Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


konsep komunikasi verbal tidak bisa kita lepaskan dari ilmu bahasa atau
linguistik, karena dalam peraktiknya cara manusi berkomunikasi melalui bahasa
yang formal yang dilakukan dengan lisan dan tulisan. Jika kita berbicara tentang
komunikasi verbal maka terkandung pula didalamnya pengertian pesan-pesan
verbal atau pesan berupa kata- kata yang diucapkan ataupun di tulis.
Memahami dan memakai pesan verbal dalam koumikasi kesehatan harus
memperhatikan gaya bahasa seperti simile, metafora, personifikasi, hiperbola,
repetitif, antitesis, dan humor. Dalam memehami pesan verbal dalam komunikasi
kesehatan harus memperhatikan gaya pesan , karena gaya pesan menunjukkan
variasi linguistik dalam penyampaian pesan dengan, perulangan, pesan tersebut
mudah dimengerti, serta perbendaaraan kata.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana penggunaan bahasa secara paragmatis itu?
2. Bagaimana struktur pesan itu?
3. Bagaimana gaya pesan itu?
4. Serta apa yang dimaksud dengan daya tarik pesan?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui penggunaan bahasa secara paragmitis
2. Untuk mengetahui struktur pesan
3. Untuk mengetahui gaya pesan
4. Dan untuk mengetahui apa itu daya tarik pesan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Penggunaan Bahasa Secara Pragmitis

1
Ketika kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi maka harus bagi
kita menyadari adanya perbedaan penggunan bahasa secara lisan dan tulisan.
Perbedaan ini akan terlihat pada aspek keperaktisan . artinya seseorang tidak
terbiasa berbahasa lisan dengan mengikuti semua aturan tata bahasa indonesia.
Bagi kebanyakan orang kominikasi itu sendiri itu adalah membuat orang lain agar
dapat mengerti dimana yang dalam istilah komunikasi nya adalah memberikan
makna yang sama atas apa yang kita ucapkan. Inilah yang disebut dengan aspek
pragmatis suatu bahasa.
Sebagai contoh bagi seorang komunikator kesehatan dapat membiasakan
kepraktisan dalam berbahasa dikalagan ibu- ibu desa yang berkunjung ke
puskesmas, bapak- bapak nelayan di pantai, dan lain- lain. Karena terkadang
kelompok ini menggunakan kata- kata khusus yang hana dimengerti oleh
kalangan mereka.

2.2. Struktur Pesan


Struktur pesan dapat di tunjukkan dengan: 1. Pola penyimpulan, 2. Pola
urutan argumentasi, 3. Serta argumentasi yang disenangi ataupun tidak disenangi,
dan pola objektivitas.
a. Pola penyimpulan
Pola penyimpulan ini bersifat tersirat dan tersurat, dimana penyimpulan
tersurat itu pesan yang disampaikan tertulis dalam sebuah artikel yang menjadi
sarana komunikasi, sedangkan penyimpulan tersirat itu adalah pesan yang
disampaikan langsung oleh sang komuikator. Dalam pola penyimpulan terdapat
pola argumentasi, dan pola objektivitas.
Pola argumentasi disini adalah argumentasi yang tidak disenangi terlebih
dahulu (disampaikan terlebih dahulu), dan pola objektivitas memuat yang nama
nya satu sisi dan dua sisi, dimana satu sisi maksudnya hanya mengambil satu
orang sebagai pusat informasi sedangkan dua sisi maksudnya sumber informasi
yang di berikan lebih dari satu.

2.3. Gaya Pesan


Gaya pesan menunjukkan variasi linguistik dalam penyampaian pesan
dengan: 1. Perulangan, 2. Mudah dimengerti,3. Perbendaharaan kata.
1. Perulangan

2
Perulangan pesan adalah pengungkapan suatu pesan berkali-kali dalam suatu
waktu untuk menegaskan pada audiens bahwa apa yang disampaikan sangat
penting.
2. Mudah dimengerti
Suatu pesan yang baik adalah pesan yang menggunakan pilihan kata yang
mudah dimengerti, atau jangan menimbulkan tafsiran ganda. Contohnya ada
suatu pemberitaan di pos kupang yang bertuliskan bagian kulit yang ruam-
ruam mengelupas. Kata ruam-ruam kurang dipahami oleh para pembaca di
kupang sehingga sebaiknya digunakan kata bintil- bintil.
3. Perbendaharaan kata
Perbendaharaan kata disini maksudnya adalah kata- kata yang lazim
digunakan oleh audiens dalam kehidupan sehari- hari.
4. Kemampuan menggunakan bahasa
Komunikator juga diharapkan mempunyai kemampuan untuk menggunakan
gaya bahasa, misalnya:
a. Simile, menerangkan suatu informasi dengan kata bagai atau seperti
b. Metafora, pemkaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang
sebenarnya melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau
perbandingan.
c. Personifikasi, perumpamaan atau pelambangan benda mati sebagai orang
atau manusia( benda mati seolah- olah hidup).
d. Hiperbola, ucapan ( ungkapan atau pernyataan) kiasan yang dibesar-
besarkan ( berlebihan) yang dimaksudkan untuk memperoleh efek
tertentu.
e. Repetitif, perulangan atau mengulang- ulang kata atau kalimat untuk
menunjukkan betapa pentingnya suatu gagasan.
f. Antitsis, memberikan kontras terhadap dua ide.

5. Humor
Semua orang pasti suka humor karena humor mampu menciptakan
kegembiraan dalam lingkungan pergaulan dimanapun, termasuk dilingkungan
kantor. Namun tentu saja bukan sembarang humor, tetapi jika salah dalam
melontarkan humor akan bisa berakibat fatal, seperti merusak suasana dan
menyinggung perasan orang lain.
Ada beberapa tips dalam menyampaikan humor yang baik dalam pergaulan :
a. Kenali pendengar

3
Jangan asal melontarkan humor, kenali terlebih dulu dengan siapa anda
berbicara. Kita harus memikirkan bagaimana kemampuan mereka
menanggai humor kita.
b. Memperhatikan situasi
Humor yang segar dan tepat pada sasaran biasanya bersifat topikal,
dikenal baik oleh pendengar, seta sesuai dengan situasi.
c. Kuasai bahan humor
d. Hindari humor yang sensitif
e. Jangan berlebihan

2.4. Daya Tarik Pesan


Yang dimaksud dengan daya tarik pesan mengacu pada motif- motif
psikologis yang dikandung pesan: 1. Rasional-emosional, 2. Daya tarik ketakutan,
3. Dan daya tarik ganjaran.
1. Rasional- emosional
Rasional, adalah rancangan pesan yang menjelaskan suatu informasi
secara rasional sesuai dengan syarat- syarat yang seharusnya. Misalnya
karena penyakit ini disebabkan oleh virus maka tidak bisa diobati.
Penyakit ini akan sembu sendiri yang dalam istilah medis disebut self
limited disease, ujar taolin. Menurut dia, yang bisa dilakukan terhdap
penyakit ini adalah melakukan pengobatan sesuai gejala- gejala penyakit.
Sedangkan emosional, adalah rancangan pesan yang menjelaskan suatu
informasi secara emosional sehingga mengugah emosi audiens, misalnya
merokok dapat menyababkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan
gangguan kehamilan dan janin, jika bapak tetap merokok berarti bapak
mau bunuh diri.
2. Daya tarik ketakutan
Sayatelah mengemukakan bagaimana kita apat mempengaruhi audiens
melalui lebih dulu menyampaikan pesan atau informasi yang kurang
menyenangkan kemudian baru diikuti dengan menampilakan pesan atau
informasi yang menyenangkan. Daya tarik pesan yang menampilkan
ketakutan rupanya lebih ditakuti dari pada pesan yang tidak menakutkan.
Daya tarik ketakutan menampilkan daya tarik tertentu apalagi jika
ketakutan itu berkaitan dengan nyawa manusia.
Atas pertimbangan itu maka dalam penyuluhan kesehatan yang
audiensnya ( adalah manusia-manusia super sibuk) yang mempercayakan
anak- anaknya kepada para pembantu perlu ditampilkan kasus kasus

4
bagaimana hubungan pembantu dengan anak- anak ketika orang tua tidak
berada dirumah. Hal ini akan mendorong para orang tua sibuk untuk
meluangkan lebih banyak waktu memperlihatkan anak- anaknya dari pada
kepada pembantu.
3. Daya tarik ganjaran
Ada banyak sekali cara untuk menciptakan daya tarik bagi para pembeli
untuk membeli makanan atau minuman sehat. Semua pasta gigi
memberikan iming-iming bagi pembeli dengan hadiah uang jutaan rupiah
setelah mengumpulakan sejumlah tertentu bungkus pasta gigi. Jadi, orang
dipersuasi untuk membeli produk bukan karena dia butuh produk tersebut
tetapi dia ingin mendapatkan hadiah dari membeli produk itu.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
memahami dan memakai pesan verbal dalam komunikasi kesehatan harus
memperhatikan beberapa hal: penggunaan bahasa secara paragmatis, variasi
bahasa seperti dialek, aksen, jargon, dan lain- lain, berbahasa pada saat yang tepat,
misalnya kapan orang berbicara, apa yang dikatakan, kecepatan dan jeda bicara,
hal memperhatikan, intonasi, gaya kaku atau puitis, dan bahasa tidak langsung.
Memahami dan memakai pesan verbal dalam komunikasi eseatan harus
memperhatikan juga struktur pesan: pola penyimpulan, pola urutan argumentasi,
pola objektivitas ( satu sisi atau dua sisi).
Memahami dan memakai pesan verbal dlam komunikasi kesehatan harus
memperhatukan gaya pesan. Dimana gaya pesan menunjukkan variasi linguistik
dalam penyampaian pesan dengan: perulangan, mudah dimengerti,
perbendaharaan kata.
Memahami dan memakai pesan verbal dalam komunkasi kesehatan harus
memperhatikan gaya bahasa seperti: simile, metafora, personifikasi, hiperbola,
repetitif, antitesis, dan humor.

3.2. Saran
4. Makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, tetapi penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, penulis mengharapkan saran

5
dan kritik yang membangun untuk pengembangan makalah ini di waktu
yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Liliweri, Alo.2007.Dasar-dasar komunikasi kesehatan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT Remaja


Rosdayakarya.

Anda mungkin juga menyukai