Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

J DENGAN DIAGNOSA
MEDIS ANEMIA APLASTIK DI RUANG INTERNE WANITA
RSUD. Dr. SOETOMO SURABAYA

E M I P E R A W AT
AD

AN
AK
U N IV E R S

AYA
RAB
SU
IT A

S M H
U H A M M A D IY A

Oleh :
SITI JULAIKAH
02.110.060

AKADEMI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2005

BAB I
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR
I. Pengertian
Anemia aplastik adalah keadaan yang disebabkan berkurangnya sel
hematopoetik dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit
akibat terhentinya pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum tulang.
(Kapita Selekta Kedokteran jilid 2 : 494)
II. Etiologi
A. Faktor Genetik
1. Anemia fanconi suatu sindrom meliputi hipoplasma sumsum tulang
disertai pigmentasi coklat di kulit, hipoplasma ibu jari atau radius,
mikrosefali, retardasi mental dan seksual, kelainan ginjal dan limpa.
2. Anemia estren-domestiek : anemia tanpa kelainan fisis.
B. Faktor lain yang di dapat dari
a. Obat-obatan dan bahan kimia yaitu kloramfenikol, mesantoin,
piribenzamin, obat sitostatik, senyawa As, Au, Pb, insektisida,
benzena.
b. Infeksi : tuberkulosis milier, hepatitis, virus Epstein Bair, influenza
A, dengue.
c. Radiasi.
d. Kelainan imunologis.
e. Idipatik.
f. Anemia aplastik pada keadaan / penyakit lain seperti leukemia
limfoblastik akut, Paroxysmal Noctural Hemoglobinuria (PNH) dan
kehamilan.
III. Klasifikasi
A. Klasifikasi menurut kausa
1. Idiopatik : bila kausanya tidak diketahui ditemukan pada kira-kira
50% kasus.
2. Sekunder : bila kausanya di ketahui.
3. Konstitusional : adanya kelainan DNA yang dapat diturunkan
B. Klasifikasi menurut prognosis
1. Anemia Aplastik berat bila neutrofil < 500/mm3, trombosit <
20000/mm3, retikulosit < 1%, sumsum tulang, selularitas < 25%
normal.
2. Anemia Aplastik sangat berat bila neutrofil < 200/mm3.
3. Anemia Aplastik bukan berat
IV. Patofisiologis
V. Manifestasi klinis
Pasien tampak pucat, lemah, perdarahan, purpura, mungkin timbul demam
tanpa organomegali.
VI. Pemeriksaan penunjang
A. Pemeriksaan laboratorium
1. Sel darah.
2. Laju endap darah.
3. Faal hemostasis.
4. Sumsum tulang.
5. Virus.
6. Tes HAM / tes hemolisis sukrosa.
7. Kromosom.
8. Defisiensi imun.
9. Lain-lain
B. Pemeriksaan radiologis
1. Nuclear magnetic resomance imaging.
2. Radio nuclide bone marrow imaging (Bone marrow scanning).
VII. Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan sumsum tulang.
VIII. Diagnosa banding
- Purpura trombositopenia idiopatik (PTI).
- Autoimun trombositopenia purpura (ATP).
- Leukemia akut aleukemia.
- Leukemia akut stadium praleukemik.
IX. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi adalah pengobatan yang disesuaikan dengan etiologi
dari anemianya. Berbagai teknik pengobatan yang dilakukan seperti :
- Tranfusi darah sebaiknya diberikan packed red cell. Bila diperlukan
trombosit, berikan darah segar atau platelet concentrate.
- Atasi komplikasi (infeksi) dengan antibiotik. Higiene yang baik perlu
untuk mencegah timbulnya infeksi.
- Kartikosteroid dosis rendah mungkin bermanfaat pada perdarahan
akibat trombositopenia berat.
- Transplantasi sumsum tulang.
- Imuno supresif seperti siklosporin, globulin antitimosit.

Anda mungkin juga menyukai