Anda di halaman 1dari 14

18 Wasiat Untuk Para Penghafal Al-

Quran (Bag. 1)

Makkah Al Mukarramah, 5 sya'ban 1434 H

Ditulis oleh: Ummu Fayha Anisah

Sumber:

Washaayaa Li Haafidzaati Kitaabillaah karangan Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid,


Daar Al Wathan Lin Nasyr, cetakan 1, tahun 1420 H/1999 M

6 comments

Segala puji bagi Allah yang dengan nimat-Nya segala kebaikan sempurna.
atas segala karunia dan kemuliaan-Nya lah sebagian besar saudari-
saudariku yang baik dapat menghafal kitab-Nya, kami telah melihat pada diri
mereka realisasi janji Allah berupa kemudahan dalam menghafal Al-Quran
dan mengambil pelajaran, sebagaimana firman Allah taaala:

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka


adakah orang yang mengambil pelajaran?. (QS. Al-Qamar: 17)

1. Maka aku ucapkan selamat kepadamu wahai penghafal Al-Quran, karena


Allah telah mempergunakanmu untuk menghafal kitab-Nya di muka bumi ini.
engkau adalah salah seorang yang Allah telah merealisasikan janji-Nya
dengan mereka. Sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya;

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya


Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al hijr: 9)
2. Wahai penghafal Al-Quran. . . janganlah engkau merasa remeh terhadap
apa yang telah engkau perbuat, karena sesungguhnya diantara dua
sayapmu adalah ilmu. Allah azza wa jalla berfirman:

Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-
orang yang diberi ilmu(QS. Al-Ankabut: 49).

Di dalam dadamu ada kitab yang tidak bisa dicuci oleh air. sifat umat seperti
ini telah disebutkan di dalam kitab-kitab suci yaitu generasi mereka ada di
dalam dada mereka.

3. Wahai penghafal Al-Quran. . . engkau adalah orang layak mendapat iri


secara benar, semua makhluk diperbolehkan iri kepadamu. Sifat iri yang
datang kepadamu adalah diperbolehkan, sebagaimana sabda Rasulullah
shallallaahu alaihi wasallam:

tidak ada rasa iri kecuali terhadap dua orang yaitu: (1) seseorang yang
Allah karuniai Al-Quran kemudian ia membacanya di penghujung malam
dan siang, sehingga tetangganya mendengarkannya. Lalu tetangga tersebut
berkata, kalaulah aku diberikan karunia seperti si fulan, niscaya aku akan
beramal seperti yang ia amalkan dan (2) seseorang yang dikaruniai harta
oleh Allah, ia menghabiskan hartanya dalam kebenaran, lalu seseorang
berkata, kalaulah aku dikaruniai seperti yang dikaruniakan kepada si fulan,
maka aku akan beramal seperti yang ia amalkan. (HR. Bukhari)

4. Wahai penghafal Al-Quran. . . wahai buah limaunya dunia. . . Rasulullah


shallallaahu alaihi wasallam bersabda: perumpamaan orang mukmin yang
membaca Al-Quran adalah seperti buah limau, baunya harum dan rasanya
enak. (HR. Bukhari no 5007 dan Muslim no 1328) bisa dilihat di dalam
shahih muslim yang berjudul: BAB KEUTAMAAN PENGHAFAL AL-QURAN

Perkataan (rasanya enak dan baunya harum), dikhususkan dengan sifat


IMAN (sebagai rasa) dan sifat bacaan (sebagai bau), karena rasa itu akan
tetap ada dan lebih tahan dibandingkan dengan bau/aroma.

Hikmah pengkhususan buah limau sebagai perumpamaan dibandingkan


dengan buah-buah yang lainnya yang sama-sama memiliki rasa yang enak
dan bau yang harum adalah dikarenakan kulitnya bisa dipergunakan untuk
berobat dan bijinya bisa mengeluarkan minyak dan berbagai macam
manfaat. dikatakan juga: bahwa jin tidak akan masuk rumah yang di
dalamnya terdapat buah limau, maka cocok sekali bila Al-Quran
diperumpamakan dengannya, yang mana syetan tidak akan masuk rumah
yang di dalamnya ada bacaan Al-Quran. Kulit luarnya berwarna putih
disesuaikan dengan hati seorang mukmin dan di dalamnya juga terdapat
keistimewaan yang banyak, diantaranya bentuknya besar, terlihat bagus,
warnanya membuat orang senang, sentuhannya halus, dan jika dimakan
rasanya enak, dan membaguskan pencernaan otak dan lambung.

5. Wahai penghafal alquran. . . apakah engkau tahu seberapa tinggi


kedudukanmu? telah diriwayatkan oleh ibunda Aisyah -semoga allah
meridhainya- dari Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda:

(( ))
4556
Perumpamaan orang yang membaca Al-Quran dan ia
menghafalnya akan dibersamakan dengan para malaikat yang mulia
dan berbakti/taat. (HR. Bukhari no 4556)
Kata as safarah memiliki beberapa arti, diantaranya adalah: Para utusan,
karena mereka diutus kepada manusia dengan membawa risalah Allah
Para penulis.

Adapun kata al bararah artinya adalah orang-orang yang taat, yaitu


berasal dari kata al birru yang artinya taat.

Dan kata al maahiru artinya adalah orang yang sangat pandai dan
mempunyai hafalan secara sempurna dan tidak berhenti serta kekuatan
bacaan dan hafalannya sangat kuat.

Al Qadhi berkata: kemungkinan diartikan dengan para malaikat


dikarenakan seorang penghafal Al-Quran di akhirat nanti memiliki
kedudukan yang di situ mereka ditemani para malaikat, disebut para utusan
karena sifat mereka yang membawa kitab Allah.
Dan orang yang mahir tentu lebih utama dan lebih banyak mendapatkan
pahala, karena ia bersama para malaikat dan mempunyai pahala yang
sangat banyak, kedudukan ini tidak diperuntukkan untuk selainnya. Maka,
Bagaimana mungkin orang yang tidak pernah memperhatikan Al-Quran,
tidak menghafalnya dan tidak banyak membacanya seperti orang yang mahir
bisa dimasukkan ke dalam golongan yang bersama para malaikat???!!

Dari Abdullah bin Amr, bahwa Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda:
akan dikatakan kepada ahli Al-Quran: bacalah, naiklah ke tempat yang
tinggi dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau telah membacanya
dengan tartil di dunia. Karena sesungguhnya kedudukanmu ada pada akhir
ayat yang engkau baca. (Hadits Hasan Shahih)

Berikut beberapa tafsir dari hadits di atas:

akan dikatakan yaitu ketika mau masuk surga.

kepada ahli Al-Quran yaitu orang yang senantiasa membaca dan


mengamalkannya.

naiklah ke tempat yang tinggi yaitu naiklah ke tingkatan-tingkatan atau


tangga-tangga yang ada di surga.

bacalah artinya bacalah dengan tartil dan jangan tergesa-gesa dalam


membacanya.

sebagaimana engkau telah membacanya dengan tartil di dunia artinya


membaca dengan bertajwid dan mengetahui tanda-tanda waqaf (tanda
berhenti).

karena sesungguhnya kedudukanmu ada pada akhir ayat yang engkau


baca Al Khaththabi berkata: dalam sebuah atsar disebutkan bahwa jumlah
ayat Al-Quran itu sesuai dengan jumlah tangga atau tingkatan yang ada di
surga di akhirat kelak. Maka dikatakanlah bagi penghafal Al-Quran, naiklah
ke tangga sesuai dengan ayat yang telah engkau baca dari ayat Al-Quran.
Barang siapa yang mempunyai bacaan atau hafalan semua ayat Al-Quran,
maka ia akan menduduki tangga yang tertinggi dari surga di akhirat kelak.
Dan barang siapa yang membaca satu juz dari Al-Quran, maka ia akan
menduduki tangga sesuai dengan bacaannya tersebut. Oleh karena itulah,
akhir pahala yang didapatkan ada pada akhir bacaan yang ia baca.

6. Wahai penghafal Al-Quranberbahagialah karena engkau telah


memakmurkan hatimu dengan perkataan Allah dan telah menyambut
hidangan-Nya.

:
:

.
3173 :
Dari Abdullah bin masud semoga Allah meridhainya- berkata:
Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda: sesungguhnya
Al-Quran ini adalah hidangan Allah, maka ambillah darinya
semampu kalian, karena sesungguhnya aku tidak mengetahui
sesuatu yang lebih kecil dari kebaikan dari pada sebuah rumah yang
di dalamnya tidak terdapat sesuatu pun dari bacaan kitaabullah. Dan
sesungguhnya hati yang di dalamnya tidak terdapat sesuatu pun dari
kitaabullah, maka ia bagaikan rumah yang roboh, seperti rumah
yang tidak ada penghuninya. (HR. Ad Daarimi: 3173)
7. Wahai penghafal Al-Quran. . semoga Allah memberkahimu, jika sekarang
engkau telah selesai menghafalkan berarti anda selamat dari api neraka.

:
)3185 : ( .
Dari Abu umamah, sungguh ia pernah berkata: bacalah Al-Quran
dan janganlah kalian tertipu oleh lembaran-lembaran yang
tergantung ini, karena sesunguhnya Allah tidak akan menyiksa hati
yang selalu memperhatikan Al-Quran. (HR. Ad Daarimi: 3185)
8. Wahai penghafal Al-Quran. . berbahagialah dengan syafaat yang engkau
dapatkan dari kitaabullah yang ada pada dirimu dan pada hari kiamat
engkau akan dipakaikan sesuatu yang lebih agung dari apa yang engkau
pakai sekarang.
:


2839 : .
Dari Abu hurairah, bahwa Nabi shallallaahu alaihi wasallam
bersabda: pada hari kiamat Al-Quran akan datang kemudian
berkata: wahai tuhanku pakaikanlah ia!, maka dipakaikanlah
mahkota kemuliaan. Kemudian berkata lagi: wahai tuhanku
tambahkanlah!, maka dipakaikanlah pakaian kemuliaan. Kemudian
berkata lagi: wahai tuhanku ridhailah ia!, maka Allah pun
meridhainya. Maka dikatakan kepadanya: bacalah. . dan naiklah ke
tempat yang tinggi. Dan ditambahkanlah setiap satu ayat satu
kebaikan. (HR. Tirmidzi: 2839. Ia mengatakan ini adalah hadits
hasan)
9. Wahai ibu penghafal Al-Quran. . selamat untukmu dikarenakan anakmu.
dalam hadits panjang disebutkan dari Buraidah ia berkata: dahulu aku duduk
bersama Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam kemudian aku mendengar
beliau bersabda: Pelajarilah surat Al Baqarah sebab mempelajarinya adalah
keberkahan & meninggalkannya adalah kerugian. Para penyihir tak mampu
mengalahkannya. Kemudian beliau diam sesaat, lalu bersabda:

Pelajarilah surah Al Baqarah dan surah Ali Imran, sesungguhnya kedua


surat itu dinamakan az zahrawan dan kedua surat itu juga akan menaungi
pembacanya pada hari kiamat. Seakan-akan kedua surat itu seperti dua
buah awan atau dua benda yg biasa menaungi manusia atau dua kelompok
burung yg membentangkan sayapnya. Sesungguhnya Al-Quran akan
menemui pembacanya pada hari kiamat ketika kubur terbelah seperti
seorang laki-laki pucat karena takut. Ia berkata kepada pembacanya;
Apakah engkau mengenalku? Ia menjawab; Aku tak mengenalmu. Ia
berkata; Aku adalah temanmu, Al-Quran, yg menghilangkan haus pada
siang hari yang panas dan membuatmu begadang di malam hari.
Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapatkan laba dari
perdagangannya. Sesungguhnya hari ini engkau mendapatkan pahala dari
setiap perdagangan (yang telah engkau lakukan). Lalu kerajaan diberikan di
tangan kanan pembaca Al-Quran itu dan keabadian di tangan kirinya, serta
diletakkan mahkota ketenangan di kepalanya. Sementara kedua orang
tuanya diberi dua perhiasan yg tak ternilai harganya di dunia. Kedua orang
tuanya berkata; Karena apa kami diberi perhiasan ini? Dikatakan kepada
keduanya; Karena anak kalian mempelajari Al-Quran. Kemudian dikatakan
kepadanya; Bacalah & naiklah ke tangga-tangga surga & kamar-kamarnya.
Maka ia pun terus naik selama ia membaca, baik secara cepat maupun
secara lambat. (HR. Ahmad: 21892 dishahihkan oleh Ibnu Katsir di dalam
Silsilah Shahihah Syaikh Albani: 2829)

Bersambung

Diterjemahkan dari salah satu buku kecil berjudul Washaayaa Li Haafidzaati


Kitaabillaah karangan Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid, Daar Al
Wathan Lin Nasyr, cetakan 1, tahun 1420 H/1999 M

alih bahasa: Al faqiirah ilaa afwi Rabbiha Ummu Fayha, Anisah

Makkah Al Mukarramah, 5 syaban 1434 H


18 Wasiat Untuk Para Penghafal Al-
Quran (Bag. 2)

Makkah Al Mukarramah 7 Sya'ban 1434H

Ditulis oleh: Ummu Fayha Anisah

Sumber:

Kutaib Washaayaa Li Haafidzaati Kitaabillah, karya, Syaikh Muhammad Shalih Al


Munajjid, Daar Al Wathan Lin Nasyr, cetakan pertama, tahun 1420 H/ 1999 M

1 comment

25
Para pembaca yang dirahmati Allah..

Pada artikel sebelumnya sudah kita simak pemaparan 9 poin wasiat pertama
untuk para penghafal Al-Quran. Pada artikel kali ini silahkan disimak
kelanjutan dari poin sebelumnya. Selamat membaca.

10. wahai penghafal Al-Quran. sesungguhnya penjagaan terhadap


sesuatu yang tinggi lebih sulit dari pada usaha ketika mencapainya.

:

Dari Abu musa semoga Allah meridhainya- bahwa
Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda: Jagalah Al-Quran ini,
karena demi Tuhan yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh ia lebih
cepat lepas daripada unta dalam ikatannya. (HR. Bukhari 4645).
Kata taaahaduu artinya ulang-ulangilah Al-Quran dan peliharalah di dalam
membacanya serta mintalah pada diri kalian untuk selalu mengulanginya.
Janganlah lalai dari menjaga dan mengulang-ulangnya. . sebagaimana
seekor unta ia meminta agar tidak terlepas sebisa mungkin. Maka, kapan
saja kita tidak mengikatnya, ia akan lari. Begitu juga dengan seorang
penghafal Al-Quran, jika ia tidak betul-betul menjaganya, maka hafalannya
akan hilang bahkan lebih dahsyat lagi dari pada itu.

Ibnul Bathal mengatakan: hadits ini sesuai dengan dua ayat dari firman Allah
Azza Wa Jalla yaitu:

Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat.


(QS. Al Muzzammil: 5).

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka


adakah orang yang mengambil pelajaran?. (QS. Al Qamar: 17) artinya:
barang siapa yang menyambut Al-Quran dengan penjagaan yang kuat,
maka akan dimudahkan baginya. Dan barang siapa yang berpaling darinya,
maka ia akan lepas. (Fathul Baari).

: :


Dari ibnu umar semoga Allah meridhainya- berkata,
Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda: perumpamaan
Al-Quran adalah seperti unta yang diikat, jika pemiliknya
menjaganya dengan tali pengikatnya, maka ia akan tetap ada (tidak
lari). Dan jika pemiliknya membiarkannya, maka ia akan lari. (HR.
Bukhari 4643)
11. Wahai penghafal Al-Quran. janganlah engkau menjauhkan dirimu dari
derajat yang tinggi ini setelah engkau mendapatkannya.

Ibnu hajar semoga Allah merahmatinya- berkata di dalam Fathul Baari:


para salafush shalih berselisih di dalam masalah melupakan Al-Quran.
Diantara mereka ada yang menjadikannya termasuk dosa-dosa besar. Adh
Dhahhak bin muzahim berkata: tidaklah salah seorang mempelajari Al-
Quran kemudian ia melupakannya, melainkan disebabkan dosa yang ia
lakukan, karena Allah subhaanahu wataaala berfirman: Dan apa saja
musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri. (QS. Asy Syura: 30), dan melupakan Al-Quran adalah
merupakan musibah paling besar!

Abu Aliyah semoga Allah merahmatinya- berkata: kami memasukkan ke


dalam dosa-dosa yang paling besar adalah seseorang mempelajari Al-
Quran kemudian tidur darinya sehingga ia melupakannya. Dan sanadnya
baik.

Dan dari jalan ibnu sirin dengan sanad yang shahih tentang orang yang
melupakan Al-Quran, mereka sangat membencinya dan mengatakan
tentang mereka dengan perkataan yang keras dan berpaling dari
membacanya dapat menyebabkan ia melupakan Al-Quran, adapun
melupakannya berarti menunjukkan bahwa ia tidak memperhatikannya dan
menganggap remeh dengan urusan tersebut.. dan meninggalkan penjagaan
terhadap Al-Quran dapat mengakibatkan ia kembali kepada kebodohan..
adapun kembali kepada kebodohan setelah mendapatkan ilmu adalah
perkara yang sangat besar.

Ishaq Bin Rahawaih berkata: seseorang itu dibenci jika ia melewati empat
puluh hari tidak membaca Al-Quran sedikit pun.

12. wahai penghafal Al-Quran. bangkitlah dan perbanyaklah


mempelajarinya, niscaya engkau akan hidup dengannya.

Adz dzahabi berkata di dalam siyarnya: abu Abdullah bin bisyr berkata: aku
tidak pernah melihat perselisihan yang sangat baik di saat ia menginginkan
satu ayat dari Al-Quran dari pada Abu Sahl Bin Ziyad, ia adalah tetangga
kami, ia selalu melakukan shalat malam dan membaca Al-Quran. karena
banyaknya mempelajari Al-Quran seakan-akan Al-Quran itu berada
diantara kedua matanya.

13. wahai penghafal Al-Quranselama engkau menjaganya di dalam


hatimu, maka jagalah ia dalam anggota badanmu.

Imam Al Qurthubi semoga Allah merahmatinya- berkata di dalam tafsirnya:


wajib bagi seorang penghafal Al-Quran dan pencari ilmu untuk bertaqwa
kepada Allah di dalam dirinya dan mengikhlaskan niat hanya untuk Allah.
Jika sesuatu yang ia benci mendahuluinya, maka bersegeralah untuk taubat
dan kembali kepada Allah serta mulailah ikhlas di dalam menuntut dan
mengamalkannya. dan sesuatu yang selayaknya bagi penghafal Al-Quran
adalah menjaganya lebih dari yang selazimnya dari pada yang lainnya
sebagaimana ia mendapatkan pahala yang tidak didapatkan oleh selainnya.

14. wahai penghafal Al-Quranjanganlah engkau tertipu dengan hafalanmu


sehingga engkau tidak mengamalkannya.

Telah ada dalam riwayat Syubah dari Qatadah, ia merupakan tambahan


yang terperinci dari makna yang dimaksud. Dan perumpamaan yang
disebutkan adalah orang yang membaca Al-Quran dan tidak menyelisihi apa
yang terkandung di dalamnya dari hal perintah, larangan dan bukan hanya
bacaan saja. orang mukmin yang membaca Al-Quran dan
mengamalkannya , maka ia bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti.

15. wahai penghafal Al-Quran. hargailah kedudukan yang ada di dalam


dadamu dan berikanlah hak dan derajatnya. Sebagaimana engkau telah naik
ke tingkat yang paling tinggi dengan hafalan Al-Quran, maka di hadapanmu
ada tanggung jawab dan kewajiban yang setara dengan itu. Sesungguhnya
hafalan itu bukanlah piagam yang digantungkan atau dipajang, dan bukan
syahadah yang dibanggakan dan bukan pula pendapatan yang
membedakan, akan tetapi hafalan merupakan amanah yang wajib ditunaikan
haknya.

16. Selayaknya bagi penghafal Al-Quran mempunyai sebaik-baik akhlak dan


keadaan.

Fudhail Bin Iyadh berkata: penghafal Al-Quran adalah pembawa panji


islam, tidak selayaknya baginya untuk lalai bersama orang yang lalai, lupa
bersama orang yang lupa, dan berkata yang tidak bermanfaat bersama
orang yang berkata tidak bermanfaat, sebagai bentuk pengagungan akan
hak Al-Quran.

Ia adalah hati yang tetap dan Penegak kebenaran


17. wahai penghafal Al-Quran. janganlah engkau sombong terhadap
orang yang tidak menghafalkan Al-Quran, karena bisa jadi orang yang lebih
sedikit hafalan disebabkan ada alasan tertentu itu lebih beruntung dari pada
seorang penghafal yang tertipu lagi merugi.

Dari Abdullah Bin Amr berkata: Seorang pria datang kepada Rasulullah dan
berkata, Ajarkan saya apa yang harus saya lafalkan, ya Rasulullah! Nabi
berkata: Ucapkan tiga dari mereka) yang dimulai (dengan huruf Alif, Lam,
Ra ) Pria itu kemudian berkata kepadanya, Aku telah menjadi tua di usia,
hati saya sudah mengeras dan lidahku menjadi keras. Nabi berkata:
(Kemudian membaca dari orang-orang) yang dimulai (dengan huruf Ha-
Mim. ) Pria itu mengatakan hal yang sama seperti yang telah dikatakan
sebelumnya, sehingga Nabi berkata,: Ucapkan tiga dari Musabbihat
tersebut. ) Pria itu kembali mengatakan hal yang sama seperti yang ia
katakan sebelumnya. Orang itu berkata, `Melainkan memberi saya sesuatu
untuk membaca yang bersifat menyeluruh (dari semua ini), wahai
Rasulullah. Jadi Nabi menyuruhnya untuk melafalkan: surah Az Zalzalah,
Kemudian tatkala dia (Nabi) selesai membacakan Surah kepadanya orang
itu berkata, Dengan Dialah yang telah mengirimkan Anda dengan
kebenaran sebagai Nabi, saya tidak akan menambah apa pun untuk itu.
Kemudian pria itu berbalik dan kiri, dan Nabi berkata,: (Laki-laki kecil telah
berhasil, pria kecil telah berhasil. ) Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no: 1191,
para perowinya adalah terpercaya. Isa Bin Hilal As-Shadafi telah dikuatkan
oleh Ibnu Hibban. Al-Hafid Ibnu Hajar berkata dalam At-Taqrib: shoduq.
Imam Bukhari dan Abu Hatim berkata: tidak shahih hadits. (dibawakan oleh
Syaikh Al-Albany dalam Dhaif Sunan Abu Dawud no: 300).

18. Wahai penghafal Al-Quran. janganlah engkau menunggu pujian dan


sanjungan dari manusia, akan tetapi bersungguh-sungguhlah untuk tidak
terpengaruh oleh pujian mereka kemudian kau palingkan mereka untuk
ikhlas kepada Allah saja.

Memang benar, kita harus menghormati penghafal Al quran, karena di


tenggorokannya ada kalaamullah (perkataan Allah). Dan salah satu tanda
pengagungan terhadap Allah adalah dengan memuliakan penghafal Al-
Quran dengan tidak berlebih-lebihan padanya dan tidak pula
meremehkannya. Ibnu Abdil Barr semoga Allah merahmatinya- berkata:
para penghafal Al-Quran mereka adalah yang diliputi rahmat Allah , yang
mengagungkan kalaamullah, dan yang dipakaikan cahaya Allah. Barang
siapa yang mencintai mereka berarti mencintai Allah, dan barang siapa yang
memusuhi mereka, maka ia telah menganggap remeh hak Allah. Pemilik
kitab Al Fawakih Ad Dawaani telah menukil perkataan ahli ilmu: bahwa
sesungguhnya menggunjing orang yang berilmu dan penghafal Al-Quran itu
lebih besar (dosanya) dari pada menggunjing selain keduanya.

Walaupun demikian, seorang penghafal Al quran hendaklah tidak tertipu


oleh penghormatan yang datang kepadanya, karena barangkali ketidak
ikhlasannya akan mengeluarkannya dari antara mereka.

Jika seseorang telah keluar dari lembaga hafalan Al-Quran dan masa
perpisahan dengan sekolah dan para guru sudah dekat, maka selayaknya ia
mengingat usaha yang telah ia curahkan dan menghargai kedudukannya
sesuai dengan kadarnya serta diakhiri dengan wasiat yang sesuai. Inilah
kalimat Abdullah bin masud ketika beliau melepaskan murid-muridnya di
kufah setelah beliau bersungguh-sungguh mengajari dan menghafalkan Al-
Quran untuk mereka dan beliau hendak pergi ke kota madinah: Dari
Abdurrahman bin abis ia berkata: telah mengabarkan kepada kami
seseorang dari Hamadan salah seorang sahabat Abdullah bin masud
semoga Alah meridhainya- ia berkata: ketika Abdullah bin masud hendak
pergi ke kota madinah, beliau mengumpulkan semua para sahabatnya dan
berkata: Demi Allah, sungguh aku berharap hari ini ada orang diantara
kalian yang menjadi lebih utama diantara para prajurit kaum muslimin dalam
urusan agama, fiqh dan ilmu Al-Quran. Sesungguhnya Al-Quran ini
diturunkan di atas huruf-huruf, barang siapa yang membacanya di atas
sesuatu dari huruf-huruf tersebut yang telah diajarkan oleh
Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, maka janganlah ia tinggalkan
karena kebencian (ketidaksukaan) terhadapnya, karena sesungguhnya siapa
yang menentang satu ayat dari padanya berarti ia menentang seluruhnya.
(HR. Ahmad 3652)
Ya Allah, Yang telah menciptakan langit dan bumi, Wahai Pemilik
kebesaran dan karunia. Kami memohon kepada-Mu Ya Allah Wahai Yang
Maha Pengasih dengan kemuliaan-Mu dan cahaya Wajah-Mu agar memberi
petunjuk kepada mereka yang telah menghafalkan kitab-Mu, dan
menetapkan hati mereka untuk selalu menjaga hafalan kitab-Mu
sebagaimana yang telah Engkau ajarkan, serta memudahkan mereka untuk
selalu membacanya sesuai dengan apa yang Engkau ridhai.

Ya Allah, Yang telah menciptakan langit dan bumi, Wahai Pemilik


kebesaran dan karunia. Kami memohon kepada-Mu Ya Allah Wahai Yang
Maha Pengasih dengan kemuliaan-Mu dan cahaya Wajah-Mu, agar Engkau
menerangi pandangan mereka dengan kitab-Mu dan meluruskan lisan
mereka dengannya, mensucikan hati mereka dengannya, melapangkan
dada mereka dengannya dan membebaskan kesedihan mereka dan seluruh
kaum muslimin dan muslimin dengannya.

Shalawat dan salam senantiasa kami haturkan kepada Nabi kita


Muhammad.

Diterjemahkan dari buku kecil berjudul Washaayaa Li Haafidzaati


Kitaabillah, karya, Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid, Daar Al Wathan
Lin Nasyr, cetakan pertama, tahun 1420 H/ 1999 M

Alih bahasa:

Al faqiirah ilaa afwi Rabbiha Ummu Fayha, Anisah

Makkah Al Mukarramah 7 Syaban 1434H

http://cahayaummulquro.com/18-wasiat-untuk-para-penghafal-al-quran-bag-2/

Anda mungkin juga menyukai