PENDAHULUAN
hipertensi dan berbagai derajat insufisiensi ginjal. Sindrom nefritik akut paling sering
masih sering dijumpai dan merupakan penyebab lesi ginjal non supuratif terbanyak
pada anak. GNAPS dapat terjadi secara endemik atau sporadik. Paling sering
didapatkan pada anak berumur 2-10 tahun. Laki-laki lebih sering terkena disbanding
Selain faktor kuman, kejadian GNAPS dipengaruhi juga oleh berbagai faktor
PAMBAHASAN
A. Anatomi ginjal
Ginjal merupakan organ saluran kemih yang terletak di dalam rongga
lebih dan 150 g pada orang dewasa. Bentuknya menyerupai kacang dengan
sisi cekungnya menghadap ke medial. Pada sisi ini terdapat hilus ginjal yaitu
dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal
sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12),
sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12.
(kira-kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah
pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal
Gambar 1. Ginjal6
Secara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medula
dari ginjal yang terdiri atas, tubulus kontortus proksimalis, tubulus kontortus
distalis dan duktus kolengentes. Setiap ginjal mengandung sekitar satu juta
telah sempurna pada saat lahir, tetapi maturitas fungsional belum terjadi
sempurna di kemudian hari. Karena tidak ada nefron yang dibentuk setelah
ginjal.1,5
1. Lamina densa
2. Lamina rara interna
3. Lamina rara eksterna
1. Membrane basalis
2. Sel-sel epitel parietalis
renalis yang langsung bermuara ke vena cava inferior. System arteri ginjal
n.vagus.
B. Filtrasi glomerulus
Ginjal melakukan fungsinya yang paling penting dengan cara
menyaring plasma dan memisahkan zat dari filtrate dengan kecepatan yang
bebas protein dan tidak mengandung elemen selular, termasuk sel darah
merah.
berat molekulnya
Gambar 3. Glomerulus9
umur dekade ke-2. Kecepatan filtrasi glomerulus ditentukan oleh (1) jumlah
daya hidrostatik dan osmotic koloid pada membrane glomerulus, yang
glomerulus, Kf. dimana secara matematis, GFR merupakan hasil dari Kf dan
tekanan filtrasi akhir. Pada orang dewasa normal GFR nya sekitar 125 ml/
saraf simpatis, hormone dan autakoid ( zat vasoaktif yang dilepaskan dalam
ginjal dan bekerja secara lokal ), dan kontrol umpan balik lainnya yang
klasik sindrom nefritis akut, maka dari itu istilah sindrom nefritis akut sering
akut (GNA) merupakan penyakit yang sering ditemukan pada anak. Meskipun
penyakit ini dapat mengenai semua umur, tetapi GNA paling sering di
saluran nafas bagian atas atau infeksi kulit oleh kuman Streptococcus
Hemolyticus grup A.
D. Etiologi
Timbulnya penyakit ini didahului oleh infeksi ekstra-renal, terutama di
traktus respiratorius bagian atas dan kulit oleh strain nefritogenik dari
kuman streptokokus beta hemolitikus grup A, tipe 12, 4, 16, 25, dan 49.
pada musim panas dan gugur dan lebih umum di wilayah selatan Amerika
Serikat
PSGN biasanya berkembang 1-3 minggu setelah infeksi akut dengan strain
sekitar 5-10% pada orang dengan faringitis dan 25% pada mereka dengan
infeksi kulit.12
Hubungan antara GNA dan infeksi Streptokokus ini dikemukakan
pertama kali oleh Lohlein pada tahun 1907 dengan alasan bahwa :11
1. Timbulnya GNA setelah infeksi skarlatina
2. Diisolasinya kuman Streptokokus beta hemolitikus grup A
3. Meningkatnya tingkat titer anti-streptolisin pada serum penderita
E. Epidemiologi
Statistic di Amerika Serikat menunjukan bahwa glomerulonefritis
kejadian PSGN telah menurun selama beberapa dekade terakhir. Faktor yang
akut. Kebanyakan kasus dapat menyebabkan stadium akhir gagal ginjal yang
terjadi dalam beberapa minggu atau bulan dari onset sindrom nefritis
4:1.12
tertinggi 239 per 10000 Aborigin Australia dan insiden terendah 0,04 per
klinis 10-12%.
Mortalitas / Morbiditas
secara signifikan lebih umum pada orang dewasa (25%). Ini adalah sekunder
Gagal jantung kongestif lebih umum ditemukan pada orang dewasa (43%)
40% anak-anak.
dari beberapa penelitian. Data yang diperoleh dari penelitian yang diterbitkan
abnormal pada 17,4%, proteinuria pada 13,8%, hipertensi pada 13,8%, dan
Ras
Seks
Kasus klinis APSGN dua kali lebih banyak ditemukan pada laki-laki
daripada perempuan. Jika penyakit dilihat dari klinis, maka kedua jenis
kelamin sama. Tingkat kejadian familial hampir 40%, tetapi tidak ada penanda
Usia
Serangkaian besar melaporkan bahwa 5% lebih muda dari 2 tahun dan 10%
perempuan 1,3:1 dan terbanyak menyerang anak usia 6-8 tahun (40,6%).3
F. Pathogenesis
Adanya periode laten antara infeksi streptokok dengan gambaran klinis dari
pasca streptokok merupakan salah satu contoh dari penyakit komplek imun.
Pada penyakit komplek imun, antibodi dari tubuh (host) akan bereaksi dengan
antibodi lebih sedikit. Antigen yang beredar dalam darah (circulating antigen),
bukan berasal dari glomerulus seperti pada penyakit anti GBM, tetapi bersifat
membuat antibodi. Reaksi antigen antibodi ini terjadi dalam sirkulasi atau in
kerusakan ginjal. Reaksi ini dipicu oleh aktivasi plasminogen menjadi plasmin
oleh streptokinase dan diikuti oleh aktivasi komplemen, pengendapan
Berbagai faktor seperti proses inflamasi, sel inflamasi, mediator inflamasi dan
dapat pula terjadi sebagai implikasi langsung akibat imunitas selular melalui
tetapi dapat juga menginduksi reaksi inflamasi. Dua jalur aktivasi system
IgG atau IgM akan mengaktivasi jalur klasik sedangkan aktivasi jalur
alternative dipicu oleh kompleks imun yang mengandung IgA atau IgM.
Kerusakan glomerulus terjadi akibat terbentuknya fragmen komplemen aktif
perlekatan sel inflamasi dengan C3b melalui reseptor komplemen CR1 yang
terdapat pada permukaan sel dan akan dilepaskan berbagai protease yang
antigen streptokokus),
3. Pembentukan kompleks imun in situ antara antibodi streptokokus dan
antigen glomerulus,
4. Aktivasi komplemen secara langsung oleh deposit antigen
G. Manifestasi klinis
Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dengan usia > 3
tahun. Penderita mengalami sindrom nefritis akut 1-2 minggu setelah infeksi
hematuria mikroskopis sampai dengan gagal ginjal akut. Penderita juga dapat
terjadi, seperti malaisie, letargi, nyeri perut atau pinggang,serta demam. Fase
akut biasanya membaik dalam waktu 1 bulan pasca infeksi, tetapi kelinan urin
infeksi saluran nafas akut didapatkan pada 80% pasien dan infeksi kulit pada
86,7% pasien.4
H. Diagnosis
Urinalisis sering menunjukan adanya sel-sel darah merah dan
biasanya menurun.
Konfirmasi diagnosis memerlukan bukti yang jelas akan adanya
kulit. Titer antibody yang paling baik diukur adalah titer terhadap antigen
dapat ditegakan dengan adanya bukti infeksi streptokokus baru, dan kadar C3
I. Diagnosis banding
Diagnosis banding dari penyakit ini meliputi beberapa penyebab yang dapat
J. Pemeriksaan penunjang
Titer antistreptolisin dan anti-nikotinamid adenin dinukleotidase meningkat
komplemen hemolitik (CH50) total, C3, dan C4. Lebih dari 90% pasien
alternatif. Kadar IgG dan IgM serum meningkat pada 90% pasien GNAPS.
Terdapat tiga pemeriksaan antibodi streptokokus yang lazim dilakukan yaitu
enzim streptolisin O yang dapat merusak sel darah merah. Oleh karena
yang merupakan antibodi netralisasi. Antibodi ASO akan terdapat dalam darah
satu minggu hingga dua bulan setelah awitan infeksi. Titer ASO yang
titer ASO terjadi pada minggu ketiga setelah awitan fase akut dan 6 bulan
dapat menekan produksi ASO. Nilai normal ASO pada anak 6 bulan 2 tahun
adalah 50 Todd unit/ml, 2-4 tahun 160 Todd unit/ml, 5-12 tahun 170-330 Todd
unit/ml, dan dewasa 160 Todd unit/ml. Titer ASO akan meningkat pada 75-
80% GNAPS pasca faringitis dan pada 50% GNAPS pasca impetigo.
Pemeriksaan anti-DNAse-B (ADB) dilakukan untuk mendeteksi antigen
ASO dan ADB lebih baik daripada ASO sendiri atau ADB. Antibiotik dapat
cepat, dan tidak dipengaruhi oleh faktor yang menyebabkan positif palsu
klinis dan perjalanan penyakit. Biakan usap tenggorok dan kulit dilakukan