Anda di halaman 1dari 18

PELAYANAN LANSIA DENGAN NURSING HOME DAN

KONSEP BALI RETIRED TOURISM ADVISORY

OLEH :

KELAS III.3 D III KEPERAWATAN

I WAYAN KARTIKA BUANA (P07120014090)

DESAK GEDE VANIA LERISA PUTRI (P07120014099)

NI PUTU EKA PRADNYA KARTINI (P07120014113)

POLITEKNIK KESEHATAN NEGERI DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

SEMESTER V

2017
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu

Puji syukur selalu kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
atas segala limpahan rahmat Nya tugas makalah ini dapat selesai tanpa halangan
suatu apa.

Semoga tugas ini dapat diterima dan digunakan untuk mendukung sarana
pembelajaran. Meski segala kemampuan telah penulis tuangkan, namun penulis
yakin masih banyak kekurangannya. Untuk itu masukan yang positif selalu peulis
nantikan dengan tangan terbuka guna penyempurnaan tugas berikutnya.

Om Santi, Santi, Santi Om

Denpasar, 27 Oktober 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang......................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.................................................................................2

1.3. Tujuan Tulisan.......................................................................................3

1.4. Manfaat Tulisan....................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Lansia.................................................................................4

2.2. Pengertian Nursing Home.....................................................................5

2.3. Tujuan Nursing Home...........................................................................6

2.4. Sasaran Nursing Home.........................................................................6

2.5. Proses Pelaksanaan Nursing Home.......................................................6

2.6. Pengertian Bali Retired Tourism Advisory...........................................8

2.7. Tujuan Pembentukan Bali Retired Tourism Advisory..........................8

2.8. Ruang Lingkup Bali Retired Tourism Advisory...................................8

2.9. Tugas dan Fungsi dari Bali Retired Tourism Advisory.........................9

BAB III PENUTUP

1
3.1. Simpulan...............................................................................................12

3.2. Saran.....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

2
3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada
daur kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1999). Beberapa tipe
pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan,
kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho, 2000).
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup
yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut
membutuhkan upaya pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam
rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif
(Pasal 19 UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan).
Populasi usia lanjut di Indonesia semakin meningkat, baik jumlah
absolutnya maupun proporsinya. Diperkirakan pada tahun 2025, proporsi usia
lanjut di Indonesia mencapai 13,1% atau sekitar 27 juta jiwa. Indonesia
termasuk salah satu negara, dimana proses penuaan penduduknya terjadi
paling cepat di Asia Tenggara. Hal ini dapat terjadi berkat meningkatnya
perbaikan kondisi kesehatan dan kemajuan teknologi kedokteran.
Peningkatan ini tentu membutuhkan perhatian yang lebih, baik dari
pemerintah, sektor swasta, praktisi kesehatan, serta masyarakat pada
umumnya, mengingat bahwa permasalahan yang dihadapi oleh mereka yang
berusia lanjut, banyak hal berbeda dengan yang dihadapi pada kelompok usia
yang lebih muda.
Merawat lansia tidak hanya terbatas pada perawatan kesehatan fisik saja
namun juga pada faktor psikologis dan sosiologis. Penurunan kapasitas
mental, perubahan peran sosial, dementia (kepikunan), juga depresi yang
sering diderita oleh lansia ikut memperburuk kondisi mereka. Hal ini masih
ditambah dengan manifestasi yang kompleks dari depresi.
Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah, para
profesional kesehatan, serta bekerja sama dengan pihak swasta dan

1
masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan (morbiditas) dan kematian
(mortalitas) lansia. Adapun bentuk pelayanan keperawatan bagi lansia saling
berbeda antarnegara serta juga mengalami perubahan dengan cepat. Bahkan di
negara yang sama pun terdapat perbedaan antar daerahnya. Secara tradisional,
perawatan bagi lansia merupakan tanggung jawab anggota keluarganya
serta dilaksanakan dalam konteks extended family. Di negara-negara
maju, tanggung jawab pelaksanaan pelayanan lansia diambil alih oleh
pemerintah/negara dan badan-badan sosial masyarakat (Siti Maryam, 2008).
Berbagai program telah diupayakan oleh Kementerian Sosial untuk
menangani permasalahan lansia di Indonesia. Mulai dari pelayanan berbasis
Panti Werdha bagi lansia terlantar dan Program Home Care untuk memberikan
perawatan sosial bagi lansia di rumahnya sendiri. Maka dari itu dalam
makalah ini akan dibahas mengenai pelayanan lansia dengan nursing home
dan home care.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah diatas adalah,

1.2.1 Apakah pengertian lansia?


1.2.2 Apakah pengertian nursing home ?
1.2.3 Apakah tujuan dari nursing home?
1.2.4 Siapa saja sasaran dari nursing home?
1.2.5 Bagaimana proses pelaksanaan pelayanan lansia dengan nursing
home?
1.2.6 Apakah pengertian Bali Retired Tourism Advisory?
1.2.7 Apakah tujuan pembentukan Bali Retired Tourism Advisory?
1.2.8 Bagaimana ruang lingkup Bali Retired Tourism Advisory?
1.2.9 Apa saja tugas dan fungsi dari lembaga Bali Retired Tourism
Advisory?

1.3 Tujuan Tulisan


1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami tentang pelayanan lansia dengan


nursing home dan Bali Retired Tourism Advisory.

2
1.3.2 Tujuan Khusus

a. mahasiswa mampu menjelaskan pengertian lansia.


b. Mahasiswa mampu menejelaskan pengertian nursing home.
c. Mahasiswa mampu menejelaskan tujuan dari nursing home.
d. Mahasiswa mampu menyebutkan sasaran dari nursing home.
e. Mahasiswa mampu menejelaskan bagaimana proses pelaksanaan
pelayanan lansia dengan nursing home.
f. Mahasiswa mampu menejelaskan pengertian Bali Retired Tourism
Advisory.
g. Mahasiswa mampu menejelaskan tujuan pembentukan Bali Retired
Tourism Advisory.
h. Mahasiswa mampu menejelaskan ruang lingkup Bali Retired
Tourism Advisory.
i. Mahasiswa mampu menyebutkan apa saja tugas dan fungsi dari
lembaga Bali Retired Tourism Advisory?

1.4 Manfaat Tulisan


Mahasiswa perawat mampu mengetahui dan memahami tentang
pelaksanaan pelayanan lansia dengan nursing home dan home care sehingga
bermanfaat bagi mahasiswa untuk bisa menerapkannya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lansia

Usia lnjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur


kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1999). Sedangkan menurut pasal 1
ayat (2), (3), (4) UU No 13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa
usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.
Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini
dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai
tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun
hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65
hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau
lebih) (Baltes, Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut
(85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih
muda (Johnson & Perlin)
Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua
pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu
menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat
yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur
65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa
atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang
yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di
Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri
ketuaan.
Menurut Budi Anna Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No 13
tentang kesehatan).

4
2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai
sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi
adaptif hingga kondisi maladatif.
3. Lingkungan tempat tinggal yang bervarisai.

2.2 Pengertian Nursing Home

Nursing home merupakan kunjungan rumah dan bagian integral dari


pelayanan keperawatan, yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu individu, keluarga, dan masyarakat mencapai kemandirian dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi.
Nursing home adalah komponen dari rentang pelayanan kesehatan yang
komprehensif yang di dalamnya terdapat pelayanan kesehatan untuk individu
dan keluarga di tempat tinggal mereka dengan tujuan meningkatkan,
memelihara atau memulihkan kesehatan atau meningkatkan kemandirian,
menimalkan akibat dari ketidakmampuan dan penyakit.
Nursing Home jika diartikan dalam bahasa Indonesia juga berarti Panti
Werdha namun memiliki fokus yang berbeda. Nursing Home adalah fasilitas
pelayanan yang ditujukan kepada lansia yang mengalami tingkat kemampuan
fungsional partial care (membutuhkan bantuan sebagian dari orang lain untuk
memenuhii kebutuhan sehari-hari) maupun total care (membutuhkan bantuan
orang lain untuk semua kebutuhan sehari-hari) atau bedridden (kondisi fisik
yang hanya mampu berbaring di tempat tidur). Kondisi ini jika dirawat di RS
membutuhkan cost yang tinggi sedangkan jika dirawat dalam keluarga sendiri
sangat memberatkan anggota keluarga maupun care giver lainnya.
Panti Werdha yang dilaksanakan di Indonesia lebih identik dengan Social
Residencial atau Elderly Hostels, yaitu pelayanan untuk mengatasi
permasalahan sosial lansia dalam hal perumahan atau tempat tinggal dan
makan. Pelayanan ditujukan kepada lansia terlantar baik karena kemiskinan
maupun keterlantaran. Lansia yang tinggal di fasilitas ini bisa kebanyakan
lansia dengan tingkat kemampuan fungsional (kemampuan dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari) mandiri atau dalam istilah kita adalah lansia yang
masih potensial.

5
2.3 Tujuan Nursing Home

Tujuan yang diharapkan dari Pendampingan dan Perawatan lanjut usia di


rumah (Nursing Home) adalah:
a. Meningkatnya kemampuan lanjut usia untuk menyesuaikan diri terhadap
proses perubahan dirinya secara fisik, mental dan social.
b. Terpenuhinya kebutuhan dan hak lanjut usia agar mampu berperan dan
berfungsi di masyarakat secara wajar.
c. Meningkatnya kemampuan keluarga dan masyarakat dalam
pendampingan dan perawatan lanjut usia di rumah.
d. Terciptanya rasa aman, nyaman dan tentram bagi lanjut usia baik di
rumah maupun di lingkungan sekitarnya.

2.4 Sasaran Dari Nursing Home


Adapun sasaran dari terbentuknya Nursing Home yaitu
a. Lanjut usia 60 tahun ke atas
b. Lanjut usia yang tinggal sendiri dan lanjut usia yang tinggal bersama
keluarga baik keluarganya sendiri maupun keluarga pengganti.
c. Lanjut usia yang mengalami hambatan, seperti lanjut usia yang sakit,
lanjut usia penyandang cacat, lanjut usia uzur dan lain-lain.
d. Lanjut usia yang terlantar atau miskin

2.5 Proses Pelaksanaan Nursing Home


Secara singkat proses pendampingan dan perawatan lanjut usia di rumah
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tahap Pra Persiapan
Pada tahap ini dilakukan kegiatan sebagai berikut.
1. Penyiapan kerangka penyelenggaraan baik administrasi maupun teknis
2. Pembuatan pedoman pelaksanaan Program Nursing Home, pembuatan
bio data klien, dan lain-lain.

6
3. Penyusunan bahan sosialisasi termasuk di dalamnya menyusun
rencana dan materi penyuluhan tentang Pendampingan dan Perawatan
lanjut usia di rumah.
4. Pelaksanaan sosialisasi
b. Tahap Persiapan
1. Pengumpulan data
2. Pendataan lanjut usia
Pengumpulan data lanjut usia dilakukan dengan cara koordinasi
dengan aparat setempat, keluarga dan masyarakat.
3. Pendataan anggota/ keluarga lanjut usia
Pendataan anggota/keluarga di mana lanjut usia berada, termasuk
tingkat pengetahuan dan pemahaman mereka tentang lanjut usia,
sarana dan prasarana yang dimiliki, kebutuhan dan permasalahan yang
dihadapi.
4. Pendataan Lingkungan
Pendataan lingkungan fisik, social budaya dan kondisi masyarakat
sekitarnya.
5. Pengolahan dan analisis data/masalah
Kegiatan ini memuat pengungkapan dan pemahaman masalah, apa
kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh lanjut usia di rumah
sebab dan akibat permasalahan dan lain-lain.
6. Penyusunan Rencana Pemecahan Masalah
Meliputi jangka waktu pemberian bantuan, jenis bantuan yang
diberikan, cara pelaksanaan, pendanaan, sarana dan pra sarana dan
lain-lain
c. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah disusun.
d. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah rencana telah
dilaksanakan dan berjalan lancar atau mengalami hambatan serta cara
mengatasi hambatan tersebut.
e. Tahap Terminasi

7
Proses pendampingan dan perawatan dapat diakhiri setelah diadakan
pertimbangan berdasarkan hasil evaluasi.

2.6 Pengertian Bali Retired Tourism Advisory


Pada 5 Juli 2012, Gubernur Bali Made Mangku Pastika secara resmi
mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 20 tahun 2012. Pergub ini
mendukung lahirnya sebuah lembaga otoritas wisata lanjut usia.
Lembaga Otoritas Wisata Usia Lanjut/Pensiunan yang selanjutnya disebut
Bali Retirement Tourism Authorty (BRTA) yang melaksanakan regulasi,
akreditasi dan promosi wisata usia lanjut/pensiunan.

2.7 Tujuam Pembentukan Bali Retired Tourism Advisory


Tujuan pembentukan Lembaga adalah sebagai berikut:
a. Menjamin kenyamanan dan keamanan para wisatawan Usia
Lanjut/Pensiunan melalui regulasi hukum yang terpadu dengan kebijakan
instansi terkait dengan instansi yang membidangi kepariwisataan,
kesehatan, penanaman modal, keimigrasian dan moneter;
b. Mendukung keseimbangan pembangunan pariwisata di daerah bali;
c. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
d. Menciptakan industri pariwisata yang berkelanjutan dan membuka luas
lapangan kerja diberbagai sektor.

2.8 Ruang Lingkup Bali Retired Tourism Advisory


Lembaga Otoritas Wisata Usia Lanjut/Pensiunan Bali ( Bali Retirement
Tourism Authorty/BRTA adalah lembaga pemerintah non perangkat daerah
yang berada dibawah Gubernur dan bertanggung jawab kepada Gubernur
melalui Kepala Dinas yang membidangi kepariwisataan, yang mempunyai
ruang lingkup sebagai berikut.
a. Menyusun, mengusulkan dan mengkoordinasikan regulasi terkait dengan
kebijakan pemerintah tentang wisata Usia Lanjut/Pensiunan.
b. Melaksanakan akreditasi kawasan baik yang masih direncanakan maupun
yang sedang dalam tahap pembangunan.

8
c. Melaksanakan akreditasi fasilitas yang telah ada meliputi 9 (sembilan)
komponen yaitu: kesehatan, gedung, keamanan, keselamatan, transportasi,
hiburan, pengembangan SDM, managemen, keuangan, dan asuransi; dan
d. Mempromosikan Bali sebagai tujuan wisata Usia Lanjut/Pensiunan.

2.9 Tugas dan Fungsi dari Bali Retired Tourism Advisory


a. Kepala Lembaga mempunyai tugas:
1. Menyusun rencana dan program kerja Lembaga.
2. Mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program kerja Lembaga.
3. Merumuskan kebijakan umum Lembaga serta menyelenggarakan
administrasi berdasarkan kewenangan
4. Mendistribusikan tugas kepada bawahan.
5. Menilai prestasi kerja bawahan.
6. Melaksanakan sistem pengendalian internal
7. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Gubernur.
b. Wakil Kepala Lembaga mempunyai tugas:
1. Membantu/mewakili Kepala Lembaga dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya
2. Mengkoordinasikan rencana kegiatan dalam menyusun program kerja.
3. Mengkoordinasikan Bidang Manajemen, Bidang Hukum, Bidang
Akreditasi Pelayanan Wisatawan Usia Lanjut/ Pensiunan, Bidang
Akreditasi Kawasan dan Fasilitas dan Bidang Promosi dan Pemasaran.
4. Melaksanakan dan mengawasi kegiatan pengelolaan urusan
manajemen, proses dan prosedur pelayanan, monitoring dan evaluasi.
5. Menghimpun dan menyusun laporan seluruh bidang sebagai bahan
laporan Lembaga.
6. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Lembaga

c. Kepala Bidang Manajemen mempunyai tugas:


1. Menyusun rencana dan program kerja.
2. Memberikan petunjuk kepada bawahan.
3. Menyusun rencana kebutuhan rumah tangga.

9
4. Menyelenggarakan urusan surat-menyurat, mendistribusikan,
melaksanakan pengiriman, penggandaan dan arsip.
5. Melaksanakan pengelolaan tata usaha keuangan.
6. Menganalisa kebutuhan dan meningkatkan kualitas SDM.
7. Melaksanakan pengurusan gaji dan tunjangan lainnya.
8. Menyiapkan bahan dan surat tanggapan laporan hasil pemeriksaan.
9. Melaksanakan sistem pengendalian intern.
10. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Lembaga.

d. Kepala Bidang Hukum mempunyai tugas:


1. Menyusun rencana dan program bidang.
2. Menyelenggarakan urusan regulasi birokrasi, surat perjanjian hukum
dan dokumentasi.
3. Melaksanakan sistem intern.
4. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Lembaga.

e. Kepala Bidang Akreditasi Pelayanan Wisatawan Usia Lanjut/Pensiunan


mempunyai tugas:
1. Menyusun rencana dan program kerja bidang.
2. Memberikan petunjuk kepada bawahan.
3. Menyusun kebutuhan monitoring dan akreditasi.
4. Melakukan akreditasi dan monitoring terhadap pelayanan wisatawan
Usia Lanjut/Pensiunan.
5. Melaksanakan sistem pengendalian intern.
6. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Lembaga.

f. Kepala Bidang Akreditasi Kawasan dan Fasilitas mempunyai tugas:


1. menyusun rencana dan program kerja bidang.
2. Melaksanakan akreditasi terhadap pembangunan kawasan dan fasilitas.
3. Melaksanakan kegiatan publikasi (sosialisasi) kepada masyarakat lokal
maupun yang berskala nasional maupun international.

10
4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap hasil kegiatan
bidang.
5. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Lembaga.

g. Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran mempunyai tugas:


1. Menyusun rencana dan program bidang.
2. Melaksanakan kegiatan promosi dan pemasaran bersama mitra kerja
terkait dengan wisata usia lanjut/pensiunan.
3. Melaksanakan promosi dan pemasaran wisata usia lanjut/pensiunan
baik dalam maupun luar negeri dengan bekerja sama dengan
outsourcing professional.
4. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Lembaga.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No 13 Tahun 1998 tentang
kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai
usia lebih dari 60 tahun.
Nursing Home adalah fasilitas pelayanan yang ditujukan kepada lansia
yang mengalami tingkat kemampuan fungsional partial care (membutuhkan
bantuan sebagian dari orang lain untuk memenuhii kebutuhan sehari-hari)
maupun total care (membutuhkan bantuan orang lain untuk semua kebutuhan
sehari-hari) atau bedridden (kondisi fisik yang hanya mampu berbaring di
tempat tidur).
Lembaga Otoritas Wisata Usia Lanjut/Pensiunan yang selanjutnya disebut
Bali Retirement Tourism Authorty (BRTA) yang melaksanakan regulasi,
akreditasi dan promosi wisata usia lanjut/pensiunan.

3.2 Saran
Disarankan agar dilakukan beberapa upaya agar usaha pelayanan geriatri
khususnya dan pelayanan kesejahteraan Iansia pada umumnya dapat dicapai,
yaitu penyiapan fasilitas dan sumber daya fisik maupun manusia, fasilitas
meliputi kelengkapan mulai di tingkat layanan berbasis masyarakat sampai ke
fasilitas rujukan di rumah sakit. Sumber daya manusia meliputi semua tenaga
kesehatan yang diharapkan memberi layanan geriatri, mulai perawat, tenaga
sosio-medik, tenaga rehabilitasi, dan lain-lain.

Pengertian tentang kesehatan lanjut usia bukan saja hanya perlu


dimengerti dan dipahami oleh jajaran tenaga kesehatan, akan tetapi juga oleh
jajaran tenaga kesejahteraan sosial, sehingga upaya yang perlu dilakukan bisa
dijalankan secara terpadu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Effendy Nasrul, 1998, dasar Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2.


Jakarta: EGC
Koenig Kathleen Blais dkk, 2006, Pratik Keperawatan Profesional, Edisi 4.
Jakarta: EGC.
Semaraputra, Putu Juniartha. 2014. Nursing Home dan BRTA.
http://iputujuniarthasemaraputra.blogspot.co.id/2014/01/nursing-home-
dan-brta.html diakses pada tanggal 27 Oktober 2017 pukul 20.10 WITA

Setyowati Sri dkk, 2008, Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Aplikasi
Kasus Edisi Revisi. Jogyakarta: Mitra Cendikiaa
Stanley, Mickey. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC
Zang, S.M & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. 2004. Manual Perawatan
di rumah (Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai