Anda di halaman 1dari 21

INFEKSI NOSOKOMIAL

DI SUSUN OLEH:

Hestin Dwi
Rahayu

Dosen Pembimbing:Venny Patricia. S.pd.,M.Kes

DIII KEBIDANAN TK I

STIKES AISYIYAH PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2017-2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan karunianya penulis telah
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul INFEKSI NOSOKOMIAL sholawat
beriring salam penulis kirimkan kepada junjungan Alam Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat beliau sekalian.

Dalam penyelesaian penulisa makalah ini, penulis mendapat bimbingan, arahan


dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-sebesarnya.

Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun


penulis menyadari bahwa dalam makalah ini mungkin masih ditemukan kekurangan dan
kekhilafan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan
masukan guna perbaikan di masa yang akan datang.

Palembang,26 september 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1

A.Latar Belakang.................................................................................................................1

B.Rumusan Masalah............................................................................................................1

C.Tujuan Makalah................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................3

A.Pengertian Infeksi Nosokomial........................................................................................3

B.Hal-hal Yang Berhubungan Dengan Infeksi Nosokomial................................................3

C.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Infeksi Nosokomial..................................................4

D.Penyebab Infeksi Nosokomial..........................................................................................5

E.Proses Penularan Infeksi Nosokomial..............................................................................8

F.Tanda dan Gejala Infeksi...................................................................................................9

G.Dampak Infeksi Nosokomial..........................................................................................10

H.Contoh Infeksi Nosokomial...........................................................................................10

I.Pengobatan Infeksi Nosokomial......................................................................................13

J.Pencegahan Infeksi Nosokomial.....................................................................................14

BAB III PENUTUP..........................................................................................................................16

A.KESIMPULAN..............................................................................................................16

B.SARAN..........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kesehatan merupakan anugerah yang paling berharga bagi manusia. Klien yang mengaiami
penyakit tertentu pergi berobat ke RS dengan harapan penyakitnya dapat disembuhkan. Perawat sebagai
bagian integral dalam peiayanan kesehatan memegang peranan yang sangat penting dalam upaya
mewujudkan dan nieningkatkan derajat kesehatan niasyarakat yang optimal. Infeksi
nosokomial sangat merugikan masyarakat pengguna fasilites peiayanan kesehatan di RS.
Kejadian Inos juga dapat digunakan sebagai indikator mutu peiayanan kesehatan yang ada di RS. Angka
Infeksi Nosokomial yang rendah secara akurat merupakan bukti konkrit dari kualitas
peiayanan kesehatan dan keperawatan di RS. WHO 1986, melaporkan infeksi nosokomial
sebagai masalah global dan menjangkau paling sedikit sekitar 9 % dari 1,4 juta pasien rawat inap di RS di
seluruh dunia, bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat yang memiliki dana yang besar untuk
menanggulangi infeksi nosokomial mempunyai angka infeksi nosokomial sekitar 5-10%. Berbagai
RS di Indonesia baik RS pemerintah maupun swasta betum dapat dipastikan angka infeksi
nosokomialnya karena belum adanya sistem .

B.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Infeksi nosokomial?

2.Apa saja Hal-hal yang berhubungan dengan infeksi nosokomial?

3.Bagaimana faktor penyebab yang mempengaruhi infeksi nosokomial?

4. Apa Penyebab Infeksi Nosokomial?

5. Bagaimana Proses Penularan Infeksi nosokomial?

6.Apa Tanda dan gejala dari infeksi?

7. Apa Dampak infeksi nosokomial?


8.Contoh dari infeksi nosokomial?

9. Cara Pengobatan infeksi nosokomial?

10.Bagaimana Pencegahan infeksi nosokomial?

C.Tujuan Makalah

1.pengertian Infeksi nosokomial

2.Mengetahui Hal-hal yang berhubungan dengan infeksi nosokomial

3.Mengetahui faktor penyebab yang mempengaruhi infeksi nosokomial

4.Mengetahui Penyebab Infeksi Nosokomial

5.Mengetahui Proses Penularan Infeksi nosokomial

6.Mengetahui Tanda dan gejala infeksi

7.Mengetahui Dampak infeksi nosokomial

8.Contoh dari infeksi nosokomial

9. Mengetahui Pengobatan infeksi nosokomial

10.Mengetahui Pencegahan infeksi nosokomial


BAB 2

PEMBAHASAN

A.Pengertian Infeksi Nosokomial

Infeksi nosokomial atau yang dalam bahasa inggris disebut health care-associated
infectionsadalah infeksi yang didapat seseorang saat mereka mendapat perawatan untuk
penyakit di luar infeksi tersebut. Infeksi nosokomial dapat diperoleh di manapun, seperti
rawat inap rumah sakit, rawat jalan, fasilitas cuci darah utnuk penderita gagal ginjal, pusat
rehabilitasi, kamar operasi, dan perawatan di rumah.

Infeksi nosokomial merupakan penyakit serius yang banyak terjadi. Sebagian besar kasus
infeksi nosokomial atau sekitar 60% merupakan infeksi peredaran darah yang didapat
lewat kateter pembuluh darah, infeksi saluran kemih melalui kateter urin, dan infeksi
jaringan paru-paru akibat penggunaan ventilator. Diperkirakan sekitar 1 dari 20 pasien
yang di rawat di rumah sakit mendapat infeksi nosokomial. Angka kematian yang
disebabkan oleh infeksi nosokomial cukup besar.

B. Hal-hal yang Berhubungan dengan Infeksi Nosokomial

1. secara umum infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapatkan penderita


selama dirawat dirumah sakit.

2. Infeksi nosokomial sukar diatasi karena sebagai penyebabnya adalah mikro


organisme / bakteri yang sudah resisten terhadap anti biotika.

3. Bila terjadi infeksi nosokomial, makaakan terjadi penderitaan yang


berpanjangan serta pemborosan waktu serta pengeluaran biaya yang bertambah
tinggi kadangkadang kualitas hidup penderita akan menurun.
4. Infeksi nosokomial disamping berbahaya bagi penderita, jugaberbahaya bagi
lingkungan baik selamadirawat dirumah sakit ataupun diluar rumah sakit setelah
berobat jalan.

5. Dengan pengendalian infeksi nosokomial akan menghembat biaya dan waktu


yang terbuang.

6. Dinegara yang sudah maju masalah ini telah diangkat menjadi masalah nasional,
sehingga bila angka infeksi nosokomial disuatu rumah sakit tinggi, maka izin
operasionalnya dipertimbangkan untuk dicabut oleh instansi yang berwenang

C.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Infeksi Nosokomial

Sesara umum factor yang mempengaruhi terjadinya nosokomial terdiri atas 2


bagian besar, yaitu :

1. Faktor endogen (umur, seks, penyakit penyerta, daya tahan tubuh dan
kondisikondisi lokal)

2. Faktor eksogen (lama penderita dirawat,kelompok yang merawat, alat medis,


serta lingkungan)

Untuk mudahnya bagaimana seorang pasien mendapat infeksi nosokomial


selama dirawat di RS dapat diringkas sebagai berikut :

1. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui dirinya sendiri (auto infeksi)

2. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui petugas yang merwat di RS

3. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui pasien-pasien yang dirawat


ditempat / ruangan yang samadi RS tersebut.

4. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui keluarga pasien yang bekunjung


kerumah sakit tersebut.
5. Pasien mendapat infeksi niosokomial melalui peralatan yang dipakai dirumah
sakit tersebut.

6. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui peralatan makanan yang


disediakan rumah sakit ataupun yang didapatnya dari luar rumah sakit.

7. Disamping ke-6 cara-cara terjadinya infeksi nosokomial seperti yang


dinyatakan diatas, maka faktor lingkungan tidak kalah penting sebagai factor
penunjang untuk terjadinya infeksi nosokomial, faktor lingkungan tersebut
adalah

o Air

o Bahan yang harus di buang ( Disposial)

o Udara

D.Penyebab Infeksi Nosokomial

1. Agen infeksi

Pasien akan terpapar berbagai macam mikroorganisme selama ia rawat di


rumah sakit. Kontak antara pasien dan berbagai macam mikroorganisme ini
tidak selalu menimbulkan gejala klinis karena banyaknya faktor lain yang dapat
menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial. Kemungkinan terjadinya infeksi
tergantung pada:

karakteristik mikroorganisme,

resistensi terhadap zat-zat antibiotika,

tingkat virulensi,

dan banyaknya materi infeksius.


Semua mikroorganisme termasuk bakteri, virus, jamur dan parasit dapat
menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat disebabkan oleh
mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan
oleh flora normal dari pasien itu sendiri (endogenous infection). Kebanyakan
infeksi yang terjadi di rumah sakit ini lebih disebabkan karena faktor eksternal,
yaitu penyakit yang penyebarannya melalui makanan dan udara dan benda atau
bahan-bahan yang tidak steril. Penyakit yang didapat dari rumah sakit saat ini
kebanyakan disebabkan oleh mikroorganisme yang umumnya selalu ada pada
manusia yang sebelumnya tidak atau jarang menyebabkan penyakit pada orang
normal, (Ducel, 2001).

2. Bakteri

Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang
sehat. Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh dari
datangnya bakteri patogen. Tetapi pada beberapa kasus dapat menyebabkan
infeksi jika manusia tersebut mempunyai toleransi yang rendah terhadap
mikroorganisme. Contohnya Escherichia coli paling banyak dijumpai sebagai
penyebab infeksi saluran kemih. Bakteri patogen lebih berbahaya dan
menyebabkan infeksi baik secara sporadik maupun endemik. Contohnya :

Anaerobik Gram-positif, Clostridium yang dapat menyebabkan gangrene

Bakteri gram-positif: Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di kulit dan


hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru, pulang, jantung dan infeksi
pembuluh darah serta seringkali telah resisten terhadap antibiotika.

Bakteri gram negatif: Enterobacteriacae, contohnya Escherichia coli, Proteus,


Klebsiella, Enterobacter. Pseudomonas sering sekali ditemukan di air dan
penampungan air yang menyebabkan infeksi di saluran pencernaan dan
pasien yang dirawat. Bakteri gram negatif ini bertanggung jawab sekitar
setengah dari semua infeksi di rumah sakit.
Serratia marcescens, dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas jahitan,
paru, dan peritoneum.

3. Virus

Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai macam


virus, termasuk virus hepatitis B dan C dengan media penularan dari transfusi,
dialisis, suntikan dan endoskopi. Respiratory syncytial virus (RSV), rotavirus,
dan enteroviruses yang ditularkan dari kontak tangan ke mulut atau melalui rute
faecal-oral. Hepatitis dan HIV ditularkan melalui pemakaian jarum suntik, dan
transfusi darah. Rute penularan untuk virus sama seperti mikroorganisme
lainnya. Infeksi gastrointestinal, infeksi traktus respiratorius, penyakit kulit dan
dari darah. Virus lain yang sering menyebabkan infeksi nosokomial adalah
cytomegalovirus, Ebola, influenza virus, herpes simplex virus, dan varicella-
zoster virus, juga dapat ditularkan (Wenzel, 2002)

4. Parasit dan jamur

Beberapa parasit seperti Giardia lamblia dapat menular dengan mudah ke orang
dewasa maupun anak-anak. Banyak jamur dan parasit dapat timbul selama
pemberian obat antibiotika bakteri dan obat immunosupresan, contohnya infeksi
dari Candida albicans, Aspergillus spp, Cryptococcus neoformans,
Cryptosporidium.

5. Faktor alat

Dari suatu penelitian klinis, infeksi nosokomial tertama disebabkan infeksi dari
kateter urin, infeksi jarum infus, infeksi saluran nafas, infeksi kulit, infeksi dari
luka operasi dan septikemia. Pemakaian infus dan kateter urin lama yang tidak
diganti-ganti. Diruang penyakit dalam, diperkirakan 20-25% pasien memerlukan
terapi infus. Komplikasi kanulasi intravena ini dapat berupa gangguan mekanis,
fisis dan kimiawi.
E.Proses Penularan Infeksi Nosokomial

1. Langsung

antara pasien dan personel yang merawat atau menjaga pasien

2. Tidak langsung

- obyek tidak bersemangat atau kondisi lemah

- lingkungan menjadi kontaminasi dan tidak didesinfeksi atau sterilkan


(Sebagai contoh perawatan luka pasca operasi)

- penularan cara droplet infection di mana kuman dapat mencapai ke udara


(air borne)

- Penularan melalui vektor, yaitu penularan melalui hewan atau serangga


yang membawa kuman

Selain itu penularan infeksi nosokomial yaitu

1. Penularan secara kontak

Penularan ini dapat terjadi secara kontak langsung, kontak tidak langsung dan
droplet. Kontak langsung terjadi bila sumber infeksi berhubungan langsung
dengan penjamu, misalnya person to person pada penularan infeksi virus
hepatitis A secara fecal oral.

Kontak tidak langsung terjadi apabila penularan membutuhkan objek perantara


(biasanya benda mati). Hal ini terjadi karena benda mati tersebut telah
terkontaminasi oleh infeksi, misalnya kontaminasi peralatan medis oleh
mikroorganisme.
2. Penularan melalui Common Vehicle

Penularan ini melalui benda mati yang telah terkontaminasi oleh kuman dan
dapat menyebabkan penyakit pada lebih dari satu penjamu. Adapun jenis-jenis
common vehicleadalah darah/produk darah, cairan intra vena, obat-obatan dan
sebagainya.

3. Penularan melalui udara dan inhalasi

Penularan ini terjadi bila mikroorganisme mempunyai ukuran yang sangat kecil
sehingga dapat mengenai penjamu dalam jarak yang cukup jauh dan melalui
saluran pernafasan. Misalnya mikroorganisme yang terdapat dalam sel-sel kulit
yang terlepas (staphylococcus) dan tuberculosis.

4. Penularan dengan perantara vektor

Penularan ini dapat terjadi secara eksternal maupun internal. Disebut penularan
secara eksternal bila hanya terjadi pemindahan secara mekanis dari
mikroorganisme yang menempel pada tubuh vector misalnya shigella dan
salmonella oleh lalat.

Penularan secara internal bila mikroorganisme masuk ke dalam tubuh vektor dan
dapat terjadi perubahan secara biologis, misalnya parasit malaria dalam nyamuk
atau tidak mengalami perubahan biologis, misalnya yersenia pestis pada ginjal
(flea).

F.Tanda dan Gejala Infeksi

1. Demam

2. bernapas cepat,

3. kebingungan mental,
4. tekanan darah rendah,

5. urine output menurun,

6. pasien dengan urinary tract infection mungkin ada rasa sakit ketika kencing dan
darah dalam air seni

7. sel darah putih tinggi

8. radang paru-paru mungkin termasuk kesulitan bernapas dan ketidakmampuan


untuk batuk.

9. infeksi : pembengkakan, kemerahan, dan kesakitan pada kulit atau luka di sekitar
bedah atau luka

G.Dampak Infeksi Nosokomial

Infeksi nosokomial memberikan dampak sebagai berikut :

1. Menyebabkan cacat fungsional, stress emosional dan dapat menyebabkan cacat


yang permanen serta kematian.

2. Dampak tertinggi pada negara berkembang dengan prevalensi HIV/AIDS yang


tinggi.

3. Meningkatkan biaya kesehatan diberbagai negara yang tidak mampu dengan


meningkatkan lama perawatan di rumah sakit, pengobatan dengan obat-obat
mahal dan penggunaan pelayanan lainnya, serta tuntutan hukum.

H.Contoh Infeksi Nosokomial

1. Infeksi Luka Operasi (ILO)


Merupakan infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari paska operasi jika
tidak menggunakan implan atau dalam kurun waktu 1 tahun jika terdapat implan
dan infeksi tersebut memang tampak berhubungan dengan operasi dan
melibatkan suatu bagian anotomi tertentu (contoh, organ atau ruang) pada
tempat insisi yang dibuka atau dimanipulasi pada saat operasi dengan setidaknya
terdapat salah satu tanda :

o Keluar cairan purulen dari drain organ dalam

o Didapat isolasi bakteri dari organ dalam

o Ditemukan abses

o Dinyatakan infeksi oleh ahli bedah atau dokter.

o Pencegahan ILO harus dilakukan, karena jika tidak, akan mengakibakan


semakin lamanya rawat inap, peningkatan biaya pengobatan, terdapat resiko
kecacatan dan kematian, dan dapat mengakibatkan tuntutan pasien.
Pencegahan itu sendiri harus dilakukan oleh pasien, dokter dan timnya,
perawat kamar operasi, perawat ruangan, dan oleh nosocomial infection
control team.

2. Infeksi Saluran Kencing (ISK )

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah jenis infeksi yang sangat sering terjadi. ISK
dapat terjadi di saluran ginjal (ureter), kandung kemih (bladder), atau saluran
kencing bagian luar (uretra).

Bakteri utama penyebab ISK adalah bakteri Escherichia coli (E. coli) yang
banyak terdapat pada tinja manusia dan biasa hidup di kolon. Wanita lebih rentan
terkena ISK karena uretra wanita lebih pendek daripada uretra pria sehingga
bakteri ini lebih mudah menjangkaunya. Infeksi juga dapat dipicu oleh batu di
saluran kencing yang menahan koloni kuman. Sebaliknya, ISK kronis juga dapat
menimbulkan batu
Mikroorganisme lain yang bernama Klamidia dan Mikoplasma juga dapat
menyebabkan ISK pada laki-laki maupun perempuan, tetapi cenderung hanya di
uretra dan sistem reproduksi. Berbeda dengan E coli, kedua bakteri itu dapat
ditularkan secara seksual sehingga penanganannya harus bersamaan pada suami
dan istri.

Gejala

Penderita ISK mungkin mengeluhkan hal-hal berikut:

o Sakit pada saat atau setelah kencing

o Anyang-anyangan (ingin kencing, tetapi tidak ada atau sedikit air seni yang
keluar)

o Warna air seni kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada darah

o Nyeri pada pinggang

o Demam atau menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai


ginjal (diiringi rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mual atau muntah

3. Bakterimia

Bakteremia adalah keadaan dimana terdapatnya bakteri yang mampu hidup


dalam aliran darah secara sementara, hilang timbul atau menetap. Bakteremia
merupakan infeksi sistemik yang berbahaya karena dapat berlanjut menjadi
sepsis yang angka kematiannya cukup tinggi. Faktor risiko terjadinya bakteremia
pada orang dewasa antara lain lama perawatan di rumah sakit, tingkat keparahan
penyakit, komorbiditas, tindakan invasif, terapi antibiotika yang tidak tepat,
terapi imunosupresan, dan penggunaan steroid.

Gejala
Bakteremia yang bersifat sementara jarang menyebabkan gejala karena tubuh
biasanya dapat membasmi sejumlah kecil bakteri dengan segera. Jika telah
terjadi sepsis, maka akan timbul gejala-gejala berikut:

o Demam atau hipotermia (penurunan suhu tubuh)

o Hiperventilasi

o Menggigil

o Kulit teraba hangat

o Ruam kulit

o Takikardi (peningkatan denyut jantung)

o Mengigau atau linglung

o Penurunan produksi air kemih.

4. Infeksi Saluran Napas (ISN)

Infeksi saluran napas berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi infeksi


saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah. Infeksi saluran napas atas
meliputi rhinitis, sinusitis, faringitis, laringitis, epiglotitis, tonsilitis, otitis.
Sedangkan infeksi saluran napas bawah meliputi infeksi pada bronkhus, alveoli
seperti bronkhitis, bronkhiolitis, pneumonia.

Keadaan rumah sakit yang tidak baik dapat menimbulkan infeksi saluran napas
atas maupun bawah. Infeksi saluran napas atas bila tidak diatasi dengan baik
dapat berkembang menyebabkan infeksi saluran nafas bawah. Infeksi saluran
nafas atas yang paling banyak terjadi serta perlunya penanganan dengan baik
karena dampak komplikasinya yang membahayakan adalah otitis, sinusitis, dan
faringitis.
I. Pengobatan Infeksi Nosokomial

Pengobatan pada infeksi nosokomial terkait erat dengan jenis infeksi yang dialami.
Banyak jenis infeksi yang terjadi bisa ditangani dengan antibiotik. Khususnya untuk
infeksi nosokomial yang disebabkan oleh bakteri gram positif, terdapat banyak jenis
antibiotik untuk mengatasinya. Sedangkan infeksi nosokomial yang disebabkan bakteri
gram negatif memiliki jenis antibiotik yang lebih sedikit untuk mengatasinya

Berikut ini adalah prosedur pengobatan infeksi nosokomial berdasar komplikasi yang
ditimbulkan:

Infeksi luka operasi:Infeksi luka operasi bisa ditangani dengan kombinasi antara
antibiotik dengan perawatan khusus luka pembedahan.
Infeksi aliran darah:Pengobatan antifungal (jamur) atau pengobatan antiviral
(virus) bisa dilakukan bersamaan dengan pemberian antibiotik.

Infeksi saluran kemih:Untuk melengkapi antibiotik, biasanya dokter akan


memberikan pengobatan antifungal (jamur) untuk menghindari terjadinya komplikasi
yang lebih parah.

Pneumonia:Setelah diberikan antibiotik, penderita pneumonia biasanya diberikan


analgesik antipiretik untuk meredakan nyeri sendi dan demam. Untuk meredakan
gejala flu, pasien biasanya diberikan pengobatan antiviral (virus).

J.Pencegahan Infeksi Nosokomial

Cara paling efektif untuk mengurangi infeksi nosokomial adalah petugas rumah sakit
diwajibkan untuk mencuci tangan secara rutin. Selain itu, mereka diharapkan memakai
kain dan sarung tangan pelindung saat bekerja dengan pasien. Pihak rumah sakit juga
diharapkan untuk mengontrol dan mengawasi kualitas udara di dalam rumah sakit.
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencegah penularan infeksi
nosokomial adalah:

Mencuci tangan.Mencuci tangan secara rutin adalah tindakan terpenting untuk


mencegah penularan infeksi nosokomial, karena mampu mengurangi risiko penularan
mikroorganisme kulit dari satu orang ke orang lainnya.
Kebersihan ruangan.Kebersihan permukaan ruangan rumah sakit terkadang
diremehkan, namun penting. Metode kebersihan modern mampu membasmi virus
influenza, gastroenteritis, bakteri MRSA secara efektif.

Sistem isolasi.Sistem isolasi berfungsi untuk mencegah penyebaran organisme


penyakit ke bagian lain di dalam rumah sakit. Khususnya diberlakukan pada pasien
yang berisiko menularkan infeksi mereka.

Sterilisasi alat medis.Para staf rumah sakit juga harus mensterilkan peralatan
medis dengan cairan kimia, radiasi ion, pengeringan, atau penguapan bertekanan,
untuk membunuh semua mikroorganisme.

Penggunaan sarung tangan.Selain mencuci tangan, penting bagi staf rumah


sakit untuk menggunakan sarung tangan. Supaya risiko penularan mikroorganise kulit
semakin kecil.

Lapisan antimikroba.Untuk meminimalisir risiko berkembangnya bakteri, ada


baiknya memilih perabotan dari bahan yang bisa mengurangi risiko berkembangnya
bakteri seperti tembaga atau perak
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang timbul ketika pasien di rawat di rumah
sakit infeksi ini dapat menular dari satu pasien ke pasien lainya serta petugas medis,selain
itu alat kesehatan yang di gunakan biasanya sebagai media transmisi dalam segi
penularan sebab biasanya kurang sterilnya alat kesehatan tersebut.Infeksi ini disebabkan
dari mikroorganisme yang ada dalam tubuh manusia dan juga bakteri dari lingkungan
rumah sakit.oleh karna itu dengan pencegahan dan pengendalian terhadap infeksi ini
dengan berbagai cara mulai sterilisasi alat kesehatan,pemusnahan mikroorganisme yang
menjadi penyebabnya serta sanitasi lingkungan.

B. Saran

1. Sterilisasi alat kesehatan agar mengurangi dampak dari penularan infeksi


nosokomial.

2. Melakukan sanitasi lingkungan sekitar dengan baik dan benar,

3. Serta penanganan pasien infeksi sesuai dengan prosedur


DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. H. (2002). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba
Medika.

Brockopp, D.Y. (1999). Dasar-dasar Riset Keperawatan. Jakarta: EGC

Hamid, A.Y.S. (1999). Buku ajar riset keperawatan I. Jakarta: Widya Medika

Hasibuan, M. (2003) Organisasi dan Motivasi, Jakarta:PT. Bhuana Aksara

Kurniadi, H. (1993) Upaya Pencegahan Infeksi Nosokomial di RS Mitra Keluarga


Jakarta, Cermin Dunia Kedokteran No. 82 tahun 1993.

Notoatmodjo, S, (2003) Pengantar Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Perilaku Kesehatan,


Andi Offset: Yogyakarta.

Betty Bea Septiari (2012) Infeksi Nosokomial . penerbit nuha medica . Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai