Anda di halaman 1dari 16

MK.

INTERMONEV CLINIC
STUDI KASUS
KEGAWATAN BEDAH

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2

Mafira Putri R 145070300111011


Ulzana Ayu Hapsari 145070301111007
Salis Maghfurina 145070301111026
Indah Ratnasari 145070301111029
Asmi Nur Adilah 145070301111035
Oktaviara Larasati 145070307111011
Regina Safitri 145070307111019
Filaily Nura Ramadhan 145070307111022

PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
LEMBAR TANDA TANGAN

(Mafira Putri R) (Ulzana Ayu Hapsari) (Salis Maghfurina)

(Indah Ratnasari) (Asmi Nur Adilah) (Oktaviara Larasati)

(Regina Safitri) (Filaily Nura Ramadhan)


Aplikasi diagnosa gizi dalam studi kasus
Kontributor dalam studi kasus 1. Mafira Putri R
2. Ulzana Ayu Hapsari
3. Salis Maghfurina
4. Indah Ratnasari
5. Asmi Nur Adilah
6. Oktaviara Larasati
7. Regina Safitri
8. Filaily Nura Ramadhan
PENATALAKSANAAN GIZI PADA PASIEN KEGAWATAN BEDAH
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Nn. Yunira
Umur : 14 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : pelajar SMP
Status : belum menikah
Alamat : Dusun Pandean RT 4 RW 1 Pleret, Pohjentrek Pasuruan
Suku : Jawa
MRS : 4 April 2008
Diagnosa MRS : post cardiac rest
Ruangan : PICU

ASSESSMENT
Antropometri
LLA = 30 cm
PB = 155 cm
TB = PB-0,7 = 155-0,7 = 154,3 cm
BBI = 50 kg
LILA
x (TB100)
BB Estimasi = 26,3

30
x (154,3100)
= 26,3

= 61,93 kg
Status gizi = overweight
Biokimia
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan
Leukosit 26.500 /l 3.500-10.000 /l
Hb 9.4 g/dl 11.00-16.5 g/dl
Hematokrit 29.3% 35-50%
Trombosit 614.000/l 150 rb-390 rb /ul
Ureum Creatinine 53.7 mg/dl 10-50 mg/dl
Na 1.12 mg/dl 0.7-1.5 mg/dl Normal
K 134 mmol/l 136-145 mmol/l
Cl 3.68 mmol/l 3.5-5.0 mmol/l Normal
MCV 99 mmol/l 98-106 mmol/l Normal
MCH 82 m3 80-97 m3 Normal
MCHC 26.2 pg 26.5-33.5 pg
Albumin 3.06 3.5-5.5 g/dl
Fisik/klinis
Pemeriksaan Hasil Keterangan
Keadaan Lemah -
Umum
Kesadaran Semi koma -
Tensi darah 113/71 Normal
mmHg
Suhu 370C Normal
Nadi 100 x/menit Normal
Dietary Assessment
Dahulu
- Pola makan pasien dirumah 3 kali sehari dengan menu berupa nasi, lauk hewani, lauk nabati,
dan sayur.
- Makanan pokok adalah nasi, sedangkan sumber karbohidrat lain seperti jagung, kentang atau
roti jarang dikonsumsi.
- Lauk hewani yang sering dan digemari adalah ayam, daging, ikan, udang.
- Lauk nabati tahu dan tempe hampir setiap hari.
- Untuk sayur yang disukai adalah sop (wortel, buncis, kubis), bayam, kangkung, kacang
panjang.
- Buah yang disukai apel, peer, pisang, jeruk. Dan buah-buah musiman seperti mangga, salak,
rambutan.
- Pasien suka jajan disekolah seperti coklat, makanan ringan seperti chiki, terkadang es krim,
bakso, mie ayam, dan fast food. Sering minum minuman kemasan seperti teh botol, cola,
milk shake.
- Pasien belum pernah mendapat edukasi mengenai gizi.
Sekarang
Saat pengamatan pasien mendapatkan nutrisi enteral dan parenteral berupa:
Infus:
- Amiparen 500 ml/24 jam (mengandung 50 gr protein)
- KAEN MG3 1000ml/24 jam (mengandung100 gr glukosa)
NGT:
- Proten 5 bks
- Jus tomat 1 x 200 cc
Zat gizi Intake Presentase
Energi (kkal) 1794.9 143,6%
Protein (g) 111 119,5%
Lemak (g) 49.9 119,7%
Karbohidrat (g) 296.4 135,5%
Data Riwayat Penyakit
Dahulu
Pasien MRS dalam keadaan koma dengan masalah:
-acute lung oedem
-struma non toksik
Pasien memiliki riwayat pneumonia, dan sering sakit batuk pilek
Sekarang
Pasien mengalami post cardiac rest dan dalam kondisi belum sadar.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak diketahui ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.
Data Umum Pasien
-Pasien masih berstatus sebagai siswa SMP kelas 2.

Obat yang Digunakan(diberikan secara IV)


-Hipobax 2 x 300 mg
-Phanem 3 x 1 gr
-Piracetam 3 x 3 gr
-OMZ 2 x 40 mg
-Kutoin 3 x 100 mg
-Bisolvon 2 x 4 mg
-Extral 4 x 500 mg
-Semax 4 x 6 tts
-Noupalgin 1 x 5000
Diagnosa Gizi
Problem Etiology Sign and Symptom
NI-2.4 Kurang tepatnya Data dietary assessment:
Asupan enteral berlebih perhitungan kebutuhan Rata-rata asupan energy lebih
enteral pasien dari kebutuhan (143,6%)
Rata-rata asupan protein lebih
dari kebutuhan (119,4%)
Rata-rata asupan karbohidrat
lebih dari kebutuhan (145,9%)
Rata-rata asupan lemak lebih dari
kebutuhan (119,7%)

Asupan enteral berlebih karena kesalahan dalam memperhitungkan kebutuhan enteral pasien
ditandai oleh rata-rata asupan energy lebih dari kebutuhan (143,6%), rata-rata asupan protein lebih
dari kebutuhan (119,4%), rata-rata asupan karbohidrat lebih dari kebutuhan (145,9%), dan rata-
rata asupan lemak lebih dari kebutuhan (119,7%).
NI-5.1 Kondisi pasien pasca bedah Data Biokimia:
Peningkatan kebutuhan zat dan status anemia Hb
gizi Fe dan Vitamin C Hematokrit
MCHC
Peningkatan kebutuhan zat gizi Fe dan Vitamin C disebabkan karena kondisi pasien pasca bedah
dan status anemia pasien yang ditandai dengan nilai Hb, Hematokrit, dan MCHC yang rendah.
NC-2.2 Kondisi pasien pasca bedah Data Biokimia:
Perubahan data lab terkait dan katabolisme protein Leukosit
permasalahan gizi yang meningkat Ureum kretinin
(Leukosit, Ureum kreatinin, Albumin
dan Albumin)
Perubahan data lab terkait permasalahan gizi (Leukosit, Ureum kreatinin, dan Albumin)
disebabkan karena kondisi pasien pasca bedah dan katabolisme protein yang meningkat ditandai
dengan nilai Leukosit dan ureum kreatinin yang tinggi, dan nilai Albumin yang rendah.
NB-1.1 Pasien belum pernah Data dietary Assessment :
Kurangnya Pengetahuan terpapar informasi terkait Pasien suka jajan disekolah
Terkait Makanan dan Zat gizi dan kesehatan seperti coklat, makanan ringan
Gizi khususnya pilihan jajanan seperti chiki, terkadang es krim,
bakso, mie ayam, dan fast food.
Sering minum minuman
kemasan seperti teh botol, cola,
milk shake.
Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan zat gizi disebabkan oleh pasien belum pernah
terpapar informasi terkait gizi dan kesehatan khususnya pilihan jajanan yang ditandai dengan hasil
dietary assessment pasien yang suka jajan disekolah seperti coklat, makanan ringan seperti chiki,
terkadang es krim, bakso, mie ayam, dan fast food. Sering minum minuman kemasan seperti teh
botol, cola, milk shake.
Rencana Intervensi
ND-2 Nutrisi Enteral dan Parenteral
Pemberian diet formula enteral melalui pipa lambung (Naso Gastric Tube) dengan prinsip
tinggi energi tinggi protein dan pemberian parenteral untuk memenuhi kebutuhan pasien
setelah pembedahan.
E-1 Edukasi-Kontent
Memberikan informasi kepada keluarga pasien terkait diet seimbang, informasi pilihan
makanan dan snack yang sehat, dan penerapan gaya hidup sehat.
RC-1 Kolaborasi dan Rujukan Asuhan Gizi
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter dan perawat) terkait pemberian obat dan
supplement, pemasangan selang enteral, dan pemberian nutrisi via parenteral.

Terapi diet
Tujuan
Mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal untuk mempercepat proses
penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien dengan cara sebagai berikut :
Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan

Prinsip Diet
Tinggi Energi
Tinggi Protein
Syarat
Perhitungan kebutuhan energi
Energi diberikan sesuai kebutuhan pasien dengan memperhitungkan berat badan ideal (E.,
Ridley,et al, 2015).
TEE= BBI x 25
=50 x 25
=1250 kkal
Kebutuhan kalori dari enteral dikurangi infus glukosa parenteral sehingga 1250-(200x4)=800
kkal
Protein diberikan tinggi yaitu 1,75 gr/kgBB karena protein berperan penting dalam
penyembuhan luka, pertahanan tubuh, sebagai enzim dan hormone, dan pembentukan sel-sel
dalam tubuh.
Protein = 1,5 x 61,93 = 92,895 gr
Karena ada penggunaan infus Amiparen 500 ml/24 jamyang mengandung 50 gr protein maka
kebutuhan protein dari enteral = 42,895 gr = 171,58 kkal

Lemak diberikan cukup yaitu 30% dari total kebutuhan energi karena lemak berfungsi
membantu absorbsi vitamin larut lemak, menyediakan asam lemak esenisal, membantu dan
melindungi organ-organ internal, membantu regulasi suhu tubuh, dan melumasi jaringan-
jaringan tubuh. Pemberian lemak juga menurunkan efek samping pemberian glukosa dalam
jumlah besar.
30 x 1250
=41,67 gr
Lemak = 9

Kebutuhan karbohidrat diberikan cukup yaitu 70% dari total kebutuhan energi karena
sebagai sumber energi dan ada yang disimpan sebagai glikogen sebagai cadangan energi
sementara.
70 x 1250
=218,75 gr
KH = 4
Karena ada penggunaan infus KAEN MG3 1000ml/24 jam yang mengandung 200 gr glukosa
maka kebutuhan karbohidrat dari enteral = 18,75 gr

Vitamin dan mineral diberikan sesuai kebutuhan menurut Ozmen, M.M. (2010) dan AKG
2013:
Vitamin A sejumlah 0.9-1 mg/L = hormone tiroid yang dihasilkan dari vitamin A berfungsi
untuk mempertahankan struktur sel dalam saraf, memperbarui sel-sel yang telah rusak yang
tentunya akan baik untuk jantung, mengurangi kadar kolesterol dan melawan radikal bebas.
Sumber B-Karoten yaitu ubi jalar, wortel, labu kuning, mangga bayam dan kailan. B-Karoten
berfungsi sebagai antioksidan bagi penderita penyakit jantung.Vitamin A ini banyak terdapat
pada sayur-sayuran (wortel, ubi, labu kuning, bayam, tomat), buah-buahan (mangga,
pepaya), susu, keju, mentega, dan telur.

Vitamin C sejumlah 125-250 mg/L: hari: Peranan vitamin C sebagai anti oksidan dapat
mengurangi pembentukan sel-sel tumor dan juga dapat menurunkan taraf trigliserida serum
tinggi yang berperan dalam terjadinya penyakit jantung, meningkatkan jumlah HDL yang
digunakan untuk membuang kolestrol jahat LDL, memperkuat pembuluh darah, dan
membantu penyerapan zat besi. Sumber vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan seperti
jambu biji, jeruk, pepaya, strawberi, dan kiwi.

Vitamin K sejumlah 40-135 mcg/L: membantu pembekuan darah untuk mencegah


pendarahan. Sumber vitamin K pada makanan yaitu kubis, mentimun, asparagus, minyak
ikan, brokoli, tomat, dan selada.

Vitamin E sejumlah 25-50 mg/dL : sebagai antioksidan untuk melawan radikal bebas.
Sumber makanan yang mengandung vitamin E adalah kacang-kacangan, bayam,brokoli,
kubis, minyak ikan, seledri, dan blueberry.

Zat besi sejumlah 12-20 mg/L: membantu metabolism protein dalam memproduksi
hemogolobin dan sel darah merah, meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengirimkan
impuls saraf yang mempengaruhi detak jantung, dan mempertahankan fungsi normal
kontraksi otot termasuk otot jantung. Sumber zat besi pada makanan antara lain daging sapi,
hati sapi, telur, tomat, labu, dan sayuran hijau.

Kalium sejumlah 4500 mg: membantu penurunan tekanan darah, membantu mengirimkan
impuls saraf yang mempengaruhi detak jantung, dan mempertahankan fungsi normal
kontraksi otot termasuk otot jantung. Sumber kalium pada makanan antara lain pisang,
melon, alpukat, kurma, kacang kedelai, kacang kapri, kacang panjang, yoghurt, kentang, ubi
jalar

Magnesium sejumlah 200 mg : melindungi jantung dari denyut jantung tidak teratur,
sehingga melindung jantung dari kerusakan.Konsumsi magnesium yang cukup dapat
mengurangi faktor risiko kardiovaskular seperti hipertensi, aterosklerosis, dan metabolik
syndrome. Selain itu juga dapat membantu mencegah aritmia (irama jantung abnormal) dan
mengurangi timbulnya migren. Sumber magnesium banyak terdapat pada sayuran berdaun
hijau seperti bayam dan kangkung, ikan air dingin seperti halibut dan salmon, serta berbagai
biji-bijian dan kacang-kacangan.

Selenium sejumlah 20-70 mcg/L : merupakan antioksidan kuat dari radikal bebas yang dapat
berkontribusi terhadap penyakit jantung. Sumber selenium pada makanan yaitu lobster, ikan
tuna, udang, kerang, hati, telur, daging sapi, ayam, kacang, dan beras merah.

Makan enteral yang diberikan melalui pipa lambung (Naso Gastric Tube) karena kondisi
pasien yang semi koma.

Jumlah kalori enteral = jumlah kebutuhan kalori enteral + kalori protein via enteral = 450 +
(4x42,895) = 621,58 kkal, maka maksimal volume enteral tersebut yaitu 621,58 ml. Untuk
memudahkan maka kami menggunakan volume 600 ml sehingga densitas energi enteral yang
akan dibuat = 1,04 kkal/ml.
Kebutuhan cairan menurut Consensus Guideline on Perioperative Management in Children
(2007) yaitu 4ml/kg/jam pada 10 kg pertama dan ditambahkan 60 ml + 1ml/kg/jam pada
berat badan berikutnya sehingga didapatkan kebutuhan cairan pasien sebesar 40 + (60 +
51,63) = 151,63ml/jam, maka kebutuhan cairan pasien dalam sehari yaitu 3639,12 ml/hari.
Karena pasien sudah mendapatkan cairan melalu infus Amiparen dan KAEN MG3 sejumlah
1500 ml dan melalui enteral sebesar 600 ml maka pasien membutuhkan tambahan cairan
sebesar 1539,12 ml/hari

Pemberian formula enteral diberikan bertahap 6 kali sehari yaitu setiap 4 jam. Pada
pemberian pertama sebesar 40 ml dan akan dinaikkan 25 ml setiap pemberian.

Terapi Edukasi
Tujuan
Meningkatkan pengetahuan keluarga pasien tentang pemilihan snack yang sehat
Mempertahankan gaya hidup sehat yang sudah diterapkan pasien

Materi

Pilihan snack yang tepat


Gaya hidup sehat

Sasaran

Keluarga

Metode

Penyampaian materi dan diskusi

Waktu

Penyampaian materi direncanakan dilakukan dalam 2 hari sekali (@30 menit)

Media

Leaflet dan food model

Pelaksana

Mahasiswa SI Gizi Kesehatan Universitas Brawijaya tahun 2014


Monitoring dan Evaluasi
Term number Frekuensi Target
FH-1.1.1 Intake Energi Harian Setiap hari Penurunan intake energi
sampai kebutuhan yang sesuai
FH-1.5.1 Intake Lemak dan Setiap Hari Penurunan intake lemak
Kolesterol sampai kebutuhan yang sesuai
FH-1.5.2 Intake Protein Harian Setiap Hari Penurunan intake protein
sampai kebutuhan yang sesuai
FH-1.5.3 Intake Karbohidrat Setiap hari Penurunan intake karbohidrat
Harian sampai kebutuhan yang sesuai
FH-4.1 Pengetahuan mengenai Setiap selesai Dapat mengetahui dan
makanan dan gizi pemberian materi dan memahami materi dari terapi
diskusi edukasi.
BD-1.9 Profil mineral Setiap 4 hari sekali Kadar kalium darah mencapai
(sesuai ketersediaan nilai normal
data lab)
BD-1.10 Profil anemia gizi Setiap 3 hari sekali Kadar Hb, Hematokrit,
(sesuai ketersediaan Trombosit, dan MCHC
data lab) mencapai nilai normal
BD-1.11 Profil protein Setiap 3 hari sekali Kadar albumin mencapai nilai
(sesuai ketersediaan normal
data lab)
BD-1.12 Profil urin Setiap 4 hari sekali Kadar ureum kreatinin
(sesuai ketersediaan mencapai nilai normal
data lab)
Diagnosa gizi dalam kegiatan Nutrition Care Proses (NCP)

Nama Pasien : Nn. Yunira


Umur : 14 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : pelajar SMP
Status : belum menikah
Alamat : Dusun Pandean RT 4 RW 1 Pleret, Pohjentrek Pasuruan
Suku : Jawa
MRS : 4 April 2008
Diagnosa MRS : post cardiac rest
Ruangan : PICU
Data Dasar Sintesa Data Diagnosa Gizi Intervensi Gizi Monitoring dan
Evaluasi
Antropometri NI-2.4 ND-2 Nutrisi FH-1.1.1 Intake
LLA = 30 cm Status gizi Asupan enteral berlebih Enteral dan energi harian
PB = 155 cm overweight karena kesalahan dalam Parenteral Monitoring setiap hari
TB = PB-0,7 = 155-0,7 = 154,3 cm memperhitungkan Pemberian diet terhadap asupan
BBI = 50 kg kebutuhan enteral formula enteral energy harian agar
LILA pasien ditandai oleh melalui pipa tetap mencukupi
x (TB100)
BB Estimasi = 26,3 rata-rata asupan energy lambung (Naso kebutuhan dan tidak
lebih dari kebutuhan Gastric Tube) melebihi kebutuhan
30
x (154,3100) (143,6%), rata-rata dengan prinsip tinggi normal.
= 26,3
asupan protein lebih energi tinggi protein FH-1.5.1Intake
= 61,93 kg dari kebutuhan dan pemberian Lemak dan
(119,4%), rata-rata parenteral untuk Kolesterol
Biokimia Leukosit asupan karbohidrat memenuhi Monitoring setiap hari
Hb lebih dari kebutuhan kebutuhan pasien terhadap asupan
Hematokrit (135,9%), dan rata-rata setelah pembedahan. lemak harian agar
Trombosit
Ureum Creatinin asupan lemak lebih dari tetap mencukupi
Data Nilai Nilai Normal
Kalium kebutuhan (119,7%). E-1 Edukasi- kebutuhan dan tidak
Laboratorium
Leukosit 26.500 /l 3.500-10.000 /l MCHC Kontent melebihi kebutuhan
Hb 9.4 g/dl 11.00-16.5 g/dl Albumin NI- 5.1 Memberikan normal.
Fisik klinis Peningkatan kebutuhan informasi kepada
Hematokrit 29.3% 35-50%
Pemeriksaan Hasil Keterangan Keadaan umum: zat gizi Fe dan Vitamin keluarga pasien FH-1.5.2Intake
Trombosit 614.000/l 150 rb-390 rb /ul
Keadaan Lemah - lemah C disebabkan karena terkait diet Protein Harian
Ureum 53.7 mg/dl 10-50 mg/dl
Umum Kesadaran: semi kondisi pasien pasca seimbang, informasi Monitoring setiap hari
Na 1.12 mg/dl 0.7-1.5 mg/dl
Kesadaran Semi koma - koma bedah dan status pilihan makanan dan terhadap asupan
K 134 mmol/l 136-145 mmol/l
Tensi darah 113/71 Normal Tekanan darah: anemia pasien yang snack yang sehat, protein harian agar
Cl 3.68 mmol/l 3.5-5.0 mmol/l
mmHg normal ditandai dengan nilai dan penerapan gaya tetap mencukupi
MCV 99 mmol/l 98-106 mmol/l
Suhu 370C 3 Normal 3 Suhu: normal Hb, Hematokrit, dan hidup sehat. kebutuhan dan tidak
MCH 82 m 80-97 m
Nadi 100 x/menit Normal Nadi: normal MCHC yang rendah. melebihi kebutuhan
MCHC 26.2 pg 26.5-33.5 pg
Dietary Assessment RC-1 Kolaborasi normal.
Albumin 3.06 3.5-5.5 g/dl
Dahulu Asupan energy NC- 2.2 dan Rujukan
- Pola makan pasien dirumah 3 kali sehari dengan berlebih (143,6% Perubahan data lab Asuhan Gizi FH-1.5.3 Intake
menu berupa nasi, lauk hewani, lauk nabati, dan kebutuhan energy terkait permasalahan Kolaborasi dengan Karbohidrat Harian
sayur. berdasarkan gizi (Leukosit, Ureum tenaga kesehatan lain Monitoring setiap hari
- Makanan pokok adalah nasi, sedangkan sumber perhitungan) kreatinin, dan Albumin) (dokter dan perawat) terhadap asupan
karbohidrat lain seperti jagung, kentang atau roti disebabkan karena terkait pemberian karbohidrat harian
jarang dikonsumsi. kondisi pasien pasca obat dan supplement, agar tetap mencukupi
- Lauk hewani yang sering dan digemari adalah Asupan protein bedah dan katabolisme pemasangan selang kebutuhan dan tidak
ayam, daging, ikan, udang. berlebih (119,5% protein yang meningkat enteral, dan melebihi kebutuhan
- Lauk nabati tahu dan tempe hampir setiap hari. kebutuhan protein ditandai dengan nilai pemberian nutrisi via normal.
- Untuk sayur yang disukai adalah sop (wortel, berdasarkan Leukosit dan ureum parenteral.N FH-4.1 Pengetahuan
buncis, kubis), bayam, kangkung, kacang perhitungan) kreatinin yang tinggi, mengenai makanan
panjang. dan nilai Albumin yang dan gizi
- Buah yang disukai apel, peer, pisang, jeruk. Dan Asupan lemak
buah-buah musiman seperti mangga, salak, berlebih (119,7% rendah. Monitoring setiap
rambutan. kebutuhan lemak selesai pemberian
- Pasien suka jajan disekolah seperti coklat, berdasarkan NB- 1.1 materi terhadap
makanan ringan seperti chiki, terkadang es krim, perhitungan) Kurangnya pengetahuan
bakso, mie ayam, dan fast food. Sering minum pengetahuan terkait mengenai makanan
minuman kemasan seperti teh botol, cola, milk Asupan karbohidrat makanan dan zat gizi agar mengetahui dan
shake. berlebih (135,5% disebabkan oleh pasien memahami materi dari
- Pasien belum pernah mendapat edukasi mengenai kebutuhan belum pernah terpapar terapi edukasi.
gizi. karbohidrat informasi terkait gizi
berdasarkan dan kesehatan BD-1.9 Profil
Sekarang perhitungan) khususnya pilihan Mineral
Saat pengamatan pasien mendapatkan nutrisi enteral dan jajanan yang ditandai Monitoring setiap 4
parenteral berupa: dengan hasil dietary hari sekali terhadap
Infus: assessment pasien yang kadar kalium agar
- Amiparen 500 ml/24 jam (mengandung 50 gr suka jajan disekolah dapat mencapai nilai
protein) seperti coklat, makanan normal
- KAEN MG3 1000ml/24 jam (mengandung100 gr ringan seperti chiki,
glukosa) terkadang es krim, BD-1.10 Profil
NGT: bakso, mie ayam, dan anemia gizi
- Proten 5 bks fast food. Sering Monitoring setiap 3
- Jus tomat 1 x 200 cc
minum minuman hari sekali terhadap
Hasil 24Hour Recall Pasien Selama 24jam kemasan seperti teh kadar Hb, Hematokrit,
botol, cola, milk shake. Trombosit, dan
Zat gizi Intake Presentase
MCHC agar dapat
Energi (kkal) 1794.9 143,6%
Protein (g) 111 119,5% mencapai nilai
Lemak (g) 49.9 119,7% normal.
Karbohidrat (g) 296.4 135,5%
Ekologi BD-1.11 Profil
Data Riwayat Penyakit
Dahulu
Pasien MRS dalam keadaan koma dengan masalah:
-acute lung oedem
-struma non toksik
Pasien memiliki riwayat pneumonia, dan sering sakit
batuk pilek
Sekarang
Pasien mengalami post cardiac rest dan dalam kondisi
belum sadar.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak diketahui ada keluarga yang menderita penyakit
yang sama.
Data Umum Pasien Protein
-Pasien masih berstatus sebagai siswa SMP kelas 2. Monitoring setiap 3
Obat yang Digunakan(diberikan secara IV) hari sekali terhadap
-Hipobax 2 x 300 mg kadar albumin agar
-Phanem 3 x 1 gr dapat mencapai nilai
-Piracetam 3 x 3 gr normal.
-OMZ 2 x 40 mg BD-1.12 Profil Urin
-Kutoin 3 x 100 mg Monitoring setiap 4
-Bisolvon 2 x 4 mg hari sekali terhadap
-Extral 4 x 500 mg kadar ureum kreatinin
-Semax 4 x 6 tts agar dapat mencapai
-Noupalgin 1 x 5000 nilai normal.
MENU SEHARI

Kebutuhan Sehari:
Energi = 621,58 kkal Vitamin A = 600 mcg Magnesium = 200 mg
KH = 18,75 gr Vitamin C = 750 mcg Kalium = 4500 mg
Lemak = 41,67 gr Vitamin E = 15 mg Kolestrol = <200 mg
Protein = 42,895 gr Zat besi = 7,2 mg

Berat Energi KH Lemak Protein Vit. A Vit. C Vit. E Kolestr Zat besi Magensi Kalium
Bahan Makanan
(g) (kkal) (gr) (gr) (gr) (mcg) (mcg) (mg) ol (mg) (mg) um (mg) (mg)
Tepung susu 20 92,8 10,3 3,8 4,3 84 74 0,8 5 1,6 14 194
Jeruk manis 60 28,3 7,1 0,1 0,5 4,8 318 0 0 0,1 6 108,6
Ikan mujair 150 125,8 0 1 27,3 16,5 15 1,5 66 0,8 51 292,5
Telur ayam bagian putih 100 50 1 0 10,5 0 0 0 0 0 11 143
Minyak kelapa sawit 40 344,8 0 40 0 2000 0 1,6 0 0 0 0
Sari tomat 50 7,3 1,1 0,1 0,4 38,5 50 0,4 0 0,1 6,5 110,5
TOTAL 649 19,5 45 43 2143,8 457 4,3 71 2,5 88,5 848,6

KEBUTUHAN 621,58 18,75 41,67 42,895 600 750 15 <200 7,2 200 4500

PERSENTASE 104% 104% 108% 100% 357% 61% 28% 35% 44% 19%
Daftar Pustaka

Almatsier, S. 2002. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Association of Paediatric Anaesthetists of Great Britain. 2007. CONSENSUS GUIDELINE


ON PERIOPERATIVE FLUID MANAGEMENT IN CHILDREN.
(http://www.apagbi.org.uk/sites/default/files/Perioperative_Fluid_Management_200
7.pdf). Diakses tanggal 19 Maret 2016.

Handayani, D,dkk. 2015. Nutrition Care Process (NCP). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ozmen, M. Mahir. 2010. Micronutrients in Critically Ill Surgical Patients. Eur J Surg Sci
2010;1(3):86-89. http://www.eejss.com/managete/fu_folder/2010-03/2010-03-086-
089.pdf). Diakses tanggal 19 Maret 2016.

PERMENKES. 2013. Angka Kecukupan Gizi.

Salvino, R.M., et al. 2004. Perioperative nutrition support: Who and how. Cleveland Clinic
Journal of Med. Vol. 71 No. 4.
http://internal.medicine.ufl.edu/files/2012/06/5.09.01-Preoperative-Malnutrition.pdf

Su[riyanta. 2010. Pengaruh Suplementasi Modesco Putih Telur terhadap Perubahan Kadar
Albumin dalam Darah pada Pasien Bedah dengan Hipoalbumin di IRNA Bedah
RSUP Dr. Kariadi Semarang. (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-
gdl-supriyanta-5290-1-abstrak.pdf). Diakses tanggal 19 Maret 2016.

Syahrul, S., et al. 2013. Gizi dan Penyembuhan Luka.


(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/6603/gizi%20dan
%20penyembuhan%20luka.pdf?sequence=1). Diakses tanggal 19 Maret 2016.

Wiryana, M., et al. 2007.NUTRISI PADA PENDERITA SAKIT KRITIS. J Peny Dalam, Vol. 8
No. 2. (http://ojs.unud.ac.id/index.php/jim/article/viewFile/3829/2825). Diakses
tanggal 19 Maret 2016.

Anda mungkin juga menyukai