Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

MARKETING PLAN

Dosen Pembimbing :

Yussie Ater Merry S.ST, M.Keb

Disusun Oleh :

Atrya Bema Legita

Chintia Yulianda Sofyan

Elsa Astagia Putri

Indah Sukmawati

Kakandita Permata

Mutiara Chairunnisa

Ovika Rukmana

Rahmi Andrita Yuda

Rianty Hidayah

Shilawati Zahar

Trisna Indra

Kelas : III B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN 2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah kewirausahaan tentang Marketing
Plan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi
tugas mata kuliah kewirausahaan. Saya selaku penulis menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini sehingga kedepannya lebih baik. Namun, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan-kesalahan, karena keterbatasan waktu, kurangnya
sumber dan juga pengetahuan penulis. Oleh karena itu , penulis meminta kritik dan saran agar
makalah ini dapat jadi lebih baik.

Padang, 26 September 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 1

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................... .......1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Ruang Lingkup Rencana Pemasaran (Marketing Plan)........................................ 3

2.2 Konsep AIDA + S............................................................................................... 3

2.3 Tiga Komponen Dari Marketing Concept.............................................................7


2.4 Anticipatory Guidance terhadap Tumbang Anak......................................... .......9

BAB III PENUTUP..

3.1 Cara MerangsangPerkembangan Anak/ Bimbingan Orang Tua........................ .13

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan........................................................................................................ .17

4.2 Saran............................................................................................................. .......18

DAFTAR PUSTAKA.....................................19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula
orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan
akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahaan yang dapat membuka, lapangan karena
kemampuan pemerintah yang sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap
semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja,
personalia, dan pengawasan.
Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah
maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Sekarang ini menghadapi kenyataan bahwa
jumlah wirausahawan indonesia masih sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan hebat,
sehingga persoalan pembangunan wiraausaha indonesia merupakan persoalan mendesak bagi
suksesnya pembangunan. Jika kita perhatikan manfaat adanya wirausaha banyak sekali.
Demikian besar darma bakti yang dapat disumbangkan oleh wirausaha terhadap
pembangunan bangsa,namun masih saja orang kurang berminat menekuni profesi tersebut.
Penyebab dari kurangnya minat ini mempunyai latar belakang pandangan negatif dalam
masyarakat terhadap profesi wirausaha. Wirausaha ini kegiatannya banyak bergerak dalam
bidang bisnis. Dalam kegiatan bisnis termasuk kegiatan perdagangan.
Oleh karena itu, marilah kita lihat bagaimana pandangan masyarakat kita terhadap
profesi, lapangan kerja dalam sektor ini, yaitu sektor wirausaha bisnis, dan perdagangan.
Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat sehingga
mereka kurang berminat terhadap profesi wirausaha, antara lain sifat agresif, ekspansif,
bersaing, egois, tidak jujur, kikir, sumber penghasilan tidak stabil, kurang terhormat,
pekerjaan rendah, dan sebagainya. Pandangan semakin ini dianut oleh sebagian besar
penduduk, sehingga mereka tidak tertarik. Mereka tidak menginginkan anak-anaknya
menerjuni bidang ini, dan berusaha mengalihkan perhatian anak untuk menjadi pegawai
negeri, apalagi bila anaknya sudah bertitel lulus perguruan tinggi. Mereka berucap, untuk
apa sekolah tinggi, jika hanya mau jadi pedagang. Pandangan seperti ini sudah berkesan
jauh dilubuk hati sebagian besar rakyat kita, mulai sejak zaman penjajahan Belanda sampai
beberapa dekade masa kemerdekaan.
Kegiatan pemasaran harus menghasilkan win-win solution artinya pelanggan ingin
membeli produk kalau produk tersebut sesuai dengan keinginannya.Sebaliknya perusahaan
dapat memperoleh profit dari produk yang dihasilkannya kalau produk tersebut di beli oleh
pelanggan. Berdasarkan profit tersebut, perusahaan dapat melanjutkan bisnisnya hingga ia
dapat memenuhi keinginan pelanggan lebih besar di masa yang akan datang. Dengan kata
lain perusahaan selalu berpedoman atau berfokus kepada nilai-nilai yang terdapat dalam diri
pelanggan, sehingga kegiatan pemasaran tersebut dapat berhasil dengan baik.
Untuk dapat mencapai semua itu membutuhkan yang namanya perencanaan
pemasaran, agar apa yang akan dilakukan sesuai dengan tujuannya. Perencanaan pemasaran
merupakan persyaratan inti bagi pemasar. Manfaat penyusunan sebuah rencana antara lain :
mendorong pemikiran sistematik mengenai masa depan, meningkatkan koordinasi,
menetapkan standar kinerja untuk mengukur tren, memberikan dasar logis bagi pembuatan
keputusan, meningkatkan kemampuan untuk menangani perubahan, dan meningkatkan
kemampuan untuk mengidentifikasi peluang pasar.

1.2. Rumusan Masalah


1) Bagaimana ruang lingkup rencana pemasaran (marketing plan) ?
2) Apa yang dimaksud dengan konsep AIDA + S ?
3) Apa saja tiga komponen dari marketing concept?
4) Apa saja konsep pemasaran yangwirausaha harus melaksanakannya?
5) Bagaimana mengutamakan pelanggan?
6) Bagaimana strategi pemasaran?
7) Bagaimana bauran pemasaran?

1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui ruang lingkup rencana pemasaran.
2) Untuk mengetahui maksud konsep AIDA + S.
3) Untuk mengetahui tiga komponen dari marketing concept.
4) Untuk mengetahui konsep pemasaran apa yang wirausaha harus laksanakan
5) Untuk mengetahui bagaimana mengutamakan pelanggan
6) Untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran?
7) Untuk mengetahui bagaimana bauran pemasaran?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Ruang Lingkup Rencana Pemasaran (Marketing Plan)


Perencanaan pemasaran adalah penerapan yang sudah direncanakan dari sumber
daya pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Dengan demikian perencanaan
pemasaran merupakan sebuah proses sistematis dalam merancang dan mengkoordinasi
keputusan pemasaran. Rencana pemasaran ini memberikan fokus bagi pengumpulan
informasi, format bagi penyebarluasan informasi, dan struktur bagi pengembangan dan
pengkoordinasian respon strategik dan taktikal perusahaan.
Perencanaan yang harus disiapkan seperti yang dijelaskan oleh Bygrave yaitu analisa
analisa situasi perusahaan dan lingkungannya, analisa dan penilaian peluang, kekuatan,
kelemahan, dan kendala yang dihadapi oleh pasar.
Sebelum menyusun marketing plan maka wirausaha harus mengetahui seluk beluk atau
konsep-konsep pemasaran dan segala informasi telah dikumpulkan, maka seorang wirausaha
baru menulis marketing plannya.
Untuk menyusun marketing plan maka perlu dijawab tiga pertanyaan berikut :
1) Where have we been?
2) Where do we want to go?
3) How do we get there? (Hisrich-peters, 1905: 139)
Pertanyaan diatas perlu diidentifikasi dan dijawab dari mana kita berangkat? Untuk
itu harus diperhatikan latar belakang perusahaan, bagaimana keadaan persaingan, serta
bagaimana peluang dan kendala yang dihadapi.Kemudian kemana arah yang dituju? Disini
perlu ditetapkan sasaran marketing untuk masa yang akan datang.Lalu bagaimana mencapai
sasaran itu? Disinilah perlu ditetapkan strategi pemasaran. Mungkin juga perlu dilakukan
penelitian pemasaran. Anggaran belanja perlu disiapkan untuk pelaksanaan rencana ini.
Apa yang dimaksud dengan marketing plan? The marketing plan inludes a situation
analysis that in large part comprises a market opportunity analysis and an assessment of the
existing or potential business strenght, weaknesses, threats, and opportunities in the
marketplace. (Bigrave, 1994: 73).
Marketing plan ini adalah merupakan bagian dari business plan. Perencanaan yang
harus disiapkan seperti dijelaskan oleh Bygrave adalah analisa situasi perusahaan dan
lingkungannya analisa dan penilaian peluang, kekuatan, kelemahan, kendala yang dihadapi
dipasar. Juga harus digambarkan sasaran konsumen dan strategi pemasaran yang digunakan.
Jadi inti kegiatan dari marketing ini adalah :
1. Analisa situasi lingkungan dan peluang pasar
2. Mengembangkan sasaran pemasaran
3. Menetapkan strategi pemasaran
4. Menciptakan taktik atau tindakan pelaksanaan
Karakteristik dari suatu marketing plan yang baik harus memenuhi beberapa kriteria yaitu:
Harus didasarkan pada fakta dan asumsi yang benar tentang siapa target market,
dimana lokasi mereka, berapa besar kemungkinan daya serapnya.
Bagaimana teknik promosi yang efektif.
Bagaimana perubahan harga dipasar.
Bagaimana saluran distribusi.
Bagaimana keadaan saingan.
Bagaimana S W O T dari perrusahaan
Siapkan sumber-sumber yang diperlukan seperti : sumber daya manusia, keuangan,
fasilitas perawatan dan sebagainya.
Seperti diketahui bahwa pemasaran merupakan kegiatan yang amat penting dalam
operasional suatu bisnis. Tidakpeduli apakah bisnis anda bergerak dalam sektor industri kecil,
tingkat menengah, apalagi industri besar. Atau anda bergerak dalam bidang perdagangan
besar, perdagangan eceran, pertokoan, atau mungkin pula anda bergerak dalam bidang
penjualan jasa, transportasi, penginapan, biro perjalanan, kegiatan rekreaksi, dan sebagainya,
pemasaran menempati posisi utama.
Lihatlah bagaimana perkembangan posisi bagian pemasaran dalam sebuah
perusahaan mulai sejak berdiri sampai perusahaaan menjadi besar. Pada tahap perusahaan
baru didirikan posisi bagian produksi, keuangan, personalia, dan pemasaran kira-kira sama
pentingnya. Akan tetapi, begitu perusahaan mengalami kemajuan, maka porsi perhatian lebih
besar diberikan kebagian pemasaran, dan lebih khusus lagi fokusnya ialah langganan. Ini
bukan berarti bagian-bagian lain didalam perusahaan tidak penting, semua bagian adalah
penting, tetapi perhatian utamanya ialah bagian pemasaran yang akan berhadapan langsung
dengan publik, yang sangat menentukan keberhasilan/kegagalan suatu usaha.

2.2. Konsep AIDA + S


Didalam setiap kegiatan bisnis harus diusahakan agar wirausahawan memperhatikan
konsep AIDA + S.
AIDA + S merupakan singkatan dari:
A = Attention
I = Interest
D = Desire
A = Action
S = Satisfaction
Konsep ini berlaku untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh bisnis yang dapat
menarik hati konsumen/langganan. Misalnya kegiatan membuat suatu produk yang
memuaskan konsumen, kegiatan melayani konsumen pada sebuah pertokoan atau kegiatan-
kegiatan lainnya.
Pertama kali konsumen berhubungan dengan perusahaan tertentu muncul lebih dulu
perhatian (Attention) misalnya pada saat konsumen lewat didepan sebuah toko. Konsumen
terseebut memperhatikan satu jenis barang yang dipajangkan dietalase depan toko.
Konsumen tersebut timbul minatnya (interest), lalu dia masuk kedalam toko. Setelah masuk
kedalam toko dia mencari pelayan dan minta diambilkan barang yang dia ingini. Ini berarti
keinginannya (Desire) makin meningkat. Kemudian dia menanyakan berapa harganya, lalu
tawar-menawar, cocok harga, langsung dibayar dikas(Action). Setelah barang dibawa pulang
kerumah lalu dipakai (seandainya bentuk pakaian atau dimakan kalau bentuk makanan).
Setelah barang tersebut dikonsumsi maka muncul dua kemungkinan konsumen tersebut puas
atau tidak puas.
Tujuan dari setiap pemasaran adalah menimbulkan kepuasan bagi konsumen. Jika
kosumen puas terhadap barang tersebut maka konsumen akan melakukan pembelian ulang.
Jika konsumen tidak puas maka dia tidak akan melakukan pembelian ulang dan akan
memberikan reaksi negatif serta mengimformasikan reaksi negatif itu kepada keluarganya,
sahabatnya, sehingga pemasaran produk tersebut tidak mencapai sasaran. Hal ini dapat
menimbulkan kegagalan bagi perusahaan.

2.3. Tiga Komponen Dari Marketing Concept

Sasaran utama Marketing concept ialah kepuasan konsumen. Untuk mencapai


sasaran tersebut, ada tiga komponen penting yaitu costumer needs and wants,
organizationally integrated marketing strategy and goals (Bygrave 1994 : 68). Inti dari
marketing concept ini ialah bukan membuat konsumen mengkuti keinginan produsen, tapi
sebaliknya mengaharuskan produsen memahami dan berusaha mengikuti selera konsumen.
Marketing mulai dengan pertanyaan apakah yang ingin dibeli oleh konsumen?
Jawabannya adalah kepuasan. Konsumen mencari nilai dan terpenuhi keinginannya.
Komponen kedua yang membentuk marketing concept ialah organisasi yang
terintegrasi, yang utuh. Walaupun bisnis sudah bertumbuh dari hanya beberapa orang pendiri
telah memiliki ratusan karyawan, namun harus tetap satu arah costumer fokus. Semua orang
dari segala bidang, harus mempunyai pandangan sama, langsung atau tidak langsung harus
selalu membuat konsumen mempunyai persepsi yang baik terhadap perusahaan. Langkah-
langkah yang agak filosofis ini memberika fondasi yang kuat untuk mengembangkan
costumer oriented, dalam sebuah organisasi perusahaan.
Komponen ketiga ialah goal achievement. Memang tujuan perusahaan ialah untuk
meningkakan volume penjualan, tapi jangan hanya menekankan peningkatan volume, juga
harus membuat kegiatan marketing yang lebih efektif yang lebih menunjang terhadap
penjualan yang menguntungkan. Tujuan lainnya ialah meningkatkan image terhadap
perusahaan, dan memperluas market share.

Wirausaha Harus Melaksanakan Konsep Pemasaran

Mengapa wirausaha harus melaksanakan konsep pemasaran (Marketing Concept?)


Sebelum menjawab pertanyaan ini marilah kite telusuri perkembangan beberapa konsep
pemasaran.
Ada lima konsep yang berkembang yaitu Konsep Produksi (Production Concept), Konsep
Produk (Product Concept), Konsep Penjualan (Selling Concept), Konsep Pemasaran
(Marketing Concept), Konsep Sosial (Societal Concept).

Evolusi yang terdapat dalam perkembangan kehidupan manajemen pemasaran ialah:


1) Konsep Produksi (Production Concept)

Konsep Produksi bertitik tolak dari anggapan, bahwa konsumen ingin produk yang harga
murah dan mudah didapatkan di mana-mana. Produsen yang menganut konsep ini, akan
membuat produksi secara massal, menekankan biaya dengan efisiensi tinggi, sehingga harga
pokok pabrik bisa ditekan dan harga jual lebih rendah dari saingan.

Produsen tipe ini akan mendistribusikan hasil produksinya ke seluruh pelosok agar mudah
diperoleh konsumen. Konsep ini merupakan konsep awal dari produsen untuk menguasai
pasar. Konsep ini akan sangat berhasil, jika memang belum banyak saingan dan konsumen
belum memperhatikan kualitas. Pokoknya yang penting bagi konsumen ialah terpenuhi
kebutuhannya (needs). Masalah "wants" belum diperhatikan.

2) Konsep Produk (Product Concept)


Pada saat barang masih langka di pasar, maka produsen memusatkan perhatian pada teknis
pembuatan produk saja. Produsen belum memperhatikan selera konsumen. Produsen hanya
membuat barang dengan to please oneself, hanya menuruti bagaimana selera produsen
sendiri. Produsen hanya melihat ke cermin tidak melihat jendela. Orang melihat cermin hanya
memperhatikan wajahnya saja, yaitu ia membuat barang yang cocok dengan kemauannya.
Lain halnya melihat jendela, berarti meliha't orang yang berada di luar/di jalan, produsen
memperhatikan orang lain.
Mengapa kaum produsen menganut product concept ini? Karena produsen mendasarkan
pemikirannya pemikirannya pada premis-premis berikut:
1. Konsumen A lebih memperhatikan mutu berbagai barang sebelum mereka membeli.
2. Konsumen mengetahui perbedaan mutu berbagai macam barang.
3. Konsumen selalu mencari barang dengan mutu baik.
4. Produsen harus selalu menjaga mutu untuk memper- tahankan langganan.

3) Konsep Penjualan (Selling Concept)

Di sini produsen membuat barang, kemudian harus menjual barang itu, dengan berbagai
teknik promosi. Hal yang penting di sini ialah adanya kegiatan promosi secara maksimal.
Paham dari konsep ini ialah konsumen pasti akan mau membeli barang, bila mereka
dirangsang untuk membeli. Promosi besar-besaran adalah merupakan ciri khas dari selling
concept.
Premis yang mendasari konsep penjualan ini ialah:
a) Konsumen cenderung menolak membeli barang yang tidak penting oleh sebab itu mereka
harus didorong untuk membeli.
b) Konsumen dapat dipengaruhi melalui stimulasi promosi.
c) Tugas produsen ialah mendorong penjualan.

4) Konsep Pasar (Marketing Concept)


Di sini produsen tidak sekedar membuat barang, tidak pula asal melancarkan promosi.
Akan tetapi, produsen memusatkan perhatian pada selera konsumen, produsen
memperhatikan needs dan wants dari konsumen. Dalam hal ini produsen tidak lagi melihat
cermin tetapi dia melihat jendela. Dengan melihat jendela berarti dia memperhatikan orang
yang berada di luar bagaimana gerak-gerik, perilaku, dan kebiasaankebiasaan, selera
konsumen. Jadi produsen tidak hanya memperhatikan kebutuhan konsumen, tetapi juga
memperhatikan apa keinginan konsumen.
Konsumen tidak hanya sekedar membeli fisik barang, tetapi yang mengharapkan
sesuatu dari barang itu, ini yang disebut dengan wants, yaitu ' ada sesuatu yang lain yang
diharapkan setelah membeli barang tersebut. Jika ini dapat dipuaskan, maka kegiatan
marketing perusahaan akan mencapai sukses.

Premis yang mendasari konsep pemasaran ini ialah:


a) Konsumen selalu memilih barang yang dapat memuaskan needs dan wants nya.
b) Konsumen dapat dikelompokkan berdasar needs dan wants nya.
c) Tugas organisasi ialah meneliti dan menetapkan segmentasi dan memilih pasar serta
mengembangkan program pemasaran yang efektif. Keinginan produsen untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen dalam arti ingin memberi kepuasan dapat dibaca dari
semboyan promosi yang dilancarkan oleh produsen yang berbunyi antara lain:

- Kepuasan anda dambaan kami.


- Jika anda puas beritahu teman, jika anda tidak puas beritahu kami.
- Semboyan kami adalah kepuasan langganan.
- Kami ada karena anda.

5) Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial (Societal Concept) Responsibility


Tingkat orientasi pada rasa tanggung jawab sosial dan kemanusiaan. Karena
banyaknya kritik dan sorotan dari luar perusahaan, baik yang datang dari pemerintah, maupun
dari masyarakat melalui lembaga konsumen, maka perusahaan harus memiliki rasa tanggung
jawab moral, untuk melayani masyarakat sebaik-baiknya. Tanggung jawab sosial ini dalam
arti luas, harus menghasilkan barang yang baik tidak merusak kesehatan masyarakat.
Menggunakan sumber daya alam secara bertanggung jawab, selalu menjaga kebersihan air
dan kebersihan udara dari ancaman polusi, mengurangi kebisingan oleh mesin pabrik. Semua
ini harus dalam rangka menciptakan suasana kehidupan yang. baik dan tenteram dengan
penuh rasa tanggung jawab tidak mementingkan keuntungan perusahaan semata. Premis yang
mendasari pemikiran produsen untuk mengem-bangkan responsibility ini ialah:
a) Gejala konsumerisme (gejala protes dari konsumen terhadap ketidakpuasan yang
dilakukan oleh produsen atau oleh penjual) akan muncul apabila masyarakat
memperoleh barang yang tidak baik dan mendapat layanan kurang memuaskan.
b) Masyarakat selalu menuntut tanggung jawab organisasi, begitu mereka mendapat
perlakuan yang kurang baik dan bila ekosistem mereka terganggu.
c) Anggota masyarakat selalu menghendaki jaminan keselamatan terutama terhadap
komoditi yang mereka beli.
d) Pada tingkat ke-4 ini manajemen pemasaran, harus memusatkan kegiatannya pada
bagaimana menciptakan, dan menawarkan barang untuk perbaikan mutu kehidupan,
bukan hanya sekedar menawarkan barang yang memenuhi selera konsumen.

Mengutamakan pelanggan
Untuk memelihara langganan maka tentu saja langganan harus mendapatkan kepuasan
melalui nilai lebih yang diterimanya dibandingkan dengan nilai uang yang dikeluarkannya
untuk memperoleh barang tersebut.
Nilai yang diterima oleh pelanggan adalah selisih dari total customer value dikurangi dengan
total customer cost. Ketentuan umumnya adalah :
V = TCV TCC
V = 10 5 = 5
Vaule = 5.
TCV berarti sejumlah manfaat yang diperoleh pelanggan dari suatu barang yang
dibelinya sedangkan TCC sejumlah uang atau pengorbanan yang dikeluarkan pelanggan
untuk mendapatkan barang tersebut. Misalnya seorang pelanggan berbelanja pada sebuah
toko, yang dia harapkan adalah mutu barang tersebut, harga murah, layanan toko memuaskan,
kenyamanan berbelanja bahkan mencari tempat parkir yang aman.
Kepuasan atau satisfaction yang dimaksudkan adalah satisfaction is a persons feelings
of pleasure disappointment resulting from comparing a products perceived performance (or
outcome) in relation to his or her expectations (Philip Kotler, 1997: 40). Artinya, kepuasan
adalah rasa senang, lega, atau kecewa di mana pelanggan yang membandingkan kesannya
terhadap produk/jasa yang dia beli dihubungkan dengan manfaat yang dia peroleh dari barang
tersebut.
Untuk menjaga kepuasan pelanggan, maka perusahaan harus melakukan integrated
marketing (pemasaran terpadu). Menurut Philip Kotler, 1997: 23, when all the companys
departments work together to serve the customers interests, the result is integrated
marketing. Jadi integrated marketing ini berarti suatu keterpaduan di antara para karyawan
secara bersama-sama memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Oleh
sebab itu, pemimpin perusahaan, harus membenahi, mendidik karyawannya agar semua
mempunyai arah, sikap dan sasaran utamanya adalah memberikan kepuasan kepada
konsumen.

Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah memilih dan menganalisa pasar sasaran yang merupakan
suatu kelompok orang yang ingin dicapai oleh produk perusahaan dan menciptakan suatu
bauran pemasaran yang cocok dan yang dapat memuaskan pasar sasaran tersebut.
Dalam menyusun strategi pemasaran ada dua variable yang perlu dipertimbangkan yaitu :
a. Variable yang dapat dikontrol oleh wirausaha yaitu : Market segmentation
Di sini pengusaha harus menetapkan strategi arah dari sasaran produknya. Apakah
sasaran pemasarannya ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat/konsumen, atau hanya
tertuju kepada konsumen tertentu saja. Kedua arah strategi ini memiliki kelemahan dan
kelebihan masing-masing. Perusahaan yang mengarahkan produknya untuk semgmen
masyarakat secara keseluruhan maka akan berpotensi mendapat keuntungan yang besar.
Namun sekaran perusahaan sudah banyak yang memilih segmen tertentu dan khusus untuk
menunjukkan produk yang khas, seperti khas ayam Taliwang (Lombok), pek mpek
(Palembang), fashion ala Khadijah, pasta gigi yang diarahkan ke konsumen konsumen kelas
menengah ke atas dengan harga tinggi atau sebaliknya, dan lain-lain.
Ada beberapa cara menyusun segmen pasar yaitu :
1) Berdasarkan geografis
Dalam hal ini pasar dapat dipilah-pilah berdasarkan wilayah (daerah, provinsi dan
kota). Untuk bisa menjangkau itu maka dibuatlan iklan promosi yang dapat menjangkau dan
menembus lokasi-lokasi tersebut.
2) Berdasarkan demografis
Dalam hal ini pasar dibagi berdasarkan variable jenis kelamin, umur, jumlah anggota
keluarga, pendapatan, jabatan, pendidikan, agama dan suku. Faktor ini sangat banyak
digunakan dalam menentukan segmen pasar, seperti yang dinyatakan oleh James F. Engel
(1979: 136), the most useful dimensions of demograpich classification are: 1) age. 2)
income, 3) geographic location, 4) lifecycle, 5) social class, 6) occupation, 7) home
ownership, 8) education.
3) Berdasarkan psikografis
Dalam hal ini konsumen dipilah-pilih berdasarkan kelas _ltern masyarakat seperti
gaya hidup, keperibadian dan minat. Kelas _ltern akan membuat konsumen menentukan
lemah dan kuatnya dalam belanja. Konsumen yang kuat akan berbeda keputusannya membeli
merk mobil, fasilitas rumah tangga, menentukan kemana akan refreshing keluarga. Begitu
juga akan berbeda keputusannya dalam membeli jenis makanan, tempat pendidikan anak-
anaknya dan sebagainya. Jadi istilah psikografis memusatkan perhatian pada gejala kegaitan
(perilaku), minat dan opini konsumen.
4) Berdasarkan perilaku
Segmentasi ini didasarkan pada sikap, perilaku, pengetahuan dan tanggapan
konsumen pada suatu produk. Untuk membentuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
(a) Kejadian; Maksudnya, kapan terjadi permintaan tersebut, sangat tergantung pada siatuasi
tertentu seperti permintaan tempat rekreasi akan banyak disaat liburan, hewan kurban akan
banyak diminta saat bulan haji, dan lainnya,
(b) Manfaat; Konsumen akan membeli suatu produk apabila produk tersebut dapat dirasakan
manfaat yang tinggi baginya, seperti manfaat perjalanan untuk berlibur,
(c) Status pemakai;
(d) Perusahaan perlu mengarahkan produknya kepada status pemakai/konsumen tetap
(potensial). Konsumen ini senantiasa menjadi pelanggan potensial maka perlu dipelihara,
baru kemudian menggarap konsumen baru.
(e) Tingkat pemakain; Segmentasi ini dapat berbentuk pengelompokan pada pasar ringan,
sedang dan berat.
a) Market budget
Strategi penetapan jumlah dana untuk kegiatan marketing sangat mempengaruhi
keberhasilan pemasaran. Pada umumnya bila dana bertambah kegiatan marketing maka
jumlah penjualan meningkat.
Berapa besarnya jumlah anggaran belanja marketing, sangat tergantung pada barang yang
dipasarkan. Umumnya untuk barang-barang lux akan lebih banyak barang belanja marketing,
dibandingkan dengan barang-barang kebutuhan sehari-sehari seperti beras, ikan, sayur dan
sebagainya. Barang-barang yang lux akan banyak membutuhkan biaya pemasaran seperti
untuk iklan, surat kabar, radio, baliho. Begitu juga untuk biaya personal selling untuk
melayani konsumen yang besarnya dapat mencapai 50% - 60% dari harga jula.
b) Timing
Disini perusahaan harus melihat waktu yang efektif, kapan ia harus memulai
melancarkan pemasaran barang-barangnya, atau kapan sebuah toko atau restoran untuk
dibuka (launching). Penjualan pakaian lebaran akan tepat kalau di launching menjelang
lebaran, begitu juga dengan pakaian sekolah timingnya dibuka menjelang tahun ajaran baru.
Tindakan timing yang tepat akan memberikan keuntungan yang besar buat perusahaan
tersebut.
Marketing mix(bauran pemasaran)
Marketing mix berarti bauran pemasaran yaitu kegiatan mengkombinasikan berbagai
kegiatan pemasaran agar dapat dicapai hasil maksimal. Ada empat jenis marketing mix yang
dikenal dengan 4P yaitu :
1) P1 = product
2) P2 = price
3) P3 = place
4) P4 = promotion
P1 = Product. Produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran. Bagaimana
pun hebatnya suatu kegaitan promosi tetapi kalau tidak diimbangi dengan produk yang
bermutu maka menjadi sia-sia kegiatan pemasarannya. Oleh karena itu perusahaan harus
benar-benar menciptakan quality product yang tinggi sehingga bisa memberikan kepuasan
(satisfaction) yang tinggi juga kepada konsumen.
P2 = Price. Masalah kebijakan harga turut menentukan keberhasilan pemasaran.
Kebijakan harga dapat dilakukan pada level produsen, grosir dan retailer. Harga di sini
bukanlah hanya harga yang murah atau yang tinggi semata, akan tetapi menentukan harga
yang tepat, yang disesuaikan dengan kualitas barang, daya beli masyarakat maupun keadaan
pesaingnya.
P3 = Place / saluran distribusi. Sebelum perusahaan menyalurkan barangnya, maka
sudah ada perencanaan pola distribusinya. Disini penting sekali diadakan saluran distribusi
untuk meningkatkan frekuensi pemasaran. Produsen dapat melakukan 2 hal yaitu push dan
pull. Push strategy berarti mendorong jalur distribusi untuk menjual lebih banyak produk ke
konsumen, karena distributor akan memperoleh hadiah dari penjualan tiap unitnya.
Sedangkan pull strategy adalah usaha menarik barang dari dalam toko ke tangan konsumen
dengan mengandalkan promosi di media masa.
P4 = Promotion. Antara promosi dan produk tidak dapat dipisahkan. Ini ibarat setali
mata uang, harus disikapi secara bersama untuk suksesenya pemasaran dan penjualan produk
tersebut. Di sini harus ada keseimbangan, produk berkualitas sesuai dengan selera konsumen,
dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan sangat membantu suksesnya usaha
marketing.
Kegiatan-kegiatan promosi dapat dilakukan dengan :
Advertising, berarti berita tentang suatu barang atau jasa. Secara lengkap advertising dapat
diartikan sebagai bentuk presentasi atau penyajian dan promosi mengenai ide, barang dan
jasa yang dilakukan oleh sebuah sponsor tertentu. Media yang digunakan adalah media masa,
papan reklame, spanduk maupun poster.
Personal selling, presentasi melalui percakapan satu atau dua orang penjual dengan tujuan
melakukan penjualan. Personal selling ini dapat terjadi di toko, di rumah-rumah atau tempat-
tempat perusahaan yang dikunjungi oleh agen-agen penjual.
Sales promotion, berarti memberi dorongan kepada para pembeli hanya mau membeli suatu
produk dengan imbalan akan mendapat hadiah atau bonus tertentu. Hadiah dapat diberikan
melalui undian, korting atau jual obral.
Public relation, tujuannya adalah untuk member citra yang baik dari masyarakat terhadap
perusahaan. Melalui publicity dapat dibentuk pandangan baik dan mencegah berita-berita
negative terhadap perusahaan.
Contohnya, mengundang para wartawan ke perusahaan, kemudian melakukan wawancara
dan dipublikasikan melalui media masa tentang keunggulan perusahaan dan tanpa
pembayaran.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1) Ruang Lingkup Rencana Pemasaran (Marketing Plan)
Seperti diketahui bahwa pemasaran merupakan kegiatan yang amat penting dalam
operasional suatu bisnis. Tidakpeduli apakah bisnis anda bergerak dalam sektor industri kecil,
tingkat menengah, apalagi industri besar. Atau anda bergerak dalam bidang perdagangan
besar, perdagangan eceran, pertokoan, atau mungkin pula anda bergerak dalam bidang
penjualan jasa, transportasi, penginapan, biro perjalanan, kegiatan rekreaksi, dan sebagainya,
pemasaran menempati posisi utama.
2) Konsep AIDA + S
Konsep ini berlaku untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh bisnis yang dapat
menarik hati konsumen/langganan. Misalnya kegiatan membuat suatu produk yang
memuaskan konsumen, kegiatan melayani konsumen pada sebuah pertokoan atau kegiatan-
kegiatan lainnya.
3) Tiga Komponen Dari Marketing Concept
Kepuasan konsumen
Organisasi yang terintegrasi yang utuh
Goal achievement
4) Menyusun Marketing Plan
Marketing plan memuat hal-hal berikut:
Analisa situasi ( S.W.O.T)
Tujuan pemasaran (Marketing Objectives)
Strategi inti ( Core strategy)
Jadwal pelaksanaan (Action plan)
Anggaran pemasaran (marketing budget)
Kontrol (control) (Alex D. Triana, 1985: 75)
5) Pentingnya Perencanaan
Membuka usaha baru tidak mungkin tanpa ada rencana sebelumnya. Rencana harus ada
betapapun sederhananya secara tertulis. Namun, wirausaha baru dinegara kita banyak yang
tidak mau ataupun mungkin tidak mampu atau segan menulis rencana tertulis tersebut karena
berbagai alasan. Perencanaan yang tidak tertulis pasti sudah ada rekayasa dalam pikiran, yaitu
suatu rekayasa secara sederhana tentang jawaban dari berbagai pertanyaan antara lain, usaha
apa yang harus dibuka, mengapa memilih usaha tersebut, dimana lokasinya, siapa
konsumennya, darimana sumber modal, dan sebagainya.

3.2. Saran
Demikian makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca
khususnya,kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk memperbaiki makalah
kami berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2005). Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Alfabeta. Bandung.

Anonim. (2013). Ruang Lingkup Rencana Pemasaran.

Lugito. (2012). Rencana pemasaran ( Marketing Plan).

Anda mungkin juga menyukai