Anda di halaman 1dari 7

MODUL 1 PENGENALAN INSTRUMENTASI LABORATORIUM

Fitrah Azizah (13216601)


Asisten: Haidar Muttaqin
Tanggal Percobaan: 08/09/2016
EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak bertujuan agar mahasiswa dapat mengenal


instrumen, memahami keterbatasannya dan
Percobaan pertama yaitu mengenai pengenalan instrumen
menggunakan berbagai fungsinya untuk
laboratorium dimana pada percobaan ini mahasiswa
mempermudah baik dalam pengukuran maupun
diharapkan mampu untuk dapat mengenali segala macam
perhitungan.
alat ukur dan komponen yang terdapat di laboratorium,
tidak hanya itu mahasiswa juga harus memahami cara
2. STUDI PUSTAKA
penggunaannya dan mengenali keterbatasan masing masing
instrumen dalam laboratorium. Untuk itu pada percobaan
2.1 HUKUM OHM
kali ini mahasiswa melakukan praktikum untuk
menggunakan multimeter baik analog maupun digital dalam Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah
menghitung tegangan, arus dan resistansi pada beban. penghantar atau Konduktor akan berbanding
Sedangkan pada penggunaan osiloskop Mahasiswa diuji coba lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang
untuk dapat mengkalibrasi, menghitung beda fasa, frekuensi diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik
dan gelombang pada output yang diberikan osiloskop. dengan hambatannya (R) [1]
Keluaran dari praktikum pertama ini mahasiswa jadi dapat
V=IxR
membuktikan bahwa teori yang telah dipelajari selama ini
benar adanya terbukti dalam penerapan saat praktikum, V = tegangan (Volt)
dikarenakan hasil pengukuran dengan alat tidak jauh
I = kuat arus (Ampere)
berbeda dari hasil perhitungan, selain itu mahasiswa jadi
tahu masing-masing kelebihan dan kekurangan alat sehingga R = hambatan (Ohm)
dapat memilah milih mana alat yang terbaik untuk dipakai
mengukur suatu besaran tertentu. 2.2 MULTIMETER
Kata kunci: Alat ukur, Komponen, Pengukuran, Multimeter ada dua jenis yaitu analog dan digital
Perhitungan. yang sama-sama berfungsi untuk mengukur salah
satunya tegangan, arus dan resistansi. [2]
1. PENDAHULUAN
2.3 TEGANGAN DAN ARUS SEARAH
Pada praktikum pertama ini mahasiswa
dikenalkan dengan berbagai macam alat ukur dan Tegangan dan arus searah memiliki aliran
komponen-komponen yang biasa dijumpai di elektron yang mengalir hanya satu arah saja tidak
dalam laboratorium dengan harapan mahasiswa dapat berbalik arah dan biasanya
paham dalam penggunaannya, karena hal ini direpresentasikan dalam grafik berupa garis lurus
sangat penting untuk praktikum-praktikum melintang horizontal tidak bergelombang. [3]
berikutnya yang pasti menggunakan instrumen-
instrumen yang dikenalkan pada percobaan 2.4 TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK
pertama ini. Percobaan ini dapat dikategorikan Tegangan dan arus bolak balik memiliki aliran
menjadi dua jenis, pertama yaitu pengenalan alat arus elektron yang dapat berbalik arah tidak
ukur berupa multimeter analog dan digital, disini hanya satu arah namun juga bisa bolak-balik,
mahasiswa melakukan percobaan pengukuran dalam grafik biasanya direpresentasikan dalam
nilai tegangan, arus dan resistansi pada 3 jenis bentuk gelombang sinusoidal. [3]
multimeter yaitu multimeter digital Sanwa DMM
CD800a, Rigol DMM 3058 dan multimeter analaog 2.5 OSILOSKOP
Sanwa AMM YX360TRF. Kedua mahasiswa
dikenalkan pada osiloskop. Sebelumnya Osiloskop adalah alat ukur yang dapat
dilakukan kalibrasi pada osiloskop kemudian memetakan atau memproyeksikan sinyal listrik
mahasiswa melakukan perhitungan tegangan dan frekuensi menjadi gambar grafik agar dapat
searah, bolak balik, beda fasa, frekuensi dan faktor dibaca dan dianalisa bentuk gelombang dari
penguat. Keseluruhan rangkaian percobaan di atas
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 1
sinyal listrik atau frekuensi dalam suatu rangkaian PERCOBAAN MENGUKUR TEGANGAN SEARAH
listrik. [4] DENGAN MULTIMETER

1) Membuat rangkaian seri dengan


2.6 RESISTANSI
R1=R2=120 dan tegangan sumber
Suatu elemen yang dapat mengabat aliran sebesar 6 Volt.
elektron (arus) ketika melewatinya. [5]
2) Menghitung manual dengan rumus
hukum ohm (pembagi tegangan),
3. METODOLOGI
teganagan pada R2, kemudian tulis dalam
tabel.
3.1 KOMPONEN DAN ALAT UKUR YANG
DIGUNAKAN 3) Mengukur nilai tegangan pada R2 yang
diminta pada rangkaian (BU, p, dan b)
1) Multimeter Analog (1 buah)
menggunakan 3 multimeter yang telah
2) Multimeter Digital Genggam (1 buah) disediakan. Tulis dalam tabel.
3) Multimeter Digital Benchtop (1 buah) 4) Mengulangi langkah 1 sampai 3 dengan
4) Catu Daya DC (1 buah) resistor R1=R2=1,5k dan R1=R2=1,5M

5) Generator Sinyal (1 buah) PERCOBAAN MENGUKUR TEGANGAN AC


6) Osiloskop (1 buah) 1) Membuat rangkaian seri dengan
7) Kit Multimeter (1 buah) R1=R2=1,5k dan tegangan sumber
sebesar 6 Vrms (terukur oleh multimeter)
8) Kit Osiloskop dan Generator Sinyal (1 buah) dengan frekuensi 50Hz.
9) Kit Box Osilator (1 buah) 2) Mengukur nilai tegangan pada R2 secara
10) Resistor 0,1 (1 buah) bergantian dan juga bersamaan (p,b)
menggunakan 3 multimeter yang telah
11) Kabel 4mm 4mm (min disediakan. Tulis dalam tabel.
5 buah)
3) Mengulangi langkah 2 dengan mengatur
12) Kabel BNC 4mm (3 buah) tegangan tetap 6 Vrms frekuensi 500 Hz, 5
13) Kabel BNC BNC (1 buah) kHz, 50 kHz, 500 kHz, dan 5 Mhz.
Lakukan juga langkah 2 dengan mengatur
14) Konektor T BNC (1 buah) bentuk gelombang segitiga dan segi
empat dengan frekuensi tetap.
3.2 LANGKAH-LANGKAH PPERCOBAAN
PERCOBAAN MENGUKUR RESISTANSI
PERCOBAAN MENGUKUR ARUS SEARAH
DENGAN MULTIMETER 1) Mengambil sampel resistor R1=220k,
R2=1,5, 10, 33k, 2,2 untuk diukur
1) Membuat rangkaian seri dengan dengan multimeter analog, digital 2 wire
R1=R2=120 dan tegangan sumber dan 4 wire.
sebesar 6 Volt.
2) Menuliskan warna yang mewakili nilai
2) Menghitung manual dengan rumus resistansi dan toleransinya pada tabel.
hukum ohm arus yang mengalir pada
rangkaian, kemudian tulis dalam tabel. 3) Mengukur masing-masing resistor dengan
multimeter analog, digital untuk 2 wire
3) Mengukur nilai arus yang diminta pada dan 4 wire, kemudian menuliskan
rangkaian (BU, p, dan b) menggunakan 3 keseluruhan data pada tabel.
multimeter yang telah disediakan. Tulis
dalam tabel PERCOBAAN MENGECEK KALIBRASI
4) Mengulangi langkah 1 sampai 3 dengan 1) Menghubungkan output kalibrator
resistor R1=R2=1,5k dan R1=R2=1,5M dengan input X osiloskop.
Note : BU batas ukur skala penuh, (p) pengukuran 2) Mengukur teganga serta periodenya
terpisah, (b) bersamaan untuk dua harga yaitu volt/div dan
time/div kemudian mencatatnya dalam
tabel.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 2


3) Melakukan tahap 1 dan 2 untuk kanal 1 PERCOBAAN MENGUKUR FAKTOR PENGUAT
dan kanal 2.
1. Gunakan gelombang sinus 1 kHz 2Vpp dari
Generator Fungsi sebagai input dari bagian
PERCOBAAN MENGUKUR TEGANGAN SEARAH
Penguat
DENGAN MULTIMETER DAN OSILOSKOP
2. Ukur penguatan (Vo/Vi) dari sinyal di input
1) Mengatur tegangan output dari power
ke output menggunakan cara langsung (mode
supply DC sebesar 2 V diukur dengan
xy) dan dengan dual trace.
multimeter digital
2) Mengukur tegangan 2 V tadi
menggunakan osiloskop Ch 1 dan Ch 2
dengan memastikan terlebih dahulu posisi 4. HASIL DAN ANALISIS
source coupling pada DC.
TABEL SANWA AMM YX360TRF (AMM)
3) Menuliskan hasil pengukuran pada tabel.
No. Spesifikasi Keterangan
PERCOBAAN MENGUKUR TEGANGAN BOLAK-
1. Range Tegangan: Nilai tegangan yang
BALIK DENGAN MULTIMETER DAN OSILOSKOP masih bisa diukur oleh
1. DC: 400m/4/40/400/600V multimeter
1) Mengatur generator sinyal pada frekuensi
2. AC: 4/40/400/600V
1 kHz gelombang sinus, dengan tegangan
sebesar 2 Vrms diukur dengan multimeter 2. Range Arus: nilai arus yang masih
digital. bisa diukur oleh
1. DC: 40m/400mA multimeter
2) Mengukur tegangan tadi dengan 2. AC: 40m/400mA
osiloskop (source coupling pada AC)
3. Range Resistansi: Nilai resistansi yang
3) Melakukan kegiatan serupa dengan masih bisa diukur
400/4k/40k/400k/4M/40M
frekuensi 100Hz dan 10kHz kemudian
menuliskan hasil pengukurannya dalam
tabel. TABEL SANWA DMM CD800A (DMM 1)
No. Spesifikasi Keterangan
PERCOBAAN MENGUKUR TEGANGAN BEDA
FASA 1. Sensitivitas: Nilai sensitivitas
multimeter bergantung
1) Mengatur generator sinyal pada frekuensi 1. 20 k/V untuk DCV pada skala pembacaan
1 kHz gelombang sinusoidal, dengan 2. 9 k/V untuk DCV 250 V tegangan
tegangan Vpp.
3. 9 k/V untuk ACV
2) Menghubungkan generator sinyal dengan
2. Batas Tegangan: Batas tegangan aman
input rangkaian penggeser fasa seperti pada terminal input
yang terdapat dalam modul. 1. DC: maksimum 1000 V alat ukur agar fuse
2. AC: maksimum 750 V tidak putus
3) mengukur beda fasa antar sinyal input
dan output rangkaian penggeser fasa 3. Batas Pengukuran: Batas maksimal arus
dengan menggunakan cara membaca dual dan resistansi yang
1. Arus: 0,25 A DC dapat diukur oleh
trace dan Lissajous. Pada pengukuran
2. Resistansi: 200 M multimeter
beda fasa dengan dual trace, yakinkan
Source Trigger bukan vertical
TABEL SANWA DMM CD3058E(DMM 2)
PERCOBAAN MENGUKUR FREKUENSI
No. Spesifikasi Keterangan
1) Menghubungkan kit Box Osilator dengan
sumber tegangan DC 5 V 1. Sensitivitas: Nilai sensitivitas
multimeter bergantung
1. 20 k/V untuk DCV pada skala pembacaan
2) Kemudian mengukur frekuensi salah satu
2. 9 k/V untuk DCV 250 V tegangan
osilator f1, f2, dan f3 dengan menggunakan
cara langsung dan cara Lissajous. 3. 9 k/V untuk ACV

2. Batas Tegangan: Batas tegangan aman


pada terminal input
1. DC: 200 mV - 1000 V alat ukur agar fuse
2. AC: 200 mV - 750 V tidak putus

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 3


3. Batas Pengukuran: Batas maksimal arus PERCOBAAN MENGUKUR TEGANGAN SEARAH
dan resistansi yang DENGAN MULTIMETER
1. Arus: 200 uA - 10 A (DC) dapat diukur oleh
multimeter R1 Hit AMM DMM 1 DMM 1
: 20 mA - 10 A (AC) ung
R2 an (V) (V) (V)
2. Resistansi: 200 - 100 M
() (V)

I BU Vab Vab Vab Vab Vab Vab


(p) (b) (p) (b) (p) (b)

TABEL OSILOSKOP GW INSTEK GDS-1102A-U 120 3 3 3 3 2,978 2,96 2,98 2,979


No. Spesifikasi Keterangan
1,5 3 3 3 3 2,989 2,935 3,01 2,947
k
1. Impedansi input 1M Semakin besar semakin
baik
1,5 3 0,2 0,2 0,2 2,787 0,183 2,78 0,182
M
2. Maksimum input 300V (DC + AC Batas Amplitudo
Peak) tegangan maksimum
Untuk percobaan kedua sama halnya pada
percobaaan pertama, yang membedakan pada
PERCOBAAN MENGUKUR ARUS SEARAH percobaan kedua ini yang diukur merupakan
DENGAN MULTIMETER tegangan pada salah satu resistor (karena kedua
R1 Hitung- AMM DMM 1 DMM 1 resistor nilainya sama R1=R2) cara memasang alat
R2
an
(mA) (mA) (mA)
pun tidak seperti cara mengukur arus, pada
(mA) percobaan mengukur tegangan searah dengan
()
resistor alat harus dipasang paralel terhadap beda
I BU I(p) I(b) I(p) I(b) I(p) I(b)
tegangan cabang yang ingin diketahui. Setelah
120 25 25 24,18 12,71 24,61 11
menghitung nilai literatur dengan cara pembagi
tegangan pada akhirnya yang ditunjukan pada data
1,5k 2 1,85 1,85 1,01 1,97 0,854 hasil percobaan pun tidak jauh berbeda dengan
percobaan sebelumnya. setelah dilakukan
1,5M 0,002 0,002 0,00195 0,0015
perhitungan kesalahan relatif didapatkan bahwa
kesalahan relatif pada multimeter analog lebih kecil
Pada percobaan pengukuran arus dengan multimeter,
dibandingkan dengan kedua multimeter digital
harus dipastikan bahwa cara mengukur arus, alat
lainnya. Hal ini menyimpulkan bahwa menghitung
dipasang seri terhadap cabang yang ingin diukur nilai
tegangan pada rangkaian alangkah lebih baik jika
arusnya. pertama rangkaian seri resistor ini dihitung
menggunakan multimeter analog dibandingkan
manual dengan menggunakan hukum ohm kemudian
multimeter digital. Namun bila dibandingkan
hasil dari perhitungan tersebut dijadikan nilai literatur
multimeter digital DMM1 alias Sanwa DMM
sebagai perbandingan untuk mengetahui kesalahan
CD800a dengan multimeter digital DMM2 alias
relatif dari pengukuran menggunakan multimeter baik
Rigol DMM3058E didapatkan perbedaan yang tidak
analog maupun digital. Pada praktikum ini digunakan
cukup signifikan kesalahan relatifnya.
dua jenis multimeter pertama multimeter analog Sanwa
AMM YX360TRF, kedua multimeter digital dengan
PERCOBAAN MENGUKUR TEGANGAN AC
dua jenis dimana DMM1 merupakan multimeter
VARIANSI FREKUENSI
digital Sanwa DMM CD800a dan DMM2 merupakan
multimeter digital Rigol DMM3058E. f (Hz) AMM (V) DMM1 (V) DMM2 (V)

Dapat dilihat dari hasil praktikum apabila dilakukan Vab Vab Vab Vab Vab Vab
perhitungan kesalahan relatif : (p) (b) (p) (b) (p) (b)

50 2,6 2,6 2,964 2,938 2,965 2,940

500 2,6 2,6 2,954 2,929 2,968 2,943


Kr = Kesalahan relatif
5k 2,6 2,6 2,355 2,334 2,970 2,946
N = nilai
50k 2,6 2,6 0,368 0,355 2,951 2,925
Maka didapatkan bahwa multimeter analog Sanwa
AMM YX360TRF memiliki prosentase kesalahan 500k 2,4 2,2 0,045 0,032 3,26 3,206
relatif yang cenderung lebih kecil dibanding kedua
multimeter digital lainnya. Perbedaan kecil yang 5M 3 0,4 0,006 0,005 828 x 831 x
terjadi antaa nilai literatur dengan nilai praktikum 10^-6 10^-6
diduga akibat adanya hambatan dalam multimeter.
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 4
Pada percobaan mengukur tegangan AC variansi dan gelang paling belakang merupakan nilai
frekuensi dengan multimeter didapatkan bahwa toleransi, nilai resistor dengan mengetahui warna
masing masing dari alat ukur masih bisa gelang ini dijadikan nilai literatur sedangkan yang
mengukur tegangan pada range frekuensi 50Hz diukurb dengan resistor digital maupun analog
sampai dengan 5kHz kemudian pada frekuensi menjadi nilai praktikum. Didapatkan bahwa
50kHz keatas DMM1 alias Sanwa DMM CD800a multimeter digital jauh lebih baik dalam
sudah tidak dapat mengukur tegangan dengan mengukur resistansi juga tidak ribet karena
baik terlihat dari hasilnya yang mendekati nol itu. langsung diketahui dan nilai ukurnya-pun
Sedangkan DMM2 alias Rigol DMM3058E masih mendekati nilai literatur yang ada sehingga
bisa mengukur dengan baik sampai batas 500kHz memiliki nilai keselahan relatif yang sangat kecil
dan down setelah frekuensi dinaikkan sampai dan masih dalam batas toleransi. Sedangkan hasil
500MHz. Dalam hal ini multimeter analog unggul percobaan pada multimeter analog memiliki hasil
dengan mampu mengukur tegangan (terpisah = p) yang tidak masuk akal dan sangat jauh dengan
pada frekuensi 500MHz. nilai literaturnya, diduga dalam hal ini praktikan
masih belum mampu menghitung secara benar
PERCOBAAN MENGUKUR TEGANGAN AC dengan multimeter analog karena multimeter
VARIANSI BENTUK GELOMBANG analog terkesan lebih sulit untuk dibaca.
Bentuk AMM (V) DMM1 (V) DMM2 (V)
Gelombang PERCOBAAN PEMERIKSAAN KONDISI KALIBRASI
Vab Vab Vab Vab Vab Vab OSILOSKOP
(p) (b) (p) (b) (p) (b)
Ka Harga Kalibrator Skala Hasil Pengukuran
nal Pembacaan
Sinusoidal 2,6 2,6 2,964 2,938 2,965 2,940
Tegan Frekue Vert. Hor Tegan Perio Frekue
Segiempat 4,4 4,4 4,87 4,83 4,399 4,36 gan nsi (V/d s. gan da (s) nsi
(V) (Hz) iv) (s/di (V) (Hz)
Segitiga 2 2 2,329 2,312 2,422 2,403 v)

Percobaan mengukur tegangan bolak


1 2 - 100 50m 198 10 1k
balik variansi bentuk gelombang diperlihatkan
pada data hasil bahwa bentuk gelombang
mempengaruhi tegangan yang diukur, disini
bentuk gelombang segiempat mengukur nilai
beda tegangan lebih besar dari gelombang segitiga 2 2 1k 1 250 2 1m 1k

dan sinusoidal diduga dikarenakan bentuk
gelombang memiliki nilai yang berbeda
Pada percobaan mengecek kondisi
tergantung pada bentuknya.
kalibrasi osiloskop channel 1 tidak berkerja
PERCOBAAN MENGUKUR RESISTANSI dengan baik karena setelah ditanyakan kepada
teknisi dan asistant praktikum osiloskop yang
Nilai Warna Toleransi Nilai Terukur
Tertulis Gelang (%) praktikan gunakan memang sedang dalam
/
AMM DMM1 DMM2 DMM2
kondisi kurang baik di kanal 1 nya namun di
Hitungan
() kanal 2 osiloskop berkerja dengan baik terlihat
2W 2W 2W 4W
dari hasil kalibrasi tegangan yang terukur sama
R1=220k M.M.C.E 5 300k 219,3k 219,9k 219,889k dengan tegangan input. Akibat ketidak
berjalannya channel 1 dengan baik hal ini
R2=1,5k C.Hij.M.E 5 25k 1,5k 1,516k 1,488k
mempengaruhi percobaan-percobaan selanjutnya
R3=10 C-H-H-E 5 45 12,1 12,05 11,990
yang menyebabkan nilai data hasil untuk channel
1 selalu error dan tidak seperti hasil prediksi yang
R4=33k
J.J.J.E 5 60k 32,85 32,913 32,913 diinginkan.
R5=2,2k
M.M..M 5 12k 2,184k 2,191k 2,190k

Dalam percobaan mengukur resistansi


ada dua cara yaitu dengan melihat indikator
warna pada resistor dan mengukur langsung
resistansinya dengan multimeter digital atau
analog. Untuk melihat indikator warna, warna
gelang pertama sampai kedua merupakan nilai,
gelang ketiga merupakan pengali pangkat sepuluh
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 5
PERCOBAAN MENGUKUR TEGANGAN SEARAH Pada percobaan menggukur beda fasa dengan
DENGAN MULTIMETER DAN OSILOSKOP osiloskop praktikan baru sampai menemukan
Tegangan terukur (V) sketsa tampilan untuk sudutnya seharusnya bisa
ditemukan dengan rumus:
Multimeter Osiloskop Ch1 Osiloskop Ch2

2,008 2000 2,02


= selisih waktu (sekon)
Percobaan mengukur tegangan searah T = periode (sekon)
dengan multimeter didapatkan nilai mendekati
dua sedangkan setelah input dimasukkan pada namun dikarenakan waktu yang tidak mencukupi
osiloskop seperti yang sudah dijelaskan di akibat kelalaian praktikan sendiri sudutnya pun
praktikum sebelumnya karena saat kalibrasi belum dicari dan untuk praktikum selanjutnya
osiloskp channel satu tidak berkerja dengan baik pun praktikan pada akhirnya tidak dapat
maka itu didapatkan disini nilai yang sangat besar menghasilkan data dari dua praktikum terakhir.
yaitu 2000 Volt, nilai yang tidak semestinya
sehingga dapat dikatakan praktikum untuk PERCOBAAN MENGUKUR FREKUENSI DENGAN
channel 1 gagal. Namun tidak seperti channel 1, OSILOSKOP
pada channel 2 dapat dikatakan praktikum Posisi Pengukuran
berhasil, terlihat dari hasil tegangan yang diukur Selektor
Frekuensi
pada osiloskop channel dua yang tidak jauh Cara Langsung Cara Lissajous
berbeda dengan tegangan input.
T sinyal f-sinyal f- Sketsa f-
Generato tampilan sinyal
PERCOBAAN MENGUKUR TEGANGAN BOLAK- (s) (Hz) r (Hz) (Hz)
BALIK DENGAN MULTIMETER DAN OSILOSKOP
f1
Frekuensi Amplituda Tegangan Terukur
(Hz)
f2
Multimeter Osiloskop Osiloskop
Vrms Ch1 Vp Ch2 Vp
f3
100 2,004 199m 1,99
PRAKTIKUM TIDAK SEMPAT DILAKUKAN.
1k 2,012 202m 2,02

10k 2,007 360 3,6 PERCOBAAN MENGUKUR FAKTOR PENGUAT


Vinput Cara langsung Cara Dual Trace
Pada percobaan mengukur tegangan
bolak balik dengan multimeter dan osiloskop Tegangan Frekuensi Faktor Penguat Vou Faktor
didapatkan Nilai pengukuran tegangan berbeda Penguat
(vpp) (kHz)
karena osiloskop menghitung V maksimum
sedangkan multimeter menghitung Vrms, jika
dihitung dengan menggunakan rumus Vrms, Vp
yang didapat sesuai. Peraktikum tidak sempat
dilakukan PRAKTIKUM TIDAK SEMPAT DILAKUKAN.

5. KESIMPULAN
1) Pada percobaan pertama dan kedua
Vmax = tegangan maksimal (V)
menyimpulkan bahwa dalam mengukur arus
Vrms = tegangan yang diukur pada multimeter (V) dan tegangan menggunakan multimeter
analog merupakan pilihan terbaik karena
PERCOBAAN MENGUKUR BEDA FASA DENGAN hasilnya lebih presisi dan prosentase
OSILOSKOP kesalahan relatifnya kurang dari 5 % .
Posisi Dual Trace Lissajous 2) Pada percobaan ketiga Multimeter selaku alat
Tombol
% ukur memiliki beberapa keterbatasan, terbukti
Sketsa () Sketsa ()
maks
Tampilan Tampilan saat melakukan pengukuran pada rangkaian
AC dengan frekuensi tinggi, multimeter tidak
- - - dapat mengukur tegangan dengan frekuensi
tinggi sehingga down menuju 0 volt.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 6


3) Pada percobaan pengukuran tegangan AC
variasi bentuk gelombang disimpulkan bahwa
bentuk gelombang ternyata mempengaruhi
nilai tegangan yang diukur meskipun input
tegangan Vrms nya sama.
4) Pada percobaan mengukur resistansi lebih
baik mengukurnya dengan menggunakan
multimeter digital, selain lebih mudah hasil
dari nilai resistasnsi yang terukur pun
mendekati nilai aslinya.
5) Masing masing alat memiliki keunggulan
masing-masing tergantung apa yang kita
butuhkan dalam mengukur, jika ingin
mengukur arus dan tegangan baiknya dengan
multimeter analog, jika ingin mengukur
resistansi baiknya dengan multimeter digital
sedangkan jika ingin mengetahui sketsa grafik
gelombang, frekuensi, dan beda fasa yang
dikeluarkan dalam suatu rangkaian baiknya
menggunakan Osiloskop selain itu Osiloskop
juga dapat menghitung tegangan dan arus
maksimal dalam suatu rangkaian AC,
sedangkan multimeter hanya dapat
menghitung tegangan dan arus efektif saja.

DAFTAR PUSTAKA
[1] http://teknikelektronika.com/pengertian-
rumus-bunyi-hukum-ohm/,10-09-2016, 19:00.
[2] http://komponenelektronika.biz/pengertian-
multimeter.html , 10-09-2016, 19:30.
[3] http://fungsi.web.id/2015/10/perbedaan-
arus-searah-dan-bolak-balik-ac-dan-
dc.html.10-09-2016, 19:38.
[4] http://teknikelektronika.com/pengertian-
osiloskop-spesifikasi-penentu-kinerjanya/. 10-
09-2016, 19:45.
[5] http://www.kamusq.com/2012/10/hambata
n-resistensi-adalah-pengertian.html. 09-2016,
19:58.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 7

Anda mungkin juga menyukai