Judul:
KENDI (KAMPUNG EDUKASI ANTI DIABETES):
INVESTASI HIDUP SEHAT DENGAN METODE ECONOMIC-PRIMARY
HEALTH CARE (e PHC) MELALUI PENGOLAHAN MENGKUDU
(Morinda citrifolia) DI DESA TAWANGARGO, KECAMATAN
KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG
Subtema :
Sosial Kemasyarakatan
Diusulkan Oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
ii
Title:
KENDI (KAMPUNG EDUKASI ANTI DIABETES):
HEALTHY LIVING INVESTMENT BY ECONOMIC-PRIMARY HEALTH
CARE (e-PHC) METHODS WHICH USES NONI (Morinda citrifolia)
PROCESSING IN THE TAWANGARGO VILLAGE, KARANGPLOSO
DISTRICT, MALANG REGENCY
Subtheme :
Civic Social
by :
BRAWIJAYA UNIVERSITY
MALANG
2011
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Tulisan Untuk Negeri
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan Tulisan Untuk Negeri ini dengan judul (KENDI)
Kampung Edukasi Anti diabetes : Investasi Hidup Sehat dengan Metode
Economic-Primary Health Care (e PHC) Melalui Pengolahan Mengkudu
(Morinda citrifolia) di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten
Malang.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya proposal ini. Terima kasih
kepada :
1. Pembantu Dekan III dan Ketua Jurusan Keperawatan Fak.Kedokteran
Universitas Brawijaya
2. Ns. Kumboyono, S.Kp, M.Kep, Sp.Kom selaku dosen pembimbing.
3. Mas Ronald selaku staf kemahasiswaan FKUB
4. Bapak Sukro selaku staf kemahasiswaan Rektorat UB
5. Bu Hindun selaku dosen pengajar FTP UB atas bimbingan olehan
mengkudu
6. Bu Yunik, Amd.Keb selaku bidan desa Tawangargo
7. Pegawai Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian Malang
8. Warga desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang
9. Keluarga besar Universitas Brawijaya, seluruh sahabat dan rekanrekan
serta semua pihak yang tak hentihentinya memberikan
dorongan,semangat, dan motivasi
Kami menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitu pun
proposal yang telah kami buat ini, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan
proposal kami selanjutnya. Terakhir, kami berharap hasil kegiatan kami dapat
bermanfaat bagi banyak pihak.
Penulis
iv
v
DAFTAR ISI
v
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
vii
KENDI (Kampung Edukasi Anti Diabetes): Healthy Living Investment by Economic-Primary Health Care
(e-PHC) Methods Which Uses Noni (Morinda citrifolia) Processing
in the Tawangargo Village, Karangploso district, Malang Regency
Rani Rakhmawati, Musthika Wida Mashitah, Reny Hartikasari, Vebby Astri Rizkilia, Hermanto Ariadi
Medical Faculty, Brawijaya University, Malang 65145, Indonesia
ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) is one of the chronic disease with the highest morbidity and mortality in the
world. According to WHO data, the number of people with DM in Indonesia is fourth in the world. In 2006, the
number of diabetics in Indonesia reached 14 million people. That number is predicted increase to 21.257 million
in 2030 (WHO, 2009). The incidence of DM type II in Malang Regency, approximately 1412 people spread across
39 districts, one of that district is Karangploso with 110 diabetics in 2009. Tawangargo is one of village in
Karangploso that diabetics number reached 14 people, based on data from the Tawangargo health center. Today,
that number rises to 30 patients. Promotive and preventive action is a key model to solve this problem.
The general purpose of this program is to make Tawangargo become a KENDI (Kampung Edukasi
Antidiabetes) by guidance and empowerment people in the promotive and preventive diabetes mellitus activity
which uses e-PHC (Economic-Primary Health Care) methods. e-PHC is a method to improve public health by
synergizing PHC concepts with economic approach. Economic approach is the optimalization of the local
potential of area where is planted by Noni. Noni is a herbal medicine which is good to prevent DM. Tawangargo
Village is one of the biggest area where produces Noni in Malang Regency with an average number of harvests
per year is 10-13 kg /tree. The particular aim are people have knowledge about DM and its prevention; community
willing and actively participate in the DM promotive and preventive activities; communities implement a healthy
lifestyle in diet and physical activity; communities capable of producing, marketing, and consumption of noni as a
one of herbal drink for preventing diabetes; and through e-PHC rural communities become independent in health
financing from 5-10% of the sale of noni.
This research using Action Research Method. PHC methods is concern to give antidiabetic education for
public and people with diabetes, establish working groups and health training for Noni Healthy Homes, diabetes
sport activities, guidebooks for diabetes, blood sugar checks, and making publication media.
KENDIs program has been completed up to 98.3% and the achievement of output targets up to 90.78%.
This program by using e-PHC method succeeded in increasing community's understanding of diabetic and its
prevention. These programs also successfully activate the three essential components of PHC implementation in
community, that are public heart workers who are active in disease prevention, and the health financing system
that is cheap and easy to reach by communities, thus realizing Tawangargo as an antidiabetic pilot village
(Kampung Edukasi Anti Diabetes) in Malang Regency. so that embody Tawangargo as antidiabetic pilot village
(Kampung Edukasi antidiabetic) in Malang Regency. e-PHC is a society empowerment health model that can be
applied anywhere, not only in Indonesia but also in other areas according to their respective local potential to
achieve the desired disease prevention programs. That program accordance with government programs to realize
Alert Village (Desa Siaga) as the embodiment of Indonesian Prosperity Action Towards MDGs 2015.
vii
viii
(KENDI ) Kampung Edukasi Anti Diabetes : Investasi Hidup Sehat Dengan Metode Economic-Primary
Health Care (e PHC) Melalui Pengolahan Mengkudu (Morinda citrifolia) di Desa Tawangargo,
Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang
Rani Rakhmawati, Musthika Wida Mashitah, Reny Hartikasari, Vebby Astri Rizkilia, Hermanto Ariadi
Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang 65145, Indonesia
ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakti kronis dengan angka morbiditas dan mortalitas
terbesar di dunia. Menurut data WHO, jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia menempati urutan ke-4
dunia. Pada tahun 2006, jumlah penderita DM di Indonesia mencapai 14 juta orang. Jumlah tersebut diprediksi
akan meningkat menjadi 21.257.000 pada tahun 2030 (WHO, 2009). Kabupaten Malang memiliki catatan angka
kejadian Diabetes Melitus tipe II kurang lebih 1412 jiwa yang tersebar di 39 kecamatan, salah satunya kecamatan
Karangploso dengan angka penderita DM 110 jiwa pada tahun 2009. Salah satu desa di Karangploso yaitu desa
Tawangargo memiliki jumlah penderita DM 14 orang, berdasarkan data dari Puskesmas Pembantu Tawangargo.
Saat ini angka tersebut naik menjadi 30 penderita. Tindakan promotif dan preventif adalah kunci dalam
menurunkan angka kejadian DM tersebut. Kampung Edukasi Antidiabetes (KENDI) dengan metode economic-
Primary Health Care (e-PHC) merupakan sebuah model penyelesaian masalah tersebut.
Tujuan umum program ini adalah mewujudkan Desa Tawangargo sebagai KENDI (Kampung Edukasi
Antidiabetes) melalui pembinaan dan pemberdayaan masyarakat dalam upaya promotif dan preventif Diabetes
Melitus dengan metode e-PHC (Economic-Primary Health Care). Metode e-PHC merupakan suatu metode untuk
meningkatkan perbaikan kualitas kesehatan masyarakat dengan mensinergiskan konsep dasar PHC dengan
pendekatan ekonomi. Pendekatan ekonomi yang dimaksud adalah pengoptimalan potensi lokal daerah berupa
mengkudu yang merupakan tanaman herbal pencegah diabetes untuk pembiyaan kesehatan sebagai salah satu
kriteria Kampung Edukasi Anti Diabetes (KENDI). Desa Tawangargo merupakan penghasil mengkudu nomor 7
di Kabupaten Malang dengan rata-rata jumlah panen per tahun 10-13 kg/pohon. Sedangkan tujuan khususnya
adalah masyarakat memiliki pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus dan pencegahannya; masyarakat mau
dan berperan aktif dalam program promotif dan preventif penyakit diabetes mellitus; masyarakat menerapkan pola
hidup sehat dalam pola makan dan aktivitas fisik; masyarakat mampu mengolah, memasarkan, dan mengkonsumsi
mengkudu sebagai salah satu pencegah diabetes; memandirikan masyarakat desa dalam pembiayaan kesehatan
melalui metode e-PHC dari 5-10% hasil penjualan mengkudu.
Metode penelitian yang digunakan adalah Action Research. Metode kegiatan untuk PHC antara lain
edukasi antidiabetes ke diabetisi dan warga umum, pembentukan dan pelatihan kesehatan kelompok kerja Rumah
Sehat Mengkudu, senam DM, buku panduan diabetes, pemeriksaan gula darah, dan pembuatan media publikasi.
Metode pelaksanaan kegiatan dari segi e economic antara lain pelatihan pembuatan dan pemasaran olahan
mengkudu, Pace Bank, dan pengkonsumsian olahan cair dan kering mengkudu.
Keterlaksanaan program tercapai 98,3% dan ketercapaian target luaran tercapai 90,78%. Program
KENDI dengan metode e-PHC berhasil meningkatkan pemahaman masyarakat tentang DM dan pencegahannya,
mengaktifkan tiga komponen penting penerapan PHC di masyarakat yaitu, tenaga kesehatan, masyarakat yang
aktif dalam pencegahan penyakit, serta adanya sistem pembiayaan kesehatan yang murah dan mudah dijangkau
masyarakat sehingga mewujudkan Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang sebagai desa
percontohan antidiabetes (Kampung Edukasi Antidiabetes) di Kabupaten Malang. Metode e - PHC adalah model
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan yang dapat diterapkan dimanapun, tidak hanya di Indonesia
tetapi juga di daerah lain sesuai potensi lokalnya masing-masing untuk mencapai tujuan program pencegahan
penyakit yang diinginkan. Program ini bersinergis dengan program pemerintah dalam mewujudkan Desa Siaga
sebagai perwujudan Indonesia Prosperity Action towards MDGs 2015.
viii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakti kronis dengan angka
morbiditas dan mortalitas terbesar di dunia. Menurut data WHO, jumlah penderita
DM di Indonesia menempati urutan ke-4 dunia dengan jumlah penderita mencapai 14
juta orang pada tahun 2006. Jumlah tersebut diprediksi akan meningkat menjadi
21.257.000 pada tahun 2030 (WHO, 2009).
Kabupaten Malang memiliki catatan angka kejadian DM tipe II kurang lebih
1412 jiwa yang tersebar di 39 kecamatan. Salah satu daerah di Kabupaten Malang
yang memiliki angka kejadian DM tinggi adalah Kecamatan Karangploso dengan
jumlah penderita 110 jiwa pada tahun 2009. Salah satunya terdapat di Desa
Tawangargo, yang memiliki jumlah penderita DM 14 orang berdasarkan data dari
Puskesmas Pembantu Tawangargo. Saat ini angka tersebut naik menjadi 30 penderita
dan diperkirakan dapat meningkat karena banyak kasus yang belum terdeteksi di
puskesmas setempat.
Komplikasi DM dapat menimbulkan kerusakan semua organ tubuh bahkan
kematian. Dampak ekonomi yang dirasakan secara perseorangan adalah mahalnya
biaya pengobatan yang mencapai Rp 189.368,00Rp 466.336,00/bulan. Sehingga
dibutuhkan suatu program preventif dan promotif untuk menurunkan angka
prevalensi dan insiden DM di Indonesia tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitative, yang biasanya dikenal dengan PHC (Primary Health Care). Namun
dalam pelaksanaannya, program tersebut kurang melibatkan partisipasi masyarakat
sehingga diperlukan suatu inovasi baru yakni metode economic-Primary Health Care
(e PHC) yang merupakan suatu metode untuk meningkatkan perbaikan kualitas
kesehatan masyarakat dengan mensinergiskan konsep dasar PHC dengan pendekatan
ekonomi yaitu pengoptimalan potensi lokal suatu daerah untuk pembiayaan kesehatan
dan konsumsi masyarakat.
Potensi lokal yang dimiliki Desa Tawangargo adalah tanaman mengkudu
2
adalah PHC (Primary Health Care) atau bentuk opersionalnya di Indonesia adalah
PKMD (Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa) ( Effendi&Makhfudli, 2009).
PHC adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan metode dan
teknologi praktis, ilmiah, dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh
individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya,
serta dengan biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat dan negara untuk
memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup
mandiri (self reliance) dan menentukan hidup sendiri (self determination) (Effendy,
1998).
2.2.1.1 Tujuan
Tujuan Umum: mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan yang diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada
masyarakat yang menerima pelayanan. Tujuan khusus antara lain, (1) pelayanan harus
mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani, (2) pelayanan harus dapat diterima
oleh penduduk yang dilayani, (3) pelayanan harus berdasarkan kebutuhan kesehatan
dari populasi yang dilayani, dan (4) pelayanan harus secara maksimum
menggunakan tenaga dan sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
(Effendy, 1998).
2.2.1.2 Lima Prinsip Dasar dan Elemen PHC
Prinsip dasar PHC yaitu pemerataan upaya kesehatan, penekanan upaya
preventif, penggunaan teknologi tepat guna, keterlibatan peran serta masyarakat, dan
kerjasama lintas sektoral. Dalam pelaksanaannya PHC paling sedikit harus memiliki
delapan elemen, yaitu (1) pendidikan tentang masalah kesehatan dan cara pencegahan
penyakit serta cara pengendaliannya, (2) peningkatan penyediaan dan perbaikan gizi,
(3) penyediaan air bersih dan sanitasi dasar, (4) kesehatan ibu dan anak termasuk
keluarga berencana, (5) imunisasi terhadap penyakit infeksi utama, (6) pencegahan
dan pengendalian penyakit endemic setempat, (7) pengobatan penyakit umum dan
ruda paksa, (8) penyediaan obat obat essensial ( Effendi&Makhfudli, 2009).
2.2.2 Pendekatan ekonomi dalam PHC (e-PHC)
Salah satu prinsip dasar dari keberlangsungan PHC adalah adanya kerjasama
lintas sektoral, salah satunya dalam hal pembiayaan kesehatan yang murah dan bisa
dijangkau oleh masyarakat. Sehingga butuh dukungan ekonomi sebagai pembiayaan
untuk implementasi tindakan preventif dan promotif. Oleh karena itu diperlukan
sebuah inovasi dalam metode PHC sendiri yakin metode e-PHC.
Metode e-PHC (economic-Primary Health Care) adalah suatu model
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan, memandirikan masyarakat untuk
sadar akan pentingnya kesehatan dengan tindakan preventif dan promotif daripada
kuratif melalui pendekatan ekonomi. Sehingga harapannya dengan e-PHC, cita-cita
masyarakat sehat akan lebih cepat terwujud dan lebih mudah diterima masyarakat
5
Tingginya prevalensi
Diabetes Mellitus
KENDI
(Kampung Edukasi Anti Diabetes)
Ket :
Gambar 3.1 Kerangka berpikir --- : termasuk
: menghambat
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
yang digunakan berupa kata-kata dan data kuantitatif yang digunakan berupa angka
kejadian penyakit (insidensi), skor hasil penilaian kegiatan, dan dosis. Sumber data
7
berasal dari hasil laporan instansi kesehatan, laporan tokoh masyarakat dan warga
umum, dan dari hasil evaluasi kognitif, afektif, dan psikomotor pelaksanaan kegiatan.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
data kuisioner dan lembar cek list.
3.5 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data secara induktif.
BAB 4
BAGIAN ISI
4.1 Analisis
4.1.1 KENDI (Kampung Edukasi Antidiabetes)
Sebuah daerah bisa disebut sebagai Kampung Edukasi Anti Diabetes
(KENDI) bila memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) Kepedulian pemerintah desa
atau kelurahan dan pemuka masyarakat serta tenaga kesehatan desa yang tercermin
dari keberadaan dan keaktifan forum desa dan dukungan yang diberikan dalam
menyukseskan program Kampung Edukasi Anti Diabetes (KENDI); (2) Kemudahan
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan khususnya untuk penyakit diabetes;
(3) Peran aktif masyarakat dalam kegiatan kesehatan anti diabetes di desa atau
kelurahan; (4) Keberadaan kader kesehatan masyarakat di desa; (5) Keberadaan kader
kesehatan yang dapat melaksanakan: (a) Pendidikan kesehatan anti diabetes bagi
masyarakat, (b) Pemeriksaan kesehatan sederhana bagi masyarakat, (c) Monitoring
kesehatan anti diabetes bagi masyarakat, (d) screening penderita baru DM, (6)
Pembinaan terhadap penderita DM untuk menjalankan hidup sehat anti diabetes, (7)
Masyarakat desa mengerti, sadar, dan mampu menerapkan pola hidup sehat anti
diabetes, (8) Tercakupnya (terakomodasikannya) pendanaan untuk kesehatan dari
usaha mandiri masyarakat melalui pengolahan potensi lokal.
4.1.2 Aplikasi metode e-PHC untuk menciptakan KENDI (Kampung Edukasi
Antidiabetes) di Desa Tawangargo, Kec. Karangploso, Kab. Malang
4.1.2.1 Pihak-Pihak Terkait
Pihak-pihak yang terlibat dalam mewujudkan tujuan dari program ini yaitu
8
pemerintah desa, tokoh-tokoh masyarakat, dan warga Desa Tawangargo (lebih rinci di
lampiran 6).
4.1.2.2 Flowchart Kegiatan
1.Studi pendahuluan
Berhasil
Terjual
Indikator keberhasilan prog.KENDI pada SHG I: Indikator keberhasilan
a.Adanya program kesehatan desa yang rutin prog.KENDI pada SHG II :
b.Pengetahuan masyarakat tentang DM a.kadar gula darah
Indikator keberhasilan pelatihan Konsumsi sendiri bertambah penderita DM terkontrol
pengolahan mengkudu : c.Masyarakat mengerti pola hidup sehat anti b.Penderita DM mengikuti
a.Keuntungan ekonomi DM senam DM rutin
b.Terbukanya lapangan kerja baru d.Investasi hidup sehat melalui kegiatan c.Adanya kelompok DM
c.Investasi hidup sehat masyarakat Investasi hidup sehat pencegahan DM serta pengkonsumsian yang saling membantu
d.Pembiayaan kesehatan mandiri diri sendiri dan mengkudu antar sesama penderita
e.Reinvestasi pengolahan keluarga DM dan mandiri
mengkudu
: kegiatan kelompok SHG II (penderita DM) bila dari hasil evaluasi kelompok masih membutuhkan pembinaan
98
setiap bulan, baik untuk penderita DM maupun warga umum. (Rincian capaian
indikator keberhasilan program terlampir).
4.1.2.4 Keberlanjutan Program
Setiap bulan kader kesehatan di masing-masing dusun akan mengadakan
Posyandu DM bergabung dengan Posyandu Lansia.
Pemeriksaan
- Tekanan darah Status
- Gula darah dengan kesehatan
Diabetisi subsidi terkontrol
- Penimbangan berat
badan
Pelaksanaan Posyandu DM
oleh kelompok kerja
Pemeriksaan
- Tekanan darah
- Gula darah
- Penimbangan berat badan
murah dan mudah dijangkau masyarakat; (d) Program KENDI dengan metode e -
PHC berpotensi jangka panjang menurunkan angka kejadian DM di Kabupaten
Malang, khususnya Kecamatan Karangploso.; (e) Metode e - PHC adalah suatu
model, model pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan yang dapat
diterapkan dimanapun, bahkan tidak hanya di Indonesia disesuaikan dengan potensi
lokal daerah masing-masing untuk mencapai tujuan program pencegahan penyakit
yang diinginkan.
4.3 Saran
(a) Keberlanjutan program akan lebih terjamin apabila ada pemantauan yang jelas
dari puskesmas dan tokoh pelaksana kegiatan kesehatan yang langsung terjun ke
masyarakat, terutama Puskesmas Pembantu dan kader-kader kesehatan di tiap dusun;
(b) Perlunya skrining kesehatan masyarakat oleh pelayanan kesehatan yang ada di
komunitas terutama skrining terhadap penyakit kronis yang disebabkan oleh
akumulasi pola hidup tidak sehat seperti DM, hipertensi, stroke, dan penyakit jantung
koroner, terutama di daerah dengan kondisi ekonomi dan tingkat pendidikannya
masih rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
EGC
Gustaviani, Reno. Diagnosis dan Klasifikasi Diabates Melitus. Dalam: Sudoyo, Aru.
Editor. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta: Media
Aesculapius.
Marentek, Enrico. 2006. Resistensi Insulin Pada Diabetes Melitus Tipe 2. Cermin
Dunia Kedokteran No. 150.
OBrien, Rory.1998. An Overview of the Methodological Approach of Action
Research. Faculty of Information Studies, University of
Toronto.obrienr@fis.utoronto.ca.
Price, S.A. and Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit (Volume 2 Edisi 6). Jakarta : EGC.
Shahab, Alwi. 2006. Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus. Palembang:
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Unsri/ RSMH Palembang
http://www.w3.org/TR/REC-html40. [ 19 November 2007]
Suprapti, Lies. 2005. Aneka Olahan Mengkudu Berkhasiat Obat. Yogyakarta:
Kanisius
Toni, Hendri. 2006. Mengkudu : Khasiat dan Peluang Usahanya. Semarang: Aneka
Ilmu
ix
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix
x
2. Anggota Pelaksana
Nama : Musthika Wida Mashitah
NIM : 0810720001
Tempat Tanggal lahir : Malang, 31 Januari 1990
Fakultas/ Prodi : Kedokteran/ Keperawatan
Alamat di Malang : JL. Permadi No. 43, Polehan Malang
No.HP : 085749686855
Alamat Email : magic_stoners@yahoo.com
Prestasi yang pernah diraih :
1. The Best IPK jurusan Ilmu Keperawatan tahun 2009
2. Finalis SMSO (Sriwijaya Medical Scientific Olympiad) UNSRI tahun
2010
3. Finalis PKM-K Keperawatan Unair 2010.
4. Lolos Pendanaan PKMM DIKTI 2011
5. Lolos Pendanaan PMW Univ.Brawijaya 2011
6. Juara 1 Lomba Cerdas Tangkas HIMKAJAYA FKUB 2010
7. Juara 1 Lomba Cerdas Tangkas dalam Nursing Scientific Festival FKUB
2011
8. Lolos Seleksi Abstrak MIPA UNTUK NEGERI-FMIPA UI 2011
x
xi
3. Anggota Pelaksana
Nama : Reny Hartikasari
NIM : 0810720058
Tempat Tanggal lahir : Trenggalek, 30 Mei 1990
Fakultas/ Prodi : Kedokteran/ Keperawatan
Alamat di Malang : Jalan Bendungan Sigura-gura V/29
Malang
No. Hp : 085755223692
Alamat Email : reny_namgil@ymail.com
Prestasi yang pernah diraih :
1. Peraih dana insentif PKM-GT DIKTI 2010
2. Lolos Pendanaan PKMM DIKTI 2011
3. Lolos Pendanaan PKMK DIKTI 2011
4. Lolos Seleksi Abstrak MIPA UNTUK NEGERI-FMIPA UI 2011
xi
xii
4. Anggota Pelaksana
Nama : Vebby Astri Rizkilia
NIM : 0810720071
Tempat Tanggal lahir : Malang, 1 September 1990
Fakultas/ Prodi : Kedokteran/ Keperawatan
Alamat di Malang : Perum Taman Anggrek A1-Pakis Mlg
No. Hp : 085649398348
Alamat Email : vebby_astri1990@yahoo.com
Karya Ilmiah yang Dihasilkan :
a. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Kebersihan Lingkungan di
Kawasan Perumahan Pengusaha Rotan Bale Arjosari.
b. Pemanfaatan Lendir Bekicot (Achatina fullica Ferussac) Dalam
Mempercepat Proses Penyembuhan Luka: Juara 1 kompetisi KTM Maba
Bidang IPA Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya tahun 2008, Juara
1 kompetisi PKM-GT tingkat Unversitas Brawijaya tahun 2008.
c. Minuman Kontrasepsi dalam Bentuk Tablet Effervescent dari Hasil Isolasi
Enzim Bromelain Ekstrak Batang Nanas (Ananas Cosmosus)
d. Pemanfaatan Fitoestrogen Rumput Kipas (Selaginella tamarascina)
dalam Mempercepat Penyembuhan Luka Gangren Diabetikum.
e. Potensi - Terthyenil dalam Akar Tanaman Tahi Kotok (Tagetes patula)
sebagai Bioinsektisida Nyamuk dalam Bentuk Spray.
f. Pengaruh Aroma Biji Kopi Arabika terhadap Ekspresi GIR
(Glucocorticoid Induced Receptor) sebagai Terapi Suportif pada Ibu
Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum.
g. Pemberdayaan Perpustakaan Anak Bangsa sebagai Suksesor Penerapan
Sistem Kesehatan secara Holistik.
h. Kampung Edukasi Anti diabetes (KENDI) : Investasi Hidup Sehat
Dengan Metode Economic-Primary Health Care (e PHC) Melalui
Pengolahan Mengkudu (Morinda citrofolia) di Desa Tawangargo,
Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
i. BASKET (Bengkel Sampah Sehat Kreatif) dengan metode 3R (Reduce,
Reuse, Recycle) Upaya Penyelesaian Permasalahan Sampah di RT 09 RW
xii
xiii
5. Anggota Pelaksana
Nama : Hermanto Ariadi
NIM : 0910720039
Tempat Tanggal lahir : Malang, 8 Mei 1990
Fakultas/ Prodi : Kedokteran/ Keperawatan
Alamat di Malang : Jln. Lawu RT.05 RW.05 Kepanjen
Malang
No. Hp : 085815225019/ 081334933341
Alamat Email : herman_8590@yahoo.co.id
xiii
xiv
xiv
xv
xv
xvi
xvi
xvii
xvii
xviii
26 Bu sumi Leban
27 Hj. mutmaina Suwaluwan
28. Bu tinjun Suwaluwan
29 Pak hartono Kalimalang
30 Pak Ranu Ngudi
xviii
xix
xix
xx
3 cukup (65-75)
4
baik (76-85)
baik sekali(> 85)
5
1 tidak mencoba
(0)
3 baik (76-85)
8
baik sekali(> 85)
xx
xxi
81 kelompok 1
86
kelompok 2
86
kelompok 3
95 69
kelompok
swabantu
86 kelompok kerja
xxi
xxii
xxii
xxiii
xxiii
xxiv
xxiv
xxv
xxv
xxvi
xxvi
xxvii
Lampiran 10
Tabel struktur kelompok kerja
xxvii