Anda di halaman 1dari 7

Analisis Proses Interaksi

Ilmu Komunikasi adalah merupakan ilmu yang berusia muda dari cabang-cabang ilmu lainnya
karena beberapa teori didalamnya diambil dari beberapa teori dari cabang ilmu lain seperti ilmu
sosiologi, antropologi, ekonomi, psikologi dan masih banyak lainnya. Dalam ilmu komunikasi
beberapa pendapat mengatakan bahwa ada lima level dalam ilmu komunikasi yaitu komunikasi intra
personal, antar pribadi, kelompok, organisasi, dan massa.
Dari kelima level itu, jelas yang tersulit adalah komunikasi massa, kenapa demikian, tentu saja
dikarenakan komunikasi ini melibatkan massa dan menggunakan media untuk mengirimkan pesan.
Tetapi pada tugas analisis ini, penulis tidak membahas komunikasi massa melainkan komunikasi
kelompok. Terdapat satu teori dalam bagian dari komunikasi kelompok yaitu teori analisis proses
interaksi yang merupakan bagian dari ilmu psikologi sosial.

Dalam hal ini penulis tidak hanya menjabarkan analisis proses interaksi namun mencoba mengaitkan
teori tersebut dalam suatu pengamatan pada objek atau kelompok yang menjadi poin utama teori ini.
Latar belakang penulis mengambil teori ini disamping merupakan tugas dari dosen pembimbing mata
kuliah teori komunikasi tapi juga keinginan penulis untuk mencoba memahami sebuah kelompok
yang dapat dikategorikan menjadi 6 permasalahan yang akan dibahas pada bab berikutnya.
Jadi penulis berharap hasil dari analisis ini dapat menjadi acuan jika dalam kelompok tersebut
terdapat masalah atau krisis kepercayaan, sejatinya dapat diperbaiki sehingga masalah yang
mengganggu interaksi kelompok dapat diminimalisir.

Kelompok dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kelompok kecil dan kelompok besar. Pada
kelompok kecil maupun kelompok besar saling bertukar informasi yang akan menjadi rumusan
masalah dari makalah ini. Seperti yang katakan pada sub bab latar belakang, penulis mencoba untuk
merumuskan masalah pada sebuah kelompok besar yang menjadi kelompok-kelompok kecil. Analisis
proses interaksi yang seperti apakah yang membuat sebuah kelompok besar menjadi kelompok-
kelompok kecil. Jika kelompok kecil yang mudah kita identifikasi secara sifat individunya akan
mudah bagi kita untuk mejelaskan masalah yang ada dalam komunikasi kelompok tersebut tetapi jika
kita mengetahui secara signifikan dari sifat individunya kita akan mencoba mengelompokkannya
terlebih dahulu sehingga dapat disimpulkan masalah apa sebenarnya yang menjadi hambatan
komunikasi dalam interkasi dalam sebuah kelompok. Selain itu penulis juga ingin menjabarkan
contoh pecahnya kelompok dari kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil dikarenakan
masalah perbedaan persepsi atapun pandangan.

Dalam sebuah skema Bales yang dikutip dari buku Teori Komunikasi karangan Morissan :
1. Tampak Bersahabat

TINDAKAN POSITIF 2 Dramatisasi

3 Kesepakatan

4 Memberikan Saran

JAWABAN 5 Memberikan Pendapat

6 Memberikan Informasi
a b c d e f
7 Meminta Informasi

PERTANYAAN 8 Meminta Pendapat

9 Meminta Saran

10 Pertentangan

TINDAKAN NEGATIF 11 Menunjukkan Ketegangan

12 Tampak Tidak Bersahabat

Menurut Bales, analisis proses interaksi terdiri dari enam kategori yaitu :
a. Masalah Komunikasi ( memberikan dan meminta informasi )
b. Masalah Evaluasi ( memberikan dan meminta pendapat )
c. Masalah Pengawasan ( memberikan dan meminta saran )
d. Masalah Keputusan ( kesepakatan atau pertentangan )
e. Masalah Pengurangan Ketegangan ( dramatisasi atau bertegangan )
f. Masalah Reintegrasi ( bersahabat atau tidak bersahabat )

Contoh Kasus :
Sebagai contoh sebuah kelompok kecil dalam sebuah perusahaan yaitu Staff Bidang Produksi
Program TVRI Sumsel yang dimana anggota dari bidang produksi program berjumlah 10 orang.
Adapun anggota terdiri dari nama-nama sebagai berikut :

Malkon Suhaimi (Koordinator Produser dan Program Director)


Hadi Sulistyo (Produser acara musik)
Antony DP (Produser acara pendidikan, budaya, dan drama)
Haeru Nasri (Produser acara pendidikan, budaya, dan musik)
Nurzaity (Program Director acara pendidikan, budaya dan musik)
Ihsan M (Program Director acara pendidikan, budaya, musik dan drama)
Lidya Uly (Program Director acara pendidikan dan budaya)
M. Zacky (Program Director acara pendidikan dan budaya)
Tety Lusiana (Program Director acara pendidikan dan budaya)
Dwi Hartati (Asisten Pragram Director dan Kepustakaan Siaran)

Dari nama-nama tersebut merupakan satu kelompok kecil bagian dari suatu proses produksi siaran
Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang ruang lingkupnya adalah mencangkup provinsi Sumatera
Selatan. Kelompok ini dikategorikan sebagai staff inti operasional siaran yang dengan kata lain tidak
akan berjalan jika kelompok ini tidak ada. Menjadi sangat penting karena dari kelompok ini program-
program yang menghiasi layar kaca TVRI dikonsepkan dan diproduksi. Jadi dalam kata lain
kelompok ini harus tetap kompak bersinergi dan saling berinteraksi antar individu kelompok agar
tercipta keserasian ide dan pemikiran pada saat proses produksi berlangsung.

Penerapan Teori Terhadap Objek


Sejauh ini kelompok staff program yang terdiri dari 10 orang menjalin hubungan satu sama lain
dalam pekerjaan sebagai staff produksi program. Seperti dijelaskan pada sub bab sebelumnya dalam
kelompok ini profesi utama atau jobdesk staff produksi program adalah produser dan program
director. Jelas dalam sebuah komunikasi kelompok pasti ada leader atau pemimpin kelompok yang
menjadi pimpinan kelompok pada tugak pokok produksi itu sendiri. Menurut teori yang dibuat Bales
terdapat 12 jenis kelompok dalam komunikasi kelompok yang disederhanakan menjadi empat
golongan yaitu: tindakan positif, jawaban, pertanyaan, dan tindakan negatif.

Tindakan Positif
Tindakan positif disini meliputi kesan tampak bersahabat, dramatisasi, dan kesepakatan. Pada
kelompok yang penulis analisis, tindakan positif dilakukan hampir semua anggota kelompok.
Sebagai contoh ketika seorang koordinator memberikan penjelasan tentang program kerja bulanan, ia
menunjukkan sikap bersahabat dan dramatisasi agar semua anggota kelompok lainnya menuruti apa
yang ia arahkan karena jika contoh kasus ketika koordinator tidak menunjukkan sikap bersahabat
maka sudah pasti siapa yang menjadi bawahannya baik para produser dan program director tidak
akan respect terhadapnya. Lalu begitu pula dengan tindakan positif yaitu kesepakatan, semua
bawahannya sepakat untuk setuju ikut dalam program kerja bulanan yang dirahkan olehnya.

Jawaban
Pada poin ini sudah tentu dipastikan selalu terjadi karena proses pekerjaan yang dilakukan
kelompok ini adalah memberi sumbangsi saran, informasi dan pendapat guna mencapai suatu konsep
acara televisi yang sesuai dengan ketentuan yang ada dilembaga. Sering kali setiap kelompok atau
tim kecil yang mendapat tugas membuat suatu acara baru, tidak menutup kemungkinan anggota
kelompok lainnya ikut serta dalam penggodokan ide atau segemntasi yang ada dalam program yang
sedang dirancang. Ini menjadi poin yang menyatukan bagi anggota-anggota kelompok dalam bidang
produksi program yang tentu saja dipimpin oleh seorang koordinator.

Pertanyaan
Sama halnya seperti poin kedua, pada poin ini yaitu pertanyaan, terkadang tidak hanya
dilakukan pada kelompok staff produksi program saja, melainkan juga melibatkan kelompok lain
diluar kelompok ini. Seperti kelompok orang-orang teknik yang profesinya mendukung produksi
program pada hal-hal yang bersifat teknis. Ini dilakukan karena keterbatasan pengetahuan yang ada
didalam kelompok produksi program tentang hal-hal teknis menyangkut peralatan pendukung
produksi. Seperti kelistrikan atau komponen output input pada video/audio mixer atau peralatan ENG
(Electronic New Gathering).

Tindakan Negatif
Tindakan negatif yang dimaksud pada poin ini adalah kebalikan dari tindakan positif pada
poin pertama. Pada kasus-kasus tertentu poin ini bisa terjadi pada salah satu anggota saja, itu
disebabkan karena adanya pengaruh dari pribadi dari individu dalam kelompok tersebut. Sebagai
contoh, ketika salah satu anggota kelompok yang mempunyai masalah dalam keuangan keluarga
seperti kebutuhan biaya pendidikan anak. Secara tidak langsung mempengaruhi tindakan ketegangan
atau bisa juga tidak bersahabat. Beban pikiran yang mempengaruhi anggota kelompok ini
menyebabkan pengaruh di lingkungan kelompok lain yang tidak mempunyai kesamaan situasi yang
dihadapinya. Namun hal seperti ini dapat ditanggulangi cepat karena adanya kedekatan antara
anggota-anggota lain yang bisa membantu mencarikan solusi yang tepat demi mengatasi kesulitan
ekonomi yang dihadapi anggota tersebut.

Kategorial Analisis Proses Interaksi


Dalam hal ini penulis ingin menjabarkan sesuai dengan teori dalam buku Teori Komunikasi
oleh Morissan yaitu terdapat enam kategori analisis proses interaksi. Berikut penerapan teori tersebut
dalam objek analisis penulis :
Jika masing-masing anggota kelompok tidak saling memberikan cukup informasi, maka kelompok
bersangkutan akan mengalami masalah komunikasi. Sangat benar sekali, karena jika seorang
produser tidak memberikan informasi tentang siapa narasumber atau jadwal produksi yang detail,
seorang program director akan mengalami kesulitan komunikasi juga terhadap crew-crew yang
lainnya.
Jika masing-masing anggota kelompok tidak saling memberikan pendapat, maka kelompok
bersangkutan akan mengalami masalah evaluasi. Saya juga setuju dengan poin ini, karena sudah
barang pasti, tingkat keberhasilan suatu produksi acara adalah bukan acara yang sudah dilaksanakan
sudah dirasakan bagus akan tetapi evaluasi yang membuat produksi kedepannya akan lebih baik lagi.
Jika masing-masing anggota kelompok tidak saling bertanya dan memberikan saran, maka kelompok
akan mengalami masalah pengawasan. Saya juga berpendapat setuju, karena pada kasus yang ada
ketika saran tidak keluar dari anggota kelompok, program yang sedang berlangsung atau yang akan
berlangsung terasa tidak ada quality control atau dapat keluar dari kriteria yang ada. Dalam kasus di
kelompok ini, itu tidak terjadi karena masing-masing punya keahlian yang spesifik seperti seorang
anggota yaitu Program Director spesialisasi pendidikan ketika keliru dalam menjalankan tugas, maka
aka ada pengingat program director lainnya yang sama spesialisasinya.
Jika masing-masing anggota kelompok tidak bisa mencapai kesepakatan maka mereka akan
mendapatkan masalah keputusan. Hal ini mungkin sering terjadi antara produser dan program
director dalam hal menentukan hunting lokasi. Terkadang tempat atau waktu menjadi perdebatan
keduanya dikarnakan berbedanya persepsi.
Jika tidak terdapat cukup dramatisasi maka akan muncul masalah ketegangan. Pada poin ini juga
benar adanya, karena pada atmosir lingkungan kerja yang dikejar oleh waktu (deathline) perlu
dramatisasi agar tidak ada ketegangan. Pada kelompok ini, satu atau dua orang yang penulis
kategorikan memiliki rasa humor yang tinggi membuat suasana menjadi cair dalam keseharian di
lingkungan kerja.
Jika anggota kelompok tidak ramah dan tidak bersahabat maka akan terdapat masalah reintegrasi.
Poin ini mungkin tidak berlaku pada kelompok yang menjadi objek penulis. Karena bisa dibilang
semua anggota kelompok mempunyai rasa kesatuan yang tinggi.
Dramatisasi
Jabatan yang paling tinggi dalam kelompok ini adalah koordinator produser dan Program
Director, tentu saja dialah yang mengkoordinir anggota kelompok lainnya dan berikutnya yang
paling rendah adalah profesi sebagai Asisten PD yang sifatnya membantu serta menginventarisir
hasil produksi sehingga menjadi materi dalam kepustakaan TVRI.
Pada teori Bales kategori dramatisasi sangat penting dalam analisis proses interaksi, mengapa
?, itu dikarenakan dramatisasi berperan agar menjaga kestabilan masing-masing anggota kelompok.
Dalam menyampaikan pesan misalnya, adakalanya perlu dengan cerita-cerita yang menyangkut
pengalaman komunikator terhadap komunikan. Dalam kasus ini sang koordinator (leader) kelompok,
sudah pasti banyak pengalaman atau jam terbang terhadap pekerjaan yang berpengaruh pada
kredibilitasnya sebagai koordinator produksi program. Sama persis dengan yang dikatan oleh Bales,
bahwa cerita dan pengalaman yang disampaikan oleh leader tidak selalu berkaitan dengan pekerjaan
yang sedang dilaksanakan, itu dilakukan karena perlu agar tidak adanya ketegangan antar anggota
kelompok.
Menurut Bales menunjukkan bagaimana persepsi terhadap posisi individu dalam kelompok
merupakan fungsi dari tiga dimensi yang terdiri atas:
Dominan versus Penurut
Bersahabat versus tidak bersahabat
Instrumental versus emosional
Disini jelas bahwa yang dominan adalah koordinator yang kemudian diikuti seterusnya produser dan
Program Director, lalu sifat penurut sudah pasti dikatakan bahwa yang pada level paling bawah yaitu
asisten Program Director yang selanjutnya juga diatasnya adalah Program Director.
Kemudian Bales juga mengatakan bahwa ada 2 jenis pemimpin (leader) yaitu pemimpin pekerjaan
dan pemimpin sosioemosional. Dalam penerapannya didalam kelompok ini yang menjadi pemimpin
pekerjaan adalah bapak Malkon Suhaimi selaku Koordinator dan yang menjadi pemimpin
sosioemosional adalah Ibu Lidya Uly yang selalu menjadi ibu bagi anggota kelompok ini, beliau
selalu memberikan perhatian dalam hubungan setiap anggota kelompok diluar pekerjaan serta
berperan meredakan konflik yang terjadi pada kelompok ini.

Rangkuman Analisis
Untuk merangkum analisis yang dibuat oleh penulis, penulis mencoba dengan sederhana saja yaitu
memberikan keterangan YA, JARANG, dan TIDAK pada sekema Bales dibawah ini :

1. Tampak Bersahabat (YA)

TINDAKAN POSITIF 2 Dramatisasi (YA)

3 Kesepakatan (YA)

4 Memberikan Saran (YA)

JAWABAN 5 Memberikan Pendapat (YA)

6 Memberikan Informasi (YA)


a b c d e f
7 Meminta Informasi (YA)

PERTANYAAN 8 Meminta Pendapat (YA)

9 Meminta Saran (YA)

10 Pertentangan (JARANG)

TINDAKAN NEGATIF 11 Menunjukkan Ketegangan (TIDAK)

12 Tampak Tidak Bersahabat (TIDAK)


Jadi dalam hal ini penulis merangkum, hampir semua jenis pesan dalam komunikasi kelompok pada
teori analisis proses interaksi benar dilakukan oleh anggota kelompok staff produksi program, 9 jenis
pesan (YA) dilakukan, 1 pesan (JARANG) dilakukan, dan 2 pesan (TIDAK) dilakukan.

Kesimpulan
Sesuai dengan level ilmu komunikasi yang penulis jelaskan diawal bab, pada makalah analisis ini
adalah memaparkan sebuah contoh kasus atau objek analisis yang dapat dikaitkan dengan salah satu
teori komunikasi yaitu analisis proses interaksi pada kelompok yang mana pada level komunikasi
berada pada level tiga setelah komunikasi antar pribadi. Inti dari komunikasi kelompok menurut
penulis adalah bagaimana individu dalam kelompok berkomunikasi dengan masalah-masalah yang
melibatkan unsur-unsur seperti dominan atau penurut, bersahabat atau tidak bersahabat, dan
instrumental atau emosional. Jadi tiga unsur tersebut mempengaruhi stabilitas kelompok yang mana
jika tindakan positif akan membuat kesatuan kelompok terjaga atau sebaliknya jika tindakan yang
negative akan membuat kelompok terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil lainnya.

Daftar Pustaka

Morrisan. Teori Komunikasi Massa Individu Hingga Massa. Kencana Prenadamedia Group. 2013.

Anda mungkin juga menyukai