Anda di halaman 1dari 27

HIPERTENSI GRADE I PADA PASIEN USIA LANJUT DILIHAT DARI ASPEK

KEBUTUHAN GIZI DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI


PUSKESMAS KECAMATAN GAMBIR

Oleh

BETARI DHIRA PARAMITA


1102011061

Pembimbing
dr. Dian Mardhia, M.KK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus yang HIPERTENSI GRADE I PADA PASIEN USIA


LANJUT DILIHAT DARI ASPEK KEBUTUHAN GIZI DENGAN
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN
GAMBIR PERIODE 31 OKTOBER 2 DESEMBER 2016 ini telah disetujui oleh
pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
bagian Kedokteran Keluarga.

Jakarta, November 2016

Pembimbing

dr. Dian Mardhia, M.KK


KATA PENGANTAR

Assalammua`alaikum wr. wb.

Alhamdulillahirabbilaalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan atas


kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis
sehingga Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul HIPERTENSI GRADE I
PADA PASIEN USIA LANJUT DILIHAT DARI ASPEK KEBUTUHAN GIZI
DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN GAMBIR PERIODE 31 OKTOBER 2 DESEMBER 2016 ini
dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, periode 31 Oktober 2 Desember
2016. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai salah satu sumber
pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat
mengenai penanganan penyakit dengan pendekatan secara holistik. Pasien dalam
laporan hasil studi kasus ini adalah salah satu pasien dari Puskesmas Kecamatan
GAMBIR ketika penulis ditugaskan di puskesmas tersebut pada periode 31 Oktober
11 November 2016.

Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf
pengajar, serta orang-orang sekitar penulis yang terkait. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Dian Mardiah, M.KK, selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu


Kedokteran Keluarga Universitas YARSI yang telah membimbing dan
memberi masukan yang bermanfaat.
2. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DipIDK, selaku kepala bagian Ilmu
Kedokteran Keluarga Universitas YARSI.
3. Dr. Erlina Wijayanti, selaku koordinator kepaniteraan Kedokteran Keluarga
dan staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
4. Dr. Dini Widianti, M.KK, selaku sekretaris dan staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. Prof Qomariyah MS PKK AIFM selaku staf pengajar Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

7. Dr. Citra Dewi, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
8. Dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, selaku staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
9. Dr. Yusnita M,kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
10. Dr. Hj Sofianita G.T Aning, MKK, PKK, selaku staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
11. Dr. Andari Rahmani Putri, MKM, selaku staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
12. Dr. Fathul Jannah, M.Si, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
13. Rifda Wulansari, SP, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
14. Rifqatussaadah, SKM, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
15. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih
16. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, restu,
semangat, dan motivasi.
17. Seluruh teman-teman sejawat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang
telah bekerja sama dalam menyusun laporan ini.

Kesadaran bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan hasil


studi kasus pasien ini dirasakan oleh penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang.
Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak.

Wassalammu'alaikum wr. wb.

Jakarta, November
2016

Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan...............................................................................................................
i
Kata Pengantar.......................................................................................................................
ii
Daftar isi.................................................................................................................................
iv
Berkas Pasien.........................................................................................................................
1
A. Identitas Pasien
................................................................................................................................................
1
B. Anamnesis
................................................................................................................................................
1
C. Pemeriksaan Fisik
................................................................................................................................................
3
D. Pemeriksaan Penunjang
................................................................................................................................................
6
Berkas Keluarga.....................................................................................................................
6
A. Profil Keluarga
................................................................................................................................................
6
B. Genogram
................................................................................................................................................
8
C. Identifikasi Permasalahan
................................................................................................................................................
19
D. Diagnostik Holistik
................................................................................................................................................
19
E. Rencana Penatalaksanaan
................................................................................................................................................
20
F. Prognosis
................................................................................................................................................
21
Lampiran................................................................................................................................
23
BERKAS PASIEN

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 61 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : Jl. Petojo Binatu III no. 7 RT/RW: 05/08, kelurahan Petojo Utara,
kecamatan Gambir
Tanggal berobat : 2 Nobermber 2016

A. Anamnesa

1. Keluhan Utama :
Sering nyeri kepala

2. Keluhan Tambahan :
- Tengkuk tegang
- Mudah lelah

3. Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke Puskesmas Kelapa Gading dengan keluhan nyeri kepala.
Keluhan ini sudah dirasakan pasien sejak 5 tahun terakhir dan bersifat hilang timbul.
Pasien sering berobat rutin ke Puskesmas Kelapa Gading. Nyeri kepala timbul tak
menentu. Kadang 3 kali seminggu.. Selain nyeri kepala, selama seminggu belakangan
ini pasien merasa daerah tengkuknya sering tegang atau kaku dan sulit tidur. Pasien
juga mengaku tidak terlalu menjaga makanan dan masih mengonsumsi daging jeroan
dan garam. Pasien merupakan penderita hipertensi sejak 5 tahun lalu.

Pasien tidak pernah mengeluhkan nyeri dada, sesak atau bengkak pada kaki tetapi
dua bulan belakangan pasien mengaku mudah lelah dan jarang berolahraga pagi.

1
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit dahulu :
a. di diagnosis hipertensi sejak 5 tahun yang lalu
b. asam urat disangkal
c. diabetes disangkal
d. penyakit paru disangkal
e. penyakit jantung disangkal
f. maag disangkal
Riwayat alergi obat/makanan : disangkal
Riwayat dirawat di Rumah Sakit : pasien belum pernah dirawat di Rumah Sakit
Riwayat operasi : disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat tekanan darah tinggi pada bapak (sudah meninggal). Riwayat penyakit
gula pada keluarga disangkal, riwayat penyakit paru disangkal.

6. Riwayat Sosial Ekonomi :


Pasien tinggal bersama satu anaknya yang sudah berumahtangga. Dalam hal
ekonomi, keluarga penderita termasuk ke dalam keluarga dengan ekonomi menengah.
Pasien merasa lebih berat perekonomiannya setelah pensiun dan hanya mengandalkan
uang dari usaha sampingan berupa toko dan anaknya. Penghasilan pasien tidak tetap,
rata-rata Rp 3.500.000,00 per bulan yang sudah termasuk sumbangan dari anaknya.

7. Riwayat Kebiasaan :
Pasien mempunyai kebiasan tiap pagi bangun subuh dan berolahraga kecil seperti
jalan di komplek dan bermain dengan cucu. Menu makan pasien dan keluarga sering
dengan nasi, sayur, daging, ikan, telur, dan buah. Menu sayur yang sering pasien
masak adalah sayur sop dengan daging. Pasien relatif jarang mengkonsumsi buah-
buahan. Dalam sehari pasien makan tiga kali sehari. Anak pasien bekerja sehari-hari
dan pasien di rumah bersama istri dan cucu. Pasien memiliki kebiasaan minum kopi
sehari sekali. Pasien sudah tidak merokok kurang lebih 10 tahun. Pasien tidak
meminum alcohol. Pasien punya kebiasaan berolahraga yaitu jalan kaki.

B. Pemeriksaan Fisik

2
1. Keadaan Umum
Baik, kesadaran compos mentis, status gizi kesan baik.

2. Tanda Vital
a. Tekanan darah : 140/100 mmHg
b. Nadi : 88 x /menit, regular
c. RR : 20 x /menit
d. Suhu : 36,6O C
3. Status gizi
a. BB : 65 kg
b. TB : 164 cm
c. IMT : BB/(TB)2= 65/(1,64)2 = 24.25 kg/m2
d. Status Gizi : Beresiko Menjadi Obesitas
e. BB Ideal : (164-100) ( 15% x 65)= 54,25 kg

Kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT dihitung berdasarkan pembagian berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi
badan (dalam meter kuadrat).

Tabel 1. Indeks Masa Tubuh

IMT STATUS GIZI


<18,5 Berat Badan Kurang
18,5 22,9 Berat Badan Normal
>23,0 Kelebihan Berat Badan
23,0 24,9 Beresiko Menjadi Obesitas
25,0 29,9 Obesitas I
>30,0 Obesitas II
Sumber : Center For Obesity Research and Education, 2007

Kesimpulan : Status Gizi Pasien Beresiko Menjadi Obesitas

Penentuan Status Gizi Berdasarkan Rumus Broca

Berat Badan Idaman (BBI) : (TB 100) 10%


: (164 -100) 10% = 64 kg 6.4kg = 57.6 kg.
Status gizi : (BB aktual : BB ideal) x 100%
: (65 : 57.6) x 100% = 112% (Termasuk BB lebih)

3
Jumlah kebutuhan kalori perhari :
- Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 25 kalori
= 57.6 kg x 25 kalori = 1.440 kalori
- Kebutuhan untuk aktivitas ditambah 20 % karena aktivitas yang dilakukan
pasien termasuk aktivitas sedang
20% x 1.440 kalori = 288 kalori
- Koreksi karena kelebihan berat badan dikurangi 10% karena pasien termasuk
beresiko menjadi obes
20% x 1.440 kalori = 288 kalori
- Koreksi faktor usia dikurangi 10%
10% x 1.440 kalori = 144 kalori

Jadi, total kebutuhan kalori perhari untuk pasien adalah :

1.440 kalori + 288 kalori 288 kalori 144 kalori = 1.296 kalori.

Untuk Kebutuhan Harian :

Karbohidrat (60-70%) = 70% x 1.296 kkal = 907 kkal

Protein (10-15%) = 10% x 1.296 kkal = 129 kkal

Lemak (20-25%) = 20% x 1.296 kkal = 259 kkal

4. Status Generalis :

Kulit : Sianosis (-), turgor kulit kembali <1 detik, ikterus (-)
Kepala : Normocephale, rambut tidak mudah dicabut
Mata : Edema palpebra (-/-), konjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).
Telinga : Bentuk normal, sekret (-/-)
Hidung : Napas cuping hidung (-), sekret (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-), Lidah kotor (-)
Tenggorokan : Radang (-)
Leher : Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
Thoraks : Bentuk simetris normal, benjolan (-), retraksi (-)
Jantung :

Inspeksi : Ictus cordis tak tampak

4
Auskultasi : Suara normal jantung S1>S2, regular, bising (-)

Palpasi : Nyeri tekan (-). ictus cordis tidak kuat angkat

Perkusi : Batas kanan atas di SIC II LPSD

Batas kiri atas di SIC II LPSS

Batas kanan bawah di SIC IV LPSD

Batas kiri bawah di SIC V 2 jari medial LMCS

Pulmo :

Inspeksi : Bentuk dada simetris normal, pergerakan paru simetris

Palpasi : Pergerakan paru simetris, tidak ada gerakan yang

tertinggal, vokal fremitus kanan = kiri

Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri

Auskultasi : Suara dasar paru kanan kiri vesikular normal, wheezing (-)

ronki (-)

Punggung : kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), nyeri ketok kostovertebra (-)
Abdomen :
Inspeksi : hernia umbilikalis (-), asites (-), strie (-), lesi (-)

Auskultasi : bisung usus (+) normal

Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : timpani

GeniT : Tidak dilakukan


Anorektal : Tidak dilakukan
Ekstremitas :
Superior : Edema (-/-), clubbing finger (-/-), akral dingin (-/-)

Inferior : Edema (-/-), clubbing finger (-/-), akral dingin (-/-)

5
5. Status Lokalis : --

C. Pemeriksaan Penunjang:

Sampai saat ini penderita belum pernah melakukan pemeriksaan penunjang apapun,
oleh karena itu dianjurkan untuk melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium untuk
mengidentifikasi penyakit lain selain hipertensi:

Pemeriksaan gula darah


Pemeriksaan kolesterol darah
Pemeriksaan EKG

BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga : Tn. A (61 tahun)
b. Identitas Pasangan : Ny. N (57 tahun)
c. Struktur Komposisi Keluarga

Tabel 1. Anggota keluarga yang tinggal serumah

No Nama Kedudukan Gender Umur Pendidik Pekerjaan Keterangan Penghas


dalam Keluarga an Tambahan ilan
1. Tn. A Kepala keluarga L 61 SMA Pensiun Pasien Rp.
tahun 3.500.00
0 /bulan
2. Ny. N Istri P 57 SMA Ibu Rumah -
tahun Tangga
3. Tn. R Anak P 33 S1 Karyawan Turut bantu Rp.
tahun Swasta membiayai 6.000.00
keluarga 0 /bulan
4. Ny. S Menantu P 29 S1 Wirausaha Turut bantu Rp.4.000
tahun membiayai .000/bul
keluarga an
5. T Cucu P 2 - - - -
tahun

Gambar 1 Genogram

6
B. Genogram
1. Bentuk keluarga :
Keluarga terdiri atas 3 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama
Tn. A berusia 61 tahun. Bentuk keluarga adalah keluarga besar (extended family).

Bentuk Bentuk Keluarga :

Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambahkan dengan
sanak saudara. Misalnya : kakak, nenek, keponakan, dan lain-lain.
Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
Keluarga Duda/janda (Single Family) dalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang terjadi tanpa

pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga

7
2. Tahapan siklus keluarga :
Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), Keluarga Ny. N
berada pada tahapan siklus keluarga yang ke delapan, yaitu keluarga dalam masa
pensiun dan lansia (mulai dari pensiun hingga pasangan yang meninggal). Adapun
tahapan siklus keluarga Tn. J dan Ny.R termasuk ke dalam tahap ke 8 yaitu Keluarga
dalam masa pensiun dan lansia (juga menunjuk kepada anggota keluarga yang berusia
lanjut atau pensiun) hingga pasangan yang sudah meninggal.

Tahap Perkembangan Keluarga :

Tahap Perkembangan Keluarga Mc Goldrick dan Carter (1985) mengembangkan


model tahap kehidupan keluarga yang didasari oleh ekspansi, kontraksi, dan
penyusunan kembali (realigment) dari hubungan keluarga yang memberikan support
terhadap masuk, keluar dan perkembangan anggota keluarga. Model ini diberikan
dengan menggunakan aspek emosional, transisi, perubahan dan tugas yang diperlukan
untuk perkembangan keluarga.

Tahapan siklus keluarga menurut Duvall (Nicholas 1984) terdiri dari 8 siklus :

1. Tahapan I

Tahap pemula, pasangan dalam tahap pernikahan

2. Tahap II

Keluarga sedang mengasuh anak ( anak tertua bayi berusia 30 bulan)

3. Tahap III

Keluarga dengan usia anak pra sekolah (anak tertua berusia 2-6 tahun)

4. Tahap IV

Keluarga dengan usia anak sekolah ( anak tertua berusia 6-13 tahun)

5. Tahap V

Keluarga dengan anak remaja (anak usia 13-20 tahun)

6. Tahap VI

8
Keluarga melepas anak usia dewasa muda (anak meninggalkan rumah)

7. Tahap VII

Orangtua usia pertengahan

8. Tahap VIII

Keluarga dalam masa pensiunan

3. Fungsi Keluarga

a Biologis
Fungsi biologis dalam keluarga Tn. A termasuk baik karena Tn. A mempunyai 1
orang anak laki-laki yang sehat dan tidak ada cacat sedikitpun. Tn. A juga telah
memiliki 1 orang cucu yang sehat dan tidak cacat. Hal ini membuktikan bahwa
kemampuan reproduksi dalam keluarga Tn. A termasuk baik. Saat ini Tn. A menderita
hipertensi grade I yang sudah dideritanya selama 5 tahun terakhir.

b Psikologis
Pasien adalah seorang bapak rumah tangga yang sehari-harinya masih aktif
membantu Ny. N melakukan tugas-tugas rumah tangga, diantaranya, menyapu dan
mengepel rumah. Pasien termasuk kurang dekat anaknya, karena anaknya tetap
tinggal di rumah Tn. A dengan istri dan anaknya. Menantu membantu
memerhatikan kesehatan keluarga Tn. A.

c Sosial
Keluarga Tn. A selalu menjalin hubungan silahturahmi yang baik dengan
keluarga besar dan masyarakat di lingkungan rumahnya sekitar. Keluarga Tn. A
tidak memiliki masalah dengan keluarga lain. Apabila ada permasalahan dalam
keluarga pengambilan keputusan selalu dimusyawarahkan dengan anggota
keluarga agar terdapat keputusan yang sesuai dengan harapan.

d Ekonomi
Pasien setiap hari mengeluarkan uang sebesar Rp.50.000 Rp.150.000 yang
digunakan untuk membeli kebutuhan untuk makan sehari-hari. Pendapatan
bersumber dari penghasilan dari pendapatan pensiun Rp. 3.500.000. Pendapatan ini

9
digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti makan, membayar listrik, dan
kebutuhan lain.

5. Dinamika Keluarga
Masalah dalam keluarga ini adalah kurangnya waktu berkumpul bersama
karena anak dan menantu Ny. N sibuk dengan pekerjaannya, terkadang hari libur
dipakai untuk lembur sehingga komunikasi antar anggota keluarga juga kurang
berjalan dengan baik. Namun meski begitu keluarga terkadang masih mau menemani
pasien untuk berobat ke puskesmas.

Gambar 2. Hubungan dinamika keluarga

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2. Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah : menumpang/kontrak/hibah/milik sendiri

Daerah perumahan : : kumuh/padat bersih/berjauhan/mewah


Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
2
Luas rumah :12 x 10 m Pasien tinggal di rumah milik sendiri yang
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 5 orang
memenuhi standar rumah sehat dengan
Luas halaman rumah : tidak ada
Tidak bertingkat jumlah penghuni tiga orang yang terdiri
Lantai rumah dari : keramik dari keluarga inti.
Dinding rumah dari : tembok
Jamban keluarga : ada

10
Tempat bermain : tidak ada
Penerangan listrik :
Ketersediaan air bersih :ada
Tempat pembuangan sampah :ada

DENAH

Gambar 3. Denah Rumah

b. Kepemilikan barang-barang berharga :


Empat buah kipas angin
Dua buah televisi
Satu buah kompor gas
Satu buah microwave
Tiga handphone
Tiga tempat tidur

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


a. Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas
b. Balita :KMS (-)
c. Asuransi/Jaminan kesehatan : -

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

11
Tabel 3. Pelayanan kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan


Cara mencapai pusat Jalan kaki Jarak yang dekat, selain
Angkot
pelayanan kesehatan itu pasien juga merasa
Kendaraan Pribadi
puas dengan pelayanan
di puskesmas
Tarif Pelayanan Sangat mahal Pasien merasa senang
Mahal
kesehatan berobat di puskesmas
Terjangkau
Murah karena biaya sangat
Gratis
murah
Kualitas pelayanan Sangat Memuaskan Pasien merasa puas
Memuaskan
kesehatan dengan pelayanan dokter
Cukup Memuaskan
Tidak memuaskan dan staf puskesmas

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan :
Keluarga Tn. A biasa makan tiga kali sehari dengan lauk yang bervariasi. Ny.
N biasa masak untuk keluarga karena menantunya bekerja. Biasanya Ny. N
memasak sayur sop disertai menu daging sapi dan daging ikan serta telur dan
buah-buahan.
Menerapkan pola gizi seimbang :
Ny. N mengerti sedikit mengenai pola gizi seimbang dan mengerti bahwa
membatasi garam diperlukan bagi Tn. A yang mengidap hipertensi namun
seringkali dilarang oleh Tn. A.

1 Membiasakan makan pagi (sarapan) untuk memelihara ketahanan fisik dan


meningkatkan produktivitas kerja
2 Makanlah makanan sumber karbohidrat, namun hanya setengah dari kebutuhan
energi. Membatasi energi atau sekitar 3-4 sendok per hari. Idealnya sekitar 50-
60% kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks atau setara dengan 3-
4 piring nasi
3 Makanlah beragam makanan sumber zat tenaga (karbohidrat), zat pembangun
(protein), serta zat pengatur (vitamin dan mineral)
4 Membaca label pada makanan yang dikemas, untuk mengetahui komposisi bahan
penyusun, gizi, serta tanggal kadaluarsa

12
5 Membatasi konsumsi lemak dan minyak hingga seperempat dari kecukupan
energi. Mengkonsumsi lemak hewani secara berlebihan dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner
6 Menggunakan garam yang mengandung yodium untuk mencegah timbulnya
gangguan akibat kekurangan yodium yang dapat menghambat perkembangan
tingkat kecerdasan, penyakit gondok, dan kretin (kerdil). Konsumsi garam
dianjurkan tidak lebih dari 6 gram (1 sendok teh) per hari
7 Mengkonsumsi makanan sumber zat besi untuk mencegah anemia. Sumber zat
besi yang baik diantaranya adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan,
hati, telur dan daging
8 Makan untuk memenuhi kebutuhan energi, yang dapat terpenuhi dari tiga sumber
utama, yaitu karbohidrat, protein dan lemak
9 Meminum air bersih, aman dan jumlah yang cukup, yaitu minimal 2 liter atau
setara dengan 8 gelas setiap harinya
10 Menghindari konsumsi minuman berakohol
11 Mengkonsumsi makanan yang aman bagi kesehatan, yaitu bebas dari bahan
kimia dan mikroba berbahaya yang dapat menyebabkan sakit
12 Melakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur untuk mendapatkan berat
badan normal dan mengimbangi konsumsi energi yang berlebihan

Tabel Food Recall Tn. A

Tanggal Waktu Menu Jumlah Kalori


10 Agustus Sarapan 1 porsi nasi, 1 porsi Karbohidrat: 355,63 gr
Protein: 272,36 gr
2015 daging goreng, 1 telur
Lemak: 352,17 gr
ayam rebus, 1 gelas air Kalori: 1012 kkal
putih (@250 ml)

13
1 porsi nasi, 1 potong
daging goreng, 1 potong
Makan Siang
tempe goreng, 1 gelas air
putih (@250 ml)

1 porsi nasi, 1 porsi


daging goreng, 1 gelas
Makan Malam air putih (@250 ml)

Tanggal Waktu Menu Jumlah Kalori


1 porsi nasi, 1 potong
ikan bandeng goreng, 2
Sarapan
gelas air putih (@200
ml) Karbohidrat : 471,08 gr
9 Agustus Protein : 223,76 gr
2015 Lemak : 318,6 gr
1 porsi nasi, 1 potong Kalori : 1032 kkal
Makan siang tempe goreng, 1 gelas air
putih (@250 ml)

1 porsi nasi, 1 potong


daging gulai, 1 gelas jus
jeruk (250 ml), 2 gelas
air putih (@200 ml)

8 Agustus Sarapan 1 porsi nasi, 1 potong Karbohidrat : 407,32 gr


Protein : 199,72 gr
2015 ayam goreng, 2 gelas air
Lemak : 233,39 gr
putih (@200 ml) Kalori : 873 kkal

14
1 porsi nasi, 1 potong
ayam goreng, 1 potong

Makan siang tempe goreng, 1


mangkuk sayur sop, 2
gelas air putih (@250
ml)

1 porsi nasi, 1 mangkuk


Makan Malam sayur sop, 1 gelas air
putih (@250 ml)

Analisis Makanan
Tanggal 10 Agustus 2015
1 porsi nasi = 135 kal
Karbohidrat = 29,3 gr x 4 = 117,2 kkal

Lemak = 0,29 gr x 9 = 2,61 kal

Protein = 2,79gr x 4 = 11,88 kal

1 potong daging goreng 100 gram = 248 kal


Karbohidrat = 0 x 4 = 0 kal
Lemak = 15,35 x 9 = 138.15
Protein = 25,71 x 4 = 102.84

1 butir telur ayam rebus = 77 kal


Karbohidrat = 0,56 x 4 = 2.24 kal
Lemak = 5,28 x 9 = 47.52 kal
Protein = 6,26 x 4 =25.04

1 potong tempe goreng = 34 kal


Karbohidrat = 1,79 gr x 4 = 7,16 kal
Lemak = 2,28 gr x 9 = 20,52 kal
Protein = 2 gr x 4 = 6 kal

Tanggal 9 Agustus 2015

15
1 porsi nasi = 135 kal
Karbohidrat = 29,3 gr x 4 = 117,2 kkal

Lemak = 0,29 gr x 9 = 2,61 kal

Protein = 2,79gr x 4 = 11,88 kal

1 potong ikan bandeng goreng = 233 kal


Karbohidrat = 2,38 x 4 = 9,52 kal
Lemak = 16,4 x 9 = 147,6 kal
Protein = 18,08 x 4 = 72,32 kal

1 potong tempe goreng = 34 kal


Karbohidrat = 1,79 gr x 4 = 7,16 kal
Lemak = 2,28 gr x 9 = 20,52 kal
Protein = 2 gr x 4 = 6 kal

1 gelas jus jeruk = 112 kal


Karbohidrat = 25,7 x 4 = 102,8 kal
Lemak = 0,5 x 9 = 4,5 kal
Protein = 1,74 x 4 = 6,96 kal

1 potong daging gulai = 248 kal


Karbohidrat = 0 x 4 = 0 kal
Lemak = 15,35 x 9 = 138.15
Protein = 25,71 x 4 = 102.84

Tanggal 8 Agustus 2015

1 porsi nasi = 135 kal


Karbohidrat = 29,3 gr x 4 = 117,2 kkal

Lemak = 0,29 gr x 9 = 2,61 kal

Protein = 2,79gr x 4 = 11,88 kal

1 potong ayam goreng = 161 kkal


Karbohidrat = 0 gr x 4 = 0 kal
Lemak = 9,52 gr x 9 = 95,68 kal
Protein = 17,74 gr x 4 = 70,96 kal

16
1 Porsi Sayur Sop = 56 kal
Karbohidrat = 12,14 gr x 4 = 48,56 kal
Lemak = 0,76 gr x 9 = 6,84 kal
Protein = 2,02 gr x 4 = 8,08 kal
1 potong tempe goreng = 34 kal
Karbohidrat = 1,79 gr x 4 = 7,16 kal
Lemak = 2,28 gr x 9 = 20,52 kal
Protein = 2 gr x 4 = 6 kal

Asupan yang diterima oleh Tn. A tidaklah sesuai dengan perhitungan yang ada, karena
Tn. A, sering melanggar pemberian asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan gizi beliau.
Sehingga penatalaksanaan nutrisi pada Tn. A tidak maksimal.

6. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga :
Pasien mengerti bahaya penyakit Hipertensi. Pasien mengatakan akan rajin
kontrol tekanan darahnya setiap dua minggu sekali dan akan rutin minum obat.
Anak-anaknya tidak keberatan untuk membantu biaya pengobatan

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga :


Pasien memiliki kebiasaan makan daging dan garam tinggi. Meski
keluarganya mencoba untuk membatasi konsumsi makanan tersebut, pasien
seringkali marah dan memaksa untuk tetap diberi makanan seperti biasa.

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

Semenjak didiagnosa hipertensi, pasien mencoba mencari penjelasan mengenai


penyakitnya. Mulai dari pengobatan hingga hal-hal yang dapat memperburuk
penyakitnya. Pasien juga mengerti komplikasi dari penyakit hipertensi yang tidak
terkontrol dapat mengarah kepada penyakit jantung dan stroke. Gaya hidup yang dijalani
pasien relatif sehat karena anggota keluarga dan pasien sendiri senang berolahraga dan
menjaga kesehatan serta langsung berobat jika sakit. Pasien sulit menghentikan kebiasaan
makan daging dan garam tinggi meski kadang sudah dilarang oleh keluarga.

17
D. Diagnosis Holistik

1. Aspek Personal :
a. Pasien mengeluh nyeri kepala, tengkuk terasa kaku, dan mudah lelah
b. Harapan berobat adalah untuk sembuh
c. Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien,
untuk itu diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota
keluarga demi kesembuhan pasien
d. Yang diharapkan sebagai pasien adalah kesembuhan. Hal ini dapat terwujud
bila pola makan diatur dan pasien dapat bekerja sama dengan keluarga dalam
menahan nafsu makan daging dan garam.

2. Aspek Klinik :
a. Diagnosis kerja : dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, pasien
didiagnosis menderita hipertensi grade I.
b. Diagnosis banding : -

3. Aspek Risiko Internal :


a. Pasien berumur 61 tahun yang merupakan kelompok usia risiko tinggi
munculnya penyakit hipertensi.
b. Pasien memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi yaitu ayahnya.
c. Pola makan yang sering mengonsumsi makanan daging, asin dan gurih
mempengaruhi tekanan darah pasien.

4. Aspek Psikososial Keluarga :


a. Peran keluarga dalam mendukung pasien seperti mengingatkan minum obat,
mengingatkan agar rutin berobat ke Puskesmas sudah baik.
b. Peran keluarga dalam membatasi asupan daging dan garam pasien sudah baik
namun kerap dilarang oleh pasien

5. Aspek Fungsional :
a. Pasien masih mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit. Pasien
mampu melakukan aktivitas secara mandiri di dalam maupun di luar rumah.

E. Rencana Pelaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Biaya Keteranga

18
diharapkan n
Aspek Menjelaskan Tn. A Saat Pasien Pasien
personal kepada pasien : dan pasien paham menerima
- tentang penyakit
keluarga berobat dengan saran dan
yang
ke penyakit bersedia
Hipertensi
Puskesm hipertensi melakuka
dideritanya
- tentang cara as dan paham n saran
yang dapat faktor- yang
dilakukan untuk faktor dianjurka
mengontrolnya penyebab n
hipertensi
serta hal-
hal yang
dapat
mengontrol
nya
Aspek - Memberikan Tn. A Saat Pasien Rp.
klinik obat pasien memiliki 2000,-
antihipertensi
berobat kesadaran untuk
(Amlodipine
ke untuk rajin berob
1x10 mg)
Puskesm minum obat at ke
- Menganjurkan
as dan dan Puske
pasien
saat terjadwal smas
untuk berobat
kunjunga untuk
rutin dan
kontrol apabila n rumah. mengontrol
obat tekanan
sudah habis
darah dan
pembelian
obat ke
puskesmas
Aspek - Menganjurkan Tn. A Saat Pola makan
risiko untuk pasien pasien
menerapkan pola
internal berobat berubah
hidup
ke menjadi
sehat dengan

19
selalu Puskesm lebih
memakan
as dan bergizi.
makanan
saat Dan pasien
bergizi seimbang
kunjunga menjadi
dan
berolahraga n rumah. rajin olah
raga dan
menjadi
lebih ceria
Aspek Menganjurkan Tn. A Saat Keluarga
psiko- keluarga memberi keluarga pasien memberi
sosial dukungan kepada berobat perhatian
keluarga pasien agar selalu ke lebih
menjaga Puskesm kepada
kesehatannya as dan pasien.
saat
kunjunga
n rumah.
Aspek Menganjurkan Tn. A Saat Kualitas
fungsion pasien untuk tetap pasien hidup
al produktif dengan berobat pasien
aktivitasnya ke meningkat
Puskesm
as dan
saat
kunjunga
n rumah.

F. Prognosis
1. Ad vitam : ad bonam
2. Ad sanasionam :ad malam
3. Ad fungsionam :ad bonam

20
21

Anda mungkin juga menyukai