Charcot Joints Fix
Charcot Joints Fix
PENDAHULUAN
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
Prevalensi untuk Charcot arthropathy berkisar antara 0.1%. pada pasien yang
menderita diabetes, insiden Charcot arthropathy di kaki dan ankles berkisar antara
0.15%-2.5%. Pada studi tentang epidemiology, data tidak membedakan antara
kejadian akut dan post-akut. Gangguan Charcot pada kedua kaki dilaporkan ada 5%
kasus. Beberapa data menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki
prevalensi yang sama, tapi beberapa penelitian lain, prevalensi laki-laki dan
perempuan sebesar3:1 (Shah, Mrugeshkumar 2013).
2.3 Etiologi
Segala kondisi penyakit yang menyebabkan neuropati pada sensoris atau otonom
dapat menjadi Charcot joints Charcot Joints muncul sebagai komplikasi dari diabetes,
syphilis, pengguna alkohol, leprosy, spinal cord injury, congenital intensitivity to
pain. Namun, diabetes merupakan penyebab paling utama terjadinya Charcot
Arthropathy(Shah,2013).
2
2.4 Faktor Resiko
Faktor resiko pada Charcot neuropathy (Shah, 2013) adalah :
Diabetes Melitus (Pada umumnya pada penderita DM > 10 tahun)
Peripheral neuropathy
Autonomic neuropathy
Osteoporosis
Komplikasi Diabetes
Amenorrhoea
2.5 Patofisiologi
Patofisiologi dari Arthropathy neuropathy (Charcot joints) masih belum
diketahui, namun ada beberapa teori mengenai kondisi ini:
Teori Neurotraumatik
Teori ini mengatakan bahwa Arthropathy neuropathy (Charcot joints)
disebabkan oleh trauma yang tidak dirasakan atau luka pada kaki yang tidak sensitif.
Neuropati sensorik menyebabkan pasien tidak menyadari adanya desktruksi tulang
yang terjadi. Adanya mikrotrauma menyebabkan kerusakan progresif pada tulang dan
sendi
Teori Neurovaskular
Teori ini menduga adanya kondisi mendasari yang memicu perkembangan
neuropati autonomik, menyebabkan peningkatan aliran darah pada ekstrimitas. Hal
ini menyebabkan ketidakseimbangan dalam desktruksi tulang dan sintesis tulang,
yang hasil akhirnya adalah osteopenia.
Arthropathy neuropathy (Charcot joints) sepertinya merupakan hasil dari
kombinasi proses-proses yang mendasari seperti yang telah dijelaskan diatas.
Neuropati autonomik menyebakan formasi tulang abnormal, dan neuropati sensorik
menyebabkan ketidaksensitifitas persendian terhadap suatu trauma. Perkembangan
tulang abnormal dengan ketidakmampuan untuk melindungi persendian
menyebabkan patah tulang yang terjadi secara bertahap dan subluksasi persendian.
3
2.6 Gejala klinis
Gejala klinis dari Arthropathy neuropathy (Charcot joints) dari bervariasi
bergantung dari stage penyakit. Oleh karena itu, gejala dapat bervariasi dari edema
ringan dan tidak ada deformitas hingga deformitas sedang dengan edema yang
signifikan.
Arthropathy neuropathy akut hampir selalu muncul dengan tanda inflamasi.
Pembengkakan unilateral berat, peningkatan suhu kulit (biasanya terjadi peningkatan
o
3-7 C diatastemperatur kulit kaki yang normal), eritema, efusi persendian, dan
resorpsi tulang pada kaki yang terkena. Karateristik ini biasanya bersifat
patognomonis pada acute charcot arthropathy.
Nyeri dapat terjadi pada lebih dari 75 % pasien; bagaimanapun juga derajat nyeri
tidak menunjukan derajat keparahan klinis atau secara radiografi. Instablitias dan
hilangnya fungsi sendi juga dapat muncul.
Sekita 40 % pasien dengan acute charcot arthropathy memiliki ulkus, yang
memperparah diagnosis dan meningkatkan kecurigaan timbulnya osteomyelitis.
2.7 Diagnosa
Pemeriksaan laboratorium
Sel darah putih dengan differential count sering diperiksakan untuk
membedakan charcot arthropathy dan ostemyelitis. Perhitungan sel darah
putih meningkat ketika terjadi infeksi, dan sering terjadi shift to the left.
Bagaimanapun juga, pemeriksaan sel darah putih merupakan tes yang tidak
spesifik untuk inflamasi, dan hasilnya mungkin meningkat pada pasien
dengan charcot arthropathy.
Pemeriksaan laju endap darah digunakan untuk membedakan charcot
arthropathy dan osteomyelitis.
Profil metabolik dasar untuk mengidentifikasi penyebab dasar. Peningkatan
kadar keratinin darah, urea, BUN, dapat menyimpulkan penyakit ginjal,
kenaikan kadar glukosa dapat menyimpulkan diabetes melitus.
4
Tes lainnya dapat dilakukan, bergantung pada riwayat pasien, pemeriksaan fisik
dan faktor resiko:
Glycosylated hemoglobin (HbA1C) mengindikasikan kadar kontrol
hipreglikemik darah. Peningkatan HbA1C mengindikasikan kontrol gula
darah yang jelek. Kondisi hiperglikemik dapat menyebabkan glikosilasi
kolagen non enzimatik, yang menyebabkan kerusakan ligamen dan sendi.
Kadar Alkaline phosphatase, kalsium, fosfat dan hormon paratiroid dapat
membantu pemeriksa mengindentifikasi penyakit tulang, seperti paget
disease. Hiperkalisemia dapat mengindikasikan kanker atau proses
metastase.
Defisiensi asam folat dapat menjadi penyebab dari neuropati perifer.
Keadaan ini dapat terjadi pada konsumsi alkohol jangka panjang.
Pemeriksaan radiologi
Foto polos memiliki berbagai fungsi, antara lain yaitu:
Membantu menentukan staging
Membantu menentukan jika penyakit tersebut aktif atau jika persendian
tersebut stabil
Membantu mengidentifikasi osteopenia, fragmentasi periartikular tulang,
subluksasi, dislokasi, fraktur dan destruksi generalisata
MRI
Menyediakan imaging pada area yang terkena
Mungkin membantuk membedakan osteomyelitis dan charcot arthropathy.
2.8 Penatalaksanaan
Aspirasi sendi dilakukan bila terdapat efusi yang masif dan persisten pada
kapsul fibrosa dan ligament untuk menghindari timbulnya ketidakstabilan
sendi.
5
Injeksi zat radioaktif koloid emas secara intraartikuler untuk mengontrol
efusi.
Pemakaian penyangga dan tongkat untuk membatasi atau mengurangi
kemungkinan kerusakan sendi.
Artroplasti dilakukan untuk mencegah destruksi yang lebih lanjut
berkembang (Rasjad, 2007).
2.9 Komplikasi
Fraktur
Deformitas
Soft tissue infection
2.10 Prognosis
Prognosis pada sendi charcot akan baik jika cepat terdiagnosis dan mendapat
terapi yang tepat serta tidak ada komplikasi yang terjadi..
6
BAB 3
PRESENTASI KASUS
Umur : 63 tahun
BB :-
TB : 156 cm
2.2 ANAMNESIS
7
kanan. Nyeri (-), bleeding (-). Pada kontrol poli sebelumnya, pasien
didiagnosis fraktur elbow joint kanan namun pasien menolak untuk operasi.
8
Ext : Akral Hangat
+ +
+ +
Oedem
- -
- -
Look : Vulnus apertum 5x5x1 cm, pus (-), granulasi lemak (+), Hiperemi
(+), deformitas (+)
Assesment awal
9
Gambar 2.1 Foto Pasien
10
Gambar 2.3 Foto Pasien
Planning diagnosis
1. Laboratorium :
a. DL
b. FH
c. Kimia klinik
d. Elektrolit
2. 2. Foto polos Elbow joint dextra AP/Lateral
11
APTT : 34 detik
Kimia Klinik
BSN (Puasa) : 162 (meningkat)
2JPP : 163 (meningkat)
BUN : 28 (meningkat)
Creatinin Serum : 1.1 mg/dl
SGOT : 20 U/L
SGPT : 18 U/L
Total Cholesterol : 150 mg/dl
K/NA/CL
Kalium : 4.7 mmol/L
Natrium : 140 mmol/L
Chlorida : 101 mmol/L
2 Oktober 2014
Kimia klinik
BSN : 145 (meningkat)
2JPP : 224 (meningkat)
Glukosa
HBA1C : 8.6 % (Normal)
13 Oktober 2014
Kimia Klinik
BSN : 96 mmol/L
2JPP : 130 mmol/L
12
2.5 PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Deskripsi :
2.6 Diagnosis :
2.7 Terapi :
1. Kontrol gula darah
2. Rawat luka
3. Ciprofloxacin 3x500mg
13
4. Meloxicam 2x7
14
BAB 4
KESIMPULAN
Pasien datang ke poli tanggal 15 Oktober 2014 pukul 10.05 WIB dengan
keluhan luka yang terbuka. Luka berawal dari munculnya benjolan sejak 2 minggu
yang lalu, kemudian mendadak benjolan tersebut pecah dan menjadi luka terbuka
yang didalamnya terdapat gambaran kuning bergerombol. Nyeri (-), panas (-), mual (-
), muntah (-). 1 bulan yang lalu, pasien terjatuh saat beraktivitas dan menahan beban
jatuh dengan siku kanan. Nyeri (-), bleeding (-). Pada kontrol poli sebelumnya, pasien
didiagnosis fraktur elbow joint kanan namun pasien menolak untuk operasi.
Faktor resiko dari neuropathy (Charcot) adalah salah satunya diabetes mellitus
dimana terjadi neuropati nsorik yang menyebabkan pasien tidak menyadari adanya
destruksi tulang yang terjadi dan menyebabkan pasien tidak menyadari adanya
destruksi tulang yang terjadi dan menyebabkan kerusakan sendi. Prinsip terapi yang
diberikan pada pasien ini adalah mengontrol gula darah dan dilakukan aspirasi sendi
pada efusi yang masif dan persisten pada kapsul fibrosa dan ligament unuk
menghindari timbulnya ketidakstabilan sendi serta diberikan antibiotik profilaksis dan
analgesik jika masih nyeri. Sebaiknya pasien juga diberikan artopasti dilakukan untuk
mencegah destruksi yang berkembang lebih lanjut.
15
DAFTAR PUSTAKA
Khan, et al. 2013. Imaging in Neuropathic Arthropathy (Charcot Joint). Drug and
disease. Medscape. http://emedicine.medscape.com/article/391989-overview
cited on November, 3rd 2014
16