Anda di halaman 1dari 8

Sefalometri Lateral

Definisi titik-titik sefalometri

I. Pada jaringan keras

Sella (S) : Pusat dari outline pituitary fossa (Sella tursica)


Nasion (N) : Titik paling anterior perpotongan Os. Nasal dan
Os. Frontal
Orbitale (O) : Titik pada inferior orbita (foramen infra
orbitalis)
Titik A : Titik terdalam dari kontur premaksila
(antara ANS dan akar gigi I atas)
Titik B : Titik terdalam dari kontur mandibula
(dekat akar gigi I bawah
Pogonion (Pg) : Titik paling anterior dari kontur dagu
Menton (Me) : Titik paling inferior dari dagu
Gnation (Gn) : Titik pada dagu, antara Pogonion dan
menton
Gonion (Go) : Titik tengah dari kontur mandibula
(antara ramus dan corpus mandibula)
Porion (Po) : Titik paling superior dari meatus akustikus
eksternus
ANS : Ujung anterior dari nasal spine
PNS : Ujung posterior dari palatum durum
Basion : Titik paling inferior dan posterior dari Os.
Occipitale, berhubungan dengan margin anterior foremen
magnum
Artikulare (Ar) : Pertemuan batas inferior basis cranii dan tepi
posterior condylus
Ptm : Fisura yang berbentuk seperti tetesan air mata

1
II. Pada Jaringan lunak
Skills lab.Sefalometri, drg. Nada Ismah Sp.Ort
FKG UI, 2009
Glabella (G) :
Titik paling prominent di midsagital plane pada dahi

Pronasal (Pr) :
Titik paling prominent dari ujung hidung

Labrale superius (Ls) :


Titik median di margin teratas bibir atas

Labrale inferius (Li) :


Titik median di margin teratas bibir bawah

Soft tissue pogonion (Pog) :


Titik paling prominent pada kontur jaringan lunak dagu

2
OS : Joko, Lk, 22 th
OP: drg. Mitha
22-4-2005

Gambar 1 : Perhatikan posisi titik-titik yang dibutuhkan

Skills lab.Sefalometri, drg. Nada Ismah


Langkah-langkah melakukan penapakan sefalometri Sp.Ort
FKG UI, 2009
(Tracing)

1. Penting diketahui sebelumnya tentang anatomi cranial


2. Bila ada siapkan model studi, foto panoramik dan foto intra-
ekstra oral
(sebagai bahan panduan melihat gambaran yang ada pada
pasien)
3. Siapkan viewer, kertas asetat, pinsil 3H, isolasi, penghapus
pinsil
4. Posisikan sefalogram dengan posisi kepala menghadap ke kiri
5. Beri identitas pada kertas asetat dan sefalogram (OP, OS, sex,
usia, tanggal pemotretan)

3
6. Titik untuk menandai bagian tertentu cukup dibuat sekecil
mungkin
7. Buat tanda cross dengan pensil di bagian supero-anterior
dan postero-inferior pada sefalogram (Sebagai
pemandu/acuan penapakan)
8. Rekatkan kertas asetat di atas sefalogram dengan
menggunakan isolasi di bagian atas saja (agar kertas asetat
mudah diangkat)
9. Awali dengan menapaki kontur kepala terluar hingga ke profil
wajah (jaringan lunak)
10. Lanjutkan dengan menapaki jaringan keras pada kontur
kepala, dari posterior menuju anterior
11. Ditemukan spina nasalis untuk menemukan titik N (bagian
teranterior dari sutura frontonasalis) radiolusen
12. Perhatikan regio pelipis untuk menemukan outline pituitary
fossa (Sella tursica) yang berbentuk S. Buat titik pada
pertengahan daerah tersebut untuk ditandai sebagai titik S
13. Menyusuri tepi posterior rongga orbita ke arah inferio-anteroir
akan ditemukan foramen infraorbitalis. Biasanya
bersinggungan dengan outline superior dari sinus maksilaris.
Sering ditemukan 2 (dua) titik foramen infraorbitalis. Dapat
dipilih bagian yang terinferior atau mengambil
pertengahannya, untuk dijadikan titik O
14. Untuk membuat sefalogram biasanya dipasangkan sefalostat
pada daerah telinga (lingkaran radioopak). Dekat dengan
daerah tersebutdapat ditemukan foramen meatus akustikus
eksternus
15. (radiolusen). Bagian tersuperior dari rongga tersebut ditandai
Skills lab.Sefalometri, drg. Nada Ismah
Sp.Ort
sebagai titik Po. Biasanya posisi
FKG porion
UI, 2009 setinggi kepala kondil

16. Buatlah gambaran gigi insisif atas dan bawah sesuai


anatominya. Pilih gigi yang paling prominen sebagai patokan
(bila inklinasi insisif satu atas kiri dan kanan berbeda)

4
17. Perhatikan regio maksila untuk menemukan bentuk dari Os
maksila. Titik paling posterior dari palatum durum ditandai
sebagai titik PNS, mengarah ke anteior pada ujung nasal
spine ditandai sebagai titik ANS.
18. Dari ANS dapat dibuat garis tepi anterior dari premaksila
(mencekung) mengarah ke servikal gigi insisif satu atas.
Bagian tercekung dari kontur tersebut ditandai sebagai titik A.
Biasanya posisi titik A setinggi apeks insisif satu atas.
Dilanjutkan dengan membuta dasar palatum dari
servikopalatal insisif sati atas ke posterior (di titik PNS.
19. Dari serviko-labial insisif satu bawah ke arah infero-anterior
akan diperoleh outline cekungan. Bagian tercekung dari regio
tersebut ditandai sebagai titik B. Berlanjut membentuk outline
dagu dan membentuk simpisis mandibula berakhir di serviko-
lingual gigi insisif satu bawah.
20. Bagian paling anterior dari kontur dagu ditandai sebagai titik
Pg, bagian paling inferior dari dagu ditandai sebagai titik Me,
dan pada pertengahan kedua titik tersebut ditandai sebagai
titik Gn.
21. Ingatlah bagaimana bentuk mandibula. Diawali dengan
membuat kepala kondil kearah posteroinferior untuk
mendapatkan outline ramus mandibula, dilanjutkan dengan
corpus mandibula. (Bila ditemukan dua buah outline, dapat
dipilih mana yang lebih tegas, atau dapat membuat garis
putus-putus diantara dua outline tersebut untuk dijadikan
sebagai dasar mandibula). Lanjutkan dengan menbuat
prosesus coronoideus pada bagian anterior dari kepala condil.
22. Buatlah garis yang menyinggung tepi posterior mandibula.
Buatlah garis yang menyinggung tepi inferior mandibula.
Perpotongan kedua garis tersebut (berupa sudut)dibagi dua
sama besar dan diproyeksikan pada regio angulus mandibula
untuk mendapatkan titik Go.
Skills lab.Sefalometri, drg. Nada Ismah
Sp.Ort
FKG UI, 2009

5
23. Lakukan penapakan pada tepi inferior basis cranii dan
posterior dari Os. Occipitale, berhubungan dengan margin
anterior foremen magnum dan tandai titik paling inferior
sebagai Ba
24. Pada pertemuan batas inferior basis cranii dan tepi posterior
condylus tandai sebagai titik Ar
25. Pada daerah superior dari PNS, dan anterior dari procesus
coronoid akan ditemukan fisura yang berbentuk seperti
tetesan air mata tandai titik paling superior sebagai Ptm
26. Buatlah anatomi molar satu atas dan bawah sesuai oklusi
yang dimiliki pasien (dapat dibantu dengan model studi).
Oklusi pada daerah molar satu dan insisif satu dapat
menggambarkan bidang oklusi
27. Pada dahi, bagian paling prominent ditandai sebagai titik (G)
28. Pada bagian terujung hidung (jaringan lunak) ditandai sebagai
titik Pr
29. Pertengahan outline dari garis bibir atas ditandai sebagai titik
Ls
30. Pertengahan outline dari garis bibir bawah ditandai sebagai
titik Li
31. Pada dagu bagian paling prominent ditandai sebagai titik Pog
32. Setelah menemukan titiktitik di atas lakukan pembuatan garis-
garis yang dibutuhkan untuk mentukan nilai SNA, SNB, ANB, I-
SN, IMPA, FMIA, FMPA dan Na-Pg dari pasien
33. Terakhir buatlah kesimpulan analisa sefalometri.

6
Analisa Sefalometri lateral
Skills lab.Sefalometri, drg. Nada Ismah
Sp.Ort
Rata- SD Pasie FKG UI, 2009 Kesimpulan
rata n
Kedudukan maksila terhadap basis
SNA 82 2 kranii
(normal/Progtruded/Retruded)

Kedudukan mandibula terhadap


SNB 80 2 basis kranii
(Normal/Protruded/Retruded)

Kedudukan mandibula terhadap


ANB 2 2 maksila
(Ortognati/Prognati/Retrognati)

Inklinasi insisif bawah terhadap


IMPA 90 2 bidang mandibula
(N/Protrusif/Retrusif)

Pertumbuhan 1/3 muka bawah


FMPA 25 3 dalam arah postero-inferior (N / >N
/ < N)

Inklinasi insisif bawah terhadap


FMIA 65 2 basis cranii
(N/Protrusif/Retrusif)

NaPg 0 - Profil skeletal


(Lurus/Cembung/Cekung)

Inklinasi insisif atas terhadap basis


I-SN 104 6 kranii (N/Protrusif/Retrusif)

Kesimpulan analisa sefalometri :

Maloklusi (klas I (Ortognati) / klas II (Retrognati) / klas III (Prognati)),


dengan maksila (Normal/Protruded/Retruded) dan mandibula
(Normal / Protruded / Retruded). Inklinasi I atas terhadap basis cranii

7
(N/Protrusif/Retrusif) dan I bawah terhadap basis mandibula
(N/Protrusif/ Retrusif) Profil skeletal (Lurus/Cembung / Cekung), profil
jaringan lunak (Lurus / Cembung / Cekung), serta pertumbuhan 1/3
muka bawah (N / >N / < N).

Istilah istilah tambahan :


Bimaksilari prognatism (bila maksila dan mandibula protruded)
Bimaksilari retrognatism (bila maksila mandibula retruded)
Bidental protrusion (Bila insisif atas dan bawah protrusif)
Bidental retrusion (Bila insisif atas dan bawah retrusif)

Skills lab.Sefalometri, drg. Nada Ismah


Sp.Ort
FKG UI, 2009

Anda mungkin juga menyukai