Anda di halaman 1dari 22

Struktur beton jembatan 1

Steve W.M Supit, Ph.D


Perkembangan tipe jembatan
Periode zaman purba

Simple beam bridge Ancient stone bridge


Tigris bridge (2000 SM)

Jembatan akar pohon

Jembatan gantung kuno


Periode Romawi Kuno (300 SM)

Aquaduct Pont du Gard, Franch Aquaduct Segovia, Spain


Zaman Pertengahan (Abad 11-16)

Old London Bridge (1209) Rialto Bridge, Venice


(Stone arch bridge)
Zaman Jembatan Besi dan Baja

Quebec bridge, Canada

Coolbrookdale bridge, England (1776)

Britania bridge, England


Era jembatan gantung

Menai Straits bridge, England

Brooklyn bridge, New York

Golden gate bridge, California


Era jembatan cable-stayed

Saint Nazzaire, Perancis


Soekarno Bridge, Manado

Maracaibo Bridge, Venezuela Sunshine skyway bridge, Florida


Era jembatan beton

Sando Bridge, Sweden Saskatoon Bridge, Canada

Gladesville Bridge, Sidney


Klasifikasi dan bentuk jembatan
a) Klasifikasi material superstruktur
Menurut material superstrukturnya jembatan diklasifikasikan atas:
Jembatan baja
Jembatan yang menggunakan berbagai macam komponen dan sistem
struktur baja: deck, girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan
penggantung kabel.
Jembatan beton
Jembatan yang beton bertulang dan beton prategang
Jembatan kayu
Jembatan dengan bahan kayu untuk bentang yang relatif pendek
Jembatan Metal alloy
Jembatan yang menggunakan bahan metal alloy seperti
alluminium alloy dan stainless steel

Jembatan komposit
Jembatan dengan bahan komposit komposit fiber dan plastik

Jembatan batu
Jembatan yang terbuat dari bahan batu; di masa lampau batu
merupakan bahan yang umum digunakan untuk jembatan
pelengkung.
b) Klasifikasi berdasarkan penggunanya

* Jembatan jalan
Jembatan untuk lalu lintas kendaraan bermotor
* Jembatan kereta api
Jembatan untuk lintasan kereta api
* Jembatan kombinasi
Jembatan yang digunakan sebagai lintasan kendaraan bermotor
dan kereta api
* Jembatan pejalan kaki
Jembatan yang digunakan untuk lalu lintas pejalan kaki
* Jembatan aquaduct
Jembatan untuk menyangga jaringan
perpipaan saluran air
c) Klasifikasi berdasarkan sistem struktur yang digunakan
Jembatan IGirder.
Gelagar utama terdiri dari plat girder atau rolled-I. Penampang I efektif menahan
beban tekuk dan geser.

Jembatan gelagar kotak (box girder)


Gelagar utama terdiri dari satu atau beberapa
balok kotak baja fabrikasi dan dibangun dari
beton, sehingga mampu menahan lendutan,
geser dan torsi secara efektif.
* Jembatan Balok T (T-Beam)
Sejumlah Balok T dari beton bertulang
diletakkan bersebelahan untuk mendukung
beban hidup

* Jembatan Gelagar Komposit


Plat lantai beton dihubungkan dengan girder
atau gelagar baja yang bekerja sama mendukung
beban sebagai satu kesatuan balok. Gelagar baja
terutama menahan tarik sedangkan plat beton
menahan momen lendutan.
Jembatan gelagar grillage (grillage girder)
Gelagar utama dihubungkan secara melintang dengan balok lantai
membentuk pola grid dan akan menyalurkan beban bersama-sama
Jembatan Dek Othotropic
Dek terdiri dari plat dek baja dan
rusuk/rib pengaku
Jembatan Rangka Batang (Truss)
Elemen-elemen berbentuk batang disusun dengan pola dasar menerus
dalam struktur segitiga kaku. Elemen-elemen tersebut dihubungkan dengan
sambungan pada ujungnya. Setiap bagian menahan beban axial juga tekan dan
tarik.
Jembatan Pelengkung (arch)
Pelengkung merupakan struktur busur vertikal yang mampu menahan
beban tegangan axial

Jembatan Kabel Tarik (Cable stayed)


Gelagar digantung oleh kabel berkekuatan tinggi dari satu atau lebih
menara. Desain ini lebih sesuai untuk jembatan jarak panjang
Jembatan Gantung
Gelagar digantung oleh penggantung vertikal atau mendekati vertikal
yang kemudian digantungkan pada kabel penggantung utama yang
melewati menara dari tumpuan satu ke tumpuan lainnya. Beban
diteruskan melalui gaya tarik kabel.
d) Klasifikasi berdasarkan kondisi pendukung
Gambar berikut menunjukkan tiga perbedaan kondisi pendukung untuk gelagar dan
gelagar rangka

Jembatan dengan pendukung sederhana


Gelagar utama atau rangka batang ditopang oleh roll di satu sisi dan sendi di sisi
yang lainnya.
Jembatan gerber (jembatan kantilever)
Jembatan menerus yang dibuat dengan penempatan sendi di antara
pendukung.

Jembatan rangka kaku


Gelagar terhubung secara kaku pada
sub struktur
Tahapan Perencanaan Jembatan
Di bawah ini tahap-tahap dalam perencanaan sebuah jembatan, antara lain :

Tahap 1. Survei dan Investigasi


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan survei dan investigasi perencanaan
jembatan yakni tata guna lahan, lalulintas, topografi, hidrologi, kriteria tanah, geologi,
bahan, dan tenaga kerja.

Hasil penyelidikan ini lantas dipakai sebagai acuan dalam merencanakan rancangan teknis
jembatan. Di antaranya meliputi :
Kondisi tata guna baik yang berada di jalan pendukung maupun lokasi pembuatan
jembatan
Ketersediaan anggaran yang mencukupi untuk pengadaan material dan kebutuhan sumber
daya manusia
Penyesuaian kelas jembatan terhadap situasi jalan dan tingkat kepadatan lalulintas
Penyesuaian konstruksi jembatan terhadap topografi, kriteria tanah, geologi, hidrologi,
dan perilaku sungai
Tahap 2. Analisis Data
Data yang sudah diperoleh dari survei dan investigasi selanjutnya dianalisa
sedemikian rupa sebelum proses pembuatan rancangan teknis jembatan
dilaksanakan. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada tahap ini di
antaranya :

Analisa data lalulintas untuk menentukan kelas jembatan yang sesuai dengan
beban lalu lintas dan lebar jembatan
Analisa data hidrologi untuk mengetahui kapasitas debit banjir rancangan,
potensi gerusan sungai, dan kecepatan aliran air
Analisa data tanah untuk mengetahui parameter tanah dasar yang
menentukan pemilihan jenis pondasi
Analisa geometri untuk menentukan elevasi jembatan serta mempengaruhi
alinemen vertikal dan panjang jalan pendekat
Tahap 3 : Pemilihan Lokasi
Pada dasarnya, lokasi yang paling tepat untuk dibangun jembatan
adalah tempat yang memungkinkan jembatan tersebut dibuat tegak
lurus terhadap sumbu rintangan yang dilalui. Di samping itu, lokasi
pembangunan juga sebaiknya dapat mendukung jembatan yang
praktis, pendek, dan mudah diakses.
Poin-poin yang juga wajib dicatat dalam memilih lokasi pembuatan
jembatan yaitu :
Lokasi harus direncanakan dengan efektif dan efisien sehingga
pembuatan jembatan tidak memerlukan lahan yang terlalu luas
Lokasi sebaiknya terletak di posisi yang strategis, tidak terlalu banyak
mengenai rumah penduduk, dan usahakan mengikuti pola as jalan
existing yang tersedia
Lokasi harus memenuhi faktor ekonomi dan faktor keamanan
Tahap 4. Bahan Material
Pemilihan material bangunan yang digunakan untuk membangun
jembatan harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :

1.Biaya konstruksi
2.Biaya perawatan
3.Ketersediaan material
4.Fleksibilitas
5.Kemudahan pengerjaan
6.Kemudahan mobilisasi

Anda mungkin juga menyukai