Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MIKROBIOLOGI

SINTESIS PEPTIDOGLIKAN

Disusun oleh

1. Atik Nur Affiyati (14308141006)


2. Desi Dwi Ariyanti (14308141019)
3. Lia Mambaatu S.R. (14308141024)
4. Debby Agustin (14308141026)

Kelompok 3
Kelas Biologi B

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dinding sel berfungsi melindungi kerusakan sel dari lingkungan bertekanan


osmotik rendah dan memelihara bentuk sel. Hal ini dapat diperlihatkan melalui
plasmolisis, dengan mengisolasi partikel selubung sel setelah sel bakteri mengalami
kerusakan secara mekanik, atau dengan penghancuran oleh lisozim. Jika seluruh sel
atau selubung sel diisolasi kemudian diberi lisozim, partikel dinding sel bakteri
(bukan archeabakteria) dapat lisis dengan perlakuan lisozim tersebut dan membentuk
protoplast (Bakteri Gram positif) dan spheroplas (Bakteri Gram negatif).
Kelompok Bakteri Gram-positif dapat menghasilkan polisakarida permukaan yang
spesifik (10-50% dari dinding sel) dan protein yang berhubungan dengan
peptidoglikan yang tersusun atas polisakarida yang disebut dengan murein atau yang
juga lazim disebut peptidoglikan. Murein terdiri atas rantai polisakarida panjang yang
tersusun atas residu asam N-asetilglukosamin (NAG) dan asam N-asetilmuramat yang
tersusun secara bergantian (berselang-seling). Rantai pentapeptida tertambat pada
gugus NAM. Rantai polisakarida terhubung ke rantai pentapeptida mereka melalui
jembatan interpeptida.
Untuk dapat tumbuh dan membelah secara efisien sebuah sel bakteri harus
menambahkan peptidoglikan yang baru pada dinding selnya secara tepat dan diatur
dengan baik ketika sedang mempertahankan bentuk dinding dan kekompakan dalam
keadaan tekanan osmotik yang begitu tinggi.
Struktur dinding bakteri yang tersusun sebagian besar peptidoglikan ini
merupakan gabungan struktur senyawa kimia yang rumit sehingga tidak
mengherankan suatu struktur yang rumit memerlukan proses biosintesis yang juga
sama rumitnya, terutama dikarenakan reaksi sintesis yang terjadi sekaligus di luar dan
di dalam membran sel. Sintesis peptidoglikan merupakan proses multistep yang
berhasil dipelajari dengan baik pada bakteri Gram Positif. Untuk mempelajari proses
multistep ini maka dalam makalah ini akan disajikan tahapan dari sintesis
peptidoglikan

B. Tujuan
1. Mengetahui tahap-tahap sintesis peptidoglikan.
BAB II
PEMBAHASAN

Komponen kaku dinding sel eubakteria patogen adalah suatu makromolekul


raksasa berbentuk kantung tunggal atau sakulus, disusun oleh jaringan hubungan lintas
peptidoglikan (murein). Murein dan komponen yang berhubungan terdapat sekitar 2-
40% dari berat kering sel. Komponen glikan disusun oleh dua gula amino, glukosamin
dan asam muramat. Struktur glikan terdapat secara berselang-seling sebagai residu (-1,4
linked N-acetyl-D-glukosamine dan N-acetyl-D-muramic acid. Rantai pentapeptida
tertambat pada gugus NAM. Rantai polisakarida terhubung ke rantai pentapeptida
mereka melalui jembatan interpeptida. Rantai tersebut bervariasi dari 10 sampai 170
unit disakarida. Unit peptida dan glikan tersebut terikat pada gugus karboksil asam
laktat kepada ujung amino suatu tetrapeptida. Glikotetrapeptida tersebut dihubungkan-
lintas (cross-linked) melalui unit tetrapeptida, membentuk kerangka yang
berkesinambungan. Gambaran yang sama pada komponen tetrapeptida adalah adanya
D-alanin, yang selalu mengikat unit di antara rantai peptidoglikan.

Gambar 1. Struktur peptidoglikan pada bakteri E. coli . Tipe ini ditemukan pada
umumnya bakteri Gram negatif. Rangka utama glikan merupakan polimer dari dua gula
asam amino N-acetilglukosaamin (G) dan asam N-acetilmuaramat (M). Pada M terikat
tetrapeptida terdiri dari L-alanin-D-glutamat-asam diaminopimelat ADP-D-alanin
(sumber: Brock & Madigan,1991).

Komponen peptida terikat-asam muramat pada beberapa bakteri adalah


tetrapeptida L-ala-D-iso-Glu-mesoADP (atau L-Lys)-D-ala. Hubungan lintas di antara
dua rantai peptidoglikan dapat dilihat melalui suatu letak jembatan peptida (Gambar 1.).
Pada gambar tersebut mewakili struktur peptidoglikan bakteri E. coli dan semua
eubakteria Gram negatif, sedangkan S. aureus, Streptococcus, dan eubakteria Gram-
positif lainnya memiliki hubungan lintas melalui suatu letak jembatan peptida yang
dapat disusun oleh satu atau beberapa residu asam amino.
Gambar 2. Struktur peptidoglikan yang dihubungkan dengan jembatan ikatan silang
peptida pada bakteri Gram positif (Sumber: Brock & Madigan,1991).

Kelompok Bakteri Gram-positif dapat menghasilkan polisakarida permukaan


yang spesifik (10-50% dari dinding sel) dan protein yang berhubungan dengan
peptidoglikan. Polisakarida yang sangat dikenal adalah asam teikoat (biasanya
mengandung ribitol dan kadang-kadang gliserol). Bakteri Gram-negatif memperlihatkan
tiga lapis pembungkus sel, yaitu : membran luar (OM=outer membran), lapisan tengah
yang merupakan dinding sel atau lapisan murein yang terdapat ruang periplasma, dan
membrane plasma dalam.

A. Tahap-tahap Sintesis Peptidoglikan


Sintesis peptidoglikan merupakan proses multistep yang berhasil dipelajari
dengan baik pada bakteri Gram Positif. Dua buah protein carrier terlibat antara lain:
uridin difosfat (UDP) dan Baktoprenol. Baktoprenol merupakan alkohol yang
memiliki panjang rantai karbon sebanyak 55 atom C karbon yang melekat pada
NAM melalui sebuah gugus pirofosfat dan memindahkan komponen peptidoglikan
melewati membran hidrofobik. Secara keseluruhan proses sintesis peptidolikan
melibatkan delapan tahapan, yang antara lain adalah :
1. Derivate UDP pada asam N-asetilglukosamin dan asam N-asetilmuramat
disintesis di dalam sitoplasma.
2. Asam amino secara berurutan ditambahkan ke UDP-NAM untuk membentuk
rantai pentapeptida (dua ujung D-alanin ditambahkan sebagai sebuah
dipeptida).
3. NAM-pentapeptida ditransfer dari UDP ke sebuah baktoprenol fosfat pada
permukaan membran.
4. UDP-NAG menambahkan NAG ke NAM-pentapeptida untuk membentuk
unit peptidoglikan yang berulang. Jika sebuah jembatran interpeptida
pentaglisin diperlukan, glisin akan ditambahkan dengan menggunakan
molekul tRNA glisil yang khusus, bukanyang sam seperti ribosom.
5. Unit berulang peptidoglikan NAM-NAG yang sudah lengkap kemudian
ditransportasikan melalui membran ke permukaan sebelah luarnya dengan
carrier baktoprenol pirofosfat.
6. Unit peptidoglikan kemudian dilekatkan pada ujung rantai peptidoglikan yang
sedang tumbuh untuk memperpanjang dengan satu unit peptidoglikan yang
berulang.
7. Carrier baktoprenol kembali ke dalam membran. Sebuah fosfat kemudian
dilepaskan selama proses ini untuk memberikan fosfat pada baktoprenol,
yang nantinya akan mampu menerima NAM-pentapeptida yang lain.
8. Akhirnya, hubungan silang peptida antara dua peptidoglikan terbentuk
melalui transpeptidasi. ATP digunakan untuk membentuk ujung ikatan
peptida di dalam membran. Tidak ada lagi ATP yang diperlukan ketika
transpeptidasi terjadi di luar. Proses yang sama terjadi ketika sebuah jembatan
dilibatkan hanya gugus yang bereaksi dengan sub terminal D-alanin yang
membedakan.

Sintesis peptidoglikan pada dasarnya sangat mudah untuk rusak oleh agen-
agen antimikrobial. Penghambatan dalam tahapan sintesis melemahkan dinding sel
bisa berakhir pada lisis osmotik. Banyak antibiotik yang mengganggu sintesis
peptidoglikan. Sebagai contohnya penicillin menghambat reaksi transpeptidasi dan
bacitracin menutup atau menghentikan fosforilasi pada baktoprenol pirofosfat.

B. Pola Pembentukan Dinding Sel


Untuk dapat tumbuh dan membelah secara efisien sebuah sel bakteri
harus menambahkan peptidoglikan yang baru pada dinding selnya secara tepat
dan diatur dengan baik ketika sedang mempertahankan bentuk dinding dan
kekompakan dalam keadaan tekanan osmotik yang begitu tinggi. Karena pada
prinsipnya peptidoglikan dinding sel adalah sebuah selapis jaringan kerja yang
begitu luas, maka bakteri yang sedang tumbuh harus bisa mendegradasi
petidoglikan untuk pembentukan unit peptidoglikan yang baru. Dan juga perlu
untuk mereorganisasi struktur peptidoglikan ketika keadaan memang
membutuhkan. (Dewick : 1999)
Digesti peptidoglikan yang terbatas ini dipenuhi oleh enzim yang dikenal
sebagai Autolisin yang beberapa menyerang rantai polisakarida sedangkan yang
lainya menyerang hubungan peptida silang.

C. Penghambatan Sintesis Dinding Sel

Bakteri dibekakan menjadi 2 kelompok berdasarkan properti dinding


selnya, yaitu Gram positif dan Gram negatif. Dinding sel bakteri gram positif
mengandung peptidoglikan, asam teikoat dan teikuronat, mengandung (atau
tidak) amplop (pembungkus) polisakarida atau protein. Dinding sel bakteri gram
negatif mengandung peptidoglikan, lipopolisakarida, pipoprotein, fosfolipid, dan
protein. Lokasi kritis penyerangan agen anti dinding sel adalah peptidoglikan
(Gambar 3). Peptidoglikan merupakan lapisan esensial bagi keberlangsungan
hidup bakteri pada lingkungan hipotonis. Kerusakan lapisan ini mengakibatkan
kerusakan kekakuan dinding sel bakteri, sehingga menyebabkan kematian.
Gambar 3. Mekanisme aksi agen antimikroba dalam menghambat sintesis
dinding sel bakteri

Mekanisme aksi agen antimikroba dalam menghambat sintesis peptidoglikan


melalui 3 tahapan :

a. Tahap pertama adalah sintesis prekursor peptidoglikan dan aransemen awal


prekursor peptidoglikan di sitoplasma. Sejumlah agen antimikroba dapat
mengganggu proses ini. Fosfomisin memblok kerja enzim piruviltransferase.
Sikloserin menghambat alanin rasemase dan D-alanil-D-alanin sintase.
b. Tahap kedua adalah katalisasi enzim terikat membran. Basitrasin (antibiotik
peptida) berinteraksi dengan derival undecaprenil alkohol, mencegah transfer
lanjut muramilpentapeptida dari prekursor nukleotida ke peptidoglikan.
c. Tahap ketiga adalah polimerisasi dan perlekatan peptidoglikan ke dinding
sel. Antibiotik -laktam (Gambar 3.) seperti penisilin, cefalosporin
(oxacefem, cefamisin), penem, thienamisin (carbapenem), dan aztreonam
(monobaktam) menghambat formasi dinding sel melalui protein-potein
pengikat penisilin. Beberapa antibiotik -laktam membentuk septum di
antara sel anakan, sehingga dihasilkan sel filamen panjang dan mudah mati.
Pengikatan protein pengikat penisilin lainnya dapat mengakibatkan rapid-
lisis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah mengenai sintesis peptidoglikan dapat disimpulkan
bahwa sintesis peptidoglikan merupakan proses multistep yang berhasil
dipelajari dengan baik pada bakteri Gram Positif. Dua buah protein carrier
terlibat antara lain: uridin difosfat (UDP) dan Baktoprenol. Baktoprenol
merupakan alkohol yang memiliki panjang rantai karbon sebanyak 55 atom C
karbon yang melekat pada NAM melalui sebuah gugus pirofosfat dan
memindahkan komponen peptidoglikan melewati membran hidrofobik.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini sebaiknya diperlukan lebih banyak lagi
kajian pustaka yang mendukung pembahasan dalam materi sintesis
peptidoglikan sehingga dapat dijadika referensi bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Dewick, P.M. 1999. Medicinal Natural Products, a Biosinthetic Approach. London:


Wiley &Sons Ltd. England.

Michael, T. Madigan. et al.1991. Biology of Microorganisms. New York : Prentice Hall


International.

Anda mungkin juga menyukai