Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

Penyakit neuropati sendi (Charcot joint) merupakan destruksi progresif yang


berat dari satu atau beberapa sendi yang disertai hilangnya sensasi, khususnya sensasi
posisi dan nyeri yang dalam. Reflex otot normal memodulasi pergerakan sendi
menurun. Tanpa adanya proteksi sendi mengalami trauma sehingga terjadi kerusakan
kartilago yang progresif. Penyakit atau trauma pada elemen sensoris baik pada tingkat
medulla spinalis maupun pada saraf perifer dapat menyebabkan penyakit neuropati
sendi yang disertai rasa sensasi, tetapi tidak semua kehilangan sensasi ditimbulkan
oleh sendi charcot.

Penyakit sendi neuropati biasanya berawal disatu sendi lalu berkembang


mengenai sendi lain. Sendi yang terkena secara progresif membesar akibat
pertumbuhan tulang berlebihan dan adanya efusi sinovium. Sendi charcot dapat
berkembang cepat dan dapat terjadi kerusakan sendi total dengan fragmen tulang
multiple dalam beberapa minggu atau bulan. Penyakit sendi charcot dapat disebabkan
oleh berbagai penyakit, diantaranya: sifilis tabes dorsalis, neuropati diabetic,
siringomielia, polineuritsis, penyakit neuropati sensoris yang bersifat herediter, lesi
lesi kelainan bawaan dan yang didapat pada sumsum tulang. Oleh karena itu
penyebab sendi charchot harus ditegakkan agar mendapat terapi yang tepat.

1
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Arthropathy neuropathy (Charcot joints) dapat didefinisikan sebagai


perubahan sekunder pada tulang dan sendi yang muncul akibat gangguan sensasi
yang disertai kelainan ang bervariasi. Charcot pertama kali menggambarkan
hubungan antara hilangnya sensasi dan artropathy. Pada gambaran foto polos,
tampak kerusakan permukaan artikuler tulang subcondral buram, joint debris,
deformitas, dan dislokasi. Neuropatic arthropathy (Charcot joint) juga tampak
masalah khusus pada gambaran foto polos seperti infeksi jaringan lunak di sekitar
(Khan, 2013).

2.2 Epidemiologi
Prevalensi untuk Charcot arthropathy berkisar antara 0.1%. pada pasien yang
menderita diabetes, insiden Charcot arthropathy di kaki dan ankles berkisar antara
0.15%-2.5%. Pada studi tentang epidemiology, data tidak membedakan antara
kejadian akut dan post-akut. Gangguan Charcot pada kedua kaki dilaporkan ada 5%
kasus. Beberapa data menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki
prevalensi yang sama, tapi beberapa penelitian lain, prevalensi laki-laki dan
perempuan sebesar3:1 (Shah, Mrugeshkumar 2013).

2.3 Etiologi
Segala kondisi penyakit yang menyebabkan neuropati pada sensoris atau otonom
dapat menjadi Charcot joints Charcot Joints muncul sebagai komplikasi dari diabetes,
syphilis, pengguna alkohol, leprosy, spinal cord injury, congenital intensitivity to
pain. Namun, diabetes merupakan penyebab paling utama terjadinya Charcot
Arthropathy(Shah,2013).

2
2.4 Faktor Resiko
Faktor resiko pada Charcot neuropathy (Shah, 2013) adalah :
Diabetes Melitus (Pada umumnya pada penderita DM > 10 tahun)
Peripheral neuropathy
Autonomic neuropathy
Osteoporosis
Komplikasi Diabetes
Amenorrhoea

2.5 Patofisiologi
Patofisiologi dari Arthropathy neuropathy (Charcot joints) masih belum
diketahui, namun ada beberapa teori mengenai kondisi ini:
Teori Neurotraumatik
Teori ini mengatakan bahwa Arthropathy neuropathy (Charcot joints)
disebabkan oleh trauma yang tidak dirasakan atau luka pada kaki yang tidak sensitif.
Neuropati sensorik menyebabkan pasien tidak menyadari adanya desktruksi tulang
yang terjadi. Adanya mikrotrauma menyebabkan kerusakan progresif pada tulang dan
sendi
Teori Neurovaskular
Teori ini menduga adanya kondisi mendasari yang memicu perkembangan
neuropati autonomik, menyebabkan peningkatan aliran darah pada ekstrimitas. Hal
ini menyebabkan ketidakseimbangan dalam desktruksi tulang dan sintesis tulang,
yang hasil akhirnya adalah osteopenia.
Arthropathy neuropathy (Charcot joints) sepertinya merupakan hasil dari
kombinasi proses-proses yang mendasari seperti yang telah dijelaskan diatas.
Neuropati autonomik menyebakan formasi tulang abnormal, dan neuropati sensorik
menyebabkan ketidaksensitifitas persendian terhadap suatu trauma. Perkembangan
tulang abnormal dengan ketidakmampuan untuk melindungi persendian
menyebabkan patah tulang yang terjadi secara bertahap dan subluksasi persendian.

3
2.6 Gejala klinis
Gejala klinis dari Arthropathy neuropathy (Charcot joints) dari bervariasi
bergantung dari stage penyakit. Oleh karena itu, gejala dapat bervariasi dari edema
ringan dan tidak ada deformitas hingga deformitas sedang dengan edema yang
signifikan.
Arthropathy neuropathy akut hampir selalu muncul dengan tanda inflamasi.
Pembengkakan unilateral berat, peningkatan suhu kulit (biasanya terjadi peningkatan
o
3-7 C diatastemperatur kulit kaki yang normal), eritema, efusi persendian, dan
resorpsi tulang pada kaki yang terkena. Karateristik ini biasanya bersifat
patognomonis pada acute charcot arthropathy.
Nyeri dapat terjadi pada lebih dari 75 % pasien; bagaimanapun juga derajat nyeri
tidak menunjukan derajat keparahan klinis atau secara radiografi. Instablitias dan
hilangnya fungsi sendi juga dapat muncul.
Sekita 40 % pasien dengan acute charcot arthropathy memiliki ulkus, yang
memperparah diagnosis dan meningkatkan kecurigaan timbulnya osteomyelitis.

2.7 Diagnosa
Pemeriksaan laboratorium
Sel darah putih dengan differential count sering diperiksakan untuk
membedakan charcot arthropathy dan ostemyelitis. Perhitungan sel darah
putih meningkat ketika terjadi infeksi, dan sering terjadi shift to the left.
Bagaimanapun juga, pemeriksaan sel darah putih merupakan tes yang tidak
spesifik untuk inflamasi, dan hasilnya mungkin meningkat pada pasien
dengan charcot arthropathy.
Pemeriksaan laju endap darah digunakan untuk membedakan charcot
arthropathy dan osteomyelitis.
Profil metabolik dasar untuk mengidentifikasi penyebab dasar. Peningkatan
kadar keratinin darah, urea, BUN, dapat menyimpulkan penyakit ginjal,
kenaikan kadar glukosa dapat menyimpulkan diabetes melitus.

4
Tes lainnya dapat dilakukan, bergantung pada riwayat pasien, pemeriksaan fisik
dan faktor resiko:
Glycosylated hemoglobin (HbA1C) mengindikasikan kadar kontrol
hipreglikemik darah. Peningkatan HbA1C mengindikasikan kontrol gula
darah yang jelek. Kondisi hiperglikemik dapat menyebabkan glikosilasi
kolagen non enzimatik, yang menyebabkan kerusakan ligamen dan sendi.
Kadar Alkaline phosphatase, kalsium, fosfat dan hormon paratiroid dapat
membantu pemeriksa mengindentifikasi penyakit tulang, seperti paget
disease. Hiperkalisemia dapat mengindikasikan kanker atau proses
metastase.
Defisiensi asam folat dapat menjadi penyebab dari neuropati perifer.
Keadaan ini dapat terjadi pada konsumsi alkohol jangka panjang.

Pemeriksaan radiologi
Foto polos memiliki berbagai fungsi, antara lain yaitu:
Membantu menentukan staging
Membantu menentukan jika penyakit tersebut aktif atau jika persendian
tersebut stabil
Membantu mengidentifikasi osteopenia, fragmentasi periartikular tulang,
subluksasi, dislokasi, fraktur dan destruksi generalisata

MRI
Menyediakan imaging pada area yang terkena
Mungkin membantuk membedakan osteomyelitis dan charcot arthropathy.

2.8 Penatalaksanaan
Aspirasi sendi dilakukan bila terdapat efusi yang masif dan persisten pada
kapsul fibrosa dan ligament untuk menghindari timbulnya ketidakstabilan
sendi.

5
Injeksi zat radioaktif koloid emas secara intraartikuler untuk mengontrol
efusi.
Pemakaian penyangga dan tongkat untuk membatasi atau mengurangi
kemungkinan kerusakan sendi.
Artroplasti dilakukan untuk mencegah destruksi yang lebih lanjut
berkembang (Rasjad, 2007).
2.9 Komplikasi
Fraktur
Deformitas
Soft tissue infection
2.10 Prognosis
Prognosis pada sendi charcot akan baik jika cepat terdiagnosis dan mendapat
terapi yang tepat serta tidak ada komplikasi yang terjadi..

6
BAB 3

PRESENTASI KASUS

2.1 IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. Sumari

Umur : 63 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status pernikahan : Sudah menikah

BB :-

TB : 156 cm

Alamat : Wonorejo Timur C / 5, Surabaya

Agama / Suku : Islam / Jawa

Datang ke poli : 15/10/2014 Jam : 10.05

2.2 ANAMNESIS

1. Keluhan Utama : Kontrol ke poli dengan luka di siku kanan


2. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :
Pasien datang ke poli tanggal 15 Oktober 2014 pukul 10.05 WIB
dengan keluhan luka yang terbuka. Luka berawal dari munculnya benjolan
sejak 2 minggu yang lalu, kemudian mendadak benjolan tersebut pecah dan
menjadi luka terbuka yang didalamnya terdapat gambaran kuning
bergerombol. Nyeri (-), panas (-), mual (-), muntah (-). 1 bulan yang lalu,
pasien terjatuh saat beraktivitas dan menahan beban jatuh dengan siku

7
kanan. Nyeri (-), bleeding (-). Pada kontrol poli sebelumnya, pasien
didiagnosis fraktur elbow joint kanan namun pasien menolak untuk operasi.

3 Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :


DM (+)
Gastritis (+)

4. Riwayat Penyakit Keluarga (RPK) :


Disangkal
5. Riwayat Penyakit Sosial (RPSos)
Disangkal

2.3 PEMERIKSAAN FISIK


15 Oktober 2014
Kesadaran : CM /4-5-6
VS : TD : 120/80 N : 89 x/mnt RR : 25 x/mnt t : 36,3 C
K/L : A/I/C/D : -/-/-/- KGB (-), thyroid (-)
Cor : S1S2 tunggal, (-), murmur (-), gallop (-)
Pulmo I : Normochest, gerak dinding dada simetris
P : Gerak dinding dada simetris, deviasi trakea (-) nyeri (-),
fremitus raba simetris
P: Sonor : -/-
A: Suara nafas vesikular : +/+
Ronchi : -/-
Wheezing : -/-
Abd I: Bentuk flat, simetris, collateral (-), striae (-)
P: Nyeri tekan
P: Timpani pada seluruh regio abdomen
A: Bising usus (+), normal

8
Ext : Akral Hangat

+ +

+ +

Oedem

- -

- -

CRT < 2 detik

Status Lokalis regio elbow joint

Look : Vulnus apertum 5x5x1 cm, pus (-), granulasi lemak (+), Hiperemi
(+), deformitas (+)

Feel : Nyeri tekan (-), krepitasi (+)

Move : False Movement (+)

Assesment awal

Diagnosis kerja : Fraktur elbow joint dextra

Diagnosis Primer : Close fraktur elbow joint Dextra

Diagnosis Sekunder : Diabetes Melitus

Diagnosis Komplikasi : Osteomyelitis

9
Gambar 2.1 Foto Pasien

Gambar 2.2 Foto Pasien

10
Gambar 2.3 Foto Pasien

Planning diagnosis
1. Laboratorium :
a. DL
b. FH
c. Kimia klinik
d. Elektrolit
2. 2. Foto polos Elbow joint dextra AP/Lateral

2.4 PEMERIKSAAN LABORATORIUM


30 September 2014
DL
Hb : 11,7 g/dl (Menurun)
Hematokrit : 33.3 % (Menurun)
Leukosit : 6.040 g/dl
Trombosit : 303.000
Faal Hemostasis
PPT : 10.9 detik
INR : 0,97

11
APTT : 34 detik
Kimia Klinik
BSN (Puasa) : 162 (meningkat)
2JPP : 163 (meningkat)
BUN : 28 (meningkat)
Creatinin Serum : 1.1 mg/dl
SGOT : 20 U/L
SGPT : 18 U/L
Total Cholesterol : 150 mg/dl
K/NA/CL
Kalium : 4.7 mmol/L
Natrium : 140 mmol/L
Chlorida : 101 mmol/L

2 Oktober 2014
Kimia klinik
BSN : 145 (meningkat)
2JPP : 224 (meningkat)
Glukosa
HBA1C : 8.6 % (Normal)

13 Oktober 2014
Kimia Klinik
BSN : 96 mmol/L
2JPP : 130 mmol/L

12
2.5 PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Hasil Foto polos elbow joint dextra (02/10/2014)

Gambar 2.4 Foto Polos Elbow

Deskripsi :

Complete Fraktur elbow joint dextra


Soft tissue swelling

2.6 Diagnosis :

Neuropatic arthropathy (Charcot) elbow joint dextra with secondary


infection

2.7 Terapi :
1. Kontrol gula darah
2. Rawat luka
3. Ciprofloxacin 3x500mg

13
4. Meloxicam 2x7

14
BAB 4

KESIMPULAN

Pasien datang ke poli tanggal 15 Oktober 2014 pukul 10.05 WIB dengan
keluhan luka yang terbuka. Luka berawal dari munculnya benjolan sejak 2 minggu
yang lalu, kemudian mendadak benjolan tersebut pecah dan menjadi luka terbuka
yang didalamnya terdapat gambaran kuning bergerombol. Nyeri (-), panas (-), mual (-
), muntah (-). 1 bulan yang lalu, pasien terjatuh saat beraktivitas dan menahan beban
jatuh dengan siku kanan. Nyeri (-), bleeding (-). Pada kontrol poli sebelumnya, pasien
didiagnosis fraktur elbow joint kanan namun pasien menolak untuk operasi.

Faktor resiko dari neuropathy (Charcot) adalah salah satunya diabetes mellitus
dimana terjadi neuropati nsorik yang menyebabkan pasien tidak menyadari adanya
destruksi tulang yang terjadi dan menyebabkan pasien tidak menyadari adanya
destruksi tulang yang terjadi dan menyebabkan kerusakan sendi. Prinsip terapi yang
diberikan pada pasien ini adalah mengontrol gula darah dan dilakukan aspirasi sendi
pada efusi yang masif dan persisten pada kapsul fibrosa dan ligament unuk
menghindari timbulnya ketidakstabilan sendi serta diberikan antibiotik profilaksis dan
analgesik jika masih nyeri. Sebaiknya pasien juga diberikan artopasti dilakukan untuk
mencegah destruksi yang berkembang lebih lanjut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Shah, et al. 2013. Charcot arthropathy. Drug and disease. Medscape.


http://emedicine.medscape.com/article/1234293-overview cited on November,
3rd 2014.

Khan, et al. 2013. Imaging in Neuropathic Arthropathy (Charcot Joint). Drug and
disease. Medscape. http://emedicine.medscape.com/article/391989-overview
cited on November, 3rd 2014

Patel, Dinesh. 2014. American Academy of Orthopaedic Surgeons, Associate


Clinical Professor of Orthopedic Surgery, Harvard Medical School; Chief of
Arthroscopic Surgery, Department of Orthopedic Surgery, Massachusetts
General Hospital.

16

Anda mungkin juga menyukai