Anda di halaman 1dari 66

MODUL 1

SISTEM HEMATOLOGI
dr. Maria Eka Putri , MKK

Deni Nelissa
Fahmi fil ardli
Fikri Akbar Alfarizi
Raisa Sevenry Suha
Rifky Fadila Narathama
Sabrina Qurottaayun
Topan Muhamad Nur
Yessi Oktavianti
Sabrina Putri Dewanti
Nursigit

2013730133
2013730141
2013730143
2013730086
2013730171
2013730173
2013730184
2013730122
2012730155
2010730151

KELOMPO
K5

Skenario 2
Seorang wanita umur 30 tahun datang ke poliklinik
dengan keluhan cepat lelah dan lemah. Disaat
bersepeda pernah mau pingsan. Sering demam, dan
mimisan. Menurut keluarganya dia terlihat lebih
pucat dari biasanya. Setelah pemeriksaan fisik
ditemukan anemia dan sclera sedikit ikterik.

Skenari
o

Kata/Kalimat
Kunci

Kata Sulit
Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah
eritrosit atau kadar hemaglobin. ( Kamus Kedokteran,
FKUI 2011).
Sklera adalah bagian terluar mata yang melindungi,
kuat dan berwarna putih.(Kamus Kesehatan).
Ikterik adalah berkaitan dengan ikterus. Ikterus
adalah gejala kuning karena peninggian pigmen
empedu, misalnya mulai terlihat apabila kadar
bilirubin serum lebih dari 3 mg%. Dapat terjadi
karena penyakit hati atau hemolisis eritrosit. (Kamus
Kedokteran,FKUI 2011).

Pertanyaan
PERTANYAAN :
1. Jelaskan proses hematopoeisis dan gambaran dari sel-sel darah !
2. Jelaskan biokimia dari sel-sel darah!
3. Jelaskan definis, klasifikasi, etiologi, epidemiologi dan gejala klinis
dari anemia !
4. Jelaskan patofisiologi dari anemia !
5. Jelaskan alur diagnosis pada skenario !
6. Bagaimana mekanisme dan hubungan antar gejala pada skenario?
7. Apa hubungan faktor usia dan jenis kelamin pada skenario?
8. Jelaskan faktor nutrisi yang berperan pada anemia !
9. Jelaskan diagnosa banding dari kasus seperti pada skenario !

1. Jelaskan proses
hematopoiesis dan gambaran
dari sel sel darah
F I K R I A K B A R A L FA R I Z I
2013730143

Pluripotent
Stem cell

Semua jenis
Sel sel darah

Committed
stem cell

Sel induk mieloid dan


Sel limfoid

Oligopotent
Stem cell

(hanya beberapa jenis sel)


Sel granulosit dan
Sel monosit

Unipotent
Stem cell

Satu jenis sel saja


(CFU-G)

HEMATOPOI
ESIS

Pluripotent
Stem cell
Lymphoid
progenito
r

CFU
Gemm
Myeloid progenitor

CFU E

CFU
Meg

CFU
GM

Erythroid
progenitor

Megakariosit
progenitor

Granulosit
progenitor

Eritrosit

Trombosit

CFU
S4

CFU
S4

Basofil

Eosinofil

Neutrofil

Monosit
Limfosit B Limfosit T

Eritrosit
Prekursor yang dapat dikenal secara morfologik dalam
sumsum tulang
Dikenal sebagai :
Pronormoblas

Normoblas basofilik

Komponen eritrosit terdiri dari :


1. Membran eritrosit.
2. Sistem enzyme
3. hemoglobin

Normoblas
polikromatofilik

Pronormoblas

Eritrosit

Retikulosit

Leukosit

Neutrofil

Eosinofil

Basofil

Monosit

Limfosit

Sel
B
GRANULOSIT

AGRANULOSIT

Sel
T

Trombos
it
Hemosta
sis

Spasme
vaskular

Mencegah hilangnya darah


Dari pembuluh darah yang rusak

Pembentukan
sumbat
trombosit

Koagulasi

2. Jelaskan biokimia dari sel-sel


darah merah!
S A B R I N A P U T R I D E WA N T I
2012730155

Metabolisme Sel Darah Merah

CO

Fungsi ATP yang dibentuk dengan metabolisme glukosa :

Mempertahankan tingkat elektrolit

Memulai produksi energi

Mempertahankan membran dan bentuk eritrosit

Pemeliharaan besi heme dalam bentuk tereduksi (ferro)

Pemeliharaan kadar fosfat organik

Aspek penting mengenai metabolisme sel darah merah :

- Sel darah merah sangat bergantung pada glukosa sebagai sumber


energinya
- sel darah merah memiliki beberapa pengangkut yang
mempertahankan keseimbangan ion dan air.
- Produksi 2,3- bisfosfogliserat melalui reaksi yang berhubungan erat
dengan glikolisis sangat penting dalam mengatur kemampuan Hb
untuk mengangkut oksigen.
- Sintesis glikogen, asam lemak, protein dan asam nukleat tidak terjadi
di dalam eritrosit
- Sel darah merah mengandung enzim metabolisme nukleotida tertentu

4. Jelaskan definisi dan klasifikasi (Etiologi, epidemiologi


dan gejala klinis) dan patofisiologi dari penyakit anemia!

3. Jelaskan definisi dan klasifikasi (Etiologi,


epidemiologi dan gejala klinis) dan
patofisiologi dari penyakit anemia!
RA I S A S E V E N RY S U H A
2013730086

Definisi anemia :
- Hemoglobin/jumlah/massa eritrosit
Etiologi :
- Gangguan pembentukkan eritrosit
- Perdarahan
- Hemolisis
Gejala klinis :
- Hb < 7-8 g/dl
- 5L

Sumber : Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam oleh Aru W. Sud

Etiopatogen
esis

Klasifikasi Anemia

Gangguan pembentukkan
eritrosit :
Bahan esensial
- Gangguan penggunaan
besi
- Kerusakan sumsum
tulang
Hemoragi :
- Pasca perdarahan
akut
Hemolitik :
- Pasca perdarahan
kronik
Intrakorpuskula
r
Ekstrakospusku
ler
Tidak
diketahui/patog
enesis yang
kompleks

Sumber : Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam oleh Aru

Morfologi
& Etiologi

Hipokromik
mikrositer

Normokromik
normositer

Makrositer :
- Megaloblastik
- Non-megaloblastik

Epidemiologi

pri
a
(20
Anak
30
%)
sekolah

(24-35%)
WUS (39,1%)
Busui (45,1%)
Bumil (50,9%)
Anak Prasekolah (55,5%)
Remaja putri (57,1%)

Hari
an
Indo Media
nesi
(201 a
2)

Patofisiologi Anemia
Kegagala
n
sumsum
tulang

Kehilang
an
eritrosit
berlebih
an

Anem
ia
Sumber : Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam oleh Aru

4. Jelaskan alur diagnosis pada skenario !


NURSIGIT
2010730151

ALUR DIAGNOSIS

Pemeriksaan
fsik
erhatikan Gejala Klinis lalu lakukan
1. Periksa 5 L
Anamnesis
Periksa tanda
- Usia
vital.
penderita
- Inspeksi :
- Riwayat
Adakah
penyakit
ptekie,
- Riwayat obat
purpura,
yg
ekimosis,
diminum
perdarahan
- Apakah ada
spontan lain
demam,
- Adakah
perdarahan,
anemia,
lemah
ikterus,
badan
organomegali,
- Apakah ada
limfadenopati
benjolan
2.
Nyeri
yang timbul
punggung

Pemeriksaan
penunjang
(Bila Perlu}

Parasitologi
Patologi Klinik
1. Pemeriksaan
darah tepi
2. HB
3. Hematokrit
4. LED
5. Urin
Radiologi
Rontgen
EKG /
Ekokardiograf
Endoskopi

5. Bagaimana mekanisme dan hubungan


antar gejala pada skenario?
FA H M I F I L A R D L I
2013730141

Cepat Lelah dan Lemah


Kegagalan sumsum tulang dalam memproduksi
sel-sel darah pada semua jalur pembentukan
sel dapat menyebabkan timbulnya
pansitopenia. Berkurangnya jumlah eritrosit
yang dihasilkan berarti jumlah carrier O2 juga
semakin berkurang sehingga distribusi O2 ke
sel-sel tubuh. Akibatnya, energi yang dihasilkan
oleh sel-sel otot untuk berkontraksi semakin
berkurang. Hal tersebut yang menimbulkan
manifestasi klinis berupa cepat lelah dan lemah.

Mau pingsan
Kegagalan sumsum tulang dalam
memproduksi sel-sel darah, yaitu sel
eritrosit juga menyebabkan distribusi O2
ke otak berkurang sehingga
menyebabkan timbulnya perasaan mau
pingsan

Demam
Kegagalan sumsum tulang dalam
memproduksi sel-sel darah, yaitu sel
leukosit terutama neutrofil menyebabkan
neutropenia. Berkurangnya jumlah
neutrofil menyebabkan penderita rentan
terhadap infeksi sehingga penderita
sering demam akibat infeksi virus atau
bakteri.

Epistaksis
Kegagalan sumsum tulang dalam
memproduksi sel-sel darah, yaitu sel
trombosit (platelet) menyebabkan
trombositopenia. Apabila jumlah
trombosit berkurang maka waktu
perdarahan dan pembekuan darah
penderita menjadi lebih lama dari dalam
keadaan normal sehingga penderita
mengalami epistaksis.

Terlihat Lebih Pucat


Kegagalan sumsum tulang dalam
memproduksi sel-sel darah, yaitu eritrosit
menyebabkan darah akan dialirkan ke
organ-organ yang lebih vital seperti otak
dan jantung sehingga suplai darah ke
organ perifer, misalnya kulit berkurang.
Akibatnya penderita terlihat pucat.

6. Apa hubungan faktor usia dan jenis


kelamin pada skenario?
T O PA N M U H A M A D N U R
2013730184

Pada Anemia Aplastik perjalanan penyakit pada pria lebih


berat dari pada perempuan. Perbedaan umur dan jenis
kelamin mungkin disebabkan oleh resiko pekerjaan,
sedangkan perbedaan geografis mungkn disebabkan karena
pengaruh lingkungan
Anemia Megaloblastik
Anemia Defisiensi Vitamin B12 (anemia pernisiosa) adalah
anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan
vitamin B12. Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan
vitamin B12 dan asam folat untuk menghasilkan sel darah
merah.

Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik nonimun. Hemolisis terjadi tanpa keterlibatan imunoglobulin
tetapi karena faktor defekmolekuler, abnormalitas struktur membran, faktor lingkungan
yang bukan auto antibodi seperti hipersplenisme, kerusakan mekanik eritrosit karena
mikroangiopati atau infeksi yang mengakibatkan kerusakan eritrosit tanpa
mengikutsertakan mekanisme imunologi seperti malaria, babesiosis, dan klostridium
Pada Anemia defisiensi fe
Perempuan akan lebih mudah menderita anemia bila dibandingkan dengan laki laki
karena perempuan mengalami menstruasi, kehamilan, dan laktasi
Pada laki-laki dewasa, Kehilangan darah khronis juga bisa disebabkan oleh karena
kanker terutama kanker pada usus besar.
Pada bayi dan anak anak, anemia kekurangan zat besi biasanya disebabkan
karena : Bayi < 6 bulan oleh karna cadangan besi tidak adekuat dan makanan
tambahan terlambat Umur 1 - 2 tahun oleh karna Infeksi sal. cerna dan nafas dan diet
tidak adekuat, 5 tahun oleh karna Infeksi parasit ( ankylostomiasis, trichuris,
amubiasis )

Pada anemia karena keganasan Penyakit kronik sering


menyebabkan anemia, terutama pada penderita usia
lanjut. Keadaan-keadaan seperti infeksi, peradangan dan
kanker, menekan pembentukan sel darah merah di
sumsum tulang.
Insidensi penyakit ini lebih tinggi pada pria dibandingkan
pada wanita.
a.

Radiasi

b.

Toksin (derivat benzena)

7. Jelaskan faktor nutrisi yang berperan


pada anemia !
DENI NELISSA
2013730133

Defisiensi Fe yang umum terjadi di dunia merupakan penyebab utama


terjadinya anemia gizi.
Defisiensi zat besi secara umum dapat terjadi karena :
Meningkatnya kebutuhan zat besi di
dalam tubuh
kehilangan darah yang berlebihan,
kehamilan.
Hambatan dalam bioavailabilitas
adanya gangguan (inhibitors) proses
penyerapan
di
dalam
tubuh.
Penghambat
penyerapan
tersebut
meliputi serat, polifenol, fitat, dan
kalsium susu.

Beberapa peran vitamin yang sangat penting


dalam memelihara fungsi sel darah merah,
yaitu :
Vitamin A, asam
folat, vitamin B12,
riboflavin, dan
vitamin B6

untuk produksi sel darah merah di dalam sumsum


tulang

vitamin C dan
vitamin E

melindungi sel darah merah dari kerusakan radikal


bebas

Riboflavin, vitamin
A, dan vitamin C

meningkatkan penyerapan zat besi, atau membantu


mobilisasi zat besi dari simpanan.

ZAT BESI

8. Jelaskan diagnosa banding dari kasus


seperti pada skenario !

Anemia
Aplastik
R I F KY FA D I L A N A RAT H A M A
2013730171

Definisi
Anemia aplastik adalah suatu sindroma kegagalan
sumsum tulang yang ditandai dengan pansitopenia perifer
dan hipoplasia sumsum tulang. Pada anemia aplastik
terjadi penurunan produksi sel darah dari sumsum tulang

Klasifikasi
A.

Anemia aplastic didapat (acquired aplastic anemia)


1.

Karena Bahan kimia atau fisik

2. Anemia aplastic karena sebab lain (infeksi,


kehamilan, sclerosis tiroid dll)
3. Idiopatik
B. Familial

Patofisiologi
Sel Induk
Hemopoietik
Kerusakan sel
induk gangguan
lingkungan mikro
mekanisme
PANSITO
PENIA
Eritrosi
t
Sindro
m
Anemi
a

Leukosi
t
Mudah Infeksi
Febris
Ulkus mulut/
Pharynx
sepsis

Trombo
sit
Perdaraha
n
Kulit
Mukosa
Organ
dalam

Tanda dan Gejala klinis


Tanda gejala utama pada anemia aplastik yaitu:
Anemia
Trombositopenia
Leukopenia

biasanya disertai gejala lain

Penyebab
Penyakit kongenital atau menurun
Zat-zat kimia yang terhirup ataupun terkena kontak kulit
(benzen, arsen, insektisida, dll)
Obat-obatan yang dapat menyebabkan anemia aplastic
Radiasi pajanan sinar X yang berlebihan ataupun jatuhan
radioaktif

Pemeriksaan
Laboratorium
Darah
Sumsum Tulang

Pencegahan
Menghindari paparan bahan kimia
hindari juga konsumsi obat-obat yang dapat
memicu anemia aplastic
menjauhi radiasi seperti sinar X dan radiasi lainnya
Pada pendarahan dan/atau infeksi perlu dilakukan
terapi komponen darah yang baik, yaitu sel darah
merah, granulosit dan trombosit dan antibiotik

Pengobatan
1. Terapi Suportif
2. Faktor-faktor pertumbuhan hematopoietic
3. Transplantasi Sumsum Tulang
4. Terapi imunosupresif

Prognosis

Anemia aplastik 80% meninggal (karena perdarahan


atas infeksi). Separuhnya meninggal dalam waktu 3-4 bulan
setelah diagnosis.

Anemia aplastik ringan 50% sembuh sempurna atau


parsial. Kematian terjadi dalam waktu yang lama.

Anemia
Megaloblastik
SABRINA QURROTA AYUN
2013730173

Definisi
Anemia megaloblastik
adalah sekelompok
anemia yang ditandai
oleh adanya
eritroblas yang besar
yang terjadi akibat
gangguan maturasi
inti sel megaloblas.

Epidemiologi
Di Indonesia pada wanita
hamil, anemia
megaloblastik menjadi
urutan kedua setelah
defisiensi besi .
Anemia pernisiosa 3%
populasi kulit putih dengan
usia > 60 tahun di USA
Anemia defisiensi vitamin
B12 relatif jarang dijumpai
di Indonesia, tetapi anemia
defisiensi asam folat cukup
sering dijumpai, terutama
pada wanita hamil.

Etiologi

Defisiensi
Kobalamin

1. Asupan tidak cukup


2. Malabsorbsi
- defek penyampaian dari
kobalamin dari makanan
- produksi faktor intrinsik yang tak
mencukupi
- gangguan dari ileum terminalis
- kompetisi pada kobalamin
- obat-obatan
3. Dan lain-lain : NO (Nitrous
oxide) anesthesia, defisiensi
transkobalamin II (jarang), defek
enzim kongenital(jarang).

Defisiensi Asam
Folat

1.
2.
3.
4.
5.

Asupan yang tidak adekuat


Keperluan yang meningkat
Malabsorpsi
Metabolisme yang terganggu
Obat-obat yang mengganggu
metabolisme DNA
6. Gangguan metabolik
7. Idiopatik

Patofisiologi
Defsien
Defsien
si
si vit
vit
B12
B12 dan
dan
asam
asam
folat
folat

Ganggua
Ganggua
n
n
sintesis
sintesis
DNA
DNA

Kegagalan
Kegagalan
pematangan
pematangan
dan
dan
pembelahan
pembelahan
inti
inti

Jumlah
Jumlah
RNA
RNA dalam
dalam
sel
sel
melebihi
melebihi
normal
normal

Tetapi
Tetapi
pembentukan
pembentukan
RNA
RNA tetap
tetap
berjalan
berjalan oleh
oleh
DNA
dalam
DNA dalam sel
sel
yangberhasil
yangberhasil
diproduksi
diproduksi

Sel-sel
Sel-sel
eritroblastik
eritroblastik
gagal
gagal
berproliferasi
berproliferasi
dengan
dengan cepat
cepat
di
di Sumsum
Sumsum
tulang
tulang

Produksi
Produksi
Hemoglobin
Hemoglobin
sitoplasmik
sitoplasmik

SDM
SDM >
> besar
besar
dari
normal
dari normal

anemi
a
hemoli
sis

Eritrosit
Eritrosit
mudah
mudah
pecah
pecah

-.Usia lanjut

Alur Diagnosis

ANAMNESIS

-.Ras putih

2. Gejala klinis
a.

PEMERIKSAAN FISIK

1. Hematologi
Purpura

Hematologi

Palipitasi

-.Cepat lelah dan lemah

Pucat

-.Nyeri kepala ringan


-.Vertiligo

Kulit dan mata sedikit kekuningan

-.Tinitus

Denyut nadi cepat

-.Palpitasi

Jantung membesar

-.Angina
-.Keluhan jantung kongestif

Auskultasi terdengar bising sistolik


2. Neurologis
Refleks-refleks hilang

2. Gastrointestinal
-.Nyeri lidah
-.Anoreksia
-.Bb

Tanda Ramberg dan Babinsky +


3. Gastrointestinal
Inspeksi papil lidah dan kemerahan

-.Diare
3. Neurologis
-.Mati rasa

Anemia Def. Kobalamin(B12)

Alur Diagnosis

Anamnesis dan Pemeriksaan


fisik
1. Manifestasi gastrointestinal sama
dengan defisiensi kobalamin , hanya lebih
luas dan berat :
-Diare sering ada
-cheilosis dan
-glossitis juga dialam
2. Manifestasi Hematologik sama seperti
kobalamin
Anemia Asam Folat
3. Manifestasi Neurologik : tidak
ditemukan

Pemeriksaan Penunjang
MCV
Hapusan Darah Tepi
Pemeriksaan LDH dan Bilirubin
Vitamin B12 serum
Folat serum dan eritrosit
Methylmalonic acid (MMA) dan homocysteine
Antibodi antiparietal cell
Tes Schilling

MEDIKAMENTOSA

1. Terapi dengan kobalamin dan asam folat :


- Kobalamin (1000mcg) secara parenteral setiap hari selama 2
minggu
- Folat (1-5 mg) sebaiknya diberikan secara oral

NON MEDIKAMENTOSA

Konsumsi makanan kaya folat dengan tidak memasak


secara berlebihan.
Konsumsi makanan hewani untuk mencegah defisiensi
kobalamin.

Penatalaksanaan

Pencegahan
DEFISIENSI KOBALAMIN
Makan
makanan
yang
mengandu
ng vitamin
B12.

Minta resep
obat.

Minum
suplemen
B12

DEFISIENSI ASAM FOLAT

Wanita usia
Pemberian
subur harus
sejak 1 bulan
mengkonsumsi
konsepsi
400mg (0,4 mg)
sampai
asam folat/ hari
kehamilan
untuk
trimester
mencegah NTD.
pertama

Komplikasi
Defisiensi Kobalamin

Bermasalah
dengan kesuburan
Kelainan pada
sistem saraf
Munculnyaneural
tube
defects(NTD)

Defisiensi Asam Folat

Bermasalah dengan kesuburan


Munculnyaneural tube
defects(NTD)
Terjadinya kelahiran prematur
Munculnya penyakit
kardiovaskular
Menyebabkan kanker

Prognosis
Prognosis adalah baik apabila etiologi dari
megaloblastosis ini dapat diidentifikasi dan diterapi
dengan baik. Namun, pasien berada dalam risiko untuk
mengalami gangguan jantung sebagai komplikasi dari
anemia dan hipokalemia sebagai efek samping dari terapi
kobalamin.

Anemia Defisiensi Besi


YE SSI OKTAVIAN T I
201 373 012 2

ANEMIA DEFISIENSI BESI

Epidemiologi
Etiologi
Klasifikasi
:
1) Deplesi besi (iron depleted state). Cadangan besi menurun,
1. Kebutuhan
besi
meningkat;
anakbelum
dalamterganggu;
masa pertumbuhan,
penyediaanzat
besi
untuk
eritropoiesis
Anemia yang
terjadi
akibat berkurangnya penyediaan besi untuk
laktasi
2)Dikehamilan
Eritropoieis
Indonesia,dan
anemia
defisiensi
defisiensi
besibesi
(iron
terjadideficient
pada 16-50%
erythropoiesis).
laki-laki
eritropoiesis
karena
cadangan
besi
kosong.
Hal
tersebut
2. Kehilangan
besikosong,
karena
perdarahan;
dan
Cadangan
25-48%zat
besi
perempuan;
46-92%
penyediaan
ibu hamil
besi
dan untuk
55,5% Balita
eritropoiesis
mengakibatkan
berkurangnya
pembentukan
Hb.
3. Konsumsi
zat
besi muncul
yang kurang
(faktor
yang kurangnya
terganggu,
belum
anemia
secaranutrisi),
laboratoris;
zatbesi.
besi dalam
makanan
3) jumlah
Anemiakonsumsi
defisiensi
Cadangan
besi sehari-hari.
kosong, sudah muncul
4. Gangguan
absorpsibesi
zat besi
anemia defisiensi

Gejala Klinis

Anemia Defsiensi Besi

Seorang wanita umur 30 tahun

Cepat lelah dan lemah

Saat bersepeda pernah mau


pingsan
Sering demam
Sering mimisan
Terlihat lebih pucat dari biasanya
Hasil Pemeriksaan Fisik :
Koilonikia
a) Anemia
b) Sklera Sedikit Ikterik
Anamnesis tambahan :
Gejala umum anemia lemah, cepat lelah, mata berkunangkunang, pucat
Gejala khas defisiensi besi koilonikia (kuku sendok), atrofi papil
lidah, stomatitis angularis, disfagia, maupun pica.
Stomatitis Angularis

TATALAKSANA
PROGNOSIS
KOMPLIKASI

Anemia defisiensi besi kronis jarang menimbulkan komplikasi


Tanda respon pengobatan yang baik, antara lain retikulosit naik
berat. Perdarahan hebat dapat menyebabkan kematian,
pada
minggu
pertama,
mencapai
puncak padaperdarahan
hari ke-10yang
dan
1.berkaitan
Terapi
kausal,
dengan
mengatasi
dengan
hipoksia
yang penyebab
disebabkan oleh anemia
kembali
normal
setelah
hari ke-14,
kenaikan
Hbtambang;
0,15 g/dL per hari
terjadi,
misalnya
mengobati
infeksi
cacing
pascaperdarahan.
Pada
anak-anak,
anemia
defisiensi besi
atau
2
g/dL
setelah
3-4
minggu
sehingga
Hb
akan
kembali
normal
2.berhubungan
Pemberian preparat
(Fe); ferrous
sulfatkognitif,
peroral 3x200
dengan besi
gangguan
fungsi
tumbuh
setelah
minggubulan/12bulan.
mg 4-10
selama
kembang,
dan 3-6
imunitas tubuh
3. Terapi besi parenteral : iron dextran complex (50 mg/mL),
subkutan atau intravena pelan

Skenario

Anemia Aplastik

Anemia Megaloblastik

Anemia Defsiensi Besi

Usia

Semua usia

Semua usia

Semua usia, usia muda >


beresiko

Jenis Kelamin

Semua jenias kelamin, laki- Semua jenis kelamin


laki > perempuan

Semua jenis kelamin

Lelah

Lemah

Mudah Pingsan

Demam

Mimisan

Pucat

Sklera
ikterus

sedikit

KESIMPULAN
kelompok kami
dapatkan seperti pada anamnesis keluhan pasien
cepat lelah, lemah, saat bersepeda pernah mau
pingsan, sering demam, mimisan, terlihat pucat dari
bisanya menurut keluarganya, pada pemeriksaan fisik
ditemukan anemia dan sclera sedikit ikterik, kelompok
Berdasarkan

data-data

yang

sudah

kami menyimpulkan diagnosis sementara pada scenario


adalah anemia aplastik karena didapat bukan
kongenital, dengan differential diagnosis lainnya anemia
megaloblastik karena defsiensi asam folat dan
anemia defsiensi besi. Namun untuk membuat suatu

working diagnosis pasti memerlukan pemeriksaan


tambahan seperti laboratorium, radiologi dan

Adamson WJ et al, 2005, Anemia and Polycythemia in Harrisons Principles


of Internal Medicine 16th edition ; NewYork : McGraw Hill.
Briawan, dodik. 2013. Anemia : masalah gizi pada remaja wanita. Jakarta :
EGC
Buku ajar ilmu penyakit dalam oleh Aru W. Sudoyo
Cotran et al, 1999, Red Cell and Bleeding Disorders in Robbins Pathologic
Basis Of Disease 6th edition ; USA : Saunders.
Guyton and Hall, 1997, Sel-Sel Darah Merah, Anemia dan Polisitemia dalam
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi IX, Jakarta : EGC.
Hartono, andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta : EGC
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi ke-6.
Jakarta : EGC.
Sudoyo, Aru W. dkk.2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam:Hematologi Jilid II
Edisi V.Jakarta: Interna Publishing.
Tanto Chris,dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV Jilid II. Jakarta:
Media Aesculapius
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/4-1-5.pdf
REFERENSI

TERIMA KASIH

Sebagian referensi berasal dari kuliah pakar

Anda mungkin juga menyukai