ANTRAKINON
3.1.Pengertian Antrakuinon
4.
6.
9.
10.
11.Terjadinya proses biosintesa emodin atau senyawa antrakinon l
ainnya dapat diikuti dengan memberi label (tanda) pada asam
asetat, yang dimaksud dengan memberi label adalah
menggunakan senyawa yang sebagian unsure-unsurnya diberi
muatan radio aktif dengan menggunakan isotopnya yang radioaktif.
12.
15.
16.4.Penggolongan Antrakinon
17. a. . Daun sena, Senna leaf (Sennae Folium)
31.Aloe vera gel yang berupa produk yang distabilkan sekarang dibuat
dari bagian tengah daun yang lunak dengan berbagai metode yang
dipatenkan, diantaranya termasuk pemerasan (penekanan) dan ekstraksi
dengan pelarut dalam kondisi harsh. Akibatnya produk ini sangat
beragam. Dalam penelitian yang memiliki daya merangsang
penyembuhan luka (cell-proliferative) adalah gel segar, sedangkan produk
yang dikeringkan belum diteliti.
32.
33.
34.
36.
B.TERPENOID
48.Klasifikasi Terpenoid
Berdasarkan mekanisme biosintesisnya, maka senyawa terpenoid
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
49.N 50.Jenis 51.Jumlah 52.Sumber
o Senyawa atom
Karbon
53.1 54.Monoterpe 55.10 56.Minyak
noid atsiri
57.2 58.Seskuiterp 59.15 60.Minyak
enoid atsiri
61.3 62.Diterpenoi 63.20 64.Resin
d pinus
65.4 66.Triterpenoi 67.30 68.Damar
d
69.5 70.Tetraterpe 71.40 72.Zat warna
noid karoten
73.6 74. Politerpen 75. 40 76.Karet alam
oid
77.
78.
79.1. Monoterpenoid
80.Monoterpenoid merupakan senyawa essence dan memiliki bau
yang spesifik yang dibangun oleh 2 unit isoppren atau dengan jumlah
atom karbon 10. Lebih dari 1000 jenis senyawa monoterpenoid telah
diisolasi dari tumbuhan tingkat tinggi, binatang laut, serangga dan
binatang jenis vertebratadan struktur senyawanya telah diketahui.
Struktur dari senyawa mono terpenoid yang telah dikenal merupakan
perbedaan 38 jenis kerangka yang berbeda, sedangkan prisnsip dasar
penyusunannya tetap sebagai penggabungan kepala dan ekor dari 2
unit isoprene. Stuktur monoterpenoid dapat berupa rantai terbuka dan
tertutup atau siklik. Senyawa monoterpenoid banyak dimanfaatkan
sebagai antiseptic, ekspektoran, spasmolitik, anestetik dan sedatif.
81.
82. Seskuiterpenoid
Seskuiterpenoid merupakan senyawa terpenoid yang dibangun oleh 3
unit isopren yang terdiri dari kerangka asiklik dan bisiklik dengan
kerangka dasar naftalen.Senyawa seskuiterpenoid ini mempunyai
bioaktifitas yang cukup besar, diantaranya adalah anti feedant,
hormon, antimikroba, antibiotik dan toksin serta regulator
pertumbuhan tanaman dan pemanis.
Senyawa-senyawa seskuiterpen diturunkan dari cis farnesil pirofosfat
dan trans farnesil pirofosfat melalui reaksi siklisasi dan reaksi
sekunder lannya. Kedua isomer farnesil pirofosfat ini dihasilkan in vivo
melalui mekanisme yang sama seperti isomerisasi antara geranil dan
nerol.
83.
3. Diterpenoid
Senyawa diterpenoid merupakan senyawa yang mempunyai 20
atom karbon dan dibangun oleh 4 unit isopren senyawa ini
mempunyai bioaktifitas yang cukup luas yaitu sebagai hormon
pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan tanaman,
antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti
fouling dan anti karsinogen. Senyawa diterpenoid dapat berbentuk
asiklik, bisiklik, trisiklik dan tetrasiklik. Senyawa ini dapat ditemukan
pada resin pinus, dan beberapa hewan laut seperti Chromodoris
luteorosea dari golongan molusca, alga coklat seperti Sargassum
duplicatum serta dari golongan Coelenterata.
Tata nama yang digunakan lebih banyak adalah nama trivial.
84.
4. Triterpenoid
Lebih dari 4000 jenis triterpenoid telah diisolasi dengan lebih 40
jenis kerangka dasar yang sudah dikenal dan pada prinsipnya
merupakan proses siklisasi dari skualen. Triterpenoid terdiri dari
kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung dengan siklik 5 atau
berupa 4 siklik 6 yang mempunyai gugus fungsi pada siklik tertentu.
Sedangkan penamaan lebih disederhanakan dengan memberikan
penomoran pada tiap atom karbon, sehingga memudahkan dalam
penentuan substituen pada masing-masing atom
karbon.Triterpenoid biasanya terdapat pada minyak hati ikan hiu,
minyak nabati (minyak zaitun)dan ada juga ditemukandalam
tumbuhan seprimitif sphagnum tetapi yang paling umum adalah
pada tumbuhan berbiji, bebas dan glikosida. Triterpenoid telah
digunakan sebagai tumbuhan obat untuk penyakit
diabetes,gangguan menstruasi, patukan ular, gangguan kulit,
kerusakan hati dan malaria. Struktur terpenoida yang bermacam
ragam timbul sebagai akibat dari reaksi-reaksi sekunder berikutnya
seperti hidrolisa, isomerisasi, oksidasi, reduksi dan siklisasi atas
geranil-, farnesil-, dan geranil-geranil pirofosfat.
5. Tetraterpenoid
Merupakan senyawa dengan senyawa C yang berjumlah 40.
Rumus molekul tetraterpenoid adalah C40H64. Terdiri dari 8 unit
isoprene. Sedangkan biosintesisnya berasal dari geranyl-geraniol.
Tetraterpenoid lebih dikenal dengan nama karotenoid. Terdiri dari
urutan panjang ikatan rangkap terkonjugasi sehingga memberikan
warna kuning, oranye dan merah. Karotenoid terdapat pada
tanaman akar wortel, daun bayam, buah tomat, dan biji kelapa
sawit.
6. Polyterpenoid
Disintesis dalam tanaman dari asetal melalui pyroposfat isopentil
(C5)dan dari konjugasi jumlah unit isoprene. Ditemukan dalam latek
dari karet. Plyterpenoid merupakan senyawa penghasil karet.
85.
86.
90.
5. Sifat fisikokimia
91.Sifat fisika dari terpenoid adalah :
98.Sifat Kimia
99.C.STEROID
1. Definisi steroid
102.
103.atau
104.
3. Penggolongan Steroid
Penggolongan Steroid, berdasarkan Putaran pada optiknya
105.
106.Rotasi 107.Jenis Struktur 108.Contoh
Jenis
109.Lebih kecil 110.Ikatan rangkap dua 111.ergosterol
dari -90 terkonjugasi pada cincin B
112.-70 - -90 113.Ikatan rangkap dua pada 114.stigmasterol
5,6 dan 22,23
115.-45 - -30 116.Ikatan rangkap dua pada 117.-sitosterol
5,6
118.-25 - +10 119.ikatan rangkap dua pada 120.-
7,8 dan mungkin juga spinasterol
pada 22,23
121.+10 - +30 122.sistem cincin jenuh 123.stigmastano
seluruhnya l
124.+40 - +50 125.ikatan rangkap dua pada 126.zimosterol
8,9 dan mungkin juga
rangkap pada rantai
samping
127.lebih besar 128.bukan sterol 129.
dari +50
130.
131.
132. 2. Berdasarkan efek fisiologisnya :
Sterol
Ergosterol
Stigmasterol
133.Pada hewan Terdapat pertama kali diisolasi dari alam adalah
kelompok C27 C29 yang ditemukan pada fraksi lemak dalam
beberapa jaringan hewan.
134. Spongesterol
135. Kilonasterol
136.Sterol pada ragi mempunyai aktivitas farmakologi
antifungi dengan cara selektif membunuh fungi dengan
menyerang dinding sel fungi.
137. Zimosterol
138. Fekosterol
139. Arkosterol
140.
Asam Empedu
141.Asam empedu bertindak sebagai emulsi biologi yang
sangat penting dan membantu melarutkan lemak globular
dari makanan sehingga dapat larut dalam air atau enzim
lipase, dan bereaksi dengan molekul lemak sehingga dapat
melancarkan penyerapan lemak. Asam empedu juga
melancarkan sebagian besar pengeluaran kolesterol.
142.
Adrenokortikoid
143. Mineralkortikoid seperti aldosteron dan
deoksikorton.
144. Glukokortikoid seperti hidrokortison, prednison,
deksamethasone.
145.
Glikosida Jantung
146.Berasal dari tanaman Digitalis purpurea yang
mengandung digitoksin, gitoksin, gitaloksin. Digitoksin
bekerja dengan cara meningkatkan tonus otot jantung yang
mengakibatkan pengosongan jantung lebih sempurna dan
curah jantung meningkat.
147.
Steroid seks
148. Testosteron
149.Berperan dalam pengembangan organ laki-laki; otot,
rambut dan pembentukan sperma.
150.Estrogen
151.Berperan dalam pengembangan organ kewanitaan,
seperti ovulasi.
152.Progesteron
153.Mempersiapkan uterus untuk menyuburkan indung
telur.
154.4.STRUKTUR STEROID
155.Senyawa steroid memiliki kerangka dasar yang spesifik
yaitu kerangka 1,2 siklopentanoperhidrofenantren, kerangka ini
sekaligus merupakan cirri-ciri khusus yang membedakan steroid
dengan senyawa organic bahan alam lainnya.
156.
157.
158.5. SIFAT FISIKA KIMIA
159.Sifat Fisika
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.TUGAS FITOKIMIA I
173.
174.
175.
176.
177.Nama : Devi Efrianti
178.Nim : 1400023251
179.Kelas : 3C
180.
181.FAKULTAS FARMASI
182.UNIVERSITAS AHMAD
DAHLAN
183. 2015
184.