Anda di halaman 1dari 47

TUGAS 3

RPP, BAHAN AJAR,


DAN MEDIA PEMBELAJARAN
PEER TEACHING

MATA PELAJARAN : DASAR TEKNIK ELEKTRONIKA

KOMPETENSI DASAR : 3.5 MEMAHAMI KOMPONEN PENGAMAN PADA


INSTALASI LISTRIK DAN ELEKTRONIKA

M. PRATAMA CHOLT FIZENUAR

TEKNIK ELEKTRONIKA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2017
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA
SMK NEGERI 39 JAKARTA PUSAT

KELAS :
X TAV
NO. RPP : SEMESTER :
01 I
4 X 45 TP. 2017/2018
MENIT

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2: Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja
Teknik Audio Video pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan
ilmu pengetahuan,teknologi, seni budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan
potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja,warga masyarakat,
nasional, regional, dan internasional.
KI.4 Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat,informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik Audio
Video. Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan
menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
disekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri. Menunjukkan
keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan
gerak alami, sampai dengan tindakan orisional dalam ranah konkret terkait dengan

1
pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik secara mandiri

3.5. Memahami Komponen Pengaman Pada Instalasi Listrik dan Elektronika

3.5.1. Mengidentifikasi jenis-jenis komponen pengaman pada instalasi listrik dan elektronika.
3.5.2. Menjelaskan prinsip kerja Miniature Circuit Breaker (MCB) pada instalasi listrik dan
elektronika.
3.5.3. Menjelaskan prinsip kerja Fuse pada instalasi listrik dan elektronika.
3.5.4. Menjelaskan prinsip kerja Thermostat pada instalasi listrik dan elektronika.

1. Jika diberikan materi tentang komponen pengaman pada instalasi listrik dan elektronika, peserta didik
kelas X semester ganjil program Studi Teknik Audio Video SMK N 39 Jakarta Pusat akan dapat
mengidentifikasi jenis-jenis komponen pengaman pada instalasi listrik dan elektronika dengan benar
dan tepat.
2. Jika diberikan jenis-jenis komponen pengaman pada instalasi listrik dan elektronika, peserta didik kelas
X semester ganjil program Studi Teknik Audio Video SMK N 39 Jakarta Pusat akan dapat menjelaskan
prinsip kerja MCB sebagai komponen pengaman pada instalasi listrik dan elektronika dengan benar dan
tepat.
3. Jika diberikan jenis-jenis komponen pengaman pada instalasi listrik dan elektronika, peserta didik kelas
X semester ganjil program Studi Teknik Audio Video SMK N 39 Jakarta Pusat akan dapat menjelaskan
prinsip kerja Fuse sebagai komponen pengaman pada instalasi listrik dan elektronika dengan benar dan
tepat.
4. Jika diberikan jenis-jenis komponen pengaman pada instalasi listrik dan elektronika, peserta didik kelas
X semester ganjil program Studi Teknik Audio Video SMK N 39 Jakarta Pusat akan dapat menjelaskan
prinsip kerja Thermostat sebagai komponen pengaman pada instalasi listrik dan elektronika dengan
benar dan tepat.

2
30 menit

Pendekatan : Scientific Learning


Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi, tutorial dan terbimbing

1. Jenis-jenis komponen pengaman pada instalasi listrik dan elektronika


Seperti yang kita ketahui, listrik begitu penting dan sangatlah bermanfaat buat kehidupan
umat manusia. Dari sekedar untuk penerangan rumah, hingga menggerakkan mesin-mesin
raksasa di pabrik atau perusahaan besar. Namun di balik kegunaan atau manfaatnya yang
sangat penting, listrik juga bisa berdampak buruk, bahkan sangat fatal bila tidak tangani
dengan benar. Mulai dari bahaya tersengat, hingga kebakaran besar, bisa di picu oleh listrik
yang tidak ditangani dengan benar. Untuk itulah, demi menghindari hal-hal buruk yang
terjadi, di buatlah alat pengaman untuk mengantisipasi bahaya dari listrik ini. Beberapa
komponen pengaman yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah MCB,
Fuse.dan Thermostat

a. Miniature Circuit Breaker (MCB)


MCB memiliki fungsi memutus arus listrik secara otomatis, untuk melindungi rangkaian
listrik ketika arus yang melewati MCB melebihi nilai yang ditentukan. Akan tetapi pada saat
kondisi normal, MCB memiliki fungsi sebagai saklar yang dapat menghubungkan dan
memutuskan aliran arus listrik secara manual.
Pada dasarnya MCB memiliki fungsi yang sama seperti sekering
(FUSE), yakni memutus aliran arus listrik rangkaian saat terjadi
kelebihan arus akibat hubung singkat (short circuit), atau akibat
kelebihan beban (overload). Saat setelah arus listrik sudah normal,
MCB dapat dinyalakan kembali, sedangkan sekering (FUSE) tidak.

3
Pada umumnya saat kondisi mati, MCB memiliki fungsi seperti halnya saklar ON/OFF
biasa, yakni menyambung dan memutus aliran arus listrik secara manual. Namun pada saat
kondisi tertentu seperti kelebihan beban atau hubung singkat, MCB memiliki fungsi sebagai
pemutus aliran arus listrik secara otomatis.

Dari dua kondisi tersebut kita bisa mengamati perpindahan knop dari kondisi satu ke
kondisi yang lain. Prinsip kerja otomatis PCB dapat dibagi menjadi dua macam, yakni Magnetic
Tripping alias pemutusan hubungan arus listrik secara magnetik, dan Thermal Tripping atau
pemutusan hubungan arus listrik secara thermal.

b. Fuse/ Sekring

Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan sekering adalah komponen yang berfungsi
sebagai pengaman dalam rangkaian elektronika maupun perangkat listrik. Fuse (Sekering) pada
dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh
arus listrik yang berlebihan ataupun terjadinya hubungan arus pendek (short circuit) dalam sebuah
peralatan listrik / Elektronika. Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut, arus listrik yang
berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke dalam rangkaian elektronika sehingga tidak
merusak komponen-komponen yang terdapat dalam rangkaian elektronika yang bersangkutan.
Karena fungsinya yang dapat melindungi peralatan listrik dan peralatan elektronika dari
kerusakan akibat arus listrik yang berlebihan, Fuse atau sekering juga sering disebut sebagai
Pengaman Listrik.

Bentuk Fuse (Sekering) yang paling sering ditemukan adalah berbentuk tabung (silinder) dan
Pisau (Blade Type). Fuse yang berbentuk tabung atau silinder sering ditemukan di peralatan
listrik rumah tangga sedangkan Fuse yang berbentuk Pisau (blade) lebih sering digunakan di
bidang otomotif (kendaraan bermotor).

c. Thermostat

Termostat adalah suatu perangkat yang dapat memutuskan dan menyambungkan arus listrik
pada saat mendeteksi perubahan suhu di lingkungan sekitarnya sesuai dengan pengaturan suhu
yang ditentukan. Pada umumnya, Termostat yang digunakan saat ini dapat kita bedakan menjadi
dua jenis utama yaitu Termostat Mekanikal dan Termostat Elektronik. Termostat Mekanikal pada

4
dasarnya merupakan jenis Sensor suhu Kontak (Contact Temperature Sensor) yang menggunakan
prinsip Electro-Mechanical sedangkan Termostat Elektronik menggunakan komponen-komponen
elektronika untuk mendeteksi perubahan suhunya.

Termostat yang bahasa Inggrisnya ditulis menjadi Thermostat ini berasal dari istilah bahasa
Yunani kuno yaitu Thermo yang artinya adalah Panas dan Statos yang memiliki arti sebagai status
quo atau tetap sama. Jika Kedua kata tersebut disatukan maka akan menjadi arti sebagai menjaga
panas tetap sama. Jadi pada saat terlalu dingin, maka termostat akan menyalakan pemanasnya
sehingga suhu menjadi tetap hangat. Perangkat pendeteksi suhu ini banyak digunakan di
perangkat-perangkat listrik seperti Oven, Kulkas, Air Conditioner (AC), pengendalian suhu mesin
di mobil dan Seterika.

Pertemuan ke 1 (4 x 45 menit)

NO. KEGIATAN WAKTU


1. Pendahuluan:
1. Memeriksa kesiapan peserta didik dan berdoa
2. Melakukan kegiatan apersepsi 5 menit
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Inti :
1. Guru menjelaskan materi ajar tentang jenis-jenis komponen
pengaman, dan prinsip kerja MCB, fuse, dan thermostat sebagai
komponen pengaman pada instalasi listrik dan elektronika
kepada peserta didik.
2. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya
setelah materi ajar dijelaskan.
3. Peserta didik mengumpulkan informasi dari guru dan bahan ajar
tentang jenis-jenis komponen pengaman, dan prinsip kerja MCB,
fuse, dan thermostat sebagai komponen pengaman pada instalasi
listrik dan elektronika . 20 menit
4. Peserta didik mengasosiasikan dan mengembangkan informasi
tentang jenis-jenis komponen pengaman, dan prinsip kerja MCB,
fuse, dan thermostat sebagai komponen pengaman pada instalasi
listrik dan elektronika
5. Peserta didik mengkomunikasikan dan mendiskusikan tentang
jenis-jenis komponen pengaman, dan prinsip kerja MCB, fuse,
dan thermostat sebagai komponen pengaman pada instalasi listrik
dan elektronika
6. Guru membimbing siswa selama proses diskusi peserta didik
7. Guru menanggapi hasil diskusi dan memberikan penjelasan
singkat.

5
3. Penutup :
1. Guru memberikan kesimpulan dari hasil pembelajaran
2. Guru memberikan Test Akhir (Post Test) 5 menit
3. Guru memberikan tugas dalam bentuk pekerjaan rumah
4. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan
berikutnya di rumah

1. Silabus
2. Handout/Bahan ajar
3. Slide Powerpoint
4. LCD proyektor
5. Laptop
6. Lembar penilaian

1. Pengetahuan : a. Tes tertulis


b. Portofolio/tugas

Penilaian Pengetahuan
Penilaian Akhir KD 3.5
Teknik : Tes Tertulis dan Tugas
Bentuk : Uraian dan Portofolio
Instrumen Penilaian
Tabel 9. Kisi-Kisi dan Soal
Kompetensi
Indikator Jenis Soal Soal
Dasar
3.5 Memahami 3.5.1. Mengidentifikasi jenis-jenis Tes tulis dalam 1. Jelaskan mengapa
komponen komponen pengaman pada bentuk soal komponen pengaman
pengaman instalasi listrik dan essai diperlukan untuk
pada instalasi
elektronika. instalasi listrik dan
listrik dan
elektronika 3.5.2. Menjelaskan prinsip kerja elektronika !
Miniature Circuit Breaker 2. Tuliskan jenis-jenis
(MCB) pada instalasi listrik komponen pengaman
dan elektronika. pada instlasi listrik dan
3.5.3. Menjelaskan prinsip kerja elektronika !
Fuse pada instalasi listrik 3. Jelaskan prinsip kerja

6
dan elektronika. MCB dengan benar dan
3.5.4. Menjelaskan prinsip kerja tepat !
Thermostat pada instalasi 4. Jelaskan prinsip kerja
listrik dan elektronika. Fuse dengan benar dan
tepat !
5. Jelaskan prinsip kerja
Thermostat dengan
benar dan tepat!

Rubrik Indikator Penilaian Pengetahuan


1. Menjelaskan pentingnya komponen pengaman pada instalasi listrik dan elektronika:
a) Jika menjawab secara lengkap dan benar skor 4
b) Jika menjawab tidak lengkap tetapi benar skor 3
c) Jika menjawab tidak lengkap dengan tidak benar skor 2
d) Jika salah jawabannya skor 1

2. Menuliskan jenis-jenis komponen pengaman pada instalasi listrik dan elektronika:


a) Jika menjawab dengan 3 contoh skor 4
b) Jika menjawab dengan 2 contoh skor 3
c) Jika menjawab dengan 1 contoh skor 2
d) Jika tidak menjawab skor 1

3. Menjelaskan prinsip kerja MCB pada instalasi listrik dan elektronika:


a) Jika menjawab secara lengkap dan benar skor 4
b) Jika menjawab tidak lengkap tetapi benar skor 3
c) Jika menjawab tidak lengkap dengan tidak benar skor 2
d) Jika salah jawabannya skor 1

4. Menjelaskan prinsip kerja Fusepada instalasi listrik dan elektronika:


a) Jika menjawab secara lengkap dan benar skor 4
b) Jika menjawab tidak lengkap tetapi benar skor 3
c) Jika menjawab tidak lengkap dengan tidak benar skor 2
d) Jika salah jawabannya skor 1

5. Menjelaskan prinsip kerja Thermostat pada instalasi listrik dan elektronika:


a) Jika menjawab secara lengkap dan benar skor 4
b) Jika menjawab tidak lengkap tetapi benar skor 3
c) Jika menjawab tidak lengkap dengan tidak benar skor 2
d) Jika salah jawabannya skor 1

7
BAHAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Dasar Teknik Elektronika

Kompetensi Dasar : Memahami Komponen Pengaman Pada Instalasi Listrik dan


Elektronika.

I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Materi ini merupakan materi yang mempelajari tentang jenis-jenis, fungsi dan prinsip kerja
komponen pengaman pada instalasi listrik dan elektronika, seperti : Miniature Circuit
Breaker (MCB), Fuse, dan Thermostat.

B. Relevansi dan Manfaat


Peserta didik mampu memahami dan menggunakan berbagai jenis peralatan pengaman pada
instalasi listrik dan elektronika

C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat memahami jenis-jenis,
fungsi, dan prinsip kerja dari komponen pengaman pada instalasi listrik dan elektronika.
2. Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat menggunakan peralatan
pengaman pada instalasi listrik dan elektronika.

II. PENYAJIAN
A. Uraian
Seperti yang kita ketahui, listrik begitu penting dan sangatlah bermanfaat buat kehidupan
umat manusia. Dari sekedar untuk penerangan rumah, hingga menggerakkan mesin-mesin
raksasa di pabrik atau perusahaan besar. Namun di balik kegunaan atau manfaatnya yang
sangat penting, listrik juga bisa berdampak buruk, bahkan sangat fatal bila tidak tangani
dengan benar. Mulai dari bahaya tersengat, hingga kebakaran besar, bisa di picu oleh listrik
yang tidak ditangani dengan benar. Untuk itulah, demi menghindari hal-hal buruk yang
terjadi, di buatlah alat pengaman untuk mengantisipasi bahaya dari listrik ini. Beberapa
komponen pengaman yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah MCB,
Fuse.dan Thermostat

1. Miniature Circuit Breaker (MCB)


MCB memiliki fungsi memutus arus listrik secara otomatis, untuk melindungi
rangkaian listrik ketika arus yang melewati MCB melebihi nilai yang ditentukan. Akan
tetapi pada saat kondisi normal, MCB memiliki fungsi sebagai saklar yang dapat
menghubungkan dan memutuskan aliran arus listrik secara manual.
Pada dasarnya MCB memiliki fungsi yang sama seperti sekering (FUSE), yakni
memutus aliran arus listrik rangkaian saat terjadi kelebihan arus akibat hubung singkat
(short circuit), atau akibat kelebihan beban (overload). Saat setelah arus listrik sudah
normal, MCB dapat dinyalakan kembali, sedangkan sekering (FUSE) tidak.
Berdasarkan karakteristik dari pemutus sirkuit yang dimilikinya, MCB dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis yakni MCB tipe B, MCB tipe C, dan MCB tipe D.
a. MCB Tipe B
8
Jenis MCB yang pertama adalah MCB tipe B. MCB tipe B ini adalah jenis MCB yang
akan trip apabila arus beban lebih besar 3 hingga 5 kali dari besar arus nominal alias
arus maksimum yang tertulis pada MCB. Pada umumnya MCB jenis ini digunakan
untuk keperluan rumahan dan industri yang punya skala kecil.
b. MCB Tipe C
Selanjutnya ada MCB tipe C. MCB jenis ini akan trip apabila arus beban lebih besar 5
sampai 10 kali dari arus nominal alias arus maksimum yang tertulis pada MCB. Pada
umumnya MCB jenis ini digunakan untuk keperluan industri dengan skala yang
lebih tinggi seperti penerangan gedung dan lain sebagainya.
c. MCB Tipe D
Jenis MCB yang satu lagi adalah MCB tipe D. MCB jenis ini akan trip apabila arus
beban lebih besar dari 10 hingga 25 kali dari arus arus nominal alias arus maksimum
yang tertulis pada MCB. Jenis MCB ini biasa digunakan pada peralatan yang
menghasilkan lonjakan arus tinggi seperti mesin sinar X (X-Ray), mesin las, dan
mesin besar lainnya.

d. Bagian-bagian MCB

1) Actuator Lever atau toggle switch, digunakan sebagai swtich on-off dari MCB
2) Switch mekanis yang membuat kontak arus listrik bekerja.
3) Kontak arus listrik sebagai penyambung dan pemutus arus listrik.
4) Terminal tempat koneksi kabel listrik dengan MCB
5) Bimetal, yang berfungsi sebagai thermal trip.
6) Baut untuk kalibrasi yang memungkinkan pabrikan untuk mengatur secara presisi
arus trip dari MCB setelah pabrikasi.
7) Solenoid Coil atau lilitan yang berfungsi sebagai magnetic trip dan bekerja bila
terjadi hubung singkat arus listrik.
8) Pemadam busur api, jika terjadi percikan api saat terjadi pemutusan atau
pengaliran kembali arus listrik.

Pada umumnya, Batas Arus dan karakteristik kurva sebuah MCB telah tercetak di
permukaan MCB itu sendiri. Cara membacanya pun mudah. Berikut ini beberapa tulisan
atau kode penting yang tercetak di MCB itu sendiri dan perlu kita ketahui.

9
1) Model Number (Nomor Model)
Untuk mempermudah komunikasi antara produsen dan konsumen, setiap
MCB dilengkapi dengan nomor modelnya. Setiap produsen memiliki penomoran
masing-masing. Jika ada keluhan, kita dapat menyebutkan nomor modelnya
sehingga produsen ataupun penjual dapat dengan mudah mengetahui jenis dan
nilai MCB yang bersangkutan.

2) Batas Arus dan nilai kurva MCB


Seperti gambar contoh diatas, terdapat tulisan C16. C menandakan
karakteristik kurvanya yang terdiri dari 3 tipe umum yaitu B, C dan D. Tipe B
akan trip apabila terjadi kelebihan arus sebesar 3 hingga 5 kali lipat. Tipe C akan
trip apabila arus yang melewatinya lebih besar 5 hingga 10 kali. Sedangkan tipe D
adalah 10 hingga 25 kali.
Pemilihan karakteristik kurva ini harus hati-hati, peralatan yang berbeda
memerlukan jenis karakteristik yang berbeda pula. Contohnya seperti peralatan-
peralatan listrik yang memiliki beban resistif (Heater dan Lampu Penerangan)
harus menggunakan MCB tipe B, Peralatan listrik yang memiliki beban induktif
seperti Pompa dan Motor harus menggunakan MCB tipe C sedangkan peralatan
listrik yang memiliki beban induktif dan kapasitif yang sangat tinggi harus
menggunakan MCB tipe D.
Bagian Angka di belakang karakteristik kurva adalah batas Arus listrik
dalam satuan Ampere. Contoh diatas menunjukan angka 16 yang artinya adalah
16 Ampere.

3) Tegangan Operasional
Nilai Tegangan Operasional adalah dalam satuan Volt. Tulisan ini
menyatakan nilai Tegangan yang dapat digunakan. Listrik 3 fase biasanya
menggunakan MCB 400V atau 415V sedangkan fase tunggal adalah 230V atau
240V. Pilihlah nilai tegangan operasional sesuai dengan aplikasinya. Ada MCB

10
yang dapat diaplikasikan untuk listrik fase tunggal dan listrik 3 fase. Ada juga
yang hanya salah satunya.

4) Kapasitas Breaking MCB


Yang dimaksud dengan Kapasitas Breaking MCB (MCB Breaking Capacity)
adalah kemampuan kerja atau daya tahan MCB. Jika MCB-nya tertulis 6000, ini
berarti MCB yang bersangkutan masih baik hingga maksimal 6000A dan akan
rusak jika arus yang mengalirinya melebih 6000A.

5) Kelas Energi
Kelas Energi atau Energy Class adalah spesifikasi MCB yang menyatakan
karakteristik energi maksimum dari arus listrik yang dapat melalui MCB. Kelas
Energi pada MCB diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu kelas 1, kelas 2 dan
kelas 3. Kelas 3 adalah yang terbaik karena memungkinkan energi yang
melaluinya sebesar 1,5L joule/detik.

6) Indikator Status
Indikator Status terdiri dua yaitu ON dan OFF. Jangan beli MCB yang tidak
memiliki indikator status yang jelas karena akan menyebabkan kebingungan
sehingga mengakibatkan kerusakan yang serius atau berpotensi membahayakan.

7) Simbol Operasi MCB


Simbol Operasi MCB ini menunjukan jumlah Pole MCB, jika terdapat dua
simbol berarti MCB yang bersangkutan adalah MCB dua pole.

e. Prinsip kerja MCB


Pada umumnya saat kondisi mati, MCB memiliki fungsi seperti halnya saklar
ON/OFF biasa, yakni menyambung dan memutus aliran arus listrik secara manual.
Namun pada saat kondisi tertentu seperti kelebihan beban atau hubung singkat, MCB
memiliki fungsi sebagai pemutus aliran arus listrik secara otomatis.
Dari dua kondisi tersebut kita bisa mengamati perpindahan knop dari kondisi satu ke
kondisi yang lain. Prinsip kerja otomatis PCB dapat dibagi menjadi dua macam,
yakni Magnetic Tripping alias pemutusan hubungan arus listrik secara magnetik, dan
Thermal Tripping atau pemutusan hubungan arus listrik secara thermal.

11
1) Thermal Tripping

Thermal Tripping alias pemutusan hubungan arus listrik secara thermal atau suhu ini
cara kerjanya sama seperti halnya pada setrika. Saat kondisi kelebihan beban atau
overload, arus listrik yang mengalir melalui bimetal menyebabkan suhu menjadi
tinggi. Suhu yang terlalu tinggi tersebut membuat bimetal jadi melengkung sehingga
dapat memutus kontak MCB.
2) Magnetic Tripping

Prinsip kerja MCB pada Magnetic Tripping ini cukup sederhana. Saat terjadi
hubungan singkat atau overload, medan magnet yang terdapat pada solenoid MCB
akan menarik latch (palang), sehingga dapat memutuskan kontak MCB. Kebanyakan
MCB yang beredar di pasaran saat ini menggunakan dua jenis pemutusan ini yakni
thermal dan magnetic tripping.

2. Fuse

Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sekering adalah komponen yang
berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian Elektronika maupun perangkat listrik.
Fuse (Sekering) pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang akan meleleh

12
dan terputus jika dialiri oleh Arus Listrik yang berlebihan ataupun terjadinya hubungan
arus pendek (short circuit) dalam sebuah peralatan listrik / Elektronika. Dengan putusnya
Fuse (sekering) tersebut, Arus listrik yang berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke
dalam Rangkaian Elektronika sehingga tidak merusak komponen-komponen yang
terdapat dalam rangkaian Elektronika yang bersangkutan. Karena fungsinya yang dapat
melindungi peralatan listrik dan peralatan Elektronika dari kerusakan akibat arus listrik
yang berlebihan, Fuse atau sekering juga sering disebut sebagai Pengaman Listrik.

Bentuk Fuse (Sekering) yang paling sering ditemukan adalah berbentuk tabung
(silinder) dan Pisau (Blade Type). Fuse yang berbentuk tabung atau silinder sering
ditemukan di peralatan listrik Rumah Tangga sedangkan Fuse yang berbentuk Pisau
(blade) lebih sering digunakan di bidang Otomotif (kendaraan bermotor).
Nilai Fuse biasanya tertera pada badan Fuse itu sendiri ataupun diukir pada Terminal
Fuse, nilai Fuse diantaranya terdiri dari Arus Listrik (dalam satuan Ampere (A) ataupun
miliAmpere (mA).
Dalam Rangkaian Eletronika maupun Listrik, Fuse atau Sekering ini sering
dilambangkan dengan huruf F.
Satuan fuse adalah mA (mili Ampere) dan A (Ampere). Fuse dengan nilai limit 500
mA akan putus ketika dialiri arus lebih dari 500 mA, demikian juga jika fuse 15 A akan
putus jika dialiri arus lebih dari 15 A. Jika sebuah fuse tidak putus ketika dialiri arus
lebih dari nilai yang tercantum (I Output> I Fuse limit), fusee tersebut harus segera
diganti karena kemungkinan rusak dan dapat membahayakan.

Perhatikan gambar diatas, R beban akan bekerja (On) ketika saklar (S1) ditutup
karena arus listrik akan mengalir dari sumber tegangan (V) menuju fuse dan R beban.
Jika saklar (S1) dibuka maka R beban akan mati karena tidak ada arus yang mengalir.
Apabila suatu saat terjadi hubung singkat pada output atau R beban berlebih (lebih dari

13
nilai arus limit fuse), maka fuse akan putus, akibatnya R beban tidak akan bekerja (Off)
dan sumber tegangan tidak akan rusak.pada rangkaian listrik R beban tersebut dapat
berupa lampu, televisi, radio, mesin cuci, setrika, dan perangkat lain yang menggunakan
sumber tegangan AC. Sedangkan pada elektronika, R beban dapat berupa lampu neon
kecil, LED, buxxer, speaker, motor DC, atau sebuah sistem elektronik lain yang
merupakan output atau sumber tegangan DC.
3. Thermostat
Termostat adalah suatu perangkat yang dapat memutuskan dan menyambungkan arus
listrik pada saat mendeteksi perubahan suhu di lingkungan sekitarnya sesuai dengan
pengaturan suhu yang ditentukan. Pada umumnya, Termostat yang digunakan saat ini
dapat kita bedakan menjadi dua jenis utama yaitu Termostat Mekanikal dan Termostat
Elektronik. Termostat Mekanikal pada dasarnya merupakan jenis Sensor suhu Kontak
(Contact Temperature Sensor) yang menggunakan prinsip Electro-Mechanical sedangkan
Termostat Elektronik menggunakan komponen-komponen elektronika untuk mendeteksi
perubahan suhunya.
Termostat yang bahasa Inggrisnya ditulis menjadi Thermostat ini berasal dari istilah
bahasa Yunani kuno yaitu Thermo yang artinya adalah Panas dan Statos yang memiliki
arti sebagai status quo atau tetap sama. Jika Kedua kata tersebut disatukan maka akan
menjadi arti sebagai menjaga panas tetap sama. Jadi pada saat terlalu dingin, maka
termostat akan menyalakan pemanasnya sehingga suhu menjadi tetap hangat. Perangkat
pendeteksi suhu ini banyak digunakan di perangkat-perangkat listrik seperti Oven,
Kulkas, Air Conditioner (AC), pengendalian suhu mesin di mobil dan Seterika.
Sebuah Termostat mekanikal terdiri dari dua jenis logam yang berbeda dan ditempel
bersama sehingga menjadi bentuk yang disebut dengan Bi-Metallic strip (atau Bi-Metal
Strip). Dua Strip tersebut akan berfungsi menjadi jembatan untuk menghantarkan atau
memutuskan arus listrik ke rangkaian sistem pemanas atau pendinginnya.

Pada saat Normal, Strip yang berfungsi sebagai jembatan tersebut akan selalu dalam
kondisi terhubung dan mengaliri arus listrik, rangkaian yang terhubungnya akan dalam
kondisi ON juga. Ketika Strip tersebut menjadi panas, salah satu logam diantaranya akan
mengembang dan merubah bentuk menjadi sedikit melekuk dan akan semakin melekuk

14
seiring dengan semakin panasnya strip tersebut yang pada akhirnya akan memisahkan
hubungan strip dengan rangkaiannya sehingga aliran listrik ke rangkaian sistem pemanas
atau pendingin juga menjadi terputus atau menjadi kondisi OFF. Termostat kemudian
berubah menjadi kondisi OFF (Switch OFF) atau terjadi pemutusan arus listrik ke sistem
pemanas atau pendingin yang terhubung ke Termostat tersebut..
Pada saat kondisi OFF, tidak ada arus listrik yang mengalir melewat strip Bimetal
tersebut. Secara bertahap Strip Bimetal tersebut akan kembali menjadi dingin. Logam
yang melekuk tadi akan mulai berubah bentuk menjadi bentuk semula sehingga
terhubung kembali dan arus listrik mulai mengalir melewati strip bimetal lagi. Kondisi
Termostat menjadi ON kembali dan rangkaian sistem pemanas ataupun pendingin
menjadi ON lagi.

B. Tes Formatif
a. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban dari soal dibawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada
jawaban yang dianggap paling benar.

1. Komponen pengaman pada instalasi listrik dan elektronika yang akan aktif bekerja
berdasarkan indikator suhu adalah....
a. Dioeda Zener
b. Termometer
c. Termostat
d. Silicon Controlled Rectifier

2. Nama gambar komponen disamping adalah...

a. Thermostat
b. Dioda Zener
c. Miniature Circuit Breaker (MCB)
d. Fuse

3. Yang merupakan fungsi dari komponen pengaman yaitu, kecuali...


a. Mencegah kerusakan peralatan listrik/elektronika
b. Melindungi manusia dari efek kejut listrk.
c. Melindungi sektor keuangan PLN
d. Mencegah terjadinya hubung singkat dengan body peralatan listrik/elektronika

4. Salah satu jenis sistem pengaman pada instalasi listrik dan elektronika adalah....
a. Sistem pengaman uap
b. Sistem pengaman grounding
c. Sistem pengaman lebur
d. Sistem pengaman fasa

15
5. Apakah yang dimaksud dengan prinsip kerja MCB secara Magnetic Tripping...
a. Pemutusan hubungan arus listrik berdasarkan magnetik
b. Pemutusan hubungan arus listrik berdasarkan suhu
c. Pemutusan hubugan arus lsitrik berdasarkan konduktif
d. Pemutusan hubungan arus listrik berdasarkan resistif

6. Apakah yang dimaksud dengan prinsip kerja MCB secara Thermal Tripping.....
a. Pemutusan hubungan arus listrik berdasarkan magnet
b. Pemutusan hubungan arus listrik berdasarkan suhu
c. Pemutusan hubugan arus lsitrik berdasarkan konduktif
d. Pemutusan hubugan arus lsitrik berdasarkan resistif

7. Lempengan bimetal termostat yang dibuat oleh Andrew Ure terdiri dari...
a. Logam dan Zink
b. Baja dan Logam
c. Baja dan zink
d. Zink dan zink

8. Dibawah ini, keadaan yang tepat lempengan bimetal termostat pada seterika listrik
adalah...
a. Jika suhu tinggi maka lempengan bimetal akan lurus dan terjadi hubungan arus
listrik lagi
b. Jika suhu rendah maka lempengan bimetal akan lurus dan terjadi hubungan arus
listrik lagi
c. Jika suhu normal maka lempengan bimetal akan lurus dan terjadi hubungan arus
listrik lagi
d. Jika suhu normal maka lempengan bimetal akan melengkung dan terjadi
hubungan arus listrik lagi

b. Soal Essai
Jawablah soal dibawah ini dengan benar dan tepat.

6. Jelaskan mengapa komponen pengaman diperlukan untuk instalasi listrik dan


elektronika !
7. Tuliskan jenis-jenis komponen pengaman pada instlasi listrik dan elektronika!
8. Jelaskan prinsip kerja MCB dengan benar dan tepat !
9. Jelaskan prinsip kerja Fuse dengan benar dan tepat !
10. Jelaskan prinsip kerja Thermostat dengan benar dan tepat!

16
DAFTAR PUSTAKA

Modul : 2003. Dasar Elektronika, Departemen Pendidikan Nasional

Ahmad Falli Okillas. 2006. Elektronika Dasar. Palembang: Universitas Sriwijaya

http://teknikelektronika.com

http://panduanteknisi.com

elektronikaspot.com

17
SILABUS

Nama Sekolah : SMK Negeri 39 Jakarta Pusat

Kelas/Semester : X/ 1

Kompetensi Keahlian : Teknik Audio Video

Mata Pelajaran : Dasar Teknik Elektronika

Durasi Pembelajaran : 8 JP

Deskripsi KI 3 dan KI 4 : KI 3 : Mamahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual;, konseptual, operasional lanjut,dan

metakognitif secara multidisiplin sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Audio Video pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan

kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri

sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

KI 4: Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat,informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan

masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik Audio Video. Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur

sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,

produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya disekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri. Menunjukkan keterampilan mempersepsi,

kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami, sampai dengan tindakan orisional dalam ranah konkret

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri.

18
Kompetensi Dasar Kegiatan Alokasi
Indikator Materi Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Pembelajaran Waktu
3.5. Memahami 3.5.1 Jika diberikan materi tentang 1. Konsep dasar dan (Mengamati) 1. Tugas 4x45 menit 1. Slide/Power
komponen komponen pengaman pada instalasi jenis-jeni Konsep dasar komponen 2. Tes Tertulis (4 JP) Point
pengaman listrik dan elektronika, peserta didik komponen pengaman pada instalasi 2. Buku
pada instalasi kelas X semester ganjil program pengaman pada listrik dan elektronika Elektronka
listrik dan Studi Teknik Audio Video SMK N 39 instalasi listrik dan (Menanya) Dasar
elektronika Jakarta Pusat akan dapat elektronika. Konsep dasar komponen 3. Modul
mengidentifikasi jenis-jenis pengaman pada instalasi Mengenal
komponen pengaman pada instalasi listrik dan elektronika Komponen
listrik dan elektronika dengan benar (Mengumpulkan Informasi) Elektronika
dan tepat. Konsep dasar komponen 4. Internet
pengaman pada instalasi
listrik dan elektronika
(Mengasosiasikan)
Konsep dasar komponen
pengaman pada instalasi
listrik dan elektronika
(Mengomunikasikan)
Konsep dasar komponen
pengaman pada instalasi
listrik dan elektronika

3.5.2 Jika diberikan jenis-jenis komponen 2. Prinsip kerja MCB (Mengamati)


pengaman pada instalasi listrik dan sebagai Prinsip kerja MCB sebagai
elektronika, peserta didik kelas X komponen komponen pengaman
semester ganjil program Studi pengaman pada pada instalasi listrik dan
Teknik Audio Video SMK N 39 instalasi listrik dan elektronika
Jakarta Pusat akan dapat elektronika (Menanya)
menjelaskan prinsip kerja MCB Prinsip kerja MCB sebagai
sebagai komponen pengaman pada komponen pengaman
instalasi listrik dan elektronika pada instalasi listrik dan
dengan benar dan tepat. elektronika
(Mengumpulkan Informasi)
Prinsip kerja MCB sebagai
komponen pengaman

19
pada instalasi listrik dan
elektronika
(Mengasosiasikan)
Prinsip kerja MCB sebagai
komponen pengaman
pada instalasi listrik dan
elektronika
(Mengomunikasikan)
Prinsip kerja MCB sebagai
komponen pengaman
pada instalasi listrik dan
elektronika

3. Prinsip kerja Fuse (Mengamati)


3.5.3 Jika diberikan jenis-jenis komponen sebagai Prinsip kerja Fuse sebagai
pengaman pada instalasi listrik dan komponen komponen pengaman
elektronika, peserta didik kelas X pengaman pada pada instalasi listrik dan
semester ganjil program Studi instalasi listrik dan elektronika
Teknik Audio Video SMK N 39 elektronika (Menanya)
Jakarta Pusat akan dapat Prinsip kerja Fuse sebagai
menjelaskan prinsip kerja Fuse komponen pengaman
sebagai komponen pengaman pada pada instalasi listrik dan
instalasi listrik dan elektronika elektronika
dengan benar dan tepat. (Mengumpulkan Informasi)
Prinsip kerja Fuse sebagai
komponen pengaman
pada instalasi listrik dan
elektronika
(Mengasosiasikan)
Prinsip kerja Fuse sebagai
komponen pengaman
pada instalasi listrik dan
elektronika
(Mengomunikasikan)
Prinsip kerja Fuse sebagai
komponen pengaman
pada instalasi listrik dan

20
elektronika

4. Prinsip kerja (Mengamati)


Thermostat Prinsip kerja Thermostat
3.5.4 Jika diberikan jenis-jenis komponen sebagai sebagai komponen
pengaman pada instalasi listrik dan komponen pengaman pada instalasi
elektronika, peserta didik kelas X pengaman pada listrik dan elektronika
semester ganjil program Studi instalasi listrik dan (Menanya)
Teknik Audio Video SMK N 39 elektronika Prinsip kerja Thermostat
Jakarta Pusat akan dapat sebagai komponen
menjelaskan prinsip kerja pengaman pada instalasi
Thermostat sebagai komponen listrik dan elektronika
pengaman pada instalasi listrik dan (Mengumpulkan Informasi)
elektronika dengan benar dan tepat. Prinsip kerja Thermostat
sebagai komponen
pengaman pada instalasi
listrik dan elektronika
(Mengasosiasikan)
Prinsip kerja Thermostat
sebagai komponen
pengaman pada instalasi
listrik dan elektronika
(Mengomunikasikan)
Prinsip kerja Thermostat
sebagai komponen
pengaman pada instalasi
listrik dan elektronika

21
22 1
Tujuan Pembelajaran
Mengidentifikasi jenis-jenis komponen pengaman
pada instalasi listrik dan elektronika.
Menjelaskan prinsip kerja Miniature Circuit Breaker
(MCB) pada instalasi listrik dan elektronika.
Menjelaskan prinsip kerja Fuse pada instalasi listrik
dan elektronika.
Menjelaskan prinsip kerja Thermostat pada
instalasi listrik dan elektronika.

23
3
24
Komponen Pengaman
Resiko kecelakaan yang disebabkan oleh
Latar Belakang penggunaan energi listrik

Komponen Peralatan yang dibuat untuk memutuskan


Pengaman aliran arus listrik jika terjadi arus hubung singkat

Melindungi manusia dan peralatan listrik


Tujuan & elektronika dari bahaya arus listrik

25
Komponen
Pengaman

26
MINIATURE CIRCUIT BREAKER (MCB)

MCB memiliki fungsi memutus arus listrik


secara otomatis, untuk melindungi
rangkaian listrik ketika arus yang melewati
MCB melebihi nilai yang ditentukan.

27
Bagian-bagian MCB

1. Toggle switch
2. Switch mekanis
3. Kontak arus listrik
4. Terminal tempat koneksi kabel
listrik dengan MCB
5. Bimetal
6. Baut untuk kalibrasi
7. Solenoid Coil atau lilitan
8. Pemadam busur api

28
Prinsip Kerja MCB

29
Prinsip Kerja MCB

30
MCB PADA kWh METER

10

31
FUSE / SEKERING
Fuse (Sekering) pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus
pendek yang akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh arus listrik
yang berlebihan ataupun terjadinya hubungan arus pendek (short
circuit) dalam sebuah peralatan listrik / Elektronika

11

32
Prinsip Kerja Fuse
Apabila suatu saat terjadi
hubung singkat pada
output atau R beban
berlebih (lebih dari nilai
arus limit fuse), maka fuse
akan putus, akibatnya R
beban tidak akan bekerja
(Off)

12

33
FUSE PADA POWER SUPPLY CPU KOMPUTER

13

34
THERMOSTAT

Perangkat yang dapat


memutuskan dan menyambungkan
arus listrik pada saat mendeteksi
perubahan suhu di lingkungan
sekitarnya sesuai dengan
pengaturan suhu yang ditentukan

14

35
Prinsip Kerja Thermostat
Ketika Strip bimetal menjadi panas, salah
satu logam diantaranya akan mengembang
dan merubah bentuk menjadi sedikit
melekuk dan akan semakin melekuk seiring
dengan semakin panasnya strip tersebut
yang pada akhirnya akan memisahkan
hubungan strip dengan rangkaiannya
sehingga aliran listrik ke rangkaian sistem
pemanas menjadi terputus atau menjadi
kondisi OFF.

15

36
Thermostat Pada Dispenser

16

37
Kesimpulan
Komponen pengaman pada instalasi listrik dan elektronika terdiri dari beberapa
jenis, seperti : MCB, Fuse dan Thermostat

Prinsip kerja MCB ada 2 jenis/kategori, yaitu : Magnetic Tripping dan Thermal
Tripping

Prinsip kerja Fuse apabila terjadi hubung singkat, maka kawat halus pada fuse
akan putus dan fuse tidak dapat digunakan kembali

Prinsip kerja pada thermostat adalah berdasarkan pada suhu, jika suhu pada
objek yang dideteksi oleh termostat meningkat, maka termostat akan
memutuskan aliran arus listrik pada rangkaian tersebut

17

38
Tugas
1. Jelaskan mengapa komponen pengaman diperlukan
untuk instalasi listrik dan elektronika !
2. Tuliskan jenis-jenis komponen pengaman pada instlasi
listrik dan elektronika !
3. Jelaskan prinsip kerja MCB dengan benar dan tepat !
4. Jelaskan prinsip kerja Fuse dengan benar dan tepat !
5. Jelaskan prinsip kerja Thermostat dengan benar dan
tepat!

18

39
Selamat berprestasi dan berkarya
Semoga Sukses

19

40
KISI-KISI TES HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN DASAR TEKNIK ELEKTRONIKA

Tes Obyektif Jumlah


Tes
Tes
Kompetensi Dasar Sampel Indikator Kinerja Total
Essai C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-6 Jumlah Essai Obyekti Kinerja
(%/)
(%/) (%/) (%/) (%/) (%/) (%/) (%/) (%/) f (%/) (%/)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Mengidentifikasi jenis-jenis komponen
30%/ 30%/
pengaman pada instalasi listrik dan 30%/2 - - - - - - - - - -
2 2
elektronika
3.5 Memahami Menjelaskan prinsip kerja Miniature Circuit
komponen Breaker (MCB) sebagai komponen
30%/1 - - - - - - - - 30%/1 - - 30%/1
pengaman pengaman pada instalasi listrik dan
pada instalasi elektronika
listrik dan Menjelaskan prinsip kerja Fuse sebagai
elektronika komponen pengaman pada instalasi listrik 20%/1 - - - - - - - - 20%/1 - - 20%/1
dan elektronika
Menjelaskan prinsip kerja Thermostat
sebagai komponen pengaman pada instalasi 20%/1 - - - - - - - - 20%/1 - - 20%/1
listrik dan elektronika
Total - - - - - - - - - 100% - - 100%

41
A. Soal Essai
Jawablah soal dibawah ini dengan benar dan tepat.

11. Jelaskan mengapa komponen pengaman diperlukan untuk instalasi listrik dan
elektronika !
12. Tuliskan jenis-jenis komponen pengaman pada instlasi listrik dan elektronika!
13. Jelaskan prinsip kerja MCB dengan benar dan tepat !
14. Jelaskan prinsip kerja Fuse dengan benar dan tepat !
15. Jelaskan prinsip kerja Thermostat dengan benar dan tepat!

42
B. Cara Menghitung Skor Hasil Tes Kognitif (Essay)
Jumlah soal essay =5
Jumlah skor per soal = 20
Jumlah total skor total per soal = 100

No Butir Soal Kunci Jawaban Skor


Selain mempunyai manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia, listrik
Jelaskan mengapa komponen pengaman diperlukan juga bisa berdampak buruk, bahkan sangat fatal bila tidak tangani dengan
benar. Mulai dari bahaya tersengat, hingga kebakaran besar, bisa di picu oleh
1 untuk instalasi listrik dan elektronika ! 20
listrik yang tidak ditangani dengan benar. Untuk itulah, demi menghindari hal-
hal buruk yang terjadi, di buatlah alat pengaman untuk mengantisipasi bahaya
dari listrik ini.
a. Miniature Circuit Breaker (MCB)
Tuliskan jenis-jenis komponen pengaman pada instlasi
2 b. Fuse 10
listrik dan elektronika!
c. Thermostat
1. Thermal Tripping alias pemutusan hubungan arus listrik secara thermal
atau suhu ini cara kerjanya sama seperti halnya pada setrika. Saat kondisi
kelebihan beban atau overload, arus listrik yang mengalir melalui bimetal
Jelaskan prinsip kerja MCB sebagai komponen pengaman menyebabkan suhu menjadi tinggi. Suhu yang terlalu tinggi tersebut
membuat bimetal jadi melengkung sehingga dapat memutus kontak MCB.
pada instalasi listrik dan elektronika ! 2. Prinsip kerja MCB pada Magnetic Tripping ini cukup sederhana. Saat terjadi
3 30
hubungan singkat atau overload, medan magnet yang terdapat pada
solenoid MCB akan menarik latch (palang), sehingga dapat memutuskan
kontak MCB. Kebanyakan MCB yang beredar di pasaran saat ini
menggunakan dua jenis pemutusan ini yakni thermal dan magnetic
tripping.

Fuse (Sekering) pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang
Jelaskan prinsip kerja Fuse sebagai komponen pengaman akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh Arus Listrik yang berlebihan ataupun
pada instalasi listrik dan elektronika ! terjadinya hubungan arus pendek (short circuit) dalam sebuah peralatan listrik /
4 Elektronika. Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut, Arus listrik yang 20
berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke dalam Rangkaian Elektronika sehingga
tidak merusak komponen-komponen yang terdapat dalam rangkaian Elektronika
yang bersangkutan.

43
Termostat adalah suatu piranti pengatur suhu yang bekerja secara otomatis
berdasarkan prinsip umpan balik. Istilah thermostat pertama kali digunakan
oleh Andrew Ure pada tahun 1830 untuk menyebut suatu elemen tanggap-
panas yang terbuat dari batangan baja dan zink yang dikeling. Pada sistem

Jelaskan prinsip kerja Thermostat sebagai komponen umpan balik yang menggunakan termostat, tinggi atau rendahnya suhu yang

5 diatur dibandingkan dengan suatu acuan. Apabila suhu yang diindera tidak tepat 20
pengaman pada instalasi listrik dan elektronika !
sama dengan suhu acuan, elemen pengindera pada termostat akan bekerja dan
kemudian mengirim isyarat (biasanya berupa isyarat listrik) untuk menurunkan
atau menaikkan suhu sesuai kebutuhan. Sistem umpan balik semacam ini
biasanya digunakan pada pengatur sushu ruangan, setrika listrik, pemanas
listrik, dan perangkat yang memerlukan pembatas panas lainnya.

Total 100

44
C. Cara Menafsirkan Skor Hasil Tes Kognitif (Essay)
Jumlah soal essay =5
Jumlah skor per soal =4
Jumlah total skor = 100
Persentase maksimum bobot skor essay = 100%
Jumlah bobot skor per-soal essay = No. 1 : 20
No. 2 : 10
No. 3 : 30
No. 4 : 20
No. 5 : 20
N
Jawaban Skor Skor Maksimal
No
Jika peserta didik mampu menjawab dengan lengkap dan benar 4
Jika peserta didik mampu menjawab lengkap dengan benar 3
1 4 X 5 = 20
Jika peserta didik menjawab tidak lengkap dengan tidak benar 2
Jika peserta didik tidak menjawab pertanyaan yang diberikan 1

Jika peserta didik mampu menjawab dengan 3 contoh 4


Jika peserta didik mampu menjawab dengan 2 contoh 3
2 4 X 2,5 = 10
Jika peserta didik mampu menjawab dengan 1 contoh 2
Jika peserta didik tidak menjawab pertanyaan yang diberikan 1

Jika peserta didik mampu menjawab dengan lengkap dan benar 4


Jika peserta didik mampu menjawab lengkap dengan benar 3
3 4 X 7,5 = 30
Jika peserta didik menjawab tidak lengkap dengan tidak benar 2
Jika peserta didik tidak menjawab pertanyaan yang diberikan 1

Jika peserta didik mampu menjawab dengan lengkap dan benar 4


Jika peserta didik mampu menjawab lengkap dengan benar 3
4 4 X 5 = 20
Jika peserta didik menjawab tidak lengkap dengan tidak benar 2
Jika peserta didik tidak menjawab pertanyaan yang diberikan 1

Jika peserta didik mampu menjawab dengan lengkap dan benar 4


Jika peserta didik mampu menjawab lengkap dengan benar 3
5 4 X 5 = 20
Jika peserta didik menjawab tidak lengkap dengan tidak benar 2
Jika peserta didik tidak menjawab pertanyaan yang diberikan 1
Total 100

45
D. Konversi Penyebaran Nilai
No Range Skor Kriteria Huruf
1 96,3-100 A
2 87,8-96,2 A-
3 79,5-87,7 B+
4 71,3-79,4 B
5 62,8-71,2 B-
6 54,5-62,7 C+
7 46,3-54,4 C
8 37,8-46,2 C-
9 29,5-37,7 D+
10 25-29,4 D
11 16,5-24 D-
12 0-16,4 E

E. Konversi perolehan skor


No Range Skor Kriteria
1 90-100 Baik Sekali
2 75-89 Baik
3 60-74 Cukup
4 0-59 Kurang

Rumus Konversi Nilai =

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai = X 100
Jumlah skor maksimal

46

Anda mungkin juga menyukai