Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KARYA WISATA

DI BMKG DAN
PAHAWANG

DISUSUN OLEH :

1. ELMA OKTAVIANA
2. EVA EVILIA
3. HENI KURNIAWATI
4. RIVAT ALBADAWI

KELAS XI IPS.1
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LAMPUNG
TIMUR
SMA NEGERI 1 PEKALONGAN
2016

ii
KATA PENGANTAR

Untuk memenuhi kebutuhan Laporan Karya Tulis, kami telah membuat


Karangan yang kami beri judul LAPORAN KARYA WISATA DI BMKG
DAN PAHAWANG.
Belajar membuat karangan mendorong para siswa untuk berfikir arif dan
bijak. Siswa dapat belajar dari kegiatan seperti mengunjungi tempat-tempat
wisata, dan mengambil pelajaran berharga dari berbagai persitiwa dalam kegiatan
karya wisata.
Maka sangat penting bagi kita semua untuk mempelajari demi meningkatkan
mutu sumber daya alam yang ada di Pahawang.
Sekian, semoga karangan ini bermanfaat bagi pembacanya dan tak lupa
apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam menulis kalimat kami minta maaf.

Pekalongan, 09 Mei 2016

Penulis

iii
DAFTAR ISI
`

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Karma Wisata ........................................................ 1
B. Tujuan Studi Wisata ........................................................................ 1

BAB II HASIL TEMUAN


A. BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) .............. 2
1. Pengertian BMKG ..................................................................... 2
2. Sejarah BMKG Lampung ........................................................ 2
3. Visi dan Misi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika . 3
4. Tugas dan Fungsi Badan Meteorologi dan Geofisika ............... 4
5. Jenis dan Fungsi Alat-alat BMKG ............................................ 5

B. Pulau Pahawang .............................................................................. 8


1. Sejarah Pahawang ..................................................................... 8
2. Kondisi Geografis ..................................................................... 9
3. Keadaan Demografi .................................................................. 10
4. Keindahan pulau pahawang ...................................................... 12

BAB III PERTANYAAN YANG INGIN DIJAWAB DAN


DIBUKTIKAN /HIPOTESIS
A. BMKG ............................................................................................. 14
B. Pahawang ........................................................................................ 14

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 16
B. Masukan Untuk Pengembangan Pahawang .................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Karma Wisata


Siswa sebagi bagian dari generasi muda merupakan sumber daya yang tidak
terpisahkan dari potensi bangsa yang harus dikembangkan agar dalam diri siswa
tumbuh wawasan kebangsaan, patriotisme, nasionalisme dengan cakrawala
pengetahuan dan pengalaman yang luas. Pada akhirnya mampu menerima dan
meneruskan tongkat estafet bangsa yang sedang dan terus membangun. Oleh
karena siswa harus membekali diri dengan tingkat pengetahuan baik, pengalaman
memadai agar tertanam idealisme yang tinggi, kebersamaan dan rasa solidaritas
yang diharapkan sesuai dengan empat pilar pendidikan yaitu belajar mengetahui,
belajar melakukan, belajar menjadi diri sendiri dan belajar hidup dalam
kebersamaan.
Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut di samping pembekalan
pengetahuan secara teoritis juga diperlukan kurrjumgan ke lapangan/obyek/lokasi
secara langsung. Hal ini berguna untuk membandingkan dan membuktikan antara
pengetahuan secara teoritis dengan fakta/kenyataan di lapangan yang sebenarnya.
Sejalan dengan tujuan dan program kerja OSIS SMAN 1 Pekalongan
menyelengarakan karya wisata ke BMKG dan Pahawang Lampung Selatan,
Lampung. Dari hasil dari kunjungan setiap kelompok diwajibkan untuk
mengumpulkan laporan dari karya wisata.

B. Tujuan Studi Wisata


1. Sebagai salah satu kegiatan pembelajaran di lapangan yang merupakan
program kegiatan SMAN 1 Pekalongan yang di ikuti siswa kelas XI
2. Sebagi proses pencapaian kompetensi siswa dan penguatan materi mata
pelajaran yang diamanatkan dalam kurikulum SMAN 1 pekalongan,
3. Sebagai media penggalian informasi dan pengumpulan data dalam
penyusuanan tugas siswa.

v
BAB II
HASIL TEMUAN

A. BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika)


1. Pengertian BMKG
BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) adalah suatu
lembaga yang kegiatannya mengadakan penelitian, pelayanan meteorologi dan
geofisika,seperti penelitian dan pelayanan dibidang iklim,cuaca,gempa
bumi,kemagnetan bumi,debu radioaktif dan perakiraan cuaca.BMKG
mempunyau status sebuah lembaga pemerintahan Non Departemen (LPND)
dipimpin oleh seorang kepala badan.
Adapun yang termasuk unsur-unsur iklim dan cuaca yang diamati oleh
pihak BMKG :
1. 1.Suhu udara
2. Curah hujan
3. Tekanan Udara
4. Kelengasan Udara
5. Laju serta arah angin
6. Perawanan dan penyinaran matahari

2. Sejarah BMKG Lampung


Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14
tahun 1964 tanggal 8 maret 1964 dengan luas wilayah 3.301.784 ha, luas
daratan sekitar 35.376 km2 dengan garis pantai 1.105 km. Secara geografis
terletak pada 103.05 103.45 Bujur Timur dan 03.45 06.45 Lintang
Selatan, sehingga secara umum Provinsi Lampung beriklim tropis. Pada
bagian barat Lampung bertipe A dan B, sedangkan bagian timur lampung
bertipe C, D dan E (tipe iklim Oldeman). Untuk pola musim pada umumnya
berpola monsunal, dimana terdapat perbedaan yang nyata antara musim
penghujan dan kemarau serta mempunyai 1 (satu) puncak musim. Dengan
beragamnya tipe iklim yang terdapat di Lampung maka Sumber Daya

vi
Alamnya sangat melimpah, terutama padi dan hasil perkebunan, maka untuk
menunjang kesinambungan sebagai provinsi Lumbung Pangan maka peran
serta Badan Meteorologi dan Geofisika sangat diperlukan.
Badan Meteorologi dan Geofisika Lampung telah berdiri sejak tahun
1963 dan terdiri dari beberapa stasiun yang berdiri beberapa tahun kemudian,
untuk pelayanan khusus penerbangan pada Bandara Radin Inten II Lampung
(ketika itu Bandara Branti) selanjutnya mulai tahun 1976 pelayanan.
Stasiun Meteorologi Radin Inten II Bandar Lampung tidak hanya
melayani penerbangan saja namun ditingkatkan pada pelayanan iklim dan
perairan dan mendapat tugas tambahan sebagai Stasiun Koordinator BMG
Provinsi Lampung.
Untuk pelayanan kegempaan dimulai tahun 1982 dengan berdirinya
Stasiun Geofisika Kotabumi di Mulang Maya Kabupaten Lampung Utara.
Seiring dengan makin meningkatnya akan permintaan jasa iklim untuk
pertanian, perkebunan dan lingkungan hidup maka pada tahun 1995
didirikan Stasiun Meteorologi Maritim Lampung yang berlokasi di
Pelabuhan Panjang Kota Bandar Lampung.
Dengan bantuan pemerintah Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2006
didirikan Stasiun BMG Terpadu Liwa, yang kegunaannya adalah untuk
pelayanan kegempaan dan iklim daerah Lampung Barat pada khususnya,
pembangunan stasiun BMG Terpadu ini penyediaan lahan dan
infrastruktur difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Barat
sedangkan BMG menyediakan peralatan dan Sumber Daya Manusianya.

3. Visi dan Misi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika


Visi Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika :
Terwujudnya BMG yang tanggap dan mampu memberikan
pelayanan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika yang
handal guna mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan
nasional serta berperan aktif di tingkat internasional.

vii
Misi Badan Meteorologi dan Geofisika :
a. Mengamati dan memahami fenomena Meteorologi, Klimatologi,
Kualitas udara dan Geofisika.
b. Menyediakan data dan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas
udara dan Geofisika yang handal dan terpercaya
c. Melaksanakan dan mematuhi kewajiban internasional dalam bidang
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
d. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang Meteorologi,
Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.

4. Tugas dan Fungsi Badan Meteorologi dan Geofisika


BMG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMG mempunyai
tugas : Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi dan
Klimatologi, Kualitas Udara, dan Geofisika sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Badan Meteorologi dan Geofisika
menyelenggarakan fungsi :
1. Mengkaji dan menyusun kebijakan nasional di bidang meteorologi,
klimatologi, kualitas udara dan geofisika.
2. Mengkoordinasi kegiatan fungsional di bidang meteorologi, klimatologi,
kualitas udara dan geofisika.
3. Memfasilitasi dan membina kegiatan instansi pemerintah dan swasta di
bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.
4. Menyelenggaraan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran, pengolahan
dan analisis serta pelayanan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika.
5. Menyelenggaraan kegiatan kerjasama di bidang meteorologi, klimatologi,
kualitas udara dan geofisika.
6. Menyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan
rumah tangga.

viii
Dalam melaksanakan fungsi, Badan Meteorologi dan Geofisika
mempunyai kewenangan :
1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.
2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan
secara makro.
3. Penetapan sistem informasi di bidangnya.
4. Penetapan standar teknis peralatan serta pelayanan meteorologi
penerbangan dan maritime.
5. Pengaturan sistem jaringan pengamatan meteorologi dan klimatologi.
6. Pemberian jasa meteorologi dan klimatologi.

5. Jenis dan Fungsi Alat-alat BMKG


Keberadaan taman alat harus di tempat (area) terbuka. Jaraknya 10
meter dari bangunan, dan tidak boleh ada pohon atau bangunan lainnya yang
menaungi alat-alat tersebut. Ketinggian alat-alat di taman BMKG ini 120
cm, dan rata-rata berwarna putih, agar dapat memantulkan panas. Pengamatan
dimulai setiap rata-rata jam 7 pagi.
BMKG di Provinsi Lampung ada 4, diantaranya :
1. BMKG Stasiun Maritim di Panjang
2. BMKG Stasiun Meteorologi Penerbangan di Branti
3. BMKG Stasiun Geofisika di Kotabumi.
4. BMKG Stasiun Klimatologi di Masgar.
Adapun yang dimaksud dengan peralatan dan fasilitas bandar udara adalah:
1. Fasilitas pergerakan pesawat udara, antara lain landas pacu (runway), jalan
penghubung landas pacu (taxiway), dan apron.
2. Alat bantu visual di bandara/ aerodrome, antara lain marka, rambu dan
tanda yang ada di runway, taxiway dan apron.
3. Alat bantu visual berupa lampu di aerodrome dan sekitarnya termasuk
lampu untuk halangan (obstacle) yang ada di sekitar bandara (aerodrome).
Untuk menunjang pelayanan pesawat udara di darat, pada beberapa
bandara tersedia peralatan penunjang operasi darat pesawat udara . setiap jenis
peralatan yang dioperasikan harussesuai perunutkannyadan wajib memenuhi

ix
persyaratan teknis dan spesifikasi fungsionalnya yang dibuktikan dengan
Sertifikat Kelayakan Operasi yang diterbitkan oleh Dirjen Perhubungan
Udara.
Alat-alat yang terdapat di Taman alat BMKG Branti :
1. Camble Stokes

Berfungsi untuk mngetahui lamanya penyinaran matahari. Prinsip


kerjanya sama seperti Lup ( kaca pembesar ). Cahaya matahari yang
diterima akan dipantulkan ke kertas bias. Jika matahari berada disebelah
selatan, maka kertas bias diletakkan di sebelah utara. Pada kertas bias
terdapat garis-garis. Jika pada kertas bias terbakar satu garis penuh, maka
lamanya penyinaran matahari adalah satu jam. Untuk mengetahui lamanya
penyinaran matahri dalam satu hari, maka tinggal dijumlahkan saja berapa
banyak garis yang terbakar.

2. Penangkar Hujan Otomatis (PH) tipe Hillman

x
3. Ovenpan Evapori meter

Fungsi alat : Pengukur Penguapan air langsung


4. Sangkar Meteorologi
Berfungsi untuk mengukur suhu. Terdapat 4 komponen dalam sangkar
meteorologi ini, yaitu termometer bola kering, termometer bola basah,
termometer maksimum (berisi air raksa), dan termometer minimum (berisi
alkohol).5. Psychrometer standarFungsi alat Pengukur Suhu Udara dan
Kelembaban Udara
6. ARIOS (Automatic Rain Water Samplers)
Berfungsi untuk mengetahui kadar kimia dari air hujan yang jatuh ke alat.
Air hujan diambil sampelnya dan dikirim ke pusat. Setelah ada hasilnya
baru dikirim kembali. Hal ini disebabkan karena di BMKG Branti belum
mempunyai alat untuk menguji kadar kimia dalam air hujan tersebut.
7. High Volume Samplers
Berfungsi untuk mengetahui kadar polutan disekitarnya. Alat ini cocok
sekali diletakkan dipusat-pusat kota, karena bias mengetahui kadar
polutannya. Cara kerjanya dengan meletakkan tissue di dalam alat. Jika
banayk polutan dilingkungan sekitarnya, maka tissue akan berubah
menjadi kehitaman. Tissue diganti setiap 5 hari sekali.
8. Penangkar Hujan Opos
Berfungsi untuk mengukur curah hujan. Idealnya penempatan alat ini
berjarak 5 Km dari alat yang satu kea lat yang lainnya.
9. Bimetal Solarigraf ( Aktinograf )
Berfungsi untuk mengukur intensitas radiasi matahari. Satuannya J/cm.
alat ini mempunyai jarum (pena) yang mennjukan tingkat intensitas radiasi

xi
matahari. Semakin tinggi grafik yang terbentuk, maka semakin panas sinar
mataharinya.
10. Optic Theodolit
Berfungsi untuk mengetahui azimuth dan elevasi dari balon fiball yang
dilepaskan ke udara. Mengukurnya setiap 6 jam sekali.
11. Barograph
Berungsi untuk mengukur tekanan secara grafik.
12. Barometer
Berfungsi untuk mengukur tekanan udara.
13. Radar cuaca
Digunakan untuk cuaca ekstrim
14. Air Traffic Control (ATC) berfungsi untuk mengontrol Take off dan
Landing pesawat.
15. Fligt Dokumen berisi tentang semua informasi penerbangan, dengan
keadaan cuaca.
16. RTB, merupakan bandara alternative untuk pendaratan darurat.

B. Pulau Pahawang

1. Sejarah Pahawang
Sejarah Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun
1.700-an yang diikuti pula oleh datangnya Hawang yang merupakan
keturunan Cina. Hawang menetap di sebuah pulau sampai memiliki seorang
anak perempuan yang kerap kali dipanggil Pok Hawang. Kelaziman
memanggil Pok Hawang akhirnya menjadi nama pulau dimana Hawang
menetap dengan sebutan Pahawang pada tahun 1850-an. Perkembangan Desa

xii
Pahawang diawali dengan datang dan berdiamnya H. Muhammad bin H.
Ibrahim Hulubalang dari Kalianda yang tinggal di Kalangan, sedangkan di
Pulau Pahawang sejak kedatangan Ki Mandara dari Sulawesi Selatan tahun
1920-an
Pahawang semakin berkembang dengan masuknya masyarakat
keturunan Lampung dari Putih Doh (saat ini masuk dalam Kabupaten
Tanggamus) dan diikuti pula oleh pendatang dari Bugis untuk menetap
sebagai nelayan yang pada akhirnya terjadi asimilasi antara kedua keturunan
ini. Perkembangan Desa Pahawang memiliki Dusun Pahawang, Kalangan,
Suak Buah, Penggetahan, Cukuh Nyai serta Jeralangan dan berkembang
dengan hadirnya pedukuhan-pedukuhan Suak Gebang, Suak Latak, Cukuh
Kunda, Cukuh Bedil dan Suak Panjang. Dusun Kalangan adalah dusun yang
terletak di daratan Pulau Sumatera yang dipisahkan oleh laut dengan jarak
tempuh antara keduanya 15 menit dengan perahu ketinting ( Dian, 2009).

2. Kondisi Geografis
Secara administratif Desa Pulau Pahawang memiliki batas-batas wilayah
yaitu sebelah Utara, Timur dan Selatan berbatasan dengan Teluk Lampung
sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Bebangak. Pahawang
merupakan pulau yang terletak di kawasan Teluk Lampung yang berada di
Kecamatan Punduh Pidada Kabupaten Pesawaran. Berdasarkan data statistik
2012 luas Pulau Pahawang adalah sebesar 10,20 km2 atau 1020 ha. Secara
geografis berada pada 5o40,2- 5o43,2LS dan 105o12,2- 105o15,2BT.
Pulau Pahawang merupakan kawasan pesisir, terdiri dari laut, pantai, rawa,
daratan dan daerah perbukitan, serta termasuk bagian pulau-pulau kecil yang
ada di kawasan Teluk Lampung. Desa ini terbagi menjadi 6 dusun yaitu, Suak
Buah, Penggetahan, Jaralangan, Kalangan, Cukuhnyai dan Dusun Pahawang.
Desa Pulau Pahawang terletak pada ketinggian 10 m dari permukaan
laut. Topografi daerahnya adalah landai dan berbukit, dengan suhu udara rata-
rata 28,5 32,0 0C. Pulau Pahawang memiliki potensi geografis yang terdapat
di wilayah darat maupun lautnya. Sebagian besar ekosistem daratan
merupakan hutan, di daerah pantai terdapat hutan mangrove yang relatif masih

xiii
baik. Di beberapa kawasan terdapat pantai landai, berpasir ataupun berlumpur.
Perbedaan ketinggian permukaan air saat pasang dan surut relatif rendah.

3. Keadaan Demografi
Sebagian besar masyarakat yang tinggal di Desa Pulau Pahawang adalah
masyarakat yang berasal dari suku Sunda dan sebagian kecil lainnya berasal
dari Lampung Pesisir, Bugis, Padang dan Jawa.
a. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam yang dimiliki oleh Desa Pahawang kaya akan
keragaman flora dan fauna baik yang terdapat di daratan pulau dan
perairan di sekitar pulau yang menjadi sumber penghasilan dan lahan
usaha. Sumberdaya alam yang dimiliki oleh Desa Pahawang sebagian
besar merupakan lahan perkebunan kelapa dan kakao. Kawasan Pulau
Pahawang terdiri dari kawasan bukit, kawasan perkebunan dan kawasan
pantai berupa hutan mangrove yang memiliki fungsi ekologis bagi
keutuhan Pulau Pahawang, begitu juga dengan Dusun Kalangan yang
merupakan bagian dari Desa Pahawang. Keindahan Pulau Pahawang yang
dapat dinikmati dari kejauhan merupakan satu komposisi ekologis yang
memiliki intrinsik yang utuh.
Keragaman sumberdaya alam yang terdapat di Desa Pahawang
terbilang masih cukup baik dengan beragamnya tumbuhan hutan baik di
dataran tinggi maupun dataran rendahnya sampai ke pantai. Suara monyet
yang bersautan, kicauan burung-burung yang beragam membuktikan
bahwa desa ini merupakan desa yang masih memiliki kondisi alam yang
seimbang dan alami.

b. Sumber Daya Manusia


Pahawang memiliki masyarakat dengan dinamika kehidupan yang
beragam dan sangat dipengaruhi oleh kondisi aktifitas masyarakatnya.
Sumberdaya manusia yang dimiliki tersebar di beberapa dusun yang
terdapat di Desa Pahawang. Kehidupan dan akivitas masyarakat yang
tinggal di Desa Pahawang merupakan satu kekuatan dalam bentuk potensi
sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Desa Pahawang. Tingkat

xiv
pendidikan masyarakat hingga saat ini menjadi perhatian mengingat
sebagian besar masyarakat tergolong berpendidikan tingkat rendah.
Desa Pahawang saat ini banyak dihuni oleh masyarakat keturunan
suku Sunda, Lampung, Jawa Serang, Bugis dan Padang. Kehidupan
masyarakatnya sebagian besar berusaha sebagai petani, buruh dan nelayan.
Mata pencaharian ini kerapkali dilakukan oleh masyarakat secara
bergantian melihat kondisi usaha yang dilakukan. Beragamnya usaha yang
dilakukan oleh masyarakat Pahawang merupakan cerminan sudah mulai
berkembangnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan sumberdaya
alamnya secara berkelanjutan guna menjamin ketersediaan potensi
sumberdaya alam yang dipergunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan
dan kesejahteraan di tingkat masyarakat Desa Pahawang.

c. Sumber Daya Sosial


Pembangunan di sebuah desa baik fisik maupun nonfisik terkadang
meninggalkan pertimbangan sosial masyarakatnya. Kekuatan sosial
masyarakat yang diwujudkan dalam aktivitas dan kegiatan-kegiatan
kelompok masyarakat merupakan satu kekuatan yang harus dikembangkan
dan dimanfaatkan secara berkesinambungan.
Desa Pahawang memiliki kehidupan sosial yang tertuang dalam
kelompok-kelompok masyarakat yang menggabungkan dirinya sebagai
upaya memperjuangkan kepentingan bersama. Paling sedikit di Desa
Pahawang terdapat 8 kelompok nonformal yang terdiri dari kelompok
PKK, kelompok tani, kelompok nelayan. Karang taruna, risma dan rukun
kematian. Kegiatan kelompok yang ada ini satu sama lainnya memiliki
interaksi sosial yang terbangun baru proses komunikas baik di tingkat
rukun tetangga,dusun sampai ke desa.
Potensi sumberdaya buatan yang ada di Pulau Pahawang,
penggarangan kelapa banyak tersebar di seluruh dusun, hal tersebut
menunjukkan bahwa tanaman kelapa banyak dibudidayakan oleh
masyarakat. Dari potensi sumberdaya buatan menunjukkan bahwa
masyarkat kurang memanfaatkan sumberdaya alam pesisir laut di pulau,
keberadaan keramba sebagai sebuah potensi dimiliki atau dikuasai oleh

xv
pengusaha atau pemodal dari luar. Sebaran potensi sumberdaya buatan
seperti jembatan, kuburan, pos rinfa, MCK, gorong-gorong, bervariasi di
setiap dusun. Banyaknya potensi sumberdaya buatan di desa tersebut
menunjukkan tuntutan kebutuhan berupa fasilitas umum menjadi
kebutuhan yang harus dimiliki oleh desa dengan prioritas yang tepat.
Seiring perkembangan zaman Pulau Pahawang menjadi tempat
pariwisata yang bisa dibilang terkenal di Provinsi Lampung, dengan
menyajikan keindahan pantai Pulau Pahawang juga menyediakan
pemandangan bawah laut yang sangat indah.

4. Keindahan pulau pahawang


Pulau pahawang memang lebih terkenal dengan keidahan bawah laut
dan ikan yang serong mendapatkan julukan nemo. Tetapi selain itu pulau
pahawang juga memiliki keindahan pantai yang sangat indah. Dengan
pemandangan sekeliling pulau yang masih sangat alami dengan perbukitan
hijau yang menambah ke eksotisan pulau pahawang.
Selain di pulau pahawang besar, Keindahan lain nya juga bisa
dinikmati di pulau ahawang kecil. Di Pulau Pahawang Kecil ada hal yang
sangat menarik disna terdapat jembatan alamipenduduk pulau pahawang
menyebutnya dengan tanjung putus

xvi
Panorama bawah laut Pahawang

Terumbu Karangnya cantik dan masih cukup terjaga,

Binatang Laut nya juga memukau.

xvii
BAB III
PERTANYAAN YANG INGIN DIJAWAB DAN
DIBUKTIKAN /HIPOTESIS

A. BMKG

1. Apa Pengertian BMKG


2. Bagaimana sejarah berdirinya BMKG Lmapung
3. Apa tujuan didirikan BMKG
4. Bagaimana cara kerja BMKG
5. Apa dan mengapa BMKG penting

Jawab
1. Lembaga Pemerintahan Non Departemen Indonesia
2. Berdiri tahun 1963 yang terdiri dari 4 stasiun, yaitu stasiun meteorologi
(Branti), stasiun maritum (Panjang), stasiun klimatologi (Metro), dan
stasiun geofisika (Kota Bumi)
3. Untuk mengamati cuaca dan iklim
4. Yaitu dengan bantuan komputer yang dijalankan oleh manusia
5. Karena untuk mengamati cuaca dan iklim bagi penerbangan.

B. PAHAWANG
1. Dimana letak dan bagaimana cara mencapai pahawang
2. Bagaimana sejarah pahawang menjadi tempat tujuan wisata
3. Kegiatan apa yang dapat dilakukan di pahawang
4. Flora dan fauma apa saja yang terdapat di pahawang
5. Manfaat apa saja yang dapat dinikmati:
a. Wisatawan/pengunjung
b. Masyarakat sekitar
c. Pemerintah
6. Apa kelebihan dan kekurangan wisata pahawang
7. Bentuk promosi apa saja yang telah dilakukan untuk lebih
memperkenalkan pahawang

xviii
Jawab :
1. Peawaran, menggunakan alat transportasi
2. Pulai ini dimulai dari datangnya nahkoda tahun 1.700-an yang dikikuti
pula oleh datangnya Hawang yang merupakan keturunan dari Cina.
Hawang menetap disebelah pulau sampai memiliki seorang anak
perempuan yang kerap dipanggil Pak Hawang. Kelaziman memanggil Pak
Hawang akhirnya menjadi nama pulau dimana Hawang menetap dengan
sebutan Pulau Pahawang pada tahun 1850-an.
3. - Mengunjungi pulau-pulau yang ada di Pahawang
- Snorkling
4. Flora :
Bakau
Kelapa
Pohon waru

Fauna :
Ikan
Bulu Babi
Ular

5. a. Dapat menikmati keindahan pulau Pahawang


b. Mendapatkan penghasilan dari berjualan pernak-pernik
c. Pajak Daerah

6. Kelebihan : Tempatnya bagus dan masih alami. Terdapat banyak


terumbu karang dan biota laut
Kekurangan : Kebersihan lautnya kurang terjaga

7. Banner

xix
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. BMKG adalah sebuah tempat yang didirikan untuk mengamati cuaca dan
iklim bagi dunia penerbangan dan kita dapat memperluas pengetahuan
tentang meteorology dan klimatologi khususnya. Dan dengan itu kita
mengetahui apa fungsi dan peran,serta alat-alat yang digunakan BMKG
sebagai badan pengamat iklim dan cuaca di Lampung.
2. Pahawang adalah sebuah tempat karya wisata yang memiliki banyak biota
lautnya dan seiring perkembangan zaman Pulau Pahawang menjadi tempat
pariwisata yang bisa dibilang terkenal di Provinsi Lampung, dengan
menyajikan keindahan pantai Pulau Pahawang juga menyediakan
pemandangan bawah laut yang sangat indah

B. Masukan Untuk Pengembangan Pahawang


Menurut kami, kebersihan laut di Pahawang kurang dijaga, dan tempatnya
belum terlalu di kenal oleh masyarakat serta meningkatkan dukungan pemerintah
dan peningkatan kualitas pengelolaan administrasi dan pengembangan
perencanaan teknis pariwisata dalam upaya pembangunan dan pengembangan
pariwisata yang berkelanjutan

xx
DAFTAR PUSTAKA

Oktaviana, Elma.2016.Pantai Pahawang.Pekalongan:Karya Tulis

Evilia, Eva.2016.BMKG.Pekalongan:Karya Tulis

Kurnia, Heni.2016.Pantai Pahawang.Pekalongan:Karya Tulis

Albadawi, Rivat.2016.BMKG.Pekalongan:Karya Tulis

xxi

Anda mungkin juga menyukai