memadai halus tapi formidably membatasi
akses siswa terhadap pendidikan kejuruan. Siswa dan orang tua harus akurat informasi
tentang apa pendidikan kejuruan adalah, bagaimana kaitannya dengan tujuan pribadi
dan karir mereka, dan bagaimana hal itu dapat digunakan untuk membantu mereka
mencapai tujuan mereka. Orang tidak memilih apa yang tahu sedikit tentang atau
dibatasi dari memilih dengan sikap sosial teruji. Kita perlu program bimbingan karir
komperhensif yang akan memberikan informasi ini dan menghapus beberapa
perbedaan status yang halus melibatkan pendidikan kejuruan. Bimbingan yang
komprehensif berarti yang tersedia untuk semua siswa, yang meliputi semua mata
pelajaran, yang mengarah ke semua pekerjaan, (hal. 10)
bg. Kebutuhan untuk bimbingan karir yang komprehensif antara, siswa
sekolah menengah tidak terbatas pada mereka yang terdaftar dalam atau memilih
pendidikan kejuruan. Kebutuhan ini bentang sub kelompok siswa. Sebagai contoh,
Masuk Perguruan Tinggi Pemeriksaan Komisi Dewan di Pre-College Bimbingan dan
Konseling (1986) telah menekankan perlunya memperkuat program bimbingan karir
sekolah untuk ekonomi dan sosial siswa yang kurang beruntung yang berpotensi
kuliah terikat. Bisnis Komisi Penasehat Komisi Pendidikan Amerika (1985), dalam
laporan nasional berurusan dengan masalah pertumbuhan terasing, kurang beruntung,
terputus, dan lainnya pemuda berisiko, merekomendasikan "struktur dan prosedur baru
untuk mempengaruhi transisi dari sekolah untuk bekerja atau kegiatan produktif
lainnya. Anak-anak muda saat ini membutuhkan lebih banyak dan lebih baik
bimbingan dari sebelumnya "(hal. 26). Laporan ini melanjutkan dengan mengutip
kebutuhan untuk program terkoordinasi termasuk konseling karir, bantuan keuangan,
pekerjaan musim panas, pilihan pendidikan koperasi, dan panutan jika pemuda
tersebut berisiko yang akan menghubungkan kembali ke sekolah dan bekerja.
Penelitian dan Kebijakan Komite Komite Pembangunan Ekonomi (1985), dalam
sebuah laporan utama yang berhubungan dengan bisnis dan sekolah-sekolah umum,
sangat disarankan bahwa sekolah menyediakan, antara lain penekanan, program
eksplorasi untuk membantu dalam pilihan karir, mencari pekerjaan, dan umum
21

keterampilan enployability (misalnya, bagaimana harus bersikap dalam sebuah


wawancara dan mulai bekerja pada waktu) dan konseling kerja (p. 31). Aliansi
Nasional Bisnis (1984), dalam analisis utama bangsa di tempat kerja, khususnya
hubungan antara pendidikan dan sektor swasta, berpendapat lebih sekolah untuk
program transisi kerja termasuk bantuan penempatan kerja, konseling karir, koperasi
kegiatan informasi karir dengan bisnis; dan penyuluhan tentang kejuruan - alternatif
teknis program untuk program gelar sarjana (p 8.).
bh. Komisi Kualitas Tenaga Kerja dan Efisiensi Pasar Tenaga Kerja didukung
oleh Departemen Tenaga Kerja AS (1989) diberdayakan untuk mempertimbangkan
tantangan apa yang krisis dalam angkatan kerja Amerika Serikat sebagai tren
demografi, perubahan teknologi, dan meningkatnya kompetisi internasional membuat
kekurangan pekerja terampil dan kelebihan pekerja tidak terampil. Di antara
recommendations kuat adalah bahwa perhatian harus dibayar dengan dinamika transisi
dari sekolah ke dunia kerja, dengan badan-badan keamanan kerja negara dan dewan
industri swasta membangun layanan ketenagakerjaan berbasis sekolah dengan koneksi
langsung ke majikan. Laporan ini mendorong pengusaha, baik kecil dan besar, untuk
memberikan informasi tentang lowongan pekerjaan dan mempertimbangkan mengisi
kekosongan dengan lulusan sekolah tinggi baru-baru. Tujuannya adalah bahwa siswa
diberikan bukti tikar sistem bekerja bagi mereka yang memiliki keterampilan yang
diperlukan. Recomendasion seperti sangat berpen dapat bahwa bimbingan karir di
sekolah tidak hanya harus aktif dalam mendidik siswa untuk pilihan selain terlibat
langsung dengan langkah-langkah konkret untuk membantu siswa tempat dalam
pekerjaan masyarakat sebagai aspek penting dari transisi yang efektif dari sekolah
untuk bekerja.
bi.
bj.
bk.
bl.
bm.
bn.
bo.
22

bp.
bq.
br.
bs.
bt.
bu.
bv.
bw.
bx.
by.
bz. SUMBER PUSTAKA

ca. Byram, H.M. & Wenrich, R.C., (1956). Vocational education and practical arts in the
community school. New York: The Macmillan Company.
cb. Calhoun C.C. & Finch, A.V. (1976). Vocational and career education: concepts and
operations. Belmont: WadsworthPublishing Company, Inc.
cc. Basuki Wibawa. (2005). Pendidikan Teknologi dan Kejuruan: Manajemen dan
Implementasinya di Era Otonomi. Surabaya: Kertajaya Duta Media.
cd. Dedi Supriadi, et al. (2002). Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan di Indonesia,
Membangun Manusia Produktif. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan.
ce. Dewa Ketut Sukardi. (1989). Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
cf. Djojonegoro, W. (1999). Pengembangan Sumberdaya Manusia Melalui Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: PT. Balai Pustaka.
cg. International Labour Office. (2011). Panduan Pelayanan Bimbingan Karir bagi Guru
Bimbingan Konseling/Konselor pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: ILO.
ch. London, H.H.(1973). Principles and techniques of vocational guidance. Columbus:
Charles E. Merril Publishing Co.
ci. Wenrich, R.C. & Wenrich, J.W. (1974). Leadership in administration of vocational
and technical education. Columbus: Charles E. Merrill Publishing Company. Abell &
Howell Company.
23

cj. Wikipedia. (2012). Career counseling. Diambil pada tanggal 1 September 2012, dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Career_counseling
ck.
cl.

Anda mungkin juga menyukai