Oleh :
Raihandi Putra 1310311011
Rizkha Amaliya 1310312031
M. Asyrof Habibie 1310312077
Aulia Rahmi 1310312078
Preseptor :
dr. Getry Sukmawati, Sp.M (K)
1
BAB I
PENDAHULUAN
irreversible apabila tidak didiagnosis dan ditatalaksana secara tepat (Salmon et al.,
diseluruh dunia. Berdasarkan data WHO pada tahun 2010, diperkirakan sebanyak
3,2 juta orang mengalami kebutaan akibat glaukoma (Kemenkes RI, 2015).
kronis), glaukoma primer sudut tertutup (sempit / akut), glaukoma sekunder, dan
humor atau kerusakan pada saraf optik yang biasanya berkaitan dengan
kronis sering tidak disadari penderita atau menyerupai gejala penyakit lain
telah terjadi kebutaan total (Kemenkes RI, 2015). Mengingat akibat yang dapat
1
ditimbulkan oleh glaukoma, maka penting untuk diketahui bagaimana cara
mendiagnosis glaukoma secara dini dan tatalaksana awal yang dapat diberikan
komplikasi dan prognosis pada glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma kronis).
kronis).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
histologi, korpus siliar terdiri dari banyak kapiler fenestrated dan dua lapis epitel
yang berlanjut ke posterior. Dua lapis epitel tersebut terdiri dari lapisan yang
bagian tersebut yang diduga sebagai penghasil aqueous humor yang sebenarnya
Gambar 2.1
Aqueous humor yang diproduksi oleh korpus siliar tersebut akan memasuki
3
(American academy of ophthalmology, 2011-2012). Camera oculi anterior
berperan penting dalam proses drainase aqueous humor yang ada hubungannya
anterior terletak pada pertautan antara kornea perifer dan pangkal iris. Ciri
anatomi utama sudut ini adalah garis schwalbe, anyaman trabekula (yang terletak
Gambar 2.2
merupakan tepi membrane descement dan terdiri dari suatu jaringan atau
pinggiran yang sempit dimana bagian dalam kornea bertemu dengan sklera
dasar yang mengarah ke korpus siliar. Anyaman ini tersusun atas lembar-lembar
4
berlubang jaringan kolagen dan elastik, yang membentuk suatu filter dengan pori
semakin mengecil ketika mendekati kanal schlemm (Eva et al., 2012). Anyaman
trabekula dapat dibagi kedalam tiga bagian, yakni uveal, korneoskleral, dan
Bagian uveal berdekatan dengan camera oculi anterior dan memanjang dari
pangkal iris, korpus siliar sampai ke garis schwalbe (perifer kornea), sedangkan
bagian korneaskleral terdiri dari lembar trabekulum yang meluas ke sclera spur
meshwork merupakan resistensi utama aliran keluar aqueous humor. Bagian ini
2011-2012).
Sclera spur merupakan penonjolan sklera ke arah dalam di korpus siliar dan
kanal schlemm, tempat iris dan korpus siliar menempel. Saluran-saluran eferen
dari kanal schlemm berhubungan dengan sistem vena episklera (Eva et al., 2012).
Bagian terdalam dari kanal schlemm terdiri dari vakuola raksasa yang langsung
berhubungan dengan ruang intertrabekula, dan lapisan terluar terdiri dari satu
lapis endotel tanpa pori. Suatu sistem yang kompleks dari pembuluh darah yang
5
Aqueous humor merupakan cairan yang mengisi bilik mata depan (0.25ml)
dan bilik mata belakang (0.06 ml) (Khurana AK, 2007). Volumenya adalah sekitar
250 L, dan kecepatan pembentukannya yang memiliki variasi diurnal, adalah 2.5
L/mnt. Tekanan osmotiknya sedikit lebih tinggi dibanding plasma (Eva et al.,
2012).
Aqueous humor yang normal mengandung air (99.9%), protein, asam amino
(5mg/kg air), oksigen, dan yang lain dalam millimol/kg adalah glukosa (6.0), urea
(7), asam askorbat (0.9), asam laktat (7.4), Na+(144), K+ (4.5), Cl- (10), HCO3-
(34). Komposisi aquos humor serupa dengan plasma kecuali bahwa pada aquos
humor memiliki asam askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi; protein, urea,
Aqueous humor diproduksi oleh epitel non pigmen dari korpus siliaris dan
iris. Selanjutnya aqueous humor masuk ke bilik anterior. Aqueous humor keluar
dari bilik anterior melalui dua jalur konvensional (jalur trabekula) dan jalur
6
Gambar 2.3
Sumber: American academy of ophthalmology, 2011-2012
Kebanyakan aqueous humor keluar dari mata melalui jalur jalinan trabekula
- kanal schlemm - sistem vena. Jalinan trabekula dapat dibagi kedalam tiga bagian,
katup satu jalan yang membolehkan aqueous meninggalkan mata melalui aliran
terbesar pada arah lain yang tidak bergantung pada energi. Aqueous bergerak
melewati dan diantara sel endotelial yang membatasi dinding dalam kanal
schlemm. Dari kanal schlemm, aqueous ditranspor via 25-35 kanal kolektor
7
2. Jalur uveoskleral
camera oculi anterior kedalam otot siliaris dan kemudian kedalam ruang
suprasiliar dan suprakoroid. Cairan kemudian keluar dari mata melalui sklera
yang utuh ataupun sepanjang nervus dan pembuluh darah yang memasukinya.
1. Faktor lokal
2. Faktor umum
a. Herediter
b. Usia
c. Variasi diurnal
8
d. Variasi postural
e. Tekanan darah
f. Obat-obatan
2.4 Definisi
risiko yang penting disamping faktor lain seperti ras, penurunan ketebalan kornea
perfusi ke nervus optikus, kelainan metabolisme sel ganglion atau axon, dan
2.5 Epidemiologi
utama. Berdasarkan penelitian di USA pada orang dengan usia lebih dari 40 tahun
juga akan meningkat 50% pada tahun 2020.2,6 Penyakit ini 3 kali lebih sering dan
umumnya lebih agresif pada orang yang berkulit hitam. Jika terdapat
kecenderungan familial yang kuat dan kerabat dekat, pasien dianjurkan menjalani
kebutaan di dunia. Prevalensi glukoma sudut terbuka kronik sebesar 1,5-3% pada
9
orang berusia lebih dari 40 tahun pada ras Kaukasian. Karena perjalanan penyakit
yang tanpa keluhan, sudah terjadi kerusakan berat sebelum pasien menyadari
tidak terdeteksi. Deteksi dan pengobatan dini pada glaukoma dapat memberikan
hasil jangka panjang yang lebih baik dibandingkan deteksi dan pengobatan di
stadium lanjut.2,6
Penelitian di Cina pada tahun 2001, dari 4356 partisipan yang diperiksa
sebagai glaukoma primer sudut terbuka. Pada tahun 2006, semua partisipan
tersebut kembali diperiksa dan didapatkan angka kematian dari partisipan dengan
bahwa TIO rata-rata manusia adalah 15,5 mmHg, dengan rentang nilai normal
yang didapatkan adalah 10-21 mmHg. Peningkatan TIO adalah faktor risiko yang
penting pada glaukoma primer sudut terbuka. Akan tetapi, pada 30-50% penderita
glaukoma dengan optik neuropati dan hilang lapangan pandang, ditemukan TIO
dibawah 22 mmHg.
10
terpenting untuk diagnosis. Gambaran diskus nervus optikus dan kehilangan
Pada kerusakan nervus optikus, terdapat pola khas pada kehilangan lapangan
pandang. Evaluasi pada kedua hal tersebut sangat penting dilakukan pada follow
up pasien glaukoma.
3. Usia
meningkat seiring bertambahnya umur, terutama pada ras berkulit hitam, yaitu
lebih dari 11% pada umur 80 tahun ke atas. Pada penelitian Collaborative Initial
Glaukoma Treatment, defek pada lapangan pandang tujuh kali lipat lebih sering
terjadi pada pasien 60 tahun keatas daripada pasien yang berumur 40 tahun.
Prevalensi glaukoma pada ras kulit hitam adalah 3-4 kali lebih besar
daripada ras lainnya. Kebutaan akibat glaukoma juga empat kali lebih sering pada
5. Riwayat Keluarga
glaukoma primer sudut terbuka. Survei pada penelitian The Baltimore Eye juga
menunjukkan bahwa diperkirakan risiko glaukoma primer sudut terbuka 3,7 kali
lipat lebih besar pada individu dengan saudara kandung yang mengidap penyakit
tersebut.
11
2.7 Patogenesis
Glaukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan saraf optik
(neuropati optik) yang biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan okular
pada papil saraf optik. Iskemia tersendiri pada papil saraf optik juga penting.
ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian
dalam retina dan berkurangnya akson di saraf optikus. Diskus optikus menjadi
atrofik, disertai pembesaran cekungan optikus. Iris dan korpus siliare juga menjadi
mengurangi ukuran pori dan berkurangnya jumlah sel trabekula pembatas. Selain
itu, terjadi pengendapan bahan ekstrasel di dalam jalinan dan di bawah lapisan
Tekanan intraokuler yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik
yang merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian
tepi papil saraf optik relatif lebih kuat daripada bagian tengah sehingga terjadi
b. Progresifitas lambat
12
c. Biasanya tekanan bola mata tidak terlalu tinggi (> 21 mmHg)
2.9 Diagnosis
Pemeriksaan mungkin butuh dari satu kali kunjungan. Pasien mungkin bisa di
2.9.1 Anamnesis 1
Ras/etnik
cardiovaskuler)
sebelumnya
13
Riwayat pengobatan oral, topical, ocular, injeksi, atau inhalasi sebelumnya
a Ketajaman visual
diukur sebagai salah satu indikator integritas dari sistem penglihatan sentral.
b Pupil
bermakna.
d Tonometri
Goldman.
1. Digital (palpasi)
14
Cara ini adalah yang paling mudah, tetapi juga yang paling tidak cermat,
sebab cara mengukurnya dengan perasaan jari telunjuk. Dapat digunakan dalam
keadaan terpaksa (bila tonometer tidak dapat dipakai atau sulit dinilai, seperti
pada sikatrik kornea, kornea ireguler dan infeksi kornea ) dan tidak ada alat lain.
Caranya adalah dengan kedua jari telunjuk diletakkan diatas bola mata sambil
penderita disuruh melihat ke bawah. Mata tidak boleh ditutup, sebab menutup
mata mengakibatkan tarsus kelopak mata yang keras pindah ke depan bola mata,
hingga apa yang kita palpasi adalah tarsus dan ini selalu memberi kesan perasaan
keras. Dilakukan dengan palpasi dimana satu jari menahan, jari lainnya menekan
N: normal
2. Tonometri Schiotz
permukaan kornea dengan beban yang dapat bergerak bebas pada sumbunya.
Benda yang ditaruh pada kornea akan menekan bola mata kedalam dan mendapat
Tekniknya adalah :
15
b.) Penderita diminta berbaring dan matanya ditetesi pantokain 0,5% 1
depan hidungnya.
c.) Dengan ibu jari tangan kiri kelopak mata digeser ke atas tanpa
tonometer akan menunjuk pada suatu angka di atas skala. Tiap angka
pada skala disediakan pada tiap tonometer. Apabila dengan beban 5,5
gram (beban standar) terbaca angka 3 atau kurang, perlu diambil beban
16
6,5 13,4 20,1 29,4
Pembacaan skala dikonversi pada tabel untuk mengetahui bola mata dalam
3. Tonometri Aplanasi
sama besar dengan tenaga dibagi dengan luas yang ditekan (P=F/A). Pada
17
tonometer aplanasi Goldmann jumlah tekanan dibagi penampang dikali
sinar biru, tonometer aplanasi, flouresein strip/tetes , obat tetes anestesi lokal
(pantokain).
topikal lalu pada mata tersebut ditempelkan kertas fluoresein. Sinar oblik warna
biru dari slitlamp disinarkan pada dasar telapak prisma tonometer aplanasi
Goldmann. Pasien diminta duduk dan meletakkan dagunya pada slitlamp dan dahi
tepat pada penyangganya. Pada skala tonometer aplanasi dipasang tombol tekanan
Tekanan ditambah sehingga gambar kedua setengah lingkaran pada kornea yang
sudah diberi fluoresein terlihat berimpit antara bagian luar dengan bagian
sedikit udara pada kornea. Udara terpantul dari permukaan kornea mengenai
18
membran penerima tekanan pada alat. Metoda ini tidak memerlukan anastesi,
karena tidak ada bagian alat yang mengenai mata. Jadi dengan mudah dipakai oleh
e. Pachymetry
kornea yang merupakan faktor risiko dari glaukoma. Pachymetry dapat juga
digunakan untuk membaca tekanan intra okuler yang tinggi. Dasar dari
pemeriksaan pachymetry adalah tebal suatu benda dapat diukur dengan melihat
bayangan benda tersebut pada suatu sistem pemisahan sinar pada kaca.
daerah tertentu.
kemudian cahaya kecil disinar tegak lurus pada kornea dan kemudian kaca digeser
sampai dataran belakang kornea berimpit dengan dataran depannya pada kedua
19
Gambar 2.7 Alat Pachymeter
Dengan pachymetry dapat juga ditentukan tebal lensa dan dalamnya bilik
mata depan.
f. Gonioscopy
Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan
diperlukan untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan. Gonioskopi
dapat membedakan sudut terbuka dan sudut tertutup. Begitu pula dapat diperiksa
apakah ada perlengketan iris di bagian perifer dan kelainan lainnya. Dengan cara
suatu sudut bilik mata depan, yaitu dengan menyinari bilik mata depan dari
samping dengan sentolop. Iris yang datar akan disinari secara merata. Ini berarti
sudut bilik mata depan terbuka. Apabila iris disinari sebagian, yaitu terang di
20
Nilai:
g. Lapangan Pandang
- Uji Konfrontasi
pemeriksa.
Teknik :
kira-kira 1 meter
yang sama
sudah terlihat oleh pasien, hal ini dilakukan untuk semua arah.
21
6. Percobaan dilakukan pada mata yang satunya baik pada pemeriksa
Nilai:
Jika benda yang dilihat pemeriksa sama dengan pasien berarti lapangan
h. Perimetri Goldman
Tujuannya adalah untuk mencari batas luar persepsi sinar perifer dan
melihat kemampuan penglihatan daerah yang sama dan dengan demikian dapat
mempunyai fungsi sama akan mempunyai kemampuan melihat yang sama. Bila
ada rangsangan sinar pada retina maka retina akan melihat rangsangan tersebut.
22
Gambar 2.10 Diagram Perimetri dan Computerized Perimetr
i. Funduskopi
saraf optik dan sangat penting dalam pengelolaan glaukoma yang kronik. Papil
saraf optik yang dinilai adalah warna papil saraf optik dan lebarnya ekskavasi.
Pada papil saraf optik dapat terlihat apakah ada papil edema, hilangnya
pulsasi vena, saraf optik, ekskavasi papil pada glaukoma dan atrofi saraf optik.
Pada retina dapat dinilai kelainan seperti perdarahan subhialoid, perdarahan intra
retina, lidah api, dots, blots, edema retina dan edema makula. Pembuluh darah
retina dapat dilihat perbandingan atau ratio arteri vena, perdarahan arteri dan vena
- Kelainan serabut retina, serat yang pucat atau atropi akan berwarna hijau
23
lengkap. Pasien diminta melihat kearah kuadran yang diteliti. Sebuah lensa
cembung dipegang beberapa inchi dari mata pasien dengan arah yang tepat
lapangan pandang yang jauh lebih lebar dengan pembesaran yang lebih lemah.
j. Tes Provokasi
Tes ini dilakukan pada suatu keadaan yang meragukan. Pada glaukoma
primer sudut terbuka dapat dilakukan beberapa tes provakasi sebagai berikut :
24 jam. Kemudian disuruh minum satu liter air dalam lima menit. Lalu diukur tiap
15 menit selama 1,5 jam. Kenaikan tensi 8 mmHg atau lebih, dianggap mengidap
glaukoma.
2. Uji Priskol
tonometri sebelum disuntik dan disusul dengan tonometri selama 15, 30, 60, 90
menit jika kenaikan tekanan bola mata 11-13 mmHg mungkin menderita
24
2.10 Diagnosis Banding
yang dihubungkan dengan faktor resiko yang berat, termasuk naiknya TIO, yang
berkontribusi kepada kerusakan. Karateristik dari atopi yang didapat dari nervus
optikus dan rusaknya sel ganglion retina dan akson mereka menghasilkan
dengan kerusakan optic disk atau abnormalitas dari lapangan pandang harus di
karakteristiknya: 1
Congenital pit
Optic neuritis
Kelainan retina
Fotokoagulasi panretina
Retinitis pigmentosa
25
Kompresi optic neuropati
2.11 Penatalaksanaan
sebagian besar diserap dengan baik oleh usus secara peroral sehingga
26
paruh antara 3 sampai 10 jam. Waktu ekskresi yang dibutuhkan ginjal
hambatan aliran darah yang menuju ke hati atau hambatan enzim hati.
diberikan pada pasien glaukoma sudut terbuka sebagai terapi inisial baik
secara tunggal atau kombinasi terapi dengan miotik. Indikasi lainnya dapat
kongenital.
pemakaian obat ini apabila pasien dengan mono amin oksidase (MAO)
katekolamin.
27
efektif dalam menurunkan tekanan intraokuler apabila konsentrasi obat
puncak pada plasma dapat diperoleh dalam 2 jam setelah pemberian dapat
bertahan selama 4-6 jam dan menurun dengan cepat karena ekskresi pada
dan urolithiasis.
merupakan obat baru yang paling efektif katena dapat ditoleransi dengan
jam setelah pemberian dan efek maksimal yang terjadi antara 8-12 jam.
Cara kerja obat ini dengan meningkatkan aliran keluarnya humor aqueus
efek miosis pada mata dan bersifat sekresi pada mata, sehingga
28
menimbulkan kontraksi muskulus ciliaris supaya iris membuka dan aliran
sudut tertututp akut primer dan pendesakan sudut pada iris plateau.
1. Trabekulopasti Laser
keluar aqueous humor; ini terjadi karena efek yang dihasilkan pada
laser dapat digunakan dalam terapi awal glaukoma sudut terbuka primer.
29
kembali ke tingkat praterapi dalam 2-5 tahun. Hasil tindakan bedah
dan orbita. Komplikasi yang utama adalah fibrosis jaringan episklera, yang
menyebabkan penutupan jalur drainase baru tersebut. Hal ini iebih mudah
terjadi pada pasien berusia muda, pasien berkulit hitam, pasien glaukoma
akibat uveitis, dan pasien yang pernah menjalani bedah drainase glaukoma
dengan.kontrol tekanan intraokular yang baik. Akan teiapi, terapi ini dapat
lapangan pandang dapat terus berlanjut pada tekanan intraokular yang telah
normal). Apabila penyakit terdeteksi secara dini, sebagian besar pasien glaukoma
30
dapat ditangani dengan baik secara medis. Trabekulektomi merupakan pilihan
yang baik bagi pasien yang mengalami perburukan meskipun telah menjalani
terapi medis
31
BAB III
KESIMPULAN
tekanan intra okular (TIO) merupakan faktor risiko utama terjadinya glaukoma,
peningkatan resistensi aliran aqueous humor atau kerusakan pada saraf optik yang
biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan intra okuler (TIO) dan tidak
32
DAFTAR PUSTAKA
3-11, 17-26.
3. Eva PR. Anatomy and Embryology of the eye. Dalam Eva PR, Emmet T,
May 2017]
7. Salmon JF, MD, FRCS. Glaucoma. Dalam: Eva PR, Emmet T, Cunningham
JR. Vaughan & Asburys General Ophthalmology. 18th edition. Mac Graw
33