Anda di halaman 1dari 4

MACAMMACAM KEGAGALAN AMALGAM

Marginal Deterioration (Kerusakan Tepi)

Salah satu jenis kerusakan amalmgam yang paling sering terjadi adalah yang disebut
tambalan berparit seperti pada gambar 18-11. Kerusakan ini dapat berlanjut menjadi
karies sekunder. Sebagai upaya pencegahan, banyak tambalan seperti ini yang diganti.
Tetapi, kebutuhan penggantian restorasi ini sangat bergantung pada kebersihan mulut
pasien. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa pada populasi dengan kebersihan mulut
yang baik, kejadian karies sekunder cukup rendah walaupun ada kerusakan tepi yang
parah. Patahnya tepi amalgam ini dapat terjadi karena beberapa faktor.

Preparasi Kavitas atau Finishing yang Tidak Baik


Bila ada email yang menggantung pada tepi preparasi kavitas, suatu saat struktur gigi itu
dapat patah. Jadi, amalgam yang berparit dapat mengakibatkan patahnya email
didekatnay atau tepi amalgam.
Pengukiran dan finishing restorasi yang tidak baik dapat meninggalkan ledge amalgam
yang tipis di atas email dan dapat patah, meninggalkan bentuk parit (Gambar17-29).

Lapisan tipis ini sering sulit untuk di deteksi dan dihilangakan. Salah satu metode yaitu
untuk menyelesaikan tepi restorasi dengan prophylactic polishing cup yang halus dan

1
pasta profilaksis yang baik dan agak basah dengan diarahkan sedemikian rupa sehingga
ujungnya berputar dari amalgam ke gigi (Gambar 17-30).

Kelebihan Air Raksa


Pengendalian rasio air raksa:logam campur, prosedur triturasi yang menyeluruh, dan
kondensasi yang benar akan mengurangi kegagalan seperti ini.

Creep
Jika creep dari alloy sangat tinggi atau jika manipulasi cenderung meningkatkan creep,
kemungkinan patahnya bagian tepi akan sangat menigkat. Logam campur yang
digunakan untuk tambalan merupakan faktor yang sangat penting dalam insiden dan
keparahan kerusakan tepi dari restorasi.

Tarnish dan Korosi

Restorasi amalgam sering mengalami tarnish dan korosi di dalam rongga mulut. Derajat
pembentukan tarnish dan perubahan warna yang terjadi tergantung pada lingkungan
rongga mulut masing-masing individu dan logam campur yang digunakan. Penelitian
elektrokimia menunjukkan bahwa beberapa proses pasivasi memberikan perlindungan
sebagian terhadap korosi lebih lanjut yang terjadi akibat proses pembentukan tarnish.
Korosi aktif dari restorasi yang baru dipasang terjadi di antara permukaan gigi dan
restorasi. Celah antar alloy dan gigi memungkinkan terjadnya kebocoran mikro dari
elektrolit dan proses konsentrasi sel yang klasik (korosi leher gigi). Penumpukan produk
korosi perlahan akan menutup celah ini, membuat amalgam gigi menjadi self-sealing
restoration.
Adanya peran korosi pada proses kerusakan marginal belum terbukti. Terdapat bukti tidak
langsung bahwa fase 2 dapat menyebabkan kegagalan marginal dan korosi aktif pada
alloy tradisional, tapi hal itu tidak terjadi pada alloy dengan kandungan tembaga tinggi.
Produk korosi yang paling umum ditemukan pada alloy amalgam tradisional adalah
oksida dan klorida dari timah. Produk ini ditemukan pada permukaan antara gigi dengan
amalgam dan menembus daerah ketebalan amalgam lama (Gambar 17-15). Pada
amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi, ditemukan produk yang sama (Gambar
17-16).

2
Produk korosi yang mengandung tembaga dapat juga ditemukan pada high-copper
amalgam. Tetapi proses korosi lebih terbatas karena fase yang dapat mengurangi korosi
dari pada fase 2 yang terdapat pada amalgam tradisional. Teknik harus dilakukan agar
menghaslkan permukaan yang halus untuk mengurangi tarnish dan korosi.
Bila restorasi emas diletakkan berkontak dengan amalgam, dapat diperkirakan terjadi
korosi pada amalgam akibat perbedaan tekanan elektromotif yang besar anatar kedua
bahan tersebut. Proses korosi akan menghasilkan merkuri bebeas, yang dapat
mengkontaminasi dan melemahkan restorasi emas. Efek biologis seperti galvanisme juga
dapat terjadi.
Amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi bersifat katoda dalam hubungannya
dengan amalgam konvensional. Bila restorasi amalgam dengan kandungan tinggi
tembaga diletakan pada rongga mulut pasien yang memiliki restorasi amalgam tradisional
(kandungan tembaganya rendah), diperkirakan korosi dan kegagalan meningkat pada
restorasi yang baru. Namun, observasi klinis tidak menunjukkan korosi yang meningkat
pada situasi semacam itu.

3
4

Anda mungkin juga menyukai