Anda di halaman 1dari 18

Sistem Drainase Perkotaan

SUTOYO SOMO WIDJOJO

DAFTAR IS

1
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
I.1 Latar Belakang.................................................................................................1
I.2 Tujuan...............................................................................................................2
I.3 Manfaat.............................................................................................................2
BAB II GAGASAN.......................................................................................................3
II.1 Drainase Jalan Raya........................................................................................3
II.2 Drainase Lapangan Terbang............................................................................3
II.3 Drainase Lapangan Olahraga..........................................................................4
II.4 Teknologi Dongkrak Hidrolik.........................................................................4
II.5 Solusi yang Pernah Ditawarkan......................................................................4
II.6 Gagasan Baru yang Ditawarkan......................................................................5
II.7 Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan gagasan................................8
II.8 Langkah-langkah strategis implementasi gagasan........................................10
BAB III KESIMPULAN.............................................................................................12
III.1 Inti Gagasan.................................................................................................12
III.2 Teknik Implementasi Gagasan.....................................................................12
III.3 Prediksi Keberhasilan Gagasan..................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................v

DAFTAR TABE

2
Tabel 1 Strategi pelaksanaan Automatic Drainase Cleaning System...........................5
Tabel 2 Identifikasi Pelaksanaan, Sumber Dana dan Program Automatic Drainase
Cleaning System............................................................................................................8
Tabel 3 Peranan elemen terkait dalam pengembangan Automatic Drainase Cleaning
System.........................................................................................................................10

3
DAFTAR GAMBA

Gambar 1 Penyangga bawah.........................................................................................6


Gambar 2 Desain saringan.............................................................................................7
Gambar 3 Bagian-bagian alat dalam Automatic Drainase Cleaning System...............7
Gambar 4 Cara Kerja Automatic Drainase Cleaning System........................................8

4
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki saluran air yang banyak dan kompleks. Jumlah
pemukiman dan perkotaan yang semakin meluas membuat saluran pembuangan air
atau selokan semakin dibutuhkan. Namun kebiasaan masyarakat membuang sampah
di selokan dianggap sebagai hal yang biasa, membuat kondisi selokan menjadi lebih
parah. Fungsi utama selokan sebagai tempat menampung air pun hilang, bahkan
menjadi penyebab utama banjir. Jika got, selokan, comberan, parit dan atau
sebangsanya tersumbat karena sampah, maka aliran air akan terhambat, dengan
begitu air yang tidak bisa menembus barikade sampah tersebut akan meluap dan
menggenangi di sekitar saluran air tersebut.
Hingga saat ini, penanganan dan pengelolaan sampah di sejumlah perkotaan
di Indonesia tersebut masih belum optimal. Baru 11,25% sampah di daerah perkotaan
yang diangkut oleh petugas, 63,35% sampah ditimbun/dibakar, 6,35% sampah dibuat
kompos, dan 19,05% sampah dibuang ke kali/sembarangan. Sementara untuk di
daerah pedesaan, sebanyak 19% sampah diangkut oleh petugas, 54% sampan
ditimbun/dibakar, 7% sampah dibuat kompos, dan 20% dibuang ke kali/sembarangan
(BPS, Tahun 1999).
Jika pengelolaan sampah tersebut tetap tidak ditangani dengan baik akan
dapat menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan seperti kumpulan sarnpah
dapat menjadi tempat pembiakan lalat, dan lalat ini mendorong penularan infeksi,
dapat menutup saluran air sehingga meningkatkan masalah-masalah kesehatan yang
berkaitan dengan banjir dan tanah-tanah yang tergenang air dan sebanyak 20%
sampah yang dihasilkan dibuang ke kali/sembarangan menyumbang sekitar 60% -
70% pencemaran sungai. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya pembersihan
selokan secara otomatis, sehingga pembersihan selokan lebih mudah dilakukan.

5
I.2 Tujuan
Karya tulis ini bertujuan merumuskan konsep pengembangan sistem drainase
pembersih sampah yang implementatif, efektif dan efisien dalam menyelesaikan
masalah pencemaran oleh sampah, terutama di selokan.

I.3 Manfaat
Manfaat karya tulis ini adalah memberi sebuah solusi untuk masyarakat
tentang metode terbaru pembersih sampah di selokan serta menjadi rekomendasi
terhadap pengembangan kebijakan yang mengarah pada lingkungan, khususnya
dalam pembersihan sampah serta menunjang peningkatan kualitas sistem drainase di
bidang perencanaan, lingkungan, teknologi, serta kebijakan lingkungan hidup
Indonesia.

6
BAB II GAGASAN
II.1 Drainase Jalan Raya
Drainase jalan raya dibedakan untuk perkotaan dan luar kota.Umumnya di
perkotaan dan luar perkotaan, drainase jalan raya selalu mempergunakan drainase
muka tanah (Surface drainage). Di perkotaan saluran muka tanah selalu ditutup
sebagai bahu jalan atau trotoar. Walaupun juga sebagaiman diluar perkotaan, ada juga
saluran drainase muka tanah tidak tertutup (terbuka lebar), dengan sisi atas saluran
rata dengan muka jalan sehingga air dapat masuk dengan bebas. Drainase jalan raya
perkotaan elevasi sisi atas selalu lebih tinggi dari sisi atas muka jalan .Air masuk ke
saluran melalui inflet. Inflet yang ada dapat berupa inflet tegak ataupun inflet
horizontal. Untuk jalan raya yang lurus, kemungkinan letak saluran pada sisi kiri dan
sisi kanan jalan. Jika jalan ke arah lebar miring ke arah tepi, maka saluran akan
terdapat pada sisi tepi jalan atau pada bahu jalan, sedangkan jika kemiringan arah
lebar jalan kearah median jalan maka saluran akan terdapat pada median jalan
tersebut. Jika jalan tidak lurus, menikung, maka kemiringan jalan satu arah, tidak dua
arah seperti jalan yang lurus. Kemiringan satu arah pada jalan menikung ini
menyebabkan saluran hanya pada satu sisi jalan yaitu sisi yang rendah. Untuk
menyalurkan air pada saluran ini pada jarak tertentu,direncanakan adanya pipa nol
yang diposisikan dibawah badan jalan untuk mengalirkan air dari saluran.

II.2 Drainase Lapangan Terbang


Drainase lapangan terbang pembahasannya difokuskan pada draibase area run
way dan shoulder karena runway dan shoulder merupakan area yang sulit diresapi,
maka analisis kapasitas / debit hujan memepergunakan formola drainase muka tanah
atau surface drainage. Kemiringan keadaan melintang untuk runway umumnya lebih
kecil atau samadengan 1,50 % , kemiringan shoulder ditentukan antara 2,50 % sampai
5 %.Kemiringan kea rah memanjang ditentukan sebesar lebih kecil atau sama dengan
0,10 %, ketentuan dari FAA. Amerika Serikat, genangan air di permukaan runway
maksimum 14 cm, dan harus segera dialirkan. Di sekeliling pelabuhan udara terutama

7
di sekeliling runway dan shoulder, harus ada saluran terbuka untuk drainase
mengalirkan air (Interception ditch) dari sis luar lapangan terbang.

II.3 Drainase Lapangan Olahraga


Drainase lapangan olahraga direncanakan berdasarkan infiltrasi atau resapan
air hujan pada lapisan tanah, tidak run of pada muka tanah (sub surface drainage)
tidak boleh terjadi genangan dan tidak boleh tererosi.Kemiringan lapangan harus
lebih kecil atau sama dengan 0,007. Rumput di lapangan sepakbola harus tumbuh dan
terpelihara dengan baik. Batas antara keliling lapangan sepakbola dengan lapangan
jalur atletik harus ada collector drain.

II.4 Teknologi Dongkrak Hidrolik


Dongkrak hidrolik adalah jenis pesawat dengan prinsip hukum pascal yang
berguna untuk memperingan kerja. Dongkrak ini merupakan system bejana
berhubungan (2 tabung) yang berbeda luas penampangnya. Dengan menaik turunkan
piston, maka tekanan pada tabung pertama akan dipindahkan ke tabung kedua
sehingga dapat mengangkat beban yang berat. definisi dongkrak hidrolik adalah jenis
pesawat dengan prinsip hukum pascal yang berguna untuk memperingan kerja.
Dongkrak ini merupakan system bejana berhubungan (2 tabung) yang berbeda luas
penampangnya. Dengan menaik turunkan piston, maka tekanan pada tabung pertama
akan dipindahkan ke tabung kedua sehingga dapat mengangkat beban yang berat.

II.5 Solusi yang Pernah Ditawarkan


Upaya community development salah satunya telah dilakukan oleh Warga
Taman Sudiang Indah Kelurahan Pai Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi
Selatan. Berikut merupakan cuplikan berita tentang pelaksanaan community
development di Kelurahan Pai Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan.
(sumber : http://www.beritakotamakassar.com, 2011)

8
BIRINGKANAYA, BKM-- Warga Taman Sudiang Indah Kelurahan Pai
Kecamatan Biringkanaya cukup intens melakukan kerja bakti, apalagi memasuki
musim hujan seperti sekarang ini. Mereka mengeruk dan membersihkan selokan yang
berdada di depan Taman Sudiang Indah, Minggu (25/12).
Haris (44) warga Taman Sudiang Indah mengatakan, ada beberapa selokan
dan drainase di daerah ini tidak berfungsi sama sekali alias buntu. Makanya, setiap
Sabtu dan Minggu warga melakukan kerja bakti untuk mencarikan solusi agar semua
saluran got di daerah ini bisa berfungsi normal. "Jika tidak segera ditangani,
genangan bahkan banjir terus menghantui warga Sudiang khususnya yang bermukim
di Taman Sudiang Indah," ujarnya. Ramli (49) warga Sudiang menambahkan,
drainase di Sudiang banyak yang tidak berfungsi. Itu karena sistem drainasenya yang
tidak bagus, sehingga beberapa titik terjadi genangan. Seperti di Taman Sudiang
Indah, setiap turun hujan pasti wilayah itu tergenang, sebab, sistem pembuangan
yang tidak bagus. "Tolong Dinas Pekerjaan Umum segera turun ke lapangan, melihat
langsung kondisi wilayah yang kebanjiran gara-gara sistem drainase yang jelek,"
kata Ramli.
Community development yang dilakukan oleh warga sekitar belum mampu
mengatasi masalah penyumbatan selokan secara maksimal. Warga hanya melakukan
pembersihan selokan secara tidak berkala. Ditambah lagi pemerintah, khususnya
dinas kebersihan daerah kurang respon terhadap masalah ini. Penyempitan dan
pendangkalan selokan berpotensi menimbulkan banjir. Sebenarnya masalah ini bisa
diatasi jika terdapat perencanaan berbasis teknologi yang dikembangkan maka akan
menjadi lebih sustainable. Selain itu pelaksanaannya masih terbatas pada daerah
tertentu saja. Hal ini tidak sesuai atas potensi banjir untuk suatu daerah kedepan, serta
tingkat kepedulian masyarakat untuk dikembangkan.

II.6 Gagasan Baru yang Ditawarkan


Berdasarkan fakta empiris yang ada dan solusi yang pernah ditawarkan, maka
upaya terobosan untuk membersihkan selokan secara efektif dilakukan melalui
strategi sebagai berikut :

9
Tabel 1 Strategi pelaksanaan Automatic Drainase Cleaning System

Sasaran Strategi
Penyuluhan kepada masyarakat
Masyarakat tentang teknologi terbaru pembersihan
selokan
Penerapan teknologi mesin hidrolik
dengan penampang penyaring sampah dan
Infrastruktur endapan di selokan
Perbaikan manajemen sistem
drainase saat ini
Penerapan kebijakan pemerintah
Pemerintah
yang menunjang program internal
(sumber : hasil analisis, 2012)
Automatic Drainase Cleaning System dibuat dengan konsep seperti penyaring
sampah dari selokan secara otomatis. Alat penyaring secara memanjang, setiap satu
dongkrak memiliki penampang saringan. Penampang ini terbuat dari alumunium dan
membentuk jaring-jaring seperti alat penyaring. Diameter celah antara lubang jaring-
jaring pada penampang saringan adalah 1 centimeter Lebar penampang saringan
menyesuaikan lebar pada selokan suatu pemukiman yang akan memakai sistem ini.
Bagian dasar selokan berbentuk trapesium dengan sisi bawah mempunyai panjang 30
meter dengan jarak antara sisi bawahnya yaitu 10 meter. Alat ini terdiri dari tiga
bagian, yaitu yang pertama dongkrak hidrolik yang berfungsi untuk mengangkat bak
penampang saringan, kemudian terdapat penyangga bak penampang saringan yang
berfungsi sebagai tempat penyangga dari bak penampang saringan, berikutnya
terdapat bak penampang saringan yang berfungsi tempat berkumpulnya endapan dan
sampah pada saat terangkat keatas permukaan selokan.

10
Gambar 1 Penyangga bawah

Gambar 2 Desain saringan

Dan dapat dibelah menjadi 2(agar lebih ringan)

Gambar 3 Bagian-bagian alat dalam Automatic Drainase Cleaning System

Cara kerjanya yaitu alat penyaring dari dasar selokan diangkat keatas dengan
menggunakan dongkrak hidrolik. Jika alat ini dioperasikan maka penampang yang
terisi endapan dan sampah-sampah yang berada didalam selokan terangkat sampai
keatas permukaan air selokan. Setelah itu penampang yang berisi endapan dan
sampah bisa diambil lalu sampah beserta endapan dipindahkan ke truk pengangkut

11
sampah. Alat ini dikendalikan dengan sistem jarak jauh, jadi pengoperasian alat
penyaring otomatis ini dioperasikan satu operator dalam suatu pemukiman.

Gambar 4 Cara Kerja Automatic Drainase Cleaning System

Untuk di daerah pemukiman yang selokannya tertutup oleh semen untuk jalan
tempat parkir mobil bisa diselesaikan dengan cara mengganti cor semen dengan
penutup lubang yang terbuat dari besi sehingga jika sewaktu-waktu selokan disaring
maka penutup tersebut dapat terbuka.
Strategi ini merupakan solusi yang mampu menjawab permasalahan yang
terjadi. Strategi ini mengurangi persoalan penyumbatan dan pendangkalan selokan
oleh sampah, menjadikan sistem drainase yang mampu memisahkan antara air dengan
sampahnya. Dengan adanya Automatic Drainase Cleaning System ini, masalah
penyumbatan dan pendangkalan selokan semakin cepat teratasi. Jadi, waktu pembersihan
lebih cepat daripada pembersihan yang dilakukan secara manual dan juga pembersihan bisa
dilakukan secara berkala dan tidak memerlukan lagi tenaga manusia yang banyak. Sehingga
mampu menjadi ajang aktualisasi prestasi dan penemuan anak bangsa melalui
teknologi yang dihasilkan serta mampu menjadi suatu gerakan terpola dan bermanfaat
untuk kemajuan bangsa Indonesia.

II.7 Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan gagasan


Gagasan ini dapat terwujud melalui partisipasi aktif pihak-pihak sebagai
berikut :

12
Tabel 2 Identifikasi Pelaksanaan, Sumber Dana dan Program Automatic Drainase Cleaning System

Pelaksana Sumber dana Program yang diterapkan


Penggunaan teknologi
Alokasi dana APBN dan mesin hidrolik penyaring
Dinas Perairan Daerah APBD pemerintah untuk sampah yang menyeluruh
pengembangan daerah dalam rencana selokan
yang akan dikembangkan
Pengajuan usulan
community development
sebagai program CSR
perusahaan yang Pelatihan perawatan &
berkelanjutan (peluang penyuluhan perencanaan
LSM (Lembaga Swadaya
besar mendapatkan 3% Automatic Drainase
masyarakat)
dari total keuntungan Cleaning System kepada
perusahaan sesuai UU masyarakat.
No. 27 tahun 2008
tentang program CSR
perusahaan)
Pelatihan & pelaksanaan
pembuatan sistem
Kalangan akademisi Dana pinjaman dengan drainase berbasis mesin
(mahasiswa/Perguruan bunga rendah dari bank hidrolik kepada teknisi,
Tinggi) milik pemerintah serta peluang kerjasama
dengan perusahaan
properti
Pelatihan & pelaksanaan
pembuatan Automatic
Dinas Pekerjaan Umum APBN
Drainase Cleaning
System

(sumber : hasil analisis, 2012)

13
Untuk pengembangan Automatic Drainase Cleaning System sebagai dasar
sistem pembersih drainase, berikut ini merupakan pihak-pihak yang terkait dalam
penerapan Automatic Drainase Cleaning System :

Tabel 3 Peranan elemen terkait dalam pengembangan Automatic Drainase Cleaning System

N
Lembaga Peranan
o.
Melakukan riset metode penerapan Automatic
Drainase Cleaning System yang sesuai dan
1 Lembaga penelitian
mampu menyaring sampah di selokan secara
efektif.
Perombakan infrastruktur sistem drainase
2 Dinas Pekerjaan Umum
terhadap kawasan pemukiman dan perkotaan.
Melakukan riset perencanaan sistem drainase
Universitas / Institut yang sesuai dengan karakteristik pemukiman
3
Teknologi dan perkotaan di Indonesia, serta riset
mengenai teknologi mesin hidrolik.
- Kebijakan dan arahan untuk konversi sistem
drainase manual menjadi sistem pembersih
drainase otomatis
- Melakukan pelatihan tentang Automatic
4 Pemerintah Drainase Cleaning System secara bertahap
kepada teknisi.
- Memberikan bantuan dana untuk memulai
pelaksanaan Automatic Drainase Cleaning
System
(Sumber : berbagai sumber dan analisis, 2012)

14
II.8 Langkah-langkah strategis implementasi gagasan
Gagasan peningkatan nilai jual sampah ini dapat diimplementaskan dengan
baik apabila didukung oleh hal-hal strategis sebagai berikut :
Adanya riset berkelanjutan dalam pengembangan Automatic Drainase Cleaning
System di Indonesia.
Pemerintah menggandeng lembaga surveyor untuk mendapatkan data spesifik
karakteristik wilayah pemukiman dan perkotaan tehadap sistem pembersih drainase
otomatis yang akan diterapkan.
Penegasan kembali aturan dalam UU No 27 tahun 2008 tentang Corporate
Social Responsibility perusahaan mengenai kemanfaatan aliran dana CSR. Pembuatan
kebijakan penyaluran dari pemerintah dapat dilakukan apabila dana tidak terdistribusi
dengan baik.
Adanya pertimbangan pembuatan UU yang mengatur bahwa penemuan yang
bermanfaat bagi hajat hidup orang banyak dapat dikelola oleh Negara, dengan tidak
mengabaikan kompensasi untuk penemunya.
Komitmen antara pemerintah dan masyarakat untuk menjadikan Indonesia
mampu menjaga dan merawat sistem pembersih drainase otomatis yang akan
diterapkan sehingga infrastruktur tersebut tetap berfungsi maksimal.
Diperlukan riset atau cost and benefit analysis untuk memperjelas tujuan,
biaya, manfaat, dan dampak dari penerapan Automatic Drainase Cleaning System agar
dapat meyakinkan para stakeholder yang melihat peluang ini.

15
BAB III KESIMPULAN
III.1 Inti Gagasan
Gagasan perencanaan Automatic Drainase Cleaning System ini pada dasarnya
meliputi penerapan perbaikan sistem drainase, community development berbasis
teknologi pengairan, penerapan teknologi lokal karya anak bangsa secara
menyeluruh, perencanaan kawasan yang terintegrasi dengan Automatic Drainase
Cleaning System, penyusunan kebijakan pemerintah yang menunjang keberlangsungan
program, penerapan mesin hidrolik dalam sistem drainase.

III.2 Teknik Implementasi Gagasan


Langkah-langkah implementasi untuk mewujudkan gagasan Automatic
Drainase Cleaning System ini adalah :
1. Identifikasi potensi pengembangan kawasan sesuai skala prioritas tiap propinsi
2. Melakukan pendekatan secara gradual (bertahap) kepada tokoh masyarakat
sebagai awal pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat
3. Konsultasi permasalahan system drainase & sosialisasi keseluruhan program
community development yang akan dilaksanakan
4. Melakukan kemitraan strategis dengan perusahaan yang memiliki program dana
CSR (Corporate Social responsibility) sebagai modal awal pengembangan
5. Penanaman kepercayaan kepada masyarakat (trust) bakal menjadi lebih baik jika
dilakukannya community development
6. Melakukan mekanisme koordinasi dengan membagi tugas secara jelas, termasuk
pembagian keuntungan yang tidak merugikan salah satu pihak
7. Melakukan Pemetaan daerah potensial pengembangan Automatic Drainase
Cleaning System dalam kawasan yang dituju
8. Mobilisasi warga untuk melaksanakan program yang di sepakati bersama
9. Melakukan mekanisme evaluasi secara periodik dan profesional

16
III.3 Prediksi Keberhasilan Gagasan
Gagasan perencanaan dan pelaksanaan Automatic Drainase Cleaning System
dalam suatu kawasan pada awalnya membutuhkan dana besar namun jika ini
dilakukan secara berkala maka pengeluaran suatu pemukiman lebih hemat.Jika
dilakukan secara kerja bakti pengerjaanya berbeda-beda tergantung wilayahnya.Dan
di wilayah-wilayah kota besar jarang melakukan kerja bakti karena sibuknya aktivitas
perkotaan.maka dengan adanya Automatic Drainase Cleaning System ini juga mampu
membantu pekerjaan masyarakat maupun pemerintah terkait menjadi lebih ringan
karena sistem pembersihan ini dilakukan secara otomatis.Dengan demikian maka
dampak yang di timbulkan oleh pendangkalan dan penyumbatan selokan dapat
teratasi.Harga dongkrak hidrolik motor sekitar Rp3.500.000,-.Di bandingkan dengan
mengeluarkan uang sebesar Rp800.000,- untuk membiayai tiap seorang petugas
kebersihan.Sedangkan perawatan untuk dongkrak hidrolik hanya memerlukan oli agar
dongkrak hidrolik tidak aus.Harga oli Rp 50.000,- di ganti tiap satu bulan sekali.Jika
gagasan ini diterapkan secara massive dan konsisten diseluruh penjuru Indonesia,
maka segera Indonesia akan mempunyai kawasan yang tertata sistem drainasenya dan
seluruh kawasan di Indonesia menjadi lingkungan yang bebas banjir.

17
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Ir. Suripin, M. E. (2004). Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan.
Yogyakarta: penerbit ANDI.
Wesli. (2008). Drainase Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

18

Anda mungkin juga menyukai