Laporan Karya Wisata Di BMKG Pahawang
Laporan Karya Wisata Di BMKG Pahawang
DI BMKG DAN
PAHAWANG
DISUSUN OLEH :
1. ELMA OKTAVIANA
2. EVA EVILIA
3. HENI KURNIAWATI
4. RIVAT ALBADAWI
KELAS XI IPS.1
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LAMPUNG
TIMUR
SMA NEGERI 1 PEKALONGAN
2016
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
`
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Karma Wisata ........................................................ 1
B. Tujuan Studi Wisata ........................................................................ 1
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 16
B. Masukan Untuk Pengembangan Pahawang .................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
v
BAB II
HASIL TEMUAN
vi
Alamnya sangat melimpah, terutama padi dan hasil perkebunan, maka untuk
menunjang kesinambungan sebagai provinsi Lumbung Pangan maka peran
serta Badan Meteorologi dan Geofisika sangat diperlukan.
Badan Meteorologi dan Geofisika Lampung telah berdiri sejak tahun
1963 dan terdiri dari beberapa stasiun yang berdiri beberapa tahun kemudian,
untuk pelayanan khusus penerbangan pada Bandara Radin Inten II Lampung
(ketika itu Bandara Branti) selanjutnya mulai tahun 1976 pelayanan.
Stasiun Meteorologi Radin Inten II Bandar Lampung tidak hanya
melayani penerbangan saja namun ditingkatkan pada pelayanan iklim dan
perairan dan mendapat tugas tambahan sebagai Stasiun Koordinator BMG
Provinsi Lampung.
Untuk pelayanan kegempaan dimulai tahun 1982 dengan berdirinya
Stasiun Geofisika Kotabumi di Mulang Maya Kabupaten Lampung Utara.
Seiring dengan makin meningkatnya akan permintaan jasa iklim untuk
pertanian, perkebunan dan lingkungan hidup maka pada tahun 1995
didirikan Stasiun Meteorologi Maritim Lampung yang berlokasi di
Pelabuhan Panjang Kota Bandar Lampung.
Dengan bantuan pemerintah Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2006
didirikan Stasiun BMG Terpadu Liwa, yang kegunaannya adalah untuk
pelayanan kegempaan dan iklim daerah Lampung Barat pada khususnya,
pembangunan stasiun BMG Terpadu ini penyediaan lahan dan
infrastruktur difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Barat
sedangkan BMG menyediakan peralatan dan Sumber Daya Manusianya.
vii
Misi Badan Meteorologi dan Geofisika :
a. Mengamati dan memahami fenomena Meteorologi, Klimatologi,
Kualitas udara dan Geofisika.
b. Menyediakan data dan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas
udara dan Geofisika yang handal dan terpercaya
c. Melaksanakan dan mematuhi kewajiban internasional dalam bidang
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
d. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang Meteorologi,
Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
viii
Dalam melaksanakan fungsi, Badan Meteorologi dan Geofisika
mempunyai kewenangan :
1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.
2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan
secara makro.
3. Penetapan sistem informasi di bidangnya.
4. Penetapan standar teknis peralatan serta pelayanan meteorologi
penerbangan dan maritime.
5. Pengaturan sistem jaringan pengamatan meteorologi dan klimatologi.
6. Pemberian jasa meteorologi dan klimatologi.
ix
persyaratan teknis dan spesifikasi fungsionalnya yang dibuktikan dengan
Sertifikat Kelayakan Operasi yang diterbitkan oleh Dirjen Perhubungan
Udara.
Alat-alat yang terdapat di Taman alat BMKG Branti :
1. Camble Stokes
x
3. Ovenpan Evapori meter
xi
matahari. Semakin tinggi grafik yang terbentuk, maka semakin panas sinar
mataharinya.
10. Optic Theodolit
Berfungsi untuk mengetahui azimuth dan elevasi dari balon fiball yang
dilepaskan ke udara. Mengukurnya setiap 6 jam sekali.
11. Barograph
Berungsi untuk mengukur tekanan secara grafik.
12. Barometer
Berfungsi untuk mengukur tekanan udara.
13. Radar cuaca
Digunakan untuk cuaca ekstrim
14. Air Traffic Control (ATC) berfungsi untuk mengontrol Take off dan
Landing pesawat.
15. Fligt Dokumen berisi tentang semua informasi penerbangan, dengan
keadaan cuaca.
16. RTB, merupakan bandara alternative untuk pendaratan darurat.
B. Pulau Pahawang
1. Sejarah Pahawang
Sejarah Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun
1.700-an yang diikuti pula oleh datangnya Hawang yang merupakan
keturunan Cina. Hawang menetap di sebuah pulau sampai memiliki seorang
anak perempuan yang kerap kali dipanggil Pok Hawang. Kelaziman
memanggil Pok Hawang akhirnya menjadi nama pulau dimana Hawang
menetap dengan sebutan Pahawang pada tahun 1850-an. Perkembangan Desa
xii
Pahawang diawali dengan datang dan berdiamnya H. Muhammad bin H.
Ibrahim Hulubalang dari Kalianda yang tinggal di Kalangan, sedangkan di
Pulau Pahawang sejak kedatangan Ki Mandara dari Sulawesi Selatan tahun
1920-an
Pahawang semakin berkembang dengan masuknya masyarakat
keturunan Lampung dari Putih Doh (saat ini masuk dalam Kabupaten
Tanggamus) dan diikuti pula oleh pendatang dari Bugis untuk menetap
sebagai nelayan yang pada akhirnya terjadi asimilasi antara kedua keturunan
ini. Perkembangan Desa Pahawang memiliki Dusun Pahawang, Kalangan,
Suak Buah, Penggetahan, Cukuh Nyai serta Jeralangan dan berkembang
dengan hadirnya pedukuhan-pedukuhan Suak Gebang, Suak Latak, Cukuh
Kunda, Cukuh Bedil dan Suak Panjang. Dusun Kalangan adalah dusun yang
terletak di daratan Pulau Sumatera yang dipisahkan oleh laut dengan jarak
tempuh antara keduanya 15 menit dengan perahu ketinting ( Dian, 2009).
2. Kondisi Geografis
Secara administratif Desa Pulau Pahawang memiliki batas-batas wilayah
yaitu sebelah Utara, Timur dan Selatan berbatasan dengan Teluk Lampung
sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Bebangak. Pahawang
merupakan pulau yang terletak di kawasan Teluk Lampung yang berada di
Kecamatan Punduh Pidada Kabupaten Pesawaran. Berdasarkan data statistik
2012 luas Pulau Pahawang adalah sebesar 10,20 km2 atau 1020 ha. Secara
geografis berada pada 5o40,2- 5o43,2LS dan 105o12,2- 105o15,2BT.
Pulau Pahawang merupakan kawasan pesisir, terdiri dari laut, pantai, rawa,
daratan dan daerah perbukitan, serta termasuk bagian pulau-pulau kecil yang
ada di kawasan Teluk Lampung. Desa ini terbagi menjadi 6 dusun yaitu, Suak
Buah, Penggetahan, Jaralangan, Kalangan, Cukuhnyai dan Dusun Pahawang.
Desa Pulau Pahawang terletak pada ketinggian 10 m dari permukaan
laut. Topografi daerahnya adalah landai dan berbukit, dengan suhu udara rata-
rata 28,5 32,0 0C. Pulau Pahawang memiliki potensi geografis yang terdapat
di wilayah darat maupun lautnya. Sebagian besar ekosistem daratan
merupakan hutan, di daerah pantai terdapat hutan mangrove yang relatif masih
xiii
baik. Di beberapa kawasan terdapat pantai landai, berpasir ataupun berlumpur.
Perbedaan ketinggian permukaan air saat pasang dan surut relatif rendah.
3. Keadaan Demografi
Sebagian besar masyarakat yang tinggal di Desa Pulau Pahawang adalah
masyarakat yang berasal dari suku Sunda dan sebagian kecil lainnya berasal
dari Lampung Pesisir, Bugis, Padang dan Jawa.
a. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam yang dimiliki oleh Desa Pahawang kaya akan
keragaman flora dan fauna baik yang terdapat di daratan pulau dan
perairan di sekitar pulau yang menjadi sumber penghasilan dan lahan
usaha. Sumberdaya alam yang dimiliki oleh Desa Pahawang sebagian
besar merupakan lahan perkebunan kelapa dan kakao. Kawasan Pulau
Pahawang terdiri dari kawasan bukit, kawasan perkebunan dan kawasan
pantai berupa hutan mangrove yang memiliki fungsi ekologis bagi
keutuhan Pulau Pahawang, begitu juga dengan Dusun Kalangan yang
merupakan bagian dari Desa Pahawang. Keindahan Pulau Pahawang yang
dapat dinikmati dari kejauhan merupakan satu komposisi ekologis yang
memiliki intrinsik yang utuh.
Keragaman sumberdaya alam yang terdapat di Desa Pahawang
terbilang masih cukup baik dengan beragamnya tumbuhan hutan baik di
dataran tinggi maupun dataran rendahnya sampai ke pantai. Suara monyet
yang bersautan, kicauan burung-burung yang beragam membuktikan
bahwa desa ini merupakan desa yang masih memiliki kondisi alam yang
seimbang dan alami.
xiv
pendidikan masyarakat hingga saat ini menjadi perhatian mengingat
sebagian besar masyarakat tergolong berpendidikan tingkat rendah.
Desa Pahawang saat ini banyak dihuni oleh masyarakat keturunan
suku Sunda, Lampung, Jawa Serang, Bugis dan Padang. Kehidupan
masyarakatnya sebagian besar berusaha sebagai petani, buruh dan nelayan.
Mata pencaharian ini kerapkali dilakukan oleh masyarakat secara
bergantian melihat kondisi usaha yang dilakukan. Beragamnya usaha yang
dilakukan oleh masyarakat Pahawang merupakan cerminan sudah mulai
berkembangnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan sumberdaya
alamnya secara berkelanjutan guna menjamin ketersediaan potensi
sumberdaya alam yang dipergunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan
dan kesejahteraan di tingkat masyarakat Desa Pahawang.
xv
pengusaha atau pemodal dari luar. Sebaran potensi sumberdaya buatan
seperti jembatan, kuburan, pos rinfa, MCK, gorong-gorong, bervariasi di
setiap dusun. Banyaknya potensi sumberdaya buatan di desa tersebut
menunjukkan tuntutan kebutuhan berupa fasilitas umum menjadi
kebutuhan yang harus dimiliki oleh desa dengan prioritas yang tepat.
Seiring perkembangan zaman Pulau Pahawang menjadi tempat
pariwisata yang bisa dibilang terkenal di Provinsi Lampung, dengan
menyajikan keindahan pantai Pulau Pahawang juga menyediakan
pemandangan bawah laut yang sangat indah.
xvi
Panorama bawah laut Pahawang
xvii
BAB III
PERTANYAAN YANG INGIN DIJAWAB DAN
DIBUKTIKAN /HIPOTESIS
A. BMKG
Jawab
1. Lembaga Pemerintahan Non Departemen Indonesia
2. Berdiri tahun 1963 yang terdiri dari 4 stasiun, yaitu stasiun meteorologi
(Branti), stasiun maritum (Panjang), stasiun klimatologi (Metro), dan
stasiun geofisika (Kota Bumi)
3. Untuk mengamati cuaca dan iklim
4. Yaitu dengan bantuan komputer yang dijalankan oleh manusia
5. Karena untuk mengamati cuaca dan iklim bagi penerbangan.
B. PAHAWANG
1. Dimana letak dan bagaimana cara mencapai pahawang
2. Bagaimana sejarah pahawang menjadi tempat tujuan wisata
3. Kegiatan apa yang dapat dilakukan di pahawang
4. Flora dan fauma apa saja yang terdapat di pahawang
5. Manfaat apa saja yang dapat dinikmati:
a. Wisatawan/pengunjung
b. Masyarakat sekitar
c. Pemerintah
6. Apa kelebihan dan kekurangan wisata pahawang
7. Bentuk promosi apa saja yang telah dilakukan untuk lebih
memperkenalkan pahawang
xviii
Jawab :
1. Peawaran, menggunakan alat transportasi
2. Pulai ini dimulai dari datangnya nahkoda tahun 1.700-an yang dikikuti
pula oleh datangnya Hawang yang merupakan keturunan dari Cina.
Hawang menetap disebelah pulau sampai memiliki seorang anak
perempuan yang kerap dipanggil Pak Hawang. Kelaziman memanggil Pak
Hawang akhirnya menjadi nama pulau dimana Hawang menetap dengan
sebutan Pulau Pahawang pada tahun 1850-an.
3. - Mengunjungi pulau-pulau yang ada di Pahawang
- Snorkling
4. Flora :
Bakau
Kelapa
Pohon waru
Fauna :
Ikan
Bulu Babi
Ular
7. Banner
xix
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. BMKG adalah sebuah tempat yang didirikan untuk mengamati cuaca dan
iklim bagi dunia penerbangan dan kita dapat memperluas pengetahuan
tentang meteorology dan klimatologi khususnya. Dan dengan itu kita
mengetahui apa fungsi dan peran,serta alat-alat yang digunakan BMKG
sebagai badan pengamat iklim dan cuaca di Lampung.
2. Pahawang adalah sebuah tempat karya wisata yang memiliki banyak biota
lautnya dan seiring perkembangan zaman Pulau Pahawang menjadi tempat
pariwisata yang bisa dibilang terkenal di Provinsi Lampung, dengan
menyajikan keindahan pantai Pulau Pahawang juga menyediakan
pemandangan bawah laut yang sangat indah
xx
DAFTAR PUSTAKA
xxi