Oleh :
Nama : R. Afina Nur Fatimah
NRP : 133020019
Kelompok :A
Meja :5
Asisten : Rizka Audina
B. Prinsip Percoban
Berdasarkan pada terbentuknya gluten dari gliadin dan glutenin saat penambahan
air dan ragi sehingga terjadi fermentasi, dimana CO2 terperangkap didalam gluten
tepung cakra, ragi, susu bubuk, telur, air dingin, sukrosa, butter, garam dan bread
improver. Sedangkan pada pembuatan roti manis, bahan yang digunakan tidak jauh
berbeda dengan bahan pada pembuatan roti tawar yaitu tepung cakra, tepung segi
tiga, foaming, ragi, susu bubuk, telur, sukrosa, butter, garam dan bread improver.
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah neraca digital, plastik
sampel, sendok, spatula, wadah (baskom), oven, mixer, loyang, inkubator, roller pin
Terigu
Susu, Ragi, Gula
Pencampuran I
Air, Telur
Pencampuran II
CO2
Knocking Down
Penimbangan
Bahan Isian
Pembentukan Adonan
Baking
T = 180C t=25-30
Roti Manis
Pencampuran I
Air, Telur
Pencampuran II
CO2
Knocking Down
Penimbangan
Bahan Isian
Pembentukan Adonan
Baking
T = 180C t=25-30
Roti Manis
F.
G.
Penimbangan
H. Pencampuran I Pencampuran II Pencampuran II
Bahan ( Tepung, ( Telur, Air ( Butter dan
sukrosa, Bread dingin , susu garam )
Improver, Ragi) bubuk)
I.
J.
K.
Pembentukan
L. Pengempisan Penimbangan
Fermentasi I
Adonan
( T : 38-40C, t
: 1 jam
M.
N.
Dough
Penimbangan Pencampuran I Pencampuran II Pencampuran II
Bahan ( Tepung, ( Telur, Air ( Margarine dan
sukrosa, Bread susu, foaming ) garam )
Improver, Ragi)
Gambar 4. Diagram Alir Proses Pengolahan Roti Manis Metode Sponge Dough
F. Hasil Percobaan
Organoleptik
Cokelat
1. Warna
Manis
2. Rasa
3. Aroma Khas Roti
4. Tekstur
Renyah dan Lembut
5. Kenampaka
Menarik
Roti Manis
Organoleptik
Putih Kecokelatan
1. Warna
Asin/Gurih
2. Rasa
3. Aroma Khas Roti
4. Tekstur
Lembut
5. Kenampaka
Menarik
Roti Tawar
G. Pembahasan
dan roti manis, didapatkan hasil bahwa berat produk yang dihasilkan untuk roti tawar
adalah 193 gram dan % produk yaitu 96,5%. Secara organoleptik roti tawar
mempunyai warna putih kecokelatan, aroma khas roti, tekstur lembut, kenampakan
menarik, dan rasa asin atau gurih. Sedangkan untuk roti manis berat produk yang
dihasilkan adalah 157 gram dan %produk yaitu 78,5%. Secara organoleptik roti manis
mempunyai warna cokelat, aroma khas roti, tekstur renyah dan lembut, kenampakan
1. Penimbangan bahan-bahan
Semua bahan ditimbang dengan baik, terutama ragi, garam, dan additive
lainnya harus ditimbang dengan teliti. Hindari pemakaian sendok/ cangkir/ gelas
sebagai takaran.
dimasukkan ke dalam mixer dengan urutan pemasukan sebagai berikut: terigu, , gula,
garam, shortening, yeast, susu, telur dan air. Fungsi pencampuran dengan mixer
adalah untuk mencampur seluruh bahan mentah sehingga dihasilkan adonan yang
homogen dan membentuk gluten. Dimana pada pencampuran ini terjadi perubahan
kimia dan fisika. Perubahan kimia ketika terbentuknya gluten dan peribahan fisiknya
adonan menjadi campuran yang homogen atau kalis. Selain itu selama proses
disebut foci. Sistem pencampuran adonan yang dilakukan adalah straight dough
system, dimana seluruh bahan dicampur secara bersamaan dalam satu waktu
pencampur, serta penyerapan air. Pada awal pencampuran, adonan masih lengket dan
menempel pada sisi wadah dan pengaduk alat pencampur. Semakin lama adonan
akan menjadi kalis, yaitu ketika adonan sudah tidak lengket lagi pada alat. Hal ini
mixer. Pengaduk yang terdapat pada mixer berbentuk spiral yang bergerak searah
dengan jarum jam, terbuat dari stainless steel, dan digerakkan dengan tenaga listrik.
mencampur secara merata semua bahan, untuk mendapatkan hidrasi yang sempurna
dari kanji dan protein serta untuk pembentukan gluten, dan pelunakan yang baik.
a. Pick up, adalah keadaan semua bahan telah tercampur jadi satu adonan.
b. Clean up; adalah keadaan adonan sudah tidak melekat di tangan atau bowl
mikser.
c. Develop; ditandai dengan adonan mulai terlihat licin/ halus permukaannya.
d. Final/ kalis; adalah permukaan adonan licin, halus dan kering. Tahap inilah
yang merupakan tahap akhir dari proses pengadukan yang diharapkan. Akan
tetapi karena sesuatu hal, dapat saja terjadi dua kejadian selanjutnya, yaitu.
e. Let Down; adonan mulai over mix (kelihatan basah, lengket, dan lembek.
f. Break Down; adonan sudah over mix dan sudah tidak elastis lagi. Pada
3. Fermentasi I
Pada tahap fermentasi terjdi perubahan biologi, kimia dan fisik, dimana
perubahan biologi terjadi pada saat fermentasi yang terbentuk karena aktifitas ragi
volume adonan sedangkan etanol akan memberikan aroma yang spesifik pada produk
Fermentasi yeast terjadi pada kondisi anaerob. Terdapat tiga jenis enzim yang
bekerja saat proses fermentasi oleh yeast. Perubahan kimia terjadi saat enzim
invertase akan mengurai sukrosa menjadi gula sederhana seperti glukosa. Sedangkan
Kemudian gula sederhana dan dekstrosa yang terbentuk tersebut akan dipecah
bentuk gelembung yang akan tertahan oleh struktur gluten dan menyebabkan
selama fermentasi maka gelembung gas tersebut akan terbentuk di sekeliling foci. Hal
ini menunjukkan bahwa jumlah udara yang mengisi volume produk roti saat
pengembangan tidak hanya ditentukan oleh jumlah sel yeast, namun juga
dalam adonan, temperatur adonan, keasaman, absorpsi air, dan jumlah beberapa
Pengempisan adonan bertujuan agar gas hasil fermentasi I keluar dari adonan.
Pada tahap awal pembentukan adonan, adonan yang telah dibagi sesuai dengan berat
yang ditentukan dibentuk menjadi bola-bola kecil secara manual. Pembulatan adonan
disebut juga dengan rounding atau pembulatan, yang berfungsi untuk memberi
bentuk yang seragam saat dimasukkan ke dalam alat pembentuk adonan. Selain itu
struktur gelembung gas dalam adonan sehingga udara di dalam adonan keluar pada
Bertujuan mengembangkan adonan untuk mencapai bentuk dan mutu yang baik pada
temperatur 38-40C dengan kelembaban 80-85% dalam waktu 15-45 menit. Pada
6. Pembakaran/ Pemanggangan
kimia yaitu pada 5-6 menit pertama volume adonan bertambah (oven spring) Panas
oven untuk jenis roti manis 180C; untuk roti tawar 210C. Pemanggangan
bertujuan untuk mematangkan adonan roti tawar, dilakukan pada suhu 140-160 oC
selama 30 menit. Pada saat pemanggangan adonan akan mengembang, kehilangan air,
dan kulit roti menjadi lebih gelap. Adonan mengembang karena adanya
pengembangan gas dalam adonan yang tertahan oleh struktur gluten. Adonan juga
akan kehilangan air akibat penguapan. Kehilangan kadar air terbesar terjadi pada
bagian kulit sehingga akan membentuk lapisan yang kering (Cauvain S. dan Young L,
2000).
Dengan adanya panas dalam oven akan membentuk gelatin. Pati mengalami
gelatinisasi, yaitu rusaknya susunan molekul dalam granula pati, yang ditunjukkan
oleh perubahan yang irreversibel. Pada saat itu pati lebih peka terhadap aktivitas
enzim -amilase dan terurai menjadi dekstrin dan maltosa yang dipercepat dengan
1. Tepung terigu
Tepung yang digunakan dalam pembuatan roti tawar adalah tepung gandum
atau terigu. Terigu berperan dalam pembentukan struktur pada produk roti. Jenis
memiliki kadar protein sekitar 8%, terigu protein sedang memiliki kadar protein 10-
11%, dan yang biasa digunakan pada pembuatan roti tawar adalah terigu protein
tinggi yang mengandung protein sekitar 12%. Menurut Cauvain (2003) jenis protein
yang terdapat dalam terigu dapat dibedakan berdasarkan kelarutannya dalam berbagai
pelarut, yaitu:
membentuk film dan glutenin membentuk rantai. Gliadin dan glutenin merupakan
dengan air. Gluten dan gelatin ini merupakan kerangka dan jaringan pada roti.
Apabila diberi perlakuan mekanis pembentukan gluten dapat berlangsung lebih cepat.
Glutenin memberikan sifat elastis sedangkan gliadin memberi sifat ekstensibilitas
pada adonan.
Gliadin berperan dalam ikatan antar molekul dengan ikatan hidrogen yang
lemah sehingga saat diberi perlakuan mekanis seperti penarikan maka adonan dapat
berbagai molekul dengan berat molekul yang bervariasi dan dihubungkan dengan
ikatan disulfida yang lebih kuat dibanding ikatan hidrogen, sehingga setelah
direntangkan adonan dapat kembali ke bentuk awalnya. Tepung terigu yang dapat
digunakan untuk membuat roti, adalah tepung terigu dengan kandungan protein
minimal 11%.
2. Air
Air dalam pembuatan roti berfungsi sebagai pelarut semua bahan menjadi
adonan yang kompak. Protein bereaksi dengan air membentuk gluten. Karbohidrat
tepung bereaksi dengan air dibantu oleh panas sekitar 64 oC atau lebih. Air berubah
menjadi uap di dalam oven, menyebabkan pengembangan roti menjadi pori-pori dari
remah. Persyaratan air untuk roti adalah pH netral, kandungan mineral normal
3. Ragi
sel ragi terdapat sejumlah enzim yang berperan dalam proses fermentasi. Fungsi
alkohol. Asam berfungsi untuk melunakkan adonan supaya mudah dibentuk setelah
proses istirahat kedua. Alkohol yang bersifat cair dan gas mudah menguap dan hilang
pada proses pembakaran roti karena panas. Proses fermentasi yang ideal apabila
terdapat keseimbangan antara faktor-faktor, antara lain: jumlah ragi, gula, garam, air,
suhu serta derajat keasaman adonan. Jumlah ragi tergantung jenis ragi sebagai
pedoman adalah ragi instan. Bila menggunakan ragi kering dan atau ragi basah, maka
perbandingan nya adalah 1 (ragi instan): 1,5 (ragi kering): 3 (ragi basah).
4. Garam
memperkecil pori-pori roti. Pemakaian garam dalam keadaan normal berkisar 1,5-
2%. Pemakaian garam lebih rendah dari 1,5% akan memberi rasa hambar, sedangkan
5. Gula
Gula dalam pembuatan roti berfungsi sebagai sumber energi bagi ragi. Risidu
gula yang tidak habis dalam proses fermentasi akan memberikan rasa manis dan
warna kecoklatan (golden brown) pada roti. Jumlah gula untuk fermentasi 2%. Gula
juga berperan pada proses pewarnaan kulit (karamelisasi gula) pda pembakaran di
oven pada temperatur 150C. Gula juga bersifat pengawet (preservative) atau
meningkatkan daya simpan roti. Pemakaian gula lebih dari 8% pada roti tawar akan
memberikan sifat empuk yang berlebihan sehingga bentuk roti tidak tegar, sedangkan
pada roti manis sifat empuk terjadi pada kadar gula 15% ke atas. Peningkatan jumlah
gula dalam adonan harus diimbangi dengan penambahan jumlah ragi agar proses
fermentasi tidak terganggu. Jenis dan bentuk gula untuk roti dapat berupa gula tepung
6. Susu
Susu berfungsi sebagai peningkat gizi. Kandungan gula pada susu memiliki
sifat yang sama, yaitu sebagai pewarna kulit. Protein susu mengandung banyak lysine
(asam amino) yang kurang dalam tepung terigu. Diharapkan dengan pemberian susu,
memberikan gizi yang lengkap. Susu juga sebagai penambah aroma dan cita rasa.
7. Lemak
Jenis lemak untuk roti adalah shortening berbentuk padat dari tumbuhan atau
hewani. Margarin terbuat dari minyak bantai, sedangkan butter/mentega terbuat dari
minyak hewani. Pastry/ korsvet adalah margarine yang dikeraskan. Lemak berfungsi
sebagai pelumas adonan pada pengembangan sel sewaktu final proof (pengembangan
akhir), yang akan memperbaiki roti. Di samping itu, dapat menjadi pengempuk,
membangkitkan rasa lezat, membantu menahan gas karena gluten lebih mengikat
udara dan membuat volume roti menjadi lebih baik serta membantu/ mempermudah
8. Telur
Fungsi telur pada proses pembuatan roti yaitu telur berfungsi di dalam proses
memberikan warna serta flavor yang khas, menangkap air, sebagai pelunak dan
memberikan kontribusi terhadap nilai gizi. Sifat telur yang unggul dalam hal ini tidak
dapat diganti dengan bahan lain. Albumin pada telur menyebabkan pengikatan air
yang lebih baik pada crumb roti. Protein putih telur mempunyai sifat yang mirip
dengan gluten karena dapat membentuk lapisan tipis yang cukup kuat untuk menahan
9. Bread Improver
mempertahankan dan memperkokoh gluten yang ada atau yang sudah terbentuk,
Proses fermentasi pada pengolahan roti sudah dilakukan sejak lama. Tahapan
ini dilakukan untuk menghasilkan potongan roti (loaves) dengan bagian yang porus
dan tekstur roti yang lebih lembut. Metode ini didasarkan pada terbentuknya gas
akibat proses fermentasi yang menghasilkan konsistensi adonan yang frothy (porus
seperti busa). Pembentukan gas pada proses fermentasi sangat penting karena gas
yang dihasilkan akan membentuk struktur seperti busa, sehingga aliran panas ke
dalam adonan dapat berlangsung cepat pada saat baking. Panas yang masuk ke dalam
adonan akan meyebabkan gas dan uap air terdesak keluar dari adonan, sementara
penunjang yang digunakan salah satunya adalah margarin dan pada saat proses
pengkalisan adonan roti manis tidak perlu terlalu kalis, sedangkan pada roti tawar
bahan penunjang yang digunakan salah satunya menggunakan butter dan pada saat
Metode pembuatan roti terdiri dari sponge and dough, straigt dough, no time
Sponge and dough adalah proses pembuatan roti dengan dua kali pengadukkan
dengan waktu. Pembuatan roti metode biang ini, terdiri dari 2 kali pencampuran dan 2
difermentasikan selama 4-6 jam. Selanjutnya biang dicampur dengan bahan lainnya
dengan waktu yang lebih pendek (20-30 menit). Roti yang dihasilkan dengan metode
biang ini bertekstur halus dan harum. Fermentasi sekitar 4-6 jam, pengertian dua kali
volume roti yang lebih baik, Umur Simpan yang lebih lama Shelf Life lebih baik/
lebih lama, Aroma fermentasi lebih bertambah Kerugian Pembuatan roti dengan
teknik Sponge and Dough diantaranya: Memiliki sedikit toleransi terhadap waktu saat
adonan diaduk, Membutuhkan lebih banyak peralatan, Membutuhkan lebih banyak
karyawan, Lebih banyak kehilangan berat karena waktu fermentasi yang lama.
Teknik Straigh Dough adalah teknik pembuatan roti dengan waktu fermentasi 2-4
jam. Dalam pembuatan roti metode ini, semua bahan diaduk menjadi satu dan
kemudian difermentasikan. Waktu fermentasi bisa bervariasi antara 2-3 jam. Setelah
peruntukannya. Roti yang dihasilkan dengan metode ini tidak sehalus dan tidak
seharum roti yang dihasilkan dengan metode biang (sponge and dough method).
Keuntungan metode Straigh Dough yaitu, mempunyai toleransi yang lebih baik
lebih sedkit peralatan, Waktu produksi yang lebih singkat, Lebih sedikit kehilangan
berat saat fermentasi Kerugian Straigh Dough adalah berkurangnya toleransi terhadap
3. No Time Dough
No Time Dough adalah teknik pembuatan roti dengan waktu fermentasi 1 jam.
Dalam metode pembuatan roti no time dough ini, semua bahan diaduk menjadi satu,
kemudian difermentasikan secara cepat. Karena dituntut proses yang cepata, maka
roti yang dihasilkan. Bahan tambahan roti yang digunakan berupa penguat dan
pelembut adonan.
Keuntungan metode No Time Dough adlaah penghematan waktu karena
pengurangan waktu fermentasi, Tidak perlu ruangan khusus untuk fermentasi, Tidak
perlu tempat untuk Sponge dan Adonan, Lebih sedkit peralatan yang dibutuhkan,
Lebih sedkit tenaga atau karyawan dalam perawatan alat. Kerugian metode No Time
Dough tidak mempunyai aroma fermentasi, dan umur simpan yang lebih pendek.
4. Dough Break
Dough Break adalah teknik pembuatan roti yang adonannya sering sekali
digiling, dengan cara manual biasanya digiling dengan rolling pin sebanyak 25 kali,
sedangkan dengan mesin menggunkan shitter agar cepat kalis. Metode pembuatan
roti ini berasal dari Australia dan banyak dipakai di Indonesia, industri roti skala
kecil. Bahan dicampur dengan mixer secukupnya, kemudian dibuat kalis melalui
mesin rolling. Hasil roti yang dihasilkan berteksture halus dan berpori rapat. Namun
Keuntungan metode ini serat roti lebih halus, dan warna roti lebih putih. Sedangkan
Dipakai di industri roti berskala besar, menggunakan biang cair (liquid sponge).
Biang cair difermentasikan dalam tangki stainless steel dalam suhu terkontrol selama
beberapa jam. Biang cair ini didinginkan hingga siap digunakan. Proses selanjutnya
(Sucicitra, 2012)
Adonan yang mengembang dengan baik dapat menghasilkan potongan roti dengan
volume besar, halus, lembut, memiliki tekstur yang seragam, dan berkualitas baik.
(Matz, 1972)
Air dalam pembuatan roti berfungsi sebagai pelarut semua bahan menjadi
adonan yang kompak. Protein bereaksi dengan air membentuk gluten. Karbohidrat
tepung bereaksi dengan air dibantu oleh panas sekitar 64 oC atau lebih. Air berubah
menjadi uap di dalam oven, menyebabkan pengembangan roti menjadi pori-pori dari
remah. Persyaratan air untuk roti adalah pH netral, kandungan mineral normal
(hardness 150-300 ppm) dan layak untuk air minum. (Yayath, 2009)
Perubahan fisik terjadi pada adonan yang keluar dari alat akan memiliki bentuk
menentukan warna kulit pada roti tawar. Reaksi Maillard merupakan reaksi antara
gugus gula pereduksi dengan gugus amina primer, dan menghasilkan warna coklat
(Winarno, 2004).
Critical Control Point pada proses pembuatan roti ini yaitu pada
fermentasi, dimana proses fermentasi harus dilakukan pada waktu yang cukup,
artinya tidak boleh terlalu lama atau terlalu sebentar karena dapat menyebabkan
kegagalan dalam pembuatan roti diantaranya adalah roti menjadi tidak mengembang.
Selain itu pada proses pembentukan tepung yang digunakan tidak boleh terlalu
banyak sebab dapat menyebabkan roti yang dihasilkan menjadi keras. Adapula pada
proses pemanggangan, suhu, letak roti pada loyang, dan waktu pemanggangan harus
benar-benar di atur karena jika salah mengaturnya maka dapat menyebabkan roti
DAFTAR PUSTAKA
Cauvain, S.P dan Young, L.S. 2000. More Baking Problems Solved. Willey
deMan, J.M. (1997). Kimia Makanan . Edisi Kedua. ITB Bandung. Bandung
Matz, S. A. (1992). Bakery Technology and Enginering , 3th Edition. Van
Nostrand Reinhold. New York.
Kartika, Putri. (2015). Fermentasi Roti.
https://www.academia.edu/4359263/fermentasi_roti. Diakses: 15 Maret 2016
Siahaan, Riana Friska. (2010). Tata Boga.
http://teknologipendidikan15.wordpress.com/tata-boga/. Diakses: 15 Maret
2016
Sucicitra, (2012). Macam-macam Teknik Pembuatan Roti.
http://sucishoop88.blogspot.com/. Diakses: 15 Maret 2016
Tasya. (2010). From Flour to Bread . http://sebelasseptember.blogspot.com.
Diakses: 15 Maret 2016
Yayath. (2009). Metode Pembuatan Roti. http://yayath-
silahkanmampir.blogspot.com/. Diakses: 15 Maret 2016
Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
LAMPIRAN SNI
Persyaratan
Kriteria uji Satuan
Roti tawar Roti manis
Keadaan :
Kenampakan - Normal Normal
Bau - Normal Normal
Rasa - Normal Normal
Air %, b/b Maks. 40 Maks 40
Abu (tidak termasuk garam) %,b/b Maks. 1.0 Maks 1.0
Abu yg tidak larut dalam Maks. 3.0 Maks 3.0
%,b/b
asam
Gula Jumlah %,b/b - Maks. 8.0
Lemak - Maks.3.0
Serangga Tidak ada Tidak ada
BTM
Sesuai SNI
Pengawet Sesuai SNI 01-
01-0222-
Pewarna 0222-1995
1995
Pemanis
Falling number detik Min 300 Min 300
Cemaran logam
Raksa (Hg) Mg/kg Maks 0,05 Maks 0,05
LAMPIRAN PERHITUNGAN
W produk 157
%Produk= x 100 = x 100 =78,5
basis 200
38,85
Tepung Cakra= x 200=77,7 gram
100
15
Tepung Segitiga= x 200=30 gram
100
2,5
Foaming= x 200=5 gram
100
1
Ragi= x 200=2 gram
100
0,1
BI = x 200=0,2 gram
100
9
Sukrosa= x 200=18 gram
100
8
Telur= x 200=16 gram
100
16,5
Air Susu= x 200=33 gram
100
9
Margarin= x 200=18 gram
100
0,05
Garam= x 200=0,1 gram
100
W produk 193
%Produk= x 100 = x 100 =96,5
basis 200
53
Tepung Cakra= x 200=106 gram
100
1
Ragi= x 200=2 gram
100
5
Susu Bubuk= x 200=10 gram
100
0,1
BI = x 200=0,2 gram
100
8
Sukrosa= x 200=16 gram
100
8
Telur= x 200=16 gram
100
19,9
Air Dingin= x 200=39,8 gram
100
4
Butter = x 200=8 gram
100
1
Garam= x 200=2 gram
100
LAMPIRAN KUIS
Terigu
Susu, Ragi, Gula
Pencampuran I
Air, Telur
Pencampuran II
CO2
Knocking Down
Penimbangan
Bahan Isian
Pembentukan Adonan
Baking
T = 180C t=25-30
Roti Manis
Jawab :
Cooling Shock berfungsi untuk penirisan mie dengan menggunakan air yang
kenyal, melunakkan tekstur mie serta menjaga kelembaban dari tekstur mie
agar mie tidak lengket dan tidak saling menyatu satu sama lain.
Jawab :
Jawab :
a. Metode langsung (straight dough) adalah metode pembuatan roti dimana seluruh
bahan dicampur kemudian diaduk sampai kalis. Pada metode ini fermentasi
Jawab :
Tepung tapioka sebagai sparing agent karena dapat melindungi protein dari
LAMPIRAN DISKUSI
Jawab :
a. Metode langsung (straight dough) adalah metode pembuatan roti dimana seluruh
bahan dicampur kemudian diaduk sampai kalis. Pada metode ini fermentasi
dilakukan satu kali. Keuntungan dari metode ini adalah mempunyai toleransi yang
lebih baik terhadap waktu, waktu produksi lebih pendek, lebih sedikit kehilangan
berat karena fermentasi serta baking, dan sedikit peralatan serta karyawan yang
(Panganku, 2011).
b. Metode adonan biang (sponge and dough method) adalah metode pembuatan roti
dengan dua kali pengadukan dan fermentasi. Kelebihan metode ini adalah daya
tahan roti lebih baik dari sistem yang lain, aroma roti paling baik, dan memiliki
toleransi terhadap waktu aduk, lebih banyak peralatan serta karyawan yang
dibutuhkan, penggunaan waktu yang cukup panjang, dan lebih banyak kehilangan
2. Jelaskan fungsi dari bahan bahan berikut dalam proses pembuatan roti :
Mentega/margarin, air, gula, telur dan ragi
Jawab :
a. Mentega / margarin :
pengembangan susunan fisik makanan yang dibakar (baked food). Dalam produksi
roti lemak tersebut berfungsi sebagai pembangkit rasa, membantu menahan gas
karena gluten lebih mengikat udara, dan membuat volume menjadi lebih baik.
b. Air :
Air yang digunakan pada saat pengadukan adalah air yang berasal dari air
mineral atau air dingin, hal ini disesuaikan dengan kondisi suhu di sekitarnya, tidak
boleh menggunakan air panas, karena air panas dapat menyebabkan ragi tidak dapat
bekerja dengan baik sehingga volume roti tidak dapat mengembang. Air yang
c. Gula :
Gula mempunyai fungsi yaitu sebagai sumber energi bagi kegiatan ragi.
Reaksi antara gula dengan protein (maillard), diduga menimbulkan warna coklat pada
kerak roti, enzim amylase dapat memecah zat pati yang rusak pada waktu
penggilingan, oleh karena itu tepung yang mengandung cukup pati dapat memasak
d. Telur :
e. Ragi :
dioksida yang dapat membuat adonan mengembang. Karbon dioksida adalah gas
yang tidak berwarna, tidak berasa, dan dapat dimakan. Pembentukan dan
peragian (fermentasi).
Jawab :
kualitas roti dan ditambahkan kedalam adonan, substansi zat yang dapat membantu
proses pembuatan roti, dalam hal memproduksi dan menahan gas (gas production dan
gas retention) serta membantu menghasilkan roti yang berserat halus, empuk lebih