INTERMONEV CLINIC
STUDI KASUS
KEGAWATAN BEDAH
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
ASSESSMENT
Antropometri
LLA = 30 cm
PB = 155 cm
TB = PB-0,7 = 155-0,7 = 154,3 cm
BBI = 50 kg
LILA
x (TB100)
BB Estimasi = 26,3
30
x (154,3100)
= 26,3
= 61,93 kg
Status gizi = overweight
Biokimia
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan
Leukosit 26.500 /l 3.500-10.000 /l
Hb 9.4 g/dl 11.00-16.5 g/dl
Hematokrit 29.3% 35-50%
Trombosit 614.000/l 150 rb-390 rb /ul
Ureum Creatinine 53.7 mg/dl 10-50 mg/dl
Na 1.12 mg/dl 0.7-1.5 mg/dl Normal
K 134 mmol/l 136-145 mmol/l
Cl 3.68 mmol/l 3.5-5.0 mmol/l Normal
MCV 99 mmol/l 98-106 mmol/l Normal
MCH 82 m3 80-97 m3 Normal
MCHC 26.2 pg 26.5-33.5 pg
Albumin 3.06 3.5-5.5 g/dl
Fisik/klinis
Pemeriksaan Hasil Keterangan
Keadaan Lemah -
Umum
Kesadaran Semi koma -
Tensi darah 113/71 Normal
mmHg
Suhu 370C Normal
Nadi 100 x/menit Normal
Dietary Assessment
Dahulu
- Pola makan pasien dirumah 3 kali sehari dengan menu berupa nasi, lauk hewani, lauk nabati,
dan sayur.
- Makanan pokok adalah nasi, sedangkan sumber karbohidrat lain seperti jagung, kentang atau
roti jarang dikonsumsi.
- Lauk hewani yang sering dan digemari adalah ayam, daging, ikan, udang.
- Lauk nabati tahu dan tempe hampir setiap hari.
- Untuk sayur yang disukai adalah sop (wortel, buncis, kubis), bayam, kangkung, kacang
panjang.
- Buah yang disukai apel, peer, pisang, jeruk. Dan buah-buah musiman seperti mangga, salak,
rambutan.
- Pasien suka jajan disekolah seperti coklat, makanan ringan seperti chiki, terkadang es krim,
bakso, mie ayam, dan fast food. Sering minum minuman kemasan seperti teh botol, cola,
milk shake.
- Pasien belum pernah mendapat edukasi mengenai gizi.
Sekarang
Saat pengamatan pasien mendapatkan nutrisi enteral dan parenteral berupa:
Infus:
- Amiparen 500 ml/24 jam (mengandung 50 gr protein)
- KAEN MG3 1000ml/24 jam (mengandung100 gr glukosa)
NGT:
- Proten 5 bks
- Jus tomat 1 x 200 cc
Zat gizi Intake Presentase
Energi (kkal) 1794.9 143,6%
Protein (g) 111 119,5%
Lemak (g) 49.9 119,7%
Karbohidrat (g) 296.4 135,5%
Data Riwayat Penyakit
Dahulu
Pasien MRS dalam keadaan koma dengan masalah:
-acute lung oedem
-struma non toksik
Pasien memiliki riwayat pneumonia, dan sering sakit batuk pilek
Sekarang
Pasien mengalami post cardiac rest dan dalam kondisi belum sadar.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak diketahui ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.
Data Umum Pasien
-Pasien masih berstatus sebagai siswa SMP kelas 2.
Asupan enteral berlebih karena kesalahan dalam memperhitungkan kebutuhan enteral pasien
ditandai oleh rata-rata asupan energy lebih dari kebutuhan (143,6%), rata-rata asupan protein lebih
dari kebutuhan (119,4%), rata-rata asupan karbohidrat lebih dari kebutuhan (145,9%), dan rata-
rata asupan lemak lebih dari kebutuhan (119,7%).
NI-5.1 Kondisi pasien pasca bedah Data Biokimia:
Peningkatan kebutuhan zat dan status anemia Hb
gizi Fe dan Vitamin C Hematokrit
MCHC
Peningkatan kebutuhan zat gizi Fe dan Vitamin C disebabkan karena kondisi pasien pasca bedah
dan status anemia pasien yang ditandai dengan nilai Hb, Hematokrit, dan MCHC yang rendah.
NC-2.2 Kondisi pasien pasca bedah Data Biokimia:
Perubahan data lab terkait dan katabolisme protein Leukosit
permasalahan gizi yang meningkat Ureum kretinin
(Leukosit, Ureum kreatinin, Albumin
dan Albumin)
Perubahan data lab terkait permasalahan gizi (Leukosit, Ureum kreatinin, dan Albumin)
disebabkan karena kondisi pasien pasca bedah dan katabolisme protein yang meningkat ditandai
dengan nilai Leukosit dan ureum kreatinin yang tinggi, dan nilai Albumin yang rendah.
NB-1.1 Pasien belum pernah Data dietary Assessment :
Kurangnya Pengetahuan terpapar informasi terkait Pasien suka jajan disekolah
Terkait Makanan dan Zat gizi dan kesehatan seperti coklat, makanan ringan
Gizi khususnya pilihan jajanan seperti chiki, terkadang es krim,
bakso, mie ayam, dan fast food.
Sering minum minuman
kemasan seperti teh botol, cola,
milk shake.
Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan zat gizi disebabkan oleh pasien belum pernah
terpapar informasi terkait gizi dan kesehatan khususnya pilihan jajanan yang ditandai dengan hasil
dietary assessment pasien yang suka jajan disekolah seperti coklat, makanan ringan seperti chiki,
terkadang es krim, bakso, mie ayam, dan fast food. Sering minum minuman kemasan seperti teh
botol, cola, milk shake.
Rencana Intervensi
ND-2 Nutrisi Enteral dan Parenteral
Pemberian diet formula enteral melalui pipa lambung (Naso Gastric Tube) dengan prinsip
tinggi energi tinggi protein dan pemberian parenteral untuk memenuhi kebutuhan pasien
setelah pembedahan.
E-1 Edukasi-Kontent
Memberikan informasi kepada keluarga pasien terkait diet seimbang, informasi pilihan
makanan dan snack yang sehat, dan penerapan gaya hidup sehat.
RC-1 Kolaborasi dan Rujukan Asuhan Gizi
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter dan perawat) terkait pemberian obat dan
supplement, pemasangan selang enteral, dan pemberian nutrisi via parenteral.
Terapi diet
Tujuan
Mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal untuk mempercepat proses
penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien dengan cara sebagai berikut :
Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
Prinsip Diet
Tinggi Energi
Tinggi Protein
Syarat
Perhitungan kebutuhan energi
Energi diberikan sesuai kebutuhan pasien dengan memperhitungkan berat badan ideal (E.,
Ridley,et al, 2015).
TEE= BBI x 25
=50 x 25
=1250 kkal
Kebutuhan kalori dari enteral dikurangi infus glukosa parenteral sehingga 1250-(200x4)=800
kkal
Protein diberikan tinggi yaitu 1,75 gr/kgBB karena protein berperan penting dalam
penyembuhan luka, pertahanan tubuh, sebagai enzim dan hormone, dan pembentukan sel-sel
dalam tubuh.
Protein = 1,5 x 61,93 = 92,895 gr
Karena ada penggunaan infus Amiparen 500 ml/24 jamyang mengandung 50 gr protein maka
kebutuhan protein dari enteral = 42,895 gr = 171,58 kkal
Lemak diberikan cukup yaitu 30% dari total kebutuhan energi karena lemak berfungsi
membantu absorbsi vitamin larut lemak, menyediakan asam lemak esenisal, membantu dan
melindungi organ-organ internal, membantu regulasi suhu tubuh, dan melumasi jaringan-
jaringan tubuh. Pemberian lemak juga menurunkan efek samping pemberian glukosa dalam
jumlah besar.
30 x 1250
=41,67 gr
Lemak = 9
Kebutuhan karbohidrat diberikan cukup yaitu 70% dari total kebutuhan energi karena
sebagai sumber energi dan ada yang disimpan sebagai glikogen sebagai cadangan energi
sementara.
70 x 1250
=218,75 gr
KH = 4
Karena ada penggunaan infus KAEN MG3 1000ml/24 jam yang mengandung 200 gr glukosa
maka kebutuhan karbohidrat dari enteral = 18,75 gr
Vitamin dan mineral diberikan sesuai kebutuhan menurut Ozmen, M.M. (2010) dan AKG
2013:
Vitamin A sejumlah 0.9-1 mg/L = hormone tiroid yang dihasilkan dari vitamin A berfungsi
untuk mempertahankan struktur sel dalam saraf, memperbarui sel-sel yang telah rusak yang
tentunya akan baik untuk jantung, mengurangi kadar kolesterol dan melawan radikal bebas.
Sumber B-Karoten yaitu ubi jalar, wortel, labu kuning, mangga bayam dan kailan. B-Karoten
berfungsi sebagai antioksidan bagi penderita penyakit jantung.Vitamin A ini banyak terdapat
pada sayur-sayuran (wortel, ubi, labu kuning, bayam, tomat), buah-buahan (mangga,
pepaya), susu, keju, mentega, dan telur.
Vitamin C sejumlah 125-250 mg/L: hari: Peranan vitamin C sebagai anti oksidan dapat
mengurangi pembentukan sel-sel tumor dan juga dapat menurunkan taraf trigliserida serum
tinggi yang berperan dalam terjadinya penyakit jantung, meningkatkan jumlah HDL yang
digunakan untuk membuang kolestrol jahat LDL, memperkuat pembuluh darah, dan
membantu penyerapan zat besi. Sumber vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan seperti
jambu biji, jeruk, pepaya, strawberi, dan kiwi.
Vitamin E sejumlah 25-50 mg/dL : sebagai antioksidan untuk melawan radikal bebas.
Sumber makanan yang mengandung vitamin E adalah kacang-kacangan, bayam,brokoli,
kubis, minyak ikan, seledri, dan blueberry.
Zat besi sejumlah 12-20 mg/L: membantu metabolism protein dalam memproduksi
hemogolobin dan sel darah merah, meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengirimkan
impuls saraf yang mempengaruhi detak jantung, dan mempertahankan fungsi normal
kontraksi otot termasuk otot jantung. Sumber zat besi pada makanan antara lain daging sapi,
hati sapi, telur, tomat, labu, dan sayuran hijau.
Kalium sejumlah 4500 mg: membantu penurunan tekanan darah, membantu mengirimkan
impuls saraf yang mempengaruhi detak jantung, dan mempertahankan fungsi normal
kontraksi otot termasuk otot jantung. Sumber kalium pada makanan antara lain pisang,
melon, alpukat, kurma, kacang kedelai, kacang kapri, kacang panjang, yoghurt, kentang, ubi
jalar
Magnesium sejumlah 200 mg : melindungi jantung dari denyut jantung tidak teratur,
sehingga melindung jantung dari kerusakan.Konsumsi magnesium yang cukup dapat
mengurangi faktor risiko kardiovaskular seperti hipertensi, aterosklerosis, dan metabolik
syndrome. Selain itu juga dapat membantu mencegah aritmia (irama jantung abnormal) dan
mengurangi timbulnya migren. Sumber magnesium banyak terdapat pada sayuran berdaun
hijau seperti bayam dan kangkung, ikan air dingin seperti halibut dan salmon, serta berbagai
biji-bijian dan kacang-kacangan.
Selenium sejumlah 20-70 mcg/L : merupakan antioksidan kuat dari radikal bebas yang dapat
berkontribusi terhadap penyakit jantung. Sumber selenium pada makanan yaitu lobster, ikan
tuna, udang, kerang, hati, telur, daging sapi, ayam, kacang, dan beras merah.
Makan enteral yang diberikan melalui pipa lambung (Naso Gastric Tube) karena kondisi
pasien yang semi koma.
Jumlah kalori enteral = jumlah kebutuhan kalori enteral + kalori protein via enteral = 450 +
(4x42,895) = 621,58 kkal, maka maksimal volume enteral tersebut yaitu 621,58 ml. Untuk
memudahkan maka kami menggunakan volume 600 ml sehingga densitas energi enteral yang
akan dibuat = 1,04 kkal/ml.
Kebutuhan cairan menurut Consensus Guideline on Perioperative Management in Children
(2007) yaitu 4ml/kg/jam pada 10 kg pertama dan ditambahkan 60 ml + 1ml/kg/jam pada
berat badan berikutnya sehingga didapatkan kebutuhan cairan pasien sebesar 40 + (60 +
51,63) = 151,63ml/jam, maka kebutuhan cairan pasien dalam sehari yaitu 3639,12 ml/hari.
Karena pasien sudah mendapatkan cairan melalu infus Amiparen dan KAEN MG3 sejumlah
1500 ml dan melalui enteral sebesar 600 ml maka pasien membutuhkan tambahan cairan
sebesar 1539,12 ml/hari
Pemberian formula enteral diberikan bertahap 6 kali sehari yaitu setiap 4 jam. Pada
pemberian pertama sebesar 40 ml dan akan dinaikkan 25 ml setiap pemberian.
Terapi Edukasi
Tujuan
Meningkatkan pengetahuan keluarga pasien tentang pemilihan snack yang sehat
Mempertahankan gaya hidup sehat yang sudah diterapkan pasien
Materi
Sasaran
Keluarga
Metode
Waktu
Media
Pelaksana
Kebutuhan Sehari:
Energi = 621,58 kkal Vitamin A = 600 mcg Magnesium = 200 mg
KH = 18,75 gr Vitamin C = 750 mcg Kalium = 4500 mg
Lemak = 41,67 gr Vitamin E = 15 mg Kolestrol = <200 mg
Protein = 42,895 gr Zat besi = 7,2 mg
Berat Energi KH Lemak Protein Vit. A Vit. C Vit. E Kolestr Zat besi Magensi Kalium
Bahan Makanan
(g) (kkal) (gr) (gr) (gr) (mcg) (mcg) (mg) ol (mg) (mg) um (mg) (mg)
Tepung susu 20 92,8 10,3 3,8 4,3 84 74 0,8 5 1,6 14 194
Jeruk manis 60 28,3 7,1 0,1 0,5 4,8 318 0 0 0,1 6 108,6
Ikan mujair 150 125,8 0 1 27,3 16,5 15 1,5 66 0,8 51 292,5
Telur ayam bagian putih 100 50 1 0 10,5 0 0 0 0 0 11 143
Minyak kelapa sawit 40 344,8 0 40 0 2000 0 1,6 0 0 0 0
Sari tomat 50 7,3 1,1 0,1 0,4 38,5 50 0,4 0 0,1 6,5 110,5
TOTAL 649 19,5 45 43 2143,8 457 4,3 71 2,5 88,5 848,6
KEBUTUHAN 621,58 18,75 41,67 42,895 600 750 15 <200 7,2 200 4500
PERSENTASE 104% 104% 108% 100% 357% 61% 28% 35% 44% 19%
Daftar Pustaka
Almatsier, S. 2002. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Handayani, D,dkk. 2015. Nutrition Care Process (NCP). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ozmen, M. Mahir. 2010. Micronutrients in Critically Ill Surgical Patients. Eur J Surg Sci
2010;1(3):86-89. http://www.eejss.com/managete/fu_folder/2010-03/2010-03-086-
089.pdf). Diakses tanggal 19 Maret 2016.
Salvino, R.M., et al. 2004. Perioperative nutrition support: Who and how. Cleveland Clinic
Journal of Med. Vol. 71 No. 4.
http://internal.medicine.ufl.edu/files/2012/06/5.09.01-Preoperative-Malnutrition.pdf
Su[riyanta. 2010. Pengaruh Suplementasi Modesco Putih Telur terhadap Perubahan Kadar
Albumin dalam Darah pada Pasien Bedah dengan Hipoalbumin di IRNA Bedah
RSUP Dr. Kariadi Semarang. (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-
gdl-supriyanta-5290-1-abstrak.pdf). Diakses tanggal 19 Maret 2016.
Wiryana, M., et al. 2007.NUTRISI PADA PENDERITA SAKIT KRITIS. J Peny Dalam, Vol. 8
No. 2. (http://ojs.unud.ac.id/index.php/jim/article/viewFile/3829/2825). Diakses
tanggal 19 Maret 2016.