A. JUDUL PENELITIAN
Pemanfaatan Kitosan-Silika sebagai Matriks pada Pembuatan
Pupuk Urea Slow Release
B. BIDANG KAJIAN
Kimia Material
C. LATAR BELAKANG
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka
rumusan masalah dapat diuraikan sebagai berikut:
5
E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat
diuraikan tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui karakteristik fisika maupun kimia pupuk slow
release yang dibuat dengan matriks kitosan-silika
2. Mengetahui mekanisme pelepasan nitrogen pada pupuk
slow release yang dibuat dengan matriks kitosan-silika
F. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi mengenai proses pembuatan
pupuk urea sebagai pupuk slow release.
2. Dapat memberikan informasi mengenai kitosan-silika yang
dimanfaatkan pada pupuk untuk memperlambat pelepasan
nutrisi.
3. Dapat dijadikan referensi penelitian berbasis penggunaan
kitosan-silika pada pembuatan pupuk slow release.
2. Asumsi
Pada penelitian ini, ukuran pupuk urea yang
digunakan tidak memberikan pengaruh terhadap hasil
pencampuran kitosan-silika dengan pupuk.
3. Batasan Masalah
Pada penelitian ini terdapat beberapa batasan
masalah yaitu sebagai berikut:
a. Tanah yang digunakan untuk penelitian ini adalah
tanah sawah dari daerah Jenu, Tuban menggunakan
teknik sampling secara sistematik/systematic sampling
b. Komposisi kitosan dan sol silika yang digunakan dalam
penelitian ini berdasar perbandingan volume (%v/v)
2:1; 1,5:1,5; 1:2
c. Pengujian pelepasan nitrogen dilakukan menggunakan
metode kjeldahl pada air telah disiramkan pada tanah
yang mengandung pupuk
d. Analisis morfologi permukaan pupuk slow release
menggunakan SEM (Scanning Electron Microscopy)
dilakukan pada pupuk yang telah ditambahkan matriks
kitosan-silika dengan hasil pelepasan nitrogen terbaik
e. Analisis gugus fungsional menggunakan FTIR (Fourier
Transform Infrared Spectrophotometry) dilakukan pada
8
H. KAJIAN PUSTAKA
1. Pupuk Pelepasan Lambat (Slow Release)
Pupuk slow release adalah jenis baru pupuk
yang menyediakan pelepasan nutrisi yang seimbang
dengan kebutuhan tanaman (Wu and Liu, 2008). Menurut
Shaviv, pupuk slow release memiliki karakteristik pelepasan
nutrisi diperlambat daripada pupuk biasa (Trenkel, 2010).
Penggunaan pupuk slow release bertujuan untuk
memaksimalkan efesiensi penggunaan pupuk,
meminimalkan pengaruh negatif akibat kelebihan dosis
dan juga memperpanjang waktu pelepasan nutrisi pupuk
(Zahrani, 2000).
Pupuk slow release ini mampu menyediakan hara
secara lebih efisien, yaitu unsur hara terlepas dan tersedia
secara perlahan sehingga lebih berpotensi diserap tanaman.
Penggunaan slow release dapat diklasifikasikan menjadi tiga
jenis (Shaviv, 2005) yaitu: (1) Senyawa organik-N kelarutan
rendah. Senyawa yang terdegradasi secara kimia maupun
biologis, seperti isobutilidena diurea dan urea formaldehid.
(2) Pupuk yang larut dalam air terkontrol secara fisik,
seperti pupuk terlapisi. Pupuk dilapisi material polimer
organik seperti termoplastik atau resin, dan dilapisi
material anorganik seperti sulfur atau pelapis berbasis
mineral.
(3) Senyawa anorganik kelarutan rendah. Pupuk seperti
logam ammonium fosfat (misalnya, Mg NH4PO4).
9
2. Pupuk Urea
Leaching Urea
Hidrolisis enzimatik
Diserap koloid Volatilisasi
NH4+ NH3
tanah
Oksidasi oleh
nitrosomonas N2/
NO2- Kemo-denitrifikasi NO
Oksidasi oleh Nitrobacter
12
Anaerobik
Leaching N2/NO
NO3-
/N2O
Gambar 2. Rute Perubahan Nitrogen Pupuk Urea pada
Tanah (Sumber : Timilsena et al., 2014).
3. Kitosan
Kitosan merupakan biopolimer alami dengan
struktur poly--(14)-2-(amino)-2-deoksi-D-glukopiranosa
dan dapat diperoleh dari proses N-deasetilasi kitin
(Juntarapun and Satirapipathkul, 2012). Penghilangan
gugus asetil pada kitin dilakukan dengan cara mereaksikan
kitin dengan alkali sehingga diperoleh gugus amino pada
kitosan. Kitin murni mengandung gugus asetamida (NH-
COCH3), dan kitosan murni mengandung gugus amino
(NH2). Pemanfaatan kitosan didukung oleh bahan baku
berupa cangkang kepiting dan kulit udang yang berlimpah
di alam (Mohadi dkk, 2007).
Kitosan tidak larut dalam air tapi larut dalam pelarut
asam dengan pH di bawah 6,0. Pelarut yang umum
digunakan untuk melarutkan kitosan adalah asam asetat
1%, dengan pH sekitar 4,0. Pada pH di atas 7,0 stabilitas
kelarutan kitosan sangat terbatas, kitosan merupakan
polielektrolit kationik (pKa 6,5). Gugus fungsi dari kitosan
(gugus hidroksil primer pada C-6, gugus hidrosil sekunder
pada C-3 dan gugus amino pada posisi C-2) membuatnya
mudah dimodifikasi secara kimia (Kaban, 2009).
Sugita et al (2009) menyatakan bahwa kitosan adalah
salah satu polimer alami yang bersifat non toksik,
biokompatibel, biodegradable, dan bersifat polikationik
dalam suasana asam serta dapat membentuk gel (hidrogel)
karena adanya tautan silang ionik kitosan kitosan.
13
4. Silika
Oksida silika memiliki sifat nontoksik dan
biokompatibel sehingga banyak dimanfaatkan dalam
berbagai aplikasi. Matriks silika secara kimia stabil, mudah
disintesis dan memiliki kekuatan mekanik (Maharani dkk,
2012b). Bahan anorganik seperti silika dapat menjadi bahan
pengisi matriks polimer untuk meningkatkan sifat
kekuatan dan kekakuan (Huang et al., 2010). Silika banyak
digunakan pada pupuk karena memiliki ukuran partikel
yang kecil, hidrofilik dan amorf. Silika pengikat silang
15
6. Spektroskopi FTIR
FT-IR (Fourier Transform-Infra Red Spectroscopy)
merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
menganalisa komposisi kimia dari senyawa-senyawa
organik, polimer, coating atau pelapisan, material
19
7. Metode Kjeldahl
Metode Kjeldahl merupakan metode yang sederhana
untuk penetapan nitrogen total pada asam amino, protein
dan senyawa yang mengandung nitrogen. Prinsip cara
analisis Kjeldahl adalah sebagai berikut: mula-mula bahan
didestruksi dengan asam sulfat pekat menggunakan katalis
seperti HgO, dan K2SO4 atau sebagai alternatif digunakan
Kjeldahl digestion tablet. Amonia yang terjadi ditampung dan
dititrasi dengan bantuan indikator. Cara Kjeldahl pada
umumnya dapat dibedakan atas dua cara, yaitu cara makro
dan semimakro. Cara makro Kjeldahl digunakan untuk
21
Pupuk
diaplikasikan
Serapan Nutrisi
Pelepasan Nutrisi
Waktu
I. KERANGKA KONSEPTUAL
FAKTA HARAPAN
1. Hanya 30% nutrisi nitrogen pada 1. Efesiensi penyerapan nitrogen oleh
pupuk dapat terserap oleh tanaman tanaman dapat ditingkatkan dengan
sedangkan sisanya hilang. sistem pelepasan lambat (slow release)
2. Polimer alam memiliki sifat mudah dengan penambahan matriks kitosan-
terdegradasi oleh tanah. silika.
2. Kitosan dapat memperlambat pelepasan
3. Silika dapat berikatan silang dengan
nutrisi pupuk dan tidak menimbulkan
polimer
pencemaran pada tanah
3. Silika dapat menambah sifat
ketidaklarutan pupuk dalam air.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana karakteristik fisika maupun kimia pupuk urea slow release yang dibuat dengan
matriks kitosan-silika?
2. Bagaimana mekanisme pelepasan nitrogen pada pupuk urea slow release yang dibuat dengan
matriks kitosan-silika?
Pemanfaatan Kitosan-Silika sebagai Matriks pada Pembuatan Pupuk Urea Slow Release
1. Jenis Penelitian
Penelitian tentang pembuatan pupuk urea slow release
dengan matriks kitosan silika termasuk metode penelitan
eksperimen laboratorium.
2. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini adalah lambatnya pelepasan nitrogen
pada pupuk urea
a. Populasi penelitian
Populasi penelitian ini adalah kitosan hasil isolasi dari
limbah kulit udang yang diperoleh dari CV. OCEAN
FRESH, Cilengkrang, Bandung, Jawa Barat.
b. Sampel penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian kitosan hasil
isolasi limbah kulit udang yang diperoleh dari CV.
OCEAN FRESH, Cilengkrang, Bandung, Jawa Barat yang
diambil secara random.
3. Desain Penelitian
X1 O1
1
X2 O2
P
X3 O3
Keterangan:
P = 0,2 gram kitosan yang dilarutkan dengan asam
asetat 2%
X1 = Pencampuran kitosan dengan sol silika 0,1 M dengan
perbandingan (%v/v) kitosan-silika 2:1
X2 = Pencampuran kitosan dengan sol silika 0,1 M
dengan perbandingan (%v/v) kitosan-silika 1:1
X3 = Pencampuran kitosan dengan sol silika 0,1 M
dengan perbandingan (%v/v) kitosan-silika 1:2
O1 = Kitosan-silika dengan perbandingan (%v/v) 2:1
O2 = Kitosan-silika dengan perbandingan(%v/v) 1,5:1,5
O3 = Kitosan-silika dengan perbandingan (%v/v) 1:2
P0 O0
P1 O1
R
P2 O2
P3 O3
Keterangan:
R = Pupuk urea
P0 = Tanpa pencampuran kitosan-silika
P1 = Pencampuran pupuk urea dengan matriks dengan
perbandingan (%v/v) kitosan-silika 2:1
P2 = Pencampuran pupuk urea dengan matriks dengan
perbandingan (%v/v) kitosan-silika 1,5:1,5
P3 = Pencampuran pupuk urea dengan matriks dengan
perbandingan (%v/v) kitosan-silika 1:2
O0 = Pupuk urea tanpa pencampuran matriks
O1 = Pupuk slow release dengan perbandingan (%v/v)
kitosan-silika 2:1
O2 = Pupuk slow release dengan perbandingan (%v/v)
kitosan-silika 1,5:1,5
O3 = Pupuk slow release dengan perbandingan (%v/v)
kitosan-silika 1:2
P0 X O0
29
P1 X O1
P2 X O2
P3 X O3
P4 X O4
Keterangan:
P0 = Tanah
P1 = Pupuk urea
P0 X O0
P1 X O1
P2 X O2
P3 X O3
Keterangan:
P0 X O0
P1 X O1
Keterangan:
P0 = Pupuk urea
P1 = Pupuk urea slow release dengan perbandingan
(%v/v) kitosan-silika terbaik
O0 = Gambar morfologi pupuk urea
O1 = Gambar morfologi pupuk urea slow release dengan
perbandingan (%v/v) kitosan-silika terbaik
X = Uji karakteristik dengan menggunakan instrumen
Scanning Elektron Microscopy (SEM)
P1 X O1
Keterangan:
32
4. Variabel Penelitian
a. Tahap Preparasi Matriks Kitosan-Silika
1) Variabel bebas : perbandingan persen volume
larutan kitosan dengan silika yaitu 2:1; 1,5:1,5 dan 1:2
2) Variabel terikat : kitosan-silika dengan
perbandingan (%v/v) 2:1; 1,5:1,5 dan 1:2
3) Variabel kontrol : larutan kitosan 0,2 %, konsentrasi
sol silika 0,1 M, asam asetat 2 %, suhu, waktu, dan
kecepatan pengadukan pembuatan sol silika
b. Tahap Pembuatan Pupuk Slow Release dengan
Matriks Kitosan-silika
1) Variabel bebas : pupuk urea, pupuk urea
dengan matriks kitosan-silika dengan perbandingan
persen volume (%v/v) kitosan-silika 2:1; 1,5:1,5 dan
1:2
2) Variabel terikat : pupuk urea slow release
3) Variabel kontrol : suhu, waktu, dan kecepatan
pengadukan
7. Prosedur Penelitian
a. Tahap Pembuatan Larutan Kitosan 0,2 %
Larutan kitosan 0,2% diperoleh dengan cara melarutkan
kitosan sebanyak 0,2 gram dalam 100 ml larutan asam
asetat 2% diaduk menggunakan magnetic stirrer sampai
homogen.
b. Tahap Pembuatan Sol Silika
Sol silika dibuat dengan cara mencampurkan 5 ml
Tetraethyl orthosilicate (TEOS) dan 96 ml etanol.
34
M M 0
Kadar penyerapan air =
M0
8. Kerangka Operasional
Kitosan Silika
Diinkubasi
Disiram Uji kadar
Larutan Kadar
air nitrogen
Tanah hasil nitrogen
penyiraman tanah
Disiram
air
Larutan hasil
penyiraman
Uji pelepasan
nitrogen
Dikurangi
Kadar nitrogen Kadar nitrogen tanah
Karakterisasi FTIR
Gugus fungsional
Karakterisasi
SEM Uji penyerapan air Kadar penyerapan air
Morfologi per gram pupuk
permukaan
9. Teknik Pengumpulan Data
Data-data yang didapatkan
Gambar dari Operasional
9. Kerangka penelitian secara umum
terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data
dilakukan secara kualitatif yaitu pada data morfologi pupuk
yang diperoleh menggunakan SEM. Data tersebut dapat
disajikan seperti pada tabel 3.
Tabel 3. Rancangan Data Karakterisasi SEM
No. Sampel Morfologi permukaan
38
1. Pupuk urea
2. Pupuk slow release
L. JADWAL PENELITIAN
Nama Kegiatan
1. Bimbingan dan
penyusunan proposal
penelitian
2. Seminar proposal
penelitian
3. Revisi proposal
penelitian
40
4. Persiapan dan
perijinan penelitian
5. Pembuatan matriks
kitosan-silika
6. Pembuatan pupuk
slow release
7. Pengujian pelepasan
nitrogen pupuk
8. Karakterisasi FTIR,
dan SEM
9. Uji penyerapan air
10. Pengumpulan data
11. Penyusunan skripsi
dan bimbingan
12. Ujian skripsi
13. Revisi skripsi
DAFTAR PUSTAKA
Attia, S. M., Wang, J., Wu, G., Shen, J., and Ma, J. 2002. Review
on Sol-Gel Derived Coating: Process, Techniques and
41
Azeem. B., KuShaari. K., Man. Z. B., Basit. A., and Thanh T. H.
2014. Review on Materials & Methods to Produce
Controlled Release Coated Urea Fertilizer. Journal of
Controlled Release, 181: pp.1121.
Geng, J., Ma, Q., Zhang, M., Li, C., Liu, Z., Lyu, X., and Zheng, W.
2015. Synchronized Relationships between Nitrogen
Release of Controlled Release Nitrogen Fertilizers and
Nitrogen Requirements of Cotton. Field Crops Research,
184: pp.916.
42
He, Y., Wu, Z., Tu, L., Han, Y., Zhang, G., and Li, C. 2015.
Encapsulation and Characterization of Slow-Release
43
Huang, W.J., Tsai, H.H., and Lee, W.F. 2010. Preparation and
Properties of Thermosensitive Organic-Inorganic Hybrid
Gels Containing Modified Nanosilica. Polym. Compos., 31
(10):pp.17121721.
Liang, R., Liu, M., and Wu, L. 2007. Controlled Release NPK
Compound Fertilizer with the Function of Water
Retention. Reactive & Functional Polymers, 67: pp. 769
779.
Timilsena, Y. P., Adhikari, R., Casey, P., Muster, T., Gill, H., and
Adhikari, B. 2014. Enhanced Efficiency Fertilisers: A
Review of Formulation and Nutrient Release Patterns. J.
Sci. Food Agric., 95(6): pp.1131-1142.
Trinh, T. H., Kushaari, K., Shuib, A. S., Ismail, L., and Azeem, B.
2015. Modelling the Release of Nitrogen from
Controlled Release Fertiliser: Constant and decay
release. Biosystems Engineering, 130: pp.34-42.
Wang, X., Lu, S., Gao, C., Xu, X., Zhang, X., Bai, X., Liu, M., and
Wu, L. 2014. Highly Efficient Adsorption of Ammonium
onto Palygorskite Nanocomposite and Evaluation of its
Recovery as a Multifunctional Slow-Release Fertilizer.
Chemical Engineering Journal, vol. 252: pp. 404414.
Xiaoyu, N., Yuejin, W., Zhengyan, W., Lin, W., Guannan, Q., and
Lixiang, Y. 2013. A Novel Slow-Release Urea Fertiliser:
Physical and Chemical Analysis of its Structure and
47
Yuan, J., Zou S., Gu, G., and Wu, L. 2005. Effect of the Particle
Size of Nanosilica on the Performance of Epoxy Silica
Composite Coating. J. of Mater Sci., Vol. 40: pp.3927-
3932.
LAMPIRAN
1. Alur Percobaan
- ditambahkan 96 mL etanol
- ditambahkan 2 mL HCL 0,01 M
- diaduk dengan magnetic stirrer pada suhu ruang selama
24 jam
48
Matriks kitosan-silika
Larutan jernih
Larutan jernih
Kadar nitrogen