Anda di halaman 1dari 24

Tabel I.

Kategori signifikansi klinis interaksi obat menurut Tatro (2007)


Kategori signifikansi Tingkat keparahan Dokumentasi
klinis
1 Major Established, probable
atau suspected
2 Moderat Established, probable
atau suspected
3 Minor Established, probable
atau suspected
4 Major atau moderat Possible
5 Minor Possible
Sebagian besar Unlikely

70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Adult ( 15-59 tahun ) Geriatri ( 60 tahun)
Gambar 1.

Diagram persentase umur pada pasien gagal ginjal kronik di Instalasi


Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Desember 2013

1
Perempuan
Laki-laki
62%

Gambar 2. Diagram persentase jenis kelamin pada peresepan pasien gagal


ginjal kronik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta periode Desember 2013

Tabel II. Distribusi jumlah obat tiap lembar resep pada peresepan
pasien gagal ginjal kronik di Instalasi Rawat Jalan RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Desember 2013

No Jumlah obat Jumlah lembar Persentase


resep (N= 65) (%)
1 1-2 1 1,5
2 3-4 27 41,5
3 5-6 27 41,5
4 7-8 7 10,8
5 9-10 3 4,7
Total lembar resep 65 100

2
Tabel III. Distribusi cara pemberian obat pada peresepan pasien gagal
ginjal kronik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta periode Desember 2013

No Cara Pemberian Obat Jumlah Obat Persentase


(N = 326) (%)
1 Per oral 307 94,2
2 Sub Kutan 18 5,5
3 Topikal 1 0,3
Total obat 326 100

3
Tabel IV. Kelas terapi dan golongan obat sistem kardiovaskuler
yang digunakan pada pasien gagal ginjal kronik di Instalasi Rawat
Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode
Desember 2013
No Kelas Terapi Golongan Nama Obat Jumlah Kasus Persentase (%)

1 Antitrombotik Thienopyridin Clopidogrel 1 0,8

2 Antihipertensi Antagonis reseptor Irbesartan 7 5,3


angiotensin II (Irtan)

Candesartan 6 4,5

Valsartan 5 3,8

Micardis 2 1,5
(telmisartan)
CCB Amlodipin 25 18,8

(Amdixal , Intervask )

Nifedipin 10 7,5

Diltiazem 1 0,8

ACEI Captopril 4 3,0

Antihipertensi Klonidin 12 9,0


Sentral

blocker Bisoprolol 1 0,8

Diuretik Thiazid HCT 1 0,8

Diuretik Kuat Furosemid 40 30,1

3 Antiangina Golongan Nitrat ISDN 6 4,5

4 Glikosida Digitalis Digoksin 1 0,8


Jantung

5 Obat penurun Statin Simvastatin 8 6,0


Lipid
(Hiperlipedemi/
dislipidemia)
Klofibrat Gemfibrosil 3 2,3

Total 133 100

4
Tabel V. Kelas terapi dan golongan obat gizi dan darah yang
digunakan pada pasien gagal ginjal kronik di Instalasi Rawat Jalan
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Desember
2013

No Kelas Terapi Golongan Nama Obat Jumlah Persentase


kasus (%)

1 Antianemia Anemia defisiensi Asam Folat 31 34,4


asam folat (Anemolat)
Anemia defisiensi Hemafort 6 6,7
besi (Sulfasferrosus)

Eritropoetin beta Recormon 1 1,1

2 Mineral Seng CaCO3/ 30 33,3


Osteocal
Kalsium Asetat Lenal ace 6 6,7

3 Vitamin Vitamin Sohobion 11 12,2

4 Cairan dan Calcium Polystirene Kalitake 1 1,1


Elektrolit Sulfonat
Kalium Klorida KCl/KSR 4 4,4

Total 90 100

Tabel VI. Kelas terapi dan golongan obat hormonal yang


digunakan pada pasien gagal ginjal kronik di Instalasi
Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode
Desember 2013

No Kelas terapi Golongan Nama Obat Jumlah Persentase


Obat Kasus (%)

1 Antidiabetik parenteral Analog Novomix 17 51,5


insulin (Insulin Aspart)
2 Antidiabetik Oral Sulfonil urea Glikuidon 10 30,3
(Glidiab)
Glimepirid 5 15,2

Inhibitor alfa Akarbose (Eclid) 1 3,0


glukosida

Total 33 100

5
Tabel VII. Kelas terapi dan golongan obat penyakit otot skelet
dan sendi yang digunakan pada pasien gagal ginjal kronik di
Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta periode Desember 2013

No Kelas Terapi Golongan Nama Obat Jumlah Persentase


Kasus (%)

1 Reumatik Gout Alopurinol 25 100

Total 25 100

Tabel VIII. Kelas terapi dan golongan obat sistem saluran


cerna yang digunakan pada pasien gagal ginjal kronik di
Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta periode Desember 2013

No Kelas Terapi Golongan Nama Obat Jumlah Persentase


Kasus (%)

1 Antiemetik Antagonis Metoklopramid 3 17,6


dopamin

2 Antitukak Antagonis Ranitidin 4 23,5


reseptor H2

3 Antiulkus Penghambat Lansoprazol 6 35,3


pompa
proton
Sukralfat Mucogard 4 23,5

Total 17 100

6
Tabel IX. Kelas terapi dan golongan obat sistem saraf pusat yang
digunakan pada pasien gagal ginjal kronik di Instalasi Rawat
Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode
Desember 2013

No Kelas Terapi Golongan Nama Obat Jumlah Persentase


Kasus (%)
1 Antivertigo Betahistin Vastigo 3 23,1

Mesilat (Versilon )
2 Antidepresan Trisiklik Amitriptylin 1 7,7

3 Analgesik Non opioid Paracetamol 9 69,2

Total 13 100

Tabel X. Kelas terapi dan golongan obat infeksi yang digunakan pada
pasien gagal ginjal kronik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta periode Desember 2013

No Kelas Golongan Nama Obat Jumlah Persentase


Terapi Kasus (%)

1 Antibiotik Sefalosporin Cefixim 5 62,5


Kuinolon Ciprofloxacin 1 12,5

Levofloxacin 1 12,5

2 Antifungi Imidazol Ketoconazole 1 12.5

Total 8 100

7
Tabel XI. Kelas terapi dan golongan obat sistem saluran
nafas yang digunakan pada pasien gagal ginjal kronik di
Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta periode Desember 2013

No Kelas Terapi Golongan Nama Obat Jumlah Persentase


Kasus (%)

1 Batuk dan Ekspetoran Mukolitik Ambroxol 3 75

Ekspektoran OBH 1 25

Total 4 100

Tabel XII. Kelas terapi dan golongan obat antihistamin dan


atialergi yang digunakan pada pasien gagal ginjal kronik di
Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta periode Desember 2013

Persentase
Golongan Nama Obat Jumlah
No Kelas Terapi Kasus (%)

Antagonis
Cetirizin 100
1 Antialergi reseptor H1 2

Total 2 100

Tabel XIII. Kelas terapi dan golongan obat antiinflamasi yang


digunakan pada pasien gagal ginjal kronik di Instalasi Rawat
Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode
Desember 2013

Golongan Nama Obat Jumlah Persentase (%)


No Kelas Terapi
Kasus
1 Antiinflamasi Steroid Betametason 1 100

Total 1 100

8
Tabel XIV. Mekanisme dan efek interaksi obat anatara obat antihipertensi dengan obat antihipertensi pada peresepan pasien gagal
ginjal kronik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Desember 2013 berdasarkan kajian literatur

No Obat Obat Mekanisme dan efek Jenis interaksi Kategori Jumlah Managemen
antihipertensi Antihipertensi interaksi obat obat signifikansi interaksi
klinis obat

1 Klonidin Diltiazem Penggunaan bersamaan Interaksi Kategori 1 Melakukan pemantauan denyut


mengakibatkan farmakodinamik signifikansi jantung dan tekanan darah pada
bradikardi (Chelmow et yaitu aditif klinis serius pasien (Baxter, 2010).
al, 2014) (Chelmow et al, (Chelmow et
2014) al, 2014)
2 Irbesatan Furosemid 1. Irbesartan Interaksi Kategori 5 1. Melakukan modifikasi dosis
meningkatkan kadar farmakodinamik signifikansi dan waktu pemberian obat
serum kalium yaitu aditif klinis serta melakukan pengecekan
sedangkan furosemid (Baxter, 2010) signifikan kadar serum kalium (Baxter,
menurunkan kadar dan (Chelmow (Chelmow et 2010).
kalium serum et al, 2014) al., 2014)
(Chelmow et al.,
2014)

2. Penggunaan 2. Melakukan pemantauan


bersamaan tekanan darah pasien
mengakibatkan (Baxter, 2010).
penurunan tekanan
darah (Baxter, 2010)

9
3 Irbesartan HCT 1. Irbesartan Interaksi Kategori 1 1. Melakukan modifikasi dosis
meningkatkan kadar farmakodinamik signifikansi dan waktu pemberian obat
kalium serum dan yaitu aditif klinis serta melakukan pengecekan
HCT menurunkan (Chelmow et signifikan kadar serum kalium (Baxter,
kadar kalium serum al., 2014 ) dan (Chelmow et 2010).
(Chelmow et al., (Baxter, 2010). al., 2014)
2014).

2. Pengunaan 2. Melakukan pemantauan


bersamaan tekanan darah pasien
mengakibatkan (Baxter, 2010).
penurunan tekanan
darah (Baxter, 2010)
4 Valsartan Furosemid 1. Valsartan Interaksi Kategori 3 1. Melakukan modifikasi dosis
meningkatkan kadar farmakodinamik signifikansi dan waktu pemberian obat
serum kalium dan yaitu aditif klinis serta melakukan pengecekan
furosemid (Chelmow et signifikan kadar serum kalium (Baxter,
menurunkan kadar al., 2014) dan (Chelmow et 2010).
kalium serum (Baxter, 2010). al., 2014
(Chelmow et al.,
2014).

2. Pengunaan bersamaan 2. Melakukan pemantauan


mengakibatkan tekanan darah pasien
penurunan tekanan (Baxter, 2010).
darah (Baxter, 2010).

10
5 Micardis Furosemid 1. Micardis Interaksi Kategori 1 1. Melakukan modifikasi dosis
meningkatkan kadar farmakodinamik signifikansi dan waktu pemberian obat
serum kalium dan yaitu aditif klinis serta melakukan
furosemid (Chelmow et signifikan pengecekan kadar serum
menurunkan kadar al., 2014) dan (Chelmow et kalium (Baxter, 2010).
kalium serum (Baxter, 2010). al., 2014).
(Chelmow et al.,
2014).

2. Penggunaan 2. Melakukan pemantauan


bersamaan tekanan darah pasien
menyebabkan (Baxter, 2010).
penurunan tekanan
darah (Baxter, 2010)

11
6 Captopril Furosemid Meningkatkan efek Interaksi Kategori 2 Melakukan penurunan dosis
antihipertensi serta farmakodinamik signifikansi (< 80 mg) setidaknya 24 jam
adanya risiko terjadi yaitu sinergisme klinis sebelum pemberian ACE
hipotensi akut sehingga (Chelmow et signifikan inhibitor dan adanya
bisa menyebabkan al., 2014) (Chelmow et pemantauan kadar serum
hiperkalemia (Chelmow al., 2014) kalium pasien (Baxter, 2010).
et al., 2014) dan Kategori
(Hasten and Horn, signifikansi
2002). klinis 3 (Tatro,
2007).
Kategori
signifikansi
klinis 2
(Hasten and
Horn, 2002).

7 Candesartan Furosemid 1. Candesartan Interaksi Kategori 3 1. Melakukan modifikasi dosis


meningkatkan kadar farmakodinamik signifikansi dan waktu pemberian obat
serum kalium dan yaitu aditif klinis serta melakukan pengecekan
furosemid (Chelmow et signifikan kadar serum kalium (Baxter,
menurunkan kadar al., 2014) dan (Chelmow et 2010).
serum kalium (Baxter, 2010) al., 2014)
(Chelmow et al.,
2014)

2. Penggunaan 2. Melakukan pemantauan


bersamaan tekanan darah pasien
menyebabkan (Baxter, 2010).
penurunan tekanan
darah

12
Tabel XV. Mekanisme dan efek interaksi obat anatara obat antihipertensi dengan obat lain pada peresepan pasien gagal
ginjal kronik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Desember 2013 berdasarkan kajian
literatur

No Obat Obat lain Mekanisme dan efek Jenis interaksi Kategori Jumlah Managemen
antihipertensi interaksi obat obat signifikansi interaksi
klinis obat
1 Captopril Alopurinol Adanya risiko reaksi Interaksi Kategori 3 Melakukkan pemantauan
hipersensitivitas jika farmakodinamik signifikansi terkait reaksi hipersensitivitas
kedua obat diberikan yaitu sinergisme klinis serius yang terjadi. Penggunaan
secara bersamaan (Chelmow et al., (Chelmow et obat dihentikan jika terjadi
(Chelmow et al., 2014) al., 2014). peningkatan manifestasi dari
2014) dan (Tatro, Kategori hipersensitivitas dan
2007) signifikansi diberikan pengobatan sesuai
klinis 4 (Tatro, dengan reaksi
2007) hipersensitivitas yang terjadi
Kategori (Tatro, 2007).
signifikansi
klinis 2
(Hasten and
Horn, 2002).
2 Furosemid KSR/KCl KSR meningkatkan Interaksi Kategori 4 Melakukan pengaturan dosis
kadar serum kalium farmakodinamik signifikansi obat dan waktu minum kedua
dan furosemid yaitu klinis obat tersebut serta
menurunkan kadar antagonisme signifikan pemantauan kadar serum
serum kalium (Chelmow et al., (Chelmow et kalium (Baxter, 2010).
(Chelmow et al., 2014) al., 2014)
2014)

13
3 Furosemid Digoxin Furosemid Interaksi Kategori 1 Melakukan pengukuran
meningkatkan efek farmakodinamik signifikansi tingkat plasma kalium dan
dari digoxin sehingga sinergisme klinis magnesium ketika
meningkatkan (Chelmow et al., signifikan menggunakan kedua obat ini
aktivitas dan toksisitas 2014) dan (Chelmow et dan adanya pembatasan diet
dari digitalis (Baxter, (Baxter, 2010). al., 2014) natrium atau penambahan
2010) dan (Chelmow Kategori diuretik hemat kalium serta
et al., 2014) signifikansi perlu adanya pengaturan
klinis 1 dosis untuk digoxin terkait
(Tatro,2007) indeks terapi digoxin yang
Kategori sempit (Baxter, 2010).
signifikansi
klinis 3
(Hastern and
Horn, 2002).
4 Furosemid Ciprofloxacin Efek farmakologi dari Interaksi Kategori 1 Melakukan pengaturan dosis
ciprofloxacin dapat farmakodinamik Signifikansi obat dan waktu pemberian
ditingkatkan. (Tatro, sinergisme klinis 5 (Tatro, obat (Baxter, 2010).
2007) (Tatro, 2007) 2007)

5 Captopril Glimepirid Captopril Interaksi Kategori 3 Melakukan penyesuaian dosis


meningkatkan efek farmakodinamik signifikansi obat baik captopril maupun
glimepirid, sehingga yaitu sinergisme klinis glimepirid, melakukan
menimbulkan risiko (Chelmow et al., signifikan monitoring kadar glukosa
terjadinya 2014) (Chelmow et darah pasien dan kadar
hipoglikemia al., 2014) klirens kreatinin pasien
(Chelmow et al., (Chelmow et al., 2014) dan
2014) dan (Hasnuddin, 2012)

14
(Hasnuddin, 2012).
6 Captopril KSR/KCl Captopril dan Interaksi Kategori 2 Menghentikan pemberian
KSR/KCl dapat farmakokinetik signifikansi kalium klorida saat
meningkatkan kadar pada proses klinis pemberian captopril pada
kalium serum eliminasi signifikan pasien, dilakukan monitoring
sehingga (Chelmow et al., (Chelmow et kadar serum kalium saat
mengakibatkan retensi 2014). al., 2014). pemberian captopril dan
kalium (Tatro, 2007). Kategori menyesuaikan suplemen
signifikansi kalium yang diperlukan
klinis 4 (Tatro, (Tatro, 2007) dan (Baxter,
2007). 2010)

7 Bisoprolol KSR/KCl Bisoprolol dan KSR Interaksi Kategori 1 Adanya modifikasi dosis dan
meningkatkan kadar farmakodinamik signifikansi waktu pemberian obat serta
serum kalium yaitu sinergisme klinis pemantauan kadar serum
(Chelmow et al., (Chelmow et al., signifikan kalium (Baxter, 2010).
2014) 2014) (Chelmow et
al., 2014)
8 Diltiazem CaCO3 Kalsium karbonat Interaksi Kategori 1 Adanya pemantauan
mengurangi efek farmakodinamik signifikansi efektivitas dari diltiazem dan
diltiazem (Chelmow yaitu klinis modifikasi dosis serta waktu
et al., 2014) antagonisme signifikan pemberian obat (Baxter,
(Chelmow et al., (Chelmow et 2010).
2014) al., 2014)
9 Furosemid CaCO3 Furosemid Interaksi Kategori 26 Adanya pengaturan dosis dan
menurunkan kadar farmakodinamik signifikansi waktu pemberian obat serta
kalsium karbonat yaitu klinis minor pemantauan kadar klirens
dengan meningkatkan antagonisme atau tidak pasien (Baxter, 2010).

15
klirens ginjal (Chelmow et al., signifikan
(Chelmow et al., 2014) (Chelmow et
2014) al., 2014)
10 Furosemid Asam folat Furosemid Interaksi Kategori 21 Adanya pengaturan dosis dan
menurunkan kadar farmakodinamik signifikansi waktu pemberian obat serta
asam folat dengan yaitu klinis minor pemantauan kadar klirens
meningkatkan klirens antagonisme atau tidak pasien (Baxter, 2010).
ginjal (Chelmow et (Chelmow et al., signifikan
al., 2014) 2014) (Chelmow et
al., 2014)
11 Furosemid Paracetamol Paracetamol dapat Interaksi Kategori 5 Adanya pengaturan dosis dan
menurunkan ekskresi farmakokinetik signifikansi waktu pemberian obat
prostaglandin ginjal pada proses klinis 5 (Baxter, 2010).
dan penurunan ekskresi (Tatro, (Tatro,2007)
aktivitas renin plasma 2007)
(Tatro, 2007)

12 Furosemid Lenal ace Furosemid Interaksi Kategori 3 Adanya pengaturan dosis dan
mengurangi tingkat farmakodinamik signifikansi waktu pemberian obat serta
kalsium asetat dengan yaitu klinis minor pemantauan klirens pasien
meningkatkan klirens antagonisme atau tidak (Baxter, 2010).
ginjal (Chelmow et (Chelmow et al., signifikan
al., 2014) 2014) (Chelmow et
al., 2014)
13 Furosemid Cefixim Cefixim Interaksi Kategori 3 Adanya pengaturan dosis dan
meningkatkan farmakodinamik signifikansi waktu pemberian obat
toksisitas furosemid sinergisme klinis minor (Baxter, 2010).
sehingga (Chelmow et al., atau tidak

16
menyebabkan 2014) signifikan
nefrotoksisitas (Chelmow et
(Chelmow et al., al., 2014)
2014)
14 Furosemid Gemfibrosil Terjadinya diuresis Interaksi Kategori Adanya pemeriksaan serum
mungkin disebabkan farmakodinamik signifikansi 2 protein dan fungsi ginjal
adanya kompetisi dan sinergisme klinis 3 sebelum pemberian kedua
perpindahan (Chelmow et al., (Hastern and obat ini. Jika kadar serum
furosemid oleh 2014) Horn,2002) albumin pasien rendah, maka
gemfibrosil dari Kategori total kadar pemberian
tempat pengikatan signifikansi gemfibrosil tidak boleh
protein plasma. klinis minor melebihi 500 mg untuk tiap
Gemfibrosil terkadang atau tidak 1g/ 100 ml konsentrasi
bisa menyebabkan signifikan albumin. Perlu dilakukan juga
keracunan pada otot (Chelmow et pengaturan waktu minum
(Hastern and al., 2014 obat (Baxter, 2010).
Horn,2002) dan
(Chelmow et al.,
2014)
15 HCT Novomix Hydrochlorothiazid Interaksi Kategori 1 Adanya Modifikasi waktu
(pre-mixed mengurangi efek farmakodinamik signifikansi pemberian obat, monitoring
insulins atau novomix sehingga yaitu klinis minor kadar glukosa darah pasien
insulin menyebabkan efek antagonisme atau tidak dan kadar klirens kreatinin
kombinasi) hiperglikemia (Chelmow et al., signifikan pasien (Syamsudin, 2011).
(Chelmow et al., 2014) (Chelmow et
2014) al., 2014)
16 Captopril Novomix Captopril Interaksi Kategori 1 Pasien perlu menyadari
meningkatkan efek farmakodinamik signifikansi adanya peningkatan risiko

17
novomix sehingga yaitu sinergisme klinis 3 hipoglikemia dengan tanda-
mengakibatkan (Chelmow et al., (Hastern and tanda berupa takikardi,
hipoglikemia (Baxter, 2014). Horn,2002) berkeringat dan tremor. Dosis
2010) dan (Chelmow Kategori novomix dikurangi ketika
et al., 2014). signifikansi digunakan bersamaan dengan
klinis minor captopril atau adanya
atau tidak modifikasi waktu pemberian
signifikan obat. Monitoring terhadap
Chelmow et glukosa darah pasien (Hasten
al., 2014) and Horn, 2002) dan (Baxter,
2010).

17 Clonidin Glikuidon Clonidin menurunkan Interkasi Kategori 2 Adanya modifikasi dosis dan
efek glikuidon farmakodinamik signifikansi waktu pemberian obat serta
sehingga menyebakan yaitu klinis minor pemantauan kadar glukosa
hiperglikemi antagonisme atau tidak darah pasien (Baxter, 2010).
(Chelmow et al., (Chelmow et al., signifikan
2014). 2014) (Chelmow et
al., 2014)
18 Clonidin Novomix (pre- Clonidin menurunkan Interaksi Kategori 1 Adanya modifikasi dosis dan
mixed insulins efek novomix farmakodinamik signifikansi waktu pemberian obat serta
atau insulin sehingga yaitu klinis minor pemantauan kadar glukosa
kombinasi) menyebabkan antagonisme atau tidak darah pasien (Baxter, 2010).
hiperglikemi (Chelmow et al., signifikan
(Chelmow et al., 2014) (Chelmow et
2014) dan (Hastern al., 2014)
and Horn, 2002) Kategori
signifikansi

18
klinis 3
(Hastern and
Horn, 2002)
19 Diltiazem Lansoprazol Diltiazem Interaksi Kategori 1 Adanya modifikasi dosis dan
meningkatkan tingkat farmakokinetik signifikansi waktu pemberian obat
atau efek lansoprazol pada klinis minor (Baxter, 2010).
dengan mempengaruhi metabolisme atau tidak
metabolisme enzim (Chelmow et al., signifikan
CYP3A4 di hati atau 2014) (Chelmow et
usus (Chelmow et al., al., 2014)
2014)
Total 82

19
Tabel XVI. Mekanisme dan efek interaksi obat anatara obat lain dengan obat antihipertensi pada peresepan pasien gagal ginjal kronik
di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Desember 2013 berdasarkan kajian literatur

No Obat lain Obat lain Mekanisme dan efek Jenis interaksi obat Kategori Jumlah Managemen
interaksi obat signifikansi interaksi
klinis obat
1 Gemfibrosil Simvastatin Saling meningkatkan Interaksi Kategori 2 Adanya penyesuaian dosis,
efek dari yang lain farmakodinamik yaitu signifikansi klinis pemantauan nilai kreatinin
dengan sinergisme sinergisme (Tatro, serius (Chelmow kinase serta adanya edukasi
farmakodinamik, dapat 2007). et al., 2014). dan pengawasan terhadap
menyebabkan miopati Kategori pasien (Mozayani dan
yang parah atau signifikansi klinis Raymon, 2012) dan
rhabdomyolysis 1 (Tatro, 2007) (Baxter, 2011).
(Chelmow et al., 2014)
dan (Tatro, 2007)

2 Gemfibrosil Novomix Gemfibrosil Interaksi Kategori 1 Penyesuaian dosis kedua


meningkatkan efek farmakokinetik pada signifikansi klinis obat dan melakukan
novomix sehingga terjadi proses distribusi dan signifikan monitoring kadar glukosa
hipoglikemia (Chelmow ekskresi (Baxter, (Chelmow et al., darah pasien (Dines, 2007),
et al., 2014). 2011) dan (Chelmow 2014). (Rojas, 2013), dan
et al., 2014). (Lacobelis, 2006).
3 Gemfibrosil Glimepirid Gemfibrosil Interaksi Kategori 1 Melakukan monitoring
meningkatkan efek farmakokinetik yaitu signifikansi klinis kadar glukosa darah pasien
glimepirid sehingga pada proses distribusi, signifikan dan adanya pengaturan
menimbulkan efek metabolisme dan (Chelmow et al., dosis kedua obat (Chelmow
hipoglikemia (Chelmow ekskresi (Baxter, 2014) et al., 2014) dan (Zambon

20
et al., 2014). 2011) dan (Chelmow Kategori dan Cusi, 2007).
et al., 2014). signifikansi klinis
4 (Tatro, 2007)
4 CaCO3 Alopurinol Kalsium karbonat Interaksi Kategori 4 Perlu adanya penyesuaian
menurunkan tingkat farmakodinamik signifikansi klinis dosis dan pengaturan
alopurinol dengan (Chelmow et al., signifikan interval pemberian dosis
menghambat penyerapan 2014). (Chelmow et al., (Mozayani dan Raymon,
GI (Chelmow et al., 2014). 2012) dan (Baxter, 2011).
2014).
5 Glimepirid Novomix Saling meningkatkan Interaksi Kategori 1 Adanya modifikasi dosis
efek (Chelmow et al, farmakodinamik yaitu signifikansi klinis dan waktu pemberian obat
2014) sinergisme (Chelmow signifikan serta pemantauan kadar
et al, 2014) (Chelmow et al, glukosa darah pasien
2014) (Baxter, 2010).
6 Simvastatin Digoxin Simvastatin akan Interaksi Kategori 1 Adanya modifikasi dosis
meningkatkan tingkat farmakodinamik signifikansi klinis dan waktu pemberian obat
atau efek dari digoxin (Chelmow et al, 2014) signifikan (Baxter, 2010).
oleh P-glikoprotein (Chelmow et al,
(MDR1) (Chelmow et al, 2014)
2014)
7 CaCO3 SF/Hemafort Kalsium karbonat akan Interaksi Kategori 2 Perlu adanya pengaturan
menurunkan tingkat atau farmakokinetik pada signifikansi klinis interval pemberian dosis
efek dari SF dengan proses absorbsi minor atau tidak sehingga meminimalkan
meningkatkan pH (Chelmow et al., signifikan pencampuran kedua obat di
lambung (Chelmow et 2014). (Chelmow et al., dalam tubuh (Baxter, 2010).
al., 2014). 2014).
8 Lenal ace Hemafort / Lenal ace menurunkan Interaksi Kategori 1 Perlu adanya pengaturan
SF tingkat hemafort dengan farmakokinetik pada signifikansi klinis interval pemberian dosis

21
menghambat penyerapan proses absorbsi minor atau tidak sehingga meminimalkan
GI. Hemafor (Chelmow et al, 2014) signifikan pencampuran kedua obat di
tmeningkatkan kadar (Chelmow et al, dalam tubuh (Baxter, 2010)
lenal ace dengan 2014) dan (Chelmow et al, 2014)
meningkatkan
penyerapan GI
(Chelmow et al, 2014)
9 Lansoprazol Mucogard Mucogard menurunkan Interaksi Kategori 4 Adanya modifikasi dosis
tingkat lansoprazol farmakodiamik yaitu signifikansi klinis dan waktu pemberian obat.
dengan menghambat antagonisme minor atau tidak Lansoprazol diberikan 30
penyerapan GI (Chelmow et al, 2014) signifikan menit sebelum pemberian
(Chelmow et al, 2014) (Chelmow et al, mucogard (Baxter, 2010).
2014)
10 Lansoprazol Sohobion Lansoprazol menurunkan Interaksi Kategori 4 Adanya modifikasi dosis
tingkat atau efek dari farmakokinetik signifikansi klinis dan waktu pemberian obat
sohobion dengan (Chelmow et al, 2014) minor atau tidak (Baxter, 2010).
menghambat penyerapan signifikan
GI (Chelmow et al, (Chelmow et al,
2014) 2014)

11 Amitriptilin Glikuidon Amitriptilin Interaksi Kategori 1 Adanya modifikasi dosis


meningkatkan efek farmakodinamik yaitu signifikansi klinis dan waktu pemberian obat
glikuidon sehingga sinergisme (Chelmow minor atau tidak serta pemantauan kadar
menimbulkan risiko et al, 2014) Signifikan glukosa darah pasien
terjadinya hipoglikemi (Chelmow et al, (Baxter, 2010).
(Chelmow et al, 2014) 2014)
12 Glimepirid KSR/KCl KSR meningkatkan Interaksi Kategori 3 Adanya modifikasi dosis
glimepirid sehingga farmakodinamik yaitu signifikansi klinis dan waktu pemberian obat

22
menimbulkan risiko sinergisme (Chelmow minor atau tidak serta pemantauan kadar
terjadinya hipoglikemi et al, 2014) signifikan glukosa darah pasien
(Chelmow et al, 2014) (Chelmow et al, (Baxter, 2010).
2014)

13 Glimepirid Simvastatin Simvastatin Interaksi Kategori 2 Melakukan monitoring


meningkatkan farmakokinetik yaitu signifikansi klinis terhadap kadar glukosa
konsentrasi glimepirid pada proses 5 (Tatro, 2007). darah pasien untuk
sehingga menimbulkan metabolisme (Galani mewaspadai terjadinya efek
efek hipoglikemia (Tatro, and Vyas, 2010). hipoglikemi dan adanya
2007) penyesuaian dosis kedua
obat tersebut (Tatro, 2007).
14 Eclid KSR/KCl KSR/KCl meningkatkan Interaksi Kategori 1 Melakukan monitoring
(acarbose) efek dari eclid sehingga farmakodinamik yaitu signifikansi klinis terhadap kadar glukosa
menimbulkan efek sinergisme (Chelmow minor atau tidak darah pasien dan adanya
hipoglikemia (Chelmow et al., 2014). signifikan penyesuaian dosis kedua
et al., 2014). (Chelmow et al., obat tersebut (Lacy, 2012).
2014).
15 Clopidogrel Simvastatin Simvastatin menghambat Interaksi Kategori 1 Adanya penyesuaian dosis
konversi clopidogrel farmakokinetik yaitu signifikansi klinis dan interval waktu
menjadi bentuk aktifnya pada proses 5 (Tatro, 2007). pemberian obat (Baxter,
(Tatro, 2007) metabolisme (Tatro, 2010) dan (Chelmow et al.,
2007). 2014)
Total 29

23
24

Anda mungkin juga menyukai