MANAJEMEN PRODUKSI
DAN OPERASI
INTERNASIONAL
Oleh
PRAKATA
DAFTAR ISI
Lampiran 1
DAFTAR GAMBAR
Lampiran II
DAFTAR TABEL
1. PENDAHULUAN
Kegiatan operasi Internasional berawal dari kegiatan perdagangan internasional
(international trade/business). Ilmu ini merupakan cabang dari ilmu ekonomi umum
(economics). Sekedar mereview saja, bahwa ekonomi adalah suatu ilmu yang
mempelajari perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas
(unlimited) namun harus berhadapan dengan sumber-sumber (resources) yang terbatas
(unlimited) namun harus berhadapan dengan sumber-sumber (resources) yang terbatas
(scarce). Ilmu ekonomi merupakan pohon dari keseluruhan ilmu yang memepelajari tata
cara kekhususan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang bersifat
materi. Tokoh utamanya yang sangat terkenal adalah Adam Smith dengan bukunya An
Inquiry into the Nature and causes of the Wealth of nation, 1776. Konsep ini kemudian
dikembangkan oleh para ahli lainnya seperti Gunnar Myrdal, John Kenneth Galbraith,
Keneth E. Boulding, Michael P. Todaro dan tokoh-tokoh ekonomi lainnya.
Satu hal yang harus dipahami dari definisi di atas adalah bahwa ekonomi
berkaitan dengan perrilaku manusia. Manusia secara keseluruhan, ibukan hanya perilaku
orang-orang yang mempelajari ilmu ekonomi saja, tapi termasuk juga orang-orang yang
mempelajari disiplin lainnya atau yang berkiprah dalamj kegiatan di luar ilmu ekonomi
dalam menghadapi dan menangani sumber-sumber yang terbatas tadi. Adanya
keterbatasan dari sumberdaya dan adanya kebutuhan yang tidak terbatas itu
memunculkan suatu pertanyaan :
a. Produk (barang dan atau jasa) iapa yang sebaiknya harus dihasilkan?
b. Berapa kapasitasnya?
c. Bagaimana caranya produk itu harus dihasilkan?
d. Untuk siapa produk itu dihasilkan?
Pertanyaan ini terus menjadi pembahasan udan berkembang ke masalah lainnya
yang selanjutnya membagi ilmu ekonomi menjadi kajian yang bersifat makro
(macroeconomics) dan yang bersifat mikro (microeconomics). Masalahnya pun menjadi
kompleks sehingga masing-masing harus dikaji secara tersendiri. Kajian dalam makro
ekonomi berkenaan dengan masalah-masalah yang bersifat umum seperti :
1. Produk Domestik Bruto
2. Pendapatan Nasional
2
3. Pengangguran
4. Inflasi
5. Kebijaksanaan fiskal dan moneter dan
6. Perdagangan internasional
Karena kajiannya bersifat umum (public), maka kebijakannya juga merupakan
kebijakan yang bersifat umum. Di lain sisi kajian mikro ekonomik berkenaan dengan
masalah-masalah yang bersifat khusus seperti:
1. Supply and demand dalam pasar individu (perusahaan)
2. Harga faktor-faktor produksi
3. Struktur biaya produksi untuk barang dan jasa yang dihasilkan
4. Distribusi pendapatan dalam masyarakat (populasi)
Karena kajiannya bersifat khusus, maka kebijakannya juga merupakan kebijakan
yang bersifat individu atau tersendiri.
Dari uraian tersebut dapat disusun suatu ikhtisar bahwa kajian tentang ekonomi
secara garis besar bisa dijelaskan dari dua sisi, yaitu sisi pemerintah dan sisi perusahaan
(lihat Tabel 1.1).
3
Tabel 1.1
Kajian Ekonomi secara umum
Dari Sudut Pandang Pemerintah Dari Sudut Pandang Perusahaan
1. Barang dan jasa apa yang harus 1. Bagaimana merancang produk?
dihasilkan?
Dari ikhtisar tersebut dapat dibaca bahwa dari sudut pandang pemerintah,
ekonomi merupakan kebijakan yang diambil pemerintah untuk memanfaatkan
sumberdaya yang dimilikinya untuk kemaslahatan bagi seluruh negeri. Kebijakan itu
meliputi industri-industri apa saja yang bakal didahulukan untuk dikembangkan untuk
kesejahteraan masyarakat. Dari sudut pandang perusahaan, ekonomi berarti
melaksanakan kebijakan pemerintah dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan bangsa
dengan menghasilkan produk tertentu sebagai bagian dari suatu industri.
manufaktur. Sedangkan sektor tertier merupakan kelompok kegiatan yang terdiri dari
perdagangan, transportasi, keuangan dan pemerintahan. Sektor itu selanjutnya hdisebut
sebagai sektor jasa atau service.
Gambar 1.1
Model Perekonomian dan Industri
EKONOMI
A A B B
A A B B
INDUSTRI
INDUSTRI
C C D D
C C D D
Keterangan :
A = Perusahaan-perusahaan yang mengolah produk A
B = Perusahaan-perusahaan yang mengolah produk B
C = Perusahaan-perusahaan yang mengolah produk C
D = Perusahaan-perusahaan yang mengolah produk D
3. SISTEM EKONOMI
Dalam menentukani produk apa, bagaimana, dan untuk siapa produk dibuat,
timbulah berbagai sistem ekonomi dan pemerintahan. Pada dasarnya terdapat 4 (empat)
sistem yang menentukan kebijakan ekonomi suatu bangsa. Keempat sistem tersebut
adalah (1) Komunisme, (2) Fasisme, (3) Sosialisme, (4) Kapitalisme.
Komunisme (comunism) dengan tokohnya Karl Mark, merupakan sistem ekonomi dan
sekaligus bentuki suatu pemerintahan. Ciri-cirinya :
(1) Tidak ada kepemilikan kekayaan oleh anggota masyarakat
(2) Negara sebagai majikan, sedangkan rakyat sebagai pekerja atau abdi negara
(3) Setiap orang bekerja hanya untuk Negara
(4) Pemerintah menentukan produk apa yang akan dihasilkan dan siapa yang
harus menghasilkannya.
(5) Tidak ada iprofit motive
(6) Kegiatan politik dikontrol secara ketat.
Fasisme (Facism) dengan tokohnya Hitler dan Mussolini, merupakan sistem jeko dan
juga sekaligus bentuk pemerintahan. Ciri-cirinya.
(1) Bersifat diktator
(2) Pemerintah sebagai pemilik semua perusahaan (owns all major industries)
(3) Anggota masyarakat boleh memiliki tanah udan mengembangkan usaha
tetapi atas persetujuan pemerintah (subject to approval of the state).
(4) Setiap perusahaan yang dianggap penting, bisa diambil alih Negara tanpa ada
kompensasi (are not given compensation).
(5) Negara sebagai corporate state
Sosialisme (Socialism) juga bisa berupa sistem jeko dan bentuki suatu pemerintahan.
Ciri-cirinya :
(1) Sumber-sumber produksi (tanah, pabrik, mesin-mesin) bisa dimiliki oleh
anggota masyarakat (individu) tetapi kepemilikannya diatur oleh negara.
(2) Keputusan produk yang akan dihasilkan, berapa banyak, dimana, untuk siapa
dan dengan harga berapa ditentukan oleh negara.
6
(3) Untuk kepentingan negara, pemerintah bisa mengambil alih perusahaan atau
bahkan seluruh industri tetapi dengan memberikan kompensasi kepada
pemiliknya yang ditentukan oleh negara.
(4) Setiap usaha yang dibangun lebih bersifat sosial daripada profit motive.
Kapitalisme (Capitalism), lebih merupakan falsafah (philosophy) dari kegiatan ekonomi,
yang ada dalam pikiran ahli-ahli ekonomi barat (waktu itu) dan bukan suatu bentuki
pemerintahan. Menurut konsep ini perekonomian suatu masyarakat akan maju apabila :
(1) Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber produksi (tanah,
pabrik, mesin-mesin).
(2) Setiap individu bebas mengolah sumberdaya alam, menentukan produk apa
yang akan dibuatnya,
(3) Setiap individu bebas mendistribusikan produk yang dihasilkannya kepada
siapa produk itu akan diberikan.
(4) Setiap individu bebas menentukan harga berapa produknya akan dijual
(bersaing di pasar).
(5) Setiap individu bebas mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.
(6) Pemerintah tidak ikut campur dalam kegiatan ekonomi yang dilakukan
perorangan atau swasta (disebut laissez faire).
Saat ini sistem perekonomian yang murni seperti di atas tidak ditemui lagi. komunisme
dan fasisme hancur, sosialisme tidak berkembang, kapitalisme menimbulkan
ketidakadilan dan kesengsaraan kepada sebagian besar anggota masyarakat. Hanya
sosialisme dan kapitalisme yang bisa bertahan dan berkembang. Sosialisme bisa bertahan
karena sifatnya yang sosial (ada perasaan kebersamaan) sehingga mendorong anggota
masyarakat untuk saling memperhatikan. Kapitalisme terus berkembang karena mampu
mendorong inovasi untuk menciptakan efisiensi dan teknologi.
Dalam sistem kapitalisme anggota masyarakat terdorong untuk berusaha menjadi
entrepreneur dan bersaing untuk menciptakan produk-produk baru dengan harga yang
murah menarik konsumen. Waktu betul-betul dihargai, cara-cara (teknologi) baru yang
lebih efisien dalam pengolahan produk agar lebih cepat, lebih murah, dan kualitas tinggi
terus diteliti. Inilah yang disebut bimbingan tangan-tangan yang tidak kelihatan (invisible
hand). Dengan bimbingan invisible hand ini setiap anggota masyarakat didorong untuk
gigih dalam penelitian dan pengembangan teknologi. Dengan demikian para pengusaha
akan mampu bertahan (survive), mendapatkan jkeun (profit), dan mengembangkan
usahanya (growth).
Dalam perkembangan selanjutnya, sistem sosialis dan kapitalis beradopsi satu
sama lain. Dalam sosialis dimasukkan penghargaan atas hasil kerja seseorang, misalnya
penetapan gaji yang didasarkanui pada prestasi kerja. Demikian juga masyarakat
diikutsertakan dalam menentukan kebijakan pembangunan ekonomi. Dalam sistem
7
kapitalis, penguasaan faktor-faktor ipdi tidak lagi sepenuhnya dikuasai oleh swasta tetapi
diatur oleh pemerintah, sehingga sumber-sumber daya untuk hajat hidup orang banyak
tidak dikuasai oleh pribadi.
4. MASALAH EFISIENSI
Karena terbatasnya faktor-fakki produksi, efisiensi menjadi fokus kajian para tokoh
ekonomi. Menurut konsep ini, semua faktor produksi harus saling mendukung untuk
menciptakan sinergi agar memperoleh manfaat yang maksimal. Konsep manajemen
diperkenjalkan untuk mengkoordinir faktor-faktor produksi tersebut. Tokoh-tokohnya
antara lain Charles Bobbage (1832), F.W. Taylor (1890), Frank iand Lilian Gilbert
(1910), Henry Gantt, Ford, dadn H. Emerson (1913). Karena koordinasi faktor-faktor
input ini terkait dengan kegiatan pengolahan untuk menciptakan nilai tambah dalam
bentuki produk baru, mulailah era manajemen operasi dikembangkan. Penekanannya
utamanya pada kajian teknologi industri. Para tokohnya adalah FW Harris (1915), Elton
Mayo (1933) dan tokoh-tokoh lainnya.
Efisiensi akan terus menjadi pusat perhatian dan kajian para ilmuwan karena
terdorong untuk memanfaatkan dan memelihara sumberdaya yang terbatas dan untuk
memaksimalkan kebutuhan yang tidak terbatas. Upaya meningkatkan efisiensi ini
mencapai titik terang dan pergerakannya lebih cepat setelah teknologi yang berbasis
komputer diperkenalkan dalam 1950 oleh AT&T, Du Pont dan IBM. Masyarakat dunia
sejak saat itu memasuki teknologi informasi sebagai era baru dalam mengkaji berbagai
kebutuhan dan keterbatasannya.
Walau teknik-teknik yang baru terus diperkenalkan dalam berproduksi, tetapi
karena adanya uperbe sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing Negara, tetap
menimbulkan perbedaan dalam efisiensi. Perbedaan itu antara lain :
1. Perbedaan dalam sumberdaya alam (natural resources) yang dimiliki
2. Perbedaan dalam keterampilan sumberdaya manusia (human resources)
3. Perbedaan pada modal yang dimiliki (capital resources)
Adanya perbedaan dalam kondisi tersebut menimbulkan perbedaan dalam ongkos
produksi. Perbedaan ini selanjutnya menentukan perbedaan dalam harga produk yang
dijual. Ahli ekonomi seperti Ricardo dan Mill (ekonomi klasik) menyebutkan perbedaan
ongkos produksi ini sebagai perbedaan supply. Misalnya kondisi alam menentukan
perbedaan jumlah produk yang dihasilkan sehingga menimbulkan harga produk yang
mahal atau murah. Demikian juga dengan cara pengolahan (teknologi) akan menentukan
ongkos yang berbeda pada produk yang dihasilkan. Perbedaan ini pada mulanya
ditunjukkan oleh banyaknya jamj kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit
produk pada tiap-tiap negara. Karena total ongkos produksi akan dibagi dengan jumlah
produk yang dihasilkan, maka timbullah uperbe dalam ongkos produksi.
8
Gambar 1.2
Harga Laptop di Indonesia dan Taiwan
(dalam 1000 an)
Menurut Ricardo dan Mill, perdagangan kedua negara akan terhenti apabila ongkos
produksi menjadi sama. Tetapi kondisi ini tidak mungkin terjadi karena faktor alam
(endowment factor) tidak mungkin menjadi isama di setiap negara. Di lain hal,
permintaan (demand) antara negara-negara berbeda pula. Permintaan pada hakitkatnya
mencerminkan pendapatan dan selera masyarakat konsumen (test and income) dan
tentunya memiliki perbedaan pula. Adanya perbedaan pendapatan dan selera ini sangat
menentukan permintaan terhadap barang yang ditawarkan. Walaupun barang yang
ditawarkan sama, tidak memiliki perbedaan dalam harga, tapi image suatu masyarakat
atas suatu produk selalu berbeda. perbedaan image ini akan menentukan permintaan atas
jumlah barang yang sama karena adanya hperbe selera. Kondisi ini bisa dilihat pada
kurva supply dan demand yang terjadi di Inggris dan Indonesia atas harga suatu produk
(Gambar 1.3).
Misalnya harga celana jeans buatan Indonesia Rp. 300.000,- per potong,
sedangkan harga buatan Inggris Rp. 500.000,--. Kualitasnya sama dan telah diuji dengan
standar internasional. Perbedaan harga terjadi karena harga faktor produksi (dalam hal ini
harga tenaga kerja) berbeda di Inggris dan ijndo. Permintaan celana jeans lebih tinggi di
Inggris karena income masyarakat Inggris lebih tinggi dan merata daripada di Indonesia.
Bagi orang Inggris lebih baik mengimport pakaian jeans tersebut dari Indonesia daripada
membuatnya di Inggris. Sebaliknya bagi Indonesia lebih baik mengekspornya ke Inggris
karena lebih menguntungkan daripada dijual di Indonesia sendiri.
10
Gambar 1.3
Perbedaan harga pakaian
Di AS dan Indonesia
Di Indonesia sendiri, walaupun jeans buatan AS lebih mahal darii buatan dalam negeri,
tapi jeans buatan AS lebih laku daripada jeans buatan dalam negeri. Ini karena selera
masyarakat Indonesia masih luar negeri minded,I makai jean buatan AS tersebut lebih
laku dari buatan Indonesia sendiri. Masalah selera ini selanjutnya menjadi kajian
tersendiri bagi bagian pemasaran dan psikologi dalam mempengaruhi konsumen untuki
meningkatkan penjualan barang (promosi). Adanya pengaruh selera seperti ini
menimbulkan permintaan atas pakaian jean dari AS dan mendorong terjadinya import
oleh pengusaha Indonesia walaupun pakaian jeans sudah dihasilkan di dalam negeri.
Gambar 1.4
Terjadinya export dan import
S
D
Surplus
Shortage
jumlah yang ditawarkan (supplied) atau suatu titik yang berada pada harga di bawah titik
keseimbangan (equilibrium). Sedangkan jkelebihan (surplus) adalah situasi dimana
jumlah barang yang ditawarkan melebihi jumlah yang diminta. Baik kondisi suhortage
maupun surplus dua-duanya akan mendorong timbulnya perdagangan antar Negara.
6. KEUNTUNGAN ABSOLUT
Konsep keuntungan absolute (absolute advantage) dikembangkan dalam teori ekonomi
klasik (classical economics theory) pada abad ke-18. Tokoh-tokohnya antara lain Adam
Smith, David Hume dan John Lock. Sebelum muncul teori ekonomi klasik (sering disebut
mashab klasik), di negara-negara Eropa berkembang mashab Merkantilisme. Mashab ini
dimulai pada abad ke-16 hingga abad ke-17 dengan tokoh-tokohnya antara lain Sir John
Child, Thomas Mun, dan Jean Bodin. Para tokoh ini menekankan agar logam mulia
dijadikan sebagai patokan ukuran kemakmuran suatu negara. Menurut mereka, semakin
banyakj logam mulia dimiliki oleh suatu Negara maka negara itu akan semakin kaya.
Karena itu pentingnya peranan pemerintah dalam menentukan kebijakan ekonomi
terutama yang berkaitan dengan export-import. Misalnya dengan mengutak-atik
instrument tarif, quota dan subsidi untuk meningkatkan kemakmuran negara.
Bertentangan dengan mashab Merkantilisme, mashab klasik menekankan
dibatasinya hperanan pemerintah dan dikembangkannya perdagangan bebas. Konsep ini
dikenal dengan sebutan Laissez-Faire (bebas campur tangan) yang selanjutnya disebut
liberalisme ekonomi. Menurut konsep ini, dalam perdagangan bebas orang akan bekerja
keras dan bebas dalam menentukan produk yang akan dihasilkannya sehingga akan
mendorong terciptanya spesialisasi dalam berproduksi. Spesialisasi inilah yang akan
menentukan keuntungan yang maksimal. Spesialisasi ini akan mendorong pula tiap-tiap
negara untuk menentukan produk apa yang paling menguntungkan untuk dihasilkannya
walaupun ia mampu membuat berbagai macam produk. Timbulnya pemikiran spesialisasi
ini didorong oleh suatu kenyataan bahwa masing-masing negara memiliki perbedaan
(seperti dijelaskan dia tas) yang selanjutnya menimbulkan perbedaan pada ongkos
produksi. Menurut prinsip absolute advatanges suatu bangsa semestinya
mengkhususkan diri pada suatu produk yang bisa dihasilkan dengan biaya yang rendah.
Ini dimungkinkan karena keunggulan sumberdaya yang dimilikinya, baik secara alam
ataupun keahliannya.
Negara-negara di daerah tropis dapat menghasilkan pisang, pepaya, nenas,
kelapa, karet, kopi dan hasil bumi lainnya secara lebih murah dibandingkan di negara-
negara sub-tropis. Komkoditi tersebut ternyata disenangi pula oleh masyarakat di negara
sub tropis. Di lain pihak, negara-negara sub-tropis dapat menghasilkan gandum, pear,
anggur, peach dan komoditi lainnya secara lebih murah,I yang juga disenangi oleh
masyarakat di negara-negara tropis. Perbedaan ini tidak hanya dalam iklim saja tapi juga
dalam kekayaan mineral. Tidak semua negara bisa menghasilkan besi, batu bara, gas,
minyak bumi, emas dan mineral lainnya, tapi komoditi ini dibutuhkan oleh setiap negara
12
7. KEUNTUNGAN KOMPARATIF
Dari teori keuntungan absolute, selanjutnya berkembang teori keuntungan comparative
(Compaative Advantage Theory). Teori ini dikembangkan oleh ahli ekonomi dengan
tokohnya David Ricardo. Menurut teori ini negara A dan negara B bisa menjalin
perdagangan walaupun negara A tidak memiliki keuntungan mutlak dalam menghasilkan
berbagai produk. Misaalnya Jepang mampu menghasilkan produk manufaktur 10 unit per
jam dan mampu menghasilkan produk pertanian 8 ton per jam. Menurut teori keuntungan
absolute, Jepang dan Indonesia tidak mungkin bisa berdagang karena Jepang memiliki
kemampuan untuk menghasilkan kedua macam iproduk tersebut. Jepang mampu
menghasilkan produk manufaktur produk manufaktur 10 unit lebih besar dari Indonesia
yang hanya 6 unit, demikian juga dalam menghasilkan padi, Jepang mampu
menghasilkan 8 ton produk pertanian walaupun lebih kecil dari Indonesia yang 10 taon.
Jadi negara mana yang secara komparatif lebih baik dan dalam bidang apa?
Tabel 1.2
Keuntungan Komparatif
Negara Produk Manufaktur Produk Pertanian
Jepang 10 unit 8 ton
Indonesia 6 unit 10 ton
Demikian juga, dollar yang masuk ke Jepang, sebagai hasil penjualan produknya, tidak
akan disimpan saja dalam sebuah peti, tapi akan dikeluarkanj lagi untuk membeli barang-
barang atau jasa-jasa dari negara lain yang dibutuhkan Jepang. Kalau Indonesia
berdagang dengan 10 negara, dan Jepang juga berdagang dengan sepuluh negara lainnya,
dan 10 negara tersebut berdagang dengan negara-negara lainnya, maka terjadilah
perdagangan internasional.
8. BIAYA KOMPARATIF
Selain dilihat dari teori keuntungan absolut dan keuntungan komparatif, iperdagangan
antar negara bisa juga timbul atas teori biaya komparatif (cost comparative theory).
Menurut teori ini perdagangan internasional akan terwujud karena adanya perbedaan
dalam biaya produksi, terutama sekali dalam biaya tenaga kerja (wage of labor). Apabila
ongkos tenaga kerja rendah, maka harga output yang hdihasilkannya akan rendah pula.
Ongkos kompaatif ini erat kaitannya dengan keuntungan komparatif, hanya saja kalau
keuntungan komparatif ditinjau dari produk akhir yang dihasilkan sedangkan ongkos
komparatif ditinjau dari sisi proses produksi. Dua-duanya akan menentukan harga dari
produk akhir itu sendiri (lihat tabel 1.3).
Tabel 1.3
Ongkos Komparatif
Negara Biaya Tenaga Kerja Produk Pertanian
Inggris $ 7 / jam $ 0,30 / buah
Indonesia 0,5 / jam 0,25 / buah
Misalnya ongkos tenaga kerja ijndo hanya 7% ongkos tenaga kerja Inggris,
namun demikian ongkos produk pertanian Indonesia 83% harga produk pertanian Inggris.
Karena itu bagi Inggris menggunakan tenaga kerja Indonesia akan lebih efisien daripada
memproduksii apel di Indonesia, kesimpulannya adalah bahwa Indonesia mensuply
tenaga kerja ke Inggris dan Inggris mensupply apple ke Indonesia.
Tenaga kerja sebagai sumberdaya manusia (human resources) merupakan salah
satu faktor produksi yang sangat penting di dalam perekonomian isuatu bangsa.
Keterampilannya akan menentukan jumlah produk yang dihasilkan. Dalam manajemen
operasi keterampilan ini akan menentukan tingkat produktifitas tenaga kerja itu sendiri.
Produktifitas ini secara keseluruhan akan menentukan produktifitas suatu bangsa. Pada
contoh di atas, bangsa Jepang dan Inggris memiliki produktifitas yang lebih tinggi dari
bangsa Indonesia. Karena tenaga kerja itu harus dibayar maka besarnya biaya tenaga
kerja yang dikeluarkan akan dibebankan kepada hasil produksi. Lebih besar ongkos
tenaga kerja akan lebih besar biaya per unit produknya dan akan lebih mahal harga jual
per unitnya. Di Jepang hasil pertanian lebih mahal 1 daripada hasil manufaktur, sedang
di Indonesia hasil manufaktur dua kali lebih mahal daripada hasil pertanian.
14
Tarif
Tarif adalah suatu kebijakan pemerintah untuk mengenakan pajak atau bea masuk
terhadap barang-barang yang diimport. Dengan pengenaan bea masuk tersebut makai
harga barang import menjadi tinggi sehingga diharapkan bisa mempengaruhi konsumsi
masyarakat terhadap barang tersebut. Kalau pemakaian barang import sedikit, masyarakat
lebih banyak menggunakan produk dalam negeri. Ini akan berdampak positif terhadap
produksi dalam negeri yang akan mampu bertahan hidup dan tumbuh. Pada gilirannya
akan terbuka lapangan kerja, penyerapan tenaga kerja yang akan mengurangi
pengangguran, pendistribusian pendapatan dalam masyarakat, peningkatan pendapatan
negara dari pajak, bahkan juga berpengaruh positif terhadap balance of payment karena
berkurangnya import.
Ada 2 (dua) macam bentuk tarif yang biasa digunakan yaitu :
Tarif yang didasarkan pada nilai barang yang diimport disebut advalorem tarif,
Tarif yang didasarkan pada unit barang disebut specific tax.
Advalorem tarif, pertama perhitungannya agak sulit karena itu memerlukan ketelitian
tinggi. Penilaiannya bisa didasarkan pada .ci.f (cost, insurance, freight) atau f.o.b. (free
on board). Specific tax perhitungannya lebih sederhana karena didasarkan pada jumlah
unit barang yang masuk. Misalnya sebuah perusahaan mengimport mobil sebanyak 200
unit yang terdiri dari berbagai jenis mobil, untuk jitu pemerintah menetapkan bea masuk
sebesar 50% dari harga mobil tidak terkecuali merk mobil apaan.
Non-tarif
Kebijaksanaan non-tarif dibagi ke dalam dua golongan yaitu :
1. Quota, dan
2. Subsidi
Quota adalah suatu kebijakan pemerintah untuk membatasii jumlah import atau
sering disebut juga sebagai jumlah maksimum barang-barang yang boleh diimport. Quota
ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan jumlah barang dalam negeri karena adanya
kekurangan barang yang diminta, jadi ada kelebihan permintaan (excess demand) yang
tidak tercukupi oleh produksi dalam negeri. Tapi hanya barang-barang tertentu saja
artinya tidak isemua produk dikenakan quota. Harga dibiarkan mengambang bahkan
seringkali dibiarkan sama dengan harga di luar negeri (lebih tinggi dari harga dalam
negeri). Kualitas barang memiliki kesamaan atau dianggap sama, sehingga dengan
adanya quota ini, diharapkanji permintaan produksi dalam negeri akan meningkat pula.
16
Izin import untuk barang yang dikenakan quota biasanya diberikan kepada perusahaan
tertentu misalnyah obat-obatan karena memiliki standar kualitas yang baku.
Subsidi adalah suatu kebijakan pemerintah yang tujuannya untuk membatasi
import agar tidak melebihi jumlah yang telahh ditetapkan. Subsidi tersebut diberikan
dalam bentuk bantuan uang tunai yang langsung diberikan kepada perusahaan. Dalam
prakteknya subsidi tersebut sering berupa pengurangan harga faktor produksi misalnyau
harga bahan bakar, bahan mentah atau bantuan upah tenaga kerja. Dengan subsidi ini
diharapkan produk domestik mampu bersaing dengan produk import karena
menggunakan komponen input yang murah (disubsidi) sehingga ongkos produksinya juga
murah. Di Indonesia subsidi diberikan bukan hanya kepada pengusaha saja tapi juga
kepada masyarakat pada umumnya miaslnya subsidi bahan bakar minyak yang dirasakan
bukan hanya kalangan industri tapi juga anggota masyarakat pada umumnya.
Dilihat dari penggunaannya, quota, tarif dan subsidi memilikii tujuan yang
berbeda. tarif dan quota ditujukan untuk melindungi industri dalam negeri tapi merugikan
konsumen karena dengan adanya tarif dan quota harga barang menjadi lebih tinggi
dibanding dengan harga di pasar bebas (free trade). Subsidi memberikanj keuntungan
kepada konsumen karena kebijakan ini tidak menyebabkan kenaikan harga. Dengan
adanya subsidi diharapkan perusahaan dapat meningkatkan produksinya sehingga
keuntungan perusahaan juga akan bertambah. Ini akan berakibati pada peningkatan
penerimaan pemerintah dari pajak.
Kebijakan pemerintah dalam tarif, quota dadn subsidi sebenarnya ditujukan untuk
mengurangi sekecil mungkin ketergantungannya kepada nej lain sebagai indikator
kelemahanj suatu negara. Lebih kecil ketergantungan kepada negara lain lebih makmur
negara tersebut. Dalam hal negara-negara berkembang ketergantungannya kepada negara
maju sangatlah tinggi. Memang tidak ada negara yang bisa sepenuhnya melepaskan diri
dari negara lain, tapi ketergantungan negara maju terhadap negara lain relatif lebih kecil
daripada negara berkembang.
10.KERJASAMA EKONOMI
Adanya keinginan negara-negara (terutama negara maju) untuk melindungi
kepentingannya dengan menggunakan tarif dan non-tarif maka timbulah persaingan yang
tidak sehat. Negara yang kuat dengan seenaknya menggunakan instrument tersebut untuk
menindas negara yang lemah, bahkan jdiantara negara kuatpun bisa saling
menghancurkan karena perang tarif (tarif ward). Misalnya negara A mengenakan tarif
yang tinggi atas barang dari negara B. akibatnya barang negara B tidakj laku di negara A
karena harganya sangat mahal. Negara B membalasnya dengan mengenakan tarif yang
tinggi pula atas barang dari negara A. Terjadilah perang tarif yang akhirnya merugikan
kedua belah pihak.
17
11.GLOBALISASI
Istilah globalisasi menunjuk kepada aktivitas perdagangan dimana batas-batas teritorial
tunduk pada aturan-aturan pasar bebas. Istilah zona pasar bebas ini pada awalnya digagas
oleh GATT (General Agreement on Tarif and Trade) yang mengusahakan terbentuknya
perjanjian umum tentang penghapusan tarif dalam perdagangan antar negara. Gagasan ini
diprakarsai oleh 23 negara di Gneva 1947 dan terus bergema ke seantero dunia sehingga
akhirnya pertemuan itu diikuti oleh lebih dari 118 negara. Sasaran utamanya adalah
menciptakan aturan perdagangan internasional untuk menghindari proteksionisme,
transaksi yang tidak jujur dalam perdagangan multilateral, menghapus kebijaksanaan
yang menghambat investasi dan bahkan melindungi hak cipta (intellectual property
right). Setelah pertemuan pada putaran ke 8 yang terkenal dengan putaran Uruguay,I
suatu persetujuan tentang perdagangan multilateral dicapai yang disalurkan melalui
organisasi perdagangan internasional WTO (World Trade Organization). Beberapa hal
dijadikan prijnsip dasar yang dikembangkan dalam GATT :
18
(1) Penghapusan tarif secara bertahap. Kalau negara A menurunkan tarif atas produk
dari negara B, maka negara B harus pula menurunkan tarif atas produk negara A.
(2) Menghilangkan perbedaan (non-discrimination) antara negara yang melakukan
perdagangan baik negara maju maupun negara berkembang.
(3) Tidak dibenarkan melakukan quota.
Sejak GATT didirikan, muncul blok perdagangan bebas yang bersifat regional
misalnya Masyarakat Ekonomi Eropa EEC (European Economic Community) yang
didirikan tahun 1968. Blok-blok perdagangan bebas lain pun bermunculan seperti Zona
Perdagangan Bebas Amerika Utara NAFTA (North American Free Trade Agreement)
1992), zona perdagangan bebas asean AFTA (Asean Free Trade Area) 1992, zona
kerjasama ekonomi Asia-Pasific AFEC (Asia Pacific Economic Cooperation) 1993).
Tujuan dibentuknya blok-blok perdagangan tersebut secara umum adalah kerjasama yang
saling mendukung diantara anggota dalam masing-masing zona perdagangan terutama
dalam bidang investasi. Dalam kerjjs operasi ekonomi ini setiap produk yang datang dan
keluar dari negara anggota zona ekonomi bebas tanpa ada hambatan apapun. Produk dari
masing-masing negara akan berkompetisi memperebutkan konsumen yang tersebar di
negara anggotanya.
Dari sekian zona ekonomi ini, nampaknya perkembangan di Asia-Pasific yang
sangat mengesankan jkrn pertumbuhannya sangat cepat dibanding zona ekonomi lainnya.
Pertumbuhan ekonomi Asia-Pasifik itu rata-rata mencapai 7% per tahun sedangkan zona
jlainnya hanya berkisar 4%. Tetapi perkembangan ini terhambat oleh terjadinya krisis
moneter 1997 yang menghancurkan sendi-sendi ekonomi yang telah dibangun.
12.KESIMPULAN
Efisiensi merupakan alasan utama mengapa suatu perusahaan beroperasi di luar negeri.
Ini berkaitan dengan penggunaan input yang minimal untuk menghasilkan output yang
lebih besdar. Efisiensi menekankan adanya perhatian atas biaya faktor produksi dalam
kualitas dan dalam memenuhi harrapan konsumen. Akan tetapi karena ada perbedaan
yang dimiliki oleh masing-masing negara menimbulkan perbedaan dalam efisiensi.
Perbedaan itu meliputi :
1. Perbedaan dalam harga faktor ipdi,
2. Perbedaan dalam sumberdaya alam,
3. Perbedaan dalam teknologi,
4. Perbedaan dalam tarif dan non-tarif
Semua itu pada akhirnya menimbulkan perbedaan dalam biaya operasional
(comparative cost) yang pada akhirnyau pada comparative advantage. Dalam kaitannya
dengan kemampuan daya saing untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
19
perusahaan akan terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi tersebut. Salah satunya ad
dengan beroperasi di luar negeri. Kegiatan operasional ini lebih lebih mendesak setelah
memasuki era globalisasi dimana batas-batas negara menjadi kabur.
13.BAHAN DISKUSI
1. Apa bedanya operasi internasional dengan perdagangan internasional?
2. Kenapa efisiensi menjadi alasan utama untuk beroperasi di luar negeri?
3. Adakah hubungan antar tingkat efisiensi dengan :
a. Keuntungan absolute
b. Ongkos comparative
4. Apa sebenarnya keuntungan absolute itu? Apa bedanya dengan ongkos
comparative?
5. Mengapa globalisasi menjadi dorongan yang kuat untuk meningkatkan efisiensi
6. Apakah kebijakan tarif dan non-tarif bisa menghambat perkembangan
perusahaan?
7. Apakah multinational corporation sebenarnya? Apa bedanya dengan perusahaan
biasa? Jenis-jenis perusahaan apa saja yang digolongkan dengan national
corporation?
8. Mengapa timbul perdagangan antar negara? Adakah negara yang memiliki
segalanya sehingga bisa membuat barang apa saja secara menguntungkan?
9. Apa sebenarnya globalisasi itu? Samakah dengan liberalisasi? Bagaimana
awalnya globalisasi itu? Samakah beroperasi di tingkat internasional dengan
globalisasi?
10. Apakah globalisasi berarti kerjasama ekonomi? Kerjasama ekonomi yang
bagaimanakah yang bisa digolongkan ke dalam globalisasi?
1. PENDAHULUAN
Suatu perusahaan disebut hidup apabila dalam perusahaan itu ada kegiatan untuk
mengolah produk. Untuk dapat mengolah produk harus ada bahan, alat-alat, dan orang-
orang untuki mengolahnya (tenaga kerja). Apabila perusahaan itu ingin terus hidup dan
berkembang, ibahan-bahan harus terus tersedia dan produk yang dihasilkan harus bisa
diterima joleh konsumen. Untuk mengamankan sisii pasokan ini, perusahaan dituntut
mencari sumber-sumber lain yang bisa menjamin tersedianya faktor-faktor produksi yang
dibutuhkan sesuai dengan persyaratannya. Namun tidak setiap faktor produksi itu tersedia
dalam jumlah yang mencukupi di satu temipat, tapi tersebar di berbagai tempat yang jauh
di luar batas-batas negara. Demikian juga penyerapan pasar darii produk yang
dihasilkannya seringkali pasar domestik tidak mampu menyerap seluruh produksinya.
Untuk mengatasinya perusahaan memilih beroperasi langsung di negeri yang
dianggapnya bisa mengatasi masalah-masalah seperti itu.
apa operasi di luar negeri itu dilakukan, apakah untuk memasarkan produk, mendapatkan
bahan mentah, atau untuk mendapatkan teknologi yang diinginkan.
4. PERUSAHAAN PERORANGAN
Perusahaan perorangan banyak macamnya, mulai dari pedagang asongan, tukang baso,
pengrajin kayu, pandai besi, warung tegal, penjahit pakaian, hingga toko eceran.
Perusahaan perorangan bisa termasuk kegiatan pertanian, perkebunan, atau nelayan.
Perusahaan perorangan pada hakikatnya dimiliki sendiri dan diusahakani oleh
pemiliknya. Kegii usaha ini mengambil porsi terbesar dalam denyut nadi kegii
perekonomian bangsa. Di Amerika Serikat usaha ini mengambil porsi 73% dari seluruh
kegiatan bisnis, tapi di ijndo belum ada data yang jelas. Namun kalau melihat kondisi
perekonomian Indonesia seperti sekarang ini kemungkinan perusahaan perorangan bisa
mencapai porsi 90%. Perusahaan perorangan bisa saja menjadi perusahaan besar kalau
kriteria perusahaan besar memang terpenuhi. Namun pada umumnya perusahaan
perorangan sulit menjadi perusahaan besar,
22
5. PERSEKUTUAN (PARTNERSHIP)
Persekutuan merupakan pengembangan dari perusahaan perorangan. Kalau perusahaan
perorangan hanya dimiliki sendiri, makai persekutuan dimiliki oleh beberapa orang,
biasanya tidak lebih dari 9 (sembilan) orang atau kurang dari 10 orang. Dipilih ganjil
untuk memudahkan pengambilan keputusan. Masing-masing sekutu bisa
menginvestasikan danaya dalam jumlah yang sama atau berbeda. demikian juga
keuntungan yang diperolehnya tidak tergantung pada jumlah dana yang
diinvestasikannya, tapi tergantung pada perjanjian atau kontribusinya pada perusahaan.
Misalnya sekutu yang memiliki keahlian khusus mungkin akan memperoleh pembagian
keuntungan yang lebih besar.
Dalam perusahaan seperti ini dikejnal dua persekutuan, yaitu :
1. Persekutuan Umum (General Partnership)
2. Persekutuan Terbatas (Limited Partnership)
Persekutuan umum adalah persekutuan dimana masing-masing sekutu memiliki
kewajiban yang sama dan tidak terbatas atas utang-utang (unlimited legal liability)
perusahaan. Selain itu, semua sekutu memilikii peran aktif adlamj perusahaan karena itu
seringkali disebut sebagai active partner.
Persekutuan terbatas adalah persekutuan dimana hanya sebagian sekutu yang
memiliki kewajiban tidak terbatas atas utang-utang perusahaan. Sekutu terbatas tidak
aktif dalamj kegiatan perusahaan, mereka hanya sebagai investor saja, karena itu pada
akte pendiriannya juga dibedakan antara active (unlimited) partner dan limited partner.
Keuntungan dalam menggunakan bentuk perusahaan seperti ini adalah bisa
menutupi sebagian kelemahan perusahaan perorangan seperti :
23
6. KOPERASI (COOPERATIVE)
Koperasi adalah bentuk lain dari kegiatan usaha. Di negara-negara maju, koperasi
dibentuk untuk mengatasi kelemahan yang terjadi pada perusahaan perorangan dan
persekutuan. Karena itu anggota-anggota koperasi biasanya terdiri dari pengusaha-
pengusaha perorangan. Mereka membentukj koperasi untuk menyatukan sinergi dalam
mencapai tujuan bersama. Koperasi bisa merupakan bentukan dari kumpulan modal,
kumpulan keahlian, atau dua-duanya (kumpulan modal dan keahlian). Perusahaan ini
dibentuk untuk mengatasi persoalan bersama seperti untuk mengatasi persoalan fakki
produksi seperti bahan baku atau pemasaran produk yang dihasilkan.
Perbedaan koperasi dari korporasi meliputi :
1. Kepemilikan koperasi ditunjukan oleh seseorang karena ia menjadi anggotanya
(anggota koperasi), sedangkan korporasi ditunjukan oleh sahamnya.
2. Modal awal koperasi ditentukan oleh besar simpanan pokok para anggota,
sedangkan korporasi oleh besar saham yang dimilikinya.
3. Pertambahan modal seara bertahap yang ditentukan simpanan wajib anggota per
bulan, sedang korporasi ditentukan oleh kesediaan pemegang saham.
4. Ketua koperasi tidak digaji, tapi manager dan pegawainya diberikan gaji.
Di Indonesia koperasi sangat populer karena dianggap sebagai wadah yang sangat cocok
untuk mengembangkan ekonomi rakyat. Namun karena banyakj koperasi yang tidak
profesional, keberadaan koperasi belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kesulitan
yang terutama dihadapi oleh koperasi di Indonesia adalah :
1. Sulit mengambil keputusan karena banyaknya anggota, sedangkan tiap anggota
memiliki satu suara.
2. Banyak koperasi yang belum mampu mengangkat manager sehingga kurang
profesional.
24
7. KORPORASI (CORPORATION)
Korporasi merupakan suatu badan usaha yang secar legal dipertimbangkan sebagai
keseluruhan yang terpisah antara pemilik dan kewajiban perusahaan atas utang-utangnya.
Di Indonesia jenis perusahaan ini lebih terkenal dengan perusahaan terbatas. Dibentuk
untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada perusahaan perorangan atau
persekutuan. Bentuk ini lebih fleksibel dan mampu berkembang lebih pesat. Keuntungan
yang dimiliki jenis perusahaan corporasi adalah :
1. Kewajiban pemilik hanyah dibatasi pada besarnya uang yang diinvestasikan
dalam perusahaan itu.
2. Umur perusahaan tidak terbatas.
3. Mudah mengembangkan perusahaan
4. Kepemilikan mudah dipindah tangankan
5. Investor tidak harus sebagai manager
6. Mudah memanfaatkan kemampuan para ahli
Koperasi bukan berarti tanpa kelemahan. Ini terutama karena timbulnya kerugian di sisi
investor dengan timbulnya pajak ganda yang dikenakanj kepadanya. Pajak ganda itu
timbuli pada saat perusahaan mendapat keuntungan (penghasilan perusahaan) dan pada
saat pembagian dividen bagi pemegang saham (penghasilan pribadi).
Secara keseluruhan perusahaan Korporasi ini dibagi menjadi beberapa kelompok,
yaitu :
1. Perusahaan swasta (private corporation), yaitu bentuk perusahaan yang
didirikan untuk tujuan mendapatkan keuntungan (profit motive), misalnya
General Motor, General Electric, Toyota Astra, atau perusahaan lain yang
sejenis merupakan contoh dari bentuk perusahaan ini.
2. Perusahaan Negara (public or government corporation), yaitu perusahaan
yang dimiliki negara, termasuk juga perusahaan daerah (lokal), yang
tujuannya untuk kepentingan umum atau masyarakat.
3. Perusahaan terbuka (operated corporation), yaitu perusahaan yang
sahamnya diperjual belikan. Di Indonesia disebut perusahaan go public
(tbk).
25
11.KORPORASI MULTINASIONAL
Perusahaan-perusahaan yang memiliki kegiatan operasi dengan membuka cabang-
cabangnya di negara-negara lain disebut sebagai perusahaan multinasional MNC
(Multinational Corporation). MNC membeli sumberdaya halam, membuat barang-barang
dan jasa (goods and services) dan menjualnya di berbagai negara. Dengan demikian ia
memiliki cabang-cabangnya di beberapa negara dan terus mengembangkan usahanya ke
seluruh dunia terutama jke negara-negara berkembang. Kegiatan operasinya tidak terbatas
pada hanya satu kegiatan usaha saja tapi merambah ke berbagai jenis produk (barang dan
jasa) sehingga disebut sebagai perusahaan berskala besar (large economics of scale).
Misalnya hIBM, perusahaan ini memiliki pabriknya hdi 45 negara, mendatangkan
komponen elektronika dari lebih 50 negara, kemudian mengeksport produknya
(computer) ke 130 negara. Lebih dari setengah pendapatannya (revenue) begitu juga
keuntungannya berasal dari luar negeri.
27
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Multinasional Korporation
PRESDIR
DIR. WIL.A
DIR. WIL.B
DIR. WIL.C
DIR. WIL.D
bidang otomobil berekspansi dalam bidang perbankan, pertanian, jperikanan, tekstil dan
sebagainya.
13.BUSINESS TRUST
Para peneliti menghadapi kesulitan dalam mendefinisikan bentuk perusahaan seperti ini.
Perusahaan ini terbentuk dari sekumpulan pemiliki property, yaitu para pemilik uang atau
real estate, atau asset lainnya, untuk bergabung dalam suatu lembaga yang disebut
Trust. Lembaga ini (Trust) ini dikelola oleh seorang trustee, yaitu orang yang
dipercaya untuk mengurus property para anggotanya (investor) untuki tujuan
mendapatkan keuntungan (beneficiary). Masing-masing investor mendapat certificate of
trust dengan tanggung jawab sebatas dana yang diinvestasikan.
Keuntungan dari bentuk usaha ini adalah :
a. Sederhana dalam pembentukannya
b. Biayah pembentukan kecil
c. Secara relatif bebas dari jangkauan peraturan pemerintah
Adapun kelemahannya adalah :
a. Pajak tetap dikenakan sebagaimana pada korporasi
b. Certificate pemilik tidak bisa diperjualbelikan sebagaimana pada saham
perusahaan.
c. Keterbatasan pada umur Trust itu
Bentuk perusahaan ini tidak populer bahkan hampir tidak dikenal di Indonesia,
tapi di Amerika Serikat terkenal sejak tahun 1960 dengan nama The Real Estate
Investment Trust (REIT). Namun pada tahun 1970 kepopulerannya memudar bersamaan
dengan resesi ekonomi dan meningkatnya inflasi sehingga banyak pemegang certificate
yang menderita kerugian.
Kerugiannya :
(1) Kurang tanggap terhadap kebutuhan lokal,
(2) Barang yang dieksport dianggap bagus (menurut negara asalnya) padahal
kebutuhan pasar lokal mungkin berbeda.
(3) Biaya upengiriman yang tinggi (high transportation cost) karena jauhnya
jarak dari pabrik pembuatan keinginan pasar tujuan.
15.BAHAN DISKUSI
1. Mengapa kegiatan operasional menambah keluar negeri, tidak cukupkah kalau
beroperasi di dalam negeri saja?
2. Bentuk perusahaan apa yang cocok untuk mengembangkan operasi
internasional?
3. Bisakah perusahaan pribadi (perorangan) digunakan untuk melakukan operasi
internasional?
4. Apakah kegiatan opsi internasional itu hanya bisa dilakukan olehh perusahaan
besar saja?
5. Apa bedanya kegiatan operasi di dalam negeri (domestik) dengan kegiatan
operasi di luar negeri.
6. Apa bedanya korporasi, koperasi, perusahaan pribadi, dan perusahaan patungan?
7. Apa bedanya perusahaan asing dengan korporasi multinasional (multinational
corporation)?
8. Apa bedanya penggabungan perusahaan dengan bisnis kepercayaan (Business
Trust)?
9. untuk apa perusahaan melakukan merger? Ada berapa macam merger yang bisa
dilai perusahaan?
10. Dalam mengembangkan operasi internasional, strategi operasi apa yang
sebaiknya hdila agar bisa berhasil?
Kotler, Philip; Keller, Kevin Lane, 2006, Marketing Management Twelfth Edition,
Pearson International Edition.
Keat, Paul G., 2003, Managemerial Economics Fourth Edition, Prentice Hall.
Plenert, Gerhard J., 2002, International Operation Management Copenhagen Business
School.
Musselman, Vernon; Hughes, 1991, Introduction to Modern Business: Issues and
Environment Eight Edition, Prentice Hall International Edition.
34
1. PENDAHULUAN
Perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki oleh para pendirinya. Ada
berbagai tujuan yang dikehendaki dan dapat diformulasikan ke dalam berbagai istilah.
Ada bertujuan untuk mencapai kesejahteraan karyawan, atau untuk melayani masyarakat,
atau ada juga untuk mendapatkan keuntungan.
Dalam konsep ilmu ekonomi benar bahwa tujuan utama perusahaan (the
objectives of firms) adalah mencapai keuntungan maksimum (profit maximization).
Keuntungan maksimal ini bisa dicapai apabila :
Marginal revenue (MR) = Marginal Cost (MC)
MR = MC
atau dTR = dTC
Tapi dari sisi operasional konsep ini sangat sulit untuk dicapai karena dalam
prakteknya bagaimana menentukan bahwa marginal cost telah tercapai atau bahwa
marginal revenue telah tercapai. Selain itu kegiatan bisnis selalu dipengaruhi oleh
elemen-elemen lingkungan yang selalu berubah setiap saat. Teknologi, permintaan,
supply, kualitas, dan sebagainya semua selalu berubah sehingga menyulitkan menerapkan
formula seperti di atas.
Dalam konsep ekonomi, keuntungan maksimum selalu didasarkan pada asumsi
seteris faribus (kondisi lainnya tidak berubah). Kenyataannya dalam kegiatan operasional
semua faktor produksi selalu berubah, misalnya teknologi, bahan baku, permintaan dan
lainnya. Karena adanyaperub itulah maka kegiatan operasional perusahaan seringkali
banyak yang tidak mendapatkan keuntungan, justru banyak merugi, bahkan banyak yang
bangkrut. Konsep keuntungan maksimal dalam jilmu ekonomi hanya merupakan alat
analisis yang diperlukan untuk mengarahkan perilaku para pebisnis agar memaksimalkan
upayanya ke arah pencapaian laba yang sebesar-besarnya. Ijadi konsep itu hanya
merupakan konsep yang normative saja yang kenyataannya sangat sulit ditemui, namun
bukan berarti tidak penting, karena sangat berguna dalam menentukan pendekatan dalam
memecahkan masalah ekonomi.
35
0
Q= , atau dalam bentuk uang
0
36
0
Q=
0
Dimana : TR = Penerimaan perusahaan (Total revenue)
TC = Biaya operasional (Total cost)
Q = Jumlah produk (Quantity)
FC = Biaya tetap (Fixed cost)
VC = Biaya variabel (Variable cost)
P = Harga produk (Price)
1 Vc/P = Contribution margin
Untuk ilustrasi kita umpamakan seorang entrepreneur muda yang baru tamat dari
fakultas ekonomi, mau membuka caf di sebuah tempat dimana para kawula muda biasa
bersantai. Caf ini menjual juice buah seharga Rp. 7.500 per cup. Bahan-bahannya terdiri
dari 7 (tujuh) jenis. Setelah dihitung dan dicoba secara teliti, biayanya ditetapkan sebesar
Rp. 4000 per cup. Tenaga kerja langsung yang menangani produksi sekaligus penjualan
ditetapkan Rp. 1000 per cup. Untuk membuka caf tersebut si pengusaha menyewa
tempat Rp. 2.000.000 per bulan dengan hari kerja 25 hari sebulan. Ia kemudian
mengangkat 2 (dua) orang supervisor untuk mengawasii jalannya operasional dan digaji
Rp. 1.500.000 per bulan. Harus mampu menjual berapa cup dalam per harinya agar si
pengusaha tersebut bisa terus membuka cafenya? Bisakah ia berkembang menjadi
perusahaan yang besar?
Dengan menggunakan rumus di atas, kita bisa mengelompokkan biaya-biaya
operasional sebagai berikut :
1. Biaya tetap (Fc) adalah sewa tempat (Rp. 2.000.000) dan tenaga bulanan 2 (dua)
orang supervisor (Rp. 3.000.000) sehingga jumlahnya Rp. 5.000.000,-
2. Variabel cost Vc adalah biaya bahan dan tenaga kerja langsung, sehingga jumlahnya
Rp. (4000 + 1000) = Rp. 5000.
3. Dengan memasukkan rumus di atas, maka akan diperoleh Q sebesar 2000 cup.
5.000.000 5.000.000
Q= = 2000 cup
7500 5000 2500
4. Karena hari kerja dalam sebulan adalah 25 hari, maka per harinyah ia harus mampu
menjual 2000 cup / 25 hari = 80 cup.
5. Dengan menjual sebanyak itu perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan
hidupnya karena biaya tetap FC sudah tertutupi.
Bukti : TR = 2000 cup @ Rp. 7500 = Rp. 15.000.000
Vc = 2000 cup @ Rp. 5000 = Rp. 10.000.000
Contribution margin = Rp. 5.000.000
37
Gambar 3.1
Curva Break Event Point
REVENUE
VARIABLE
BEP
COST
FIXED COST
2000
cup
3. NILAI PERUSAHAAN
Kalau keuntungan perusahaan itu sebagian disisihkan (return earning) untuk
mengembangkan kegiatan operasionalnya. Maka lama kelamaan perusahaan kecil itu
menjadi besar. Apabila dengan perkembangannya itu, kegiatan operasional perusahaan
melewati batas-batas negara maka jadilah ia perusahaan multinasional. Seirama dengan
perkembangan perusahaan pemiliknya pun berubah yang asalnya sendiri menjadi
beberapa orang. Kalau perkembangannya terus berlangsung pemegang saham juga terus
bertambah menjadi puluhan, ratusan atau bahkan ribuan. Saham yang dimiliki juga
berbeda-beda besarnya karena diperjual-belikan di pasar modal. Apabila harga saham itu
terus meningkat maka nilai perusahaan pun menjadi naik. Kenaikan nilai perusahaan ini
digambarkan dengan kenaikan harga sahamnya di bursa efek.
D1 D2 Dn
P= + + .. +
(1 k ) (1 k ) 2
(1 k ) n
38
4. LABA MAKSIMAL
Apakah setelah menjadi besar perusahaan sudah mampu mencapai laba maksimal?
Sangat sulit membuktikannya karena tingkat revenue maksimal MR dan tingkat biaya
minimal MC erat kaitannya dengan skala ekonomis (economies of scale). Kondisi ini
sangat sulit dideteksinya dalam praktek sehari-hari. Yang jelas sebuah perusahaan
menjadi besar karena bukan semata-mata ditinjau dari sisi ekonomi saja, tapi juga dari
sisi lain seperrti :
1. Kemampuannya mempertahankan kelangsungan hidupnya (survive)
2. Mampu meraih keuntungan (profitability)
3. Mampu berkembang (growth)
39
dari debitur tersebut dan mengembalikannya ke giran saat jatuh tempo. Sebagai mediator,
lembaga keuangan harus menyadari betul apa yang menjadi fungsinya dan bagaimana
fungsi itu dilaksanakan dengan baik iseh memuaskan kedua belah pihak yang
ditengahinya. Demikian juga dengan sebuah perusahaan otomotif yang memiliki misi
untuk menghasilkan peralatan transportasi. Ia bukan saja harus mendesain produk dengan
baik, tapi juga harus memperhatikan kegii penambangan biji besi, penyedotan minyak
bumi dari dalam tanah udan perkebunan karet dalam rangka menyediakan alat
transportasi yang menyenangkan bagi masyarakat.
Misi memberikan rambu-rambu kepada perusahaan untuk menyadari batasan-
batasan kegiatan operasionalnya agar tidak melewati koridor-koridor yang telah
dibuatnya untuk tetap konsisten beroperasi dalam bidangnya. Namun untuk mencapai
tujuannya perusahaan harus menciptakan image yang baik dalam masyarakat. Untuk itu
diperlukan tahapan-tahapan kegiatan untuk menjangkau harapan-harapan perusahaan di
masa mendatang. Harapan itu harus ada dalam jangkauan waktu yang lebih rasional,
misalnya harapan perusahaan untuk 5 (lima) tahun mendatang. Harapan-harapan itu
berupa gambaran tentang eksistensi perusahaan itu sendiri untuk mendapatkan jati dirinya
hdi tengah-tengah persaingan dengan perusahaan lainnya dalam industri tersebut. Dengan
demikian misi perusahaan :
a. Harus realistik (sesuai dengan keadaan)
b. Harus spesifik (dalam bidang tertentu)
c. Harus cocok dengan lingkungan operasi, dan
d. Harus membangkitkan motivasi bagi seluruh karyawan
Visi memberikan bayangan atau gambaran (vision) tentang wujud apa yang akan dicapai
oleh perusahaan misalnya dalam 5 (lima) tahun mendatang. Misi sebuah perusahaan
otomotif adalah membuat peralatan transportasi untuk masyarakat, baik yang bersifat
umum atau pribadi. Ia kemudian menetapkan visinya untuk menjadikan perusahaan yang
terkemuka di kelasnya dalam 5 (lima) tahun mendatang. Dengan cara seperti itu
perusahaan otomotif akan berusaha menetapkan langkah-langkah strategisnya untuk
mewujudkan visinya dalam 5 (lima) tahun mendatang. Perusahaan lain mungkin
menetapkan visinya untuk menguasai 40% pasar regional dalam jangka waktu tertentu.
Merk misalnya, menyatakan misi perusahaannya untuk menyediakan barang dan jasa
yang super kepada masyarakat. Kemudian ia menetapkan visinya untuk menciptakan
kualitas unggulan yang memuaskan masyarakat. Pernyataan visi dan misi yang paling
menarik adalah ketika Presiden John F. Kennedy 1962 merancang pendapatan manusia di
bulan : achieving th goal, before this decade is out, of landing a man on the moon and
returning him safely to earth.
41
6. STRATEGI KORPORASI
Secara garis besar dalam perusahaan dikenal 2 (dua) strategi yaitu (1) strategi korporasi
(corporate strategy), dan (2) strategi operasi (operations strategy). Pada saat visi dan misi
ditetapkan, strategi pun mulai disusun untuk mencapainya. Strategi ini disebut juga
sebagai manajemen strategi (strategic management) atau perencanaan strategi (strategic
planning) yaitu rencana organisasi yang disusun untuk mencapai visi dan misi
perusahaan (Heizer, 2000). Ia merupakan serangkaian keputusan dan tindakan yang
dirancang untuk meuncapai sasarn jangka panjang kata Pearce and Robinson (1989).
Istilah strategi diambil dari istilah dalam kemiliteran, yang diartikan sebagai seni
dalam merancang perang dan seni dalam melaki peperangan untuki menguasai wilayah
teritorial tertentu (Collins English Dictionary). Istilah ini kemudian digunakan dalam
kegiatan bisnis karena bisnis pada hakikatnya adalah bentuk lain dari peperangan.
Corporate strategi berkaitan dengan pengambilan keputusan yang menyeluruh,
dan karena dalam organisasi terdapat tingkatan-tingkatan (hierarchy) maka strategi
diuraikan lagi menjadi strategi yang sesuai dengan tingkatannya. Pada organisasi yang
sederhana hanya ada dua level strategi yaitu strategi bisnis (business strategy) dan strategi
berdasarkan fungsi (functional strategy). Tapi dalam jorg multinasional MNC
(multinational corporation) tingkatan paling atas disebut corporate strategy kemudian
disusul oleh unit bisnis strategi (business unit strategy functional strategy). Dan terakhir
strategi berdasarkan fungsi (lihat Gambar 2.1). Dengan demikian, dari sisi tingkatnnya,
strategi dibagi menjadi 3 jenis :
1. Corporate strategy
2. Business unit strategy, dan
3. Functional strategy
Corporate strategy terdiri dari anggota-anggota board of director atau chief of executive
officers CEO. Mereka biasanya para pemegang sahamj yang menentukan dan para
pimpinan puncak yang bertanggungjawab tentang perusahaan secara keseluruhan. Selain
untuk menetapkan tujuan perusahaan secara keseluruhan, mereka juga berusaha untuk
menucapai sasaran perusahaan yang bersifat non-financial. Misalnya berusaha untuk
menciptakan corporate image dalam masyarakat dengan cara memberi pendidikan
kepada anak yatim, memelihara lingkungan, memberi sumbangan kepada yang terkena
musibah atau kegiatan sosial lainnya, sebagai tanggung jawab sosialnya (social
responsibility). Karena tugas tersebut, pekerjaan mereka lebih bersifat keluar daripada ke
dalam. Mereka menghadiri seminar-seminar, upacara-upacara, menjalin hubungan
dengan tokoh masyarakat, lembaga keuangan, pejabat pemerintah, perusahaan rekanan,
bahkan dengan para politikus. Tugas mereka memang menjalin hubungan dan membina
jaringan dengan masyarakat luas.
42
Gambar 3.2
Model Strategi Korporasi
CORPORATE STRATAEGY
Business unit strategi terdiri dari para manager unit bisnis yang menerjemahkan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh corporate strategi menjadi bentuk yang kongkrit
(concrete). Kegii para manajer ini hampir sama dengan para pimpinan puncak tapi dalam
scope atau wilayah yang lebih terbatas sesuai dengan produk yang ditanganinya. Mereka
menetapkan dasar-dasar pada produk-produk apa saja perusahaan harus berkompetisi
danh pada pasar yang mana yang harus dilayani.
Functional strategi terdirri dari para manager yang menangani produk tertentu
atau wilayah tertentu. Mereka bertanggungjawab dalam mengembangkan produk dan
penelitian (R&D), menciptakan produk yang berkualitas, pemasaran produk dan human
relation. Singkatnya, corporate dan unit bisnis berkenaan dengan doing the right things
sedangkan functional level menekankan pada doing things right
Gambar 3.3
Tingkatan Strategi MNC
HOLIDAY INN INC
7. STRATEGI OPERASI
Strategi yang berdasarkan fungsi (functional strategy) membantu organisasi (perusahaan)
dalam mencapai keseluruhan misinya. Masing-masing fungsi seperti keuangan
(financial), pemasaran (marketing), iproduksi (production), dan personalia (personnel)
memiliki misi dan strategi yang berbeda satu sama lain. Tapi pencapaian masing-masing
misi oleh masing-masing ifungsi tersebut akan menentukan pencapaian misi perusahaan
secara keseluruhan (corporate mission). Menurut Michael E. Porter (1980), pada
umumnya ada 3 (tiga) konsep yang dikembangkan perusahaan untuk mencapai misinya,
yaitu :
(1) differentiation,
(2) cost leadership,
(3) quick response
Masing-masing fungsi dalam perusahaan harus berfikir bersama bagaimana
mentransformasikan ketiga konsep di atas yang sifatnya intangible menjadi tugas-tugas
yang bersifat tangible. Bagaimana produk yang disajikan tamkpil beda dalam arena,
murah dalam harga, dan cepat dalam merespon setiap pendapat konsumen. Diferensiasi
mencerminkan keunikan produk yang disajikan sehingga menimbulkan image tertentu hdi
pikiran customer. Kita bisa mengambil contoh pada perusahaan-perusahaan otomotif
seperti Toyoga, Honda, Mitsubishi, Mercy, Ford, Chevrolet, yang sama menghasilkan
alat transportasi tapi satu sama jlain tampil dalam ketidaksamaan. Masing-masing tampil
beda dalam bentuk (feature), dalam interior, dalam cara pemeliharaan atau lainnya.
Masing-masing perusahaan berusaha keras menyiasati kegiatan operasi produksinya agar
menciptakan produk dengan biaya yang rendah. Upaya ini sangat kelihatan dalam usaha
retailer seperti Wal-Mart, Hiper-Mart, atau jasa lainnya dalam bidang jasa telekomunikasi
seperti Telkomsel, Esia, Fren, dan sebagainya. Respon meliputi keseluruhan nilai-nilai
dari waktu penuyediaan produk dan pengiriman (delivery), juga dalam ketepatan jadwal
yang telah ditetapkan sehingga konsumen memiliki image tersendiri terhadap perusahaan.
Untuk membentuk ketiga konsep itu masing-masing fungsi harus mengkaji segala
sesuatu yang ada dalam lingkungannya. Kajian ini lebih dikejnal dengan analisis SWOT
(strength, wekanesses, opportunities, dan threats). Bagaimana masing-masing fungsi
memanfaatkan kesempatan yang ada di lingkungan luar, memaksimalkan kekuatan yang
dimilikinya, menetralisir ancaman dari luar, dan menghilangkan kelemahan dalam
perusahaan (lihat gambar 3.4)
44
Peluang
(Opportunities)
Kekuatan Weakness
(Strength) (Kelemahan)
Ancaman
(Threat)
Saat itu pula ia berpikir untuk melakukan kegiatan operasi dalam perdagangan
internasional. Dalam jkegi ini perusahaan bisa melakukan kegiatan operasi yang ekstensif
seperti membeli berbagai sumberdaya, menciptakan barang-barang dan jasa-jasa di luar
negeri, dan menjual berbagai produk ke berbagai negeri. Kalau sudah begitu, jadilah ia
sebuah perusahaan multinasional MNC (Multinational Corporation) yang akan memiliki
dan mengendalikan berbagai sumberdaya di berbagai negeri.
Menurut Heizer dan Render ada 4 (empat) strategi dalam memasuki bisnis
internasional, yaitu :
(1) Strategi internasional (International Strategy)
Strategi internasional menggunakan export dan lisensi untuk memasuki area
pasar global, misalnya Harley Davidson yang merakit produknya di negeri
yang menjadi target pasarnya. Strategi ini dianggap kurang menguntungkan
karena dianggap kurang responsif terhadap selera konsumen lokal. Selain itu
dari segi biaya juga kurang menguntungkan karena menggunakan cara-cara
proses produksi yang telah ada dengan cara-cara yang dilakukan di host
country. Hal ini memang cara yang termudah untuk memasuki pasar global.
(2) Strategi Multidomestik (Multidomestic Strategy)
Strategi ini mendesentralisasikan wewenang untuk menentukan
kebijaksanaan perusahaan terhadap anak-anak cabang perusahaan yang ada di
negara lain. Misalnya joint venture atau franchise. Keuntungan dari strategi
ini adalah memaksimalkan suatu kompetitif respon untuki pasar lokal
(responsiveness). Banyak para produser makanan seperti Heins, Mc Donnal,
atau Hoka-Hoka Bento yang yang membuat produknya disesuaikan dengan
selera pasar lokal. Di India misalnya, Mc Donnal menyajikan hamburger
tanpa daging sapi untuk merespon selera konsumen.
(3) Strategi global (Global Strategy)
Strategi ini lebih bersifat sentralisasi dimana kantor pusat (host country)
mengendalikan cabang-cabang perusahaannya dengan produk yang
dihasilkannya bersifat standar. Tujuannya adalah untuk mencapai jtitik
economic of scale dari kegiatan operasi perusahaan. Strategi ini cocok bila
perusahaan yang menekankan pada penurunan biaya, dan tidak peduli
terhadap respon konsumen lokal misalnya produsen peralatan berat seperti
Caterpilar dan Texas Instrument.
(4) Strategi transnasional (Transnational Strategy)
Strategi ini mengkombinasikan berbagai keuntungan dari ketiga strategi di
atas, yaitu untuk mencapai economic of scale (low cost) dan sekaligus
merespon selera pasar lokal. Ide-ide, orang-orang, ibahan-bahan saling
dipertukarkan untuk memperoleh manfaat yang lebih tinggi sehingga
perusahaan mampu menciptakan differentiation, low-cost, dan response.
47
9. KESIMPULAN
Tujuan perusahaan (yaitu survive, profit, dan growth) merupakan alasan utama mengapa
perusahaan beroperasi dalam jling global. Manakala pasar di dalam negeri dirasakan
sudah menyempit karena persaingan yang ketat, perusahaan yang ingin tetap eksis akan
berusaha sekuat kemampuannya untuk mencari jalan keluarnya. Selain untuk survive,
perusahaan juga ingin berkembang menjadi perusahaan yang sejajar dengan perusahaan
multinasional lainnya. Untuk itulah ia bertandang dengan perusahaan lainnya hdi pasar
global dengan menyajikan produk-produknya dengan berbagai atributnya. Keberhasilan
perusahaan dalam bertandang di pasar global akan tercermin dari harga sahamnya yang
akan terus meningkat. Harga saham ini mencerminkan nilai perusahaan itu sendiri yang
akan memberikan kepuasan kepada semua stockholdernya.
Untuk mendapatkan nilai yang diharrapkan perusahaan harus bekerja keras,
menentukan visi dan misinya, dan berusaha untuk mencapai visi tersebut dengan
menyusun strateginya. Ada dua ekstrim strategi yang berkaitan dengan pencapaian visi
misi tersebut, yaitu strategi corporasi dan strategi operasi, sedangkan diantara keduanya
hadl taktik. Strategi corporasi ditentukan oleh manajemen puncak atau chief of executive
office (CEO), yang menganalisis lingkungan luar perusahaan untuk melihat peluang
(opportunities) dan ancaman (threats) yang menghadang perusahaan. Selain itu CEO juga
melakukan analisis ke dalam untuk melihat kekuatan (strengths) dan kelemahan
(weakness) yang dimilikinya. Strategi operasi menentukan tahapan-tahapan kegiatan yang
harus dilakukan untuk melaksanakan strategi korporasi. Strategi ini menentukan jumlah
bahan yang diperlukan, peralatan yang akan digunakan, dan orang-orang yang akan
melaksanakannya. Strategi ini bersifat lebih pasti karena jangkauannya yang bersifat
jangka pendek.
Dalam operasi global strategi operasi menjadi sangat penting karena mesin dan
alat-alat, serta orang-orang harus dikirim untuk melaksanakan operasi di luar negeri.
Kesalahan dalam perencanaannya akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi
perusahaan. Alasan utama bagi perusahaan untuk beroperasi di luar negeri adalah
efisiensi dalam menghadapi persaingan global. Perusahaan ingin memanfaatkan
sumberdaya yang dimiliki negara itu dan yang tidak diperoleh hdi dalam negeri sendiri
untuk meningkatkan efisiensi. Dengan menggunakan sumberdaya yang dimiliki negara
itu, perusahaan berharap akan mampu memiliki daya saing dalam bentuk diferensiasi,
low-cost, dan quick response.
48
10.BAHAN DISKUSI
1. Mengapa laba maksimal (maximization profit) dalam kenyataannya sangat sulit
dicapai? Mengapa dalam menentukan tujuan perusahaan harus rasional?
2. Siapa sebenarnya yang berkepentingan dengan tujuan perusahaan itu? Apakah
hanya pemiliki saja?
3. Bagaimana nilai-nilai perusahaan dapat dicapai? Untuk siapa sebenarnya nilai-
nilai perusahaan itu?
4. Apa yang dimaksud visi dan misi? Apakah setiap perusahaan harus memiliki visi
dan misi? Bagaimana dengan perusahaan kecil? Manakah yang lebih dulu, visi
atau misi?
5. Apa kaitan misi dengan strategi?
6. Bagaimana langkah-langkah dalam menyusun strategi? Apa perbedaan strategi
korporasi dengan strategi operasi?
7. Mengapa perusahaan beroperasi di luar negeri? Samakah dengan perusahaan
yang beroperasi di negeri sendiri?
8. Apa tantangan efisiensi dengan beroperasinya perusahaan luar negeri?
9. Apakah efisiensi itu merupakan persyaratan mutlak untuk berkembangnyah
perusahaan?
BAB INOVASI
4 DAN DESAIN PRODUK
1. PENDAHULUAN
Kegiatan operasi perusahaan di luar negeri bisa dilakukan dalam bentuk
penciptaan jasa seperti kegiatan perdagangan, atau dalam bentuki pembuatan barang
seperti kegiatan manufaktur. Baik jasa atau barang, sudah tentu pembuatannya harus
memperhatikan kebutuhan dan keinginan pasar. Pasar harus menjadi fokus perhatian
dalam setiap kegiatan operasi apapun. Namun pasar selalu memiliki ketidaksamaan baiki
dalam jkebu maupun dalam keinginannya. Karena itu tidak mungkin membuat produk
yang sama untuk seluruh pasar yang ada di berbagai negeri, karena masing-masing negeri
memiliki keunikan sendiri-sendiri.
Keunikan pasar bisa terbentuk karena banyak hal, seperti :
budaya,
agama,
nilai-nilai,
pendapatan,
lingkungan, atau
pendidikan
Keunikan pasar ini mendorong perusahaan untuk melakukan perencanaan dalam
pembuatan produknya jelasnya desain produk. Pada gilirannya desain produk akan
merembet pada desain prosesnya. Kegiatan ini harus dilakukan, karena perusahaan harus
menghasilkan produk yang bisa dijual dan bukan menghasilkan produk yang bisa dibuat.
Ini berarti pula bahwa konsumen dikelompokkan sesuai dengan selera dan
pendapatannya, karena sebuah produk tidak akan mampu memenuhi seluruh kebutuhan
dan keinginan pasar.
5. MENGEMBANGKAN GAGASAN
Menurut tokoh-tokoh pemasaran seperti Kotler, Bowen, dan Makens (1999), produk
dibuat karena dibutuhkan. Jia dibutuhkan untuk dipakai, untuk dimiliki, untuk
diperhatikan, atau untuk dikonsumsi sendiri. Yang membutuhkannya bisa perseorangan,
rumah tangga, lembaga, organisasi, pemerintah atau mungkin lingkungan yang lebih luas
lagi. karena membuat produk juga banyak, lebih dari satu produsen, bisa terjadi sebuah
pasar menawarkan produk yang sama oleh banyak produsen, maka terjadilah persaingan.
Konsumen hanya akan membeli produk yang memuaskan atau yang berkualitas, jkrn itu
56
memenuhi kebutuhan saja tidak cukup, produk yang diciptakan harus juga memenuhi
keinginan konsumen.
Ada beberapa cara untuk mengetahui kebutuhan pasar, diantaranya pengamatan
secara makro tentang perubahan demografi dan sosial (Sociological and demographic
change) suatu masyarakat. Sebagai contoh hpene terhadap penduduk Indonesia yang
berjumlah 230 juta jiwa, misalnya menghasilkan kelompok umur sebagai berikut :
< 15 tahun = 20%
16 30 tahun = 20%
31 45 tahun = 20%
46 60 tahun = 20%
> 60 tahun = 20%
kelompok umur ini bisa memberikan inspirasi terhadap seorang inovator untuk
membuat produk apa yang dibutuhkan oleh htingkatan umur seperti itu. Misalnya untuk
kelompok umur yang lebih dari 45 tahunh pada umumnya akan membutuhkan alat bantu
membaca yaitu kacamata. Tentunuya rasional sekali kalau digagas untuk membuat pabrik
kacamata alat bantu baca karena ada kebutuhan pasar sebesar 92 juta jiwa (40% dari 230
juta). Jumlah itu cukup menggelitik bagi seorang entrepreneur untuk memasuki usaha
pembuatan kacamata.
Kajian yang menadlam tentunya diperlukan apabila gagasan usaha akan
dilanjutkan. Gagasan membuat kacamata misalnya, umur teknis sepasang kacamata
adalah 2 tahun. Setelah itu harus ganti karena rusak, maka dengan demikian pemakaian
per orang adalah sepasang kacamata per 2 (dua) tahun. Untuk penduduk Indonesia berarti
dibutuhkan kacamata sebanyak 92 juta x pasang atau 46 juta pasang per tahun. Suatu
permintaan pasar yang cukup besar untuk produk kacamata. Kajiannya tentunya tidak
hanya sampai di situ, tetapi harus dilanjutkan kepada pendapatan masyarakat. Berapa
persen jumlah penduduk yang berpenghasilan tinggi, menengah, dan rendah.
Bagi yang berpenghasilan tinggi kebutuhan atas suatu barang sudah disertai
dengan keinginan untuk memenuhi gengsinya. Produk kacamata tidak hanya untuk
sebagai alat bantu baca saja tetapi juga untuk menunjukkan bahwa ia seorang kaya. Ia
menginginkan suatu frame kacamata yang mahal agar percaya hdiri saat bergaul dengan
sesama kelasnya. Maka pembuatan kacamata tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan
saja, tapi juga untuk memuaskan keinginan konsumen.
Kelompok umur yang berbeda memiliki kebutuhan yang berbeda pula.
Kebutuhan masyarakat anak-anak (< 15 tahun) tentunya berbeda dengan kebutuhan
masyarakat kakek-nenek (>60 tahun). Demikian juga masyarakat kaya memiliki
kebutuhan yang berbeda dengan masyarakat miskin. Bagi orang kaya, sebuah parfum atau
minyak wangi yang mahal sudah merupakan kebutuhan dan bersedia untuk membelinya.
Bagi orang miskin barang tersebut masih merupakan kemewahan dan keinginan yang
57
Spesifikasi Persepsi
Prototype konsumen
Produksi Pasar
Distribusi produk
Saat produk didesain, prototype produk dan spesifikasinya akan disajikan. Ini
akan menentukan kualitas produk yang akan dihasilkan karena akan menentukan harga
dari produk itu sendiri. Spesifikasi akan menentukan bahan-bahan yang akan digunakan
untuk membuat produk itu. Penggunaan bahan-bahan ini seringkali akan menentukan
tahapan pengolahannya dan tenaga kerja yang akan mengolahnya. Pada akhirnya
semuanya akan menentukan besarnya biaya pengolahan itu sendiri. Setelah dibuat,
produk akan dikirim ke bagian pemasaran untuk didistribusikan. Di pasar inilah produk
akan ditest oleh konsumen apakah memenuhi seleranya atau tidak. Apabila produk itu
memenuhi selera konsumen, permintaan akan meningkat, tapi apabila tidak memenuhi
seleranya, konsumen akan meninggalkannya. Pada saat itu perusahaan harus berusaha
mengungkap keinginan tersebut untuk mendesain produknya yang baru.
58
memuaskan keinginan konsumen pada segmen tertentu. Segmen itu bisa berdasarkan
geografi (wilayah), demografi (budaya, kedudukan, umur, family, pendidikan, income),
psikografi (kelas sosial, life style), atau berdasarkan perilaku seperti tanggapannya
terhadap merk tertentu. Pertimbangan keuangan harus didasarkan pada biaya-biaya yang
bakal timbul dan revenue yang diharapkan. Ada tiga jenis biaya yang bakal timbul dalam
membuat suatu produk, yaitu biaya bahan langsung (direct material), biaya tenaga kerja
langsung (direct labor), dan biaya-biaya tidak langsung (overhead). Total biaya
manufaktur (manufacturing cost) ini akan menentukan harga jual per unit (price per unit).
Apakah volume penjualan, kualitas produk, dan harga jual mampu menutupi biaya
produksinya atau tidak? Kalau tidak, berarti harga jual harus diturunkan. Ini berarti pula
bahwa kandungan produk yang meliputi bahan-bahan dan aksesoriesnya harus dikaji
ulang.
Kemampuan teknis berarti keterampilan karyawan (manager dan tenaga kerja)
dan teknologi dalam membuat produk. Suatu idea mungkin memiliki prospek pemasaran
yang bagus, tapi prospek itu memerlukan persyaratan kualitas produk tertentu. Kualitas
ini merupakan hasil kemampuan teknis. Apabila peralatan yang dimiliki tidak memadai,
ada dua kemungkinan harus ditempuh yaitu mengganti peralatan atau membatalkan idea.
Bila peralatan diganti harus diikuti oleh pelatihan tenaga kerjanya.
Bila pilihan produk telah ditetapkan, ranangan telah ditentukan, prototype telah
dipilih, maka spesifikasi produk disusun untuk menentukan jumlah dan jenis bahan yang
dibutuhkan. Selanjutnya testing harus dilakukan untuk sampai pada desain akhir. Testing
ini diperlukan karena pasar pada hakikatnya mengharapkan agar produk tidak memiliki
caat. Selain itu testing dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya bagian yang terlewatkan
dalam perencanaannya.
60
MUNGKIN ?
TIDAK? STOP
YA,
RANCANGAN
PRODUK
ANALISIS PROSES
DAN KAPASITAS
membeli. Munculnya produk baru akan menyisihkan produk lama, terjadilah persaingan
untuk menciptakan produk baru. Setiap perusahaan akan berusaha untuk menghasilkan
produknya yang lebih menarik bagi konsumen untuk mempertahankan kelangsungan
hidup usahanya. Dalam menciptakan produk baru, inovasi merupakan fundament yang
menentukan keberhasilan perusahaan. Istilah ini menjadi isu yang menarik di lingkungan
bisnis menjelang akhir tahun 2006 (Brutou, Margaret, 2006). Inovasi bisa menjadi the
agent of change dalam perubahan, baik di lingkungan dalam (internal environment)
maupun lingkungan luar (external environment).
Untuk mendapatkan definisi yang tepat tentang inovasi memang sulit walaupun
istilahnya sudah begitu familiar dalam telinga kita. Ada yang mengemukakan bahwa
inovasi adalah invention plus exploitation (Robert, 1988). Namun pendapat yang lain
mengemukakan bahwa inovasi tidak hanya kegiatan mencipta (act of creation), tetapi
juga sebagai inventor atau seseorang yang secara nyata membuat suatu produk untuk
kepuasan konsumen. Inovasi sebagai suatu cara dimana produk, bahan-bahan, tahapan-
tauhapan pengolahan (proses), metode, teknologi diperbaharui dan diperbaiki, dan
pelayanan dikembangkan untuk menambah nilai (add value) sesuai dengan keinginan
lingkungan.
Usaha-usaha inovasi secara jelas akan terlihat di dalam kegiatan dan
pengembangan (research and development) baik yang bersifat basic research mataupun
applied research. Usaha-usaha ini akan ditemukan pula dalam pengembangan produk atau
pengembangan pasar. Basic research akan berdampak pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan mungkin merupakan pengetahuan yang sama sekali belum diketahui
oleh perusahaan. Hasil dari basic research ini selanjutnya akan dikembangkan ke dalam
applied research untuk menciptakan produk baru. Ketika penemuan produk baru ini akan
dikembangkan secara besar-besaran menjadi sebuah industri, maka semua kegiatan dalam
industri tersebut harus berubah.
Sebagai contoh adalah penelitian Du Pont pada minyak bumi yang menghasilkan
sejenis plastik yang bisa dikembangkan menjadi serat sintetis (synthetic fiber). Serat
sintetis ini kemudian dikembangkan untuk membuat benang yang menjadi campuran
serat alam (cotton) yang selanjutnya dianyam untuk membuat berbagai kain untuk
pakaian atau keperluan industri lainnya. Banyak sekali gagasan pembuatan produk yang
dikembangkan dari hasil penelitian. Kita bisa melihatnya dalam jbidang pengobatan,
kedokteran, kemiliteran, elektronika, dan sebagainya. Inovasi juga bisa timbul karena
penelitian pasar menemukan sesuatu untuk dikembangkan menjadi produk yang mampu
memenuhi keinginan konsumen. Misalnya kesulitan orang-orang jompo dalam memasuki
kendaraan umum seperti bus, mendorong diciptakannya kereta dorong dan desain
kendaraan bus yang memudahkan bagi orang-orang jompo tersebut.
Inovasi dalam jpengem produk atau pengembangan pasar dilakukan dalam
kaitannya untuk meningkatkan daya saing. Karena itu fokus perhatiannya adalah pada
62
perilaku pesaing sekarang dan yang akan datang. Dengan demikian inovasi bisa
dikelompokkan ke dalam :
1. Inovasi dalam penemuan produk baru (basic research)
2. Inovasi dalam pengembangan produk baru (applied research)
3. Inovasi dalam perbaikan produk (product improvement)
4. Inovasi dalam proses produksi (re-engineering)
5. Inovasi dalam organisasi (organization restructuring)
6. Inovasi dalam pengembangan pasar (market expansion)
Pada saat perusahaan menetapkan untuk melakukan perubahan pada produk, seluruh
komponen organisasi akan dipaksa untuk melakukan perubahan. Karena itu inovasi
merupakan usaha penjabaran ide ke dalam aktivitas bisnis baik secara radikal ataupun
secara bertahap (Roberts, 1999). Secara radikal berarti menciptakan produk yang betul-
betul baru seperti yang dilakukan oleh Du Pont dengan serat sintetisnya. Secara
incremental yaitu melakukan perbaikan secara bertahap pada produk atau pada proses.
Pertama-tama yang terlihat dalam perubahan adalah proses pengolahan dengan pergantian
mesin dan peralatan baik sebagian atau secara keseluruhan. Perubahan ini diikuti dengan
perubahan pada karyawan atau staf lainnya. Namun dimanapun inovasi dilakukan,
sasaran utamanya bagi konsumennya.
10.KESIMPULAN
Kelangsungan hidup perusahaan sangat tergantung pada kemampuannya dalam
menciptakan produk yang bisa diterima oleh konsumen. Konsumen dalam pasar dunia ini
terbagi menjadi tiga bagian, yang berpendapatan tinggi, menengah dan berpendapatan
rendah. Operasi internasional harus memperlihatkan pasar tersebut untuk menetapkan
produk apa yang akan ditawarkan di negara-negara tersebut. Selain bersifat unik pasar
juga selalu berubah karena pengaruh teknologi dan pendapatan masyarakat. Perubahan ini
harus mendorong perusahaan untuk melakukan pembaharuan dalam pembuatan
produknya. Baik dalam desainnya maupun dalam prosesnya.
Suatu produk memiliki umur hidup yang terbatas yang disebut sebagai product
life cycle. Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kemampuannya
memperabharui product life cycle tersebut, karena itu pengembangan produk menjadi
sangat penting saat produk memasuki tahap kejenuhan (maturity). Ada tiga strategi dasar
untuk mengemji produk baru, yaitu dorongan pasar (market driven), dorongan proses
(technology driven), dan kerjasama antar fungsi (interfunctional) dalam perusahaan.
64
11.BAHAN DISKUSI
1. Mengapa siklus kehidupan produk begitu penting dikaitkan dengan kelangsungan
hidup perusahaan?
2. Mengapa rancangan produk harus memperhatikan kebutuhan dan keinginan
konsumen?
3. Inovasi sangat menentukan perancangan produk. Apa sebenarnya inovasi itu?
Adakah kaitannya dengan pendidikan dan budaya atau bahkan agama?
1. PENDAHULUAN
Produk yang bagaimanakah yang bisa memuaskanj konsumen? Jawabnya apabila produk
itu mampu memenuhi harapan-harapan konsumen baik fungsinya maupun fisiknya
(bentuk, warna, dan sebagainya). Produk bukan hanya disajikan dengan keandalan dalam
fungsi (kegunaan) tapi juga dalam penampilan, pelayanan, dan pemeliharaannya.
Harapan-harapan itu terikat dalam jsuatu kesatuan yang disebut kualitas. Banyak definisi
yang diberikan terhadap kualitas suatu produk, diantaranya fitness for use (Schroeder,
2000), atau Kemampuan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan customer (Heizer,
2001). Namun menurut the American Society for Quality, kualitas adalah the totality of
features and characteristics jof a product that bear on ability to satisfy stated or implied
needs. Tokoh-tokoh utama yang menganjurkan kualitas adalah Juran, Philip Crosby.
Menurut Schroeder, fitness for use harus dihubungkan dengan manfaat produk itu sendiri
dan kepuasan konsumen saat pemakaiannya. Di lain sisi, kepuasan konsumen merupakan
suatu konsep relatif yang berbeda satu sama lainnya dan selalu berubah tergantung dari
kondisi si konsumen itu sendiri. Konsumen saat ini mungkin senang menggunakan mobil
Ford karena keuangannya hanya cukup untuk membeli mobil tersebut. Tapi ketika ia
memiliki uang yang lebih banyak, ia akan membeli Jaguar atau Mercedes karena ia tidak
akan puas kalau membeli Ford. Jadi tiap konsumen akan mendefinisikan kualitas
sehubungan dengan kondisinya, baik pengetahuannya ataupun kondisi lainnya sesuai
dengan kebutuhannya dan cara memuaskannya. Karena itu, pengertian dari sisi konsumen
memiliki deviasi yang besar dan sulit diukur karena sifatnya yang subjektif.
Dari sisi produsen, kualitas adalah kesesuaian produk yang dihasilkan dengan
standar yang dirancang. Rancangan produk ini meliputi spesifikasi yang berupa wujud,
warna, panjang, lebar, berat, kandungan bahan dan jenisnya, serta ukuran-ukuran lainnya.
Ukuran ini menjadi patokan dalam pengolahannya yang disebut standar. Apabila
produsen mampu membuat barang sesuai dengan ukuran rancangan tersebut, maka ia
menganggap telah membuat produk yang berkualitas baik karena sesuai dengan rencana.
Apakah nanti produk tersebut akan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen,
maka konsumenlah yang menentukan.
Fitness for use menuntun produsen untuk sadar bahwa konsumen memiliki
kepuasan yang berbeda-beda. Ini menjadi pendorong untuk membuat produk yang
berbeda yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang berbeda pula. Dalam membuat
alat transportasi misalnya, berbagai jenis mobil harus diciptakan seperti bus, mikrobus,
66
van, mikromini, truk, dan lain sebagainya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
berbeda-beda tersebut. Memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut harus
diupayakan terus menerus baik dalam desain produk, dalam mewujudkannya, maupun
dalam pelayanan setelah hpenyerahan produknya kepada konsumen. Karena itu disebut
continuous improvement (Schroeder, 2000), suatu upaya yang tidak pernah berakhir.
2. DIMENSI KUALITAS
Karena kualitas harus dikembangkan oleh tiga bagian kegiatan yaitu kegiatan
perencanaan (designing), kegiatan pengolahan (processing), dan kegiatan pelayanan
(services). Schroeder membaginya menjadi empat diimensi, yaitu :
(1) Quality of design,
(2) Quality of conformance,
(3) Abilities, and
(4) Field service
Qualityof Design (Rancangan Kualitas) ditentukan saat produk dirancang. Pekerjaan ini
merupakan tanggung jawab darii product designer yang terdiri dari bagian engineering,
marketing, produksi, dan keuangan. Dasarnya adalah hasil penelitian pasar (market
research) untuk mengungkap kebutuhan pelanggan (customers need). Atas dasar
customers need ini dikembangkan konsep rancangan (design concept) untuk merespon
berbagai macam kebutuhan calon pasar yang bermacam-macam tersebut. Misalnya dalam
merancang alat transportasi yang murah dan irit bahan bakar, designer merancang
macam-macam otomobil dengan berbagai ukuran. Kegiatan selanjutnya adalah
menentukan spesifikasi dari masing-masing model otomobil tersebut seperti blueprint,
bill of material, itahapan pembuatannya.
Qualityh of conformance berarti menghasilkan produk yang sesuai dengan
spesifikasinya. Kegiatan ini dilakukan oleh bagian produksi untuk mewujudkan produk
yang telah didesain menjadi kenyataan. Iapabila produk yang dihasilkan sesuai dengan
spesifikasi yang dirancangnya seperti ukuran, warna, kekuatan, kandungan bahan, dan
sebagainya, maka bagian produksi telah mampu membuat sesuai dengan kualitas yang
diinginkan. Bila ada sepuluh jenis rancangan produk dengan jumlah yang berbeda-beda,
maka sebanyak itu pula bagian produksi iharus membuatnya. Bersama dengan bagian
engineering, bagian produksi merancang tahapan-tahapan pengolahan dengan teknologi
yang akan dipakainya, sumber bahan baku, melatih tenaga kerja, cara-cara melakukan
pengetesan dan sebagainya.
67
DIBUTUHKAN
KUALITAS KECOCOKAN
DESAIN
SPESIFIKASI
TEKNOLOGI
KEANDALAN PERSEDIAAN
TAHAN LAMA
KECEPATAN
PELAYANAN TERAMPIL
INTEGRITAS
konsumen itu sebenarnya bukanu produknya saja tapi juga senyum pelayannya. Jadi
percuma menyediakan produk yang baik tetapi tidak disertai dengan keramahan dalam
pelayanannya, karena akhirnya konsumen akan menjauh.
3. MENGENDALIKAN KUALITAS
Ada 2 (dua) hal penting dalam mengendalikan dan meningkatkan kualitas, yaitu (1) cara
melakukan pemeriksaan produk, dan (2) teknik yang digunakan dalam pemeriksaan. Jkrn
produk tercipta dari bahan-bahan dan tahapan pengolahan, maka pemeriksaan
(inspection) harus dilakukan terhadap bahan yang akan digunakan (incoming raw
material), saat bahan sedang diolah (processing), dan pemeriksaan produk akhir sebelum
dikirim ke konsumen (outgoing finished product). Pemeriksaan ini sangat penting untuk
menjamin kualitas bahan yang diterima dari supplier atau juga yang akan dikirim ke
konsumen. Selain untuk menjamin jkua, pemeriksaan ini akan menentukan tingkat Resiko
yang akan ditanggung baik oleh supplier, maupun oleh konsumen (akan kita bahas
kemudian).
Untuk pemeriksaan di sisi ijnput (ijncoming raw material) dan output (outgoing
finished produt) Monks (1982) menyebutnya metode acceptance sampling, sedangkan
pemeriksaan di dalam proses disebut metode control chart. Obyek yang dijadikan
pemeriksaan dalam acceptance sampling umumnya adalah atribut (attributes
characteristic), produk, yaitu untuk memisahkan yang jelek (poor) dari yang baik (good),
yang ditolak (rejected), atau diterima (accepted), yang lolos (pass) atau gagal (fail).
Sedangkan obyek pemeriksaan dalam jpengolahan (proses) umumnya variabel-variabel
(variable characteristics) produk. Variabel-variabel itu meliputi ukuran seperti panjang,
lebar, kekuatan, berat, kadar, volume dan sebagainya, karena itu kegiatannya meliputi
pengukuran (measurement), pengujian (testing), penimbangan (weighing), atau mungkin
memecahkan produk untuk melihat kandungannya. Yang menjadi permasalahan adalah
kapan dan dimana inspeksi harus dilakukan?
Gambar 5-2. Kegiatan Pemeriksaan Kualitas
CONVERTION
INPUT OUTPUT
PROCESS
Control Chart
Acceptance Sampling
69
Ini tergantung kepada tipe proses dan penciptaan nilai tambahh pada masing-
masing tahapan pengolahan. Bila nilai tambahnya dan juga kegunaannya besar sekali,
inspeksi harus ketat dilakukan bahkan harus dilakukan secara menyeluruh. Misalnya pada
pembuatan kendaraan luar angkasa atau untuk menyelam ke dasar laut, keselamatan
penumpang menjadi faktor yang utama, karena itu pemeriksaan secara menyeluruh harus
dilakukan. Pada umumnya kegiatan penciptaan nilai tambah ini terjadi pada bagian-
bagian tertentu seperti :
1. Di sisi supplier, saat sedang mengolah produk yang sedang dipesan
2. Pada saat produk diterima dari supplier
3. Pada saat produk akan digunakan
4. Pada tahapan-tahapan proses pengolahan
5. Pada akhir tahapan pengolahan
6. Sebelum produk diserahkan ke konsumen
7. Pada saat penyerahan kepada konsumen
Tempat-tempat tersebut sangat penting untuk dilakukan inspeksi karena akan menentukan
berhasil tidaknya proses selanjutnya. Dalam inspeksi, keselamatan pemakai seringkali
merupakan fokus utama sehingga 100% pemeriksaan harus dilakukan. Misalnya dalam
pembuatan peralatan untuk menyelam di laut dalam, atau kendaraan untuk menuju ruang
hampa udara, dan lain sebagainya. Akan tetapi dalam hal-hal tertentu pemeriksaan 100%
tidak mungkin dilakukan terutama jkalau pemeriksaan itu harus dilakukan dengan cara
merusak. Misalnya dalam pemeriksaan kekerasan batu-bata yang hanya bisa dibuktikan
dengan cara menghancurkannya, tidak mungkin semua batu bata harus dihancurkan.
Batas koreksi.
Pemeriksaan terbaik adalah kalau tidak ada pemeriksaan, karena itu harus
dipikirkan bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Ada suatu pendapat bahwa sumber
kekeliruan adalah manusia, karena itu inspeksi yang paling baik adalah pada sumbernya,
sebelum barang digunakan, dan melibatkan karyawan. Karena sumber produk adalah
supplier, maka sebelum jdigu updu harus diperikasa secara ketat saat kedatngannya dari
supplier. Di lain pihak, produk diolah oleh tenaga kerja, maka karyawan harus diberi
training agar mereka mampu memeriksa pekerjaannya sebelum produknya dikirim ke
tahap berikutnya. Cara ini di Jepang disebut sebagai Poka-yoke.
4. TEKNIK PEMERIKSAAN
Pada umumnya, teknik untuk mengendalikan kualitas adalah dengan cara tradisional dan
menggunakan metode statistik. Cara tradisional dilakukan dengan merasakan,
mendengarkan, dan melihat secara langsung obyek yang sedang diperiksa. Misalnya
mandor di pabrik teh atau tembakau mencicipi langsung produknya untuk mengetahui
kualitasnya sebelum dipasarkan. Seorang koki (tukang masak) mencicipi enak
70
Grafik di atas berasal dari titik-titik yang merupakan data kualitas hasil pengujian
atau pemeriksaan, baik variabelnya atau atributnya. Sedangkan turun naiknya grafik
menunjukkan turun naiknya kualitas produk yang diperiksa. Karena produk yang
diperiksa merupakan sampel yang mewakili keseluruhan produk, maka turun naiknya
71
grafik ini menggambarkan jangka waktu secara keseluruhan. Apakah ia masih berada
dalam batas-batas kendali atau tidak. Kalau sudah melewati batas kendali (LCL atau
UCL) mengindikasikan bahwa penyimpangan kualitas dari standar yang telah ditetapkan
dan telah melewati batas toleransi. Untuk itu manajer operasi harus segera mencari
penyebabnya dan harus mengambil tinadkan perbaikan (koreksi) agar kualitas kembali
menjadi standar.
5. KESEMPURNAAN KUALITAS
Kesempurnaan produk menjadi dambaan bagi semua pihak, bagi produsen dan terutama
sekali bagi konsumen. Kesempurnaan ini digambarkan dengan kualitas produk yang
memiliki cacat nol atau yang lebih dikenal dengan zero defect. Kualitas yang
bagaimanakah yang memiliki cacat nol itu? Dalam gambar 5-3 di atas terlihat suatu grafik
yang naik turun. Titik-titiknya ada yang di dalam batas-batas kendali atas (UCL) atau
batas kendali bawah (LCL), tapi ada juga yang berada di luar batas-batas kendali. Turun
naik grafik itu menunjukkan turun naiknya kualitas produk yang diperiksa yang bisa
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian.
1. Titik-titik yang berada di luar batas (out of control).
2. Titik-titik yang berada di dalam batas-batas kontrol (in control).
3. Titik-titik yang berada dalam garis standar.
Lebih jauh dari garis standar, lebih besar deviasi kualitas produk itu, dan lebih bervariasi
kualitas produk tersebut. Variasi ini menunjukkan bahwa kualitas produk tersebut tidak
sempurna atau memiliki cacat. Lebih besar variasi kualitasnya lebih besar cacat yang
dimilikinya. Pada umumnya deviasi ini masih akan diterima apabila tidak lebih dari 3
(tiga) deviasi standar. Ini berarti 99,73% dari kualitas produk berada hpada luas daerah
kurva normal yang bisa diterima. Apabila lebih dari 3 deviasi standar kualitas produk
akan ditolak karena sudah sangat parah alias tidak bisa digunakan. Sebaliknya lebih kecil
deviasi standarnya, kualitas akan lebih baik karena produk sedikit sekali memiliki cacat.
Kalau titik-titik kualitas itu berada tepat pada garis standar maka kualitas produk tidak
memiliki deviasi atau deviasi standarnya adalah nol. Ini berarti produk sangat sempurna
karena tidak memiliki cacat atau disebut juga sebagai cacat nol atau zero defect.
Pengertian kesempurnaan produk (zero defect) untuk atribut berbeda dengan
pengertian zero defect dalam variabel. Dalam variabel, zero defect akan ditemui apabila
titik-titik kualitas produk tidak memiliki deviasi standar alias tepat menempel pada garis
standar. Sedangkan pada atribut tidak demikian, kesempurnaan kualitas pada atribut akan
terwujud apabila titik-titik kualitas itu menempel pada batas bawah (LCL). Kenapa
demikian, karena variabel itu merupakan suatu nilai yang selalu berubah. Untuk melihat
perubahannya itu variabel harus diuku, contohnya panjang, berat, kandungan (kadar) dan
sebagainya. Atribut merupakan suatu nilai yang tidak bisa diukur tapi harus dihitung,
72
contohnya bentuknya yang jelek, noda, dan sebagainya. Kalau noda produk itu tidak ada,
maka kualitas produk adalah sempurna atau zero defect.
Dalam kaitannya dengan kesempurnaan kualitas, ada beberapa perusahaan yang
secara sederhana mengukurnya tapi rasional. Bahwa bila ada konsumen yang mengeluh
tentang produk yang dihasilkannya (barang atau jasa) maka dikatakan bahwa produk
tersebut adalah cacat tanpa susah-susah mengukurnya dengan statistik. Itu berarti bahwa
kualitas adalah mutlak kepuasan konsumen.
atau error tipe I, yaitu besarnya probabilitypdu bagus akan ditolak karena pemeriksaan
sampel menunjukkan produk yang jelek lebih besar.
Sebaliknya konsumen harus menerima produk karena berdasarkan pengujian
kualitas hasilnya bagus padahal produk yang lainnya jelek, ini disebut consumers risk.
Konsumen pun akan berusaha agar resiko yang dihadapinya tetap rendah yaitu tidak lebih
besar dari 10 persen. Ia berusaha agar kualitas produk keseluruhan minimal sama dengan
kualitas produk dalam sampel. Dalam statistik kondisi ini disebut resiko beta () atau
error tipe Ii yaitu besarnyau probability produk jelek yang akan diterimaj konsumen
karena pemeriksaan sampel menunjukkan produk yang jelek lebih kecil dari populasi
(lihat Gambar 5.4).
Gambar 5.4. Curve Penerimaan dan Penolakan Kualitas Produk
Gambar 5.5
Siklus Perbaikan Kualitas Produk
P D
A C
9. PEMBERDAYAAN KARYAWAN
Employee empowerment berarti memberdayakan karyawan dalam setiap tahapan
kegiatan produksi. Ada suatu penudapat bahwa 85% dari masalah kualitas berhubungan
dengan proses pengolahan dan bahan-abhan yang digunakan, dan bukan dengan kinerja
karyawan (Heizer, 2000), karena itu, adalah merupakan tugas dari bagian perencanaan
untuk mendesain peralatan dan langkah-langkah pengolahan yang cocok untuk
menghasilkan kualitas produk yang diinginkan. Keterlibatan orang-orang yang
memahami cara-cara pengolahan produk (baik jasa maupun barang) sangat diperlukan.
Sebuah kajian menunjukkan bahwa uprog TQM akan lebih berhasil apabila karyawan
bawah diberi wewenang dan tanggung jawab untuk memperbaiki kualitas produk, karena
karyawan secara langsung terlibat dalam proses pembuatan produk.
Ada beberapa teknik untuk mengembangkan keterlibatan karyawan, antara lain :
1. Bangun jaringan komunukasi yang melibatkan karyawan,
2. kembangkan keterbukaan dan sportifitas dalam bekerja,
3. Berikan tanggung jawab kepada karyawan dalam pekerjaannya,
4. Kembangkan moral organisasi,
76
11.KONSEP TAGUCHI
Konsep Taguchi menyatakan bahwa masalah kualitas paling banyak timbul karena
rancangan produk (product design) dan rancangan proses (process design) yang buruk.
Untuk memperbaikinya harus dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu :
1. Quality robustness
2. Quality loss function
3. Target oriented quality
77
Quality robust adalah bahwa produk-produk yang dihasilkan bukan saja harus
dibuat dalam kualitas yang handal tetapi konsisten dan seragam walaupun dalam kondisi
lingkungan pengolahan yang tidak menyenangkan. Menurunnya menghilangkan
pengaruh seringkali lebih murah daripada menghilangkan sebab dan ini akan lebih efektif
dalam menghasilkan produk yang sangat andal.
Quality loss function (fungsi kerugian kualitas) mengidentifikasi biaya-biaya
yang diakibatkan oleh kualitas produk yang buruk dan memperlihatkan bagaimana biaya-
biaya ini terus meningkat karena kualitas produk menjauh dari harapan-harapan
konsumen. Biaya ini meliputi tidak hanya biaya external saja seperti kehilangan
konsumen tapi juga biaya internal seperti :
1. Biaya pemeriksaan (inspection cost)
2. Biaya hpengerjaan ulang (rework)
3. Biaya perbaikan mesin dan peralatan (repair cost)
4. Biaya kerusakan (scrap cost) dan
5. Biaya sosial (social cost)
Semua biaya itu timbul karena hasil kegiatan yang buruk dan ini termasuk di dalam
fungsi kerugian kualitas. Target-oriented quality (kualitas yang berorientasi pada target)
merupakan falsafah dalam perbaikan yang terus menerus untuk mengarahkan pencapaian
target nilai yang akan ditetapkan. Target nilai ini harus memiliki batas-batas yang bisa
diukur dalam spesifikasi yang diinginkan.
13.STANDAR INTERNASIONAL
ISO 9000 adalah pendekatan yang dilakukan perusahaan untuk memasuki pasar luar
negeri dan merupakan langkah awal untuk menuju kepada standar tunggal yang
dikehendaki oleh konsumen seluruh dunia. Standar kualitas tunggal ini diawasi oleh
International Standar Organization (ISO) yang beranggotakan 90 negara di dunia.
Istilah ISO bisa juga diartikan sama, berasal dari bahasa Yunani yang berarti seragam.
Standar Internasional ini tidak lepas dari upaya tokoh-tokoh kualitas seperti W. Edward
Deming, Joseph Juran, dan Phillip Crosby.
Deming menekankan adanya peran pihak manajemen dalam upaya meningkatkan
kualitas produk. Ia menekankan dua hal, kestabilan sistem dan upaya yang terus menerus
untuk mencapai kepuasan konsumen. Menurut pendapatnya, timbulnya masalah kualitas
disebabkan oleh sistem yang buruk, dan bukan oleh tenaga kerja. Oleh karena itu semua
manajer mulai dari manajemen puncak hingga manajemen bawah harus memiliki
tanggung jawab untuk perbaikan kualitas.
Juran seorang pionir dalam mengajar orang Jepang dalam meningkatkan kualitas.
Menurutnya, komitmen manajemen puncak, dukungan, dan keterlibatannya sangat
mendukung upaya peningkatan kualitas. Ia mendefinisikan kualitas sebagai fitness for use
dan juga percaya bahwa teamwork yang baik akan mampu menapai kualitas yang
memuaskan konsumen.
Phillip Crosby terkenal dengan ide zero defectnya. Menurutnya, setiap organisasi
harus berupaya untuk menghasilkan produk yang memiliki kecacatan nol (zero defect)
atau to make it right the first time dalam kaitannya untuk memuaskan konsumen. Untuk
itu seluruh manajemen harus memiliki komitmen, pelatihan harus diberikan, karyawan
harus dilibatkan, kualitas produk harus terus diawasi dengan pengukuran yang jelas, dan
79
usaha pencegahan kecacatan atau kesalahan produk di seluruh bagian organisasi harus
dilakukan.
ISO 9000 adalah suatu cara perusahaan untuk :
1. Mendapatkan pengakuan internasional bahwa kuau pdunuya telah sesuai dengan
ketentuan internasional.
2. Menaytakan bahwa perusahaan telah memiliki suatu system quality assurance
seperti prosedur-prosedur pengawasan kualitas, cara pengetesan dan inspeksi,
kebijaksanaan, dan pelatihan-pelatihan, jflowchart, instruksi kerja, job
description, struktur organisasi dan sebagainya.
3. Untuk meyakinkan bahwa perusahaan telah diaudit dan telah dinyatakan sebagai
yang memiliki sistem kualitas yang telah terdokumentasi dengan baik. Kualitas
produk itu sendiri tidak diberikan sertifikat sebagai yang memiliki kualitas yang
tinggi, tetapi yang diberikan sertifikat hanya proses pembuatannya. Karena itu,
sertifikat ini secara periodik akan diperbaharui lagi dengan cara mengauditnya
kembali.
4. Mendapatkan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk memasuki pasar
global. Misalnyape Indonesia akan kesulitan menjual produknya di pasar
Amerika, atau Eropa, atau negara maju lainnya apabila tidak memiliki sertifikat
ISO 9000.
14.MANAJEMEN LINGKUNGAN
ISO 9000 ini sekarang telah hdiperluas dengan ISO 14000 yang mengaitkan produk yang
dihasilkan perusahaan dengan lingkungan. ISO 14000 merupakan standar manajemen
lingkungan yang berisi 5 elemen inti. Elemen-elemen tersebut adalah :
(1) Manajemen lingkungan,
(2) Auditing,
(3) Performance evaluation,
(4) Labeling, dan
(5) Life cycle assessement.
ISO 14000 ini memiliki manfaat yang positif bagi perusahaan untuk menciptakan image
yang baik di masyarakat karena tidak merusak lingkungan, bahkan mampu
memeliharanya. Ini dalam jangka panjang akan berpengaruh kepada kelangsungan
hidupnya. Walaupun ISO adalah standard yang hampir dapat diterima di seluruh dunia,
tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat beberapa standart internasional yang dibuat
oleh negara lainnya seperti Jepang dengan Industrial Standart Z8101-1981, Amerika
80
mengembangkan spesifikasi yang sesuai dengan standart Masyarakat Eropa yaitu Q90,
Q91, Q92, Q93, dan Q94.
15.REACK
Reach adalah peraturan untuk registrasi, evaluasi, otorisasi, dan pembatasan (restriction)
dari produk-produk kimia. Pemerintah Uni Eropa menerapkan standar REACH
(Registration, Evaluation and Authorization of Chemical) sejak Juni 2008 lalu. Aturan ini
dibuat pada tanggal 1 Juni 2007 untuk meningkatkan pengawasan pada produk-produk
kimia di Uni Eropa. Reach menekankan tanggung jawab yang lebih besar pada
perusahaan untuk mengelola resiiko-resiko zat kimia yang bisa merusak kesehatan dan
lingkungan.
Sasaran dari REACH adalah untuk meningkatkan perlindungan kesehatan
manusia dan lingkungan dari resiko yang terjadi akibat zat kimia. Meningkatkan daya
saing industri kimia Uni Eropa, suatu sektor kunci untuk ekonomi Uni Eropa.
Meningkatkan metode alternatif untuk menilai zat-zat berbahaya. Meyakinkan sirkulasi
zat-zat bebas pada pasar internal dari Uni Eropa. Apabila pre-registrasi tidak dilakukan,
maka eksportir yang bersangkutan tidak akan dapat melakukan ekspor produknya ke Uni
Eropa.
Aturan tersebut sudah dijnotifikasi di organisasi perdagangan dunia (WTO)
sehingga sudah bisa diterapkan. Jika ada eksportir yang mengekspor produk yang
mengandung bahan kimia, sebaiknya langkahu pre registrasi dilakukan. Dan jika tidak
ada data mengenai zat kimia, maka tidak diperbolehkan melakukan ekspor ke kawasan
itu.
16.KESIMPULAN
Keberadaan perusahaan sangat tergantung pada kemampuannya dalam menciptakan
produk yang bisa diterima oleh konsumen. Tetapi karena keinginan dan kebutuhan
seringkali berubah, maka penciptaan produk harus selalu mengikuti perubahan selera
konsumen. Dan karena selera dan kebutuhan itu pula, suatu produk memiliki umur hidup
yang terbatas yang disebut sebagai product life cycle. Kelangsungan hidup perusahaan
tergantung pada kemampuannya memperbaharui product life cycle tersebut, karena itu
pengembangan produk menjadi sangat penting saat produk memasuki tahap kejenuhan
(maturity).
Inovasi sangat diperlukan dalam merancang produk maupun merancang
prosesnya. Dalam kaitannya dengan proses ini, zero defect harus menjadi tujuan setiap
perusahaan karena akan menentukan kepuasan konsumen sekaligus menentukan efisiensi.
Karena itu kualitas terus diperbaiki dan cara-cara untuk meningkatkannya terus dicari.
Para ilmuwan telah mengembangkan cara-cara untuk memperbaiki kualitas ini yaitu
81
17.BAHAN DISKUSI
1. Kenapa siklus kehii produk begitu penting dikaitkan dengan kelangsungan hidup
perusahaan?
2. Kenapa rancangan produk harus memperhatikan kebutuhan dan keinginan
konsumen?
3. Inovasi sangat menentukan perancangan produk. Apa sebenarnya inovasi itu?
Adakah kaitannya dengan pendidikan dan budaya atau bahkan agama?
4. Apa kualitas itu sebenarnya? Bisakah produsen dan konsumen memiliki persepsi
yang sama tentang kualitas?
5. Apa asja dan dimana saja kualitas suatu produk itu harus diperiksa?
6. Apa bedanya variabel dan atribut? Bagaimana cara memeriksa dan
mengendalikannya?
7. Apa zero defect itu sebenarnya? Bagaimana untuk mencapainya baik dalam
variabel maupun dalam jatribut?
8. Kalau produsen di Indonesia mengimport bahan baku dari Amerika bisa terjadi
dua kemungkinan, barang yang dikirim dalam kondisi baik atau dalam kondisi
jelek. Bagaimana caranya untuk menghindari kerugian tersebut baik dari sisi
produsen atau dari sisi konsumen?
9. Apa bedanya ISO 9000 dengan ISO 14000? Bagaimana cara untuk mendapatkan
ISO tersebut?
10. Kenapa dalam konsep TQM harus melibatkan kegiatan supplier hingga
konsumen dalam memperbaiki kualitas produk?
82
1. PENDAHULUAN
Bahan untuk membuat produk bisa lebih dari satu jenis, bisa puluhan bahkan bisa
mencapai ribuan jenis. Untuk membuat kue misalnya ada sekitar 10 jenis bahan yang
diperlukan. Mulai dari tepung terigu, gulai pasir, telor ayam, mentega, air, dan bahan-
bahan lainnya. Abyangkan kalau produk yang akan dibuat berupa calculator, rado, mobil
atau bahkan sebuah pesawat. Untuk membuat mobil misalnya, diperlukan sejumlah
bahan-bahan yang jenisnya tidak kurang dari 10.000 item (Schroeder, 2002). Bukan
hanya manufaktur saja, bidang jasa pun memerlukan bahan-bahan agar bisa beroperasi.
Supermarket misalnya, membutuhkan 4000 item barang untuk melayani konsumennya,
atau apotiki yang memperdagangkan 9000 jenis obat-obatan.
Proporsi penggunaan bahan-abhan itu tidak sama, ada yang jumlahnya besar, ada
juga yang sedikit. Dalam pembuatan kue misalnya, penggunaan tepung terigu
proporsinya lebih besar dibanding dengan penggunaan gula pasir. Akan tetapi meskipun
proporsi penggunaannya berbeda, bukan berarti tepung terigu yang proporsi
penggunaannya lebih besar lebih penting dari gula pasir. Semuanya sama penting karena
memiliki fungsi yang berbeda dalam mewujudkan produk yang dihasilkan. Kalau gula
pasir tidak ada, atau bahan lain yang lebih kecil lagi tidak tersedia, maka pembuatan kue
tidak akan terwujud.
Bahan-bahan tersebut harus didatangkan dari sumbernya. Ada yang dari dalam
negeri atau harus didatangkan dari luar negeri. Sumber bahan dari dalam negeri biasanya
tidak mencukupi sehingga harus didatangkan dari luar negeri. Sebuah pabrik makanan
ternak di Indonesia contohnya, membutuhkan bahan baku berupa jagung sebanyak 100
ton per hari. Jagung ini harus didatangkan dari Amerika Latin dan negara lainnya karena
jagung yang dihasilkan di Indonesia jumlahnya tidak cukup dan kualitasnya tidak
memenuhi syarat. Dengan demikian suka atau tidak suka hubungan operasional dengan
luar negeri tidak bisa dihindarkan.
2. PENGELOMPOKKAN BAHAN
Untuk kebutuhan analisis biaya dan pengawasan bahan-bahan yang diolah dibagi ke
adlam 4 (empat) kelompok, yaitu :
84
(1) Kelompok bahan baku (raw material), yaitu bahan-bahan yang belum diolah.
Bahan ini berhubungan langsung dengan produk akhir yang akan dihasilkan dan
penggunaannya bisa diukur. Misalnya kulit adalah bahan baku untuk membuat
sepatu. Banyaknya kulit yang digunakan untuk membuat sebuah sepatu bisa diukur.
Demikian juga dengan kain sebagai bahan baku untuk membuat pakaian, besarnya
bisa diukur, misalnya bahan untuk membuat celana panjang laki-laki adalah 125 cm
panjang dan 90 cm lebar.
(2) Bahan setengah jadi (work iin process), yaitu bahan-bahan yang telah melalui
tauhapan pengolahan tapi masih memerlukan pengolahan lanjutan untuk menjadi
produk akhir.
(3) Supplies, yaitu bahan-bahan yang tidak berhubungan langsung dengan produk yang
dihasilkan, tetapi memperlancar proses produksi. Misalnya bahan bakar minyak,I
pelumas, alat-alat tulis, ataupun spare-part mesin. Bahan-bahan ini tidak berhubungan
langsung dengan pduu yang dihasilkan tapi memperlancar proses produksi, karena
kalau tidak ada bahan bakar, mesin tidak akan jalan. Demikian juga kalau tidak ada
kertas tulis untuk memuat laporan, produksi tidak akan jalan walaupun bahan lain
tersedia.
(4) Bahan jadi (finished goods), yaitu bahan-bahan yang telah melalui tahapan akhir dari
pengolahan. Bahan ini disebut juga sebagai produk jadi atau produk yang dihasilkan.
Produk ini siap dikirim ke konsumen untuk dipakai langsung atau diolah lagi menjadi
bentuk lain.
Pengelompokkan bahan ini menjadi sangat penting saat penentuan besarnya biaya per
unit produk. Karena produk terbentuk dari tahapan pengolahan yang melibatkan tenaga
kerja dan peralatan lainnya, maka bukan hanya biaya bahan saja yang harus
diperhitungkan tapi juga biaya tenaga kerja dan peralatannya. Untuk keperluan analisis
biaya dan terutama untuk menentukan besarnya biaya produksi (production cost) per unit
produk, bahan baku dikelompokkan menjadi biaya variabel, sedangkan supplies yang
sulit diukur dimasukkan ke dalam biaya di luar kepala (overhead cost). Biaya ini disebut
biaya umum dan sifatnya tetap karena itu disebut biaya tetap (fixed cost).
85
Gambar 6.1
Model Persediaan
RM WIP FG
RM = Raw material
WIP = Work in process
FG = Finished goods
3. PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Penelitian menunjukkan bahwa nilai persediaan dalam banyak perusahaan
mencapai 50% darii seluruh modal yang diinvestasikan (Heizer, 2002; Monk, 2001).
Karena nilainya begitu besar, beralasan sekali kalau persediaan harus dikendalikan secara
cermat. Selain karena nilainya, alasanj lain mengapa persediaan harus dikendalikan
adalah :
(1) Untuk mempertahankan kelancaran proses produksi. Bila pengiriman bahan
dari supplier sering tidak tepat waktu, perusahaan harus mempersiapkan
persediaan cadangan.
(2) Untuk mengantisipasi permintaan konsumen (customer demand) yang
berfluktuasi. Biasanya permintaan barang bersifat musiman, misalnya pada
saat musim panen atau hari-hari besar keanekaragaman permintaan barang
meningkat,I untuk itu persediaan harus diperhitungkan jauh-jauh hari.
(3) Untuk memanfaatkan potongan harga karena pembelian dalam jumlah
besar. Dalam waktu-waktu tertentu supplier sering menawarkan potongan
harga kalau bersedia membeli dalam jumlah tertentu.
(4) Untuk menjaga kemungkinan terjadinya kenaikan harga. Dalam kondisi
ketidakstabilan, seringkali harga berfluktuasi. Tapi seringkali lebih banyak
kenaikan harga bahan daripada penurunan harganya. Persediaan bahan
dalam jumlah banyak sangat diperlukan untuk mengantisipasi kondisi
seperti itu.
86
7. PEMESANAN EKONOMIS
Ada 2 (dua) jenis biaya yang timbul dalam mempertahankan sejumlah persediaan, yaitu :
(1) Biaya pemesanan (ordering cost) termasuk di dalamnya biaya penyetelan (set up
cost) apabila bahan-bahan yang diperlukan dibuat di dalam perusahaan, yang
meliputi biaya-biaya yang timbul akibat dilakukannya kegiatan pemesanan.
Misalnya biaya-biaya :
a. Perundingan (negosiation)
b. Penjamuan (entertainment),
c. Pengambilan sampel (sampling)
d. Pemeriksaan (inspection)
90
e. Pengiriman (shipping)
f. Asuransi (insurance) dan sebagainya
(2) Biaya penyimpanan (carrying/holding cost) biaya penyimpanan meliputi :
a. Sewa gudang (rent)
b. Asuransi (insurance)
c. Pajak (tax)
d. Keamanan (security)
e. Penanganan bahan (material handling)
f. Kedaluarsa (absolescence)
Selain biaya-biaya hdi atas, harga barang atau bahanyang dibeli pun termasuk ke dalam
biaya persediaan sehingga secara keseluruhan biaya-biaya itu (total cost) mencerminkan
jumlah uang yang terkandung dalam persediaan itu sendiri.
Gambar 6.2
Biaya Persediaan
2DCo
EOQ =
Cc
Dimana : D = Kebutuhan per tahun
Co = Biaya pemesanan
Cc = Biaya penyimpanan
Rumus ini akan baik digunakan apabila kondisinya pasti, tidak ada perubahan. Misalnya :
(1) Harga tidak berubah
(2) Besarnya pemakaian tidak berubah
(3) Masa tenggang (lead time) tidak berubah
Kalau ada perubahan dalam ketiga faktor di atas, maka rumus ini menjadi tidak sesuai
lagi. untuk itu disarankan agar rumus ini hanya sebagai patokan untuk menentukan
kebijakan dalam pemesanan. Pada pembelian dalam jumlah tertentu biasanya supplier
bersedia untuk melakukan potongan harga, untuk itu produsen sebaiknya tetap
menghitung secara EOQ kemudian bandingkan total costnya antara EOQ dengan total
cost setelah discount.
92
Tabel 6.3
Tingkat Pelayanan
Service level %tage Std deviation
without stockout
50.00 0.00
75.00 0.67
80.00 0.84
84.13 1.00
85.00 1.04
89.44 1.25
90.00 1.28
93.32 1.50
94.00 1.56
94.52 1.60
95.00 1.65
96.00 1.75
97.00 1.88
97.72 2.00
98.00 2.05
98.61 2.20
99.00 2.33
99.18 2.40
99.38 2.50
99.50 2.57
99.60 2.65
99.70 2.75
99.80 2.88
99.86 3.00
99.90 3.09
99.93 3.20
99.99 4.00
Dikutip dari G.W. Plossl and O.W. Wight, Production and Inventory Control:
Principle and Technique, 1967 Prentice Hall, Inc.
Dalam kondisi normal, ipermin bahan pada hakikatnya berpusat pada rata-rata
() perbedaannya juga terdistribusi secara normal dengan standar deviasi nul ( = 0).
94
Luas kurva normal yang 100% mencerminkan tingkati pelayanan yang dimiliki
perusahaan. Kalau perusahaan tidak memiilki persediaan pengaman (safety stock) imaka
tingkat pelayanan (level of service) iyang dimiliki perusahaan hanya 50% (1/2 darii luas
kurva normal). Namun seringkali terjadi kejutan dalam pemintaan sehingga deviasi
standarnya tidak sama dengan nul ( samtid 0) sehingga terjadi kekurangan persediaan.
Dengan demikian SS yang dipertahankan merupakan besaran luas kurva normal yang
tersisa (nilai Z) dikalikan dengan besarnya deviasi standar (lihat gambar 6-4).
Gambar 6.3
Model Persediaan Besi
Apabila dipertahankan level of service sebesar 100% (seluruh luas kurva normal),
perusahaan tidak akan mengalami stock-out, tapi biayanya sangat mahal. Karena itu
perusahaan akan mempertahankan tingkat yang aman pada tingkat probability terjadinya
stock-out (Gambar 6-4).
Gambar 6-4
Probability Kehabisan Persediaan
95
Persediaan besi SS = x
Karena luas kurva normal
X
Z=
Maka SS = Z
jumlah kursi yang akan diproduksinya. Suatu pemintaan dikatakan bergantung apabila
kaitan satu item dengan item lainnya bisa ditentukan dengan jelas.
Teknik untuk menentukan pemintaan bergantung ini disebut perencanaan
keperluan bahan atau MRP (material requirement planning). Teknik MRP ini akan
efektif digunakan apabila dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
(1) Susun jadwal produksi utama (master production schedule) yang akan dibuat untuk
mengetahui apa (what) yang akan dibuat, berapa banyak (how many) dan kapan
(when).
(2) Susun bagian-bagian produk (bill of material) yang diperlukan untuk membuat satu
unit produk.
(3) Tentukan berapa lama masing-masing ibahan tersebut diperoleh dan berapa lama
waktu yang diperlukan untuk menggabungkannya dengan produk akhir (lead time).
(4) Periksa berapa jumlah bahan yang tersedia di gudang
(5) Tentukan jumlah pesanan yang harus dilakukan
Misalnya sebuah meja makan akan tersusun dari 1 (satu) daun meja, 4 (empat) kaki, dan 2
(dua) batang penguat kaki. Apabila jumlah meja yang akan dihasilkan sebanyak 100
buah, maka kebutuhan akan kaki meja adalah sebanyak 400 buah. Apabila meja itu tidak
diproduksi, daun atau batang tidak perlu dipesan walaupun persediaan di gudang dalam
kondisi kosong.
Gambar 6.5
Struktur Produk
Kalau yang dibuat itu adalah sebuah mobil maka komponen-komponen yang
diperlukannya akan berjumlah ribuan jenis. Seorang manajer bukan hanya harus
mengetahui seluk beluk di dalam pengolahan saja (production process) tapi juga harus
97
mengetahui seluk beluk pengadaannya. Manfaat MRP menuntun setiap manajer dalam
perusahaan apapun untuk :
(1) Melakukan perencanaan yang teliti dan terus menerus dalam setiap kegiatan
pembuatan produk dengan penjualan yang ketat.
(2) Mendorong keterlibatan manajemen secara keseluruhan
(3) Memaksimalkan pemanfaatan peralatan yang dimiliki
(4) Memanfaatkan teknologi yang memadai seperti komputer
(5) Menggunakan data-data yang akurat
(6) Merespon secara cepat perubahan pasar
(7) Menekan tingkat persediaan yang dipertahankan
Gambar 6.6
Lama Proses Penciptaan Produk
Throughput time = Processing time + Inspection time + Conveyance time + Waiting time
+ rework.
Produk tercipta karena serangkaian kegiatan sejak dari penerimaan bahan baku
(dari pemasok) hingga ke penyerahan barang ke cusstomer. Kegiatan itu meliputi :
(1) Pemeriksaan dan pengetesan kualitas bahan saat diterima dari supplier
(inspection).
(2) Penyimpanan di gudang untuk menunggu penugolahan (waiting),
(3) Pemeriksaan kualitas saat akan diolah diproses pertama (inspection)
(4) Pemeriksaan kualitas dalam tahapan-tahapan pengolahan (inspection)
(5) Pemindahan bahan darii pengolahan pertama ke pengolahan lanjutan
(conveyance).
(6) Penyimpanan bahan yang telah diolah (work in process) untuk menunggu
olahan selanjutnya (waiting)
(7) Pemindahan ke gudang setelah upengolahan akhir (conveying).
(8) Pemeriksaan barang sebelum dikirim ke konsumen (inspection)
(9) Pengiriman ke konsumen (conveyance)
Kegiatan tersebut menimbulkan biaya yang besar akibat digunakannya peralatan dan
tenaga kerja, dan timbulnya kerusakan bahan karena benturan saat pemindahan,
kecerobohan dalam menyimpan, atau hal-hal lainnya. Menurut konsep JIT, apabila semua
kegiatan yang negatif itu dihilangkan, maka perusahaan akan mencapai tingkat efisiensi
yang tinggi karena tidak ada pemborosan waktu dan biaya. Untuk itu harus diketahui
penuyebab dari non-added value. Penyebab itu antara lain :
(1) Kegiatan inspeksi (inspection) timbul karena :
a. Tidak adanya jaminan kualitas (dari supplier) dan
100
Gambar 6.7
Model Rantai Supply
13.KESIMPULAN
Manajemen rantai supply membahas tentang bagaimana bahan-bahan yang diperlukan
untuk membuat produk dikelola dengan baik. Tujuannya agar kegiatan pengolahan (core
technology) ditunjang oleh kepastian penyediaan bahan. Bahan-bahan ini ada yang
langsung berhubungan dengan produk yang dibuat, ada juga yang tidak langsung, tetapi
memperlancar pembuatannya. Semuanya didatangkan dari luar (supplier) yang
sumbernya bisa dalam atau di luar negeri sehingga berpotensi menimbulkan
ketidakpastian penyediannya.
Selain ketidakpastian dalam pasokan, persediaan ini menimbulkan biaya yang
besar, apabila disimkpan dalam jumlah yang melebihi keperluan ataupun apabila terlalu
sedikit. Untuk mengatasi masalah ini perusahaan melakukan berbagai upaya dengan
penentuan EOQ, dengan persediaan besi, dengan melakukan perencanaan yang teliti dan
menyeluruh (MRP). Permasalahan itu terutama berkisar bagaimana agar bahan yang
diperlukan tersedia dalam :
(1) Kualitas yang tepat (the right quality)
(2) Kuantitas yang tepat (the right quantity)
(3) Waktu yang tepat (the right time)
Karena ketiga faktor di atas sangat ditentukan oleh pihak supplier, pendekatan ke arah
supplier menjadi fokus utama. Supplier diajak bekerja sama untuk mengatasi
permasalahan perusahaan yang juga merupakan permasalahannya. Apabila konsumen
tidak puas terhadap produk yang diterimanyapada akhirnya akan merembet kepada
supplier yang akan ditolak pengiriman bahan bakunya. Pemikiran ini mendorong
perusahaan untuk mengkoordinir keseluruhan supplier sejak dari sumber munculnya
bahan baku. Upaya ini tidak hanya ke arah belakang (backward) tapi juga ke arah depan
(forward) ke arah konsumen. Perusahaan bukan hanya memberikan informasi kepada
supplier, tapi juga menggali informasi dari konsumen. Masalah apa yang timbul pada
konsumen berkaitan dengan produk yang dibuat oleh perusahaan, sehingga koordinasi
bukan hanya pada rantai supplier saja tetapi juga sekaligus pada rantai konsumen (supply
chain).
104
Persoalan di sisi input dan di sisi output mendorong perusahaan untuk beroperasi
di luar negeri. Selain memang tuntutan kelangsungan usaha, globalisasi menuntut
perusahaan untuk melakukan efisiensi di berbagai bidang. Adlam globalisasi itu setiap
produk akan bersaing dengan produk lainnya untuk menarik perhatian konsumen dalam
kualitas (quality), dalam harga (price), dan dalam merespon kemauan konsumen (quick
response).
14.BAHAN DISKUSI
1. mengapa bahan-bahan harus dikelompokkan menjadi bahan baku (raw material),
bahan setengah jadi (work in process), bahan tidak langsung (supplier), dan
bahan jadi?
2. Mengapa dalam pengendalian persediaan, bahan-bahan itu harus dikelompokkan
ke dalam kategori ABC?
3. Samakah kegiatan Pembelian Bahan (Purchasing) dengan kegiatan logistik?
4. Mengapa penimbunan bahan-bahan bisa merugikan perusahaan?
5. Penanganan bahan (material handling) yang bagaimanakah yang sebaiknyah
dipilih agar tidak menimbulkan in-efisiensi?
6. Mana yang lebih menguntungkan, pembelian bahan dengan menggunakan
metode economic order quantity (EOQ) atau dengan berdasarkan potongan harga
(discount).
7. Mengapa persediaan besi (iron stock) diperlukan dalam kegiatan operasional
bukankah penimbunan bahan menimbulkan kerugian? Bagaimana kalau tidak ada
persediaan besi?
8. Apa perbedaannya pemintaan bebas dan pemintaan bergantung?
9. Bisakah model EOQ digunakan dalam MRP?
10. Apakah sebenarnya Just in Time itu? Mengapa pemeriksaan, penyimpanan,
pemindahan, disebut sebagai kegiatan yang tidak produktif.
11. Apa bedanya JIT dengan SCM (pengendalian rantai supply)?
Gummings, Thomas G., Systems Theory for Organization Development, John Willey
& Sons Ltd., 1980.
Monk, Joeph G., (1995), Operation Management: Theory and Problem, McGraw-Hill.
Schroeder, Roger G. 2000, Operation Management: Contemporary Concepth and
Cases, Mc Graw-Hill.
106
1. PENDAHULUAN
Manusia merupakan faktor produksi yang sangat penting kata Ishikawa (1982),
karena untuk memenangkan persaingan, semuanya tergantung kepada manusianya.
Persaingan kata Drucker (1973), sama dengan peperangan, dan untuk memenangkan
peperangan, kata orang Amerika itu, tidak hanya tergantung pada mesin perangnya, tapi
lebih kepada the man behind the gun. Teknologi yang canggih, bahan yang berkualitas
baik, menjadi tidak berarti kalau orang-orang yang terlibat di dalamnya tidak memiliki
kualitas.
Sumber daya alam apa yang dimiliki orang Jepang, atau Orang Korea Selatan,
atau orang Taiwan? Jawabnya, hampir tidak ada, kalaupun ada sumbernya alamnya
minim jsekali. Tapi kenapa mereka bisa membuat produk yang kualitasnya diakui
dunia? Jawabnya, karena manusianya. Mereka mampu mengolah bahan untuk menjadi
produk yang bisa bersaing. Pernah suatu ketika, tahun 80an, penulis berbincang dengan
seorang Jepang. Saya bilang, sekarang bangsa dari negara-negara berkembang sedang
giat belajar, mereka memiliki banyak sumber daya alam. Suatu ketika mereka menjadi
bangsa yang pandai dan mampu mengolah sendiri sumber daya alamnya. Bagaimana
dengan bangsamu yang tidak memiliki sumber daya alam seperti itu? Jawaban orang
Jepang itu di luar dugaan dan begitu entengnya. ya, katanya. Kami mengerti, dan kami
sudah mempersiapkannya, katanya sambil tersenyum.
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang sangat kompleks, dan bukan hanya
sebagai faktor produksi saja, tapi juga sebagai makhluk sosial yang memiliki emosi, kata
ahli psikologi Maslow. Ia tidak bisa dengan gampang dijadikan sebuah skrup dalam
sebuah horg (perusahaan) untuki menciptakan suatu produk, kata Spielberg (1992). Sebab
manusia adalah subyek dan bukan obyek organisasi, kata Drucker (1973). Karena itu
perencanaan sumber daya manusia harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhannya, selain
pula memperhatikan kebutuhan organisasi. Perusahaan bisa berkembang karena
manusianya, mereka harus dipersatukan untuk menciptakan sinergi dalam mencapai
tujuan perusahaan.
Bagaimana mempersatukannya? There is njo magic formula kata CEO
Southwest Airline (Heizer, 2001). But it should be established from thousands of pieces
becoming a giant mosaic katanya. Salah satu cara untuk membangun sumberdaya
manusia adalah they should be treated like customers and do what is right for the
107
2. MASALAH PRODUKTIFITAS
Ada kaitan erat antara produktifitas dengan efisiensi. Produktifitas (productivity) berarti
kemampuan berproduksi. Kemamj ini bisa ditujukan kepada perorangan, kelompok orang
atau bahkan suatu bangsa. Kemampuan berproduksi berarti pula kemampuan untuk
mengolah input (faktor-faktor produksi) menjadi output (produk) agar memiliki manfaat
yang lebih tinggi (added value). Manakala value added itu disertai dengan penggunaan
sumber jdaya yang minimal, maka produktifitas sama dengan efisiensi.
output
Produktifitas = x 100%
output
atau
output
Efisiensi = x 100%
output
Karena input terdiri dari berabgai faktor produksi seperti bahan baku, tenaga
kerja, teknologi, dan sebagainya, imaka
output
Produktifitas = x 100%
bahan, manusia, tekno log i, dsb
Kaitan antara produktifitas dengan efisiensi berangkat dari konsep teknis dan
ekonomis dalam memandang output dan input. Dalam konsep teknis, input dan output
ditinjau dari unit fisik yang diolah, karena itu output yang dihasilkan selalu dibandingkan
dengan jumlah input yang gagal diolah. Bila suatu kelompok kerja mengolah bahan
sebanyak 50 unit, hasilnya adalah 40 unit, maka efisiensi yang dicapai oleh kelompok
kerja itu adalah 40/50 x 100% = 80%. Dalam konsep ekonomi, ijnput dan output akan
dinilai dari sisi pasar karena itu satuannya adalah uang (currency). Bila harga input yang
diolah adalah $100 per ton dan output yang dihasilkan adalah $150 per ton maka
produktifitas kelompok kerja itu ($150 x 40) / ($150 x 50) = 120%. Dalam bahasan ini,
produktifitas ini akan kita lihat apabila dikaitkan dengan :
Produktifitas dan waktu
Produktifitas dan teknologi
Produktifitas dan kepemimpinan
108
output
Produktifitas tenaga kerja = x 100%
jam ker rja
Bila suatu kelompok kerja mengolah bahan seabnyak 50 unit, hasilnya adalah 40 unit.
Output tersebut dihasilkan oleh 20 orang selama 8 jam, maka produktifitas kelompok
kerja itu adalah :
40
Produktifitas = = 0,25 unit output perawat jam jkerja
(20x8 jam)
Yang jadii permasalahan adalah bagaimana meningkatkan produktifitas tenaga kerja
ini menjadi lebih dari 25 kg per jam. Peningkatan produktifitas ini menjadi sumber
dari peningkatan standar hidup kita, kata Musseiman (1981), sebab akan menentukan
pendapatan nasional secara nyata. Creative and innovation are bhallmarks of
Americas success kata presiden Xerox Corporation. It is in part the responsibility
of business to provide the environment and the stimulus to keep this process vital.
Without of living katanya hlagi. Penelitian Heizer tentang kontribusi produktifitas
tenaga kerja terhadap produktifitas total adalah 10%. Peningkatan ini bisa
ditingkatkan apabila tenaga kerja itu diberikan pelatihan, memberikan mkoti, dan
membangun kesatuan teamwork.
60
Produktifitas = = 0,375 unit output per jamj kerja
(20 x 8 jam)
Sebuah negara yang tidak memiliki masyarakat knowledge tidak akan menjadi
competitor kelas dunia, karena masyarakat yang seperti itu akan menjadi input kelas
dua. High productivity and high quality outputs requires ihigh quality ijnputs kata
Heizer. Alasan kegiatan operasi internasional salah satunya karena terdorong oleh
kebutuhan akan manajer-manajer yang memang dirasakan sulit untuk diperoleh
hpada satu negara. Manajer-manajer ini akan mewakili perusahaan untuk
mengkoordinir seluruh kegiatan perusahaan di luar neger. Mereka harus bisa dipilih
dari daerah lokal dimana perusahaan akan beroperasi atau dari negeri lain.
Team bisa dibentuk dalam berbagai kepentingan, tetapii utamanya untuk difokuskan
kepada perbaikan kualitas dan pemecahan masalahnya. Organisasi yang berbentuk team
tersebut di Jepang disebut Quality Circle (gugus mutu). Disebut demikian, karena
organisasi ini merupakan kelompok pekerja yang melakukan pertemuan secara rutin
untuk memecahkan persoalan-persoalan yang timbul di dalam pekerjaannya. Anggota-
anggotanya dilatih untuk membuat rencana kerja, memecahkan masalah dengan
menggunakan teknik-teknik statistik, belajar mengemukakan pendapat baik di hadapan
anggota kelompoknya maupun di hadapan kelompok lainnya bahkan di hadapan
manajemen. Suasana kerja tidak kaku tapi menyenangkan seperti mengemukakan
pemecahan masalah yang dikemukakan dengan cara humor tapi tetap serius dalam
pemikiran.
Mereka melakukan pertemuan biasanya setelah jam kerja, tetapi ada juga dalam
jam kerja dan tidak dibayar. Awalnya manajemen menghadapi kesulitan, tapi dengan
menunjuk seorang fasilitator yang mampu melakukan pertemuan secara rutin dan secara
halus (smooth) para anggota team akhirnya menghadiri pertemuan. Mereka menyadari
bahwa ada sesuatu yang mereka dapatkan dalam pertemuan itu selain uang, misalnya
ilmu pengetahuan dan tentang seluk beluk perusahaan.
Negara yang paling berhasil dalam melaksanakan metode ini adalah Jepang,
karena dukungan yang besar diberikan oleh pemerintahnya. Dukungan ini diberikan
dalam bentuk nyata dengan didirikannya AOTS (Association of Overseas Training
Student), yaitu untuk melatih para pekerja asing dari perusahaan Jepang. Perusahaan-
perusahaan Jepang yang mendirikan pabriknya di luar negeri seperti di Asia, Afrika atau
di Amerika Latin mengirimkan tenaganya untuk dilatih di AOTS. Setelah selesai mereka
dijadikan trainer untuk memberikan pelatihan pada bawahannya. Di Indonesia kegiatan
ini lebih terkenal dengan TQC (Total Quality Control) dan QCC (Quality Control Cyrcle)
yang dibahasa Indonesia dengan gugus kendali mutu.
5. PEMELIHARAAN KARYAWAN
Pemeliharaan bukan hanya harus dilakukan terhadap mesin-mesin atau bangunan saja
(maintnance activity) tetapi juga terhadap para pekerjanya. Mengapa? Karena pekerja
merupakan asset perusahaan yang sangat menentukan. Pengabaikan tenaga kerja akan
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Kerugian itu timbul karena produktifitas
perusahaan yang ditentukan oleh tenaga kerjanya akan menjadi sangat rendah. Rendahnya
produktifitas ini tidak hanya bisa dilihat dari produk yang dihasilkannya saja, tetapi juga
dari sisi lain misalnya pekerja tidak betah di perusahaan sehingga terjadi pengunduran
diri. Pekerja yang keluar tentu harus diganti dengan yang baru. Bila pekerja baru ini
setelah beberapa saat kemudian keluar lagi maka akan terjadi frekuensi keluar masuk
pekerja yang tinggi. Ini akan menimbulkan biaya yang besar, karena perusahaan harus
disibukkan dengan kegiatan untuk merekrut dan melatih pekerjanya yang baru.
113
Pemeliharaan tenaga kerja seringkali memerlukan biaya yang besar, dan apabila biayanya
terlalu besar tidak menguntungkan juga bagi perusahaan. Karena itu harus biayanya
terlalu besar tidak menguntungkan juga bagi perusahaan. Karena itu harus dicarikan cara-
cara yang bisa menekan biaya yang berkaitan dengan pemenuhan kesejahteraan misalnya
dengan mengasuransikan kesehatan atau jaminan hari tuanya.
A S S M M L L P P S S M M L
B M M L L P P S S M M S S M
C L L P P S S M M L L . M M L
D P P S S M M L L P P L L P
Dengan pengaturan seperti di atas, jadwal kerja dibagi menjadi 3 shift yaitu :
a. Shift pagi dari jam 08 16
b. Shift sore dari jam 16 24
c. Shift malam dari jam 24 08
Karena harus ada yang libur, pelaksanaan 3 (tiga) shift ini dikerjakan oleh 4 (empat) regu
A, B, C, dan D. Pada shift A masuk sore (dadri jam 16-24), shift B masuk malam, shift C
giliran libur, sedang yang pagi adalah shift D. masing-masing shift kebagian 2 hari pagi, 2
hari sore, 2 hai malam, dan 2 hari libur. Dengan demikian dalam satu minggu masing-
masing kebagian 6 hari kerja, atau 42 jam kerja dalam seminggu (6 hari x 7 jam
kerja/hari). Ini tidak bertentangan dengan peraturan kerja pemerintah yang 40 jam per
minggu, sedangkan selebihnya 2 jam dimasukkan sebagai overtime atau kerja lembur
bagi setiap shift.
7. PENGEMBANGAN KARYAWAN
Dalam organisasi bisnis yang menengah dan besar, perekrutan, penempatan,
pemeliharaan, pengembangan karyawan dan kompensasinya merupakan masalah
tersendiri yang harus ditangani oleh bagian personalia. Namun adlam hal ini bagian
personalia tidak memiliki otoritas sendiri, ia berfungsi sebagai staf bagi seluruh
departemen yang ada dalam jpe. Misalnya bila bagian produksi atau keuangan
116
membutuhkan tenaga kerja, maka bagian personalia dengan kualifikasi yang diberikan
oleh bagian tersebut merekrutnya dari berbagai sumber. Demikian juga dalam pelatihan,
penilaian, ataupun kompensasinya. Secara keseluruhan kegiatan sumberdaya manusia ada
jenis yang meliputi :
Analisis Jabatan (job analysis)
Job analysis meliputi tiga komponen, yaitu :
(1) Uraian kerja (job description)
(2) Spesifikasia jabatan (job specification)
(3) Penilaian kerja (job evaluation)
Job description merupakan uraian tertulis tentang kerja apa yang harus dilakukan
oleh pekerja dalam tugas yang diberikan kepadanya. Job specification merupakan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh si pekerja untuk melakukan suatu pekerjaan
meliputi kesehatan, pendidikan, sikap dan sebagainya. Job evaluation merupakan
penilaian karyawan untuk memberikan rasa keadilan dalam pekerjaannya.
Kompensasi
Menurut Musselman (1991) ada dua jenis kompensasi yang diberikan kepada
karyawan yaitu dalam bentuk uang dan dalam bentuk bukan uang. Kompensasi
dalam bentuk uang biasanya diberikan dalam bentuk gaji, asuransi kesehatan,
bonus, dan tunjangan masa tua. Sedangkan yang bukan uang meliputi kondisi kerja
yang lebih baik, rekreasi bersama, dan fasilitas lainnya seperti sarana olah-raga dan
kesenian, tempat tinggal dan lain sebagainya. Kondisi ideal seperti ini memang sulit
dipenuhi oleh perusahaan yang kecil dan menengah, namun bagaimanapun
pemikiran ke arah sana sebaiknya ada karena akan mampu meningkatkan
117
produktifitas dan moral kerja. Mengenai sistem penggajian akan diuraikan secara
tersendiri.
8. SISTEM PENGUPAHAN
Sistem pengupahan disusun dan dirancang untuk menggambarkan secara
konsisten berat ringannya tanggung jawab tiap-tiap pekerjaan atau jabatan. Seorang
pekerja yang berprestasi harus mendapatkan imbalan yang sepadan dibanding dengan
pekerja yang prestasinya biasa-biasa saja. Demikian juga seorang pekerja yang
melakukan tugasnya di tempat yang berbahaya harus berbeda dengan yang bekerja di
tempat biasa. Dengan demikian sistem upah yang disusun harus mempertimbangkan
bahwa upah yang dibayarkan selalu memperhatikan berbagai hal termasuk upah yang
lazim diberikan dalam masyarakat setempat. Peraturan tentang upah biasanya telah diatur
oleh masing-masing negara. Di negara maju seperti Inggris ditetapkan upah pekerja 4
pound sterling atau Rp. 60.000 per jam, di Amerika Serikat dan Jepang $5 per jam. Di
Indonesia upah pekerja akan dirinci menjadi berbagai komponen.
8.1 Gaji Pokok yang terdiri dari :
Gaji pokok umur
Gaji pokok pendidikan
8.2 Tunjangan Tetap
Tunjangan tetap diperinci menjadi :
Tunjangan uang makan
Tunjangan keluarga
Tunjangan perumahan
8.3 Tunjangan Tidak Tetap
Tunjangan tidak tetap diperinci menjadi :
Tunjangan kehadiran
Tunjangan transportasi
Tunjangan shift
Tunjangan extra shift malam
Uang premi / extra
Tunjangan-tunjangan lain
8.4 Upah Lembur
Bagi pekerja yang melakukan kerja lembur diberikan upah lembur dan
dibayarkan bersamaan dengan penerimaan upah. Besarnya upah lembur ini
biasanya ada peraturannya yang telah hditentukan oleh pemerintah. Namun
118
9. STANDAR KERJA
Pengukuran standar tenaga kerja awalnya diperkenalkan oleh Frederick Taylor dan suami
jistri Frank and Lilian Gilbert pada awal abad ke 20. Pada saat itu kegiatan kerja lebih
banyak dilakukan secara manual sehingga kandungan biaya tenaga kerja dalam setiap
produk sangat tinggi. Pada dasarnya standar tenaga kerja disusun dalam 4 (empat) cara
yaitu :
(1) Berdasarkan pengalaman (historical experience)
Dengan cara ini standar kerja ditentukan berdasarkan pengalaman dimana jam
kerja yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas ditentukan oleh
pengalaman seseorang di masa lalu. Cara ini sangat mudah dan tidak mahal.
(2) Berdasarkan kajian waktu (time studies).
Cara ini dikembangkan Frederick W. Taylor dengan menggunakan stop watch
yang disebut sebagai time study. Sebelum waktu standar ditetapkan, rata-rata
waktu siklus ditetapkan lebih dulu. Dengan menentukan faktor rating maka waktu
normal bisa dihitung. Waktu standar dihitung dengan cara membagi waktu
normal dengan satu dikurangi faktor allowance.
(3) Penentuan waktu standar (predetermined time standar)
Penentuan awal waktu standar adalah membagi cara kerja manual menjadi
elemen-elemen dasar yang kecil yang telah memiliki waktu yang establish.
Kemudian faktor waktu ditambahkan ke dalam jelemen-elemen dasar tersebut.
(4) Pengambilan sampel kerja (work sampling).
Cara ini untuk mengestimasi prosentase dari waktu yang dipergunakan oleh
seorang pekerja untuk melaksanakan berbagaii tugas.
119
10.KESIMPULAN
Produktifitas tenaga kerja merupakan salah satu alasan yang mendorong perusahaan
beroperasi di luar negeri. Produktifitas tenaga kerja ini erat kaitannya hdg efisiensi yang
akan menentukan daya saing (competitive advantage) perusahaan dalam kualitas produk
(quality), dalam harga (low prices) dan kecepatan tanggap dalam memahami keinginan
konsumen (quick response). Karena beroperasi di tempat yang baru konsekuensinya
perusahaan harus mempelajari budaya lokal dalam memelihara tenaga kerja.
Budaya merupakan sekumpulan nilai-nilai suatu masyarakat. Misalnya
pengetahuan, kepercayaan, seni, mkoral, aturan-aturan dan hukum-hukum, kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi, dan elemen-elemen lainnya yang membentuk nilai-nilai dari suatu
masyarakat (Plenert, 2002). Nilai-nilai tersebut akan selalu dipelihara untuk bertahan
(survive) dan untuk bergabung (stay together) yang diturunkan dari generasi ke generasi
(Schneider, 2002). Setiap masyarakat memiliki nilai-nilai yang berbeda dari masyarakat
lainnya yang menandai budaya masyarakat itu sendiri dan yang membedakan dari
masyarakat lainnya.
Perusahaan yang beroperasi di luar negeri tidak ihanya karena alasan
produktifitas dan murahnya tenaga kerja saja, itapi bisa juga alasan lain. Misalnya
sumberdaya alam yang melimpah, potensi pasar yang besar, adanya stabilitas politik yang
mendukung, atau kebijakan pemerintah dalam hal kemudahan beroperasi. Namun apapun
alasannya, perusahaan harus mempelajari seluk beluk ketenagakerjaan dan
memaksimalkan potensi tenaga untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu cara untuk
memelihara dan mengembangkan jtek adalah dengan memberikan gaji dan kesejahteraan
yang memadai sehingga karyawan akan merasa aman dan tenang bekerja di perusahaan.
11.BAHAN DISKUSI
1. Apa yang pertama kali yang harus dilakukan dalam merancang jumlah tenaga kerja?
2. Mengapa struktur organisasi perusahaan sangat penting dalam menyusun jumlah
tenaga kerja?
3. Apakah sama cara penyusunan tenaga kerja pada perusahaan yang menghasilkan
barang dan yang menghasilkan jasa?
4. Mengapa budaya menjadi sangat penting dalam perusahaan?
5. Apakah ada kaitan antara budaya dengan produktifitas tenaga kerja?
6. Mengapa pemberdayaan tenaga kerja sangat penting dalam meningkatkan daya saing
perusahaan?
7. Mengapa karyawan harus dikembangkan dan dipelihara keberadaannya?
120
8. Perlukah analisis standar kerja pada perusahaan yang menggunakan peralatan serba
otomatis?
9. Apakah dalam penyusunan gaji karyawan harus memperhitungkan berbagai aspek,
misalnya aspek kelaurga?
10. Dalam menciptakan tenaga kerja yang loyal terhadap perusahaan, kesejahteraan
karyawan harus diperhatikan. Kenapa?
1. PENDAHULUAN
Lokasi perusahaan merupakan salah satu strategi operasi yang krusial dalam merespon
keinginan pasar dan perubahan lingkungan. Perusahaan seringkali merelokasi pabriknya
karena lokasi yang sekarang sudah tidak menguntungkan, atau mencari lokasi baru untuk
mengembangkan usahanya. Banyak perusahaan yang merasa puas dan mendapatkan
manfaat yang besar darii penetapan lokasi perusahaannya. Namun banyak juga yang
kecewa karena kegiatan operasionalnya terus mengalami kerugian akibat lokasinya yang
tidak icocok. Ini dirasakan bukan hanya oleh perusahaan baru saja, tapi juga oleh
perusahaan besar dan telah berpengalaman. Misalnya Sogo, Union Carbide, Kuraray,
Nissan, BASF, atau perusahaan besar lainnya harus menutup salah satu pabriknya di
Indonesia dan mencari lokasi baru di tempat lain.
Sayangnya, tidak ada suatu formula yang canggih untuk menentukan lokasi yang
jcocok kata Monk (2001). Karena itu pengambilan keputusan dalam penentuan lokasi
lebih bersifat seni daripada ilmu. Senii dalam arti penggunaan ilmu, pengalaman,
pendapat dan insting bercampur dalam memutuskan lokasi perusahaan. Namun demikian,
pemilihan lokasi tetap harus didasarkan pada logika yang wajar, harus didasarkanu pada
pertimbangan ratio. Baik pendekatan pengalaman atau pendekatan ilmu, penelusuran
sebab akibatnya harus dilakukan agar memiliki alasan yang kuat kenapa lokasi itu dipilih.
Pada akhirnya semua penilaian itu harus dikonversikan ke dalam terminology ekonomi
yaitu biaya-biaya yang harus dikorbankan, karena sasaran dari penentuan lokasi adalah
to maximize the benefit kata Heizer (2001).
4. PERTIMBANGAN OUTPUT
Output yang dihasilkan perusahaan ada yang berupa barang atau berupa jasa. Barang
bersifat tangible, bisa disimpan atau diserahkan ke konsumen di kemudian hari, atau
bahkan dijual kembali. Jasa bersifat intangible, tidak bisa disimkpan, ia ada sebagai hasil
interaksi antara produsen dengan konsumen. Kegiatan di sisi output pada umumnya lebih
bersifat jasa, karena apapun yang dihasilkan akan diserahkan kepada konsumen.
Konsumen harus diberikan kemudahan dalam mengakses produk yang dihasilkan
perusahaan. Karena itu ada beberapa pertimbangan dalam menentukan lokasi perusahaan
:
Kemudahan melayanii konsumen. Karena produsen selalu berhubungan dengan
konsumen dalam menjual produknya, kemudahan dalam menyampaikan informasi
menjadi penting. Pertimbangan lokasi adalah pada daerah yang dekat konsumen atau
berada di lingkungan konsumen. Bank, telekomunikasi, ritel (supermarket), dealer mobil,
dan perdagangan lainnya harus berada dekat konsumen.
Kemudahan taransi untuk mengakses perusahaan. Lokasi yang berada di lingkungan
konsumen belum tentu memberi kemudahan kepada konsumen kalau ada hambatan
dalam masalah transportasi. Karena itu transportasi merupakan faktor penting untuk
dipertimbangkan. Supermarket, pendidikan, rumahsakit, harus mempertimbangkan
transportasi sebagai pertimbangan utama.
Penyerapan informasi. Penyerapan output oleh konsumen sangat rentan terhu
perubahan lingkungan. Perubahan tentang perkembangan politik, ekonomi, sosial, dan
budaya akan sangat mempengaruhi pasar yang tentunya akan menentukan pemintaan atas
produk yang dihasilkan perusahaan. Karena itu lokasi perusahaan harus mampu menyerap
sebanyak mungkin informasi tentang lingkungan untuk pengambilan kebijakan.
5. PERTIMBANGAN PROSES
Pengolahan atau proses produksi adalah tempat dimana bahan-bahan diolah untuk
menghasilkan produk baru yang memiliki nilai tambah (value added). Namun nilai
tambah saja tanpa dibarengi biaya yang rendah (efisiensi) menjadi tidak jberti. Biaya itu
timbul karena dalam proses produksi digunakan tenaga kerja dan mesin serta peralatan.
Jadi ada ;beberapa faktor yang harus dipertimbangkan apabila pemilihan lokasi
didasarkan pada proses produksi, faktor-faktor tersebut adalah :
5.1 Produktifitas Tenaga Kerja
Salah satu faktor yang paling menarik dalam penentuan lokasi adalah tingkat upah
yang rendah. Namun tingkat upah yang rendah hini belum jadi jaminan kalau tidak
disertai produktifitas yang tinggi. Faktor ini sangat mempengaruhi pertimbangan
perusahaan manakala penekanannya pada pengolahan. Alasan kejnapa pengolahan,
124
karena efisiensi biaya sangat ditentukan oleh proses produksi. Tenaga kerja, bahan-
bahan, dan peralatan, serta metode akan menentukan biaya produksi. Apabila
produktifitas tenaga kerja rendah, maka efisiensi akan rendah, daya saing
perusahaan juga akan rendah karena harga per unit produk menjadi mahal.
Biaya tenaga kerja per hari
= biaya per unit
Produktifitas (unit per hari)
Meksiko :
6. PERTIMBANGAN INPUT
Lokasi yang condong ke arah input pertimbangannya ditekankan untuk mendapatkan
kemudahan dalam mendapatkan semua komponen input yang dibutuhkan, misalnya :
Bahan baku (material oriented). Bila bahan baku yang menjadi pertimbangan utama,
maka lokasi perusahaan akan ditempatkan dekat dengan sumber pasokan (supply). Pabrik
kertas, pabrik baja, pengolahan hasil peratnian, perikanan, peternakan, atau kehutanan,
merupakan perusahaan yang material oriented.
126
Sumber air. Bila air menjadi pertimbangan utama maka lokasi pabrik akan didekatkan
pada sumber air, misalnya PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang mutlaki harus
dekat dengan sumber air.
Tenaga kerja terdidik. Sumber tenaga kerja juga seringkali mempengaruhi lokasi
perusahaan terutama pada proses produksi yang bersifat labor intensif misalnya
pengolahan pertanian. Biaya transportasi. Ada kalanya biaya pengiriman bahan baku dan
pengiriman bahan jadi diperbandingkan. Bila biaya pengiriman bahan baku lebih murah
dibanding biaya pengiriman barang jadi, maka cenderung pabrik akan didirikan dekat
dengan bahan baku. pemilihan lokasi pada akhirnya ditentukan oleh prioritas utamanya,
dilihat dari ketersediaan bahan baku mungkin tidak memadai, tapi dilihat dari tenaga
kerja, lokasi itu memungkinkan untuk dibangun perusahaan.
7. FAKTOR LINGKUNGAN
Kelancaran proses bukan hanya ditentukan oleh hfakk tenaga kerja saja, lingkungan juga
menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan. Lingkungan tersebut meliputi berbagai aspek
seperti :
7.1 Aspek Sosial
Aspek ini sangat penting bila lokasi perusahaan akan dibangun di luar negeri.
Perbedaan bahasa dan adat istiadat akan menjadi problem dalam operasional,
pengendalian, bahkan dalam pengambilan keputusan. Setiap pelaksanaan rencana
harus diterjemahkan ke dalam bahasa lokal agar bisa dimengerti, setiap perintah
harus dilakukan secara hati-hati agar tidak menyinggung tata cara dan adat-
istiadatnya.
mereka tidak bekerja keras tetapi karena teknologi yang digunakannya tidak
memadai. Ketika otomatisasi mau diterapkan pemerintah negara itu melarangnya
karena besarnya pengangguran, dan perusahaan hanya dibolehkan untuk
menggunakan teknologi madya yang bersifat labor intensive. Pertimbangan lokasi
di negara asing akan berkenaan dengan bagaimana menghasilkan produk yang
memiliki daya saing dengan teknologi yang sesuai dengan kondisi negara tersebut.
Tabel 8.1
Faktor-Faktor Penentu Lokasi
Score Bobot Score
Faktor-faktor Bobot
Thailand Vietnam Thailand Vietnam
Upah buruh 0.25 80 70 20.00 17.50
Harga tanah 0.15 65 60 9.75 9.00
Tenaga akhli 0.10 70 70 7.00 7.00
Energi 0.15 65 50 9.75 7.50
Air 0.15 50 50 7.50 7.50
Pajak 0.10 50 60 5.00 6.00
Infrastruktur 0.10 50 60 5.00 6.00
1.00 64.00 48.50
Selanjutnya setiap negara yang dipilih menjadi alternatif lokasi diberikan penilaian
(score) atas faktor-faktor tersebut kemudian dikalikan dengan bobotnya. Total bobot
score akan menentukan nilai dari masing-masing negara alternatif. Berdasarkan
perhitungan di atas, Thailand memiliki score bobot tertinggii dibanding Vietnam,
karena itu lokasi perusahaan sebaiknya dipilih Thailand.
5. Pilih lokasi yang memiliki total biaya yang paling minimal diantara alternatif
lokasi tersebut.
Sebuah perusahaan misalnya akan membangun pabriknya pada suatu negara. Ada tiga
negara yang jadi alternatif yaitu Cina, Korea Selatan, dan Malaysia. Setelah diteliti biaya
operasi pada masing-masing negara adalah sebagai berikut : (Tabel 8.2). Perusahaan
merancang pabriknya untuk kapasitas 1.850 uniti per tahun. Produk yang dihasilkannya
akan dijual seharga $90 per unit. Di negara mana perusahaan tersebut sebaiknya
mendirikan lokasi pabriknya?
Tabel 8.2
Biaya Lokasi Beberapa Negara
Negara Fixed Cost/tahun Variable Cost/unit
Cina $ 20.000 $ 50
Korea Selatan 40.000 30
Malaysia 80.000 10
Data di atas bisa diselesaikan dengan cara sebagai berikut :
TC = FC + VC . Q
Untuk TC Cina = $ 20.000 + $ 50 (1850) = $ 112.500
Untuk TC Korea Selatan = $ 40.000 + $ 30 (1850) = $ 95.500
Untuk TC Malaysia = $ 80.000 + $ 10 (1850) = $ 98.500
Gambar 8.1
Analisis Pulang Pokok
Profit = TR TC
= (P.Q) (FC + VC.Q)
= ($90 x 1850) {$40.000 + ($30 x 1850)}
= $ 166.500 - $ 95.500
= $ 71.000
Dix.Qi
X=
Qi
Sedangkan pusat gaya tarik koordinat :
Diy.Qi
Y=
Qi
Dimana :
X = Garis Datar
Y = Garis tegak
Diy = Koordinat Y dari lokasi
Dix = Koordinat X dari lokasi i
Qi = Jumlah barang atau jasa yang dikirim/diterima dari lokasi i
131
Gambar 8.2
Gaya Tarik Memusat
9. BIAYA TRANSPORTASI
Seringkali sebuah perusahaan yang memiliki beberapa pabrik di beberapa Negara yang
memiliki kapasitas yang berbeda. perusahaan itu harus melayani pemintaan dari beberapa
negara yang kapasitas pemintaannya juga berbeda. yang menjadi permasalahan adalah
bagaimana perusahaan tersebut mengatur pengiriman produknya agar biaya pengiriman
yang minimal. Masalah ini merupakan masalah biaya transportasi. Untuk memecahkan
masalah distribusi tersebut ada beberapa cara yang bisa dilakukan.
Dalam operation research persoalan ini bisa dipecahkan dengan metode :
(1) Northwest Corner Method,
(2) Stepping Stone Method, dan
(3) Vogel Approximation Method
Tabel 8.3
Metode Transportasi
Tabel 8.4
Metode Transportasi
Untuk cell AZ, setelah cell BX tidak bisa langsung ke cell BZ, karena kosong,
tapi harus ke cell BY, kemudian belok ke cell CY (isi), terakhir ke cell CZ karena
berpasangan vertikal dengan cell AZ.
AX(-) ------------------------- (AZ) (+)
I I
I I
BX (+) --- BY (-) I
I I
I I
CY (+) ----------- CZ (-)
Cell AW = +9 6 + 11 5 + 6 12 = +3
Cell BZ = +10 5 + 6 4 = +7
Cell BW = +6 5 + 6 12 = -5
Cell CX = +8 6 + 5 11 = -13
(2) Penuhi cell yang memiliki nilai evaluasi negatif. Apabila mengisi cell iyang
bernilai evaluasi positif mengakibatkan ongkos transportasi akan bertambah (+)
Tabel 8.5
Metode Transportasi
Ada dua nilai yang memiliki perbedaan terbesar yaitu 3 untuk kolom Z dan W. Pilih salah
satu. Kalau memilih kolom Z maka cell CZ yang diisi penuh karena memiliki ongkos
terkecil (4). Kapasitas pabrik di negara C = 250 unit, tapi karena pemintaan dari Z hanya
150, maka CZ diisi 150 untuk memenuhi pemintaan dari Z. Dengan demikian Z bersisa
100 unit. Selanjutnya hapus kolom Z dari pertimbangan karena pemintaannya telah
terpenuhi.
136
Buat tabel baru dimana hanya pemintaan X, Y, dan W yang jadi pertimbangan,
sedangkan kapasitas negara C hanya 100 karena sudah terserap oleh Z sebesar 150 unit.
Kembali ke langkah awal.
Tabel 8.8
Metode Transportasi
Karena yang dipilih untuk diisi adalah cell BY 200, maka untuk memenuhi pemintaan Y
bisa langsung ditambah dari Negara C 50, sedangkan pemintaan negara X dipenuhi dari
negara Y 100 dan dari negara C 50. Secara keseluruhan, pengisian tabel sebagai berikut :
137
Tabel 8.9
Metode Transportasi
10.KESIMPULAN
Lokasi sangat menentukan keberhasilan usaha karena mampu memberikan kontribusi
terhadap tingkat efisiensi perusahaan. Tingkat efisiensi ini akan diperoleh perusahaan
manakala lokasi mampu memudahkan konsumen, supplier, atau faktor produksi lainnya
untuk berinteraksi dengan perusahaan. Konsumen tidak kesulitan untuk mendapatkan
pelayanan dari perusahaan, demikian juga perusahaan tidak kesulitan untuk mendapatkan
bahan-bahan dari supplier, dan informasi yang diperlukan dari pihaki lainnya. Semuanya
akan tercermin dalam ongkos produksi yang relatif minimal sehingga menciptakan harga
produk yang murah.
Namun tidak ada suatu formula yang bisa menentukan bagaimana mendapatkan
lokasi yang tepat/Pas. Untuk setiap kegiatan usaha. Akan tetapi patokan-patokan untuk
dasar pengambilan keputusan harus ditekankan pada aliran informasi antara sisi injput,
dan sisi output. Sisi input untuk mendapatkan kemudahan dalam mengakses faktor
produksi, dalam proses untuk memudahkan pengolahan, dan di sisi output untuk
memudahkan pelayanan terhadap konsumen.
Dalam kaitannya dengan proses produksi, produktifitas tenaga kerja menjadi
pertimbangan utama, karena secanggih apa pun peralatan yang dimiliki pada akhirnya
akan ditentukan oleh manusianya. Keberadaan tenaga kerja ini tidak lepas dari
lingkungan budayanya dan aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah daerah setempat
138
tentang lingkungan kerja. Lingkungan ini berkaitan dengan aspek sosial dan politik,
ekologi, dan infrastruktur lainnya yang memudahkan perusahaan untuk beroperasi.
Transportasi merupakan faktor lain yang sangat penting karena menentukan kemudahan
dalam mengakses berbagai faktor yang diperlukan. Tarnsi inilah yang sangat dominan
dalam menentukan ongkos produksi.
Penentuan efisiensi dalam lokasi selanjutnya ditentukan oleh berbagai
pendekatan. Antara lain dengan metode rating faktor, metode break even, dan metode
gaya tarik memusat (centre of gravity method). Sedangkan biaya transportasi akan
ditentukan oleh pendekatan metode north corner rule, stepping stone, dan Vogels
approximation method.
11.BAHAN DISKUSI
1. Apa yang menyebabkan lokasi memegang peranan penting dalam menentukan
keberhasilan perusahaan?
2. Mengapa dalam menentukan lokasi, kelancaran produk yang dihasilkan (barang atau
jasa) harus menjadi pertimbangan utama?
3. Mengapa dalam pertimbangan proses produksi, produktifitas tenaga kerja menjadi
pertimbangan utama dalam menentukan lokasi?
4. Apa untung ruginya apabila losii perusahaan jauh dari sumber bahan baku?
5. Mungkinkah kemajuan usaha salon kecantikan apabila lokasinya ditempatkan jauh
dari keramaian tapi mudah mendapatkan alat transportasi?
6. Setiap perusahaan mendambakan kemajuan usahanya. Apa yang sangat dominan
dalam menentukan lokasi perusahaan?
7. Mengapa faktor budaya dan lingkungan sangat penting untuk dipertimbangkan dalam
menentukan lokasi perusahaan?
8. Sebuah perusahaan memiliki 3 buah pabrik yang berlokasi di 3 negara A, B, C.
Kapasitas pabrik di negara A = 300 ton, di negara B = 250 ton, dan di negara C = 200
ton (Tabel 8-3). Perusahaan itu harus melayani pemintaan dari empat negara X = 220
ton, Y = 150 ton, Z = 170 ton, W = 200 ton. Ongkos angkut dari negara A ke negara
X = $7, dari A ke Y = %6, dari A ke Z = $5, dari B ke X = $9, dari B ke Y = $6, dari
B ke Z = $5, C ke negara X = $12, dari B ke Y = $18, dari B ke Z = $14.
Bagaimanakah pengiriman itu harus dilakukan agar ongkosnya minimal dengan
metode stepping stone, dan Vogel?
9. Sebuah perusahaan akan membangun pabriknyah pada suatu negara. Ada tiga negara
yang jadi alternatif yaitu Thailand, Korea Selatan, dan Taiwan. Setelah hditeliti,
biayah tetap per tahun di Thailand $25.000. Di Korea Selatan $50.000, dan di Taiwan
$40.000. Biaya variabel per unit di Thailand $20, di Korea Selatan $30 dan di Taiwan
139
$40. apa yang harus menjadi pertimbangan perusahaan apabila berminat untuk
membangun pabriknya di 3 (tiga) negara tersebut?
10. Sebuah perusahaan akan membuka usaha di luar negeri untuk menembus hambatan
pemasaran. Ada dua negara alternatif yang memungkinkan untuk menjadi lokasi
perusahaan yaitu di Cina atau di Meksiko. Karena proses produksi dianggap sebagai
faktor kritis yang menentukan keberhasilan perusahaan, maka penentuan lokasi
ditekankan pada pembobotan faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor itu adalah
produktifitas, pasar, pendidikan, budaya, energi, lingkungan, pajak, dan jasa
penunjang seperti informasi. Bagaimana sebaiknya perusahaan memberikan bobot
masing-masing faktor tersebut?
1. PENDAHULUAN
Dalam lingkup yang sederhana, lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di
sekeliling kita. Elemen-elemennya bisa meliputi tetangga, sekolah, kantor pos, pasar, toko
buku, bank, supermarket, perusahaan, kantor pemerintahan, rumah sakit dan sebagainya.
Elemen-elemen itu sangat berpengaruh terhadap aktivitas kehidupan kita. Kita bermain
catur dengan tetangga. Membeli kebutuhan hidup ke pasar atau supermarket. Memeriksa
kesehatan ke dokter atau Rumah Sakit. Membayar listrik melalui bank. Menyekolahkan
anak ke Universitas, atau mencari penghidupan di sebuah perusahaan sebagai pekerja.
Kalau tetangga jatuh sakit maka kita tidak bisa bermain catur atau tidak bisa main
badminton karena tidak ada pasangan. Kalau supermarket tutup kita kesulitan berbelanja.
Kalau bank tempat kita menyimpan uang tutup, kita kesulitan mengambil atau mengirim
uang. Kalau perusahaan tempat kerja kita bangkrut, kita terkena pemutusan hubungan
kerja sehingga kesulitan untuk mencari nafkah. Pokoknya segala sesuatu yang terjadi
pada lingkungan dimana kita berada akan mempengaruhi kehidupan kita, baik yang
bersifat negatif maupun yang bersifat positif.
bisa untung dan berkembang, bisa rugi, atau bahkan bangkrut. Berapa besar kepastiannya
untuk rugi atau untuk memperoleh keuntungan? Tidak ada yang tahu. Artinya perusahaan
menghadapi ketidakpastian. Adakalanya perusahaan, suatu ketika, menerima customer
order dengan jumlah yang pasti. Tapi suatu ketika perusahaan hanya bisa memperkirakan
jumlah yang akan diminta oleh customer berdasarkan pengalaman musiman. Bahkan
dalam keadaan tertentu perusahaan sama sekali tidak memiliki informasi apapun tentang
lingkungannya sehingga sulit untuk melakukan antisipasi.
dulu supplier yang tidak bisa mengirim bahan baku, atau mempengaruhi pelanggan yang
tidak membeli produk yang dihasilkan perusahaan. Perubahan yang terjadi pada kegiatan
ekonomi akibatnya tidak secara langsung berhubungan dengan perusahaan. Tetapi apabila
buruh mogok perusahaan akan langsung berhenti beroperasi. Demikian juga kalau
pemasok (unsur lingkungan luar) terlambat mengirimkan bahan baku atau pemasok itu
mengirimkan bahan tidak sesuai dengan kualitasnya, perusahaan akan menghadapi
masalah kekurangan bahan atau ditolaknya produk oleh konsumen. Dengan demikian,
baik langsung atau tidak, perubahan apapun yang terjadi dalam lingkungan, akan ada
pengaruhnya terhadap perusahaan.
4. PERUBAHAN LINGKUNGAN
Besar kecilnyah pengaruh dari perubahan lingkungan pada kegiatan operasional
perusahaan, tergantung pada sifat perubahan itu sendiri. Ada (3) tiga jenis lingkungan
yang bisa diidentifikasi apabila dikaitkan dengan sifat perubahan, yaitu :
1. Lingkungan yang relatif stabil
2. Lingkungan yang memiliki perubahan berpola sama dari waktu ke waktu
dan
3. Lingkungan yang bergejolak
Pada lingkungan yang relatif stabil dimana perubahan jarang terjadi atau hanya sekali-
sekali dalam interval waktu yang relatif lama, kegiatan operasi secara relatif tidak
terganggu. Kondisi dimana tingkat inflasi stabil, tidak ada gejolak politik, idak ada
pemogokan dan demonstrasi, tidak ada peperangan, maka lingkungan dianggap stabil.
Dalam kondisi ini perusahaan akan beroperasi secara normal, setiap perencanaan bisa
dilaksanakan dengan baik, dan sasaran yang ditentukan dapat dicapai karena semua faktor
produksi yang diperlukan bisa dipersiapkan dengan baik. Produk yang dihasilkan bisa
terserap seluruhnya oleh pasar. Dalam kondisi seperti ini perekonomian secara
keseluruhan akan berkembang dengan baik karena secara keseluruhan lingkungan stabil.
Dalam lingkungan yang tidak stabil, tetapi memiliki pola perubahan yang sama
dari waktu ke uwaktu perusahaan masih bisa melakukan perencanaan tapi didasarkan
pada perkiraan atau ramalan. Dalam pola pemintaan musiman misalnya perusahaan
beroperasi secara full capacitypada hari raya atau musim panen dan menurunkan
kegiatannya pada musim paceklik. Naik turunnya kegiatan ini dirancang berdasarkan
demand forecast (prakiraan pemintaan). Prakiraannya bisa dilakukan berdasarkan data-
data yang dimiliki perusahaan dari waktu ke waktu dan tekniknya bisa menggunakan
teknik-teknik statistik ataupun berdasarkan pada pengalaman bagian pemasaran.
Dalam lingkungan yang bergejolak dimana perubahan sering terjadi dan
munculnya tidak bisa diprakirakan atau tiba-tiba, perusahaan tidak bisa berbuat apa-apa.
143
Perusahaan akan tunduk pada perubahan itu sendiri walaupun akibatnya merugikan,
karena rencana apapun yang dilakukan perusahaan tidak akan bisa dilaksanakan. Dalam
lingkungan yang politiknya terus bergolak kekacauan akan terjadi dimana-mana,
keamanan tidak terjamin, pemintaan turun naik tanpa bisa diramalkan, tingkat inflasi
meningkat tanpa terkendali, pasokan bahan baku kadang-kadang ada kadang tidak,
pengiriman barang tidak lancar. Maka dalam kondisi seperti ini perusahaan akan
beroperasi dengan tidak menentu.
dalam kondisi booming sesuai dengan perkiraannya, tetapi ternyata malah buruk sehingga
hpengusaha itu merugi. Ini merupakan resiko karena dia memutuskan kondisi booming.
Kondisi ketidakpastian (uncertainty). Menunjuk kepada suatu keadaan dimana terdapat
lebih dari satu kejadian yang bakal muncul dan seberapa besar kemungkinan masing-
masing kejadian itu tidak dapat diketahui. Ini bisa terjadi karena informasi atau data yang
sama sekali tidak dimiliki, atau bisa juga terjadi karena kondisi lingkungan yang tidak
stabil, misalnya hdalam pengeboran minyak atau gas, yang muncul malah Lumpur Panas
(kasus PT Lapindo Brantas di Sidoarjo, Jawa Timur).
Bagaimana kemungkinan itu diperoleh? Menurut ahli ekonomi (Frank Knight,
1921) probability dapat digolongkan sebagai suatu a priori atau kejadian statistik. Jika
sebuah koin dilemkpar terus menerus hingga tak berhingga, maka kemunculan sisi
gambar atau sisi huruf dari koin tersebut adalah 50%. Jika dua dadu dilempar, maka akan
terdapat 36 kombinasi angka yang mungkin muncul, dan apabila terus menerus dilempar
dalam hitungan tak terhingga maka kemunculan angka-angka itu bisa digambarkan dalam
bentuk frekuensi berdasarkan hitungan matematik.
Dalam kegiatan bisnis berbagai kemungkinan hasil (outcome) bisa diperoleh
secara empiris dari kejadian-kejadian (events) yang muncul pada waktu lampau. Jadi jika
suatu kejadian (tertentu) di masa lalu terjadi (muncul) sekali dalam setiap 10 kali
kejadian, maka kemungkinan akan muncul lagi di masa yang akan datang adalah 1/10
atau 10%.
Dalam kondisi ekonomi secara umum, perusahaan menghadapi phase turun
naiknya siklus bisnis. Beberapa sukses usaha dapat diperoleh dengan memprakirakan
fluktuasi ekonomi tersebut tetapi saat terjadinya perubahan dari phase turun ke phase naik
atau sebaliknya tidak pernah diketahui secara pasti. Lagi pula, pengaruh perubahan
ekonomi terhadap perusahaan tertentu atau produk tertentu tidak pernah diketahui
sehingga perusahaan tidak mampu melakukan persiapan yang sempurna untuk setiap
perubahan yang terjadi.
Selanjutnya, tindakan setiap perusahaan dalam berkompetisi tidak dapat diketahui
secara pasti, misalnya dalam penggunaan teknologi baru yang menghasilkan produk yang
lebih baik atauu pelayanan yang lebih baik terhadap konsumen. Dengan
diperkenalkannya DVD misalnya, ternyata mampu menghanurkan pemintaan videotapes.
Demikian juga dengan penggunaan internet dalam industri perhotelan dan penerbangan
mampu menghancurkan usaha travel agent dan menggoyahkan perusahaan telephone.
Ketidakpastian tidak hanyau pada sisi penerimaan (revenue) saja, tapi juga dalam
hal lain seperti biaya (cost) dan pengeluaran (expense). Pada saat perusahaan
memutuskan pengeluaran untuk masa yang akan datang, perusahaan tidak memiliki
kepastian tentang harga yang bakal terjadi pada faktor-faktor produksi di masa datang.
Misalnya harga bahan baku, upah tenaga kerja, biaya energi listrik, dan biaya jasa
lainnya. Semuanya tunduk pada perubahan yang muncul dalam lingkungan dan
menimbulkan ketidakpastian. Karena itu adalah merupakan pekerjaan dari para manager
146
untuk mengelola revenue, biaya untuki periode tertentu, dan product life cycle dengan
baik agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin.
= (Xi EV )Pi
Dengan rumus itu nilai EV yang diperoleh adalah $5.000 dengan standar deviasi sebesar
= 1,095. Besaran-besaran tersebut diperoleh dari :
EV = 3.000 (0.1) + 4.000 (0.2) + 5.000 (0.4) + 6.000(0.2) + 7.000(0.1)
= 5.000
Sedangkan deviasi standarnya diperoleh dari perhitungan sebagai berikut :
Tabel 9.2
Standar Deviasi
Xi Pi Xi EV (Xi EV)2 (Xi EV)2 Pi
3.000 0.1 -2.000 4.000.000 400.000
4.000 0.2 -1.000 1.000.000 200.000
5.000 0.4 0 0 0
6.000 0.2 1.000 1.000.000 200.000
7.000 0.1 2.000 4.000.000 400.000
1.200.000
= 120.000 = 1.095
Apa arti 1.095 ini? Dalam bayangan kita, dan juga dalam jbanyak experience, distribusi
probability umumnya mengikuti distribusi normal yang simetris (berbentuk lonceng).
Dalam bentuk seperti ini, 50 persen dari outcome akan lebih besar dari nilai yang
diharapkan (EV) dan 50 persen lagi akan kurang dari nilai yang dihuarapkan.
Kemungkinan selanjutnya adalah seberapa besar deviasi standar yang akan digunakan
untuk memberikan ruang gerak kepada rata-rata yang bakal terjadi = 0. Berdasarkan
teori statistik 34,13 persen (atau 68,26 dari sisi kiri dan kanan rata-rata) dari semua
kejadian yang mungkin berada dalam 1 (satu) deviasi standar ( = 1) dari luas kurva
148
normal 47,72 berada dalam 2 (dua) deviasi standar atau = 2, dan 49,9 persen berada
dalam 3 (tiga) deviasi standar = 3. Jadi dengan nilai harapan sebesar $5.000 dengan
deviasi standar sebesar $1,095 ;berarti bahwa 34.13 persen kemungkinan dari tingkati
penerimaan perusahaan akan jatuh pada $5000 dan $5000 - $1.095 atau $3.905.
Keputusan yang rasional adalah yang selalu kritis terhadap angka-angka yang
disajikan. Misalnya hdalam analisis keputusan muncul angka $7000 itu, atau $3000 itu,
angka-angka itu harus dipertanyakan bagaimana kemunculannya? Apakah angka-angka
itu cukup rasional untuk disajikan sehingga bisa dipertanggung jawabkan, atau malah
akan menjebak. Kita ingin agar keputusan yang diambil akan menghasilkan suatu
kenyataan yang tidak jauh berbeda dengan yang diperkirakan.
Di dalam kegiatan operasi, ada dua model pengambilanj keputusan yang biasa
digunakan, yaitu table keputusan (decision table) dan pohon keputusan (decision tree).
Kedua model ini diharapkan bahwa upenyajian proses keputusan bisa disajikan dengan
cara yang mudah dipahami sehingga tidak menyulitkan para pemula yang mau
mendalaminya. Model ini digunakan secara luas dalam berbagai kondisi operasi misalnya
dalam pengembangan produk baru, pemilihan teknologi, perencanaan lokasi, pembuatan
jadwal, ataupun dalam penentuan cara-cara pemeliharaan.
Tabel 9.3
Alternatif Keputusan
Alternatif Pasar baik Pasar buruk Mak. Baris Min. baris Rata-rata
Pabrik besar $200.000 $-180.000 200.000 -180.000 10.000
Pabrik kecil 100.000 -20.000 100.000 -20.000 40.000
Batal 0 0 0 0 0
Dari hasil perhitungan di atas, bagi yang optimis akan memilih membangun pabriknya
yang besar karena akan mendapat keuntungan sebesar $200.000. Bagi yang pesimis akan
memilih tidak imembangun untuk menghindari kerugian yang minimal, sedangkan bagi
yang moderat akan memilih untuk membangun pabriknya yang kecil karena rata-rata
keuntungannya lebih besar yaitu $40.000.
Bila kondisi pasar itu probabilitinya bisa diketahui secara pasti maka perusahaan
berhadapan dengan pengambilan keputusan yang beresiko. Misalnya bahwa probabilityu
pasar buruk adalah 0.5 itu berarti probability pasar bagus juga adalah 0.5. Dengan
demikian expected value untuk masing-masing kondisi pasar adalah :
EV(good) = 0.5($200.000) + 0.5($-180.000) = $10.000
EV(bad) = 0.5($100.000) + 0.5($-20.000) = 40.000
EV(null) = 0%($0) + 0.5($0) =0
151
10.ANALISIS SENSITIVITAS
Para manajer operasi seringkali tidak hanya tertarik pada pemecahan yang optimal tapi
juga ingin mengetahui pengaruh perubahan yang terjadi pada setiap keputusan. Suatu
keputusan akan mencapai sasaran secara tepat apabila semua persyaratan yang ditetapkan
pada saat pengambilan keputusan tidak berubah. Namun kenyataannya lingkungan selalu
berubah dan seberapa besar kepekaan (sensitivity) dari setiap keputusan yang diambil
dipengaruhi oleh perubahan yang bakal terjadi akan menjadi daya tarik tersendiri bagi
setiap manajer. Misalnya, apa yang terjadi jika semua koefisien input atau nilai-nilai
konstraints dalam waktu yang relatif pendek berubah? Ini penting untuk dipertanyakan
karena setiap keputusan yang hdiambil selalu didasarkan pada asumsi bahwa semua input
adalah konstan, tidak akan ada perubahan.
Analisis kepekaan (sensitivity analysis) atau juga disebut postoptimality analysis.
Analisis ini adalah kajian tentang seberapa jauh kepekaan suatu pemecahan (solutions)
terhadap perubahan parameter setiap input. Ada 2 (dua) pendekatan yang bisa digunakan
untuk menentukan kepekaan ini, yaitu :
1. Menggunakan pendekatan trial and error
2. Menggunakan metode analytic ipost optimality
Pendekatan pertama merupakan pendekatan yang sederhana dimana keseluruhan masalah
yang terlibat diuraikan kembali atau dipecahkan kembali (biasanya menggunakan
seperangkat komputer). Setiap waktu input data dirubah parameternya untuk melihat
perubahan hasilnya. Cara ini hanya bisa dilakukan pada persamaan yang sederhana
dimana variabelnya hanya dua, tetapi akan memakan waktu yang lama untuk persoalan
yang rumit dengan variabel yang banyak. Cara yang kedua umumnya lebihh disenangi
karena seluruhnya dilakukan dengan komputer. Dalam perusahaan-perusahaan besar ini
dilakukan dengan program Excel Solver atau sering disebut Production and Operation
Management (POM) for Windows. Program ini diciptakan untuk membantu para manajer
(decision maker) untuk mengetahui apakah suatu pemecahan secara relatif peka terhadap
perubahan yang masuk akal dalam satu atau lebih parameter input.
dipertimbangkan secara matang yaitu Resiko nilai tukar dan resiko politik. Dalam hal
Resiko nilai tukar, perusahaan dihadapkan kepada tiga ciri yaitu :
1. Resiko nilai tukar ekonomi
2. Resiko nilai tukar saat bertransaksi
3. Resiko nilaii tukar saat kegiatan accounting
Yang peratma mengukur perubahan nilai sekarang (net present value) dari cash flow yang
dihasilkan karena terjadinya perubahan mendadak (tak diduga). Terjadinya kenaikan nilai
tukar own currency atas foreign currency akan menyulitkan perusahaan dalam pemasaran
apabila produk yang dihasilkannya dipasarkan di luar negeri. Demikian juga penurunan
nilai tukar akan menyulitkan perusahaan kalau bahan bakunya hdidatangkan dari luar
negeri (diimport). Perusahaan akan dipaksa untuki menyesuaikan harga produk yang
dihasilkannya di sisi input atau di sisi output, keduanya akan menyulitkan perusahaan.
Dalam kaitannya dengan capital budgeting. Resiko nilai tukar yang diakibatkan
oleh perubahan ekonomi menjadi sangat penting. Ini biasanya terjadi karena perubahan
yang tidak terduga sehingga perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk
mengantisipasinya (kita telah membahasnya secara mendalam di atas. Contohnya adalah
pada krisis ekonomi di Indonesia 1997 dimana nilai tukar rupiah yang asalnya $1 = Rp.
2500 melonjak menjadi $1 = Rp. 15.000. Akibat perubahan yang mendadak ini banyaki
perusahaan yang hancur karena tidak mampu mengantisipasinya.
12.RESIKO POLITIK
Resiko politik dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh
pemerintah asing yang bisa menghancurkan (detriment) kegiatan operasional perusahaan.
Penghancuran ini bisa terjadi melalui 4 (empat) hal, yaitu :
1. Peraturan (regulation) yang meliputi :
a. Perpajakan
b. Undang-Undang Perburuhan
c. Gaji dasar minimum bagi pekerja
d. Pengendalian harga
2. Diskriminasi (discrimination) yang meliputi :
a. Pembatasan pada pengembalian dividend ke Negara asal
b. Persyaratan tenaga kerja spesialis (experts)
c. Hambatan tarif dan non tarif
d. Aturan-aturan administrasi yang menimbulkan biaya tinggi
153
13.KESIMPULAN
Bisnis muncul dan berada dalam lingkungan, karena itu kelangsungan hidupnuya
(survival) dan pertumbuhannya (growth) tergantung kepada kemampuannya dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Bisnis memperoleh faktor produksi yang
diperlukannya seperti bahan baku, energi, informasi, dan tenaga kerja dari lingkungan.
Bisnis juga menyerahkan produk yang dihasilkannya, baik barang maupun jasa, kepada
lingkungan. Apabila lingkungan (pasar) tidak mau menerimanya, maka produknya akan
menumpuk dan proses produksi terpaksa harus distop. Demikian juga bila lingkungan
(supplier) tidak mau mengirimkan bahan baku atau faktor produksi lainnya, proses
produksi tidak bisa melakukan kegiatannya.
Lingkungan bisnis terdiri dari berbagai unsur. Ia bisa berupa budaya, politik,
ekonomi, customer, supplier atau unsur lainnya. Semuanya akan mempengaruhi kegiatan
bisnis. Apa yang terjadi pada salah satu unsur lingkungan itu akan berpengaruh terhadap
kegiatan bisnis. Kegiatan operasi bisnis sangat peka terhadap ketidakstabilan oleh karena
itu kestabilan lingkungan merupakan prasyarat dari berkembangnya bisnis. Bisnis akan
154
berjalan lancar manakala bahan tersedia secara memadai dan pasar mampu menyerap
semua produk yang dihasilkannya.
Akan tetapi ternyata tidak ada lingkungan yang tidak berubah, dan perubahan itu
mungkin berasal dari kegiatan bisnis itu sendiri. Misalnya perubahan dalam teknologi
yang diikuti oleh perubahan dalam kegiatan bisnis lainnya sehingga mampu merubah
lingkungan sekitarnya. Dan karena perubahan itu sendiri maka bisnis bisa bertahan dan
berkembang. Namun perubahan yang terjadi diharapkan tidak mendadak dan dalam
jwaktu ucepat karena perubahan seperti itu akan menimbl ketidakpastian dalam
beroperasi. Ketidakpastian akan menyulitkan pengambilan keputusan dan menimbl resiko
yang memungkinkan bisnis menghadapi kehancuran.
Selain dihadapkan kepada ketidakpastian lingkungan pasar dan teknologi,
kegiatan operasi ;di negeri asing akan dihadapkan pula kepada resiko ekonomi secara
umum jdan resiko politik. Resiko ini berkaitan dengan peraturan pemerintah setempat,
hambatan tarif dan non tarif, perampasan perusahaan oleh pemerintah setempat
(nasionalisasi), dan terjadinya kekacauan dalam negeri atau peperangan antar negara yang
menghancurkan perusahaan.
1. PENDAHULUAN
Memasuki bisnis seperti memasuki hutan belantara. Dari kejauhan penuh dengan
pemandangan indah, pohon-pohon yang menghijau subur, air yang mengalir jernih, dan
udara yang bersih. Semuanya memberikan harapan yang menggembirakan kepada setiap
yang memandangnya dan berhayal untuk mendapatkan buah yang lezat dan gampang
dipetik. Begitu memasukinya, pemandangan indah itu berubah. Hutan belantara itu
ternyata mengerikan, banyak jurang-jurang yang mengaga, dan duri-duri yang tajam.
Kalau malam hari banyak suara-suara yang menakutkan, semuanya tidak jelas dan penuh
ketidakpastian. Setiap jalan menurun atau menanjak, harus dilalui dengan langkah hati-
hati, tangan harus berpegangan kuat terhadap ranting yang ada, mata harus tajam melihat
kedepan, pendengaran harus dipasang untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
Banyak bisnis yang hancur karena tidak mampu memahami bayang-bayang
tersebut sehingga keliru dalam mengambil keputusan saat beroperasinya. Hutan belantara
itu sesuatu yang nyata dalam kegiatan operasi apapun apalagi operasi internasional kalau
orang yang memasukinya sama sekali belum mengenal medan. Apakah dalam hutan itu
banyak binatang yang jinak dan lezat dagingnya seperti menjangan, atau malah penuh
dengan binatang-binatang buas yang siap menerkam. Seseorang atau sekelompok orang
atau bahkan sebuah organisasi yang ingin survive di tengah hutan belantara itu
memerlukan informasi yang banyak sebelum memasuki kegiatan operasi internasional.
Informasi merupakan salah satu sumberdaya (McLeod, 1986) yang diperlukan
olehu perusahaan disamping sumberdaya lainnya seperti manusia, dana, peralatan, waktu,
bahan baku dan sebagainya. seorang manajer operasi bertanggungjawab untuk
mengumpulkan data tentang mesin, bahan mentah, tenaga kerja atau sumberdaya lainnya.
Informasi yang diperlukan harus lengkap, mulai dari A sampai dengan Z, tidak setengah-
setengah. Informasi dari berbagai sumber itu bagi perusahaan akan berubah menjadi data
untuk kemudian diolah menjadi informasi yang bermanfaat untuk mengambil keputusan.
Kekurangan informasi dalam jpengambilan keputusan akan menimbulkan ketidakpastian
yang tinggi. Setiap orang yang ada dalam jorg seyogiyanya menerima informasi yang
layak agar informasi itu bisa digunakan.
Informasi juga harus disamipaikan tepat waktu, manakala informasi tersebut
tidak diterima oleh yang memerlukannya pada waktu yang tepat, maka ia akan menjadi
usang dan tidak terpakai. Manager harus mampu menyeleksi data yang sudah usang, dan
157
meng up-date nya dengan yang baru agar bisa terpakai oleh yang memerlukannya, baik
itu untuk keperluan internal atau untuk keperluan eksternal. Karena informasi bisang
usang, harus diseleksi, dibuang, dan harus di update, maka jelas bahwa informasi harus
dikelola dengan baik dalam sebuah sistem, Sistem Informasi manajemen (Management
Information System).
Gambar 10.1
MIS dan Fungsi Organisasi
Gambar 10.2
Lingkungan Bisnis
6. PERTUKARAN INFORMASI
Dalam kegiatan operasi ada dua hal penting yang harus diperhatikan yaitu
aliran barang-barang dan aliran informasi. Aliran barang-barang biasanya
sudah tertentu jalurnya dan horizontal. Aliran bahan baku misalnya mulai
dari supplier, diterima di gudang bahan baku, kemudian dikirim ke bagian
produksi. Di bagian produksi bahan-bahan ini diolah pada serangkaian
tahapan pengolahan untuk menjadi produk jadi. Setelah itu dikirim ke
gudang barang jadi kemudian dikirim ke bagian pemasaran yang
selanjutnya dikirim kepada pemesan. Aliran barang ini horisontal dan
tertentu jalurnya dan kelihatan wujudnya.
Aliran informasi tidak terlihat wujudnya tapi merambah bukan saja
horizontal tetapi juga vertikal, ke atas dan ke bawah, tertulis atau juga
tidak tertulis. Informasi tentang penerimaan bahan baku dari supplier oleh
bagian gudang, tidak hanya dikirim ke bagian produksi saja, tapi juga
dikirim ke bagian keuangan, ke bagian administrasi gudang. Informasi ini
dikirim juga ke kepala bagian, ke manajer, bahkan ke pimpinan puncak.
Informasi yang dikirimnya tidak hanya jumlahnya saja, tapi juga harganya,
kualitasnya, jenisnya, waktu diterimanya dan sebagainya yang dianggap
penting untuk disampaikan. Informasi yang mengalir tidak hanya satu arah
saja tapi bolak balik. Tidak hanya di dalam perusahaan saja tapi juga
keluar perusahaan, misalnya ke pihak supplier, ke pihak bank, ke pihak
customer, atau ke pihak pemerintahan.
Gambar 10.4
Pertukaran Informasi antar Bagian
165
7. KOMUNIKASI
Dasar dari komunikasi apapun pada hakikatnya memiliki lima elemen
dasar dan dapat ditunjukkan seperti gambar di bawah. Elemen itu adalah :
1. Sender
2. Code
3. Channel
4. Decoder, dan
5. Receiver
Sender adalah orang yang ingin berkomunikasi dengan cara mengirimkan
pesan. Pesan ini kemudian dirubah menjadi code (disebut encode, coding,
atau coded). Sonder bisa menggunakan beberapa tipe encoder untuk
menyimpan informasi sedemikian rupa sehingga bisa dimengerti dan
dikomunikasikan.
Code adalah symbol-symbol dengan apa informasi
dikomunikasikan, baik secara rahasia ataupun secara terbuka. Simbol
tersebut bisa berupa kata, suara, gerakan tangan, gambar-gambar dan
sebagainya.
Channel adalah saluran yang digunakan untuk menyamipaikan
informasi ke tujuan yang diinginkan si sender. Saluran itu bisa berubah
kertas seperti sebuah surat, telephone, kantor post, atau internet.
Decoder adalah alat yang digunakan untuk merupakan code -code
menjadi bahasa biasa yang bisa dimengerti oleh si penerima (receiver).
Receiver adalah si penerima pesan yang disampaikan oleh si sender,
ia akan mendengarkan atau membaca pesan yang dikirim oleh si sender.
Gambar 10.5
Model Dasar Komunukasi
Gambar 10.6
Organisasi Fungsional Perusahaan
PRESIDEN
DIREKTUR
Manager
Persediaan
Manager
Pembelian
Gambar 10.8
Sistem Informasi Manajemen Produksi
Dalam hal kualitas, bagian produksi harus mampu mendesain produk dan
kualitas yang bisa memenuhi harapan konsumen. Untuk itu informasi dari
bagian pemasaran yang melakukan penelitian pasar untuk mengungkap
kebutuhan dan keinginan pasar harus menjadi perhatian utama agar
mampu mendesain produknya tentang perkembangan teknologi terutama
yang digunakan oleh pesaing hal yang sangat penting. Tidak heran kalau
teknologi ini menjadi hal yang sangat rahasia bagi setiap perusahaan
karena sangat menentukan keberhasilan perusahaan. Tahun 1982 pernah
terjadi persentase antara perusahaan Jepang, Hitachi dan Mitsubhishi
Electric dituduh telah mencuri teknologi IBM.
Input yang diperlukan dalam sistem informasi produksi meliputi
penjgolahan data (data pricessing), teknologi industri (industrial
engineering), dan intelijen produksi (manufacturing inteligence).
Pengolahan data mengumpulkan data internal keseluruhan pengolahan
produksi tentang biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya -biaya
overhead. Demikian juga dengan data-data persediaan, penanganannya
(material handling) serta jumlah supplier yang mensupplaynya. Informasi
tentang biaya dan jumlah persediaan tersebut akan digunakan oleh manajer
pabrik untuk melakukan perencanaan dan pengendalian produksi. Output
subsistem menggambarkan aliran produk dan aliran informasi tentang
174
produk yang dihasilkan dalam proses produksi sehingga akan dike tahui
secara pasti berapa besarnya biaya pengolahan produk per unit.
13. KESIMPULAN
Memasuki bisnis terutama bagi yang baru sebenarnya seperti memasuki
hutan belantara. Resiko kegagalannya sangat besar kalau tidak disertai
dengan pengetahuan seluk beluk tentang bisnis. Daya tarik memasuki
bisnis memang sangat besar karena menjanjikan keuntungan yang besar
dan kehidupan yang mewah sebagaimana yang selalu diperhatikan oleh
orang-orang yang berhasil dalam bisnis. Selain itu, memasuki bisnis juga
merupakan pelarian bagi orang yang mencoba keberuntungan bagi mereka
yang belum berhasil dalam mencari kerja.
Resiko kegagalan sebenarnya bisa dikurangi bahkan bisa dihindari
kalau seseorang yang akan memasuki bisnis memiliki informasi yang
lengkap tentang bisnis yang akan dimasukinya. Seseorang yang memiliki
informasi yang lengkap akan melakukan berbagai antisipasi atau bahkan
akan memutuskan untuk tidak memasuki bisnis manakala ia tahu bahwa
bisnisnya akan gagal. Pengetahuannya itu datang dari informasi.
Ada kepercayaan memang, bahwa keberhasilan adalah nasib. Akan
tektapi kita tidak itahu tentang nasib seseorang. Selain itu Tuhan
memberikan nasib baik kepada seseorang tidak langsung tapi melalui
176
saluran, dan saluran itu adalah usaha. Dengan usaha itu kita ingin
mengetahui nasib kita, baik atau buruk. Nasib baik dan buruk itu
tergantung salah satunya kepada iinf yang kita miliki tepat waktu atau
tidak. Memiliki informasi yang baik tapi tidak tepat waktu akan menjadi
usang dan tidak terpakai.
1. PENDAHULUAN
Ada suatu pendapat bahwa moral sangat menentukan keberhasilan suatu usaha
baik dalam skala kecil, nasional bahkan skala Internasional (Satianugraha, 2003).
Pembahasan tentang moral bermula timbul dari suatu pertanyaan tentang :
1. Mengapa ada masyarakat yang selalu kacau?
2. Mengapa ada masyarakat yang punah dan hanya meninggalkan bekasnya saja?
3. Mengapa ada masyarakat yang mampu memperathankan keberadaannya?
Kajian mendalam tentang pertanyaan itu menunjukkan bahwa ada sesuatu yang
setiap anggota masyarakat mau menerimanya dan mematuhinya. Penerimaan dan
kepatuhan masyarakat tentang sesuatu itu mengakibatkan tidak terjadinya pertentangan
diantara mereka sehingga mereka bisa bertahan dan berkembang. Sebaliknya
ketidaktahuan anggota masyarakat terhadap sesuatu mengakibatkan timbulnya persentase
bahkan peperangan yang satu sama lain saling meniadakan.
Apa sesuatu itu? Sesuatu itu adalah berupa nilai-nilai atau norma-norma. Norma
atau nilai-nilai ini memberikan pedoman kepada orang-orang atau anggota masyarakat,
bagaimana harus hidup dalam masyarakat itu sendiri untuk mempertahankan
keberadaannya. Tanpa ada norma-norma yang dipertahankan dan yang diterima oleh
semua anggota masyarakat, maka keberadaan masyarakat itu akan terancam. Hal ini bisa
terjadi karena tanpa norma-norma, setiap anggota masyarakat akan bertingkah laku
seenaknya yang bisa merugikan anggota masyarakat lainnya. Kalau setiap anggota
masyarakat bertingkah laku seperti itu maka akan timbul kekacauan. Satu sama lain
saling menghilangkan dan hanya berpikir untuk dirinya sendiri, yang pada akhirnya akan
mengakhiri keberadaan masyarakat itu sendiri.
Norma-norma ini berkaitan dengan perilaku anggota masyarakat karena itu
disebut norma moral (Keraf, 1998). Norma ini menuntun anggota masyarakat untuk
berbuat kebajikan bagi dirinya dan bagi orang lain. Norma bahkan seringkali menuntun
untuk bertindak mendahulukan kepentingan umum sebab pada hakikatnya kepentingan
umum tersebut adalah untuk kepentingan pribadinya juga.
178
sogok menyogok, berbuat curang atau perbuatan yang tidak terpuji lainnya yang bisa
merugikan orang lain. Kondisi seperti ini memang banyak terjadi dalam bisnis yang tidak
bermoral (immoral) dan yang selalu bertentangan dengan etika masyarakat, terutama
dalam ekonomi kapitalis yang diterapkan secara murni.
Sekedar untuk mereview kembali sistem ekonomi kapitalis murni memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :
1. Pemerintah sama sekali tidak ikut campur
2. Kegiatan ekonomi diserahkan sepenuhnya kepada anggota masyarakat
3. Masing-masing individu bebas menentukan produk apa yang akan dibuat dan dalam
harga berapa produk itu akan dijual
4. Setiap individu bebas untuk mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin
5. Setiap anggota masyarakat secara indikator, bebas menguasa sumberdaya alam dan
kekayaan sebanyak mungkin hasil jerih payahnya.
Kondisi seperti di atas akan mengakibatkan :
1. Persaingan yang keras antar anggota masyarakat
2. Masing-masing individu akan berusaha dengan berbagai cara untuk mencapai
tujuannya.
3. Tenaga kerja akan ditekan dengan upah yang kecil untuk mencapai efisiensi yang
tinggi.
4. Pengusaha menerapkan peraturan yang keras terhadap tenaga kerja.
5. Munculnya perbudakan dan eksploitasi terhadap tenaga kerja sehingga menimbulkan
kepedihan.
6. Timbulnya penguasaan sumberdaya alam, monopoli dan sebagainya yang merugikan
orang lain.
Akibatnya adalah terjadinya perpecahan pada anggota masyarakat. Anggota masyarakat
terbagi menjadi kelas-kelas. Kelas penguasa modal (kapitalis) dan kelas buruh yang
tertindas. Karena itu, menurut Marx, kepemilikan pribadi harus dibatasi untuk
menghilangkan kelas-kelas tersebut.
Dalam perkembangan selanjutnya, terutama di negara maju, ekonomi kapitalis
dengan perilaku bisnis yang seperti itu telah berubah. Monopoli usaha oleh individu
dibatasi karena memang bukan hanya merugikan masyarakat, tetapi dengan monopoli
kualitas hidup tidak menjadi lebih baik. Semuanya diikat oleh suatu aturan dan
pemerintah pun ikut campur dalam menentukan kebijakan ekonomi. Misalnya Sherman
Antitrust Act(1890), Clayton Act (1914), Robinson-Patman Act (1936), Celler-kefauver
Act (1950) dan banyak lagi peraturan lainnya (di USA). Industri-industri yang penting
untuk kebutuhan orang banyak seperti listrik, air, transportasi dikuasai oleh negara. Upah
180
Dalam pengalaman sejarahnya ada pandangan yang berbeda dalam cipta, rasa,
karsa dan juga karya antar suku yang satu dengan suku lain atau bukan antar negara yang
satu dengan negara lain. Karena perbedaan itu maka timbullah apa yang disebut dengan
budaya Amerika, budaya Meksiko, budaya Jepang, atau budaya Eropa.
Lain halnya dengan Indonesia yang menghadapi kesulitan dalam menentukan
budayanya karena terbentuk dari berbagai etnis. Masing-masing etnis ini yang berasal
dari berbagai daerah memiliki tata-cara dan nilai-nilai yang berbeda pula yang disebut
sebagai budaya daerah. Untuk mempersatukannya para founding father
mengumpulkannya dalam suatu wadah kebhinekaan yang disebut Bhineka Tunggal Ika.
Kebudayaan merupakan wujud dari budaya itu sendiri, yaitu hasil karya cipta manusia
dengan kekuatan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi, imajinasi, dan fakultas-
fakultas rohaniah lainnya) dan raganya, yang menyatakan diri dalam pelbagai kehidupan
manusia (Anshari, 1982).
Secara garis besar kebudayaan dapat dibedakan dari :
1. Kebudayaan immaterial dan
2. Kebudayaan material
Kebudayaan immaterial meliputi :
a) Filsafat,
b) Ilmu pengetahuan,
c) Kesenian,
d) Bahasa,
e) Kaidah-kaidah budaya,
f) Ekonomi dan pencaharian hidup,
g) Politik,
h) Pendidikan, dan lain sebagainya.
Kebudayaan material meliputi :
a) Alat-alat penguasaan alam,
b) Benda-benda kebutuhan hidup, dan
c) Seluruh hasil karya
d) Hasil karya tersebut (termasuk nilai-nilai yang terkandung di dalamnya) akan
terus dipelihara karena menjadi simbol identitas bangsa itu sebagai alat
pendorong dan pemersatu.
Nilai-nilai yang oleh sebagian besar umat manusia dijadikan patokan dasar
adalah nilai-nilai agama karena dipercayai berhubungan dengan kekuasaan Yang Maha
Tinggi. Sebagaimana dalam budaya, agama pun memiliki nilai-nilai atau norma-norma
yang berbeda. dalam agama Kristen konservatif (right-wing Christianity) hak-hak
individual menjadi lebih penting daripada hak-hak masyarakat (Plenert, 2002).
182
itu jelas akan mempengaruhi kegiatan bisnis, karena itu sudah seyogianya menjadi
pertimbangan dalam kegiatan bisnis.
karena dukungan para stockuholder tersebut yang telah memberikan kontribusinya dalam
bentuk gagasan, tenaga, pikiran, pembelian produk, dan penyediaan bahan baku. dengan
demikian semua stockholder ikut terlibat dalam setiap keputusannya yang berkaitan
dengan kelangsungan hidup perusahaan.
Dalam prakteknya ternyata tidak demikian. Pemegang saham sebagai pemilik
perusahaan seringkali berperilaku sebagai speculator yang berpikir hanya jangka pendek.
Mereka seringkali hanya berpikir pada pengembalian investasi untuk kepentingan
pribadinya dan tidak berpikir untuk kemaslahatan masyarakat. Bila harga harga saham
turun dan psopek perusahaan dianggapnya tidak baik, maka mereka akan segera menjual
sahamnya dan memidahkan investasinya ke perusahaan lain, baik di dalam atau di luar
negeri. Karyawan dipaksanya agar loyal dan bekerja keras untuk perusahaan tapi tidak
berpikir tentang nasibnya dan tentang masa depan keluarganya. Bagii para pemilik yang
penting mereka selamat dan diuntungkan dalam kondisii apapun.
Dii lain pihak, para pemilik saham beralasan bahwa karyawan seringkali hanya
berpikir tentang kesejahteraannya saja dan tidak berpikir bagaimana kesulitan yang
dihadapi perusahaan. Karyawan seringkali tidak memberikan kontribusi yang baik untuk
kelangsungan hidup perusahaan, misalnya dengan bekerja berleha-leha, datang terlambat,
sering absent, gaji ingin terus naik dan mendapatkan bonus. Para karyawan seringkali
tidak berpikir bagaimana meningkatkan kualitas pelayanan kepada pihak-pihak lain
terutama kepada customer melalui hasil kerjanya yang baik. Mereka hanya menuntut dan
hanya bekerja dengan baik kalau terus diawasi. Alasan lain adalah bahwa masyarakatpun
seringkali tidak mengindahkan akan keberlangsungan hidup perusahaan. Perusahaan
seringkali dipusingkan dengan gangguan keamanan dalam menjalankan operasionalnya.
Perusahaan bahkan digoda untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak bermkoral
seperti meminta uang sogokan agar operasionalnya lancar.
Selain kurangnya dukungan dari para stockholder, perusahaan juga harus
dihadapkan dengan para pesaingnya yang juga seringkali berbuat tidak jujur. Misalnya
dalam mengeksploitasi sumberdaya alam, dalam mengeksploitasi sumberdaya alam,
dalam mengeksploitasi tenaga kerja, dalam penentuan harga, dalam melakukan promosi
penjualan produknya. Para pesaing seringkali juga melakukan sogokan untuk kelancaran
usahanya atau cara-cara lain yang membuat perusahaan lain hancur. Kondisi-kondisi
seperti di atas memang menyulitkan bagii perusahaan untuk bertindak secara jujur karena
godaan untuk bertindak tidak jujur datang bukan saja dari dalam perusahaan tapi juga
terutama dari lingkungan luar perusahaan. Dari masyarakat itu sendiri dimana perusahaan
beroperasi.
dipelihara. Pemeliharaan sumber bahan baku bisa dilakukan dengan eksploitasi yang
terencana dan melibatkan partisipasi masyarakat agar lingkungannya tidak rusak.
Misalnya mendidik masyarakat bagaimana mengolah sumberdaya alam dan
memeliharanya untuk kemudian hasilnya ditamkpung olehh perusahaan sebagai bagian
untuk menghasilkan produk perusahaan. Dengan cara demikian, ada keterkaitan antara
kehidupan anggota masyarakat dengan kelangsungan hidup perusahaan. Masyarakat akan
berpartisipasi untuk memelihara perusahaan dan sumber bahan bakunya. Cara seperti ini
akan lebih efisien dibanding dengan eksploitasi yang asal-asalan.
Efisiensi dalam biaya produksi bisa dicapai dengan mengembangkan partisipasi
karyawan. Karyawan yang tidak diperlakukan secara tidak manusiawi akan menganggap
perusahaan sebagai lawan dan sewaktu-waktu bisa dikhianati. Pengkhianatan itu
dilakukan misalnya dengan bekerja tidak sungguh-sungguh, sering mangkir, pura-pura
sakit, atau bahkan melakukan sesuatu yang menimbulkan biaya yang besar seperti
merusakan mesin atau peralatan lainnya. Karyawan yang diperlakukan dengan baik akan
menganggap perusahaan sebagaii sumber kehidupannya. Perlakuan itu misalnya bukan
memberikan gaji yang sangat besar tapi penghargaan lainnya seperti memperhatikan
kesehatan dan pendidikan keluarganya, mengajak rekreas setiap tahun sekali, tunjangan
hari tua dan sebagaiinya. Dengan cara seperti itu pekerjia/karyawan merasa sebagai
bagian dari perusahaan dadn akan memelihara seluruh asset perusahaan karena
kelangsungan hidupnya terkait dengan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Cara
yang seperti ini jauh lebih efisien dibandingkan dengan perlakuan yang keras terhadap
karyawan.
Hal yang sama berlaku juga dalam memelihara konsumen, misalnya dengan
memberikan informasi yang lengkap tentang produk yang akan digunakannya. Konsumen
tidak memiliki kemampuan untuk menganalisis manfaat dan mudharatnya dari pengguu
produk perusahaan karena keterbatasan pengetahuan dan alat yang dimilikinya. Dengan
memberikan informasi yang lengkap tentang produk yang akan digunakannya konsumen
akan merasa terpuaskan dalam menentukan pilihannya. Kerelaan perusahaan dalam
memberikan informasi akan dibalas konsumen dengan kerelaan konsumen untuk membeli
produk perusahaan terus menerus karena konsumen merasa kelangsungan hidupnuya
ditunjang oleh produk perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan terbukti bukan
ditentukan semata-mata oleh pemilik perusahaan saja (stockholder).
Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan berarti menetapkan kebijakan
jangka panjang (long-therm policy). Namun dalam menentukan kebijakan ini perusahaan
seringkali dihadapkan kepada pilihan-pilihan untung rugi (trade off) antara kebijakan
jangka panjang dan jangka pendek. Terlalu menekankan kebijakan jangka panjang
perusahaan akan kehilangan peluang yang muncul dalam waktu dekat, sedangkan apabila
menekankan kebijakan jangka pendek akan berarti kelangsungan hidup perusahaan akan
terancam. Banyak yang berpendapat bahwa setiap keputusan selalu abu-abu, bukan hitam
putih, bukan salah atau benar (black or white). Bahwa selalu terdapat sisi baik dan sisi
buruk dari setiap keputusan tergantung pada perspektif masing-masing.
189
8. KESIMPULAN
Etika atau disebut juga moralitas sangat erat kaitannya dengan keberhasilan operasi
perusahaan, baik dalam skala kecil, nasional maupun skala internasional. Etika
merupakan nilai-nilai moral yang membahas tentang apa yang baik dan apa yang buruk
bagi kehidupan masyarakat. Apa yang menjadi hak dan apa yang menjadi kewajiban
seseorang sebagai anggota masyarakat, baik perorangan atau kelompok. Sebagaii
kumpulan orang-orang dan bagian dari masyarakat, perusahaan menerima input dari
masyarakat, memelihara input-input tersebut dengan tujuan untuk kelangsungan hidup
perusahaan itu sendiri. Demikian juga output yang dihasilkan diserahkan kepada
masyarakat untuk dikonsumsi, sehingga memberikan produk-produk yang tidak
menimbulkan kerusakan agar masyarakat mau menerimanya. Ini bukan hanya untuk
kebaikan masyarakat itu sendiri, tetapi juga untuk kelangsungan hidup perusahaan.
Karena kenyataan bahwa kegii usaha merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Kegiatan usaha (bisnis) bisa diarahkan untuk memperbaiki
kehidupan masyarakat itu sendiri.
Ada anggapan bahwa kegiatan usaha adalah kegiatan yang tidak bermoral.
Seseorang akan melakukan berbagai cara (tanpa mengenal halal haram) agar ia menjadi
orang sukses dalam materi. Kegiatan usahanya dibarengi dengan tindakan yang tidak
terpuji seperti tipu menipu, suap menyuap, berbuat curang atau perbuatan yang tidak
terpuji lainnya yang bisa merugikan orang lain. Kondisi seperti ini bisa muncul pada
masyarakat ekonomi kapitalis murni yang menimbulkan praktek monopoli yang
selanjutnya akan merembet ke tindakan lainnya yang merusak.
Di negara maju, ekonomi kapitalis murni telah berubah. Monopoli usaha holeh
individu dibatasi karena memang bukan hanya merugikan masyarakat, tetapi kualitas
hidup tidak menjadi lebih baik. Semuanya diikat oleh uatu aturan pemerintah. Industri-
industri yang penting untuk kebutuhan orang banyak seperti listrik, air, transportasi
dikuasai oleh negara. Upah buruh diperbaiki dengan meningkatkan produktifitasnya.
Buruh pun dianggap sebagai partner usaha karena buruh dengan keahliannya dapat
meningkatkan produktifitas dan selanjutnya dapat mengembangkan perusahaan. Namun,
dalam negara yang masih berkembang perilaku bisnis yang kotor masih tetap
berlangsung.
Nilai-nilai moral (etika) sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya, dan budaya
ini sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai agama karena dipercayai memiliki hubungan
dengan kekuasaan Yang Maha Tinggi. Walaupun agama berbeda-beda, nilai-nilainya
menuntun umat manusia untuk berbuat kebajikan. Bagaimana ia harus menjauhi laangan-
larangan yang diajarkan agama dan bagaimana ia harus menjauhi larangan-larangan yang
diajarkan agama dan bagaimana ia harus menghindari kegiatan yang merusak kehidupan.
Norma-norma agama bukan saja mengajarkan kewajiban tetapi juga pertanggungjawaban
190
kepada Tuhan atas kegiatan yang dilakukannya. Ini berbeda dengan orang yang tidak
beragama yang pertanggungjawabannya hanya kepada masyarakat.
Kelangsungan hidup perusahaan, baik di dalam ataupun di luar negeri, hanya bisa
dipertahankan apabila perusahaan berfikir jangka panjang. Perusahaan harus bersabar
beberapa waktu untuk tidak meraup keuntungan jangka pendek hanya untuk memelihara
faktor produksi dan lingkungannya. Perusahaan juga harus bersabar untuk
mengembangkan produk-produk yang tidak merusak lingkungan dan membahayakan
konsumen. Semua itu hanya bisa dicapai dengan upaya-upaya jangka panjang dan terus
menerus, sehingga masyarakat merasakan pentingnya keberadaan perusahaan dalam
kehidupannya.
9. BAHAN DISKUSI
1. Apa sebenarnya etika itu?
2. Apakah etika sama dengan moral?
3. Apakah etika sama dengan kode etik?
4. Apa bedanya antara norma moral dengan norma hukum?
5. Mengapa etika diperlukan dalam kehidupan suatu bangsa?
6. Mengapa kelangsungan hidup perusahaan dikaitkan dengan moralitas?
7. Mengapa kelangsungan hidup perusahaan harus dikaitkan dengan lingkungan?
8. Bisakah kehidupan perusahaan dikembangkan tanpa mengkaitkannya dengan
etika?
9. Bagaimana hubungan antara agama, budaya dan perilaku etika?
10. Perlukah etika diterapkan dalam operasi internasional?