Anda di halaman 1dari 3

Assalaamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam Sejahtera Untuk Kita Semua,


Shalom
Om swastiastu,
Namo Budaya.

Kepada dewan juri yang terhormat, panitia penyelenggara MCC Piala Dekan Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada ke XI, serta hadirin sidang yang kami muliakan.

Perkenalkan, kami dari Tim nomor urut ... di sini kami akan menampilkann.. simulasi sidang
perkara tindak pidana narkotika, selamaa kurang lebih 80 menit.

Sebeluum persidangan dimulai, izinkan saya untuk menyampaikan sipnosis perkaraa, aatas
namaaa TER DAKWA, LIAM GALLAGER BIN THOMAS GALLAGER, sebagai berikut:

(video) bikin prolog lagi

Kasus ini bermula pada tanggal 12 november 2014, dari pertemuan antara Terdakwa dengan
kakak kandungnya di Panghegar Cafe, yakni Niel Gallagher yang merupakan pemilik dari
sebuah toko alat musik. Pada waktu itu, Niel Gallagher menyerahkan sebuah tas berisi gitar
kepada Terdakwa untuk diantarkan kepada pelanggannya yang merupakan seorang wanita, di
sebuah kedai kopi bernama lima serangkai. Tanpa mengetahui apa isi dari gitar tersebut,
Terdakwa pergi menemui dan menyerahkan gitar tersebut pada waktu dan tempat yang telah
dijanjikan. Sesampainya Terdakwa di kedai kopi lima serangkai, Terdakwa segera menemui
wanita yang dimaksud. Tanpa diduga, ternyata wanita yang menunggunya adalah tim BUSER
satuan narkoba POLDA DIY yang sudah bersiap dengan tim untuk melakukan penangkapan.
Sehingga Terdakwa pun ditangkap dan digeledah baik badan maupun barang bawaannya.
Selanjutnya, ditemukanlah narkotika golongan I jenis Heroina seberat 2 kilogram di dalam gitar
yang dibawa oleh terdakwa. Atas perbuatannya tersebut, Terdakwa didakwa dengan Dakwaan
alternatif, yaitu Pasal 114 ayat (2) atau Pasal 112 ayat (2) atau Pasal 115 ayat (1) Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

Adapun alasan utama Kami dalam memilih Terdakwa adalah karena perbuatan Terdakwa masih
menjadi teka-teki, apakah dalam diri terdakwa terdapat unsur KESALAHAN yang notabene
merupakan unsur utama dari dapat dipidananya suatu perbuatan pidana. Dalam perkara yang
akan Kami simulasikan, titik berat dari perbuatan terdakwa ialah terkait dengan penguasaan 2
kilogram narkotika golongan I jenis heroina. Apakah dalam perkara tindak pidana narkotika,
penguasaan narkotika memandang unsur kesalahan? Dan Apakah parameter dapat
dipidananya perbuatan dalam tindak pidana narkotika dilihat dari berat narkotika yang
dibawa/dikuasainya? Pertanyaan-pertanyaan tersebutlah yang berusaha untuk Kami jawab
melalui persidangan yang akan kami simulasikan, dengan tetap berpegang teguh pada asas-
asas yang dianut dalam hukum pidana dan hukum acara pidana di Indonesia.

Agar dewan juri yang terhormat dan hadirin sidang lebih mudah memahami jalannya
persidangan, Kami akan menyampaikan 5 poin penting sebagai berikut:

Karena Pemerhati sidang telah menyaksikan beberapa simulasi sidang sebelum kami, maka
Kami tidak akan mengulangi penyampaian yang sekiranya telah disampaikan oleh tim lain dan
hanya akan menyampaikan 5 Poin penting, sebagai berikut:

1. Dalam dakwaan, kami tidak men-juncto-kan unsur Permufakatan Jahat sebagaimana


diatur dalam Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun
2009 Tentang Narkotika karena dalam perkara yang akan kami sidangkan, tidak
terdapat unsur persekongkolan atau kesepakatan antara Terdakwa dengan pihak
manapun yang notabene merupakan unsur pokok dari permufakatan jahat.

2. Bahwa Sumpah yang disampaikan dalam simulasi persidangan ini, telah sesuai dengan
ketentuan sebagaimana yang diatur dalam Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis
Peradilan Pidana Umum dan Pidana Khusus, Buku II, Edisi 2007, Mahkamah Agung
Republik Indonesia 2008.

3. Karena simulasi persidangan ini dibatasi oleh waktu, maka jalannya persidangan akan
terasa sangat cepat. Selanjutnya, kami juga akan banyak menggunakan kalimat seperti,
sekian-sekian dan selanjutnya dianggap telah dibacakan sebagai salah satu bentuk
ringkasan bentuk simulasi persidangan, serta terdapat beberapa terminologi yang kami
singkat sebagai berikut: (nunjuk ke slide)

4. Dikarenakan adanya pembatasan jumlah peserta oleh panitia yang hanya 16 orang
maka Kami akan mengutamakan kualitas dibanding kuantitas. Oleh karenanya Kami
hanya akan menghadirkan Saksi dan Ahli yang esensial dan penting dalam pembuktian
perkara ini.
5. Panitera pengganti akan membuat Berita Acara Sidang di atas kertas bergaris kosong
yang sebelumnya telah ditandatangani oleh dewan juri yang terhormat dan nantinya
akan dinilai oleh juri hakim. Semoga juri hakim berkenan memberikan penilaian pada
Berita Acara Sidang kami.

Akhir kata, kami berharap substansi dari simulasi persidangan kami dapat tersampaikan
dengan baik. Mengingat tujuan esensial dari kompetisi ini adalah untuk mengedukasi
para pemerhati sidang, khususnya kami dan seluruh mahasiswa fakultas hukum, yang
kelak akan menjadi yuris-yuris dan penegak hukum di masa yang akan datang.

Salam hormat kami, tim peradilan semu dengan nomor urut .,


Wassalamualaikum warrahmatullahi Wabarakatuh
shaloom
Om shanti shanti shanti om...
Namo budaya

Anda mungkin juga menyukai