Anda di halaman 1dari 14

GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA

1. Asidosis Respiratorik

Terjadi karena kegagalan sistem pernafasan mengeluarkan CO2 dengan meningkatkan CO2
maka konsentrasi H+ dan PH ?

1. Penyebab / Etiologi :
1. Over dosis obat
2. Trauma dada dan kepala
3. Edema paru- paru
4. Obstruksi jalan nafas
5. PPOM
2. Manifestasi klinis :
1. Pada keadaan hipoventilasi CO2 tertahan dan akan berikatan H2O
menyebabkan meningkatnya HCO3.
2. H2CO3 akan berdisosiasi enjadi H+ dan HOO sehingga dalam analisa gas
darah didapatkan PaCO2 meningkat dan PH turun.
3. PH yang rendah disertai meningkat 2.3 DPG intra seluler sel darah sehingga
mempermudah pelepasan O2 ke jaringan sehingga saturasi turun.
4. PCO2 meningkat, CO2 jaringan dan otak juga meningkat. CO2 akan bereaksi
dengan H2O membentuk H2CO3.
5. Meningkatnya PaCO2 dan H+ akan menstimulasi pusat pernafasan di medulla
Oblongata sehingga timbul hiperventilasi. Secara klinis akan tampak respirasi
cepat dan dalam Analisa Gas Darah (AGD): PaCO2 turun.
6. Pusing, bingung, letargi, muntah sebagai akibat dari penurunan CO2 dan H+
akan mengakibatkan pembuluh darah cerebral.
7. Aliran darah cerebral meningkat sehingga terjadi oedema otak dan mendepresi
Susunan Saraf Pusat
8. Gagalnya mekanisme pernafasan dan meningkatnya PaCO2 akan
menstimulasi ginjal untuk meningkatkan NaHCO3 yang berfungsi sebagai
sistem buffer mejadi lebih asam. Hal ini urin menjadi asam dan HCO3
meningkat, pernafasan dangkal dan lambat.
9. Meningkatnya ion H+ mempengaruhi mekanisme kompensasi sehingga H+
masuk intrasel dan Kalium (K) intrasel masuk ke dalam plasma.
10. Ketidakseimbangan elektrolit dan asidosis yang kritis akan mendepresi otak
dan fungsi jantung. Secara klinis akan tampak: PaCO2 menurun, PH turun,
hiperkalemia, penurunan kesadaran dan aritmia.

2. ALKALOSIS RESPIRATORIK

Terjadi pada gangguan sistem respirasi mengeluarkan CO2 yang berlebihan sebagai upaya
untuk mengurangi hipoxia.

Konsekuensi penurunan CO2 di bawah minimal menyebabkan konsentrasi ion H+ berkurang


sehingga meningkatkan PH darah.

1. Etiologi :
1. Kecemasan
2. Lesi paru
3. PPOM
4. Keracunan salicilat
5. Penggunaan ventilasi
6. High Attitude
2. Manifestasi Klinis :
1. Penurunan PaCO2 berakibat Penurunan H2CO3, penurunan H+ dan HCO3 -,
serta meningkatkan PH darah sehingga AGD: PH naik, PaCO2 turun dan
HCO3 turun
2. Meningkatnya K+ dalam serum, H+ intrasel keluar dan diganti K yang ada
dalam ekstrasel. H+ bergabung dengan HCO3- menjadi H2CO3 yang
berakibat PH semakin rendah. AGD: PH turun, HCO3 naik dan K turun
3. Hipokapnia akan merangsang Carotik dan aortik dan aortic bodiea-----
frekuensi denyut jantung naik tanpa naiknya tekanan darah, perubahan EKG
dan kelelahan
4. Pada saat yang bersamaan, terjadi vasokonstriksi cerebral dan tururnnya
perfusi darah ke otak dengan gejala: Kecemasan, dispnea, keringat dingin,
pernafasan cheyne stokes, pusing dan kesemutan.
5. Jika hipokapnia lebih dari 6 jam, ginjal akan meningkatkan sekresi HCO3 dan
menurunkan ekskresi H+
6. Keadaan PaCO2 yang turun terus menerus menyebabkan vasokonstriksi ---
meningkatkan hipoxia serebral dan perifer.
7. Alkalosis berat, Hambatan ionisasi Ca meningkatkan eksitasi syaraf dan
konstraksi otot dengan gejala: Kejang, hiperefleksi, koma.

3. ASIDOSIS METABOLIK

Menurunnya PH dan HCO3. Hal ini disebabkan oleh tertahannya H+ dan hilangnya HCO3.
Menurunnya HCO3 disebabkan oleh :

1. HCO3 digunakan untuk menanggualangi asam organiksbg hasil metabolisme (Ct as.
Laktat, asam piruvat, asam asetoasetat dan hidroksi butirat) sehingga H2CO3
bertambah, sehingga tubuh melakukan kompensasi sbb:
1. Sistem Buffer akan menurunkan H2 CO3 dg cara ion H+ kepada sistem buffer
yang lain shg meningkatkan kadar bikarbonat atau plasma.
2. Paru- paru: Karena H2CO3 atau PaCO2 naik----- merangsang pusat
pernafasan, shg tjd hiperventilasi
3. Ginjal: Berusaha mengembalikan Bicarbonat dg cara memobilisasi H+ di
tubulus proximal, sekresi H+ di tubuli distal dan poembentukan NH3 di
tubulus distal
2. Keadaan ini terjadi pada ketosis :
1. Sebagai akibat gangguan metabolisme (ct. DM) sehingga metabolisme lemak
naik. Sehingga banyak terbentuk benda keton yang bersifat asam.
2. Tiroksitosis: Muntah yang banyak dan lama: menyebabkan cadangan hidrat
arang menurun
3. Kegagalan ginjal untuk mengekresi ion- ion fosfat dan asam yang lain, dengan lain
perkataan bahan jadi gangguan pertukaran H+ dan serta adanya retensi asam tsb.

4. ALKALOSIS METABOLIK

Ditandai dengan naiknya PH dan naiknya konsentrasi HCO3- dalam plasma.


Etiologi: Tertahannya HCO3- atau kehilangan H+

Kompensasi tubuh :

1. Sistem Buffer : Komponen HCO3- akan bereaksi dg sistem Buffer yang lain, shg akan
berusaha meningkatnya kadar H2CO3 sbg komponen sistem buffer karbonat.
2. Paru- paru: karena PH naik, maka pusat pernafasan akan ditekan sg terjadi pernafasan
yang lambat dan upaya peningkatan H2CO3
3. Ginjal akan berusaha mengurangi sekresi pertukaran H+ dan Na+ sehingga ekresi
NaHCO3 dan HPO4 naik, yang berarti pengasaman urine berkurang. Disamping itu
ekresi NH+ di tubulus distal dan asam-asam hasil metabolisme juga dikeluarkan.

Alkalosis metabolik dapat ditemukan pada defisit kalium melalui 2 cara :

1. Ginjal akan menahan K dan meningkatkan ekresi H+


2. K+ intrasel akan berpindah menuju ekstrasel yang menyebabkan H+ berpindah ke
intrasel, sehingga K serum tetap dalam batas normal.

Keadaan ini terjadi : penyakit Cushing akibat terapi kortikosteroid, intake K yang kurang.

Penanganan Gangguan Keseimbangan Asam Basa

1. Mengembalikan nilai PH pada keadaan normal


2. Koreksi keadaan asidosis repiratorik: Naiknya ventilasi dan mengoreksi penyebab
3. Koreksi keadaan alkalosis respiratorik: turunnya ventilasi dan terapi penyebab
4. Koreksi keadaan asidosis metabolik:
1. Pemberian Bicarbonat IV / oral
2. Terapi penyebab
3. Koreksi keadaan alkalosis metabolik dengan cara: memberi KCl dan
mengobati penyebab

Read more:
http://www.kapukonline.com/2012/02/alkalosisacidosismetabolikrespiratorik.html#ixzz1o9V
55ty9

ASPEK
BIOKIMIA
KESEIMBANGAN ASAM BASA
Asidosis Metabolik ditemui pada :

Diabetes melitus dengan ketosis

Gagal ginjal

Keracunan asam

DiareAsidosis Respiratorik ditemui pada :

Pneumonia

Empisema

Asma Bronkial

Depresi pusat pernafasanMisal : keracunan morfinAlkalosis Metabolik ditemui pada:

Muntah

Makan alkali berlebihan(misalnya : pada terapi ulkus peptikum )Alkalosis respiratorik


ditemui pada :

Histeris5

KELAINAN BIOKIMIA PADA ALKALOSIS RESPIRATORIK


:Alkalosis respiratorik terjadi pada keadaan seperti :

keracunan obat-obatan (keracunan salisilat)

pernah luka kepala (


head injury
)Kedua keadaan diatas menyebabkan : hiperventilasi, yaitu peningkatan laju
pernapasanyang tidak disertai dengan peningkatan penyampaian CO
2
ke paru-paru. Akibatnya akanmengurangi tekanan CO
2
dalam alveoli dan darah yang ke jaringan perifer (konsentrasi H
+
menurun, pH meningkat)

penurunan sekresi ion H


+
ke lumen tubulus ginjal

menyebabkan :

reabsorpsi HCO
3-
dan Na
+
berkurang

sekresi K
+
bertambah karena konsentrasi Na
+
meningkat pada distal nefronSemua keadaan diatas menyebabkan :

peningkatan ekskresi Na
+
;K
+
; dan HCO
3-
dalam urin

peningkatan reabsorpsi Cl
-
sebagai pengganti HCO
3-
dengan demikian konsentrasi anion dalam plasma dapat dipertahankanBila hiperventilasi
dapat di kontrol dengan baik, akan terjadi peningkatan tekanan CO
2
sebagai reaksi kompensasi dari ginjal.HCO
3-
direabsorpsi dari filtrat dan sel tubulus sehingga (CO
2
total) dan ratio (HCO

3-
)(H
2
CO
3
)

menjadi normal kembali.


DAFTAR PUSTAKA :
1 . M a r t i n D . W e t a l ; H a r p e r s R e v i e w o f B i o c h e m e s t r y, 1 9
th
edition, 19846

S k e
n a r
i o
4 B i
o k i
m i a
2 . M u r r a y R . K e t a l : H a r p e r s B i o c h m e s t r y, 2 5
th
edition, 2000.3.E. S .Dorothy ; Inti Sari Biokimia, Bina aksara, 199

Gangguan keseimbangan asam basa


Filed Under: keperawatan ermadcaprio Leave a comment

03/15/2011

Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan cairan tubuh
lainnya.Satuan derajat keasaman adalah pH:

pH 7,35 7,45 adalah netral

pH diatas 7,45 adalah basa (alkali)

pH dibawah 7,35 adalah asam.

Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa kuat
memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki ph antara 7,35-7,45.

Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang


sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.

Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:

1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia.

Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang dibuang, yang
biasanya berlangsung selama beberapa hari.

2.Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap


perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.

Suatu penyangga ph bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu


larutan.Penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat.

Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan


karbondioksida (suatu komponen asam).

Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih
banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida.

Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih
banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.

3.Pembuangan karbondioksida.
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus
menerus yang dihasilkan oleh sel.

Darah membawa karbondioksida ke paru-paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut


dikeluarkan (dihembuskan).

Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan


mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan.

Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih
basa.

Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih
asam.Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan,maka pusat pernafasan dan
paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.

Nilai pH dapat dilihat dari darah arterial dengan rentang normal

7,35-7,45. Harga normal hasil pemeriksaan laboratorium analisis gas

darah adalah sbb:

pH 7,35-7,45
pO2 80-100 mmHg
pCO2 35-45 mmHg
[HCO3-] 21-25 mmol/L
Base excess -2 s/d +2

Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa
menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis
atau alkalosis.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam keseimbangan asam basa adalah :

1. Konsentrasi ion hidrogen [H+]

2. Konsentrasi ion bikarbonat [HCO3-]

3. pCO2

Berikut perbandingan peranan masing-masing faktor dalam diagnosis

gangguan asam basa :

disebut asidosis- Bila konsentrasi H+ meningkat, maka pH turun

alkalosis- Bila konsentrasi H+ turun, maka pH naik

- Bila HCO3- berubah secara signifikan dalam kondisi tersebut, disebut


suatu keadaan metabolik

- Bila pCO2 berubah secara signifikan dalam kondisi tersebut, disebut

suatu keadaan respiratorik

Dari konsep tersebut, didapatkan empat kondisi, yaitu :

1. Asidosis metabolik

2. Asidosis respiratorik

3. Alkalosis metabolik

4. Alkalosis respiratorik

1.ASIDOSIS

Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau
terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.

2.ALKALOSIS

Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa (atau
terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.

Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat
dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari
adanya masalah metabolisme yang serius.Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi
metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya.

Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam


pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal.

Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru
atau kelainan pernafasan.

ASIDOSIS RESPIRATORIK

Defenisi

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan


karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan
yang lambat.

Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah.

Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah
menjadi asam.
Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan,
sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

Penyebab

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara
adekuat.

Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:

- Emfisema

- Bronkitis kronis

- Pneumonia berat

- Edema pulmoner

- Asma.

Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada
menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.

Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur
yang kuat, yang menekan pernafasan.

Gambaran Klinis

1. Hipoksia

2. Vasodilatasi (karena CO2 )

Diagnosis

Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan pengukuran


karbondioksida dari darah arteri.

Laboratorium: pH pCO2 HCO3 BE (+)

Penatalaksanaan

Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru.Obat-


obatan untuk memperbaiki pernafasan bias diberikan kepada penderita penyakit paru-paru
seperti asma dan emfisema.Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan berat
mungkin perlu diberikan pernafasan buatan dengan bantuan ventilator mekanik.

ASIDOSIS METABOLIK

Defenisi
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya
kadar bikarbonat dalam darah.

Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar
menjadi asam.

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat
sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara
menurunkan jumlah karbon dioksida.

Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara
mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.

Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan
terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

Penyebab

Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:

1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu
bahan yang diubah menjadi asam.

Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap


beracun.Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).Overdosis
aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.

2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.

Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa
penyakit; salah satu di antaranya adalah diabetes melitus tipe I.
Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan
asam yang disebut keton.
Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat
dibentuk dari metabolisme gula.

3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam
jumlah yang semestinya.

Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi
secara normal.
Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular
acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang
mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.

Penyebab utama dari asidois metabolik:

Gagal ginjal

Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)


Ketoasidosis diabetikum

Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)

Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat,

metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida

Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan

karena diare, ileostomi atau kolostomi.

Gambaran klinis

1. Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita
merasakan mual, muntah dan kelelahan.

2. Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita
tidak memperhatikan hal ini.

3. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar
biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan.

4. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma
dan kematian.

Diagnosis

Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang diambil
dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah arteri digunakan sebagai
contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah.

Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan


bikarbonat dalam darah. Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu
menentukan penyebabnya.

Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan
suatu diabetes yang tak terkendali.

Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi
disebabkan oleh keracunan atau overdosis. Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih
secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.

Penatalaksanaan

Pengobatan asidosis metabolic tergantung pada penyebabnya.Sebagai contoh diabetes


dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang bahan racun tersebut
dari dalam darah.Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau
keracunan berat.
Tujuan koreksi mengganti defisit basa

Dipakai Na bikarbonat/ natrium laktat


Rumus: BE x BB x 0.3 = jumlah mEq bikarbonat yg diperlukan

2 4 mEq/ kgBB

Cara: diencerkan dengan D 5 % berikan perlahan-lahan

ALKALOSIS RESPIRATORIK

Defenisi

Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan
yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi
rendah.

Penyebab

Alkalosis respratorik terjadi bila ada hiperventilasi. Hiperventilasi menyebabkan kadar CO2
tubuh turun sehingga terjadi kompensasi tubuh untuk menurunkan pH dengan meretensi H+
oleh ginjal agar absorpsi HCO3- berkurang. Ingat, bila pH tinggi berarti [H+] turun.

Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.

Penyebab akut dapat berupa stimulasi saraf sentral pada tumor serebri,ensefalitis, dan
intoksikasi. Penyebab kronis dapat berupa penyakit paru kronis.

Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:

- rasa nyeri

- sirosis hati

- kadar oksigen darah yang rendah

- demam

- overdosis aspirin.

Gambaran Klinis

- Pasien sering menguap

- Napas lebih cepat dan dalam

- Kepala terasa ringan

- Parestesi sekitar mulut serta kesemutan


Diagnosis

Laboratorium: pH pCO2 bikarbonat BE (-)

Penatalaksanaan

Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan.

Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit


ini.

Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.

Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu
meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida
yang dihembuskannya.

Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin,
kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini
dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.

Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga


mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.

ALKALOSIS METABOLIK

Defenisi

Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat.

Penyebab

Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.

Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang
kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).

Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang

yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.

Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam
jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan
asam basa darah.

Penyebab utama alkalosis metabolik:

1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)


2.Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung

3.Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat

penggunaan kortikosteroid).

Diagnosis

Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa.

Lab: pH , CO , BE (+), pO2 , HCO3

Penatalaksanaan

Biasanya alkalosis metabolic diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit dalam hal ini
adalah natrium dan kalium.Pada kasus berat,diberikan ammonium klorida secara intravena.

Untuk pemberian K+ (KCl) memperbaiki alkalosis (max 40 mEq K+/ L)

HASIL ANALISA GAS DARAH KETIDAKSEIMBANGAN ASAM BASA

Kondisi pH HCO3 PaCO2

Asam basa seimbang 7,35 -7,45 22 26 mEq/L 35 45 mmHg

Asidosis metabolic <7,35 <22 mEq/L Normal atau <35

Asidosis respiratorik <7,35 Normal atau >26 >45 mmHg

Alkalosis metabolic >7,45 >26 mEq/L Normal atau >45

Alkalosis respiratorik >7,45 Normal atau <22 <35 mmHg

Anda mungkin juga menyukai