Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI
Tifus Perut (Typhus Abdominalis )

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Epidemiologi

Disusun oleh:

Valentino Oktavianto Pri Anggoro

NIM . P07133111036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayahNya, sehingga Makalah Epidmiolgi ini dapat tersusun dengan baik dalam waktu yang
telah ditetapkan.

Terwujudnya Makalah Epidemiologi ini tidak lepas bantuan dari berbagai pihak,
maka kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuntas Bagyono, SKM, M.Kes selaku Ketua jurusan Kesehatan Lingkungan.


2. Abdul Hadi Kadarusno, SKM, MPH selaku pengampu mata kuliah
Epidemologi .
3. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan bantuan baik
secara moral maupun spiritual.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Makalah
Epidemiologi ini .

Tak ada gading yang tak retak, begitu pula kami dalam menyusun Makalah
Epidemiologi ini. Kami menyadari bahwa makalah ini belum begitu sempurna dan masih
banyak terdapat berbagai kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik dan bermanfaat di masa yang akan
datang. Demikian yang dapat kami tulis, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa Poltekkes kemenkes Yogyakarta pada umumnya dan bagi mahasiswa Jurusan
Kesehatan Lingkungan khususnya.

Yogyakarta, Mei 2012

Penyusun
DAFTAR ISI

Halalman Judul .......................................................................................................... i


Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................... 4
A. Latar belakang ..................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah ................................................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 5
D. Ruang Lingkup ..................................................................................................... 5
E. Manfaat ................................................................................................................. 5
BAB II
Tinjauan Pustaka ....................................................................................................... 6
BAB III
Penutup ..................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 10
B. Saran .................................................................................................................. 10
Daftar pustaka ........................................................................................................... 11

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada
aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B
dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan
septikemia (tidak menyerang usus).

Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan, setelah berkembang biak


kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh darah
dalam waktu 24-72 jam. Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan
menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis.

Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam
dunia kedokteran disebut TYPHOID FEVER atau Thypus abdominalis, karena berhubungan
dengan usus pada perut.

Penyakit ini bisa menyerang siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dan
orang tua, laki-laki maupun wanita.
Penyakit demam tifoid ini mendunia, artinya terdapat di seluruh dunia. Tetapi lebih banyak di
negara sedang berekembang di daerash tropis, seperti Indonesia. Penyakit tifus merupakan
endemik di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular, yang mudah menyerang
banyak orang, sehingga dapat menimbulkan wabah.

Di Indonesia, diperkirakan angka kejadian penyakit ini adalah 300 810 kasus per
100.000 penduduk/tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak. Orang dewasa sering
mengalami infeksi ringan dan sembuh sendiri lalu menjadi kebal. Insiden penderita berumur
anak usia 12 13 tahun ( 70% 80% ), pada usia 30 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia
pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% .
Terjadinya penyakit yang merupakan penyakit ini tidak memandang musim, baik musim
kemarau maupun penghujan. Penularan penyakit ini melalui makanan yang tercemar. Kadang
kebersihan makanan kurang terjamin. Oleh karena itu kita harus mempoerhatikan kualitas
makanan.bukan dari segi harga,tapi dari susunan menu,kehigienisan dan sanitasi makanan.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang di bahas dalam penulisan makalah ini adalah tentang Tifus Perut
(Thypus abdominalis )

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan terhadap
mahasiswa tentang :

1. Pengertian Penyakit Tifus Perut (Thypus abdominalis )


2. Mengetahui Penyebab Penyakit Tifus Perut (Thypus abdominalis ).
3. Mengetahui Gejala Penyakit Tifus Perut (Thypus abdominalis )
4. Mengetahui bagaimana mencegah Tifus Perut (Thypus abdominalis )

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyakit Tifus Perut (Thypus abdominalis ) adalah bagian dari
Epidemiologi

E. Manfaat
Hasil dari makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak, khususnya kepada para mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang penyakit Tifus Perut (Thypus abdominalis )

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Thypus
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella
thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan
paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1998 ).

Thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasa mengenai saluran
pencernaan. Gejala yang biasa ditimbulkan adalah demam yang tinggi lebih dari 1 minggu,
gangguan pada saluran pencernaan, dan gangguan kesadaran (FKUI, 1985).

Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala demam satu
minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan
kesadaran (Rampengan,1990).

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella typhi atau salmonella paratyphi A, B,
atau C. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang
berlangsung lebih kurang 3 minggu disertai dengan demam, toksemia, gejala-gejala perut,
pembesaran limpa dan erupsi kulit (Soedarto, 1996)
Penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala demam lebih
dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran. (Suriadi, Yuliani Rita, 2001)

Typhus abdominalis (demam tifoid,enteric feve) ialah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari,gangguan pada saluran cerna
dan gangguan kesadaran. (mansjoer,dkk,2000)
Typhus abdominalis adalah penyakit infeksi bakteri hebat yang diawali selaput lender usus
dan jika tidak diobati secara progressif menyerbu jaringan di seluruh tubuh.
(Tambayong,2000)

B. Patofisologi

Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal
dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat),
dan melalui Feses.

Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi
kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan
hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut
kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang
tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian
kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung
dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam
jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-
sel retikuloendotelial

Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah


dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung
empedu.

Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh
endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia
bukan merupakan penyebab utama demam pada typhoid. Endotoksemia berperan pada
patogenesis typhoid, karena membantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam
disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.

C. Gejala .
1. Manifestasi Klinis
Masa tunas 7-14 (rata-rata 3 30) hari, selama inkubasi ditemukan
gejala prodromal (gejala awal tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas) :
a. Perasaan tidak enak badan
b. Lesu
c. Nyeri kepala
d. Pusing
e. Diare
f. Anoreksia
g. Batuk
h. Nyeri otot (Mansjoer, Arif 1999).
Menyusul gejala klinis yang lain
a). Demam
Demam berlangsung 3 minggu
Minggu I : Demam remiten, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat
pada sore dan malam hari
1). Minggu II : Demam terus
2). Minggu III : Demam mulai turun secara berangsur angsur

b). Gangguan Pada Saluran Pencernaan


1). Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi
kemerahan, jarang disertai tremor
2). Hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan
3). Terdapat konstipasi, diare
c). Gangguan Kesadaran
1). Kesadaran yaitu apatis somnolen
2). Gejala lain ROSEOLA (bintik-bintik kemerahan karena emboli hasil
dalam kapiler kulit) (Rahmad Juwono, 1996).

2. Komplikasi
a. Komplikasi intestinal
1). Perdarahan usus
2). Perporasi usus
3). Ilius paralitik
b. Komplikasi extra intestinal
1). Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis)
miokarditis, trombosis, tromboplebitis.
2) Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndroma uremia
hemolitik.
3) Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis.
4) Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis, kolesistitis.
5) Komplikasi ginjal : glomerulus nefritis, pyelonepritis dan perinepritis.
6) Komplikasi pada tulang : osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan
arthritis.
7) Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningiusmus, meningitis,
polineuritis perifer, sindroma Guillain bare dan sidroma katatonia.

D. Upaya Pencegahan
Untuk menghindari penyakit ini ada baiknya dilakukan upaya pencegahan meliputi :

1. Lingkungan Hidup
a. Sediakan air minum yang memenuhi syarat. Misalnya, diambil dari
tempat yang higienis, seperti sumur dan produk minuman yang
terjamin. Jangan gunakan air yang sudah tercemar. Jangan lupa, masak
air terlebih dulu hingga mendidih (100 derajat C).
b. Pembuangan kotoran manusia harus pada tempatnya. Juga jangan
pernah membuangnya secara sembarangan sehingga mengundang lalat
karena lalat akan membawa bakteri Salmonella typhi. Terutama ke
makanan.
c. Bila di rumah banyak lalat, basmi hingga tuntas.

2. Diri Sendiri
a. Lakukan vaksinasi terhadap seluruh keluarga. Vaksinasi dapat
mencegah kuman masuk dan berkembang biak. Saat ini pencegahan
terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi
bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid).
Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi.
b. Menemukan dan mengawasi pengidap kuman (carrier). Pengawasan
diperlukan agar dia tidak lengah terhadap kuman yang dibawanya.
Sebab jika dia lengah, sewaktu-waktu penyakitnya akan kambuh.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tifus Apdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada
saluran cerna dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada
saluran pencernaan dan gangguan kesadaran.
Tifus Apdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran
cerna dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran
B. Saran

Manusia perlu mengambil kebijakan-kebijakan terhadap lingkungan sebagai


usaha untuk memperoleh efisiensi pemanfaatan sumber alam dan lingkungan. Kita
sebagai manusia wajib menyadari bahwa kita saling terkait dengan lingkungan yang
mengitari kita.
Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana
hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan
diri yang dapat membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer, A, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi IV EGC, Jakarta, 2000.


2. Nelson, Ilmu Kesehatan Anak, Edisi XII EGC, Jakarta.Staf Pengajar IKA, Ilmu
Kedokteran Anak, Buku Kuliah II FKUI, Jakarta, 1995
3. Rahmad Juwono, 1996, Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3, FKUI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai