Anda di halaman 1dari 7

Makalah Filsafat dan Etika Komunikasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat sebagai induk berbagai kajian ilmu menjadi hal yang tak terpisahkan dari kajian itu sendiri.
Bermacam disiplin ilmu senantiasa membutuhkan filsafat sebagai pisau analisis dalam membedah
sisi espistimologi. Kemudian dalam perkembangannya filsafat menjadi semacam kajian yang
dikawinkan dengan suatu kajian turunan. Termasuk komunikasi. Meninjau pentingnya filsafat, maka
komunikasi menjadikan filsafat sebagai bagian vital yang membantu proses pengembangan kajian
ilmu komunikasi. Maka kita mengenal istiah filsafat komunikasi.

Komunikasi yang membahas gejala-gejala pada perilaku manusia bersentuhan dengan kajian filsafat.
Karenanya filsafat menjadi bagian yang tak terpisahkan dari komunikasi. Penggunaan filsafat dalam
komunikasi kemudian menimbulkan sebuah keharusan sikap yang perlu diperhatikan. Untuk itu,
filsafat dan komunikasi dilengkapi dengan etika yang membuat sebuah kajian dan praktik ilmu
menjadi pantas. Karena proses komunikasi yang tidak didasari pemahaman filsafat komunikasi dan
etika komunikasi akan menjadi proses yang gagal. Karena pesan yang disampaikan akan terjadi
defiasi dan terhalang oleh sikap tidak etis yang terpancar.

Pada makalah ini kemudian akan dijelaskan mengenai etika dalam kegiatan komunikasi. Sebuah
gambaran bagaimana proses komunikasii dilakukan dengan sikap yang benar untuk mendapatkan
timbal balik yang baik. Kemudian akan dijelaskan pula mengenai pilar-pilar filsafat komunikasi yang
memungkinkan kajian filsafat dan komunikasi berdiri bersamaan. Lalu dijelaskan pula mengenaii
hubungan etika dan kegiatan komunikasi. Semua bahasan tersebut dimaksudkan supaya
pemahaman terhadap proses komunikasi yang baik bisa terbaharui.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Empat Pilar Filsafat Komunikasi

Filsafat komunikasi merupakan suatu disiplin ilmu yang menelaah pemahaman secara fundamental,
metodologis, sistematis, analitis, kritis, dan holistik terhadap teori dan proses komunikasi dalam
segala dimensinya, yakni bidang, sifat, tatanan, tujuan, fungsi, teknik, dan metodenya.

Dalam ranah dimensi tatanan komunikasi, mencakup komunikasi intrapersonal, komunikasi


interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi kelompok. Dalam ranah
tatanan komunikasi inilah yang biasa kita sebut sebagai kegiatan komunikasi seperti yang
diungkapkan sebelumnya.

Filsafat komunikasi berkaitan dengan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pemahaman
terhadap komunikasi. Seperti pemikiran Richard Laningan, dalam bukunya Communication Models
in Philosophy, Review, and Commentary tentang filsafat komunikasi.

Laningan mengungkapkan bahwa dalam filsafat merupakan jawaban terhadap pertanyaan berikut :

1. Apa yang saya ketahui ?

2. Bagaimana saya mengetahuinya ?

3. Apakah saya yakin ?

4. Apakah saya benar ?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan penyelidikan sistematis terhadap studi ontologi,


epistemologi, aksiologi, dan metodologi. Empat studi tersebut merupakan empat pilar filsafat dalam
kegiatan komunikasi. Berikut ini adalah penjelasan tentang empat pilar filsafat diatas :

1. Ontologi : studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realita. Merupakan kajian tentang hakekat
keberadaan zat, hakekat pikiran, dan hakekat kaitan zat dan pikiran. Jika dalam kegiatan komunikasi,
ontologi merupakan pengetauan tentang hal apa yang ingin orang sampaikan kepada orang lain.

2. Epistemologi : cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode, dan batasan pengetahuan
manusia. Berkaitan dengan bagaimana pengetahuan disusun. Dalam kaitannya dengan komunikasi,
epistemologi merupakan bagaimana orang harus menyusun pesan yang ingin ia sampaikan kpada
orang lain.

3. Aksiologi : asas mengenai bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan. Merupakan cabang


filsafat yang berkaitan dengan etika, estetika, dan agama. Dalam filsafat komunikasi, aksiologi
menyadarkan bagaimana pentingnya seorang komunikator harus mempertimbangkan nilai pesan
yang akan dia sampaikan. Apakah pesan yang akan dia komunikasikan itu etis atau tidak.

4. Logika : berkaitan dengan telaah terhadap asas-asas dan metode penalaran secara benar. Suatu
pemikiran yang dikomunikasikan terhadap orang lain merupakan putusan sebagai hasil dari proses
pemikiran logis.
2.2 Etika dalam Kegiatan Komunikasi

Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat suatu sistem yang mengatur tentang tata cara manusia
bergaul. Tata cara pergaulan untuk saling menghormati biasa kita kenal dengan sebutan sopan
santun, tata krama, protokoler, dan lain-lain.

Tata cara pergaulan bertujuan untuk menjaga kepentingan komunikator dengan komunikan agar
merasa senang, tentram, terlindungi tanpa ada pihak yang dirugikan kepentingannya dan perbuatan
yang dilakukan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku serta tidak bertentangan dengan hak
asasi manusia secara umum.

Kata etika berasal dari bahasa latin yaitu Ethic yang berarti kebiasaan. Maka etika adalah suatu ilmu
yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan
mana yang jahat. Filsuf asal Yunani, Plato mengartikan etika sebagai ilmu yang mempelajari
persoalan baik dan buruk.

Etika merupakan suatu ilmu yang normatif, dengan sendirinya berisi norma dan nilai-nilai yang dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu adalah pada
perbuatan baik atau jahat, susila atau tidak susila.

Etika dalam komunikasi merupakan kearifan dalam melakukan kegiatan komunikasi. Orang yang
mengetahui etika komunikasi akan melakukan kegiatan komunikasi sesuai dengan norma, nilai, dan
aturan yang berlaku di tempat ia berada. Dalam melakukan kegiatan komunikasi, ia akan selalu
mempertimbangkan terlebih dahulu apakah pesan dan cara penyampaian pesannya etis ataukah
tidak etis. Sehingga ia tidak hanya sekedar menyampaikan pesan sesukanya, namun juga tetap
memperhatikan agar pesan dan cara penyampaian pesannya itu baik dan benar, sesuai dengan
norma yang berlaku.

Kegiatan komunikasi mencangkup lima tingkatan yaitu :

1. Komunikasi intrapersonal

2. Komunikasi interpersonal

3. Komunikasi kelompok

4. Komunikasi organisasi

5. Komunikasi massa

Etika komunikasi selalu dihadapkan dengan berbagai masalah, yaitu antara kebebasan berekspresi
dan tanggung jawab terhadap pelayanan publik. Etika komunikasi memiliki tiga dimensi yang terikat
satu dengan yang lain, yaitu:

1. Aksi komunikasi

Aksi komunikasi yaitu dimensi yang langsung terikat dengan perilaku aktor komunikasi (termasuk
wartawan, editor, agen iklan, dan pengelola rumah produksi). Perilaku aktor komunikasi hanya
menjadi salah satu dimensi etika komunikasi, yaitu bagian dari aksi komunikasi. Aspek etisnya
ditunjukkan pada kehendak baik ini diungkapkan dalam etika profesi dengan maksud agar ada
norma intern yang mengatur profesi.

2. Sarana

Dalam masalah komunikasi, keterbukaan akses juga ditentukan oleh hubungan kekuasaan.
Penggunaan kekuasaan dalam komunikasi tergantung pada penerapan fasilitas baik ekonomi,
budaya, politik, atau teknologi (bdk. A. Giddens, 1993:129). Semakin banyak fasilitas yang dimilki
semakin besar akses informasi, semakin mampu mendominasi dan mempengaruhi perilaku pihak
lain atau publik.

3. Tujuan

Dimensi tujuan menyangkut nilai demokrasi, terutama kebebasan untuk berekspresi, kebebasan
pers, dan juga hak akan informasi yang benar. Dalam negara demokratis, para aktor komunikasi,
peneliti, asosiasi warga negara, dan politis harus mempunyai komitmen terhadap nilai kebebasan
tersebut.

2.3 Hubungan Etika, Filsafat dan Komunikasi

Dari penjelasan tentang etika, kegiatan komunikasi, serta pilar komunikasi di atas, maka dapat kita
lihat bahwa ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.

Kegiatan komunikasi yang baik, harus dilandasi oleh etika para pelaku komunikasi, terutama
komunikator. Karena dengan landasan etika, komunikator dapat memberikan pesan yang baik.
Dapat memilih pesan apa yang baik untuk penerimanya. Sehingga dapat menghindari penyampaian
pesan yang akan berdampak negatif bagi orang yang menerima pesannya.

Sebelum melaksanakan kegiatan komunikasi, komunikator harus mengetahui dan memahami filsafat
komunikasi, yang terdiri dari beberapa studi yang dimuat dalam empat pilar filsafat komunikasi.
Dengan adanya pemahaman tentang filsafat komunikasi, komunikator dapat menentukan pesan apa
yang ingin disampaikan, bagaimana penyampaiannya, apakah pesan yang ia sampaikan itu etis, dan
apakah pesan yang akan ia sampaikan itu benar.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Filsafat komunikasi menuntun seseorang untuk mendalami kajian komunikasi lebih jauh. Lebih dari
itu, membuat seseorang mengerti akar permasalahan yang ada pada proses penggalian ilmu. Titik
terang epistimologi komunikasi bisa dicari dengan adanya filsafat dalammkomunikasi. Sehingga
penelusuran yang dilakukan menjadi terarah dan sistematis.

Kajian filsafat pada komunikasi juga memunculkan suatu sikap yang harus dimengerti oleh setiap
pengaji. Etika menjadi sesuatu yang dihasilkan dan merupakan suatu keharusan untuk dipenuhi.
Karena pada dasarnya filsafat betujuan mencari kebenaran dan kebijaksanaan. Maka kebijaksanaan
tidak bisa lahir dari etika yang tak beres. Karenanya etika dan filsafat dalam komunikasi menjadi
bagian yang tak terpisahkan.

Proses komunikasidalam berbagai bentukbertujuan agar trsampaikannya pesan secara baik


untuk mendapatkan timbal balik yang baik pula. Karenanya, filsafat dan etika menjadi cara untuk
menciptakan suatu proses komunikasi yang ideal. Pada akhirnya, komunikator bisa mendapatkan
apa yang diharapkan dan komunikan mendapatkan apa yang dibutuhkan secara terarah.

3.2 Kritik dan Saran

Sebagai penyusun makalah, kami menyadari bahwa apa yang telah kami susun masih jauh dari kata
sempurna. Masih terdapat banyak kekurangan di sana-sini. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik
konstruktif dan saran dari rekan sekalian untuk hasil yang lebih baik lagi ke depannya. Semoga
makalah sederhana ini bermanfaat bagi semua.

DAFTAR PUSTAKA

Salam, Burhanuddin. 2000. Etika Individual, Pola Dasar Filsafat Moral. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung : Penerbit Citra Aditya Bakti.

Lilie, W. 1966. An Introduction to Ethics. New York: Barnes & Noble. Dalam Salam, Burhanuddin.
2000. Etika Individual, Pola Dasar Filsafat Moral. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu


Widiyantoro. 2011. Dalam Materi Kuliah Filsafat dan Etika Komunikasi. Surakarta

Anda mungkin juga menyukai