Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KOTA

ERA RENAISSANCE

ISMA SASMITA : 211-02-084

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Rabb pencipta alam semesta,pengatur segala urusan
makhluknya,raja segala raja,tidak ada sekutu bagi-NYA tiada tuhan yang diibadahi
dengan benar kecuali dia yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Berkenaan dengan adanya tugas perencanaan dan perancangan kota penulis
mengambil judul Era abad pertengahan, era Renaissance, dan era Baroque. Isi dari
penyusunan tugas ini merupakan apresiasi kami mahasiswa Teknik Arsitektur dalam
pengenalan sejarah ataupun sub- sub dalam perancangan dan perancangan kota itu
sendiri.
Penyusunan tugas ini mampu diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karna itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak tersebut
yang telah memberikan bantuan yang tak terhingga. penyusun sadar bahwa tak ada
gading yang tak retak mungkin disana sini masih terdapat kelemahan-kelemahan dan
kekurang sempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif penulis
senantiasa nantikan

Kendari, 11 mei 2014


Penyusun

BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

1. ERA RENAISSANCE
Renaissance sendiri mempunyai arti kelahiran kembali yaitu dimana pada masa ini
menghidupkan kembali kebudayaan masa lalu, budaya-budaya klasik pengaruh zaman
Romawi dan Yunani. Era Renaissance ini dimulai dari abad XIV-XVII sekitar tahun
1300. Pada masa ini, dunia keagamaan berkembang dengan pesat, terutama agama
Kristen, sehingga pengaruh otorita seorang pemimpin gereja sangat kuat. Bersamaan
dengan itu adalah tumbuhnya dan berseminya benih-benih ambisius dari ilmu untuk
men-jajarkan diri dengan agama, yang pada saatnya nanti, akan menggantikan agama
dalam perannya sebagai penguasa semesta dan penguasa manusia. Mereka pun
menganggap abad renaissance ini sebagai satu-satunya masa yang membawa
perubahan mendasar bagi umat manusia, yaitu paham yang menaruh perhatian pada
masalah dunia, masyarakat yang praktis dan sadar diri serta perubahan sekuler. Tidak
seperti masa sebelumnya yang lebih menitik beratkan pada masalah keagamaan serta
perhatian pada akhirat.
Tak hanya kehidupan sosial masyarakat dan religi yang sangat kuat, namun juga
memiliki arsitektur yang berbeda. Di masa ini para arsitektur dan seniman ikut berusaha
menghidupkan kembali kebudayaan klasik zaman Yunani dan Romawi namun dengan
pemikirannya sendiri. Arsitektur Renaissanse (yang berjaya dalam abad 1517 M)
memperlihatkan sejumlah ciri khas arsitektur.
Dalam masa Renaissance ini terjalinlah kesatuan gerak dalam berarsitektur, yakni
kesa-tuan gerak nalar dan gerak rasa. Di masa ini pula arsitektur Yunani dan Romawi
ditafsir kembali (reinterpretation) dengan menggunakan nalar (di-matematik-kan)
dengan tetap mempertahankan rupa-pokok Yunani (pedimen dan pilar/kolom yang
menandai konstruksi balok dipikul tiang)) serta Romawi (bangun dan konstruksi busur,
yakni konstruksi bagi hadirnya lubangan pada konstruksi dinding pemikul). Setelah
tahun 1600-an, arsitektur Renaisans mulai meninggalkan gaya-gaya klasik, kemudian
disambung dengan kebudayaan Barok (Baroque) dan Rococo. Barok dan Rococo
dianggap merupakan bentuk dari kebudayaan Renaisans.
A. Ciri-ciri Umum bangunan di era renainssance.
Pola tata ruang ( di luar benteng) (extra-muros >< intra muros
Bentuk dan pandangan dari luar cenderung mendatar.
garis-garis horisontal dari dekorasi, bertolak belakang dengn Gotik
Bangunan melebar, datar, dan tipis (lebar banding panjang berbedanya besar)
Garis-garis lantai di bawah dan di atas diekspos menjadi garis horisontal, terkesan
yang satu menumpuk di atas lainnya.
Bangunan-bangunan umum penting (istana, gereja, balaikota dll) diletakkan dalam
ujung sumbu jalan atau taman luas terbuka

B. Faktor-faktor Munculnya Renaissance


Middle Age merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami masa suram.
Berbagai kreativitas sangat diatur oleh gereja. Dominasai gereja sangat kuat dalam
berbagai aspek kehidupan. Agama Kristen sangat mempengaruhi berbagai kebijakan
yang dibuat oleh pemerintah. Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan, justru malah
gereja lah yang mengatur pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan
gereja, tetapi hal-hal yang merugikan gereka akan mendapat balasan yang sangat
kejam. Contohnya, pembunuhan Copernicus mengenai teori tata surya yang
menyebutkan bahwa matahari pusat dari tata surya, tetapi hal ini bertolak belakang dari
gereja sehingga Copernicus dibunuhnya.
Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini mendapat doktrinasi dari gereja.
Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi). Kehidupan manusia
pada hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah
mencari keselamatan. Pemikiran tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan kepada
theology. Pemikiran filsafat berkembang sehingga lahirfilsafat scholastik yaitu suatu
pemikiran filsafat yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran agama. Oleh
karena itu disebut Dark Age atau Zaman Kegelapan.
Dengan adanya berbagai pembatasan yang dilakukan pihak pemerintah atas
saran dari gereja maka timbulah sebuah gerakan kultural, pada awalnya merupakan
pembaharuan di bidang kejiwaan, kemasyarakatan, dan kegerejaan di Italia pada
pertengahan abad XIV. Sebelum gereja mempunyai peran penting dalam pemerintahan,
golongan ksatria hidup dalam kemewahan, kemegahan, keperkasaan dan kemasyuran.
Namun, ketika dominasi gereja mulai berpengaruh maka hal seperti itu tidak mereka
peroleh sehingga timbullah semangat renaissance.
Menurut Ernst Gombrich munculnya renaissance sebagai suatu gerak kembali di
dalam seni, artinya bahwa renaissance tidak dipengaruhi oleh ide-ide baru. Misalnya,
gerakan Pra-Raphaelite atau Fauvist merupakan gerakan kesederhanaan primitif
setelah kekayaan gaya Gotik Internasional yang penuh hiasan.
Menurut Prancis Michel De Certeau renaissance muncul karena bubarnya
jaringan-jaringan sosial lama dan pertumbuhan elite baru yang terspesialisasi sehingga
gereja berusaha untuk kembali mendesak kendali dan manyatukan kembali masyarakat
lewat pemakaian berbagai teknik visual-dengan cara-cara mengadakan pameran untuk
mengilhami kepercayaan, khotbah-khotbah bertarget dengan menggunakan citra-citra
dan teladan-teladan dan sebagainya yang diambil dari pemikiran budaya klasik
sehingga dapat mempersatukan kembali gereja yang terpecah-belah
akibat skisma (perang agama).
Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat
perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan)
menjadioptimistis. Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya system stratifikasi sosial
masyarakat agraris yang feodalistik. Maka kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan
feodal menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk kebebasan untuk melepaskan diri
dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya sendiri dan menjadi focus
kemajuan. Antroposentrisme menjadi pandangan hidup denganhumanisme menjadi
pegangan sehari-hari. Selain itu adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya
semakin menggelorakan semangat Renaissancesehingga menyebar ke seluruh Italia
dan Eropa.
C. Karakteristik Renaissance
Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa.
Essensi dari semangat Renaissance salah satunya adalah pandangan manusia bukan
hanya memikirkan nasib di akhirat seperti semangat Abad Tengah, tetapi mereka harus
memikirkan hidupnya di dunia ini. Renaissance menjadikan manusia lahir ke dunia
untuk mengolah, menyempurnakan dan menikmati dunia ini baru setelah itu
menengadah ke surga. Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan, kesengsaraan
dan kenistaan di dunia bukanlah takdir Allah melainkan suatu keadaan yang dapat
diperbaiki dan diatasi oleh kekuatan manusia dengan akal budi, otonomi dan bakat-
baktnya. Manusia bukan budak melainkan majikan atas dirinya. Inilah semangat
humanis, semangat manusia baru yang oleh Cicero dikatakan dapat dipelajari melalui
bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan hukum.
Dengan semakin kuatnya Renaissance sekularisasi berjalan makin kuat. Hal ini menyebabkan
agama semakin diremehkan bahkan kadang digunakan untuk kepentingan sekulerisasi itu sendiri.
Semboyan merekareligion was not highest expression of human values. Bahkan salah seorang yang
dilukiskan sebagai manusia ideal renaissance Leon Batista Alberti (1404-1472), secara tegas berani
mengatakan Man can do all things if they will. Renaissance mengajarkan kepada manusia untuk
memanfaatkan kemampuan dan pengetahuannya bagi pelayanan kepada sesama. Manusia hendaknya
menjalani kehidupan secara aktif memikirkan kepentingan umum bukan hidup bersenang-senang dalam
belenggu moral dan ilmu pengetahuan di menara gading. Manusia harus berperan aktif dalam kehidupan,
bukan sifat pasif seraya pasrah pada takdir. Namun, manusia menjadi pusat segala hal dalam kehidupan
atau Antoposentrisme.
Manusia renaissance harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan kemampuannya dalam
berfikir dan bertindak secara bertanggung jawab, menghasilkan karya seni dan mengarahkan nasibnya
kepada sesama. Keinginan manusia untuk menonjolkan diri baik dari keindahan jasmani maupun
kemampuan intelektual-intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan dalam berbagai karya seni sastra,
seni lukis, seni pahat, seni music dan lain-lain. Ekspresi daya kemampuan manusia terus berkembang
sampai saat ini sehingga di zaman modern ini pun tidak ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak
ditonjolkan.

D. Teori-teori Arsitektur Renaissance


Perkembangan teori arsitektur yang dipakai para arsitek pada masa
Renaissance percaya bahwa bangunan mereka harus menjadi satu bagian dari suatu
tata aturan yang lebih tinggi. Mereka kembali pada sistem proporsi matematis Yunani
sehingga timbul pengertian arsitektur adalah matematika yang diterjemahkan dalam
satuan-satuan ruang. Pengembangan teori-teori Renaissance banyak mengacu pada
falsafah yang dibuat oleh Plato, Pythagoras dan Aristoteles. Teori Plato melihat bahwa
keindahan alami muncul melalui adanya garis, lingkaran, dan permukaan yang
menghasilkan bentuk dan volume geometris yang absolut. Teori Pythagoras merupakan
dasar pengembangan rasio perbandingan yang

membentuk dasar bagi proporsi-proporsi arsitektural dengan mencoba


perhitungan Matematis untuk membentuk suatu yang Estetis. Teori Aristoteles
mengemukakan teori ruang sebagai tempat dan terbatasnya
Kosmos yang kemudian berkembang sampai dengan timbulnya konsepRuang
Cartesian. Teori ini menyatakan bahwa panjang, lebar dan ketebalan membentuk
wujud keteraturan geometris seperti grid dua atau tiga dimensi (konsep geometri
ruang). Gabungan dari beberapa teori terdahulu dengan teori Vitruvius menghasilkan
teori Proporsi pada Renaissance yang mengutamakan KEHARMONISAN .
Proporsi,
Adalah perbandingan antara tiap-tiap dimensi sehingga menghasilkan keseimbangan dimensi. Teori ini
diterapkan berdasar pada penerapan tubuh manusia melalui sistem-sistem geometris dan matematis
yang menghasilkan bentuk-bentuk yang unik dan sistem-sistem universal. Teori Proporsi yang diterapkan
Andrea Palladio (1508 1580) menegaskan adanya tujuh buah ruang yang paling indah proporsinya,
yaitu berupa Tujuh Bentuk Denah Ruang-Ruang yang Ideal (Lihat Gambar). Selain itu Palladio
mengusulkan
beberapa cara untuk menentukan ketinggian yang benar, untuk ruang-ruang yang memiliki langit-langit
datar, tinggi ruang seharusnya 1/3 lebih besar dari pada lebarnya. Palladio menggunakan Pythagoras
untuk menentukan tingginya ruang dengan menggunakan matematika, geometri dan harmoni.
MATEMATIS : C B / B A = C / C misalnya 1,2,3 atau 6,9,12
GEOMETRIS : C B / B A = C / B eg. 1,2,4 atau 4,6,9
HARMONIK : C B / B A = C / A eg. 2,3,6 atau 6,8,12
Hukum Pythagoras menyatakan bahwa segala sesuatu diatur menurut angka-angka. Plato
mengembangkan estetika Pythagoras tentang angka-angka menjadi proporsi estetika dengan
menciptakan segiempat-segiempat bujur sangkar dan kubus-kubus peningkatan angka sederhana untuk
menciptakan penambahan-
penambahan yang dua maupun 3 x lipat. Deret angka 1, 2, 4, 8, dan 1, 3, 9, 27 ini mengungkapkan
struktur alam yang harmonis. Teori Renaissance mengembangkan rasio-rasio tersebut tidak hanya pada
dimensi sebuah ruang atau faade, tetapi juga di dalam proporsi-proporsi kaitan ruang-ruang dari suatu
urutan ruang-ruang atau suatu denah keseluruhan.

Balance,
Teori ini mengemukakan tentang keseimbangan dalam bentuk, dimensi dan rasio. Keseimbangan ini
dibuat melalui suatu yang Simetris atau Asimetris. Simetris adalah kasus spesial dariprinsip
koheren tiap-tiap elemen. Dari simetri ini dihasilkan sumbu-sumbu atau axis, yang dapat memberikan
kesan formal dan
religius. Simetri dalam Arsitektur Renaissance, menjadi : Simetri dengan prinsip-prinsip Estetika.
Memperhatikan keselarasan (harmoni), seperti yang dipakai oleh Palladio atau memperhatikan
kekuatan simbol-simbol bangunan religius seperti karya-karya Michelangelo. Simetri dengan prinsip-
prinsip Konstruktif. Menggunakan rasionalitas dengan aturan-aturan statik untuk membentuk bentang
sederhana,
rangka, busur, dome dan lain-lain.

Geometri.
Geometri pada teori Renaissance terhadap bentuk, dimensi dan rasio menerapkan pendekatan terhadap
proporsi melalui struktur tubuh manusia yang diterapkan pada elemen-elemen arsitektur. Analogi antara
proporsi tubuh dengan bangunan menjadikan arsitektur mempunyai perbendaharaan istilah faade ,
kulit
bangunan, skeleton, serta yang hubungan antara ukuran, bentuk dan gerak berupa skala manusia .

Perspektif
Teori Perspektif pada masa Renaissance diawali oleh Brunelleschi yang menerapkan perspektif dalam
pengembangan arsitektur terhadap Ruang dan Bentuk. Hal ini tampak pada karyanya Piazza Del
Campidoglio di Roma. Pengembangan prinsip perspektif ini jelas dipengaruhi oleh pemahaman baru
terhadap kaidah optik.

Teknologi
Teknologi sangat mendukung dalam pengembangan konsep-konsep dan teori arsitektur Renaissance.
Pertama adalah ilmu pertukangan yang mendapat kemudahan karena penemuan teknik penyajian
stereotomy karya Delorme (15101570). Teknik ini dapat menggambarkan pembuatan busur (vaulting)
dengan batu
potongan. Hal ini kemudian dikembangkan pula oleh Gottfried Semper (1803-1879) dengan teori tentang
tektonik. Semper mengatakan bahwa bahasa arsitektur adalah bahasa tangan yang perwujudannya
adalah tektonik sedangkan ruang perlu diungkap melalui stereotomik. Bahasa tangan ini meliputi cara
menyambung unsur konstruksi. Kedua adalah ilmu bangunan yang mengeluarkan tipe-tipe rumah, diikuti
dengan perkembangan peraturan dan baku bangunan.

E. Prinsip keindahan dan konsep desain arsitektur yang di jadikan sebagai dasar acuan
bagi arsitek renaisans adalah sebagai berikut :
1. Order atau keteraturan berarti keteraturan dalam memilih komponen, konsisten dalam
skala, logika hubungan antarkomponen,modul, dsb.
2. Eurithmy adalah keindahan dan keserasian antar komponen arsitektur yang
akhirnyamembentuk kesatuan arsitektonis dan proporsi yang indah serta sesuai antara
dimensi lebar, tinggi, dan kedalaman ruang.
3. Symmetry adalah keseimbangan antar bagian bangunan
4. Propriety adalah keterpaduan antara gaya atau prinsip bentuk tertentu yang menjadikan
bangunan memiliki sosok arsitektur yang sesuai dan konsisten
5. Economy menunjukan manajemen pelaksanaan yang baik dan biyaya yang masuk
akal.

F. Tokoh Arsitek
Gereja Basilika St. Petrus di Roma (Vatikan)
Pembangunan gereja Basilika ini mulai tahun 1506, untuk menggantikan sebuah gereja yang
sudah berumur 1200 tahun, yang berdiri diatas makam St. Petrus (Zaman Kristen Awal). Setelah para
arsitek bersaing untuk mengajukan rancangannya, pemenangnya adalah Donate Bramante. Kemudian
para arsitek lainnya seperti Raffaelo dan Michaelangelo berulangkali melakukan perubahan besar. Ketika
Kathedral itu selesai dibangun pada tahun 1623, hanya kubah besarnya saja rancangan Michaelangelo
yang menyerupai rencana asli.

Kubah Rancangan Michelangelo

Bagian dalam Basilika Santo Petrus berukuran 186 meter panjang bagian tengahnya,
serta 137 meter panjang kedua bagian tangannya. Kubah Utama (tengah) yang
dirancang oleh Michelangelo berada pada ketinggian 120 meter dari atas lantai basilika.
Lebar dari kubah ini sendiri adalah 42,56 meter.

Pintu masuk basilika yang paling kanan disebut Porta Santa (Pintu Suci) yang
hanya boleh dibuka oleh Paus dengan jalan mengetuknya menggunakan Palu Perak
setiap 25 tahun sekali sebagai tahun Jubileum. Pembukaan Pintu suci yang terakhir
adalah tahun 2000 kemarin selama 1 tahun penuh mulai tanggal 24 Desember 1999
06 Januari 2001

Piazza St. Pietra dilihat dari atas Gereja San Pietra (Gereja Santo Petrus)

Piazza St. Pietra dilihat dari atas Gereja San Pietra (Gereja Santo Petrus)

Di sebelah kanan bagian dalam gereja terdapat patung Pieta, karya Michelangelo yang dilindungi oleh
kaca anti peluru dimana menggambarkan kesedihan mendalam dari Bunda Maria yang sedang
memangku tubuh Yesus sesudah diturunkan dari kayu salib

Anda mungkin juga menyukai