Oleh
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2)
terutama beras sebagai bahan pangan pokok dan umbi-umbian cukup tinggi.
Begitu pula dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan akan serealia dan umbi-
umbian sebagai sumber energi pun terus meningkat. Tanaman dengan kadar
karbohidrat tinggi seperti halnya serealia dan umbi-umbian pada umumnya tahan
atau kukusan, hal ini tergantung dari selera. Usaha penganekaragaman pangan
pada satu bahan pangan pokok saja. Misalnya dengan mengolah serealia dan
umbi-umbian menjadi berbagai bentuk awetan yang mempunyai rasa khas dan
tahan lama disimpan. Bentuk olahan tersebut berupa tepung, gaplek, tapai, keripik
dan lainya. Hal ini sesuai dengan program pemerintah khususnya dalam mengatasi
Salah satu bahan baku roti yang paling penting dalam proses pembuatan
soft bread adalah ragi atau yeast. Ragi adalah mikroorganisme hidup yang
berkembang biak dengan cara memakan gula. Fungsi utama ragi adalah
dalam jaringan gluten yang menyebabkan roti bisa mengembang. Komponen lain
yang terbentuk selama proses fermentasi adalah asam dan alkohol yang
berkontribusi terhadap rasa dan aroma roti, namun alkohol akan menguap dalam
terbentuk sebagai hasil fermentasi dan protein larut, lemak dan karbohidrat yang
juga mengembang dan membentuk film tipis. Dalam proses ini terlihat dua
kelompok daya yaitu daya poduksi gas dan daya penahan gas. Beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi daya produksi gas adalah konsentasi ragi roti, gula,
1.2.Tujuan Percobaan
penambahan air dan ragi sehingga terjadi proses fermentasi dimana CO2
Digunakan, (2) Alat Percobaan yang Digunakan, dan (3) Metode Percobaan.
tepung cakra kembar, tepung segitiga biru, susu cair full cream, susu bubuk full
cream, mentega, ragi, telur, air dingin, bread improver, garam, gula, margarin,
baskom,
timbangan, mixer,
Terigu
Pengempisan CO2
Roti Manis
Terigu
Pengempisan CO2
Pembentukan
Roti Tawar
Berdasarkan pengamatan pada pembuatan roti manis dan roti tawar yang
telah dilakukan maka diperoleh hasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel
berikut :
3.2. Pembahasan
memiliki warna kuning kecoklatan, rasa khas roti sedikit manis, aroma khas roti,
tekstur lembut, kenampakan menarik dan memiliki berat produk 209gram serta
tawar, aroma khas roti, tekstur lembut, kenampakan mengkilap dan memiliki berat
roti terdiri dari tepung terigu, air, ragi, dan garam. Sedangkan bahan penambah
rasa dan pelembut gula, susu, lemak, dan telur. Untuk penguat gluten,
memperpanjang umur simpan dan penambah vitamin bagi ragi atau sering disebut
Perbedaan dari roti manis dan roti kering sendiri adalah pada roti manis
bahan penunjang yang digunakan salah satunya adalah margarin dan pada saat
proses pengkalisan adonan roti manis tidak perlu terlalu kalis, sedangkan pada roti
tawar bahan penunjang yang digunakan salah satunya menggunakan butter dan
Ada beberapa metode sistem pembuatan roti, yaitu metode straigh dough,
metode sponge dough, sistem no time dough dan sistem dough break roll. Metode
straight dough atau adonan langsung adalah cara yang paling banyak digunakan
dalam industri rumah tangga di Indonesia, yang dimaksud dengan straight itu
sendiri adalah suatu proses pembuatan roti dengan satu kali pengadukan dimana
semua bahan diaduk menjadi satu. Pencampuran ini dilakukan hingga adonan
kelihatan lembut dan kalis. Temperatur adonan yang keluar dari mixer berkisar
terhadap waktu aduk, lebih sedikit karyawan yang dipekerjakan, lebih pendek
waktu produksi dibandingkan dengan sistem sponge and dough. Akan tetapi
sistem ini juga mempunyai kedap waktu fermentasi serta kesalahan tidak dapat
Teknik pembuatan roti dengan sistem sponge and dough ini memiliki
lebih sedikit penggunaan yeast (ragi) dalam adonan, roti yang dihasilkan memiliki
volume lebih besar dan remah serta tekstur yang lebih baik, serta memiliki tingkat
fleksibilitas yang tinggi. Teknik sponge and dough dalam pembuatan roti terdiri
dari bahan total yang digunakan. Dalam tahap ini yang memegang peranan
Kedua, pembuatan adonan (dough), dimana biang yang telah tercampur dengan
Sistem No Time Dough adalah sistem adonan cepat dimana dalam waktu
3menit, roti dapat dibuat. Ciri-ciri dari sitem ini adalah pengadukan satu kali
fermentasi 0-45 menit, penambahan yeast dan bread improver untuk mempercepat
pengembangan dan volume tetap baik, dan daya tahan sekitar 3 hari. Keunggulan
dari sistem ini adalah hemat waktu pada proses fermentasi, tidak memerlukan alat
banyak, lebih sedikit tenaga yang digunakan, hasil roti lebih banyak, akan tetapi
roti yang dihasilkan tidak memiliki aroma yang baik serta daya tahan roti tidak
Langkah dari No Time Dough ini hampir sama dengan cara membuat roti
secara konvensional. Tidak seperti Straigh Dough dan Sponge Dough yang
umumnya mengandalkan proses fermentasi untuk menghasilkan volume roti.
yang akan menyebabkan adonan cepat mengembang tanpa proses yang tidak
Sistem Dough Break Roll, Sistem ini adalah modifikasi dari No Time
Dough, yang banyak digunakan oleh industri atau pabrik-pabrik roti murah untuk
dikonsumsi oleh kalangan bawah dimana selera dan cita rasanya kurang
diperhatikan. Roti dapat dibuat dengan cepat, banyak dan hasil produknya
memiliki tekstur yang lebih halus. Ciri-ciri dari sistem ini adonan diaduk asal
campur lalu diroll dengan mesin berkali-kali hingga kalis dan sistem selanjutnya
sama dengan Straigh Dough. Dalam resep ini mengalami perubahan yaitu air
dikurangi 5-7% dan bread improver ditambah 1% dan biasanya tidak mengalami
proses fermentasi. Roti yang dihasilkan walaupun awet namun biasanya memiliki
kualitas yang kurang baik. Keuntungan dari sistem ini antara lain walaupun
produksinya lebih cepat, jumlah produk lebih banyak dan teksturnya paling halus.
Tetapi dengan tidak adanya proses fermentasi maka aroma roti yang dihasilkan
tidak keluar, dan kulit roti tampak agak pucat (Yogha, 2012).
Hasil roti akan maksimal jika mengikuti tahap pembuatan yang baik dan
benar sesuai petunjuk. Berikut tahap dasar pembuatan roti; Pada prinsipnya roti
dibuat dengan cara mencampurkan tepung dan bahan penyusun lainnya menjadi
menjadi dua bagian utama yaitu proses pembuatan adonan dan proses
pembakaran. Kedua proses utama ini akan menentukan mutu hasil akhir.
(Anonim, 2014).
dalam membuat roti. Proses pertama mencampur resep adonan menjadi satu (pick
up), adonan kemudian diaduk agar tidak menempel lagi di mixer dan mangkok
adonan, pengadukan diteruskan hingga permukaan resep adonan licin dan elastis,
teruskan mengaduk sebentar lagi hingga seluruh resep adonan licin kalis dan
zat gluten. Sehingga adonan siap menerima gas CO2 dari aktivitas fermentasi.
Prinsipnya proses pengadukan ini adalah pemukulan dan penarikan jaringan zat
gluten sehingga struktur spiralnya akan berubah menjadi sejajar satu dengan
lainnya. Jika struktur ini tercapai, maka permukaan adonan akan terlihat
mengkilap dan tidak lengket serta adonan akan mengembang pada titik optimum
Setelah tahap ini pengadukan sebaiknya dihentikan, jika tidak adonan akan
basah, lengket dan berair. Bila tahap ini terjadi maka akan overmix dan adonan
akan menghasilkan kue yang bantat, lembek dan pori-pori tidak bagus.
(Anonim, 2014).
didiamkan untuk fermentasi atau pengembangan. suhu ideal untuk fermentasi roti
fermentasi akan menjadi semakin lama jika suhu dingin. Dalam kondisi ini,
segera diberhentikan ketika resep adonan sudah mengembang dua kali lipat dari
besar resep adonan semula atau ketika adonan ditekan dengan jari, adonan
Pada saat fermentasi tempat untuk adonan ditutup dengan lap basah agar
terjaga kelembabannya dan agar adonan tidak kering dan keras. Fermentasi terlalu
lama akan menyebabkan adonan over prof, yaitu kondisi dimana adonan menjadi
lembek dan berair. Fermentasi terlalu singkat akan menyebabkan roti keras, pori-
adalah gliadin dan glutenin jika ditambah air akan membentuk adonan (dough)
dan bila di remas remas (kneaded) akan membentuk substansi gluten yang
lengket dan elastis. Didalam pembuatan roti gluten ini membentuk jaringan dan
kerangka roti (struktur dasar remah roti) serta menahan gas yang dihasilkan dari
diubah menjadi alkohol dan CO2 oleh kumpulan enzim (Zymase), melalui jalur
EMP. Produksi gas dan retensi gas pada waktu fermenatsi gas harus cukup
diproduksi untuk pengembangan. Produksi gas tergantung pada jumlah gula dan
aktifitas enzim. Jika gas yang terbentuk sedikit, dapat diatasi dengan penambahan
memungkinkan roti mengembang, dan juga kuat untuk mencegah cepatnya gas
melepas (escape). Karena hilangnya CO2 akan menyebabkan roti kempis (collaps)
Perubahan fisik yang terjadi pada proses pembuatan roti yaitu berubahnya
dicampurkan menjadi satu menjadi adonan yang kalis dengan sifat fisik yang
tidak lengket, padat, dan elastis, padahal sifat asli masing-masing bahan tidak
kompak, ada yang cair dan ada yang padat, dan sebagainya. Selain itu perubahan
fisik berikunya terjadi pada proses pemanggangan, yaitu adonan yang tadi
dipanggang menjadi roti dengan sifat fisik yang mengalami perubahan dari mulai
warna sampai tektur. Warna adonan yang kompak berwarna kuning, setelah
dipanggang menjadi warna kuning pada bagian bawah, dan coklat atau kuning
kecoklatan pada bagian atasnya. Kenampakan adonan awalnya adalah cerah saja,
ketika menjadi roti menjadi cerah dan mengkilap akibat diolesi kuning telur.
Tekstur adonan awalnya adalah elastis, setelah menjadi adonan menjadi berongga.
Perubahan kimia yang terjadi pada proses pembuatan roti yaitu dimana fermentasi
dan CO2, yang kemudian gas CO2 menyebabkan adonan menjadi mengembang
karena CO2 yang dihasilkan terperangkap di dalam adonan, dan alkohol yang
biologis yang terjadi pada pembuatan roti yaitu dimana terjadinya kerja ragi pada
proses fermentasi dan pada proses pemanggangan ragi roti mati akibat panas, dan
menyebabkan kerjanya berhenti sampai disitu saja. Setelah adonan terjadi proses
tangan atau digiling dengan gilingan hingga gas terbuang semua. Tujuan dari
adonan akan dipotong dan ditimbang. jangan menguleni adonan yang sudah
difermentaikan karena pori-pori yang sudah terbentuk akan menjadi rusak dan
serat yang terbentuk menjadi hilang. Cukup dikempeskan saja (Anonim, 2014).
tangan. Tujuannya adalah membentuk lapisan film untuk menahan gas selama
proses fermentasi dua. Manfaatnya adonan lebih mudah dibentuk dan lebih elastis
(Anonim, 2014).
Tahap ini sering disebut dengan perletakan adonan di dalam cetakan atau
margarin. Fermentasikan adonan atau diamkan resep adonan selama 15 menit atau
hingga adonan mengembang maksimal. Adakalanya setelah resep adonan
mengembang maksimal, permukaan diolesi dengan kuning telur atau susu tawar
dan larutan gula pasir agar warna kulit lebih mengkilat dan bagus (Anonim,
2014).
masing-masing jenisnya. untuk roti ukuran kecil diperlukan suhu sekitar 180C
selama 12-15 menit. Untuk ukuran lebih besar seperti roti tawar diperlukan suhu
roti matang dan kulit berwarna kuning kecokelatan. Roti yang menggunakan gula
banyak seperti roti manis memerlukan waktu pemanggangan lebih singkat karena
gula yang tinggi mengakibatkan adonan lebih cepat berwarna kecokelatan. Selalu
memanaskan oven selama 5-10 menit terlebih dahulu sebelum adonan roti dioven
ringan dan berongga, mudah dicerna dan aroma yang sangat merangsang.
disertai dengan hancurnya mikroorganisme dan enzim yang ada. Pada saat yang
berlangsung cepat dan volume menjadi lebih besar sekali sehingga sebagian
adonan akan keluar dari cetakan. Hal ini mengakibatkan struktur sel roti kasar dan
tekstur keras, kulit tebal, warna pucat, yang menurunkan mutu roti. Sedangkan,
apabila temperatur oven terlalu tinggi maka volume adonan akan turun, warna
kulit roti hitam karena proses karamelisasi cepat berlangsung pada permukaan dan
jika roti diiris akan menghasilkan butir remah yang tidak seragam (Anonim,
2014).
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan roti tawar ini adalah tepung
terigu cakra kembar. Tepung cakra ini berasal dari hasil penggilingan gandum
keras, tekstur yang keras dan mudah digiling sehingga jika diolah akan
menghasilkan adonan yang kuat elastis, dan mempunyai daya pengembang yang
baik. Sifat tersebut sangat cocok untuk pembuatan roti halus, mie, dan kue-kue
manis. Selain itu, terigu jenis ini dapat menyesuaikan diri dengan suhu yang
diperlukan, mempunyai kemampuan menahan gas yang baik sehingga roti akan
mengembang dan daya serap terhadap air relatif tinggi. Syarat tepung terigu yang
baik digunakan untuk pembuatan roti adalah sebagai berikut: tepung terigu berasal
dari gandum keras, cukup banyak mengandung protein, warna tepung bersih dan
baik, kandungan air tidak lebih dari 14% dan sifat elastisitas baik. Bahan
1. Margarine
Margarine adalah produk berbentuk padat lunak yang dibuat dari lemak
atau minyak, dengan atau tanpa penambahan garam atau tambahan makanan
lainnya. Dalam pembuatan roti, mentega berfungsi sebagai bahan pengempuk dan
2. Susu
menimbulakn aroma dan juga dapat mempercepat kekenyalan dari adonan yang
telah difermentasikan.
3. Gula Pasir
meningkatkan citarasa roti, selain itu juga untuk memperbaiki flavour bahan
makanan dan minuman sehingga rasa manis yang timbul dapat meningkatkan
kelezatan. Fungsi gula pada pembuatan roti adalah sebagai berikut: sumber makan
pembentuk warna kerak, pembentukan warna ini terjadi pada saat pembakaran,
reaksi yang terjadi adalah reaksi pencoklatan (browning) akibat dari karamelisasi
4. Telur
Penggunaan telur tidak seperti bahan yang lainnya, baik sebagai suatu
agensia pengeras atau pengempuk, dalam telur yang utuh terdapat kombinasi dari
keduanya. Kekerasan yang ditimbulkan oleh putih telur tidak seluruhnya, hanya
sebagian dapat diatasi oleh keempukan kuning telur; dan karenanya telur utuh
dapat dianggap sebagai suatu agensia pengeras. Komposisi telur utuh ialah kurang
lebih 64% putih telur (pengeras); 36% kuning telur (pengempuk). Dalam
menentukan bagian apa yang digunakan, pertimbangan pertama ialah produk yang
dikehendaki (Desrosier, 2008). Telur memberi rasa gurih dan menambah nilai gizi
dan pemakaian kuning telur yang berlebihan membuat roti menjadi tidak kekar
bentuknya. Gunakan telur yang segar sehingga tidak mengurangi kualitas roti.
(Desrosier, 2008).
5. Ragi
salah satu jenis ragi yang dipakai dalam pembuatan makanan ataupun minuman.
Hal ini disebabkan karena ragi ini berfungsi sebagai mikroorganisme yang
yang baik sekitar antara 25-30oC dengan batas terendah antara 911oC dan batas
pembentukan gluten dan pemberi aroma pada roti. Ada tiga macam yeast yang
6. Garam
peranan penting, karena garam dapat menimbulkan rasa gurih dan lezat pada
fermentasi sehingga baik digunakan untuk sistem fermentasi dengan waktu yang
lama. Jumlah garam yang digunakan kurang lebih 2-2,25% dari berat tepung.
sebagai berikut.
e. Harus bebas dari rasa pahit atau rasa yang tajam (Winarno, 1997).
Tepung ini dibuat dari gandum lunak yang kandungan glutennya hanya 8%
9%. Tepung ini memiliki daya serap terhadap air yang rendah sehingga sulit
ketika diuleni, tidak elastis, lengket dan susah untuk mengembang. Tepung ini
cocok untuk kue kering, biskuit, pastel dan kue yang tidak perlu fermentasi. Merk
yang beredar dipasar adalah Kunci Biru dan Roda Biru. Terigu protein sedang
Tepung ini memiliki kandungan gluten 10% 11%. Tepung terigu ini terbuat dari
campuran terigu protein tinggi dan terigu protein rendah atau biasa disebut tepung
serba guna. Tepung ini cocok untuk membuat kue, bolu, kue kering dan gorengan.
Merk yang beredar dipasaran adalah Segitiga Biru dan Gunung Bromo
Tepung ini dibuat dari gandum keras dan memiliki kandungan protein 11%
13%. Tingginya kadar protein pada terigu ini membuatnya mudah dicampur,
difermentasi, memiliki daya serap terhadap air yang tinggi, elastis dan mudah
digiling. Tepung ini cocok untuk membuat mie, roti dan pasta. Merk yang beredar
dipasar untuk tepung jenis ini adalah Cakra Kembar atau Kereta Kencana.
Tepung ini terbuat dari biji gandum utuh termasuk bungkus dan
lembaganya sehingga warnanya lebih gelap. Terigu ini mengandung serat dan
protein yang sangat tinggi sehingga cocok untuk makanan kesehatan dan diet.
Tepung terigu ini telah dicampuri dengan baking powder dan baking soda
sehingga siap pakai. Penabahan bahan pengembang ini membuat terig lebih stabil
dan siap pakai. Tepung ini berisi campuran 125 gram terigu + 1 sdt baking powder
+ 1 sd teh baking soda. Tepung ini cocok untuk cake, muffin atau kue kering.
- Tepung enriched
Tepung terigu ini sudah ditambahi dengan beragam vitamin atau mineral
tertentu dengan tujuan untuk memerbaiki nilai gizinya. Hal ini membuat harganya
lebih mahal dibanding terigu jenis lain. Cocok untuk bolu dan kue kering. Produk
hasil percobaan jika dibandingkan dengan SNI dapat dikatakan memenuhi syarat
mutu SNI, jika dilihat dari kenampakan, bau dan rasa. Roti hasil percobaan juga
tidak menggunakan pewarna dan pemanis buatan.Dari hasil SNI dapat diketahui
bahwa roti harus memiliki kenampakan normal, bau khas roti (normal), serta rasa
Critical Control Point pada proses pembuatan roti ini yaitu pada
fermentasi, dimana proses fermentasi harus dilakukan pada waktu yang cukup,
artinya tidak boleh terlalu lama atau terlalu sebentar karena dapat menyebabkan
mengembang. Selain itu pada proses pembentukan tepung yang digunakan tidak
boleh terlalu banyak sebab dapat menyebabkan roti yang dihasilkan menjadi
keras. Adapula pada proses pemanggangan, suhu, letak roti pada loyang, dan
maka dapat menyebabkan roti gosong dan tidak memiliki ruang untuk
mengembang.
4.1. Kesimpulan
memiliki warna kuning kecoklatan, rasa khas roti sedikit manis, aroma khas roti,
tekstur lembut, kenampakan menarik dan memiliki berat produk 209gram serta
tawar, aroma khas roti, tekstur lembut, kenampakan mengkilap dan memiliki berat
4.2. Saran
benar bersih dalam melakukan setiap percobaan agar kehigienisan produk tetap
DAFTAR PUSTAKA
1. Roti Manis
Basis = 200 gram
2. Roti Tawar
Basis = 200 gram
Roti manis
W produk
produk= 100
W basis
178 gram
produk= 100
200 gram
produk=89
Roti Tawar
W produk
produk= 100
W basis
159 gram
produk= 100
200 gram
produk=79,5
LAMPIRAN DISKUSI
a. Sponge Dough
b. Straight Dough
Jawab :
a. Sponge Dough, Metode adonan biang (sponge and dough method) adalah
metode pembuatan roti dengan dua kali pengadukan dan fermentasi. Ciri-
ciri dari metode ini adalah pengadukan dua kali, yaitu pengadukan pertama
untuk biang atau sponge dan pengadukan kedua untuk bahan lain dan
sponge (pembuatan dough), fermentasi sekitar 3-6 jam, hasil cukup bagus
baik dari aroma serta serat yang lembut, dan daya tahan bisa sampai satu
minggu. Kelebihan metode ini adalah daya tahan roti lebih baik dari sistem
yang lain, aroma roti paling baik, dan memiliki toleransi yang baik terhadap
waktu yang cukup panjang, dan lebih banyak kehilangan berat karena
fermentasi.
kalis. Pada metode ini fermentasi dilakukan satu kali. Adapun ciri-ciri dari
sampai 3 jam, hasil cukup bagus, dan daya tahan roti sekitar 4-5 hari.
Keuntungan dari metode ini adalah mempunyai toleransi yang lebih baik
terhadap waktu, waktu produksi lebih pendek, lebih sedikit kehilangan berat
karena fermentasi serta baking, dan sedikit peralatan serta karyawan yang
pengadukan.
2. Jelaskan fungsi bahan-bahan berikut dalam proses pembuatan roti :
a. Mentega/Margarin, hadirnya lemak di dalam resep pembuatan roti, hasil-
hasilnya akan lebih mudah untuk ditelan sewaktu dikuyah dan tidak terasa
seret. Hal ini disebabkan oleh sifat-sifat lemak yang sanggup untuk
memperpendek (to short) bentuk jaringan zat gluten tepung. Oleh
Karbohidrat tepung bereaksi dengan air dibantu oleh panas sekitar 64oC atau
roti menjadi pori-pori dari remah. Persyaratan air untuk roti adalah pH
netral, kandungan mineral normal (hardness 150-300 ppm) dan layak untuk
air minum.
c. Gula, dalam pembuatan roti berfungsi sebagai sumber energi bagi ragi.
Residu gula yang tidak habis dalam proses fermentasi akan memberikan
rasa manis dan warna kecoklatan (golden brown) pada roti. Jumlah gula
untuk fermentasi 2%. Gula juga berperan pada proses pewarnaan kulit
gluten, memberikan warna serta flavor yang khas, menangkap air, sebagai
pelunak dan memberikan kontribusi terhadap nilai gizi. Sifat telur yang
unggul dalam hal ini tidak dapat diganti dengan bahan lain. Albumin pada
telur menyebabkan pengikatan air yang lebih baik pada crumb roti. Protein
putih telur mempunyai sifat yang mirip dengan gluten karena dapat
membentuk lapisan tipis yang cukup kuat untuk menahan gas yang
fermentasi menghasilkan gas CO2, asam, dan alkohol. Asam berfungsi untuk
Alkohol yang bersifat cair dan gas mudah menguap dan hilang pada proses
kualitas roti dan ditambahkan kedalam adonan, substansi zat yang dapat
membantu proses pebuatan roti, dalam hal memproduksi dan menahan gas
(gas production & gas retention) dalam dough disebut dough conditioner,
memperbaiki elastisitas dan daya tahan adonan, perubahan ini terjadi secara
Zaman dahulu proses pembuatan roti identik dengan proses fermentasi yang
memungkinkan para baker memproduksi roti dengan kualitas yang baik dalam
waktu yang singkat. bread improver mampu mengembangkan adonan dengan
cepat mengurangi waktu fermentasi yang lama, bahan ini akan menghasilkan
roti dengan kulit dan struktur crum (daging roti ) yang bagus, volume yang
fermentasi.
- Penahan gas, dapat memodifikasi struktur gluten dalam adonan sehingga
sebagian besar dari gas yang dihasilkan ragi akan tertahan, maka
LAMPIRAN KUIS
1. Jelaskan tujuan prinsip pembuatan tempe berikut dengan diagram alirnya!
2. Diketahui : Kacang tanah 250 gram (80.59%)
Gula 2.88 %
Minyak 10 %
Margarin : mentega (1 : 1.5) 6.53 %
Ditanyakan : hitung basis dan berapa yang ditimbang!
3. Jelaskan fungsi blanching dan sebutkan macam-macam blanching!
4. Diketahui : Basis 250 gram
Ragi 1 %
Sukrosa 5 %
Margarin : mentega 18.95 %
Tepung 386 gram
Garam 7.5 gram
Susu 117.3 gram
Bread improver 43.65 gram
Ditanyakan : hitung berat yang ditimbang dan % tepung, garam, air, susu, dan
bread improver!
5. Sebutkan fungsi dari:
a. Bread improver pada pembuatan roti
b. Soda kue pada pembuatan mie
c. Air panas pada pembuatan tahu
d. Asam asetat glasial pada pembuatan minyak
Jawaban
1. Tujuan dari percobaan pembuatan tempe adalah untuk diversifikasi produk
olahan kacang kedelai dan untuk mengetahui proses pembuatan tempe.
Prinsip dari percobaan tempe pembuatan tempe dalah berdasarkan fermentasi
kacang kedelai oleh Rhizopus oligosporus sehingga kacang kedelai akan
ditutupi oleh miselium dari kapang.
Kedelai
Air hangat :
Kedelai (1:3) Perendaman t = 24 jam
Penimbangan
Tapioka
Perebusan t = 30 menit
Pencampuran I
Ragi Pencampuran II
Pengemasan
Penimbangan
Tempe
2. Basis Mentega : margarin
250 g Xg
80,59% X x 100% 6.53 % 310.21 x 100%
1,5
x 20,27 gram
= 8,93 gram Margarin = 2,5
= 31.02 gram
3. Fungsi blanching adalah untuk mengnonaktifkan enzim dan mikroorganisme,
untuk melunakan jaringan, untuk memperbaiki warna dan tekstur, untuk
menghilangkan gas yang tertinggal pada buah atau sayuran, menghilangkan
kontaminan.
Macam-macam blanching :
Blanching dengan uap panas
Blanching dengan air panas
1
x 142,13 gram
4. Ragi Margarin = 2 1%
Xg
750 g x 100% = 71,065 gram
386 g
X = 7,5 gram Tepung = 750 g x 100%
Sukrosa = 51,47%
Xg 7,5 g
6% 750 g x 100% Garam = 750 g x 100%
X = 45 gram = 1%
117,3 g
Mentega : Margarin Air susu = 750 g x 100%
Xg
18,95 =
750 g x 100% = 15,64 %
43,65 g
= 142,13 gram Bread improver = 750 g x
100%
1
x 142,13 gram
Mentega 2 = 71, 065 gram = 5,82%
5. Fungsi:
Bread improver : untuk bahan penghalus serat roti, pengembang roti
Soda kue : untuk memberikan kesan kering, garing, dan renyah, serta
membuat mie mengembang
Air panas : untuk mempercepat penggumpalan tahu dan protein
terdenaturasi
Asam asetat glacial : untuk mempercepat proses pemisahan protein
dan minyak dalam santan.
Lampiran Standar Mutu SNI untuk Roti
No Persyaratan
Kriteria Satuan
. Roti Tawar Roti Manis
1. Keadaan :
1.1. Kenampakan - normal tidak normal tidak
berjamur berjamur
1.2. Bau - normal normal
1.3. Rasa - normal normal
2. Air %b/b maks. 40 maks. 40
3. Abu (tidak termasuk garam) %b/b maks. 1 maks. 3
dihitung atas dasar bahan
kering
4. Abu yang tidak larut dalam %b/b maks. 3,0 maks. 3,0
asam
5. NaCl %b/b maks. 2,5 maks. 2,5
6. Gula Jumlah %b/b - maks. 8,0
7. Lemak %b/b - maks. 3,0
8. Serangga/belatung - tidak boleh tidak boleh
ada ada
9. Bahan Tambahan :
1.1. Pengawet
1.2. Pewarna sesuai dengan SNI 01-0222-1995
1.3. Pemanis Buatan
1.4. Sakarin Siklamat
10. Cemaran Logam :
10.1. Raksa (Hg) mg/kg maks. 0,05 maks. 0,05
10.2. Timbal (Pb) mg/kg maks. 1,0 maks. 1,0
10.3. Tembaga (Cu) mg/kg maks. 10,0 maks. 10,0
10.4. Seng (Zn) mg/kg maks. 40,0 maks. 40,0
11. Cemaran Arsen (As) mg/kg maks. 0,5 maks. 0,5
12. Cemaran Mikroba :
12.1. Angka Lempeng Total koloni/g maks. 106 maks. 106
12.2. Escherichia coli apm/gr <3 <3
12.3. Kapang koloni/g maks. 104 maks. 104
(Sumber : SNI 01-3840-1995)