1505 - 1658
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sejarah Asia Selatan
Yang dibina oleh Ibu Dra. Yuliati, M. Hum
Oleh
Hafidz Farkhanul D (150731606416)
Halimatus Sadiyah (150731604669)
Kenti Widya Pangestika (150731602628)
Muhammad Yusuf Efendi (150731600482)
Niki Astria Sahara (150731601251)
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kedatangan Bangsa Portugis di Sri Lanka Pada Tahun 1505 ......................... 3
B. Koloniaslisme Bangsa Portugis di Sri Lanka .................................................. 5
C. Kehancuran Kolonialisme Bangsa Portugis di Sri Lanka pada Tahun 1658... 9
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sri Lanka merupakan negara kepulauan yang berada di sebelah utara
Samudera Hindia. Negara ini berbatasan laut dengan negara India di sebelah barat
laut dan dengan negara Maladewa di sebelah barat daya. Sebagian besar
penduduknya Sri Lanka beretnis Sinhala yang beragama Buddha 69,3%, orang
Tamil yang beragama Hindu 15,5%, orang Moor yang beragama Islam 7,6% dan
sisanya etnis lain. Wilayah yang sering disebut sebagai Permata Samudera Hindia
ini memiliki berbagai macam kekayaan alam. Diantaranya adalah kayu manis,
kapulaga, kelapa, karet, kopi, dan lada.
Pada abad ke-15 sampai 17 merupakan sebuah masa penemuan (Age of
Discovery) dan masa perluasaan kekuasaan (Age of Expansion) oleh orang Eropa
pada masa ini banyak orang Eropa yang berlomba-lomba mencari jalan kedunia
timur tempat rempah-rempah, serta membangun wilayah-wilayah pendudukan
atau koloni-koloni (Djaja, 2012:130-131). Sri Linka sebagai bagian dari dunia
Timur pun tidak luput dari kolonialisme bangsa Eropa. Salah satu bangsa Eropa
yang melakukan kolonialisme di Sri Lanka adalah bangsa Portugis. Portugis
pertama kali datang ke Sri Lanka pada abad ke-16 yang kemudian mendirikan
kantor dagang di sana. Letak dan kondisi alam Sri Lanka yang menguntungkan
membuat bangsa Portugis berupaya untuk menguasai wilayah ini. Selanjutnya
Portugis berhasil membentuk Ceylon Portugis dengan tujuan untuk memonopoli
perdaganagn kayu manis, kapulaga, gajah, gading gajah, dan lada dari Sri Lanka.
Dari uraian di atas maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai
Kolonialisme Bangsa Portugis di Sri Lanka Pada Tahun 1505 1658.
Pemilihan batasan pada tahun 1505 dikarenakan pada tahun ini merupakan waktu
awal datangnya bangsa Portugsi di Sri Lanka. Sedangkan batasan pada tahun
1658 dipilih karena pada tahun ini Portugis berhasil di usir dari tanah Sri Lanka.
2
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, terdapat beberapa rumusan masalah yang
menjadi pokok pembahasan. Adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai
berikut.
(1) Bagaimana kedatangan bangsa Portugis di Sri Lanka pada tahun 1505?
(2) Bagaimana koloniaslisme bangsa Portugis di Sri Lanka?
(3) Bagaimana kehancuran kolonialisme bangsa Portugis di Sri Lanka pada
tahun 1658?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan laporan penelitian ini
adalah untuk menjawab rumusan masalah di atas, yakni sebagai berikut.
(1) Menjelaskan kedatangan bangsa Portugis di Sri Lanka pada tahun 1505.
(2) Mendeskripsikan koloniaslisme bangsa Portugis di Sri Lanka.
(3) Menjelaskan kehancuran kolonialisme bangsa Portugis di Sri Lanka pada
tahun 1658.
3
BAB II
PEMBAHASAN
aliran emas dari Asia ke Portugis melalui jalur Cape (Afrika Selatan). Namun
ketika sampai di India ternyata perdagangan India telah dikuasai oleh pedagang
muslim, Selat Persia dikuasai oleh orang Turki, dan Laut Merah oleh orang
muslim Kairo. Kebencian orang Portugis terhadap muslim Maroko (Moor),
kemudian menyamaratakan semua muslim yang ditemuinya sebagai musuh dan
menyebutnya dengan sebutan Moor atau Moro, terutama kepada muslim Arab.
Disana de Almeida membuat perjanjian dagang dengan raja Goa di India, dimana
mereka akan menjual barang dagangannya ke Portugis dan Portugis akan
melindungi pantai terhadap serangan yang datang dari laut.
Pada awal November 1505, armada Portugis dibawah laksamana Lorenco
de Almeida anak dari Dom Francisco berangkat ke Maladewa untuk menyerang
kapal rempah-rempah Moor yang akan ke laut Merah, namun mereka kehilangan
arah dan terdampar di Galle (selatan) Sri Lanka. Ketika itu di Sri Lanka terdapat
tiga kerajaan besar, yaitu kerajaan Kotte, kerajaan Kandy, dan kerajaan Jaffna.
Kerajaan Kotte dan Kandy merupakan kerajaan yang dikuasai suku Sinhala
sedangkan kerajaan Jaffna dikuasai suku Tamil dari India Selatan, serta empat
kerajaan kecil lainnya (Sukarjaputra, 2010:36-37). Lorenco de Almeida yang
terdampar di Galle yang juga masuk wilayah kekuasaan kerajaan Kotte di terima
dengan baik oleh masyarakat. Disana sembari menunggu ombak membaik mereka
menyiapkan perlengkapan untuk kemudian berangkat ke Kolon Tota.
Kemudian pada tanggal 15 November 1505 armada Lorenco de Almeida
berhasil berlabuh di pelabuhan Kolon Tota yang oleh orang Portugis disebut
dengan Colombo (Kolombo). Mereka disana diterima dengan baik oleh penguasa
Kolon Tota yaitu raja Kotte. Lorenco de Almeida dan raja Kotte Parakramabahu
VIII (14841508) lalu membuat perjanjian dagang bersama untuk menghadapi
bangsa Moor (Islam) yang memonopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah
tersebut. Di sana Portugis diberikan ijin untuk mendirikan kantor dagangnya di
Kolombo. Inilah titik awal kolonialisme bangsa Portugis terhadap bangsa Sri
Lanka.
Pelabuhan Kolombo, Beruwala, dan Weligama menjadi pelabuhan paling
ramai di barat daya Sri Lanka, di pelabuhan ini banyak didatangi pedagang-
pedagang asing terutama pedagang Moor. Komoditas utama perdagangan dari Sri
5
Lanka yaitu kayu manis yang di ambil dari pedalaman. Perdagangan kayu manis
selalu dimonopoli oleh kerajaan Kotte, dimana rakyat harus menjual hasil kayu
manis mereka kepada kerajaan dengan harga murah yang kemudian oleh kerajaan
dijual ke pedagang asing dengan harga tinggi. Selain kayu manis, komoditas
kerajaan Kotte adalah Gajah. Gajah-gajah yang diperdagangkan adalah gajah-
gajah yang sudah jinak. Kelebihan Gajah Sri Lanka daripada gajah dari tempat
lain adalah penurut dan cerdas.
Pelabuhan Kolombo yang terletak di pantai barat pulau Sri Lanka menjadi
salah satu pelabuhan terpenting dan sangat strategis di kawasan Asia Selatan.
Pelabuhan ini menjadi transit kapal-kapal dari arah barat ke timur dan sebaliknya.
Kapulaga (catdamom), kayu manis (cinnamon), dan lada (pepper) merupakan tiga
komoditas utama yang paling menguntungkan kepada Sri Lanka. Letak yang
sangat strategis ini membuat bangsa Portugis ingin menguasai wilayah ini dan
kemudian membangun sebuah koloni (Soepratignyo, 1994:73).
Peperangan antara Kandy dan Portugis pun tak terhindarkan, pada tahun
1625 dalam pertempuran ini de Sousa berhasil terbunuh di Batticaloa. Tiga bulan
kemudian datang bala bantuan Portugis dari Malaka yang memperkuat pertahanan
mereka. Pada 21 Oktober 1631 Dom Jorge de Almaida datang dari Goa (India) ke
Kolombo untuk menggantikan peran de Sousa. Selanjutnya pertempuaran antara
Kandy dengan Portugis dimulai lagi. Pertempuaran ini berakhir dengan sebuah
perjanjian antara kedua belah pihak yang disebut dengan perjanjian 1633. Dimana
dari pihak Kandy diwakili oleh raja Senarat dan di pihak Portugis diwakili oleh
Diogo de Melo de Castro. Perjanjian ini dilakukan di Goa India, akibat dari
perjanjian ini raja Kandy harus menyerahkan benteng Batticaloa dan
membebaskan pasukan Portugis yang berhasil mereka tahan. Setelah adanya
perjanjian 1633 secara de facto kerajaan Kandy berada di bawah kekuasaan
Ceylon Portugis.
Tawaran yang datang itu tidak disia-siakan oleh raja Kandy mengingat Belanda
sudah mapan di Pulicat (India). Selanjutnya pada 23 Mei 1638 dibuatlah
perjanjian dengan Belanda untuk menyingkirkan Portugis dari Sri Lanka. Apabila
Belanda berhasil membantunya mengusir Portugis maka Belanda akan diberi ijin
mendirikan kantor dagang di Kottiyar dekat benteng Batticaloa dan hak monopoli
atas perdagangan kayu manis. (Pieris, 1920:221).
Belanda juga meminta bayaran kepada Rajasimba II untuk biaya yang
dikeluarkan dalam membantu pengusiran Portugis. Pada bulan Mei 1639 armada
bantuan dari Belanda berhasil merebut benteng Trincomalee dari Portugis.
Kemudian pada bulan Februari 1640, armada gabungan antara kerajaan Kandy
dan Belanda berhasil merebut kembali benteng Batticaloa yang sebelumnya
berhasil kuasai oleh Portugis. Antara kerajaan Kandy dan Belanda muncul konflik
akibat kependudukan atas kedua benteng yang sudah direbut tersebut.
Belanda menolak menyerahkan benteng Batticaloa dan Trincamalee
sebelum raja Kandy melunasi biaya yang sudah disepakati. Rajasimha II mulai
menyadari bahwa Belanda berusaha menggantikan peranan Portugis dalam
memonopoli perdagangan kayu manis di Sri Lanka. Namun tetap saja Rajasimha
II bekerjasama dengan Belanda dalam upaya mengusir Portugis dari tanah Sri
Lanka.
Pada bulan Maret 1640 armada gabungan kerajaan Kandy dan Belanda
berhasil mencapai Galle dan mengambil alih tempat tersebut. Namun dalam
beberapa saat pertempuran antara Belanda dengan Portugis di Sri Lanka segera di
hentikan setelah dideklarasikan genjatan senjata antara kerajaan Belanda di Eropa
dan kerajaan Spanyol yang pada waktu itu memerintah Portugal. Akibat
perdamaian antara Belanda dan Portugis ini membuat marah Rajasimha II dan
mendeklarasikan perang dengan Belanda. Perang ini berlangsung selama empat
tahun (1645 1649) dan berakhir dengan sebuah perjanjian antara Belanda dan
Kandy. Dalam perjanjian tersebut Belanda akan mengembalikan tanah yang sudah
mereka kuasai kepada raja Kandy. Namun dalam kenyataannya tanah-tanah
tersebut tidak ada yang dikembalikan kepada kerajaan Kandy karena kerajaan
Kandy belum mampu membayar biaya bantuan Belanda dalam mengusir Portugis.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akibat dari ditutupnya jalur perdagangan Eropa dan Asia oleh Kesultanan
Turki Usmani pada tahun 1453, bangsa Barat terutama Portugis pergi ke dunia
Timur untuk mencari sumber rempah-rempah, emas dan juga sekutu untuk
melawan Turki Usmani. Bangsa Portugis kemudian menetap di Sri Lanka dan
melakukan perdagangan dengan masyarakat setempat. Letak Sri Lanka yang
strategis dan memiliki banyak Sumber Daya Alam membuat Portugis
memutuskan untuk menjadikannya wilayah koloni bangsa Portugis.
Bentuk kolonialisme bangsa Portugis di Sri Lanka sudah terlihat sejak
Portugis mencapai Sri Lanka setelah mengalami kecelakaan laut pada tahun 1505.
Upaya pendirian benteng, kantor dagang, penguasaan wilayah kerajaan Kotte,
Jaffna dan Sintawaka, serta usaha monopoli perdagangan sumber daya alam di Sri
Lanka merupakan wujud kolonialisme Portugis. Pada masa ini juga dilakukan
penyebaran agama Katolik di Sri Lanka.
Kehancuran kekuasaan Portugis di Sri Lanka disebabkan oleh beberapa
hal yakni (a) Ada banyak praktik korupsi yang dilakukan oleh pejabat di Ceylon
Portugis; (b) Perlawanan Rajasimha II dari kerajaan Kandy, yang dibantu oleh
Belanda. Penyerangan pada tahun 1656 membuat Portugis menyerah dan kota
Kolombo berhasil dikuasai oleh Belanda sehingga kekuasaan Portugis yang
tersisa hanya di Sri Lanka sebelah utara yakni Mannar dan Jaffna. Pada tahun
1658, Belanda melakukan penyerangan di Sri Lanka bagian utara dan mengakhiri
kekuasaan Portugis serta mengambil alih monopoli di Sri Lanka.
B. Saran
Dengan mengetahui tentang sejarah kolonialisme bangsa Portugis di Sri
Lanka pada 1505 1658. Diharapkan pembaca mampu mengambil hikma di balik
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa kolonialisasi Portugis di Sri Lanka.
Menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap diri dan bela negara sehingga dapat
meningkatkan semangat belajar dan berkorban demi negara.
13
DAFTAR PUSTAKA
Djaja, Wahjudi. 2012. Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Erwin, Tuti Nuriah. 1990. Asia Selatan Dalam Sejarah. Jakarta: FE UI.
Ibrahim, Nurzengky. 2015. Sejarah Negara Negara di Kawasan Asia Selatan.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Lee, T. Y. Tanpa Tahun. Pulau Cahaya Terang: Ajaran Buddha di Sri Lanka
Sejarah Singkat dan Panduan ke Tempat-tempat Suci. Medan: Patria. Dari
Just be Good, (Online), (http://www.justbegood.net/) , diakses pada 6
Oktober 2016.
Pieris, P. E. 1920. Ceylon and The Portuguese 1505 1658. Tellippalai:
American Ceylon Mission Press.
Soepratignyo. 1994. Sejarah Negara-Negara Asia Selatan Abad X XX Masehi.
Malang: IKIP Malang.
Sukarjaputra, Yoki Rakaryan. 2010. Auman Terakhir Macan Tamil: Perang Sipil
Sri Lanka 1976 2009. Jakarta: Kompas.