MAKALAH
Oleh:
Kelompok 26
MAKALAH
disusun guna memenuhi tugas pemicu mata kuliah Keperawatan Klinik VIII
Dosen Pembimbing: Ns. Muhamad Zulfatul Ala, M.Kep.
oleh:
Kelompok 26
Nailul Aizza Rizqiyah NIM 132310101032
Popi Dyah Putri Kartika NIM 132310101035
PRAKATA
3
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Gangguan
Seksual pada Anak yang diajukan sebagai tugas pemicu mata kuliah Keperawatan
Klinik VIII. Dalam proses pembuatan makalah ini, penulis didukung oleh berbagai
pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, M.Kep, Sp.Kep.J, selaku penanggung jawab
matakuliah (PJMK) Keperawatan Klinik VIII;
2. Ns. Muhamad Zulfatul Ala, M.Kep., selaku pembimbing mata kuliah
Keperawatan Klinik VIII;
3. teman-teman angkatan 2013, yang selalu memberikan dorongan semangat dan
dukungan, sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari para
pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
PRAKATA ............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3
2.1 Contoh Kasus ......................................................................................... 3
2.2 Pengertian ................................................................................................ 3
2.3 Psikopatologi/Psikodinamika.................................................................. 6
2.4 Diagnosa Medis dan Diagnosa Keperawatan ..................................... 11
2.4.1 Diagnosa Medis ........................................................................... 11
2.4.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................. 11
2.5 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan .......................................... 11
2.5.1 Penatalaksanaan Medis ............................................................... 11
2.5.2 Penatalaksanaan Keperawatan ................................................... 12
BAB III. PENUTUP .............................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 13
3.2 Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 14
5
Bab 1. Pendahuluan
1.2 Tujuan
1.2.1 untuk mengetahui pengertian gangguan seksual.
6
2.2 Pengertian
Seksualitas merupakan suatu keinginan untuk menjalin hubungan, suatu
kehangatan, kemesraan atau cinta meliputi berpegangan tangan, berpelukan,
berciuman, memandang dan berbicara serta bersama-sama menimbulkan orgasme
(Stuart, 2006). Tiga teori yang sering digunakan menurut Hamid, Achir Yani S,
(2008). diantaranya:
1. Teori biologis
Perbedaan seks ditentukan oleh kromosom Y. Berdasarkan penelitian,
maskulinitas bergantung pada androgen fetal dan paranatal (Birkhead,
1989;Taylor, Lillis dan Le Mone, 1997) dalam Hamid Achir Yani S, (2008).
2. Teori Psikoanalitik
7
3. Teori Perilaku
Perilaku seksual merupakan suatu respons yang dapat diukur, baik
dengan komponen fisiologis maupun psikologis. Bantuan yang dapat
diberikan dalam mengatasi masalah gangguan seksual yaitu dengan
pemberian intervensi untuk mengubah pola perilaku tanpa mengidentifikasi
penyebab dan psikodinamik nya.
Gangguan yang terdapat pada kasus diatas merupakan salah satu jenis dari
parafilia yaitu fetisisme. Fetisisme adalah kelainan seksual seksual untuk
berfantasi dengan menggunakan objek benda mati seperti pakaian, stoking, high
hills atau benda-benda lainnya.
Menurut Halgin (2010), Fetisisme merupakan suatu yang dipuja, sehingga
aktivitas seksual penderita fetisisme disalurkan melalui masturbasi dengan benda-
benda seperti BH (Breast holder), celana dalam, kaos kaki atau benda lain yang
meningkatkan dorongan seksualnya, sehingga orang tersebut akan mendapatkan
kepuasannya. Penderita fetisisme terkadang lebih menyukai melakukan aktivitas
seksual dengan objek fisik daripada manusia/pasangan. Beberapa tingkatan
fetitisme menurut tingkat keparahannya yaitu:
1. Tingkat pertama (Pemuja/Desire)
2. Tingkat kedua (Pecandu/Cravers)
3. Tingkat ketiga (Fethisist tingkat menengah)
4. Tingkat keempat (Fethisist tingkat tinggi)
5. Tingkat kelima (Fethisist murderes)
b. Faktor psikologi
Faktor psikologis seperti broken home, kurangnya perhatian dari
keluarga atau orang tua dapat menjadi penyebab seseorang mencari
kesenangan lain diluar.
c. Faktor social budaya
Kebiasaan yang terjadi di sekitar kehidupan seseorang menjadi kebiasaan
diri orang tersebut, karena pengaruh social menjadi lebih berpengaruh
dibandingkan dengan faktor lainnya.
4. Sumber koping
a. Kemampuan personal
Kemampuan meningkatkan rasa percaya diri pada fungsi dorongan
seksualnya secara normal.
b. Dukungan social
Dukungan yang diperoleh dari keluarga, teman atau lingkungan sekitar
dalam membantu memperoleh fngsi dorongan seksual secara normal.
c. Asset material
Tersedianya materi seperti akses pelayanan kesehatan, dana/finansial yang
memadai, serta jaminan pelayanan kesehatan dan lain-lain.
d. Keyakinan positif
Keyakinan seperti spiritual dan gambaran positif yang menjadi dasar
harapan dalam mempertahankan koping yang adaptif meskipun dalam
kondidi stressor yang penuh.
5. Mekanisme koping
a. Fantasi, untuk meningkatkan kepuasan seksual
b. Denial, untuk tidak mengakui adanya konflik atau ketidakpuasan seksual
12
3.1 Kesimpulan
Fetisisme adalah kelainan seksual seksual untuk berfantasi dengan
menggunakan objek benda mati seperti pakaian, stoking, high hills atau benda-
benda lainnya. Fetisisme merupakan suatu yang dipuja, sehingga aktivitas seksual
penderita fetisisme disalurkan melalui masturbasi dengan benda. Ada beberapa
tingkatan dari fetitisme menurut keparahannya. Penatalaksanaannya medis dengan
obat-obatan dan penatalaksanaan keperawatan dengan terapi, dorongan keluarga.
15
3.2 Saran
Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat diharapkan mampu untuk
memberikan pelayanan yang optimal dan dapat membina hubungan yang baik
dengan klien maupun keluarga klien. Diharapkan perawat mampu memberikan
solusi permasalah bagi klien seperti pengobatan secara optimal, terapi dan perawat
mampu memberikan arahan bagi keluarga untuk memberikan dukungan sosial
bagi klien.
Daftar Pustaka
Halgin, Ricard P Whitbourne Susan, krauss. 2010. Psikologi Abnormal Perspektif Klinis
pada Gangguan Psikologis. Jakarta: Salamba Humanika
Hamid, Achir Yani S. 2008. Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: EGC
Haryanto, Sri. 2009. Terapi Seks. Yogyakarta: Kanisius
Townsend, Mary C. 2009. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri: Rencana
Asuhan dan Medikasi Psikotropik. Jakarta: EGC
Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Agustian, Ginanjar Ary. 2006. ESQ Emotional Spiritual Quatient. Jakarta: Arga.
Akdon H, Wahyudi. 2006. Manajemen Konflik dalam Organisasi. Bandung: Alfabeta,
Anggota IKAPI.
Capernito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis
Edisi 9 alih bahasa Kusrini Semarwati Kadar. Jakarta: EGC.
Kartono, Kartini & Gulo, dali. 2000. Kamus Psikologi. Bandung: CV. Pionir Jay.
Keliat, B.A. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta: EGC.