Ambiyar FT-UNP
Lembar Kerja Siswa sebagai media pembelajaran dapat digunakan untuk menguji
kemampuan dan pemahaman siswa dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Karena di
dalam Lembar Kerja Siswa LKS kurang lebih 90 % dari isi keseluruhan buku adalah
soal-soal. Baik pilihan ganda maupun soal isian yang tidak tersedia jawabannya. 10 %
sisanya terdiri dari rangkuman pokok pembahasan secara singkat. Dengan menggunakan
LKS guru tidak lagi harus bersusah-susah untuk mengumpulkan soal-soal atau
pertanyaan. Dengan media itu guru hanya dituntut fokus memberikan pemahaman mata
ajar yang telah ditentukan secara maksimal. Untuk evaluasi maupun tes hasil belajar,
guru cukup menginformasikan dan mengarahkan terhadap soal-soal yang telah tersedia di
dalam LKS. Karena kurang lebihnya LKS berperan sebagai pemandu siswa dalam
melaksanakan tugas belajar baik secara idividu maupun kelompok (Nana Sujana,
1989:134)
LKS sebagai turunan dari konsep besar menjawab pertanyaan. Dengan
menggunakan LKS berarti memfasilitasi siswa dapat menjawab soal-soal tentang mata
pelajaran yang telah dipelajari. Dengan adanya LKS siswa dapat memahami materi
pelajaran secara keseluruhan dengan lebih mudah. (Azhar, 1997: 78). Karena menjawab
soal-soal dalam LKS sama halnya dengan mempelajari tentang suatu hal secara berulang-
ulang. Tentunya siswa akan memahami secara mendalam. Menjadikan LKS sebagai
instrumen kegiatan belajar mengajar merupakan strategi yang efektif untuk melatih
ingatan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Karena saat menggunakan LKS, siswa
difokuskan untuk menjawab soal-soal yang telah tersedia.
Menggunakan LKS telah terbukti dapat menunjang prestasi belajar siswa.
Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Herlika bahwa, prestasi belajar siswa
materi ekonomi di SDN Sumbermulyo 1 Jogoroto Jombang lebih baik dibandingkan
dengan siswa yang tidak menggunakan LKS (Herlika: 2006: 80-81) Sekalipun penelitian
Herlika spesifik pada materi ekonomi, tidak menutup kemungkinan juga tidak jauh
berbeda dampaknya pada materi pelajaran yang lain.
1
Sementara itu terkait kualitas dan mutu LKS, Hiba Siasiati (2005: 83-84) meneliti
LKS yang umum digunakan di sekolah-sekolah. LKS yang diterbitkan Erlangga dan
Emma. Dari hasil penelitian tersebut terbitan Erlangga lebih bermutu dibandingkan
terbitan Emma. Hal ini penting untuk dijadikan referensi oleh sekolah dalam rangka
memilih LKS. Menurut beberapa pakar pendidikan, menjawab pertanyaan merupakan
kunci belajar (Silberman, 2009: 254). Secara praktis, LKS biasanya digunakan setiap
akhir penyampaian suatu mata ajar. Baik dengan dijawab secara langsung di kelas
maupun dijadikan pekerjaan rumah.
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran.
Secara umum LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana
pendukung pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar kerja
siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-
pertanyaan) yang harus dijawab oleh peserta didik. LKS ini sangat baik digunakan
untuk menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam belajar baik dipergunakan
dalam penerapan metode terbimbing maupun untuk memberikan latihan
pengembangan. Dalam proses pembelajaran matematika, LKS bertujuan untuk
menemukan konsep atau prinsip dan aplikasi konsep atau prinsip.
LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan
disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria
media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik. Paling tidak
LKS sebagai media kartu. Sedangkan isi pesan LKS harus memperhatikan unsur-
unsur penulisan media grafis, hirarki materi dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan
sebagai stimulus yang efisien dan efektif. (Hidayah, 2007:8). Melalui LKS guru
menyuruh siswa untuk menjawab soal-soal yang telah tersedia setelah menaikkan
materi pokok tertentu. Baik secara personal maupun kelompok.
2
2. Ciri-Ciri LKS
Secara konseptual LKS merupakan media pembelajaran untuk melatih daya ingat
siswa terhadap pelajaran-pelajaran yang telah didapat di dalam kelas. LKS juga dapat
dikatakan sebagai aplikasi teori bank soal yang sebelumnya bank soal merupakan suatu
cara untuk melatih kecerdasan siswa. Guru mengumpulkan soal-soal sebanyak-
banyaknya dan diberikan terhadap siswa agar dijawab dengan benar.
Selain itu juga LKS dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar berkala
yang statusnya tidak formal. Guru dapat menggunakan LKS untuk mengetahui
pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan.
Adapun menurut (Soekamto), LKS berfungsi di antaranya sebagai berikut:
1. Menyusun materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Menyusun langkah-langkah belajar untuk memudahkan proses belajar siswa
3. Memberikan tugas belajar siswa secara terpadu.
Menurut Akhyar dan Mustain LKS dapat berfungsi sebagai: (1) Alat bantu
belajar siswa. (2) Sebagai dokumen berharga bagi guru untuk mengetahui tugas murid
yang bersangkutan.
Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut.
1. Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta
didik.
2. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan.
3
3. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara
lisan.
Manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran adalah
sebagai berikut.
1. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
2. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.
3. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan
proses.
4. Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
5. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari
melalui kegiatan belajar.
6. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. (Suyitno, 1997:40).
4.1. Keunggulan
Dari aspek penggunaan: merupakan media yang paling mudah. Dapat
dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat
khusus.
Dari aspek pengajaran: dibandingkan media pembelajaran jenis lain bisa
dikatakan lebih unggul. Karena merupakan media yang baik dalam
mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan
mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan
menggunakan argumentasi yang realistis.
Dari aspek kualitas penyampaian pesan pembelajaran: mampu
memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi, gambar dua dimensi, serta
diagram dengan proses yang sangat cepat.
Dari aspek ekonomi: secara ekonomis lebih murah dibandingkan dengan
media pembelajaran yang lainnya.
4
4.2. Kelemahan Media LKS
Tidak mampu mempresentasikan gerakan, pemaparan materi bersifat
linear, tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan;
Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami
kesulitan memahmi bagian-bagian tertentu;
Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan yang
memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang
membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam;
Tidak mengakomodasi siswa dengan kemampuan baca terbatas karena
media ini ditulis pada tingkat baca tertentu;
Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami materi
yang dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan
prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami;
Cenderung digunakan sebagai hafalan. Ada sebagaian guru yang menuntut
siswanya untuk menghafal data, fakta dan angka. Tuntutan ini akan
membatasi penggunaan hanya untuk alat menghafal;
Kadangkala memuat terlalu banyak terminologi dan istilah sehingga dapat
menyebabkan beban kognitif yang besar kepada siswa;
Presentasi satu arah karena bahan ajar ini tidak interaktif sehingga
cendrung digunakan dengan pasif, tanpa pemahaman yang memadai.
Ada dua macam lembar kerja siswa (LKS) yang dikembangkan dalam pembelajaran
di sekolah.
1. Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur.
Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk
materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk
menyampaiakn pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang dapat
dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar pada tiap
individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada
peserta didik.
2. Lembar Kerja Siswa Berstruktur.
Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS
ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau
mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk
mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun petunjuk dan
pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru
tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi
bimbingan pada setiap siswa. (Indrianto, 1998:14-17).
Rumaharto (dalam Hartati, 2002:22) menyebutkan bahwa LKS yang baik harus
memenuhi persyaratan konstruksi dan didaktik. Persyaratan konstruksi tersebut
6
meliputi syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat,
kosakata, tingkat kesukaran dan kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat guna
dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna LKS yaitu peserta didik sedangkan
syarat didaktif artinya bahwa LKS tersebut haruslah memenuhi asas-asas yang efektif
Lembar kerja dapat digunakan sebagai pengajaran sendiri, mendidik siswa untuk
mandiri, percaya diri, disiplin, bertanggung jawab dan dapat mengambil keputusan.
LKS dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman
konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap penanaman konsep (tahap
lanjutan dari penanaman konsep). Pemanfaatan lembar kerja pada tahap pemahaman
konsep berarti LKS dimanfaatkan untuk mempelajari suatu topik dengan maksud
memperdalam pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari pada tahap sebelumnya
yaitu penanaman konsep (TIM PPPG Matematika dalam Rahmawati, 2006:27).
Di bawah ini dicantumkan beberapa format dari LKS yang berkaitan dengan
materi Fisika (Besaran Fisika).
7
SMP No. 01/1.I/2008-2009
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
A. Standar Kompetensi
1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan
menggunakan peralatan
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
1. Siswa mampu mengklasifikasi besaran fisika dan bukan besaran fisika.
2. Siswa mampu mendefinisikan besaran pokok.
3. Siswa mampu mendefinisikan besaran turunan.
D. Langkah Pembelajaran
1. Perhatikan kumpulan kata-kata berikut ini!
8
2. Kelompokkan kata-kata di atas ke dalam tabel yang sesuai di bawah ini!
9
4. Pindahkan Besaran Pokok di atas ke dalam tabel di bawah ini, kemudian
lengkapilah satuan SI dan Alat ukurnya!
E. Diskusi!
10
F. Peta Konsep
11
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Indrianto, Lis. 1998. Pemanfaatan Lembar Kerja Siswa Dalam Pengajaran Matematika
Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika. Semarang: IKIP
Semarang.
Rooijakkers, Ad.. 1993. Mengajar dengan Sukses: Petunjuk untuk Merencakan
dan Menyampaikan Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
Siasiati, Hiba. 2005. Analasis Buku Teks Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas IV
SDN Sumbermulyo 1 Jogoroto Jombang. Malang: UIN Sunan Ampel Fakultas
Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Silberman, Melvin L.. 2009. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
Bandung: Nuansa.
Sujana, Nana. 1989. CBSA dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sumber
Baru.
12
FORMAT WORKSHOP LKS
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
D. Langkah Pembelajaran
13
Melakukan analisis kurikulum;
Merumuskan:
Indikator
Menulis LKS
14
FORMAT 1 WORKSHOP ASESMEN
Keterangan:
C1 = Pengetahuan (Knowledge).
C2 = Pemahaman (Comprehension)
C3 = Aplikasi (Application)
C4 = Analisis (Analysis)
C5 = Sintesis (Synthesis)
C6 = Evaluasi (Evaluasi)
15
Mekanisme atau Petunjuk Penggunaan Format 1 Workshop Asesmen
16
FORMAT 2 WORKSHOP ASESMEN (RUBRIK)
Skor
No Aspek Keterampilan
5 4 3 2 1
butir
17
18
Mekanisme atau Petunjuk Penggunaan Format 2 Workshop Asesmen
19