Secara umum hambatan yang terjadi selama konukasi adalah sebagai berikut :
Secara umum, kekurangan yang terjadi dalam proses komunikasi dapat diperbaiki dengan
cara berikut:
Meningkatkan kesadaran diri. Kesadaran diri merupakan hal utama untuk memperbaiki
kekurangan yang terjadi selama komunikasi. Kesadaran diri dapat muncul apabila ada
pengetahuan dan kemauan yang cukup untuk memperbaiki kualitas komunikasinya.
Kesadaran diri dapat diingatkan melalui belajar kepada orang lain, mempelajari diri sendiri
terhadap saran, kritik atau perubahan-perubahan yang terjadi. Faktor-faktor pribadi perawat
yang harus disadari adalah tentang sikap, nilai-nilai, kepercayaan, perasaan dan perilaku.
Komunikasi yang efektif membutuhkan orang-orang yang terlibat didalamnya
memaksimalkan kesadaran dirinya. Roger (1967) menekankan bahwa untuk memahamiorang
lain dalam proses komunikasi, kesadaran atau pemahaman terhadap diri sendiri adalah
prasyarat yang pentng. Seorang perawat dapat berkomunikasi secara baik dengan klien bila
mempunyai kesadaran diri yang baik.
Melatih keterampilan interpersonal. kemampuan berkomunikasi yang baik, sistematis,
sopan merupakan modal utama perawat dalam menjalin hubungan interpersonal. Kemampuan
tersebut perlu ada upaya pembelajaran dan pelatihan yang tidak mudah dan butuh waktu yang
tidak pendek. Seorang anak yang sejak kecil diajarkan bertutur kata yang baik, halus, sopan
santun, dapat membedakan bagaimana berkomunikasi dengan teman sebaya, dengan orang
tua, atau dengan orang yang bru dikenal merupakan keterampilan yang perlu di biasakan.
Membiasakan komunikasi yang baik akan sangat mempengaruhi kualitas komunikasi yang
diharapkan. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dapat dilakukan secara terstruktur
melalui wadah pembelajaran dan pelatihan terencana maupun dengan cara pengenalan dan
kebiasaan yang secara alami terjadi seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan individu.
Untuk mendapatkan hasil komunikasi yang efektif maka seorang perawat perlu meningkatkan
ketrampilan komunikasi tersebut secara terstruktur dan terencana, misalnya bagaimana
strategi yang efektif dalam berkomunikasi dengan pasien anak-anak, pasien dewasa, atau
pasien lansia dengan berbagai karakteristiknya masing-masing. Egan (1985) dan Dickson
(1989) menjelaskan bahwa untuk meningkatkan ketrampilan interpersonal dilakukan melalui
tahap-tahap pelatihan sebagai berikut :
Meningkatkan pengetahuan tentang konsep. Paling tidak ada dua hal yang harus diketahui
oleh seorang perawat agar terhindar dari hambatan-hambatan komunikasi. Pertama adalah
pengetahuan perawattentang topik atau materi yang dikomunikasikan. Pengetahuan ini sangat
membantu kelancaran perawat dalam melaksanakan komunikasi. Kedua pengetahuan tentang
strategi yang tepat dalam berkomunikasi. Strategi komunikasi sangat tergantung pada tujuan
tindakan atau intervensi yng akan dilakukan.heron (1990) mengkategorikan enam intervensi
yang melibatkan ketrampilan dan strategi khusus dalam berkonikasi antara lain :
Memperjelas tujuan interaksi. Salah satu tanda komunikasi yang efektif adalah
tercapainya tujuan komunikasi. Kejelasan komunikasi membantu perawat untuk tetap fokus
dalam berkomunikasi hingga tujuan komunikasi tercapai. Tujuan interaksi dapat dicapai
apabila komunikasi dilaksanakan pada situasi dan kondisi yang tepat, dan strategi intervensi
komunikasi yang digunakan juga efektif.