Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Makalah Gaya Kepemimpinan.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Manajemen
Konstruksi Politaknik Negeri Manado.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
1. Menstimulasi semangat para kolega dan pengikutnya untuk melihat pekerjaan mereka
dari beberapa perspektif baru.
2. Menurunkan visi dan misi kepada tim dan organisasinya.
3. Mengembangkan kolega dan pengikutnya pada tingkat kemampuan dan potensial yang
lebih tinggi.
4. Memotivasi kolega dan pengikutnya untuk melihat pada kepentingannya masing-masing,
sehingga dapat bermanfaat bagi kepentingan organisasinya.
a. Kharisma
Kepemimpinan kharismatik diakui oleh sejumlah ahli menjadi nilai penting bagi
kepemimpinan transformasional. Dalam kondisi perubahan lingkungan yang dinamis dengan
turbulensi tinggi dan sulit untuk diprediksi (unpredictable), seorang pemimpin harus mampu
memberikan sifat-sifat kharismatik dalam mengkomunikasikan visi dan misi
organisasi. Kharisma merupakan daya kekuatan memotivasi pengikut dalam menjalankan
kegiatan organisasi. Pemimpin yang memiliki kharisma akan lebih mudah mempengaruhi
pengikut agar bertindak sesuai dengan yang diharapkan untuk keberhasilan suatu organisasi.
Pemimpin kharismatik mampu membangkitkan emosi-emosi yang kuat. Pemimpin diidentifikasi
untuk dijadikan panutan oleh pengikut, dipercaya, dihormati, dan memiliki tujuan yang jelas.
Memiliki integritas terhadap kesesuaian antara exposed values dan enacted values. Nilai-nilai
yang diungkapkan lewat kata-kata.
b. Inspirasional
c. Stimulasi Intelektual
Melalui stimulasi intelektual, pemimpin berupaya menciptakan iklim yang kondusif bagi
berkembang inovasi dan kreativitas. Mampu mendorong pengikutnya untuk memunculkan ide-
ide baru dan solusi kreatif atas masalah-masalah yang dihadapi.
d. Perhatian individual
Mahatma Gandhi
Mahatma Gandhi secara khusus merupakan gambaran ideal dari seorang pemimpin
transformasional. Kepemimpinan Gandhi mengedepankan nilai non-kekerasan dan nilai-nilai
lainnya yang bersifat egalitarian, nilai-nilai mana sungguh memberikan dampak perubahan
dalam diri orang-orang dan lembaga-lembaga di India.
Kepemimpinan Gandhi sungguh memiliki tujuan secara moral, karena tujuannya adalah
memenangkan kemerdekaan pribadi bagi orang-orang sebangsanya dengan membebaskan
mereka dari penindasan oleh pemerintah kolonial Inggris.
Kepemimpinan Gandhi diangkat ke atas, dalam artian dia mengangkat para pengikutnya
ke tingkat moral yang lebih tinggi dengan melibatkan mereka dalam aktivitas-aktivitas non-
kekerasan guna mencapai keadilan sosial. Dengan melakukan begitu, Gandhi meminta
pengorbanan dari para pengikutnya, bukannya sekadar mengobral janji-jani.
5. Penerapan Gaya Kepemimpinan Transformatif Dalam Dunia Teknik Sipil
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Tingkat kepercayaan yang rendah merupakan refleksi dari perilaku kepemimpinan yang
dipersepsikan oleh anggota dari pemimpin yang kurang memiliki kecakapan dalam menjalankan
perannya. Indikasi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: (1) perilaku pemimpin yang
terlalu mengawasi (over control) dan terlibat sampai hal kecil (micro-manager), (2) perilaku
pemimpin yang hanya fokus pada hal-hal yang dapat dikontrol dan jangka pendek (concrete),
dan (3) perilaku pemimpin yang sangat berhati-hati, ragu dalam mengambil keputusan, dan tidak
menyukai perubahan (risk averse). Perilaku tersebut dianggap sebagai penghambat. Tingkat
kepercayaan yang rendah dari perilaku kepemimpinan yang over control menjadikan anggota
bekerja kurang leluasa dan tentu saja akan bersifat kontra-produktif serta berdampak pada
demotivasi sehingga dapat menurunkan kinerja organisasi.
3.2. SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri
sendiri
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://purnamayudhaputra7.blogspot.co.id/2013/11/teori-kepemimpinan-kepemimpinan.html
http://penulisabcd.blogspot.co.id/2016/11/analisis-kepemimpinan-transformasional.html
http://rusdaan.blogspot.co.id/2016/11/kepemimpinan-dan-contoh-kepemimpinan.html
http://syukronsmanela.blogspot.co.id/2014/02/kepemimpinan-transformal-
transaksional.html
http://retnok1202.blogspot.co.id/2013/01/makalah-kepemimpinan-transformasional.html
http://innurma.blogspot.co.id/2013/01/kepemimpinan-transaksional-dan.html
https://blingjamong.wordpress.com/2014/02/07/kepemimpinan-fungsi-tanggung-jawab-dan-ciri-pemimpin/
http://www.tugasku4u.com/2013/06/makalah-kepemimpinan.html
http://sandi-prambanan.blogspot.co.id/