Disusun oleh :
Muhamad Rio Rifaldy. (10060315154)
Kel/Shift:
3/C
Asisten :
Yuli Andelina,S.Farm
Tanggal Praktikum :
Selasa, 2 Mei 2017
Tanggal Pengumpulan :
Selasa, 9 Mei 2017
I. Tujuan
I.1 Mengisolasi kafein dari teh dengan cara ekstraksi cair-cair.
1.2 Mengidentifikasi atau menguji kemurnian kafein dgn cara KLT.
1.3 Mengindentifikasi kafein dengan uji alkaloid menggunakan pereaksi
II. Prinsip
II.1Ekstraksi cair-cair : Pemisahan atau pemurnian zat padat/kafein
pereaksi dragendorff
partisi, yang ditentukan oleh fase diam (adsorben) dan fase gerak
(Puspasari,2010)
a. Pada UV 254 nm
b. Pada UV 366 nm
yang terikat oleh auksokrom yang ada pada noda tersebut. Fluoresensi
lampu UV 366 terlihat terang karena silika gel yang digunakan tidak
3.3 Rekristalisasi
(Stahl,1985)
produknya. (Ryan,2001)
3.4 Ekstraksi
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun
tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia. Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang
Tujuan Ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat
pada simplisia, ektraksi ini didasarkan pada perpindahan masa komponen zat
padat ke dalam pelarut diamana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar
akan diekstraksi. Ukuran zat padat yang mengandung bahan organik dan kontak
dengan pelarut sangatlah penting. Karena itulah peralatan soxhlet sering dipakai
konsentrasi zat yang akan di ekstraksi pada kedua lapisan. Setelah ini
berisi komponen tersebut dengan pelarut lain yang tidak saling larut dalam
Prinsip dari proses ini adalah hukum distribusi. Dalam dua pelarut
ekstraksi.
2. Distribusi dari kompleks yang terekstraksi.
3. Interaksinya yang mungkin dalam fase organik. (Syukri,20017)
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada
dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari
2 Perlokasi
dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan penyari akan
melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai keadan
(Syukri,20017)
b Ekstraksi Cara Panas
ditempatkan dalam labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap
menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak menguap
akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap akan
masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak
atsiri. (Sudjadi,1986)
1. Ekstraksi kontinyu
Pada ekstraksi kontinyu, pelarut yang sama digunakan secara
2. Ekstraksi bertahap
sebagian larut pada fase kedua, lalu kedua fase yang mengandung zat
3.6 Dekantasi
dan dengan ukuran partikel relatif kecil sehingga ada sebagan padatan
senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen,
dalam biji kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan
dalam air). Secara ilmiah, efek langsung dari kafein terhadap kesehatan
sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya
No Alat Bahan
1. Alat destilasi Air panas
2. Corong pisah Aseton panas
3. Labu erlenmeyer Daun teh kering
4. Melting block Diklorometana
5. Neraca analitik Etil asetat
6. Penangas air Kalsium klorida anhidrat
7. Penyaringan isap Kertas saring
8. Pipet tetes Kloroform
9. Pipet volume Ligrom (n-heksan)
10. Rotary evaporator Metanol
11. Saringan Natrium karbonat
12. Spatel Pereaksi Dragendorff
13. TLC Pereaksi Mayer
V. Prosedur
V.1 Ekstraksi padat/cair : Ekstraksi kafein dari daun teh
Diambil sebanyak 25 gram daun teh kering dan natrium
ekstrak the sebelumnya. Untuk mengekstrak sisa kafein yang ada, air
berisi daun teh dididihkan lagi dengan air mendidih selama 20 menit
dengan beberapa tetes n-heksan dingin. Uji titik leleh terhadap kafein
pun dilakukan.
V.2 Uji kromatografi lapis tipis (TLC)
diambil sedikit sampel kristal kafein hasil ekstraksi dari daun
sampel ini ditotolkan diatas pelat TLC sampai nodanya tebal. Elusi
KLT menggunakan eluen etil asetat : metanol (3:1) dan elusi juga
O
1 Ekstraksi padat/cair : The yang di rebus + NaOH
diklorometan
Setelah dilakukan pengecneran
0.86 .0.54
%Rendemen = 150 x
100%
= 0,213%
ini.
VII. Pembahasan
diantaranya Ekstraksi padat / cair, uji kromatografi lapis tipis, dan uji alkaloid.
ekstraksi cair cair, Prinsip EEC adalah berdasarkan perbedaan kepolaran antara
senyawa alkaloid xantina yang berasa pahit yang bisa digunakan sebagai obat
perangsang.
Pertama tama praktikan mesukan daun teh sebanyak 25 g atau 10 teh celup
dan 20 g natrium karbonat ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml, digunakan natrium
karbonat karena natrium karbonat akan menarit senyawa tannin yang berada
didalam teh supaya ekstraksi yang dilakukan berjalan dengan sehaurnya tanpa
adanya kesalahan yang membuat ekstraksi menjadi berjalan dengan tidak baik.
Lalu ditambahkan 225 ml air mendidih air panas digunakan sebagai pelarut, lalu
dalam larutan teh, lalu di lakukan dekantasi, yang dimana dekantasi tersebut
merupakan pemisahan antara zat padat dengan cairan dengan cara penyaringan.
Ampas teh akan tertahan di dalam kertas saring , sedangkan cairan ekstrasi akan
masuk kedalam labu erlenmayer yang telah disediakan, lalu didapat ekstraksi the
yang mempunyai warna hijau tua kehitaman, lalu dilakukan ekstraksi kembali
senyawa jenis alkaloid ( kafein ) yang berada pada ekstrak yang telah di buat. Dan
juga digunakan diklorometan karena sifatnya yg non polar dan jika di gunakan
akan menarik senyawa yang non polar tersebut berdasarkan teori Like disolve
like, yang akan menarik senyawa non polar yang berada pada ekstrasi teh.
cair cair yang dimana akan menghasilkan senyawa yang terpisah antara senyawa
diklorometan lebih besar dibandingkan dengan Bj air yaitu sebesar 1,33 g/ml, lalu
penambahan kalsium anhidrat bertujuan untuk menarik air yang berada pada
fraksi diklorometan, digunakan kalsium klorida anhidrat pada praktikum kali ini
kalsium klorida anhidrat hanya akan menarik molekul air yang berada pada fraksi
labu alas bulat, cairanya dapat menugap 5 10 oC dibawah titik didih pelarutnya
mengunakan vakum uap penyaringan akan menguap naik kedalam kondensor dan
menghasilkan molekul pelarut yang murni yang di tamping dalam labu, dengan
lalu didapatkan lah Kristal kafein yang dicari, kemudian di lakukan rekristalisasi
pengotor polar yang mudah menguap, setalah itu ditambahkan juga ligroin ( n-
heksan ) tetes demi tetes pada keadaan panas untuk membentuk warna yang
keruh, lalu didinginkan labu erlenmayer pada suhu kamar dan disaring dengan
rendemen sebesar 0,213% dan juga perhitungan nilai Rf nilai Rf yang didapat
yaitu sebesar 0,4 g berarkan literature nilai Rf yang baik itu sebesar 0,2 0,8 g
sedangkan hasil yang dari yang praktikan dapat adalah sebesar 0,4 g berdasarkan
hasil tersebut kandungan kafein murni baik untuk digunakan. Dan juga praktikan
mendapatkan titik leleh awal yaitu 105 oC dan titik leleh akhir 137 oC. dan trayek
adsorbansi dan partisi yang ditentukan oleh fase diam (absorben) dan fase gerak
(eluen). Pertama dilarukan Kristal kafein hasil ekstrasi dengan sedikit larutan
diklorometan untuk menarik air pada Kristal kafein yang terlah di ekstrasi, lalu di
totolkan ke pelat TLC sampai noda cukup tebal untuk mengetahui adanya migrasi
pada pelat TLC, di lakukan elusi dengan eluen Etil asetat : methanol = 3:1
menghasilkan jarak bercak = 4,5 dan jarak eluen 4,1 dan dielusi juga eluen
kloroform methanol = 9:1, menghasilkan jarak bercak 2,4 dan jarak eluen 6,0
dan masing masing memperoleh nilai Rf yang berbeda yaitu 0,911 dan 0,4.
Yang ketiga praktikan melakukan uji alkaloid , yang dimana alkaloid itu
sendiri adalah suatu basa nitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di
tumbuh tumbuhan, pertama tama pada uji alkaloid, larutan Kristal di larutkan
dengan air dan di tetes kan 1 -2 tetes preaksi meyer untuk mengetahui adanya
kandungan alkaloid yang di tandai dengan adanya endapan dengan warna kuning
muda, dan larutan Kristal dilaurtkan kembali dengan air lalu ditetesi dengan
preaksi yang berbeda yaitu pereaksi dragendorff untuk mengetahui apakah ada
kandungan alkaloid di dalam larutan tersebut, jika ada maka ditandai dengan
putih yang menandakan bahawa larutan yang di beri preaksi mayer tidak memiliki
Kesimpulan
1. Hasil didapat %rendemen kafein sebesar 0.213 %. Titik leleh awal
kafein sebesar 105oC dan titik leleh akhir kafein sebesar 137oC, trayek
Jakarta
Arsyad, 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta:
Gramedia.
Hermanto. 2007. Kafein, Senyawa Bermamfaat atau
Media Press,
Ryan, L. 2001. Chemistry for you. London: Nelson Thornes
Setyopratomo, Puguh. Dkk. 2003. Studi Eksperimental Pemurnian Garam