Anda di halaman 1dari 11

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. X DENGAN GANGGUAN SISTEM


SENSORI PERSEPSI PADA PENYAKIT KATARAK KONGENITAL

Ruang :-

No mr/cm :-

Tgl Masuk RS :-

Tgl Pengkajian :-

Pukul :-

I. BIODATA
a. Nama Pasien : An. X
Umur / tgl lahir : 8 Bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama :-
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku Bangsa :-
Diagnosa Medis : Katarak Kongenital
Alamat :-
b. Nama Penangung Jawab :-

II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


a. Keluhan Utama
Leukorea
b. Riwayat Penyakit Sekarang
1. Keluhan Utama
Bayi perempuan berusia 8 bulan datang ke RS dengan keluhan
leukorea pada kedua mata, keadaan tersebut terjadi sejak pasien
berumur 1,5 bulan.
2. Keluhan Penyerta
-
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
1. Riwayat Alergi
2. Riwayat Kecelakaan
3. Riwayat Penyakit di RS
4. Riwayat Penyakit Kronis
5. Riwayat Pengobatan
6. Riwayat Operasi
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit yang sama dengan keluarga (-)
e. Riwayat Kehamilan
Riwayat ibu kontrol teratur selama masa kehamilan dibidan (+), riwayat
ibu minum obat-obatan selama masa kehamilan (+) yaitu Fe, riwayat ibu
mengkonsumsi jamu selama masa kehamilan (-).
f. Riwayat Persalinan
Riwayat bayi lahir cukup bulan didukun dengan BB tidak diketahui.

III. PSIKOLOGI SPIRITUAL


a. Pengkajian Psikologi
b. Pengkajian Sosial
c. Suport Sistem
d. Sistem Nilai Kepercayaan

IV. ACTIVITY DAILY LIVING ( ADL )

V. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum dan Kesadaran
b. Tanda tanda Vital
c. Kepala
d. Mata
Pemeriksaan oftalamologi didapatkan lensa mata kanan dan kiri keruh,
pemeriksaan visus VODS following target (-), pemeriksaan penyinaran
oblik lensa ODS keruh, pada pemeriksaan funduskopi didapatkan
FODS: fundus ( -/- ) terhalang kekeruhan lensa.
e. Hidung
f. Telinga
g. Mulut
h. Dada
i. Sirkulais Jantung
j. Abdomen
k. Ginjal
l. Ekstremitas Atas dan Bawah

VI. TES DIAGNOSTIK ATAU PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Pemeriksaan Oftalamologi
b. Pemeriksaan Visus
c. Pemeriksaan Penyinaran Oblik Lensa
d. Pemeriksaan Funduskopi

VII. TERAPI MEDIS

VIII. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. Do : Trimester 1 Gangguan Persepsi
1. Pemeriksaan
Sensori Penglihatan
Minggu ke 2 pembelahan sel
oftalamologi lensa
minggu ke 3 membentuk embrio
mata kana dan kiri
minggu ke 4 otak dan syaraf
keruh
2. Pemeriksaan visus, mulai terbentuk
VODS: following
minggu ke 8 semua organ utama
target (-/-)
mulai terbentuk dan struktur
3. Oblik Lensa ODS
tubuh luar mulai terebntuk
keruh
4. FODS: fundus (-/-)
nukleus membentuk lensa
terhalang kekeruhan
Infeksi Intrauterin
lensa
Perkembangan embrio pada
lensa terganggu
Ds :
Orang Tua klien Metabolisme serat serat lensa
terganggu
mengatakan dikedua
mata klien mengalami Nukleus dan serabut lensa rusak
leukorea Perubahan kimia dalam protein

Koagulasi

Setelah lahir epitelanterior lensa


mengalami leukorea

Opacity

Hilangnya transparasi lensa


Menghambat cahaya keretina

Ketajaman mata menurun

Gangguan Persepsi
2. Do : Sensori Penglihatan
Trimester 1 Resiko Gangguan
1. Pemeriksaan
Tumbuh Kembang
Minggu ke 2 pembelahan sel
oftalamologi lensa
mata kana dan kiri minggu ke 3 membentuk embrio
keruh
minggu ke 4 otak dan syaraf
2. Pemeriksaan visus,
mulai terbentuk
VODS: following
target (-/-) minggu ke 8 semua organ utama
3. Oblik Lensa ODS
mulai terbentuk dan struktur
keruh
tubuh luar mulai terebntuk
4. FODS: fundus (-/-)
terhalang kekeruhan nukleus membentuk lensa
lensa
Infeksi Intrauterin
Perkembangan embrio pada
Ds : lensa terganggu
Orang Tua klien
Metabolisme serat serat lensa
mengatakan dikedua terganggu
mata klien mengalami
Nukleus dan serabut lensa rusak
leukorea
Perubahan kimia dalam protein

Koagulasi

Setelah lahir epitelanterior lensa


mengalami leukorea

terganggunya cahaya masuk


keretina

Makula Lutea tidak cukup


mendapat rangsang cahaya

Makula Lutea tidak berkembang


Ambliopia Sensoris

Penurunan fungsi gangglion dan


neuro bipolar

Resiko Gangguan
3. Do : Tumbuh Kembang
Trimester 1 Defisiensi
1. Pemeriksaan
Pengetahuan Orang
Minggu ke 2 pembelahan sel
oftalamologi lensa
Tua
mata kana dan kiri minggu ke 3 membentuk embrio
keruh
minggu ke 4 otak dan syaraf
2. Pemeriksaan visus,
mulai terbentuk
VODS: following
target (-/-) minggu ke 8 semua organ utama
3. Oblik Lensa ODS
mulai terbentuk dan struktur
keruh
tubuh luar mulai terebntuk
4. FODS: fundus (-/-)
terhalang kekeruhan nukleus membentuk lensa
lensa
Infeksi Intrauterin
Perkembangan embrio pada
Ds : lensa terganggu

Orang Tua klien Metabolisme serat serat lensa


mengatakan dikedua terganggu

mata klien mengalami Nukleus dan serabut lensa rusak


leukorea
Perubahan kimia dalam protein

Koagulasi

Setelah lahir epitelanterior lensa


mengalami leukorea

Kurang terpapar tehadap


informasi tentang penyakit

Defisiensi Pengetahuan
Orang Tua
4. Do : Trimester 1 Ansietas Pada Orang
1. Pemeriksaan
Tua
Minggu ke 2 pembelahan sel
oftalamologi lensa
mata kana dan kiri minggu ke 3 membentuk embrio
keruh
minggu ke 4 otak dan syaraf
2. Pemeriksaan visus,
mulai terbentuk
VODS: following
target (-/-) minggu ke 8 semua organ utama
3. Oblik Lensa ODS
mulai terbentuk dan struktur
keruh
tubuh luar mulai terebntuk
4. FODS: fundus (-/-)
terhalang kekeruhan nukleus membentuk lensa
lensa
Infeksi Intrauterin
Perkembangan embrio pada
Ds : lensa terganggu

Orang Tua klien Nukleus dan serabut lensa rusak


mengatakan dikedua Perubahan kimia dalam protein
mata klien mengalami
Koagulasi
leukorea
Setelah lahir epitelanterior lensa
mengalami leukorea

Opacity

Hilangnya transparasi lensa

Menghambat cahaya keretina

Ketajaman mata menurun

Ansietas Pada Orang


Tua
5. Do : Trimester 1 Resiko Injury
5. Pemeriksaan
Minggu ke 2 pembelahan sel
oftalamologi lensa
mata kana dan kiri minggu ke 3 membentuk embrio
keruh
6. Pemeriksaan visus, minggu ke 4 otak dan syaraf
VODS: following mulai terbentuk
target (-/-)
minggu ke 8 semua organ utama
7. Oblik Lensa ODS
mulai terbentuk dan struktur
keruh
8. FODS: fundus (-/-) tubuh luar mulai terebntuk
terhalang kekeruhan
nukleus membentuk lensa
lensa
Infeksi Intrauterin
Perkembangan embrio pada
Ds :
lensa terganggu
Orang Tua klien Nukleus dan serabut lensa rusak
mengatakan dikedua
Perubahan kimia dalam protein
mata klien mengalami
leukorea Koagulasi

Setelah lahir epitelanterior lensa


mengalami leukorea

Opacity

Hilangnya transparasi lensa

Menghambat cahaya keretina

Ketajaman mata menurun

Resiko Injury

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan Persepsi Sensori Penglihatan b.d Gangguan Penerimaan
Sensori ditandai dengan menurunya ketajaman.
2. Defisiensi Pengetahuan Orangtua b.d Kurang Informasi Tentang
Penyakit.
3. Resiko Gangguan Tumbuh Kembang b.d Ambliopia Sensoris.
4. Resiko Injury b.d kerusakan fungsi sensori penglihatan.
5. Resiko Ansietas Pada Orangtua b.d Proses Penyakit
X. PERENCANAAN KEPERAWATAN

No. Dx Tujuan Intervensi Rasional


1. Setelah a. Tentukan ketajaman a. Penemuan dan
dilakukan penglihatan, penanganan awal
Asuhan kemudian catat kompolikasi dapat
Keperawatan apakah satu atau dua mengurangi resiko
selama 2x24 jam mata terlibat. kerusakan dapat
Gangguan Observasi tanda- mengurangi resiko
persepsi sensori tanda disorientasi. kerusakan lebih
b. Orentasikan klien
dapat teratasi lanjut.
terhadap lingkungan
dengan kriteria
c. Perhatikan suram
hasil :
atau penglihatan b. Meningkatkan
a. Ketajaman kabur dan iritasi keamanan mobilitas
penglihatan mata, dimana dapat dalam lingkungan
klien terjadi bila
meningkat menggunakan tetes
c. Cahaya yang kuat
mata.
menyebabkan rasa
Setelah
tak nyam setelah
dilakukan
penggunaan tetes
Asuhan
mata dilator
Keperawatan
selama 3x24 jam
Gangguan
persepsi sensori
dapat teratasi
dengan kriteria
hasil :

a. Ketajaman
penglihatan
klien
meningkat

2. Setelah a. Pantau informasi a. Penemuan dan


dilakukan tentang kondisi penanganan awal
Asuhan individu, komplikasi dapat
Keperawatan prognosis, tipe mengurangi resiko
selama 2x24 jam prosedur, lensa. kerusakan lebih lanjut.
b. Jelaskan penyebab b. Pengetahuan tentang
keluarga klien
terjadinya penyebab mengurangi
dapat
gangguan kecemasan dan
menunjukkan
penglihatan meningkatakan
pemahaman
c. informasikan
pengetahuan keluarga
tentang kondisi,
keluarga pasien
klien.
proses penyakit
untuk tidak c. dapat bereaksi
dan pengobatan.
membeli obat silang/campur dengan
Kriteria hasil : tetes mata yang obat yang diberikan.
dijual bebas
Melakukan
dengan prosedur
benar dan
menjelaskan
alasan tindakan
3. Setelah a. kaji factor 1. Untuk
dilakukan penyebab mengetahui
Asuhan gangguan penyebab
Keperawatan perkembangan gangguan
selama 2x24 jam anak perkembangan
b. tingkatkan
keterlambatan pada anak
komunikasi 2. Banyaknya
pertumbuhan
verbal dan stimulasi dari
dan
stimulasi taktil luar akan
perkembangan
c. ciptakan
meningkatkan
dapat teratasi
lingkungan
perkembangan
Dengan kriteria yang aman dari luar.
3. Lingkungan
hasil :
yang aman
a. anak akan
berfungsi mempercepat
optimal penyembuhan
sesuai pada bayi.
tingkatannya
b. keluarga dan
anak mampu
menggunaka
n koping
terhadap
tantangan
karena
adanya
ketidakmam
puan

4. Setelah a. Diskusikan apa a. membantu


dilakukan yang terjadi pada mengurangi rasa
asuhan pascaoperasi takut dan
keperawatan tentang nyeri meningkatkan kerja
selama 2x24 jam pembatasaan sama dalam
diharapkan injuri aktivitas pembatasan yang
dapat dicegah penampilan diperlukan
b. istirahat hanya
dengan kriteria balutan mata
b. beri pasien posisi beberapa menit
hasil :
bersandar, kepala sampai beberapa
a. Untuk tinggi atau mirin jam pada bedah
menyatakan ke sisi yang tidak rawat jalan atau
pemahaman sakit sesuai menginap semalam
faktor yang
terlihat keinginan. bila terjadi
c. batasi aktivitas
dalam komplikasi.
seperti
kemungkina menurunkan
menggerakkan
n cedera tekanan pada mata
b. Mengubah kepala tiba-tiba,
yang sakit,
hubungan menggaruk mata,
meminimalkan
sesuai membongkok
resiko perdarahan
d. ambulasi dengan
indikasi
atau stres pada
bantuan: berikan
untuk
jahitan/jahitan
kamar mandi
meningkatka
terbuka.
khusus bila
n keamanan c. menurunkan
sembuh dari
tekanan pada mata
anastesi
yang sakit,
meminimalkan
resiko TIO.
d. memerlukan sedikit
regangan pada
penggunaan pispot
yang dapat
meningkatkan TIO.

XI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


XII. EVALUASI KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai