Ptik-3 2712100094
Ptik-3 2712100094
DAFTAR IS
1
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
I.1 Latar Belakang.................................................................................................1
I.2 Tujuan...............................................................................................................2
I.3 Manfaat.............................................................................................................2
BAB II GAGASAN.......................................................................................................3
II.1 Drainase Jalan Raya........................................................................................3
II.2 Drainase Lapangan Terbang............................................................................3
II.3 Drainase Lapangan Olahraga..........................................................................4
II.4 Teknologi Dongkrak Hidrolik.........................................................................4
II.5 Solusi yang Pernah Ditawarkan......................................................................4
II.6 Gagasan Baru yang Ditawarkan......................................................................5
II.7 Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan gagasan................................8
II.8 Langkah-langkah strategis implementasi gagasan........................................10
BAB III KESIMPULAN.............................................................................................12
III.1 Inti Gagasan.................................................................................................12
III.2 Teknik Implementasi Gagasan.....................................................................12
III.3 Prediksi Keberhasilan Gagasan..................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................v
DAFTAR TABE
2
Tabel 1 Strategi pelaksanaan Automatic Drainase Cleaning System...........................5
Tabel 2 Identifikasi Pelaksanaan, Sumber Dana dan Program Automatic Drainase
Cleaning System............................................................................................................8
Tabel 3 Peranan elemen terkait dalam pengembangan Automatic Drainase Cleaning
System.........................................................................................................................10
3
DAFTAR GAMBA
4
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki saluran air yang banyak dan kompleks. Jumlah
pemukiman dan perkotaan yang semakin meluas membuat saluran pembuangan air
atau selokan semakin dibutuhkan. Namun kebiasaan masyarakat membuang sampah
di selokan dianggap sebagai hal yang biasa, membuat kondisi selokan menjadi lebih
parah. Fungsi utama selokan sebagai tempat menampung air pun hilang, bahkan
menjadi penyebab utama banjir. Jika got, selokan, comberan, parit dan atau
sebangsanya tersumbat karena sampah, maka aliran air akan terhambat, dengan
begitu air yang tidak bisa menembus barikade sampah tersebut akan meluap dan
menggenangi di sekitar saluran air tersebut.
Hingga saat ini, penanganan dan pengelolaan sampah di sejumlah perkotaan
di Indonesia tersebut masih belum optimal. Baru 11,25% sampah di daerah perkotaan
yang diangkut oleh petugas, 63,35% sampah ditimbun/dibakar, 6,35% sampah dibuat
kompos, dan 19,05% sampah dibuang ke kali/sembarangan. Sementara untuk di
daerah pedesaan, sebanyak 19% sampah diangkut oleh petugas, 54% sampan
ditimbun/dibakar, 7% sampah dibuat kompos, dan 20% dibuang ke kali/sembarangan
(BPS, Tahun 1999).
Jika pengelolaan sampah tersebut tetap tidak ditangani dengan baik akan
dapat menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan seperti kumpulan sarnpah
dapat menjadi tempat pembiakan lalat, dan lalat ini mendorong penularan infeksi,
dapat menutup saluran air sehingga meningkatkan masalah-masalah kesehatan yang
berkaitan dengan banjir dan tanah-tanah yang tergenang air dan sebanyak 20%
sampah yang dihasilkan dibuang ke kali/sembarangan menyumbang sekitar 60% -
70% pencemaran sungai. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya pembersihan
selokan secara otomatis, sehingga pembersihan selokan lebih mudah dilakukan.
5
I.2 Tujuan
Karya tulis ini bertujuan merumuskan konsep pengembangan sistem drainase
pembersih sampah yang implementatif, efektif dan efisien dalam menyelesaikan
masalah pencemaran oleh sampah, terutama di selokan.
I.3 Manfaat
Manfaat karya tulis ini adalah memberi sebuah solusi untuk masyarakat
tentang metode terbaru pembersih sampah di selokan serta menjadi rekomendasi
terhadap pengembangan kebijakan yang mengarah pada lingkungan, khususnya
dalam pembersihan sampah serta menunjang peningkatan kualitas sistem drainase di
bidang perencanaan, lingkungan, teknologi, serta kebijakan lingkungan hidup
Indonesia.
6
BAB II GAGASAN
II.1 Drainase Jalan Raya
Drainase jalan raya dibedakan untuk perkotaan dan luar kota.Umumnya di
perkotaan dan luar perkotaan, drainase jalan raya selalu mempergunakan drainase
muka tanah (Surface drainage). Di perkotaan saluran muka tanah selalu ditutup
sebagai bahu jalan atau trotoar. Walaupun juga sebagaiman diluar perkotaan, ada juga
saluran drainase muka tanah tidak tertutup (terbuka lebar), dengan sisi atas saluran
rata dengan muka jalan sehingga air dapat masuk dengan bebas. Drainase jalan raya
perkotaan elevasi sisi atas selalu lebih tinggi dari sisi atas muka jalan .Air masuk ke
saluran melalui inflet. Inflet yang ada dapat berupa inflet tegak ataupun inflet
horizontal. Untuk jalan raya yang lurus, kemungkinan letak saluran pada sisi kiri dan
sisi kanan jalan. Jika jalan ke arah lebar miring ke arah tepi, maka saluran akan
terdapat pada sisi tepi jalan atau pada bahu jalan, sedangkan jika kemiringan arah
lebar jalan kearah median jalan maka saluran akan terdapat pada median jalan
tersebut. Jika jalan tidak lurus, menikung, maka kemiringan jalan satu arah, tidak dua
arah seperti jalan yang lurus. Kemiringan satu arah pada jalan menikung ini
menyebabkan saluran hanya pada satu sisi jalan yaitu sisi yang rendah. Untuk
menyalurkan air pada saluran ini pada jarak tertentu,direncanakan adanya pipa nol
yang diposisikan dibawah badan jalan untuk mengalirkan air dari saluran.
7
di sekeliling runway dan shoulder, harus ada saluran terbuka untuk drainase
mengalirkan air (Interception ditch) dari sis luar lapangan terbang.
8
BIRINGKANAYA, BKM-- Warga Taman Sudiang Indah Kelurahan Pai
Kecamatan Biringkanaya cukup intens melakukan kerja bakti, apalagi memasuki
musim hujan seperti sekarang ini. Mereka mengeruk dan membersihkan selokan yang
berdada di depan Taman Sudiang Indah, Minggu (25/12).
Haris (44) warga Taman Sudiang Indah mengatakan, ada beberapa selokan
dan drainase di daerah ini tidak berfungsi sama sekali alias buntu. Makanya, setiap
Sabtu dan Minggu warga melakukan kerja bakti untuk mencarikan solusi agar semua
saluran got di daerah ini bisa berfungsi normal. "Jika tidak segera ditangani,
genangan bahkan banjir terus menghantui warga Sudiang khususnya yang bermukim
di Taman Sudiang Indah," ujarnya. Ramli (49) warga Sudiang menambahkan,
drainase di Sudiang banyak yang tidak berfungsi. Itu karena sistem drainasenya yang
tidak bagus, sehingga beberapa titik terjadi genangan. Seperti di Taman Sudiang
Indah, setiap turun hujan pasti wilayah itu tergenang, sebab, sistem pembuangan
yang tidak bagus. "Tolong Dinas Pekerjaan Umum segera turun ke lapangan, melihat
langsung kondisi wilayah yang kebanjiran gara-gara sistem drainase yang jelek,"
kata Ramli.
Community development yang dilakukan oleh warga sekitar belum mampu
mengatasi masalah penyumbatan selokan secara maksimal. Warga hanya melakukan
pembersihan selokan secara tidak berkala. Ditambah lagi pemerintah, khususnya
dinas kebersihan daerah kurang respon terhadap masalah ini. Penyempitan dan
pendangkalan selokan berpotensi menimbulkan banjir. Sebenarnya masalah ini bisa
diatasi jika terdapat perencanaan berbasis teknologi yang dikembangkan maka akan
menjadi lebih sustainable. Selain itu pelaksanaannya masih terbatas pada daerah
tertentu saja. Hal ini tidak sesuai atas potensi banjir untuk suatu daerah kedepan, serta
tingkat kepedulian masyarakat untuk dikembangkan.
9
Tabel 1 Strategi pelaksanaan Automatic Drainase Cleaning System
Sasaran Strategi
Penyuluhan kepada masyarakat
Masyarakat tentang teknologi terbaru pembersihan
selokan
Penerapan teknologi mesin hidrolik
dengan penampang penyaring sampah dan
Infrastruktur endapan di selokan
Perbaikan manajemen sistem
drainase saat ini
Penerapan kebijakan pemerintah
Pemerintah
yang menunjang program internal
(sumber : hasil analisis, 2012)
Automatic Drainase Cleaning System dibuat dengan konsep seperti penyaring
sampah dari selokan secara otomatis. Alat penyaring secara memanjang, setiap satu
dongkrak memiliki penampang saringan. Penampang ini terbuat dari alumunium dan
membentuk jaring-jaring seperti alat penyaring. Diameter celah antara lubang jaring-
jaring pada penampang saringan adalah 1 centimeter Lebar penampang saringan
menyesuaikan lebar pada selokan suatu pemukiman yang akan memakai sistem ini.
Bagian dasar selokan berbentuk trapesium dengan sisi bawah mempunyai panjang 30
meter dengan jarak antara sisi bawahnya yaitu 10 meter. Alat ini terdiri dari tiga
bagian, yaitu yang pertama dongkrak hidrolik yang berfungsi untuk mengangkat bak
penampang saringan, kemudian terdapat penyangga bak penampang saringan yang
berfungsi sebagai tempat penyangga dari bak penampang saringan, berikutnya
terdapat bak penampang saringan yang berfungsi tempat berkumpulnya endapan dan
sampah pada saat terangkat keatas permukaan selokan.
10
Gambar 1 Penyangga bawah
Cara kerjanya yaitu alat penyaring dari dasar selokan diangkat keatas dengan
menggunakan dongkrak hidrolik. Jika alat ini dioperasikan maka penampang yang
terisi endapan dan sampah-sampah yang berada didalam selokan terangkat sampai
keatas permukaan air selokan. Setelah itu penampang yang berisi endapan dan
sampah bisa diambil lalu sampah beserta endapan dipindahkan ke truk pengangkut
11
sampah. Alat ini dikendalikan dengan sistem jarak jauh, jadi pengoperasian alat
penyaring otomatis ini dioperasikan satu operator dalam suatu pemukiman.
Untuk di daerah pemukiman yang selokannya tertutup oleh semen untuk jalan
tempat parkir mobil bisa diselesaikan dengan cara mengganti cor semen dengan
penutup lubang yang terbuat dari besi sehingga jika sewaktu-waktu selokan disaring
maka penutup tersebut dapat terbuka.
Strategi ini merupakan solusi yang mampu menjawab permasalahan yang
terjadi. Strategi ini mengurangi persoalan penyumbatan dan pendangkalan selokan
oleh sampah, menjadikan sistem drainase yang mampu memisahkan antara air dengan
sampahnya. Dengan adanya Automatic Drainase Cleaning System ini, masalah
penyumbatan dan pendangkalan selokan semakin cepat teratasi. Jadi, waktu pembersihan
lebih cepat daripada pembersihan yang dilakukan secara manual dan juga pembersihan bisa
dilakukan secara berkala dan tidak memerlukan lagi tenaga manusia yang banyak. Sehingga
mampu menjadi ajang aktualisasi prestasi dan penemuan anak bangsa melalui
teknologi yang dihasilkan serta mampu menjadi suatu gerakan terpola dan bermanfaat
untuk kemajuan bangsa Indonesia.
12
Tabel 2 Identifikasi Pelaksanaan, Sumber Dana dan Program Automatic Drainase Cleaning System
13
Untuk pengembangan Automatic Drainase Cleaning System sebagai dasar
sistem pembersih drainase, berikut ini merupakan pihak-pihak yang terkait dalam
penerapan Automatic Drainase Cleaning System :
Tabel 3 Peranan elemen terkait dalam pengembangan Automatic Drainase Cleaning System
N
Lembaga Peranan
o.
Melakukan riset metode penerapan Automatic
Drainase Cleaning System yang sesuai dan
1 Lembaga penelitian
mampu menyaring sampah di selokan secara
efektif.
Perombakan infrastruktur sistem drainase
2 Dinas Pekerjaan Umum
terhadap kawasan pemukiman dan perkotaan.
Melakukan riset perencanaan sistem drainase
Universitas / Institut yang sesuai dengan karakteristik pemukiman
3
Teknologi dan perkotaan di Indonesia, serta riset
mengenai teknologi mesin hidrolik.
- Kebijakan dan arahan untuk konversi sistem
drainase manual menjadi sistem pembersih
drainase otomatis
- Melakukan pelatihan tentang Automatic
4 Pemerintah Drainase Cleaning System secara bertahap
kepada teknisi.
- Memberikan bantuan dana untuk memulai
pelaksanaan Automatic Drainase Cleaning
System
(Sumber : berbagai sumber dan analisis, 2012)
14
II.8 Langkah-langkah strategis implementasi gagasan
Gagasan peningkatan nilai jual sampah ini dapat diimplementaskan dengan
baik apabila didukung oleh hal-hal strategis sebagai berikut :
Adanya riset berkelanjutan dalam pengembangan Automatic Drainase Cleaning
System di Indonesia.
Pemerintah menggandeng lembaga surveyor untuk mendapatkan data spesifik
karakteristik wilayah pemukiman dan perkotaan tehadap sistem pembersih drainase
otomatis yang akan diterapkan.
Penegasan kembali aturan dalam UU No 27 tahun 2008 tentang Corporate
Social Responsibility perusahaan mengenai kemanfaatan aliran dana CSR. Pembuatan
kebijakan penyaluran dari pemerintah dapat dilakukan apabila dana tidak terdistribusi
dengan baik.
Adanya pertimbangan pembuatan UU yang mengatur bahwa penemuan yang
bermanfaat bagi hajat hidup orang banyak dapat dikelola oleh Negara, dengan tidak
mengabaikan kompensasi untuk penemunya.
Komitmen antara pemerintah dan masyarakat untuk menjadikan Indonesia
mampu menjaga dan merawat sistem pembersih drainase otomatis yang akan
diterapkan sehingga infrastruktur tersebut tetap berfungsi maksimal.
Diperlukan riset atau cost and benefit analysis untuk memperjelas tujuan,
biaya, manfaat, dan dampak dari penerapan Automatic Drainase Cleaning System agar
dapat meyakinkan para stakeholder yang melihat peluang ini.
15
BAB III KESIMPULAN
III.1 Inti Gagasan
Gagasan perencanaan Automatic Drainase Cleaning System ini pada dasarnya
meliputi penerapan perbaikan sistem drainase, community development berbasis
teknologi pengairan, penerapan teknologi lokal karya anak bangsa secara
menyeluruh, perencanaan kawasan yang terintegrasi dengan Automatic Drainase
Cleaning System, penyusunan kebijakan pemerintah yang menunjang keberlangsungan
program, penerapan mesin hidrolik dalam sistem drainase.
16
III.3 Prediksi Keberhasilan Gagasan
Gagasan perencanaan dan pelaksanaan Automatic Drainase Cleaning System
dalam suatu kawasan pada awalnya membutuhkan dana besar namun jika ini
dilakukan secara berkala maka pengeluaran suatu pemukiman lebih hemat.Jika
dilakukan secara kerja bakti pengerjaanya berbeda-beda tergantung wilayahnya.Dan
di wilayah-wilayah kota besar jarang melakukan kerja bakti karena sibuknya aktivitas
perkotaan.maka dengan adanya Automatic Drainase Cleaning System ini juga mampu
membantu pekerjaan masyarakat maupun pemerintah terkait menjadi lebih ringan
karena sistem pembersihan ini dilakukan secara otomatis.Dengan demikian maka
dampak yang di timbulkan oleh pendangkalan dan penyumbatan selokan dapat
teratasi.Harga dongkrak hidrolik motor sekitar Rp3.500.000,-.Di bandingkan dengan
mengeluarkan uang sebesar Rp800.000,- untuk membiayai tiap seorang petugas
kebersihan.Sedangkan perawatan untuk dongkrak hidrolik hanya memerlukan oli agar
dongkrak hidrolik tidak aus.Harga oli Rp 50.000,- di ganti tiap satu bulan sekali.Jika
gagasan ini diterapkan secara massive dan konsisten diseluruh penjuru Indonesia,
maka segera Indonesia akan mempunyai kawasan yang tertata sistem drainasenya dan
seluruh kawasan di Indonesia menjadi lingkungan yang bebas banjir.
17
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Ir. Suripin, M. E. (2004). Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan.
Yogyakarta: penerbit ANDI.
Wesli. (2008). Drainase Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
18