1
Jurusan Ilmu Kelautan, Koordinatorat Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala, Indonesia
2
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Syiah Kuala, Indonesia
Abstrak - Telah dilakukan penelitian simulasi hidrodinamika 2D resolusi tinggi menggunakan syarat batas TMD
(Tide Model Driver) di perairan Ulee Lheue, Banda Aceh pada awal April hingga pertengahan Juni 2008. Penelitian
ini bertujuan untuk melakukan sebuah simulasi arus akibat pasang surut pada perairan pantai Ulee Lheue dengan
koordinat 950 15 30 BT - 950 18 00 BT dan 050 33 00 LU - 050 35 00 LU menggunakan persamaan
hidrodinamika 2D horizontal. Diskritisasi persamaan hidrodinamika penelitian ini dilakukan menggunakan metode
eksplisit beda hingga. Verifikasi pasang surut dibandingkan dengan pengukuran lapangan dengan selang waktu t
30 detik tgl 3 Juni 2008 dan dibandingkan dengan data Dishidros TNI AL. Sedangkan verifikasi arus pasang surut
hanya dilakukan dengan membandingkan antara hasil simulasi dan hasil simulasi berdasarkan komponen harmonik
pasang surut Rizal (2004) pada bulan April 2008. Hasil penelitian menunjukkan pola pasang surut yang konsisten
antara grafik hasil model dengan data lapangan dengan persentase error sebesar 9,1 %. Arus pasang surut bergerak
dengan arah yang saling bertolak belakang pada saat surut menuju pasang dan saat pasang menuju surut. Kecepatan
arus maksimum terjadi saat pasang menuju surut pada kondisi spring tide (0,038 m/s) sedangkan kecepatan arus
minimum terjadi saat pasang pada kondisi neap tide (0,007 m/s).
619
Muhamad Nazir dkk/ Jurnal Gradien Vol. 7 No. 1 Januari 2011 : 612-621
by rv u v 2 2
(7
n
v *i , j vin, j vin1, j vin, j 1 vin1, j 1 / 4
dengan Densitas air laut (=1,025 kg/m ), 3
r Cf
Hxi , j
1
2
hi , j in, j hi 1, j in1, j
Persamaan momentum arah y:
koefisien gesekan dasar, f Coriolis ( 2 sin ), t n t
Lintang geografis (rad), kecepatan sudut rotasi
vin, j 1 vin, j u i, j vin1, j vin1, j vin, j vin, j 1 vin, j 1
2x 2y
bumi (=7,29 x 10-3 rad/dt), t waktu (s), x, y
koordinat kartesian arah barat - timur dan utara gt n 1 n 1
n 2
t r vin, j u *i, j vin, j
2
i , j 1 i , j n
tfu *i, j
(10
selatan dan Ah Viskositas eddy horizontal (m /s). 2
x Hyi, j
Solusi numerik persamaan hidrodinamika diselesaikan vi 1, j vi 1, j 4vi, j vi, j 1 vi, j 1
tAh
dengan menggunakan metode eksplisit beda pusat
y 2
untuk turunan terhadap ruang dan beda maju untuk
turunan terhadap waktu. Sedangkan kestabilan
dengan:
numerik pada metode ini ditentukan oleh kriteria
n
u *i , j uin, j uin1, j uin, j 1 uin1, j 1 / 4
618
Muhamad Nazir dkk/ Jurnal Gradien Vol. 7 No. 1 Januari 2011 : 612-621
Hyi , j
1
2
hi , j in, j hi , j 1 in, j 1 persaman kontinuitas dan Hukum Newton II atau
sering disebut hukum kekekalan momentum. Hukum
ini menyatakan bahwa perubahan momentum terhadap
Persamaan kontinuitas: waktu sama dengan total gaya yang bekerja.
Proses Simulasi dimulai dengan mempersiapkan data inilah yang akan dibaca oleh komputer pada saat
batimetri, dan data elevasi muka air di daerah batas simulasi berlangsung. Proses perhitungan saat
terbuka yang telah diinterpolasi sebagai data masukan simulasi merupakan proses iterasi setiap satu detik.
yang disimpan dalam bentuk *.txt (file teks). File Proses simulasi akan terhenti sampai mencapai batas
618
Muhamad Nazir dkk/ Jurnal Gradien Vol. 7 No. 1 Januari 2011 : 612-621
waktu yang telah ditentukan di awal simulasi. (vektor arus) di setiap sel, sedangkan data elevasi
Simulasi dilakukan selama 75 hari (6.480.000 detik) hasil simulasi akan disimpan setiap lima menit sekali
dari tanggal 1 April 2008 hingga 14 Juni 2008. pada sel.
Nilai awal dalam model ini adalah nol untuk
kecepatan dan elevasi di semua grid. Syarat batas Hasil simulasi pasut dari model kecil ini diverifikasi
yang diterapkan di batas terbuka (laut) adalah elevasi dengan data pengukuran lapangan dan dengan
hasil interpolasi data peramalan TMD (Tide Model simulasi model berdasarkan komponen harmonik
Driver) ke setiap titik syarat batas. Sedang pada pasut [10] sedangkan sirkulasi arus hanya
syarat batas tertutup (darat) diterapkan kecepatan arah dibandingkan dengan simulasi model berdasarkan
normalnya sama dengan nol. Untuk mengontrol komponen harmonik pasut [10]. Koreksi amplitudo
perhitungan di sel tertentu, seperti daerah yang dan fasa komponen pasut berdasarkan data tahunan
memiliki kedalaman nol (daratan), maka dalam yang diprediksi U.S.Army Corps of Engineers [11].
perhitungan dibuatkan suatu prosedur, sehingga Daerah simulasi model yaitu 95 0 15 30 BT - 950 18
proses perhitungan hanya terjadi di perairan saja atau 00 BT dan 050 33 00 LU - 050 35 00 LU
sel yang mempunyai kedalaman di atas nol. (Gambar 3). Adapun luas daerah model kecil adalah
Hasil simulasi yang berupa kecepatan u, v dan 4600 meter x 4200 meter dengan lebar sel (grid)
elevasi muka air pada iterasi tertentu disimpan x y 100 m , Ah (viskositas eddy horizontal) =
2000 m2/detik, t (selang waktu)=1 detik dan
dalam bentuk matriks pada saat surut menuju pasang,
koefisien gesekan dasar r = 0,001 0,003.
pasang, pasang menuju surut dan saat air surut pada
kondisi neap tide dan spring tide. File kecepatan dan
elevasi juga disimpan dalam bentuk *.txt. Pola arus
pasut akan digambarkan dalam bentuk garis panah
618
Muhamad Nazir dkk/ Jurnal Gradien Vol. 7 No. 1 Januari 2011 : 612-621
3. Hasil dan Pembahasan Kondisi pada saat mencapai surut terendah (Gambar
7), tampak pola arus pasut bergerak keluar perairan
3.1 Pola Arus Pasang Surut Ulee Lheue ke utara dan timur laut dengan kecepatan
Pola arus pasang surut (pasut) di perairan Ulee hampir mendekati nol. Seperti halnya saat pasang
Lheue disimulasikan pada kondisi air pasang tertinggi, jika dilihat dari arah panah rata-rata, arus
(flood tide) dan kondisi air surut (ebb tide) serta bergerak relatif lambat dengan kecepatan arus pasut
keadaan diantara keduanya, yaitu pada saat surut maksimum sebesar 0,009847m/s. Hal ini sesuai
menuju pasang dan pada saat pasang menuju dengan referensi [8], yang menyatakan bahwa
surut dalam dua kasus. Kasus pertama yaitu pada kecepatan arus pasang surut minimum atau efektif nol
saat neap tide dan kasus kedua pada saat posisi terjadi saat air tinggi atau air rendah (slack waters).
pasut spring tide. Data kecepatan arus pasut hasil Pada saat-saat tersebut terjadi perubahan arah arus
simulasi berupa kecepatan rata-rata untuk seluruh pasang surut. Kecepatan arah arus maksimum terjadi
kolom perairan yang diintegrasikan terhadap pada saat-saat antara air tinggi dan air rendah. Dalam
kedalaman, yaitu integrasi arus dari dasar hal ini kecepatan arus pasang menuju surut lebih
perairan hingga ke muka air laut. besar dibandingkan saat surut.
Pendekatan persamaan Hidrodinamika 2D dengan
menggunakan solusi numerik persamaan 9-10, maka
dibuat program komputer dengan bahasa Fortran dan
Matlab, hasilnya disajikan dalam bentuk visualisasi.
Hasil visualisasi tersebut ditunjukkan pada Gambar 4,
5, 6, 7.
618
Muhamad Nazir dkk/ Jurnal Gradien Vol. 7 No. 1 Januari 2011 : 612-621
618
Muhamad Nazir dkk/ Jurnal Gradien Vol. 7 No. 1 Januari 2011 : 612-621
3.2 Verifikasi Model Hidrodinamika Mei 2008 dan bulan Juni 2008. Untuk lebih jelasnya,
pola pasang surut pada bulan April, Mei dan Juni
3.2.1 Pola pasang surut dapat dilihat pada Gambar 12, 13 dan 14 berikut:
Pola pasang surut di perairan Ulee Lheue pada bulan
April 2008 berbeda dengan pola pasang surut bulan
Gambar 12. Pola pasang surut Ulee Lheue bulan April 2008
Gambar 13. Pola pasang surut Ulee Lheue bulan Mei 2008
Gambar 14. Pola pasang surut Ulee Lheue tanggal 1-14 Juni 2008
618
Jurnal Gradien Vol.7 No.1 Januari 2011 : 612-621
Pola pasang surut ditunjukkan pada Gambar 12-14. komponen harmonik [2]. Hasil pasang surut tersebut
Pola pasang surut kondisi spring tide mulai tanggal 4 menunjukkan kesesuaian (Gambar 12-14).
10 April 2008, 18 23 April 2008, 2 8 Mei 2008,
17 23 Mei 2008 dan 1 7 Juni 2008. Sedangkan 3.2.2 Pola arus pasang surut
kondisi neap tide terjadi tanggal 10 15 April 2008,
24 30 April 2008, 9 16 Mei 2008, 24 30 Mei Pola arus pasang surut yang dibandingkan adalah
2008 dan 9 14 Juni 2008. simulasi penelitian ini dengan penelitian Rizal, 2004.
Jika dilihat dari pola yang dihasilkan telah mendekati,
Hal ini dipengaruhi oleh kombinasi pengaruh pasang namun terlihat perbedaan fase/waktu antara simulasi
surut bulan dan pasang surut matahari. Kombinasi penelitian ini dengan simulasi penelitian Rizal, 2004
pengaruh pasang surut bulan dan pasang surut (Gambar 15). Hal ini disebabkan beberapa hal, antara
matahari dapat memperbesar atau memperkecil tinggi lain; simulasi ini menggunakan persamaan
pasang surut yang terjadi. Pada bulan baru (new Hidrodinamika 2D sedangkan Rizal (2004)
moon) dan bulan purnama (full moon) dimana bumi, menggunakan simulasi dengan persamaan
bulan dan matahari berada dalam satu garis, pasang Hidrodinamika 3D. Koordinat pencuplikan arus
surut oleh bulan diperkuat oleh pasang surut pasang surut yang juga berbeda antara simulasi
matahari. Pada waktu-waktu ini pasang surut yang penelitian ini dengan simulasi yang dilakukan Rizal,
terjadi mempunyai tinggi yang maksimum, dan 2004. Koordinat simulasi arus pasang surut penelitian
disebut "pasang purnama" (spring tide). Pada kuartir ini adalah 5 35 LU 95 15 30 BT, sedangkan
pertama dan kuartir ketiga dimana posisi bulan, bumi koordinat penelitian Rizal (2004), terletak pada 5 30
tegak lurus matahari, pasang surut oleh bulan LU 95 30 BT. Selain itu, kecepatan arus yang
diperlemah oleh pasang surut matahari. Pada waktu- dihasilkan dari penelitian ini adalah kecepatan arus
waktu ini pasang surut yang terbentuk mempunyai rata-rata terhadap kedalaman sedangkan kecepatan
tinggi yang minimum dan disebut "pasang perbani" arus penelitian Rizal (2004), merupakan kecepatan
(neap tide) [9]. arus rata-rata pada kedalaman 0 10 meter.
(a)
619
Muhamad Nazir dkk/ Jurnal Gradien Vol. 7 No. 1 Januari 2011 : 612-621
(b)
Gambar 15. Pola arus pasang surut Ulee Lheue bulan April 2008 (a) arus u, (b) arus v
3.2.3 Verifikasi pasang surut dengan observasi dengan data lapangan dengan tingkat persentase rata-
rata kesalahan pasang surut pada setiap selang waktu
Verifikasi pasang surut yang dilakukan dengan (t)=30 menit adalah 9,095 %.
menggunakan palem pasut pada tanggal 3 Juni 2008
(pada saat spring tide) dengan selang waktu t 30 4. Kesimpulan
menit dilakukan pengukuran selama 9 jam, dari jam
Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari
8:00 WIB sampai dengan 17:00 WIB. Adapun hasil
penelitian ini, yaitu:
model beserta verifikasinya dapat dilihat pada
1. Kecepatan arus maksimum terjadi saat pasang
Gambar 16.
menuju surut pada kondisi spring tide (0,038
Perbandingan Hasil Model Pasang surut dan
Observasi
m/s) sedangkan kecepatan arus minimum terjadi
0.8
saat pasang pada kondisi neap tide (0,0071 m/s).
Tinggi Pasut (meter)
0.6
0.4
0.2 2. Pola arus pasang surut simulasi secara umum
0
menunjukkan pola yang sama dengan hasil
8:00
8:30
9:00
9:30
10:00
10:30
11:00
11:30
12:00
12:30
13:00
13:30
14:00
14:30
15:00
15:30
16:00
16:30
17:00
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
simulasi berdasarkan komponen harmonik
Simulasi Model
Waktu (jam)
Observasi
pasang surut Rizal (2004).
Gambar 16. Hasil verifikasi pasut hasil model dengan 3. Pola pasang surut simulasi model menunjukkan
pengamatan lapangan (observasi) pada kesesuaian dengan data Dishidros TNI AL.
tanggal 3 Juni 2008. 4. Pola pasang surut antara simulasi model dengan
Gambar 16 menjelaskan tinggi maksimum pasut pada data lapangan menunjukkan pola yang konsisten
pengukuran lapangan mencapai 0,68 meter yaitu pada dengan persentase error hanya sebesar 9,095%.
jam 9:00. Begitu pula pada simulasi model dengan
ketinggian maksimum 0,64 meter pada jam 9:00. Ucapan Terimakasih
Sedangkan surut terendah pada pengukuran lapangan
terjadi pada jam 15:30 (-0,67 meter) dan hal serupa Terimakasih kami ucapkan kepada Mahdani, S.T
terjadi pada simulasi model, yaitu jam 15:30 dengan sebagai Kepala Bagian Sungai Dinas Sumber Daya
tinggi pasut -0,57 meter. Gambar 16 memperlihatkan Air Provinsi NAD yang telah memberikan data
adanya pola yang konsisten antara grafik hasil model batimetri pendukung penelitian, Andi Permadi,
618
Muhamad Nazir dkk/ Jurnal Gradien Vol. 7 No. 1 Januari 2011 : 612-621
sebagai Kapten KMP Tanjung Burang ASDP beserta [11] USACE (U.S.Army Corps of Engineers), 2006,
staf yang telah bersedia memberikan input data Coastal Engineering Manual (CEM), U.S.
Government Printing Office, Washington, USA.
pasang surut sekunder. Ucapan terima kasih juga
kami sampaikan kepada Prof. Dr. Syamsul Rizal atas
data pembanding untuk pola arus pasang surut dan
kepada Dr. Muhammad Syukri, M.Sc dan Dr. Edi
Rudi, M.Si yang telah memberikan saran dan
masukan terhadap penelitian ini.
Daftar Pustaka
618