- MITOKONDRIA DISORDER -
Beberapa polipeptida mitokondria dikode oleh DNA inti, disintesis di sitosol dan diimpor ke dalam
mitokondria
Gen mitokondria :
Mitokondria Nuklear
Komponen rantai 13 subunits >80 subunit
respiratori
NADH dehidrogenase 7 >45
Suksinat dehidrogenase 0 4
Ubiquinol sitokrom c 1 10
reduktase
Sitokrom c oksidase 3 10
ATP sintase 2 14
Protein lain 0 DNA/RNA polimerasi
Komponen sintesis 2 rRNAs Semua ribosom protein
protein 22 tRNAs mitokondria (>70)
13 mRNAs
harus selalu mempertimbangkan peran mutasi pada mtDNA yang dikode oleh protein nuklear. Dalam
kasus dengan persentase rendah dari mutasi mtDNA tapi manifestasi klinis berat atau sebaliknya.
Penurunan mitokondria :
- Mempengaruhi individu dalam berbagai generasi
- laki-laki dan perempuan kemungkinan yang sama untuk dipengaruhi
- mempengaruhi ayah tetapi belum tentu mempengaruhi anak
- mempengaruhi ibu yang mentransmisikan penyakit ke smua anaknya (tetapi bisa saja tidak sempurna)
Sel mengandung banyak mitokondria yang mempunyai konsekuensi patologi untuk mutasi mtDNA. Dalam
pembagian sel (pemisahan vegetatif), mitokondria dan mtDNA dibagi kepada anakannya dengan jumlah
yang berbeda. Dalam beberapa kasus, pembagian tersebut semuanya normal atau semuanya tidak normal,
yang disebut dengan homoplasmi. Sedangkan untuk kasus campuran ada yang normal dan yang tidak
normal disebut dengan heteroplasmi.
Seorang anak bisa diturunkan lebih dari satu versi mtDNA dari ibunya heteroplasmi. Variasi fenotip
tergantung pada derajat heteroplasmi kelainan yang berbeda-beda
Kelainan yang disebabkan mutasi mtDNA, cenderung mempengaruhi sistem pernafasan: defisiensi rangkai
respiratori, termasuk otot dan syaraf.
Mutasi di inti juga dapat menyebabkan kelainan mitokondria
Kelainan mitokondria:
- Hasil dari disfungsi OXPHOS
- Ditemukan di : CPEO (Chronic progressive external ophtalmoplegia), KSS (Kerarns Sayre Sydrome),
LHON (Lebers Hereditary Optic Neuropathy), MELAS, MERRF
Mutasi mtDNA
Laju mutasi somatik mtDNA 10X lebih cepat daripada DNA inti
Penyebab tingginya kecepatan mutasi :
Tidak tersedianya mekanisme reparasi DNA
Tidak ada proteksi nukleoprotein dan produksi ROS tinggi
Mekanisme patogenesisnya baru, sebagia mutasi yang teletak dekat struktur stemloop di 12rRNA yang
memerlukan pengikatan di obatnya dan menganggu translasi mitokondria.
Kemungkinan diturunkan dari ibu
Strategi untuk mempelajari mjutasi mtDNA A1555G di sensorineural deafness :
- Isolasi DNA dari darah perifer
- GENETIKA POPULASI -
Isinya:
Genetika Populasi: Its all about frekuensi alel dalam populasi.
Keseimbangan Hardy-Weinberg dan syarat2nya.
Plus2: Teori Probabilitas
Wah, mudah bngeet, bukan? Skiip aj deh, tp klo mau refresh2,,,here they are:
A. Genetika Populasi
1. Genetika populasi = mempelajari distribusi gen, pd kelompok individu yg hidup di lingkungan tertentu,
kawin antar anggota (interbreeding), & berkontribusi membentuk gene pool (total informasi genetik
yg dibawa o/semua anggota populasi).
2. So, klo di genetika mendel kita blajar ttg gen pada 1 individu or 1 perkawinan dan keturunannya,
skrang kita belajar ttg gen pada populasi.
3. Populasi = Kumpulan individu yg membawa varian genetik (alel).
4. Fenotip individu dikontrol oleh gen yang terdiri dari sepasang alel (monogen) atau beberapa
gen/pasang alel (poligen).
5. Frekuensi alel menentukan karakter utama/ciri khas suatu populasi.
6. Frekuensi alel dalam populasi menyatakan berapa banyak jumlah alel itu dalam populasi dan
bagaimana proporsi alelnya.
7. Alel pada individu selalu tetap dari embryo smpai nenek2, sedangkan komposisinya pada populasi
BISA! berubah2.
8. Individu dengan varian kecil kurang adaptable terhadap perubahan lingkungan less survive.
Sebaliknya, varian besar lebih adaptable survive.
Contoh: Bekicot vs Cheetah! Meskipun slalu kalah lomba lari ma Cheetah, bekicot ternyata lebih
kebal terhadap perubahan lingkungan. Lihat aja warna kulitnya/cangkangnya yg bervariasi! Klo
cheetah, variannya kurang, makanya cuman ada di Afrika! Ya gak? Itupun tergolong langka &
terancam punah.
Jadi, meskipun spesies sama, tapi berada di populasi yg berbeda, frekuensi alelnya boleh jadi beda!
Itulah uniknya genetika populasi ini..
9. Populasiperubahan bisa terus-menerus berakumulasi membentuk fenotip/spesies
baruevolusi (populasi = unit dlm evolusi).
Rumus Frekuensi
Frekuensi genotip = jumlah genotip dalam populasi Syarat:
Total populasi 1%
Frekuensi Alel = (2 x jumlah alel yg HOMOzigot) + alel hetero
2 x Total populasi
Contoh:
MM = 1787;
MN = 3039;
NN = 1303;
Total populasi= 6129
1) Frekuensi Genotip MM=1.787/6.129
Frekuensi Genotip MN = 3.039/6.129
Frekuensi Genotip NN = 1.303/6.129
2) Frekuensi alel M = (2 x 1787)+3039 = 0,5395
2x6129
Frekuensi alel N = 3039+(2x1303) = 0,4605
2x6129
Nah, dari sini terbukti bahwa frekuensi alel M(0,54) + N(0,46) = 1. Persis dengan teori p + q = 1
(keseimbangan frekuensi!) = polimorfik bersegregasi sesuai Hk. Mendel.
B. Keseimbangan Hardy-Weinberg/HW
Syarat-syarat:
Populasi besar
o Jumlah anggota populasi berkurang beberapa doang tidak mempengaruhi perubahan frekuensi
tidak mengubah keseimbangan/HW.
o Populasi kecil atau terisolasi genetic drift deviasi/penyimpangan perubahan frekuensi
populasi tidak seimbang; atau bisa juga terjadi
founder effect perkawinan internal antar anggota populasi terisolasi
Random mating = persilangan antar lokus
Istilah: inbreeding (kawin dalam keluarga); outbreeding (kawin antar keluarga); assortive positif
(kawin dgn fenotip sama); assortive negatif (kawin dengan fenotip beda)
o Inbreeding + ass.positif meningkatkan frekuensi genotip homozigot
o Outbreeding + ass.negatifmeningkatkan frekuensi genotip hetero
o Perkawinan non acak deviasi frekuensi gen populasi tidak seimbang.
o Pada manusia, random mating golongan darah M & N.
Non random mating alias milih2 penampilan fisik dan itelegensi.
No Mutasi
o Forward rugi menurunkan fitness frekuensi turun reduksi alel/gen mengubah
keseimbangan HW
o Reverse maju untung meningkatkan fitness meningkatkan frekuensi alel perbaikan
alel mutan ke normal atau alel normal jadi lebih maju mengubah keseimbangan HW
No Migrasi (pada populasi terbuka; populasi tertutup g mmgkinkan migrasi)
Migrasimating anggota baru dan lama menambah jumlah alel atau membawa alel baru gene
flow peningkatan viabilitas/ketahanan dan variabilitas/variasi mengubah keseimbangan HW
No Seleksi Alam
Fitness tergantung pada viability (kemampuan bertahan) dan fertility (kemampuan reproduksi)
menentukan frekuensi alel yg jumlah & proporsinya prevalen di populasi.
Seleksi alel yang baik peningkatan frekuensi alel dgn fertilitas dan viabilitas yang baik
frekuensinya dominan dalam populasi mengubah karakter populasi tersebut (proses: Evolusi)
mengubah keseimbangan HW.
Klo memenuhi syarat-syarat di atas populasi berada pada keseimbangan genetik frekuensi alel
tetap dari generasi ke generasi.
Rumus: (p+q)2 = p2 + 2pq + q2
p2=homozigot dominan; 2pq=heterozigot; q2=homozigot resesif
C. Teori Probablilitas
Masalah genetik tidak dapat dijawab dengan pasti. Informasi yang diberikan sering kali tidak
tepat/nyata dijawab dengan probabilitas/peluang (0-100%). 0 tidak akan terjadi; 100% pasti
terjadi.
Contoh:
Jika sepasang suami dan istri menikah, berapa peluang lahirnya seorang manusia? Ya iyalah! 100%.
G mungkin akan lahir beruang atau ayam/bukan manusia 0%.
Aplikasinya:
Kombinasi ganda: karena sering pada objek yang sama, peristiwa yang satu dipengaruhi peristiwa lain.
Mutually Exclusive (kejadian 1 tidak bergantung kejadian lain)
o Alternatifnya hanya 2:
Peluang munculnya anak laki-laki adalah 1 dari 2 kemungkinan (laki-laki atau perempuan)
50%. Begitupun untuk anak perempuan.
o Alternatif > 2
A hetero x B hetero (IAI0 x xIBI0) menghasilkan keturunan A, B, AB, dan 0. Jadi, peluang
masing2 golda .
Mutually Independent (kejadian 2, 3, dst. tidak dipengaruhi kejadian 1).
o Kemungkinan mendapat dua anak, anak pertama laki (1/2) & kedua perempuan (1/2) = x
= .
o 2 kejadian:
Anak laki-laki (1/2) normal (3/4) dari perkawinan carier albino = x = 3/8.
o Alternatif kemungkinan > 2
Perkawinan karier albino, berapa kemungkinan 3 anaknya (1 cowok normal, 1 cewek normal,
1 cowok albino) ?
Pake rumus (p+q+r)3 terlalu ruwet?
Pake rumus n ! ps qt
s! t!
n = jumlah kejadian
p & q = probabilitas cowok dan cewek
s & t = komposisi cowok dan cewek yg diinginkan/ada pd kasus
3 ! ()2 ()1 = 3x2x1 = 3/8
2! 1! 2x1x1
(sebenarnya menurut gw g nyambung nih contoh pemakaian pd rumus dengan
soalnya..albino nya mana gitu? )
Dalam setiap sel manusia terdapat susunan basa nitrogen yang dapat membentuk gen. Apakah gen itu? Gen
adalah susunan basa nitrogen yang diekspresikan. Jadi gak semua susunan basa nitrogen itu adalah gen karena
ada beberapa basa nitrogen yang gak diekspresikan. Nah, gen itu sendiri gak cuman ada satu, ada juga
alternatif dari suatu gen (biasanya karena mutasi) yang dinamakan alel. Alel pada suatu spesies itu yang
membuat adanya variasi. Contohnya ada gen untuk mata coklat, trus alternatifnya gen mata biru.
Keliatannya penurunan di atas gampang kan? Sayangnya penurunan sifat itu gak sesimpel itu. Ada faktor-
faktor lain yang bikin rumit:
Poligen, suatu sifat keturunan ditentukan oleh lebih dari satu pasang alel, contohnya warna kulit,
tinggi, berat, kecepatan metabolisme, perilaku dan tingkat intelegensi. Yang perlu diingat bahwa pola
penurunan poligen itu tidak jelas (tidak bisa dikategorikan ke autosomal dominan-resesif maupun
terpaut sex).
Multifaktor, sifat yang diatur banyak gen tadi, ditambah lagi faktor lingkungan. Contoh pada manusia:
o Cleft lip/palate (bibir sumbing; kemungkinan karena gen atau penggunaan obat epilepsi), club
foot, hipertensi, diabetes (pengaruh poligen; lingkungan [obesitas, konsumsi kalori tinggi]),
schizophrenia (pengaruh genetik & tekanan, stress2 gitu).
o Kalo pada hewan, Siamese Cat & Himalayan Rabbit warna bulu di kuping, hidung, telapak kaki,
dan ekor warnanya lebih gelap karena produksi melanin di hewan tersebut dipengaruhi enzim
yang bekerja optimal disuhu rendah. Jadi warna gelap itu karena di bagian-bagian itu (ujung
badan) panas tubuhnya kebuang ke lingkungan a.k.a lebih dingin.
o Harus diingat, keberadaan gen yang demikian tidak berarti akan munculnya suatu
fenotip/penyakit tertentu! Contohnya pada jantung koroner, walaupun seseorang memiliki gen
yang membuat rentan terkena jantung koroner, jika faktor-faktor seperti hipertensi, merokok,
diet lemak, dll bisa dikontrol, jantung koroner belum tentu terjadi. Namun terdapat juga hal-hal
Gen yang mengatur HLA ini letaknya di kromosom 6 lengan p lokus 21-23. HLA diklasifikasikan menjadi tiga
kelas besar dengan subregion-subregionnya:
HLA class I HLA-A, HLA-B, HLA-C
HLA class II HLA-DR, HLA-DQ, HLA-DP
HLA class III
Setiap subregion diatas punya banyak alel yang mempengaruhi, jadi banyak banget kombinasi yang mungkin
terjadi pada setiap individu. Setiap genotip mengekspresikan protein permukaan yang unik, sampe2 saudara
kandung aja HLA nya bisa beda. Berkenaan dengan HLA ini, ada beberapa penyakit yang berhubungan:
Ankylosing spondylitis, kelumpuhan saraf pada remaja
Psoriasis, penyakit kulit yang ditandai gatal, merah dan bersisik, dll
Agak ribet yah penjelasan diatas? Nah sekarang muncul pertanyaan, gimana sih para ahli bisa mengetahui kalo
penyakit-penyakit yang sudah disebutkan diatas memiliki faktor genetik? Ada dua studi yang dilakukan:
Twin pair studies, seperti namanya, ini adalah studi yang memperhatikan faktor-faktor genetik pada
anak kembar. Kembar itu bisa dua jenis, monozygotic (berasal dari satu zygot lalu membelah jadi dua)
atau dizygotic (memang ada dua telur dan dua sperma yang membentuk dua zygot). Hasil dari studi
ini didapatkan bahwa kembar monozigot memiliki rasio konkordansi (penurunan genetik) yang lebih
tinggi (tinggi badan 95% dan IQ 90%) sedangkan dizygotic jauh lebih rendah (tinggi badan 52% dan IQ
60%). Untuk konkordansi penyakit juga diketahui bahwa monozygotic lebih tinggi daripada dizygotic:
o Cystic Fibrosis 100% (monozigot) > 25% (dizigot)
o Hipertensi 30% > 10%
o Rheumatoid artritis 30% > 5%
o Type I Diabetes Mellitus 36% > 5%
Relative risk studies, yang ini adalah studi mengenai risiko relatif terjadinya penyakit. Untuk
mendapatkan data-data risiko relatif tersebut harus dilakukan dengan riset.
Untuk menambah kerumitan materi ini, ada juga yang namanya Heritability yaitu proporsi terjadinya suatu
penyakit dikarenakan penurunan genetik (jadi bukan efek lingkungan). Terdapat beberapa penyakit yang
walaupun frekuensi kejadian di masyarakat itu kecil namun kemungkinan terjadi penyakit ini sangat besar:
Schizophrenia, di masyarakat hanya 1% yang mengidap tapi kemungkinan terjadi karena faktor
genetik mencapai 85%! (menurut dr. Anita setiap angkatan pasti ada yang kena)
Lebih mempersulit lagi kepastian bahwa seseorang memiliki gen penyakit yang diturunkan. Tidak semua
penyakit bisa terlihat dari lahir (congenital malformations; seperti cleft lip/palate, congenital hip disorder,
neural tube defect, dll), tetapi ada juga yang muncul pada saat sudah dewasa (adult onset disorders; seperti
diabetes mellitus, epilepsi, glaukoma, hipertensi, ischaemic heart disease, manic depression, dan
schizophrenia). Diingatkan sekali lagi bahwa munculnya penyakit-penyakit tersebut belum tentu juga
dikarenakan oleh faktor genetik. Satu prinsip yang bisa kita pegang dalam materi ini tidak ada sesuatu yang
pasti, yang pasti hanyalah ketidakpastian itu sendiri.
Sel berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan caraka kimia. Bentuk-bentuk komunikasi
antar sel tersebut yaitu :
1. Gap Junction
Komunikasi antar sel di mana caraka kimia berpindah dari satu sel ke sel lain tanpa memasuki ECF
(Extracelullar Cell Fluid) atau Cairan Ekstraseluler. Struktur dari membran plasma sel memungkinkan terjadinya
komunikasi antar sel dengan kontak fisik yang membiarkan molekul-molekul kecil untuk lewat dari sitosol sel
yang satu ke sitosol sel yang dituju.
Pembahasan dari materi ini lebih ditekankan pada proses komunikasi sinaps.
SEL SARAF
Kecepatan suatu potensial aksi berjalan disepanjang akson bergantung pada dua faktor, yaitu :
- Apakah seratnya bermielin
- Garis tengah serat
Hantaran oleh aliran arus lokal terjadi pada serat-serat tidak bermielin.
Metode penjalaran yang lebih cepat, berlangsung pada serat-serat yang bermielin yang disebut hantaran
saltatorik (saltatory conduction).
Serat bermielin terbungkus mielin pada interval-interval teratur disepanjang akson. Mielin terutama
terdiri dari lipid, oleh karena itu selaput mielin berfungsi sebagai insulator (seperti karet tebal yang
membungkus kabel listrik). Selaput mielin berfungsi untuk mencegah arus bocor menembus bagian membran
yang bermielin.
Sel-sel pembentuk mielin adalah oligodendrosit di susunan saraf pusat dan sel Schwann di sistem
saraf perifer.
Di antara daerah-daerah yang bermielin, membran akson telanjang yang disebut nodus Ranvier.
Hanya di daerah inilah dapat timbul potensial membran dan arus dapat mengalir melintasi membran.
Pada serat bermielin, impuls meloncat dari satu nodus ke nodus berikutnya melewati bagian-bagian
bermielin pada akson. Proses ini disebut hantaran saltatorik. Hantaran saltatorik menyalurkan potensial aksi
lebih cepat daripada hantaran arus lokal. Serat-serat bermielin mengantarkan impuls sekitar lima puluh kali
lebih cepat daripada serat tidak bermielin untuk ukuran yang sama.
KOMUNIKASI SINAPS
Sinaps bertanggungjawab untuk transmisi satu arah dari impuls saraf. Sinaps adalah tempat
terjadinya kontak fungsional antarneuron atau antara neuron dan sel efektor lain (sel otot dan kelenjar).
Fungsi sinaps adalah mengubah suatu sinyal listrik (impuls) dari sel prasinaptik menjadi sinyal kimia yang
bekerja pada sel pascasinaptik.
Kebanyakan sinaps meneruskan informasi dengan membebaskan neurotransmitter selama proses
penghantaran sinyal. Neurotransmitter adalah zat kimia yang membuka atau menutup kanal ion (ion channel)
atau mengawali rentetan second messenger jika bergabung dengan protein reseptor.
Sinaps itu sendiri dibentuk oleh :
- sebuah akson terminal (ujung prasinaps) yang menyampaikan sinyal
- suatu daerah pada permukaan sel lain yang menghasilkan sinyal baru (ujung pascasinaps)
- suatu celah antar sel sempit yang disebut celah sinaps/synaptic cleft.
Transmisi sinaptik
Terdapat tiga jenis channel bergantung pada faktor-faktor yang menginduksi perubahan konformasi saluran :
1. Voltage-gated channels, yang membuka dan menutup sebagai respons terhadap perubahan potensial
membran.
2. Chemical messenger-gated channels atau ligan-gated ionic channel, yang membuka atau menutup sebegai
respons terhadap terikatnya suatu perantara kimia spesifik ke reseptor membran yang berkaitan erat
dengan membran.
3. Mechanically-gated channels, yang berespons terhadap peregangan atau perubahan bentuk (deformasi)
mekanis lainnya.
Pada keadaan istirahat, pompa Natrium bisa mengatur agar Natrium yang masuk ke sel dan Natrium
yang keluar sel sama besar. Dalam keadaan aktif, neurotransmitter ditangkap oleh reseptor natrium yang
berpasangan. Gate natrium terbuka sehingga Natrium bisa masuk melalui gate channel dan leak channel.
Karena konsentrasi Natrium di ekstrasel lebih tinggi (artinya bermuatan positif), maka akibat masuknya
Natrium ke intrasel menyebabkan kepositifan ekstrasel mengecil dan kenegatifan intrasel juga mengecil. Hal
ini menyebabkan perbedaan muatan juga kecil. Kejadian inilah yang disebut sebagai
depolarisasi/hipopolarisasi.
Jika hal ini berlanjut terus hingga beda muatan menjadi nol atau sampai ke nilai ambang letup, maka
akan terjadi potensial aksi. Potensial aksi adalah pembalikan singkat potensial membran akibat perubahan
cepat permeabilitas membran.
Depolarisasi di post synaptic yang satu bisa membangkitkan polarisasi di post synaptic selanjutnya.
Hal ini disebut excitatory post synaptic potential.
Lain halnya kalau yang masuk ke dalam sel adalah ion Chlor. Konsentrasi Chlor diluar sel rendah
(artinya bermuatan negative). Saat ion Chlor yang negative tersebut masuk ke dalam sel yang juga bermuatan
negative, maka muatan ekstrasel semakin positif dan muatan intrasel semakin negative. Hal ini mengakibatkan
perbedaan muatan yang semakin besar yang disebut hiperpolarisasi. Tapi kejadian ini mengakibatkan
penghambatan penjalaran impuls ke sel berikutnya, sehingga disebut juga dengan inhibitory post synaptic
potential.
Kali ini adalah jika ion kalium yang masuk. Neurotransmitter yang dilepaskan dari terminal buttons
ditangkap oleh reseptor kalium yang berpasangan. Kalium ekstrasel konsentrasinya lebih kecil daripada yang
ada di dalam intrasel. Hal ini berarti kalium yang ada di dalam sel bermuatan positif. Kalium yang berada di
intrasel tersebut keluar menuju ekstrasel. Tau sendiri kan apa yang terjadi. Ekstrasel kan bermuatan positif,
Tapi pada bisa ngebedain donk antara hiperpolarisasi pada Chlor dan Kalium. Kalau hiperpolarisasi
pada Chlor diakibatkan masuknya Chlor ke intrasel. Sedangkan kalau hiperpolarisasi pada Kalium diakibatkan
keluarnya Kalium dari intrasel ke ekstrasel.
NEUROMUSCULAR JUNCTION
Atau disebut juga dengan myoneural junction adalah hubungan antara badan sel saraf motorik dan
otot rangka. Setiap akson sel saraf motorik bisa terbagi menjadi ratusan atau bahkan ribuan cabang. Setiap
cabang akson inilah yang menginervasi satu serat otot rangka.
Pada tempat inervasi atau persarafan, saraf tersebut kehilangan selubung mielinnya dan membentuk
bagian terminal yang melebar, yang terdapat di dalam lekukan pada permukaan sel otot. Struktur ini disebut
motor-end-plate atau taut otot-saraf.
Pada tempat ini, akson ditutupi selapiis sitoplasma tipis dari sel Schwann. Di ujung akson, terdapat
banyak mitokondria dan vesikel sinaps yang mengandung neurotransmitter asetilkolin. Reseptor asetilkolin
dinamakan kolinergik.
Bila sebuah potensial aksi memasuki motor-end-plate, asetilkolin dibebaskan dari ujung akson,
berdifusi melalui celah dan terikat pada reseptor asetilkolin dalam sarkolema di lipatan pertautan. Pengikatan
asetilkolin menyebabkan sarkolema menjadi lebih permeable terhadap natrium, yang berakibat depolarisasi
membran. Di sini hanya bisa terjadi depolarisasi, tidak bisa terjadi potensial aksi. Potensial aksi hanya terjadi di
sel otot rangka disekitarnya, dan hal inilah yang akan membuat terjadinya kontraksi otot.
Kelebihan asetilkolin dihidrolisis oleh enzim kolinesterase yang terikat pada lamina basal celah sinaps.
Pemecahan asetilkolin diperlukan untuk menghindari lamanya kontak transmitter dengan reseptor yang
berada dalam sarkolema.
Depolarisasi yang diawali di motor-end-plate diteruskan di sepanjang permukaan sel otot dan masuk
jauh ke dalam serabut melalui sistem tubulus transverses.
1. Inflamasi = reaksi yang kompleks melibatkan respons dari vascular, migrasi dan aktivasi dari leukosit, dan
reaksi sistemik yang timbul karena adanya agen injuri seperti mikroba dan luka.
2. Inflamasi sangat berkaitan dengan pelebaran pembuluh darah, akumulasi cairan dan leukosit pada jaringan
ekstravaskular, dan proses perbaikan. Inflamasi sebenarnya merupakan respons perlindungan karena
tanpa adanya inflamasi tidak ada penanda adanya keberadaan benda asing. Namun, jika inflamasi yang
terjadi cukup kuat maka akan menimbulkan penyakit. Inflamasi melibatkan dua komponen yaitu reaksi
vascular dan reaksi seluler. Reaksi seluler tidak dapat terjadi tanpa adanya reaksi vascular. Hal ini terjadi
karena leukosit yang terlibat berada di dalam vascular.
3. Seluler yang terlibat : leukosit, sel mast, dan fibroblast.
4. Inflamasi dapat dibagi menjadi dua yaitu akut dan kronik.
Inflammasi akut = inflammasi yang terjadi secara cepat, durasinya pendek, karakteristik yang umum
adalah eksudasi cairan dan protein plasma, serta migrasi neutrofil.
Inflammasi kronik = inflammasi yang durasinya panjang, ditandai dengan keberadaan monosit
(makrofag) dan limfosit, pembentukan pembuluh darah (angiogenesis), fibrosis, dan jaringan nekrosis.
5. Inflammasi akut dicirikan oleh tiga hal yaitu perubahan pembuluh darah, perubahan mikrovaskular yang
mengakibatkan perpindahan cairan dan leukosit ke jaringan ekstravaskular, dan migrasi leukosit serta
aktivasinya.
6. Proses perpindahan cairan, protein, dan sel darah dari vascular ke cairan interstitial disebut eksudasi.
Sebuah eksudat adalah edema cairan ekstravaskular yang terbentuk akibat perubahan permeabilitas
kapiler (akibat peradangan). Sedangkan transudat adalah edema interstitial akibat adanya
ketidakseimbangan tekanan osmotic/hidrostatik dan berkurangnya protein plasma (tidak adanya
hubungan dengan peradangan).
7. Penyebab adanya inflamasi akut : infeksi mikroba, trauma tajam n tumpul, agen fisik dan kimia, benda
asing, sel nekrosis, dan penyakit imun.
8. Tahap vaskular pada inflammasi akut -> vasodilatasi yang terjadi didahului oleh adanya vasokontriksi
sesaat dari arteriol. Keadaan vasodilatasi mengakibatkan peningkatan aliran darah yang menyebabkan
kondisi rubor dan calor. Vasodilatasi yang terjadi melibatkan banyak sekali mediator seperti histamine dan
NO. Vasodilatasi kemudian diikuti dengan adanya perubahan permeabilitas kapiler. Hal ini
mengakibatkan keluarnya cairan dan protein (timbulnya edema). Kondisi dilatasi mengakibatkan aliran
darah melambat yang disebut stasis. Pada kondisi stasis, leukosit seperti neutrofil terakumulasi di dekat
endothel yang kemudian memicu terjadinya migrasi ke jaringan interstitial.
9. Tahap seluler proses ekstravasasi/emigrasi dan fagositosis
Ekstravasasi
(pahami bener2 ya teman2 gambar ini soalnya gambar ini SANGAT mewakili beberapa paragraph
penjelasanhehehe)
PAF (Platelet Activating Factor)
Fungsinya sama dengan leukotrienes -> vasokonstriksi, bronchospasm, dan peningkatan permeabilitas
vascular. (Keduanya memang sangat terlibat dalam penyakit asthma).
Sitokin
IL-1 dan TNF merupakan sitokin yang umum dihasilkan oleh makrofag. Induksi penghasilan sitokin ini beruapa
endotoksin, produk bakteri, dan stimulant inflammatory lainnya. Fungsi keseluruhan sitokin ini :
(Dipahami ya teman2 soalnya mediator2 ini yang menjadi dasar patologi inflammasi).
Inflammasi akut dapat berujung pada 3 hal yaitu complete resolution (pulih total), repairing yg td sempurna
(fibrosis), dan chronic inflammation.
*Complete resolution = jika proses peradangan tidak berlangsung lama dan berat. Neutrofil yang apoptosis
dan debris sel akan dimakan oleh makrofag yang kemudian menghilang atau kembali ke jaringan limfa. Cairan
dan protein juga kembali ke jaringan limfa. Makrofag akan mengeluarkan growth factor yang memicu
angiogenesis dan fibroblast.
*Fibrosis terjadi jika terjadi akut inflammasinya berat sehingga eksudate fibrin berlebihan. Selain itu adanya
kerusakan juga pada stem cell sehingga jaringan asli terganti dengan jaringan ikat.
* chronic inflammasi -> terjadi jika akut inflammasi tidak dapat membunuh pathogen seperti pada
mycobacterium tuberculosis. Namun tidak selalu chronic inflammasi didahului akut inflammasi.
17. Rangkuman dari respons perbaikan setelah adanya luka dan inflammasi
Akhir kata, semoga tentirannya membantu :D jangan lupa belajar lagi dari slide dan buku referensi juga biar
makin ngerti Seperti biasa, kritik dan saran teman-teman ditunggu ^^. 2009 BISA! Terimakasih buat yang
udah berkontribusi dalam pembuatan tentir ini:
- SELAMAT BELAJAR! -
- 2009 BISA! -