Anda di halaman 1dari 7

Nama Kelompok :

Deviana Sijabat (1506305156/19)


Ika Maherliana (1506305158/20)
4. MASALAH PENELITIAN
4.1. Sumber Sumber Masalah Penelitian
Sumber masalah penelitian yang utama, seperti yang telah disebutkan dimuka,
berasal dari pengalaman dan literature. Sumber masalah penelitian yang berasal
dari :
1. Literature yang dipublikasikan, antara lain dalam bentuk : buku teks, jurnal,
atau teks data base.
2. Literature yang tidak dipublikasikan, antara lain berupa : skripsi, tesis,
disertasi, paper atau makalah seminar.

Berikut ini pembahasan mengenai beberapa sumber penemuan masalah penelitian


yang berasal dari literature yang dipublikasikan.

Buku teks, merupakan salah satu jenis literature yang dipublikasikan yang
berisi banyak informasi sebagai sumber penemuan masalah penelitian.
Jurnal, merupakan jenis literature yang berisi artikel-artikel yang menelaah
berbagai macam konsep-konsep teoritis.
Tex database, merupakan jenis literature yang berisi kompilasi daftar
buku, jurnal, majalah atau literature lainnya yang dipublikasikan secara
periodic.

Berdasarkan cakupan informasinya tex database dapat dikelompokkan menjadi


tiga bentuk :

1. Bibliographic database memuat daftar referensi antara lain mengenai judul


artikel, nama penulis, sumber publikasi, periode penerbitan, volume dan
nomor halaman. Contohnya :
Accounting Research Directory berisi daftar artikel hasil penelitian
akuntansi selama periode tertentu yang dimuat dalam sejumlah jurnal
akuntansi.
Business Periodical Index memuat daftar bibiliografi artikel bisnis dan
ekonomi.
Predicast F&S Index berisi informasi yang lebih spesifik: akuisisi,
merger, produk dan teknologi baru.
2. Abstract database yang menyajikan abstrak atau ringkasan artikel.
3. Full-text database memuat kumpulan materi artikel secara lengkap.
4.2. Kriteria Pemilihan Masalah Penelitian
Penemuan masalah penelitian, sekali lagi bukan merupakan pekerjaan yang
mudah. Ada sejumlah criteria yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
penemuan masalah penelitian, antara lain :
1. merupakan bidang masalah dan topik yang menarik,
2. mempunyai signifikan secara teoritis atau praktis,
3. dapat di uji melalui pengumpulan dan analisis data,
4. sesuai dengan waktu dan biaya yang tersedia.
1. Bidang Masalah dan Topik yang Menarik
Inisiatif penelitian dapat berasal dari peneliti atau pihak sponsor yang
membiayai proyek penelitian. Jika ide penelitian berasal dari peneliti,
bidang masalah yang dipilih umumnya adalah yang menarik perhatian dan
merupakan bidang keahlian yang dikuasi oleh peneliti. Lingkungan
peneliti termasuk : latar belakang pendidikan, pemikiran dan disiplin yang
ditekuni, merupakan faktorfaktor yang mempengaruhi pemilihan bidang
masalah dan pemahaman peneliti terhadap masalah yang diteliti.
2. Signifikan Secara Teoritis atau Praktis
Peneliti harus mempertimbangkan apakah bidang masalah dan topic
peneliti yang menarik untuk diteliti mempunyai signifikan secara teoritis
(untuk penelitian dasar) atau secara praktis (untuk penelitian terapan).
Pertimbangan yang digunakan untuk menentukan signifikan masalah
penelitian berkaitan dengan tiga hal sebagai berikut :
a. Adanya dukungan konsep-konsep teoritis dari penelitian-penelitian
sebelumnya yang mempunyai topik sejenis.
b. Tersedianya dan dapat diperoleh data yang relevan dengan topik
penelitian.
c. Kontribusi hasil penelitian terhadap pengembangan teori atau
pemecahan masalah praktis.
3. Dapat Diuji Melalui Pengumpulan dan Analisis Data
Masalah penelitian yang baik tidak cukup sekedar memenuhi criteria
sebagai topik yang menarik dan mempunyai signifikan secara teoritis atau
praktis. Masalah yang diteliti harus dapat diuji melalui pengumpulan dan
analisis data. Masalah yang terlalu umum cenderung akan mengakibatkan
banyak variabel dan jumlah data yang harus dikumpulkan sehingga
peneliti akan sulit untuk menginterprestasikan hasilnya.
Contohnya :
Penelitian untuk menguji pengaruh system penyusunan anggaran terhadap
peningkatan kinerja merupakan masalah umum yang dapat
dispensifikasikan lebih lanjut ke dalam beberapa rumusan masalah yang
spesifik, antara lain :
1. Apakah penyusunan anggaran partisipatif mempunyai pengaruh
terhadap peningkatan kinerja manajer secara individual ?
2. Apakah anggaran yang disusun secara partisipatif mempunyai
pengaruh terhadap peningkatan kinerja bagi organisasi ?
4. Sesuai dengan Waktu dan Biaya Yang Tersedia
Spesifikasi masalah yang diteliti, disamping berdasarkan pertimbangan
agar masalahnya dapat diuji, jika karena pertimbangan waktu dan biaya.
Pembatasan skop masalah dapat dilakukan pada berbagai aspek, antara lain
: periode waktu pengamatan, unsur-unsur (variabel) yang diteliti, dan
lingkungan subyek penelitian.
4.3. Pedoman Merumuskan Masalah Penelitian
Penelitian yang baik adalah penelitian yang memenuhi lima ciri utama yaitu
menarik minat peneliti, bisa dikerjakan (feasible), jelas (clear), berkontribusi
terhadap ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia (significant), dan tidak
menimbulkan kerusakan bagi alam, lingkungan, dan manusia (ethical). Fraenkel
dan Wallen mengemukakan bahwa masalah penelitian yang baik memenuhi hal-
hal barikut:
a. Masalah penelitian harus feasible karena berkaitan dengan mungkin tidaknya
penelitian itu dilakukan. Aspek efesiensi merupakan dasar kriteria ini.
Suharsimi Arikunto memberikan pertimbangan mungkin tidaknya sebuah
masalah diteliti dari sisi peneliti dan dari sisi faktor pendukung sebagai
berikut:
Ditinjau dari diri peneliti :
1) Peneliti harus mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah itu, artinya
menguasai materi yang melatarbelakangi masalah dan menguasai metode
untuk memecahkannya.
2) mempunyai waktu yang cukup sehingga tidak melakukannya asal selesai.
3) Peneliti mempunyai tenaga untuk melaksanakannya.
4) Peneliti mempunyai dana yang mencukupi.

Dari sisi tersedianya faktor pendukung:

1) Tersedia dana sehingga pertanyaan penelitian dapat dijawab.


2) Ada izin dari yang berwenang.
b. Sebuah masalah penelitian juga harus jelas (clear) karena masalah penelitian
tidak hanya harus dipahami oleh si peneliti, tetapi juga oleh masyarakat
banyak. Nawawi menambahkan agar sebelum melaksanakan penelitian,
seorang peneliti melakukan studi literatur. Apabila dari studi literatur ternyata
masalah yang akan diteliti sudah dilakukan orang lain dengan gamblang, maka
sebaiknya dipertimbangkan lagi agar penelitiannya tidak sia-sia. Hal lain yang
harus dilakukan adalah berusaha mendiskusikan masalah yang akan ditelitinya
dengan teman sejawat atau berkonsultasi/meminta pendapat seseorang atau
beberapa orang yang dianggap ahli di dalam bidang yang akan ditelitinya. Hal
ini untuk menghindari pengulangan penelitian yang telah dilakukan peneliti
lain. Dari sisi kejelasan masalah, pendefinisian inti masalah perlu dilakukan
dari berbagai sisi, antara lain memperhatikan definisi dari kamus, kesepakatan
umum, jika perlu disertai dengan contoh yang konkret. Penjelasan inti masalah
dalam suatu penelitian yang baik pada umumnya diungkapkan dengan definisi
operasional.
c. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah tersebut harus
memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah
dalam kehidupan praktis. Penelitian idealnya menjawab pertanyaan yang
memajukan pengetahuan dalam bidang yang diteliti, juga secara praktis
penelitian itu meningkatkan kualitas kehidupan manusia.
d. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika,
moral, nilai-nilai keyakinan, dan agama. Masalah penelitian harus pantas,
layak, dan beradab untuk diteliti. Intinya, penelitian itu tidak menyebabkan
kerusakan bagi manusia, alam, dan sosial.
Tidak ada aturan umum dalam perumusan masalah. Sumadi senada dengan
Tuckman menyarankan perumusan masalah sebagai berikut:
a. Masalah hendaknya dirumuskan dalam kalimat Tanya
b. Rumusan masalah hendaknya padat dan jelas
c. Menautkan hubungan antara dua atau lebih variable
d. Rumusan masalah hendaknya memberikan petunjuk tentang kemungkinan
pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan penelitian.
4.4. Pernyataan Penelitian, Pernyataan Manajemen, Pernyataan Investigatif, dan
Pernyataan Pengukuran
Secara hirarkis suatu permasalahan atau pertanyaan penelitian dimulai dari
pertanyaan yang lebih umum kemudian ke pertanyaan yang sifatnya lebih khusus.
Cooper dan Emory membedakan hirarkis pertanyaan menjadi 4 tingkatan yaitu
pertanyaan manajemen, pertanyaan penelitian, pertanyaan investigasi, dan
pertanyaan pengukuran.
a. Pertanyaan Penelitian
Begitu seorang peneliti mempunyai pernyataan yang jelas mengenai suatu
permasalahan, dia harus menterjemahkannya dalam masalah penelitian,
yakni permasalahan pengumpulan informasi. Suatu permasalahan
penelitian merupakan pertanyaan tunggal atau hipotesis yang secara
terbaik menyatakan tujuan dar studi riset. Kadang kadang , mungkin juga
lebih dari satu pertanyaan, namun seringkali hanya satu.
b. Pertanyaan Manajemen
Pertanyaan manajemen adalah pertanyaan yang mencerminkan suatu
keputusan yang harus dibuat seorang manajer dan merupakan masalah
yang menyebabkan penelitian dilakukan. Suatu pertanyaan yang
menunjukkan pertanyaan manajemen seperti misalnya bagaimana
meningkatkan keuntungan? Dalam hal ini tidak terlihat jenis penelitian
yang akan dilakukan. Pertanyaan manajemen terkait dengan masalah
manajerial
c. Pertanyaan Investigasi
Begitu pertanyaan umum telah dipilih, pikiran bergerak ke tingkat yang
lebih khusus, yakni pertanyaan investigasi. Pertanyaan investigasi adalah
pertanyaan dimana peneliti harus menjawab untuk menjawab secara
memuaskan pertanyaan penelitian secara umum. Tujuan kita adalah untuk
menangani pertanyaan yang lebih umum dan memecahnya menjadi
pertanyaan yang lebih khusus mengenai hal mana kita perlu
mengumpulkan data. Proses pemecahan ini bisa berlangsung melalui
berbagai tingkatan pertanyaan yang lebih spesifik secara progresif.
Semuanya ini adalah pertanyaan yang harus ditanyakan dan dijawab
seorang peniliti untuk dirinya sendiri.
d. Pertanyaan Pengukuran
Pertanyaan pengukuran merupakan tingkat pembagian yang terakhir.
Dalam survey, pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang benar
benar kita tanyakan kepada responden. Pertanyaan tersebut muncul pada
kuesioner. Dalam studi observasi, pertanyaan pengukuran adalah
pertanyaan yang harus dijawab oleh para peneliti mengenai setiap subyek
yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Indriantoro & Supomo, 2001, Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi, BPFE-
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai