Quran (Bag. 1)
Sumber:
6 comments
Segala puji bagi Allah yang dengan nimat-Nya segala kebaikan sempurna.
atas segala karunia dan kemuliaan-Nya lah sebagian besar saudari-
saudariku yang baik dapat menghafal kitab-Nya, kami telah melihat pada diri
mereka realisasi janji Allah berupa kemudahan dalam menghafal Al-Quran
dan mengambil pelajaran, sebagaimana firman Allah taaala:
Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-
orang yang diberi ilmu(QS. Al-Ankabut: 49).
Di dalam dadamu ada kitab yang tidak bisa dicuci oleh air. sifat umat seperti
ini telah disebutkan di dalam kitab-kitab suci yaitu generasi mereka ada di
dalam dada mereka.
tidak ada rasa iri kecuali terhadap dua orang yaitu: (1) seseorang yang
Allah karuniai Al-Quran kemudian ia membacanya di penghujung malam
dan siang, sehingga tetangganya mendengarkannya. Lalu tetangga tersebut
berkata, kalaulah aku diberikan karunia seperti si fulan, niscaya aku akan
beramal seperti yang ia amalkan dan (2) seseorang yang dikaruniai harta
oleh Allah, ia menghabiskan hartanya dalam kebenaran, lalu seseorang
berkata, kalaulah aku dikaruniai seperti yang dikaruniakan kepada si fulan,
maka aku akan beramal seperti yang ia amalkan. (HR. Bukhari)
(( ))
4556
Perumpamaan orang yang membaca Al-Quran dan ia
menghafalnya akan dibersamakan dengan para malaikat yang mulia
dan berbakti/taat. (HR. Bukhari no 4556)
Kata as safarah memiliki beberapa arti, diantaranya adalah: Para utusan,
karena mereka diutus kepada manusia dengan membawa risalah Allah
Para penulis.
Dan kata al maahiru artinya adalah orang yang sangat pandai dan
mempunyai hafalan secara sempurna dan tidak berhenti serta kekuatan
bacaan dan hafalannya sangat kuat.
Dari Abdullah bin Amr, bahwa Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda:
akan dikatakan kepada ahli Al-Quran: bacalah, naiklah ke tempat yang
tinggi dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau telah membacanya
dengan tartil di dunia. Karena sesungguhnya kedudukanmu ada pada akhir
ayat yang engkau baca. (Hadits Hasan Shahih)
:
:
.
3173 :
Dari Abdullah bin masud semoga Allah meridhainya- berkata:
Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda: sesungguhnya
Al-Quran ini adalah hidangan Allah, maka ambillah darinya
semampu kalian, karena sesungguhnya aku tidak mengetahui
sesuatu yang lebih kecil dari kebaikan dari pada sebuah rumah yang
di dalamnya tidak terdapat sesuatu pun dari bacaan kitaabullah. Dan
sesungguhnya hati yang di dalamnya tidak terdapat sesuatu pun dari
kitaabullah, maka ia bagaikan rumah yang roboh, seperti rumah
yang tidak ada penghuninya. (HR. Ad Daarimi: 3173)
7. Wahai penghafal Al-Quran. . semoga Allah memberkahimu, jika sekarang
engkau telah selesai menghafalkan berarti anda selamat dari api neraka.
:
)3185 : ( .
Dari Abu umamah, sungguh ia pernah berkata: bacalah Al-Quran
dan janganlah kalian tertipu oleh lembaran-lembaran yang
tergantung ini, karena sesunguhnya Allah tidak akan menyiksa hati
yang selalu memperhatikan Al-Quran. (HR. Ad Daarimi: 3185)
8. Wahai penghafal Al-Quran. . berbahagialah dengan syafaat yang engkau
dapatkan dari kitaabullah yang ada pada dirimu dan pada hari kiamat
engkau akan dipakaikan sesuatu yang lebih agung dari apa yang engkau
pakai sekarang.
:
2839 : .
Dari Abu hurairah, bahwa Nabi shallallaahu alaihi wasallam
bersabda: pada hari kiamat Al-Quran akan datang kemudian
berkata: wahai tuhanku pakaikanlah ia!, maka dipakaikanlah
mahkota kemuliaan. Kemudian berkata lagi: wahai tuhanku
tambahkanlah!, maka dipakaikanlah pakaian kemuliaan. Kemudian
berkata lagi: wahai tuhanku ridhailah ia!, maka Allah pun
meridhainya. Maka dikatakan kepadanya: bacalah. . dan naiklah ke
tempat yang tinggi. Dan ditambahkanlah setiap satu ayat satu
kebaikan. (HR. Tirmidzi: 2839. Ia mengatakan ini adalah hadits
hasan)
9. Wahai ibu penghafal Al-Quran. . selamat untukmu dikarenakan anakmu.
dalam hadits panjang disebutkan dari Buraidah ia berkata: dahulu aku duduk
bersama Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam kemudian aku mendengar
beliau bersabda: Pelajarilah surat Al Baqarah sebab mempelajarinya adalah
keberkahan & meninggalkannya adalah kerugian. Para penyihir tak mampu
mengalahkannya. Kemudian beliau diam sesaat, lalu bersabda:
Bersambung
Sumber:
1 comment
25
Para pembaca yang dirahmati Allah..
Pada artikel sebelumnya sudah kita simak pemaparan 9 poin wasiat pertama
untuk para penghafal Al-Quran. Pada artikel kali ini silahkan disimak
kelanjutan dari poin sebelumnya. Selamat membaca.
:
Dari Abu musa semoga Allah meridhainya- bahwa
Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda: Jagalah Al-Quran ini,
karena demi Tuhan yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh ia lebih
cepat lepas daripada unta dalam ikatannya. (HR. Bukhari 4645).
Kata taaahaduu artinya ulang-ulangilah Al-Quran dan peliharalah di dalam
membacanya serta mintalah pada diri kalian untuk selalu mengulanginya.
Janganlah lalai dari menjaga dan mengulang-ulangnya. . sebagaimana
seekor unta ia meminta agar tidak terlepas sebisa mungkin. Maka, kapan
saja kita tidak mengikatnya, ia akan lari. Begitu juga dengan seorang
penghafal Al-Quran, jika ia tidak betul-betul menjaganya, maka hafalannya
akan hilang bahkan lebih dahsyat lagi dari pada itu.
Ibnul Bathal mengatakan: hadits ini sesuai dengan dua ayat dari firman Allah
Azza Wa Jalla yaitu:
: :
Dari ibnu umar semoga Allah meridhainya- berkata,
Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda: perumpamaan
Al-Quran adalah seperti unta yang diikat, jika pemiliknya
menjaganya dengan tali pengikatnya, maka ia akan tetap ada (tidak
lari). Dan jika pemiliknya membiarkannya, maka ia akan lari. (HR.
Bukhari 4643)
11. Wahai penghafal Al-Quran. janganlah engkau menjauhkan dirimu dari
derajat yang tinggi ini setelah engkau mendapatkannya.
Dan dari jalan ibnu sirin dengan sanad yang shahih tentang orang yang
melupakan Al-Quran, mereka sangat membencinya dan mengatakan
tentang mereka dengan perkataan yang keras dan berpaling dari
membacanya dapat menyebabkan ia melupakan Al-Quran, adapun
melupakannya berarti menunjukkan bahwa ia tidak memperhatikannya dan
menganggap remeh dengan urusan tersebut.. dan meninggalkan penjagaan
terhadap Al-Quran dapat mengakibatkan ia kembali kepada kebodohan..
adapun kembali kepada kebodohan setelah mendapatkan ilmu adalah
perkara yang sangat besar.
Ishaq Bin Rahawaih berkata: seseorang itu dibenci jika ia melewati empat
puluh hari tidak membaca Al-Quran sedikit pun.
Adz dzahabi berkata di dalam siyarnya: abu Abdullah bin bisyr berkata: aku
tidak pernah melihat perselisihan yang sangat baik di saat ia menginginkan
satu ayat dari Al-Quran dari pada Abu Sahl Bin Ziyad, ia adalah tetangga
kami, ia selalu melakukan shalat malam dan membaca Al-Quran. karena
banyaknya mempelajari Al-Quran seakan-akan Al-Quran itu berada
diantara kedua matanya.
Dari Abdullah Bin Amr berkata: Seorang pria datang kepada Rasulullah dan
berkata, Ajarkan saya apa yang harus saya lafalkan, ya Rasulullah! Nabi
berkata: Ucapkan tiga dari mereka) yang dimulai (dengan huruf Alif, Lam,
Ra ) Pria itu kemudian berkata kepadanya, Aku telah menjadi tua di usia,
hati saya sudah mengeras dan lidahku menjadi keras. Nabi berkata:
(Kemudian membaca dari orang-orang) yang dimulai (dengan huruf Ha-
Mim. ) Pria itu mengatakan hal yang sama seperti yang telah dikatakan
sebelumnya, sehingga Nabi berkata,: Ucapkan tiga dari Musabbihat
tersebut. ) Pria itu kembali mengatakan hal yang sama seperti yang ia
katakan sebelumnya. Orang itu berkata, `Melainkan memberi saya sesuatu
untuk membaca yang bersifat menyeluruh (dari semua ini), wahai
Rasulullah. Jadi Nabi menyuruhnya untuk melafalkan: surah Az Zalzalah,
Kemudian tatkala dia (Nabi) selesai membacakan Surah kepadanya orang
itu berkata, Dengan Dialah yang telah mengirimkan Anda dengan
kebenaran sebagai Nabi, saya tidak akan menambah apa pun untuk itu.
Kemudian pria itu berbalik dan kiri, dan Nabi berkata,: (Laki-laki kecil telah
berhasil, pria kecil telah berhasil. ) Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no: 1191,
para perowinya adalah terpercaya. Isa Bin Hilal As-Shadafi telah dikuatkan
oleh Ibnu Hibban. Al-Hafid Ibnu Hajar berkata dalam At-Taqrib: shoduq.
Imam Bukhari dan Abu Hatim berkata: tidak shahih hadits. (dibawakan oleh
Syaikh Al-Albany dalam Dhaif Sunan Abu Dawud no: 300).
Jika seseorang telah keluar dari lembaga hafalan Al-Quran dan masa
perpisahan dengan sekolah dan para guru sudah dekat, maka selayaknya ia
mengingat usaha yang telah ia curahkan dan menghargai kedudukannya
sesuai dengan kadarnya serta diakhiri dengan wasiat yang sesuai. Inilah
kalimat Abdullah bin masud ketika beliau melepaskan murid-muridnya di
kufah setelah beliau bersungguh-sungguh mengajari dan menghafalkan Al-
Quran untuk mereka dan beliau hendak pergi ke kota madinah: Dari
Abdurrahman bin abis ia berkata: telah mengabarkan kepada kami
seseorang dari Hamadan salah seorang sahabat Abdullah bin masud
semoga Alah meridhainya- ia berkata: ketika Abdullah bin masud hendak
pergi ke kota madinah, beliau mengumpulkan semua para sahabatnya dan
berkata: Demi Allah, sungguh aku berharap hari ini ada orang diantara
kalian yang menjadi lebih utama diantara para prajurit kaum muslimin dalam
urusan agama, fiqh dan ilmu Al-Quran. Sesungguhnya Al-Quran ini
diturunkan di atas huruf-huruf, barang siapa yang membacanya di atas
sesuatu dari huruf-huruf tersebut yang telah diajarkan oleh
Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, maka janganlah ia tinggalkan
karena kebencian (ketidaksukaan) terhadapnya, karena sesungguhnya siapa
yang menentang satu ayat dari padanya berarti ia menentang seluruhnya.
(HR. Ahmad 3652)
Ya Allah, Yang telah menciptakan langit dan bumi, Wahai Pemilik
kebesaran dan karunia. Kami memohon kepada-Mu Ya Allah Wahai Yang
Maha Pengasih dengan kemuliaan-Mu dan cahaya Wajah-Mu agar memberi
petunjuk kepada mereka yang telah menghafalkan kitab-Mu, dan
menetapkan hati mereka untuk selalu menjaga hafalan kitab-Mu
sebagaimana yang telah Engkau ajarkan, serta memudahkan mereka untuk
selalu membacanya sesuai dengan apa yang Engkau ridhai.
Alih bahasa:
http://cahayaummulquro.com/18-wasiat-untuk-para-penghafal-al-quran-bag-2/